Anda di halaman 1dari 2

Klarifikasi BOD

drg. Yuni
Inervasi Laring & Faring

Saraf kranial  Ke arah head and neck: N. 5, 7, 9, 12

Fissure orbitalis superior  N. 3, 4, 51, 6

Foramen mandibularis  N. V3
- digunakan untuk anestesi saat odontektomi
- A. Alveolaris inferior, N. Alveolaris inferior

Foramen rotundum  N. V2

Foramen incisivum  A. sphenopalatinus, N. Nasopalatinus


- Ketika mau anastesi cabut gigi Caninus, harus disuntuk 2 kali. Suntikan pertama ke
foramen incisivum (1 ½ cc). Yang kedua ke mucobuccal fold (1/2 cc).

Foramen palatinus majus  N. Palatinus Majus, A. Palatinus Majus


- Ketika mau ekstraksi premolar sampai molar 3, suntik di foramen palatinus majus.
- Regio anestesi : posterior sampai midline

Foramen palatinus minus  N. Palatinus Minus, A. Palatinus Minus


- Regio: palatum mole

Nervus 5 bersatu membentuk ganglion


 Ganglion semilunaris graceri (?)
Nervus maxillaris bercabang-cabang  ada 5 regio
Arteria meningea media  cabang dari nervus maxillaris

Gigi anterior rahang atas  N. Alveolaris superior anterior (cabang dari A. Maxillaris)
Gigi premolar  N. Alveolaris superior medial
Molar 1  N. Alveolaris superior posterior, N. Alveolaris medial (u/ akar distobuccal)

Gingiva palatal regio gigi anterior  N. Nasopalatinus (cabang N. 52)


Gingiva regio buccal rahang atas  N. Alveolaris Superior Posterior

Nervus lingualis  lidah, …………….. (disuruh cari lagi)

Cabut gigi rahang bawah posterior  anestesi di foramen mandibulla (cara: diraba  palpasi)

Anda mungkin juga menyukai