Anda di halaman 1dari 4

NAMA : ARTHA PARAMESWARA HARIYONO

NIM : 182010300262
KELAS : AKUNTANSI 6 / B1
MATA KULIAH : AKUNTANSI PERPAJAKAN (UTS)

SOAL TEORI
1. Jelaskan karakter masing-masing Akuntansi Komersial dan Akuntnasi Pajak yang dapat
membedakan diantara keduanya.
2. Jelasakan bagaimana hubungan antara Akuntansi Komersial dan Akuntansi Perpajakan
sehingga laporan keuangan tersebut siap digunakan dasar sebagai perhitungan Pajak
Penghasilan.
JAWABAN SOAL TEORI
1. Karakter Masing-Masing
Akuntansi Komersial Akuntansi Pajak
Disajikan berdasarkan standar-standar Disajikan untuk kepentingan perpajakan
akuntansi yang telah ditetapkan seperti berdasarkan ketentuan peraturan
PSAK. perundang-undangan perpajakan yang
berlaku beserta aturan pelaksanaannya.

2. Perusahaan setiap periode menyajikan semua penghasilan dan beban-beban kelaporan


keuangan sesuai dengan akuntansi komersial (standar akuntansi). Akan tetapi, tidak
semua penghasilan atau beban yang disajikan oleh perusahaan sesuai dengan peraturan
perpajakan. Maka dari itu, perusahaan harus menyesuaikan lagi laba ruginya, memilah
mana penghasilan dan beban-beban yang boleh diakui secara peraturan perpajakan.
Penyesuaian tersebut dilakukan dengan cara melakukan koreksi fiskal baik positif atau
negatif yang selanjutnya menghasilkan laba fiskal dan siap digunakan sebagai
perhitungan pajak penghasilan.
SOAL KASUS
Berikut adalah data-data terkait dengan pelaporan SPT Masa PPN untuk periode Maret 2019 :
1. Total Omset bulan Maret Rp 750.000.000,- terdiri dari 20% dari omset tersebut dilakukan
pada pemungutan pajak
2. Selama bulan Maret terjadi penerimaan BKP senilai Rp 150.000.000,- (DPP)
3. Sampai dengan tanggal 5 April saat bagian pajak membuat SPT Masa terkondisi :
 Faktur pajak yang diterima untuk masa yang sama (Maret) Rp 7.000.000,-
 Faktur pajak yang diterima untuk masa sebelumnya senilai Rp 9.000.000,- namun
diantara itu terdapat faktur pajak tertanggal 28 November 2019
 Diterima SSP penyetoran PPN atas transaksi dengan pemungutan pajak Rp
3.000.000,-
 Di bulan Februari terjadi lebih bayar PPN Rp 250.000,-
4. Diminta :
a. Tentukan pajak kurang setor / nihil / lebih bayar !
b. Buat jurnal semua transaksi diatas !
JAWABAN SOAL KASUS
a. Dari transaksi yang telah terjadi maka didapatkan bahwa pelapor mengalami Pajak
Kurang Setor sebesar Rp 41.250.000,- yang harus dibayarkan kepada negara.
Pajak Keluaran dan Transaksi
DPP = Omset Penjualan - Pemungutan Pajak dari Omset sebesar 20%
= Rp 750.000.000 - Rp 150.000.000
= Rp 600.000.000

Pajak Keluaran (PK)


PK = DPP x Tarif Pajak PPN
= Rp 600.000.000 x 10%
= Rp 60.000.000
Jadi, PPN yang harus dibayar perusahaan sebesar Rp 60.000.000,-
Pajak Masukkan (PM)
PM = Faktur Pajak + SSP + Lebih Bayar
= Rp 15.500.000 + Rp 3.000.000 + Rp 250.000
= Rp 18.750.000
Jadi, PPN yang telah dibayar perusahaan sebesar Rp 18.750.000,-
PPN Kurang / Lebih Bayar
PPN = PK - PM
= Rp 60.000.000 - Rp 18.750.000
= Rp 41.250.000
Jadi, Jumlah PPN pada SPT Masa PPN KURANG BAYAR sebesar Rp 41.250.000,-

b. Jurnal transaksi yang telah terjadi


Jurnal Pada Saat Penjualan
Kas Rp 810.000.000
Piutang Pemungut Pajak Rp 15.000.000
Penjualan Rp 750.000.000
PPN Keluaran Rp 75.000.000
(mencatat penjualan)

Jurnal Pada Saat Pembelian Barang Dagang


Persediaan Barang Dagang Rp 150.000.000
Pajak Masukkan Belum Difakturkan Rp 15.000.000
Kas/Hutang Rp 165.000.000
(mencatat pembelian barang dagang)

Pelaporan SPT Masa PPN = PK-PM


Pajak Masukkan Difakturkan Rp 15.500.000
Pajak Masukkan Belum Difakturkan Rp 15.500.000
(mencatat pajak masukkan difakturkan)

Adjusment Faktur Pajak Kadaluarsa


Biaya Pajak Rp 500.000
Pajak Masukkan Difakturkan Rp 500.000
(mencatat faktur pajak kadaluarsa)

Kredit PPN Masukkan


PPN Keluaran Rp 75.000.000
Pajak Masukkan Difakturkan Rp 15.500.000
PPN Belum Disetor Rp 59.500.000
(mencatat PPN)

Adjusment
PPN Belum Disetor Rp 12.250.000
SSP Penyetoran PPN Rp 3.000.000
PPN Lebih Bayar Rp 250.000
Piutang Pemungut Pajak Rp 15.000.000
(mencatat adjusment)

Anda mungkin juga menyukai