Anda di halaman 1dari 12

JurnalKeperawatan

Jurnal KeperawatanJiwa
JiwaVolume
Volume77 No 2,
1, Hal 215
2 107
215--226,
114,
226,Agustus
Mei 20192019
Agustus 2019 ISSN2338-2090(Cetak)
e-ISSN 2655-8106
FIKKesUniversitas
FIKKes UniversitasMuhammadiyah
MuhammadiyahSemarang
Semarangbekerjasama
bekerjasamadengan
denganPPNI
PPNIJawa
JawaTengah
Tengah ISSN 2655-8106
p-ISSN2338-2090
(Online)

GAMBARAN TINGKAT ANSIETAS DAN MEKANISME KOPING PADA


MAHASISWA KEPERAWATAN DALAM MENGHADAPI UJIAN PRAKTEK
LABORATORIUM

Daesy Kristiana Lau1, Venti Agustina1*, Heri Setiawan2


1
Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Kristesn
Satya Wacana
2
Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. Soerojo Magelang
*venti.agustina@uksw.edu

ABSTRAK
Mahasiswa rentan mengalami ansiestas salah satu yang menjadi sumber ansiestas bagi mahasiswa
yaitu ujian. Ujian merupakan bagian dari evaluasi mahasiswa terhadap proses pembelajaran dalam
satu semester. Ujian tidak hanya teori tetapi juga praktek, praktek tidak hanya di rumah sakit atau
klinik tetapi juga dilakukan di laboraturium. Praktek laboratorium akan dilewati mahasiswa dengan
persyaratan yang ditentukan seperti waktu, kerapihan, cepat dan tepat serta harus dilakukan secara
lengkap tanpa terlewati satu unsur pun dalam waktu uji yang singkat. Hal ini menjadi salah satu
stimulus timbulnya ansiestas pada mahasiswa. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran
tingkat ansietas dan mekanisme koping pada mahasiswa keperawatan dalam menghadapi ujian praktek
laboratorium. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif deskriptif cross sectional.
Populasi dalam penelitian sebanyak 150 orang yang pernah dan sedang melakukan praktek
laboratorium. Waktu pengambilan data pada bulan Februari-Maret 2019. Teknik pengambilan sampel
menggunakan teknik purposive sampling,instrument yang digunakan kuesioner ZSAS dan kuesioner
COPE SCALE. Analisa data univariat dengan distribusi frekuensi. Hasil penelitian menunjukkan
sebagian besar mahasiswa keperawatan mengalami ansiestas dalam kategori normal dengan
mekanisme koping terbanyak yang digunakan berfokus pada emosi atau Emotional Focused Coping.

Kata kunci: ansiestas, mekanisme koping, mahasiswa keperawatan, ujian praktek laboratorium

DESCRIPTION OF ANSIETHIC LEVELS AND COOPERATING MECHANISMS IN


NURSING STUDENTS IN FACING LABORATORY PRACTICE EXAMS

ABSTRACT
Students are vulnerable to experiencing anxiety. One of the sources of anxiety for students is the exam.
The exam is part of a student's evaluation of the learning process in one semester. Exams are not only
theory but also practice, practice not only in hospitals or clinics but also in laboratories. Laboratory
practice will be passed by students with the specified requirements such as time, neatness, fast and
precise and must be done in full without missing any elements in a short test time. This has become
one of the stimulus for anxiety on students. The purpose of this study was to determine the level of
anxiety and coping mechanisms in nursing students facing laboratory practice exams. The research
design used was descriptive cross sectional descriptive study. The population in the study were 150
people who had and were doing laboratory practice. Data collection time is February-March 2019.
The sampling technique uses purposive sampling technique, the instrument used is the ZSAS
questionnaire and the COPE SCALE questionnaire. Univariate data analysis with frequency
distribution. The results showed that most nursing students experienced anxiety in the normal category
with the most coping mechanisms used to focus on emotions or Emotional Focused Coping.

Keywords: anxiety, coping mechanism, nursing students, laboratory practice exams

PENDAHULUAN penduduk penderita gangguan mental terbesar


International Health Metrics and Evaluation atau yang paling banyak adalah di Greenland
(IHME) mengungkapkan bahwa presentasi yang dalam wilayah tersebut ada 22,14% atau
sekitar 12.440 jiwa dari total populasi,
215
Jurnal Keperawatan Jiwa Volume 7 No 2 Hal 215 - 226, Agustus 2019
FIKKes Universitas Muhammadiyah Semarang bekerjasama dengan PPNI Jawa Tengah

Australia menduduki peringkat kedua (21,73% Perry, 2010). Koping menjadi hal penting
dari populasi) dan Amerika Serikat menduduki dalam menentukan respon yang dapat muncul
peringkat ketiga (21,56%) dari hal tersebut apakah adaptif atau maladaptif dari setiap
gangguan mental dengan prevalensi tertinggi kehidupan individu (Dardas, 2013) dengan
adalah penyakit kecemasan atau anxiety yang melihat strategi koping yang digunakan oleh
berlebihan. Dalam bahasa Indonesia terdapat responden apakah berfokus pada emotional
banyak kata yang menunjukan emosi tertentu focused coping atau promblen focused coping
misalnya sedih, marah, bahagia, khawatir, dimana mekanisme koping yang positif atau
risau, takjub dan gembira dan salah satunya dapat dikatakan koping efektif bila
cemas (Saam dan Wahyuni, 2012). Penderita menempatitempat yang sentral terhadap
gangguan ansiestas mencapai 5% dari jumlah ketahanan tubuh dan daya penolakan tubuh
penduduk dunia sementara perbandingan terhadap gangguan maupun serangan suatu
antara penderita gangguan ansiestas pada penyakit baik bersifat fisik atau psikis dan
wanita dan pria yaitu 2 banding 1 dan social (Nursalam & Ninuk 2013). Penelitian
diperkirakan sebanyak 2%-4% dari penduduk terkait mekanisme koping pada mahasiswa
dunia pernah mengalamai gangguan ansiestas menunjukan 74,7% mahasiswa memiliki
(Sjahrir, 2008). Data hasil Riskesdas 2013 mekanisme koping yang adaptif dalam
menunjukan prevalensi gangguan mental menghadapi Objective Structured Clinical
emosional seperti depresi dan ansiestas yang Examination (RafikiD, 2017), selain itu
merupakan gejala-gejala dari setiap individu penelitian terkait mekanisme koping dalam
yang dapat ditunjukan, untuk umur 15 tahun mengatasi stress pada mahasiswa Akademi
keatas mencapai sekitar 14 juta orang dan 6% Keperawatan Dapartemen Kesehatan RI
dari jumlah penduduk Indonesia. tingkat satu Meulaboh mengatakan mayoritas
Menurut Nanda 2015 ansiestas mahasiswa memiliki mekanisme yang baik
merupakan bentuk respon terhadap stimulus dalam menyelesaikan masalahanya yaitu
tertentu yang tidak diinginkan oleh siapapun sebanyak 71 responden dengan persentase
yang dapat terjadi dimanapun dan kapanpun (65.7%) dan selebihnya 37 responden dengan
karena dalam hal ini ansiestas tidak mengenal persentase (34.3%) yang memiliki mekanisme
jenis kelamin, suku atau ras dan batas koping yang kurang (Oli, 2013). Adapun
usiabegitu juga menurut Nursalam (2012) penelitian yang dilakukan oleh Syarifah, S
cemas merupakan emosi dan pengalaman (2013) menyatakan bahwa mahasiswa juga
subjektif individu yang sulit untuk diobservasi rentan mengalami ansiestas dengan
secara langsung akan tetapi dapat diidentifikasi tuntutannya setiap hari seperti tugas,
ansiestas ini melalu perubahan tingkah laku. perkuliahan, lingkungan belajar, praktikum
Ansiestas yang dialami akan menentukan dan ujian, salah satu yang menjadi sumber
bagaimana mekanisme koping seseorang ansiestas bagi mahasiswayaitu ujian. Ujian
dalam mengatasi masalah tersebut baik merupakan bagian dari evaluasi mahasiswa
mekanisme koping adaptif atau maladaptif, terhadap proses pembelajaran atau materi
individu yang memiliki mekanisme koping belajar dalam satu semester (Basuki, 2015).
adaptif akan lebih efektif untuk mengurangi Dalam hal ini terkait ujian tidak hanya
atau meredam ansiestas sebaliknya jika teori tetapi ada juga praktek, praktek ini tidak
individu menggunakan mekanisme koping hanya di rumah sakit atau klinik tetapi juga
maladaptif bisa memperburuk keadaan atau dilakukan di laboraturium.Praktek
individu tersebut mempunyai potensi untuk laboratorium yang didalamnya terdiri dari
terjadinya sakit (Sholeh, 2012). Perilaku simulasi dan ujian akan dilewati oleh
mekanisme koping seseorang dapat mahasiswa dengan persyaratan yang
menunjukan maladaptif atau tidak efektif jika ditentukan seperti waktu, kerapihan, cekatan
tidak dapat mengatasi ansiestas secara sehat dan diperkuat oleh penelitian Arief & Sumarni
(Keliat etal, 2011) dan tingkat ansiestas yang yang menyatakan ujian praktek laboratorium
meningkat dapat menyebabkan gangguan jiwa harus dapat dilaksanakan secara cepat dan
(Essau, 2010) tepat serta harus dilakukan secara lengkap
Mekanisme koping adalah usaha yang tanpa terlewati satu unsur pun dalam waktu uji
dilakukan individu untuk mengatasi stres yang singkat (± 10 menit tiap satu
psikologis dalam hal ini ansiestas (Potter & keterampilan) hal ini juga menjadi salah satu

216
Jurnal Keperawatan Jiwa Volume 7 No 2 Hal 215 - 226, Agustus 2019
FIKKes Universitas Muhammadiyah Semarang bekerjasama dengan PPNI Jawa Tengah

stimulus timbulnya ansiestas pada mahasiswa dan mekanisme koping pada mahasiswa PSIK
(Arief, 2013). Penelitian yang dilakukan oleh FKIK dalam menghadapi ujian praktek
Syarifah mengatakan jika semakin tinggi level laboratorium melalui penelitian kuantitatif.
ansiestas yang dirasakan maka cenderung
menghasilkan kebingungan dan distorsi METODE
persepsi. Distorsi tersebut dapat mengganggu Desain penelitian ini adalah penelitian
belajar dengan menurunkan kemampuan kuantitatif deskriptif cross sectional. Penelitian
memusatkan perhatian, menurunkan daya dilakukan pada bulan Februari-Maret 2019.
ingat, mengganggu kemampuan Populasi yang digunakan ialah sebanyak 150
mengghubungkan satu hal dengan yang lain orang mahasiswa Program Studi Ilmu
(Kaplan dkk, 2010). Keperawatan yang pernah dan sedang
Dari pengalaman yang dirasakan oleh melakukan praktek di laboratorium. Jumlah
peneliti dan beberapa studi pendahuluan populasi mahasiswa tingkat II (angkatan 2017)
seperti oleh Syarifah dan beberapa mahasiswa sebanyak 71 orang dan tingkat III (angkatan
yang berhasil diwawancarai mengatakan 2016) sebanyak 79 orang. Teknik
bahwa saat ujian praktek berlangsung ansiestas pengambilan sampel menggunakan teknik
yang dialami dapat membuat seseorang hilang purposive sampling.
fokus, tremor, lupa, gugup. Penelitian di atas Pengumpulan data menggunakan
juga didukung oleh teori Stuart yang kuesioner Zung Self Rating Anxiety Scale
mengatakan ada dua macam respon ansiestas (ZSAS)yang di adopsi dari penelitian yang
yang bisa dialami oleh seseorang yaitu respon dilakukan oleh Syarifah, S. peneliti tidak
fisiologi terhadap ansiestas dan respon melakukan uji validitaskarena kuesioner yang
psikologi terhadap ansiestas, respon fisiologi di adobsi merupakan kuesioner baku sebagai
yang sering kali muncul seperti jantung alat ukur yang valid dan reliabel (Nursalam,
berdebar, rasa tertekan pada dada, perasaan 2013). Instrument ZSAS disusun berdasarkan
panas atau dingin pada kulit, telapak tangan tujuan literature dan dikembangkan
berkeringat, wajah terlihat tegang dan respon berdasarkan gejala ansiestas dalam Diagnostic
psikologi yang sering kali muncul dilihat dari And Statistical Manual Of Mental Disorders
perilaku yaitu gelisah, tremor, gugup, bicara dan sudah di uji validitas dengan
cepat dan tidak ada koordinasi, menarik diri menggunakan korelasi product moment dari
dan menghindar, begitu juga dapat Pearson dan memiliki nilai positif dan nilai t
memperngaruhi kognitifnya seperti gangguan hitung > t tabel dan kuesioner untuk menggali
perhatian, konsentrasi hilang, mudah lupa mekanisme koping yang diadopsi dari
salah tafsir, bingung, khawatir yang instrument Cope Scale yang disusun oleh
berlebihan, obyektifitas menurun, afektifnya Lazarus and Folkman sebanyak 20 dengan
juga dapat terganggu seperti tidak sabar, hasil ukur dinyatakan dalam
tegang, tremor, gugup yang luar biasa, sangat ZPFC=(XPFCMPFC)/SPFCdan
gelisah dan respon tersebut juga ZEFC=(XEFCMEFC)/SEFCkemudian skor Z ini
mempengaruhi hasil yang didapatkan (Stuart, yang akan digunakan untuk pengkategorian
2005). mekanisme koping menjadi PFC atau EFC.
Tujuan yang ingin dicapai dalam Analisa data dilakukan dengan analisa
peneltian ini untuk mendeskripsikan gambaran univariat yang mendeskripsikan variabel
karakteristik responden, tingkat ansiestas, penelitian tingkat ansiestasnya dan mekanisme
mekanisme koping mahasiswa Fakultas koping mahasiswa yang mengikuti ujian
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Program Studi praktek laboratorium
Ilmu Keperawatan Universitas Kristen Satya
Wacana dalam menghadapi ujian praktek HASIL
laboratorium. Berdasarkan uraian diatas Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji
ansiestas dapat mempengaruhi tindakan yang ansiestas dan mekanisme koping pada
dilakukan mahasiswa saat ujian berlangsung mahasiswa PSIK FKIK Univeritas Kristen
yang mana juga berdampak pada hasil Satya Wacana dengan jumlah responden 150
ujian.Maka dari itu peneliti hendak orang.
mendeskripsikan bagaimana tingkat ansiestas

217
Jurnal Keperawatan Jiwa Volume 7 No 2 Hal 215 - 226, Agustus 2019
FIKKes Universitas Muhammadiyah Semarang bekerjasama dengan PPNI Jawa Tengah

Tabel 1.
Karakteristik responden Mahasiswa keperawatan (n=150)
Karakteristik f %
Usia
18 Tahun 10 6,7
19 Tahun 40 26,6
20 Tahun 69 46,0
21 Tahun 23 15,3
22 Tahun 7 4,7
>23 Tahun 1 0,7
Jenis Kelamin
Laki-laki 26 17,3
Perempuan 124 82,7
Angkatan
2016 79 52,7
2017 71 47,3
Jumlah Partisipasi Dalam Praktikum
5-6 76 50,7
7-8 74 49,3
Tabel 1 menunjukan bahwa responden dalam usia <23 tahun yang paling sedikit
penelitian ini didominasi oleh perempuan respondennya. Pengalaman jumlah mahasiswa
sebanyak (82,7% ) dibandingkan laki-laki keperawatan sudah mengikuti praktek antara 5-
dengan usia mayoritas 19-20 tahun (72,0) dan 8 kali ujian praktek laboratorium.

Tabel 2.
Tingkat ansiestas mahasiswa keperawatan (n=150)
Kategori Ansiestas f %
Normal (20-44) 121 80,7
Ringan (45-59) 29 19,3
Tabel 2 menunjukan bahwa sebagian besar normal, sementara 19,3% responden yang
responden masuk dalam kategori ansiestas masuk dalam kecemsan ringan.

Tabel 3.
Tingkat ansiestas berdasarkan usia Mahasiswa keperawatan (n=150)
Variabel Ansiestas
Usia Normal Ringan
f % f %
18 Tahun 8 5,3 2 1,3
19 Tahun 31 20,6 9 6,0
20 Tahun 55 36,7 14 9,3
21 Tahun 19 12,7 4 2,7
22 Tahun 7 4,7 0 0
>23 Tahun 1 0,7 0 0
Tabel 3 menunjukan hasil bahwa responden pada usia 20 tahun dan ansiestas ringan juga
yang mengalami ansiestas normal terbanyak terbanyak pada usia 20 tahun.

Tabel 4.
Tingkat ansiestas berdasarkan jenis kelamin mahasiswa keperawatan (n=150)
Variabel Ansiestas
Jenis Normal Ringan
Kelamin f % f %
Laki-laki 22 14,7 4 2,6
Perempuan 99 66,0 25 16,7

218
Jurnal Keperawatan Jiwa Volume 7 No 2 Hal 215 - 226, Agustus 2019
FIKKes Universitas Muhammadiyah Semarang bekerjasama dengan PPNI Jawa Tengah

Tabel 4 menunjukan bahwa laki-laki yang dan perempuan sebanyak 66,0% dan ansiestas
mengalami ansiestas normal sebanyak 14,7% ringan 16,7%.

Tabel 5.
Tingkat ansiestas berdasarkan angkatan Mahasiswa keperawatan (n=150)
Variabel Ansiestas
Angkatan Normal Ringan
f % f %
2016 64 42,7 15 10,0
2017 57 38,0 14 9,3
Tabel 5 menunjukan bahwa angkatan 2016 2017 dengan 2 tahun lamanya kuliah 38,0%
dengan 3 tahun lamanya kuliah mendapatkan mengalamami ansiestas normal.
42,7% dengan ansiestas normal dan angkatan

Tabel 6.
Tingkat ansiestas berdasarkan jumlah partisipasi dalam praktikum (n=150)
Variabel Ansiestas
Jumlah partisipasi Normal Ringan
dalam ujian praktek f % f %
5-6 62 41,3 14 9,3
7-8 59 39,3 15 10,0
Tabel 6 menunjukan bahwa frekuensi ansiestas mayoritas mengalami ansiestas normal yaitu
menurut jumlah partisipasi dalam ujian praktek 41,3% dan untuk responden yang mengikuti
menunjukan hasil bahwa responden yang ujian praktek sebanyak 7-8 mayoritas
mempunyai pengalaman ujian praktikum 5-6 mengalami ansiestas normal.

Tabel 7.
Mekanisme Koping Mahasiswa keperawatan (n=150)
Mekanisme Koping f %
Emotional Focused Coping (EFC) 76 50,7
Problem Focused Coping (PFC) 74 49,3
Tabel 7 mekanisme koping mahasiswa dibandingkan Problem Focused Coping
mayoritas menggunakan koping berfokus pada (PFC).
emosi atau Emotional Focused Coping (EFC)

Tabel 8.
Mekanisme Koping Berdasarkan Usia Mahasiswa keperawatan (n=150)
Variabel Mekanisme Koping
Usia EFC PFC
f % f %
18 Tahun 5 3,3 5 3,3
19 Tahun 20 13,3 20 13,3
20 Tahun 32 21,3 37 24,7
21 Tahun 13 8,7 10 6,7
22 Tahun 5 3,3 2 1,3
>23 Tahun 1 0,7 0 0
Tabel 8 Mekanisme Koping mahasiswa pada Tabel 9 Mekanisme Koping Berdasarkan Jenis
usia 20 tahun, mayoritas menggunakan Kelamin menunjukan bahwa perempuan lebih
mekanisme koping berfokus pada masalah banyak menggunakan strategi mekanisme
(PFC) yaitu 24,7%. koping PFC (42,7%) dan laki-laki lebih banyak
menggunakan strategi mekanisme koping EFC.

219
Jurnal Keperawatan Jiwa Volume 7 No 2 Hal 215 - 226, Agustus 2019
FIKKes Universitas Muhammadiyah Semarang bekerjasama dengan PPNI Jawa Tengah

Tabel 9.
Mekanisme koping berdasarkan jenis kelamin mahasiswa keperawatan (n=150)
Variabel Mekanisme Koping
Jenis Kelamin EFC PFC
f % f %
Laki-laki 16 10,6 10 6,7
Perempuan 60 40,0 64 42,7

Tabel 10.
Mekanisme koping berdasarkan angkatan mahasiswa keperawatan (n=150)
Variabel Mekanisme Koping
Angkatan EFC PFC
f % f %
2016 41 27,3 38 25,3
2017 35 23,3 36 24,0
Tabel 10 Mekanisme Koping Berdasarkan Angkatan menunjukan bahwa angkatan 2016 lebih
dominan menggunakan mekanisme koping EFC berbeda dengan angkatn 2017 yang lebih banyak
menggunakan mekanisme koping PFC sebanyak 24,0%.

Tabel 11.
Mekanisme koping berdasarkan jumlah partisipasi dalam ujian praktek mahasiswa keperawatan
(n=150)
Variabel Mekanisme Koping
Jumlah Partisipasi Dalam Ujian Praktek EFC PFC
f % f %
5-6 38 25,3 38 25,3
7-8 38 25,3 36 24,0
Tabel 11 mekanisme koping berdasarkan penelitian ini didominasi oleh perempuan
jumlah partisipasi dalam ujian menunjukan 82,7% dibandingkan laki-laki yang menurut
bahwa partisipan yang mengikuti ujian 7-8 kali penelitian yang dilakukan Wulandari (2012)
yang menggunakan mekanisme koping PFC mengatakan bahwa masyarakat menganggap
sebnyak 24,0%. perawat merupakan profesi yang cocok untuk
perempuan dengan konsep gender perempuan
PEMBAHASAN dianggap tekun, sabar, dan lemah lembut
Hasil penelitian ini menunjukan mayoritas penelitian ini sejalan dengan penelitian
responden didominasi oleh remaja akhir yang Syahputra (2009) mengatakan proposi
di dalam hasil penelitian didapatkan usia perempuan dalam pendidikan keperawatan
terbanyak yaitu 20 tahun (46,0%). Menurut jauh lebih besar dari pada laki-laki dan sifat-
Notoatmodjodalam Lubis (2013) yang sifat yang ada pada perempuan salah satunya
mengemukakan bahwa 13-25 tahun merupakan caring yang meliputi sikap jujur, sabar, peduli
anak usia remaja, Jahja (2011) mengatakan dan menghormati orang lain sehingga dengan
bahwa usia 19-22 tahun masuk dalam usia sifat tersebut banyak orang beranggapan
remaja akhir yang akan memasuki dalam perawat identik dengan perempuan ( Pambudi
perkembangan dewasa awal. Usia & Wijayanti, 2012)
tersebutmerupakan usia dimana seseorang
dapat bersosialisasidan secara psikologis Dilihat dari angkatan yang lamanya kuliah
mampu untukmandiri akan tetapi pada usia ini berkisar 2 tahun dan 3 tahun yang
juga adanya perubahan dalam psikologis pada respondennya terbanyak ikut berpartisipasi
remaja seperti perubahan emosi yang sensitif dalam penelitian ini adalah angkatan 2016
atau peka misalnya mudah sekali untuk (52.7%) dengan lamanya kuliah 3 tahun.
menangis, cemas bahkan mudah untuk Populasi yang didapatkan dengan cara
bereaksi agresif terhadap gangguan yang purposive sampling di tempat saat dilakukan
mempengaruhinya dan hal ini cenderung penelitian dan jumlah pengalaman ujian
sering terjadi pada perempuan. Di dalam praktek laboratorium dengan rata-rata 6 kali
220
Jurnal Keperawatan Jiwa Volume 7 No 2 Hal 215 - 226, Agustus 2019
FIKKes Universitas Muhammadiyah Semarang bekerjasama dengan PPNI Jawa Tengah

mengikuti ujian praktek yang tidak menentu di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatulah
sesuai angkatan disebabkan ada mahasiswa 2013 di Jakarta yang mendapatkan hasil
yang mengambil cuti dan jumlah pengalaman mahasiswa yang mengalami kecemasan dalam
ujian prakteknya terbanyak yaitu 4-5 kali kategori ringan (50,3%) lebih banyak dari
(50.7%) kecemasan dalam kategori normal (45,7%).

Sebagian besar responden di dalam penelitian Menurut Stuart (2013) ansiestas ringan ini
ini masuk dalam kategori ansiestas normal berhubungan dengan ketegangan dalam
yang merupakan hal yang pasti untuk terjadi kehidupan sehari-hari dan membuat seseorang
pada beberapa orang akan tetapi tidak waspada dan memperluas persepsinya,
berkelanjutan dan perilakunya tidak berlebihan ansiestas ringan ini dapat menjadi motivasi
dalam hal mengurangi tekanan tersebut. Hasil belajar dan menghasilkan kreativitas dan
ini karenakan oleh sebagian besar usia pertumbuhan, perilaku yang ditunjukan seperti
responden masuk dalam kategori usia remaja sesekali nafas pendek, nadi terasa cepat, muka
akhir memasuki dewasa awal (Tabel 1), Dalam berkerut, bibir bergetar, konsentrasi pada
usia remaja menurut Episentrum dalam Lubis masalah, menyelesaikan masalah secara
(2013) yang adalah masa perubahan yang selektif, tidak dapat duduk dengan tenang dan
terjadi secara psikologis yang disebabkan ada tremor halus ditangan. Mahasiswa yang
adanya perubahan hormon pada masa remaja mengalami ansiestas ringan masih mempunyai
dan akhirnya banyak tuntutan dan tekanan performa dan prestasi yang baik (Colbert-Getz
yang ditunjukan pada remaja seperti untuk JM, et al., 2013) dan penelitian ini tidak
tidak bertindak layaknya anak-anak dan harus mendapatkan responden mengalami ansiestas
lebih mandiri dan bertanggung jawab, sedang ataupun berat yang menurut penelitian
ditambah lagi seminggu sebelum dilakukan Akbar (2015) menjelaskanbahwa jika
ujian praktikum laboratorium mahasiswa per responden mengalami ansiestas berat tidak
individu atau mandiri melakukan simulasi dapat berprestasi sebaik responden atau
tindakan tersebut dan mahasiswa juga mahasiswa yang mengalami ansiestas rendah.
diberikan kisi-kisi tentang materinya dan tentu
sebagian besar mahasiswa akan Hasil data pada tabel 3 menunjukan ansiestas
mempersiapkan dirinya dengan belajar, maka dalam kategori normal dan ringan terbanyak
dari itu ketika responden diberi ruang untuk ada pada umur 20 tahun. Distribusi frekuensi
melakukan simulasi sebelum ujian dan ansiestas menurut jenis kelamin untuk kategori
melakukan tindakan dengan mandiri akan ansiestas normal lebih banyak perempuan
menunjukan bahwa ketika mahasiswa belajar (66,0%) dan juga ansiestas ringan (16,7%)
mandiri dengan simulasi dapat mengurangi dibandingkan laki-laki. Hasil ini sejalan
stres yang pada akhirnya berpengaruh pada dengan penelitian yang dilakukan oleh
performa yang lebih baik ketika melakukan Rahmawati (2016) yang dilakukan pada
ujian keterampilan (Mills, et al., 2016). mahasiswa tahun pertama program studi Ilmu
Keperawatan juga menunjukan hasil 94,4%
Penelitian ini juga terdapat 19.3% responden responden perempuan mengalami ansiestas
mengalami ansiestas ringan hal ini dalam kategori normal hal ini juga dikarenakan
menunjukan bahwa tidak menutup responden perempuan yang lebih banyak
kemungkinan mahasiswa dapat mengalami dibanding laki-laki. Data distribusi frekuensi
ansiestas, ansiestas merupakan kesulitan dan ansiestas menurut angkatan menunjukan
menjadikan hal yang normal dari pengalaman bahwa 42,7% dari angkatan 2016 dengan
baru, pertumbuhan, perubahan, penemuan lamanya kuliah memasuki tahun ke 3
identitas dan makna hidup (Saddock 2010) dan mengalami ansiestas dalam kategori normal,
mahasiswa FKIK UKSW angkatan 2016 dan 10,0% mengalami ansiestas ringan dan untuk
2017 tingkat ansiestas dalam kategori ringan angkatan 201738,0% mengalami ansiestas
lebih sedikit dibandingansiestas dalam kategori normal, 9,3% mengalamai ansiestas ringan.
normal berbeda dengan penelitian yang Jika dilihat dari pengalaman mengikuti ujian
dilakukan oleh Syarifah, S dengan judul praktek responden yang mengalami ansiestas
Gambaran Tingkat Kecemasan Mahasiswa normal terbesar yaitu 41,3% dengan
Keperawatan Saat Menghadapi Ujian Skill Lab pengalaman praktek 5-6 kali.

221
Jurnal Keperawatan Jiwa Volume 7 No 2 Hal 215 - 226, Agustus 2019
FIKKes Universitas Muhammadiyah Semarang bekerjasama dengan PPNI Jawa Tengah

Sebanyak 50,7% mahasiswa PSIK sharing atau curhat dengan teman-temannya


menggunakan mekanisme koping berfokus untuk mendapatkan rasa lega atau respon yang
pada emosi (EFC) dimana individu akan positif begitu juga dengan responden laki-laki,
mengontrol respon emosionalnya melalui ketiga planful problem solving responden
pendekatan tingkah laku dan kognitif dengan hati-hati atau fokus dengan apa yang
(Sarafino, 2012) sementara 49,3% dilakukan terutama saat ujian, bertahap, dan
menggunakan mekanisme koping berfokus analitis, mencoba mengubah keadaan yang
pada masalah (PFC) dimana individu akan dianggap menekan menjadi sesuatu yang akan
melakukan sesuatu dengan meminimalisir atau baik-baik saja, didukung oleh teori Hurlock
memodifikasikan situasi untuk mengurangi (2009) yang mengatakan bahwa pada akhir
ansiestas (Sarafino, 2012). Penelitian yang masa remaja banyak remaja yang akan
dilakukan oleh Fikri, 2016 juga mendapatkan melakukan cara-cara untuk mengatasi masalah
mekanisme koping yang digunakan responden emotionalnya salah satu dengan cara yaitu
lebih cenderung menggunakan Emotion latihan fisik, berolahraga, menyibukan diri
Focused Coping dengan data 55,4% dari 224 dengan pekerjaan yang disenangi dan berbagi
orang.Nasir dan Muhith (2011) cerita kepada orang yang dipercayai.
mengemukakan 5 jenisyang digunakan dalam
emotional focused coping yaitu yang pertama Secara umum hasil penelitian menunjukan
self-control saat responden berusaha untuk bahwa pemilihan dan penggunaan strategi
mengatur perasaan ketika menghadapi ujian mekanisme koping antara EFC dan PFC
dengan berkata pada diri sendiri bahwa mereka hasilnya tidak jauh berbeda ini menunjukan
akan menerima hal baik saja, kedua distancing bahwa setiap individu dapat menggunakan
responden melakukan sesuatu untuk kedua strategi tersebut atau salah satu saja, ini
melupakan masalah tersebut dengan dikarenakan EFC maupun PFC mempunyai
menciptakan pandangan-pandangan yang kelebihan dan kekurangan yang dapat
positif terhadap situasi yang tejadi, ketiga berdampak bagi kemampuan beradaptasi
positive reappraisal saat rsponden akan seseorang. Strategi coping yang efektif adalah
mencari makna positif dari permasalahan dan saat dimana individu menggunakan strategi
terkadang melibatkan diri dengan hal yang coping yang sesuai dengan situasi atau jenis
religious seperti mahasiwa PSIK selalu berdoa stres (Rutter dalam Puspitasari, 2009). Dalam
sebelum melakukan ujian praktek dan menghadapi ujian responden bisa
mempersiapkan dirinya, keempat Accepting menggunakan mekanisme koping EFC untuk
responsibility responden menyadari akan mengontrol emosinya begitu juga dengan
tanggung jawab diri sendiri dalam masalah mekanisme koping PFC individu harus
yang dihadapinya dan menerima untuk melakukan sesuatu untuk dapat menyelesaikan
membuat semua menjadi lebih baik, dan ansiestasnya. Park., et al dalam Bartram (2008)
terakhir escape/avoidance responden mencoba menambahkan bahwa mekanisme koping EFC
melarikan diri atau mengalihkan dengan cara atau PFC memiliki potensi bersifat adaptif
lain seperti makan atau ngemil. pada situasi cemas.

Nasir dan Muhith (2011) juga mengemukakan Tabel 8 dan 9 menunjukan distribusi frekuensi
3 jenis mekanisme koping berfokus pada menurut usia mayoritas didominasi oleh
masalah (PFC) yang digunakan oleh 49,3% respondenberusia 20 tahun (24,7%) pada
responden yaitu Confrontatitive dimana mekanisme koping EFC dan PFC dan menurut
responden mengubah keadaan dengan cara lebih banyak didominasi oleh perempuan
yang cukup agresif seperti mengekpresikan dengan menggunakan mekanisme koping
kemarahannya ke orang lain saat merasa terbanyak berfokus pada masalah (PFC)
terganggu akan tetapi hal ini jarang dilakukan, sebanyak 42,7% dan mekanisme berfokus pada
kedua seeking social support responden emosi (EFC) sebanyak 40,0%. Dapat dilihat
mendapatkan bantuan informasi dari orang lain bahwa responden perempuan banyak
seperti contohnya responden yang didominasi menggunakan PFC yang dimana PFC
perempuan ini cenderung berkelompok atau cenderung untuk lebih fokus pada masalah
mempunyai sahabat dan komunitas sehingga kemudian melakukan sesuatu tindakan agar
responden atau mahasiswa tersebut saling dapat menyelesaikan masalah atau ansiestas.

222
Jurnal Keperawatan Jiwa Volume 7 No 2 Hal 215 - 226, Agustus 2019
FIKKes Universitas Muhammadiyah Semarang bekerjasama dengan PPNI Jawa Tengah

Saat menghadapi ansiestas ujian praktek, laboratorium dapat memperkuat teori-teori


perempuan tidak bisa menghadapinya hanya yang didapatkan sebelumnya (Nursalam, 2012)
dengan menggunakan mekanisme koping EFC dan mahasiswa yang dituntut harus lebih bisa
untuk mengontrol emosi akan tetapi juga mandiri dan bertanggungjawab ini akan
menggunakan koping PFC untuk terbentuk dengan seiringnya waktu. Menurut
menyelesaikan ujian praktek tersebut dengan Niwana dalam Lubis (2013) bahwa rasa
tindakan begitupun sebaliknya dengan laki- tanggung jawab ini akan dapat dilihat dari
laki. Diperkuat oleh penelitian yang dilakukan kemampuan diri seseorang untuk memahami
P. Diah, (2010) menunjukan PFC lebih banyak arti, norma dan nilai-nilai etis tertentu,
digunakan oleh perempuan dibanding laki-laki kemudian berusaha untuk hidup didalamnya,
yang dilihat dari hasil mean PFC perempuan sama halnya dengan bagaimana pentingnya
56,00 dan pria 55,70. Sementara untuk memahami dan merespon ujian praktek
responden laki-laki lebih berfokus pada EFC laboratorium tersebutsehingga ansiestas
(10,6%) sementara PFC (6,7%). Hasil sejalan tersebut dapat terkendalikan.
dengan penelitian yang dilakukan Mustofa,
2018 menunjukan pada laki-laki menggunakan SIMPULAN
koping EFC dengan nilai mean EFC 46,28 Hasil penelitian menunjukan mayoritas
dibanding nilai mean PFC 18,51 dalam responden didominasi oleh perempuan dengan
menghadapi praktikum. usia terbanyak 20 tahun. Tingkat ansiestas
responden menunjukan mayoritas mengalami
Kemudian jika dilihat dari angkatan ansiestas dalam kategori normal sedangkan
menunjukan 27,3% menjadi persentase 19,3% mengalami ansiestasdalam kategori
terbesar pada angkatan 2016 dengan ringan. Hasil dari data mekanisme koping
menggunakan mekanisme koping berfokus menunjukan mayoritas responden
pada emosi (EFC) dan presentasi terbesar menggunakan mekanisme koping berfokus
untuk angkatan 2017 yaitu 24,0% dengan pada emosi dan 49,3% responden
menggunakan mekanisme koping berfokus menggunakan mekanisme koping berfokus
pada masalah (PFC). Menurut penelitian pada masalah.
Susanti, (2012) didasari oleh pendapat Allen &
Leary, (2010) mengatakan bahwa kematangan DAFTAR PUSTAKA
individu terhadap kemampuan coping yang Arief, S., & Sumarni. 2013. Hubungan
tinggi maka akan cenderung menggunakan kecemasan menghadapi ujian skills lab
PFC. Sebaliknya jika kematangan coping modul shock dengan prestasi yang
seseorang dalam relative rendah maka akan dicapai pada mahasiswa FK Universitas
cenderung menggunakan EFC, dalam hasil Gajah Mada angkatan 2000. Diakses
penelitian ini menunjukan angkatan 2017 yang dari
mempunyai kemampuan coping yang tinggi http://www.ebookspdf.org/download/k
dibandingkan dengan angkatan 2016. Maka ecemasan.html. tgl akses 18 Nov 2018
dari itu strategi koping responden PSIK FKIK
tidak dapat ditentukan oleh lamanya individu Akbar, D. 2015.Hubungan Antara Tingkat
kuliah ataupun mengikuti ujian. Jika dilihat Kecemasan dengan PrestasiAkademik
dari pengalaman responden mengikuti ujian Mahasiswadi Fakultas Psikologis.
praktek didapatkan bahwa tidak ada perbedaan UniversitasMuhammadiyah Surakarta.
yang sangat jauh antara mahasiswa PSIK yang Skripsi. Naskah Publikasi.
mengikuti ujian sebanyak 5, 6, 7 dan 8 kali
responden cenderung menggunakan Allen, A.B., & Leary, R.M. (2010). Self-
mekanimse koping EFC dan PFC. compassion, Stress & Coping. Social
and Personality Psychology
Ujian praktek laboratorium yang dilakukan Compass. 4/2, 107-118.
mahasiswa PSIK FKIK UKSW merupakan
salah satu kegiatan pembelajaran yang wajib Basuki, I., & Hariyanto. 2015. Asesment
untuk diikuti untuk sebagai syarat kelulusan Pembelajaran. Remaja Rosdakarya
matakuliah tersebut dan responden yang Offset: Bandung.
diyakini bahwa didalam pengalaman praktek

223
Jurnal Keperawatan Jiwa Volume 7 No 2 Hal 215 - 226, Agustus 2019
FIKKes Universitas Muhammadiyah Semarang bekerjasama dengan PPNI Jawa Tengah

Bartram, D & Gardner, D. 2008. Coping With Keliat, Budi Anna dkk. 2011. Manajemen
Stress. In Practice, Vol 30, 228-231. Kasus Gangguan Jiwa. Jakarta: EGC:
CMHN.
Colbert - Getz JM. (2013). How do gender and
anxiety affect students’self - Lubis, L. 2013. Psikologi Kespro: Wanita &
assasment and actual performance on a Perkembangan Reproduksinya. (Edisi
high - stakes clinical skills Pertama). Jakarta: Kencana Prenada
examination?.Academic Medicine; Media Group.
88(1): 44 - 8.
Mustofa, I. 2018. Coping Stress Mahasiswa
Dardas, A., & Ahmad M. (2013). Praktikan Ditunjau Dari Jenis Kelamin.
Psychometric Properties of the Parenting Skripsi. Universitas Muhammadiyah
Stress Index with Parents of Surakarta. Diakses dari
Children with Autistic Disorder. Journal http://eprints.ums.ac.id/66442/2/HAL
of Intellectual Disability Research. AMAN%20DEPAN.pdf, tgl akses 01
Vol 4 (1), 62-72 Agustus 2019

Depkes RI. 2013. Hasil Riskesdas. Mills, B., Carter, O., Ross, N., Quick, J., &
Dapartermen Kesehatan Republik Reid, C. (2016). The Contribution of
Indonesia. Diakses dari Instuctor Presence To Social
http://www.depkes.go.id/article/print/16 Evaluation Anxiety, Immersion And
100700005/peran- keluarga- Performance Within Simulation-
dukung-kesehatan-jiwa- Based Learning Environmrnts: A With
masyarakat.html, tgl akses 19 Nov 2018 In – Subject Randomised Cross -
Over Trial With Paramedic Students
Essau, A, Sasagawa. S., Ishikawa, S. (Abstract). Australian Journal of
(2010).Early Learning Lxperience and Paramedicine. Vol 13 (2).
Adolescent Anxiety: A Ross-cultural
Comparison Between Japan and Nasir, A., & Abdul, M. 2011. Dasar- Dasar
England, 20 (1), 196-204. Keperawatan Jiwa. Jakarta: Salemba
Medika.
Fikri, L. 2016. Hubungan Tingkat Spiritualitas
Dengan Tingkat Kecemasan dan Nursalam. 2012. Manajemen
Mekanisme Koping Mahasiswa Keperawatan:Aplikasi dalam Praktik
Tingkat Pertama FKIK UMY 205/2016. Keperawatan Profesional. (Edisi
Universitas Muhammadiyah Ketiga). Jakarta: Salemba Medika
Yogyakarta. Diakses dari
http://repository.umy.ac.id/handle/123 Nursalam. (2013).Konsep Penerapan Metode
456789/7320?show=full, tgl akses 28 Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta:
Juni 2019 Salemba Medika

Hurlock, B. 2009. Psikologi Perkembangan: Nanda. (2015).Definisi & Klasifikasi 2015-


Suatu Perkembangan Sepanjang Rentan 2017. alih bahasa: Budi Anna Kelliat,et
Kehidupan. Jakarta: Erlangga. al. (Edisi 10). Jakarta: EGC

Jahja, Y. 2011.Psikologi Oli, F. 2013. Mekanisme Koping Dalam


Perkembangan.Jakarta: Kencana Mengatasi Stres Pada Mahasiswa
Akademi Keperawatan Departemen
Kaplan, H., Saddock, B., Grebb, JA. 2010. Kesehatan RI Tingkat Satu. Universitas
Sinopsis Psikiatri Ilmu Pengetahuan Teuku Umar:Skripsi.MeulabohAceh
PerilakuPsikiatri Klinis. Tanggerang: Barat.
Bina Rupa Aksara.
Potter dan Perry. 2010. Fundamental
Keperawatan. (Edisi Kedua). Jakarta:
Salemba Medika.
224
Jurnal Keperawatan Jiwa Volume 7 No 2 Hal 215 - 226, Agustus 2019
FIKKes Universitas Muhammadiyah Semarang bekerjasama dengan PPNI Jawa Tengah

Pambudi & Wijayanti. 2012. Hubungan Sjahrir, H. 2008. Nyeri Kepala dan Vertigo.
Konsep Diri dengan Prestasi Akademik Jogjakarta: Pustaka Cendekia Press
pada Mahasiswa Keperawatan.
Undip. Skripsi. Semarang: Universitas Stuart, W. & Laraia, T. 2005. Principles and
Diponegoro. Practice of PsychiatricNursing, 8th
edition. St. Louis: Mosby.
Puspitasari, EP. 2009. Peran Dukungan
Keluarga Pada Penanganan Penderita Syahputra, N. 2009. Hubungan Konsep Diri
Skizofrenia. Skripsi. Universitas Dengan Prestasi Akademik Mahasiswa
Muhammadiyah Surakarta. Surakarta. S1 Keperawatan Semester III Kelas
Ekstensi PSIK FK USU Medan.Skripsi.
P.Diah, M. (2010). Perbedaan Problem USU Institusional Repository. Diaskes
Focused Coping Dalam Menghadapi dari
Masalah Pada Pria dan Wanita Yang http://repository.usu.ac.id/handle/1234
Menjalani Pacaran Jarak Jauh Di 56789/14291, tgl akses 29 Juli 2019.
Masa Dewasa Awal. Skripsi.
Universitas Sanata Dharma. Yogyakarta. Saam, Z & Wahyuni, S. 2012. Psikologi
Diakses dari Keperawatan. Cetakan I. Jakarta: PT
https://repository.usd.ac.id/28788/, tgl Raja Grafindo Persada
akses 01 Agustus 2019.
Sadock, J & Sadock, A. 2010. Kaplan dan
Rafiki, D. 2017. Hubungan Tingkat Saddock Buku Ajar Psikiatri Klinis.
Kecemasan Dengan Mekanisme Koping (Edisi Kedua). Jakarta: EGC
Menghadapi Objective Structured
Clinical Examination (Osce) Mahasiswa Wulandari, P. 2012. Kesetaraan Gender
Semester Ii Stikes Jenderal Achmad Perawat Laki-Laki &Perawat
Yani. Stikes Jenderal Achmad Yani. Perempuan Dalam Pelayanan
Yogyakarta. Diakses pada Kesehatan, Universitas Negeri
darihttp://repository.unjaya.ac.id/2203/, Yogyakarta. Diakses dari
tgl akses 18 Nov 2018 http://eprints.uny.ac.id/24800/1/Tiyan
%20Ika%20Puji%20Wulandari%20074
Rahmawati. 2016. Hubungan Kecerdasan 13244004.pdf, tgl akses 22 Juli 2019.
Emosional Dengan MekanismeKoping
Pada Mahasiswa Tahun Pertama
Program StudiIlmu Keperawatan.
Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta. Diakses dari
http://repository.umy.ac.id/handle/123
456789/6871, tgl akses 18 Juli 2019

Sholeh, M. 2012.Terapi Shalat Tahajud


Menyembuhkan Berbagai Penyakit.
Jakarta: PT Mizan Publik.

Syarifah, S. 2013.Gambaran TIngkatan


Mahasiswa Keperawatan Saat
Menghadapi Ujin Skill Lab.
Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah. Skripsi. Jakarta.
Diakses dari
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bit
stream/123456789/25674/1/SITI%2
0NURUS%20SYARIFAH%20-
%20fkik.pdf, tgl akses 18 Nov 2018

225
Jurnal Keperawatan Jiwa Volume 7 No 2 Hal 215 - 226, Agustus 2019
FIKKes Universitas Muhammadiyah Semarang bekerjasama dengan PPNI Jawa Tengah

226

Anda mungkin juga menyukai