Anda di halaman 1dari 158

Percayalah,

Bahwa Tuhan telah merencanakan


setiap pertemuan-pertemuan hebat sejak jauh-jauh hari.
Dengan maksud yang kini belum kita mengerti,
dengan maksud yang masih harus kita cari dan pahami.
Termasuk pertemuan Anda dengan buku ini. Hari ini.
Selamat Berkelana!

GERAKAN MENULIS BUKU INDONESIA

i
Sanksi Pelanggaran Pasal 113
Undang-undang Nomor 28 Tahun 2014
Perubahan atas Undang-undang Nomor 7 Tahun 1987
Perubahan atas Undang-undang Nomor 6 Tahun 1982
Perubahan atas Undang-undang Nomor 19 Tahun 2002

Tentang Hak Cipta


(1) Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 9 ayat (1) huruf i untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara
paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp100.000.000 (seratus juta rupiah).
(2) Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan
pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf c, huruf d,
huruf f, dan/atau huruf h untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling
lama 3 (tiga) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
(3) Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan
pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf a, huruf b,
huruf e, dan/atau huruf g untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling
lama 4 (empat) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
(4) Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang dilakukan dalam bentuk
pembajakan, dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau pidana denda
paling banyak Rp4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah). Pasal 114 Setiap Orang yang mengelola
tempat perdagangan dalam segala bentuknya yang dengan sengaja dan mengetahui membiarkan
penjualan dan/atau penggandaan barang hasil pelanggaran Hak Cipta dan/atau Hak Terkait di tempat
perdagangan yang dikelolanya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10, dipidana dengan pidana denda
paling banyak Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah). Pasal 115 Setiap Orang yang tanpa persetujuan
dari orang yang dipotret atau ahli warisnya melakukan Penggunaan Secara Komersial, Penggandaan,
Pengumuman, Pendistribusian, atau Komunikasi atas Potret sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12
untuk kepentingan reklame atau periklanan untuk Penggunaan Secara Komersial baik.

ii
ETNOSAINS KEARIFAN
LOKAL MADURA

Penyusun:

Yunin Hidayati. S.Si., M.Si.


Mochammad Yasir. S.Pd., M.Pd.
Nur Qomaria, S.Pd., M.Pd.
Aida Fikriyah, S.Pd., M.Pd.

iii
ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA
Copyright © Yunin Hidayati. S.Si., M.Si., Mochammad Yasir. S.Pd., M.Pd.,
Nur Qomaria, S.Pd., M.Pd., Aida Fikriyah, S.Pd., M.Pd.

Penyusun: Yunin Hidayati. S.Si., M.Si., Mochammad Yasir. S.Pd., M.Pd.,


Nur Qomaria, S.Pd., M.Pd., Aida Fikriyah, S.Pd., M.Pd.
Editor: Hesti Indah Mifta
Penata Letak: F. D. Abdillah
Penata Sampul: Yurdi Andani

Cetakan Pertama, Juli 2019


viii + 150 hal; 18,2 x 25,7 cm
ISBN: 978-602-457-286-0

CV OASE GROUP
Jalan Sumbing Raya No. 27 B, Mojonsongo, Kec. Jebres
Surakarta, Jawa Tengah 57127

Dicetak oleh
Percetakan CV Oase Group
Isi di luar tanggung jawab percetakan

Katalog Dalam Terbitan


Hak cipta dilindungi Undang-Undang
All Right Reserved
Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau
seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari penerbit

iv
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT., yang telah memberikan kekuatan,
kesempatan, dan kasih yang telah dicurahkan-Nya kepada kami, akhirnya buku
“Etnosains Kearifan Lokal Madura” dapat kami rampungkan dan diterbitkan secara
nasional.
Buku “Etnosains Kearifan Lokal Madura” merupakan hasil penelitian kajian
etnosains kearifan lokal dari berbagai kabupaten di Pulau Madura. Buku ini dapat
dijadikan sebagai pegangan dan referensi yang akan dipergunakan dalam
perkuliahan maupun penelitian lanjutan terkait Etnosains.
Etnosains dalam proses pembelajaran merupakan bagian dari sarana dalam
upaya menjaga, melestarikan, dan mengembangkan kearifan lokal serta budaya
suatu daerah melalui proses pendidikan. Mengintegrasi kebiasaan masyarakat,
budaya, adat istiadat, makanan, minuman tradisional, tanaman khas, pakaian daerah,
bahasa serta kesenian dalam pembelajaran akan menjadikan upaya untuk terus
menjaga kearifan lokal, terutama di wilayah Madura dalam proses pembelajaran. Di
sinilah komitmen, tanggung jawab, dan kerja keras dari seluruh elemen sangat
dibutuhkan untuk menanggulangi pengaruh budaya negatif dalam perkembangan era
globalisasi yang menyerang para generasi bangsa.
Kepada berbagai pihak yang terlibat dan turut membantu dalam penyusunan
dan penerbitan buku ini, kami mengucapkan terima kasih. Harapan kami, semoga
buku ini dapat memberikan manfaat dan barokah bagi para dosen, guru, mahasiswa,
peneliti, pemerintah daerah, praktisi pendidikan dan budaya, serta para pengguna
lainnya dalam pengembangan dan pelestarian kearifan lokal Madura.
Selamat membaca.

Bangkalan, 8 Juli 2019

Tim Penyusun

v
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................................... v


DAFTAR ISI ..................................................................................................................................... vi
A. PENGERTIAN ETNOSAINS ..................................................................................................... 2
B. PARADIGMA DAN JENIS KAJIAN ETNOSAINS ................................................................. 2
C. PENDEKATAN DALAM ETNOSAINS ............................................................................... 4
D. SIKAP MASYARAKAT UNTUK ALAM ............................................................................. 5
E. DESKRIPSI URAIAN MATERI ............................................................................................ 5
F. FOKUS PENELITIAN DI MADURA ................................................................................... 6
G. DESAIN DAN METODE PENELITIAN .............................................................................. 6
H. HASIL PENELITIAN ETNOSAINS...................................................................................... 7
KABUPATEN BANGKALAN................................................................................................. 7
Hutan Geger Bangkalan.......................................................................................................... 22
Nelayan dan Hasil Laut di Sepulu Bangkalan ................................................................ 27
Budaya Burdah Arosbaya Bangkalan ............................................................................... 46
Budaya Rokat Tasek, Menyalakan Dupa dan Hari Raya di Bangkalan ............... 47
Budaya Tanean Lanjheng Bangkalan ................................................................................ 50
KABUPATEN SAMPANG ................................................................................................... 56
Hasil Laut Kota Sampang ....................................................................................................... 56
Kuliner Soto Sokobanah Sampang ..................................................................................... 60
Wisata Religi Kabupaten Sampang .................................................................................... 64
Budaya Kerapan Sapi di Kabupaten Sampang .............................................................. 68
Budaya Lokal Mitigasi Bencana .......................................................................................... 72
KABUPATEN PAMEKASAN.............................................................................................. 79
Pertanian Kota Pamekasan ................................................................................................... 79
Tambak Garam Kabupaten Pamekasan ........................................................................... 89
Budaya Religi di Kabupaten Pamekasan ......................................................................... 93
Budaya Petik Laut, Kerapan Sape, Pelet Petteng, Sabellesen, dan Batik
Pamekasan................................................................................................................................... 99
Posisi Rumah di Kabupaten Pameksan .......................................................................... 104

vi
KABUPATEN SUMENEP.................................................................................................. 110
Obat Tradisional Lenteng Sumenep................................................................................ 110
Kebiasaan di Kampung Pasir Sumenep ......................................................................... 120
Wisata Religi di Guluk-Guluk Sumenep ......................................................................... 124
Jamu di Kabupaten Sumenep ............................................................................................. 130
Tanean Lanjheng di Kabupaten Sumenep .................................................................... 135
Budaya Lokal Mitigasi Bencana di Kabupaten Sumenep ........................................ 140
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 146

vi
i
viii
ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA

1
ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA

A. Pengertian Etnosains
Istilah ‘sains’ atau ilmu pengetahuan dalam filsafat ilmu pengetahuan
dibedakan dengan pengetahuan. Ilmu pengetahuan merupakan pengetahuan yang
diperoleh dengan menggunakan metode-metode tertentu serta mengikuti tata
urutan tertentu dalam mendapatkannya. Setelah diperoleh, pengetahuan ini harus
dapat diuji kebenarannya oleh orang-orang lain dengan mendapatkan hasil yang
ajeg sehingga kebenaran pengetahuan ini tidak akan bersifat subjektif, tetapi
intersubjektif. Atas dasar pengertian semacam ini, maka etnosains dapat
didefinisikan sebagai perangkat pengetahuan yang dimiliki oleh suatu
masyarakat/sukubangsa yang diperoleh dengan menggunakan metode tertentu
serta mengikuti prosedur tertentu yang merupakan bagian dari tradisi mereka,
dan kebenarannya dapat diuji secara empiris.
Secara etimologi etnosains berasal dari kata Yunani yakni ethnos yang berarti
bangsa dan scientia yang berarti pengetahuan (Werner dan Fenton, 1970).
Etnosains adalah pengetahuan yang khas dimiliki oleh suatu bangsa. Sturtevant
(1964) mendefinisikan etnosains sebagai system of knowledge and cognition
typical of a given culture. Penekanan dalam etnosains adalah pada sistem atau
perangkat pengetahuan, yang merupakan pengetahuan yang khas dari suatu
masyarakat yang berbeda dengan pengetahuan masyarakat yang lain. Tujuan
etosains adalah melukiskan lingkungan sebagaimana dilihat oleh masyarakat yang
diteliti. Asumsi dasarnya adalah lingkungan bersifat kultural. Sebab, lingkungan
yang sama pada umumnya dapat dilihat dan dipahami secara berlainan oleh
masyarakat yang berbeda latar belakang kebudayaannya. Dengan adanya
etnosains ini diharapkan kita akan mampu menebak perilaku masyarakat dalam
berbagai aktivitas yang berkaitan dengan lingkungan. Pengaruh pendapat
masyarakat terhadap lingkungan merupakan bagian dari mekanisme yang
menghasilkan perilaku yang nyata dari masyarakat itu sendiri dalam menciptakan
perubahan dalam lingkungan mereka.

B. Paradigma dan Jenis Kajian Etnosains


Sebagai sebuah paradigma, etnosains menggunakan definisi kebudayaan yang
berbeda dengan paradigma-paradigma lain dalam antropologi budaya.
Sebagaimana yang dikemukakan oleh Goodenough (1964) yang menyatakan
bahwa does not consist of things, people, behavior or emotions. It is rather the
organization of these things. It is the forms of things that people have in mind, their
models for perceiving, relating and otherwise interpreting them as such. The things
that people say and do, their social arrangement and events are products or by
products of their culture as they apply it to the task of perceiving and dealing with
their circumstances. Whatever it is one has to know or believe in order to operate in
a manner acceptable to its members, and do so in any role that they accept for any
one of themselves. Culture, being what people have to learn as distinct from their
biological heritage must consist of the end product of learning: knowledge. A set of
principles for creating dramas, for writing scripts, and of course, for recruiting
players and audiences, ‘Culture’ is not simply a cognitive map that people acquire, in
whole or in part, more or less accurately, and then learn to read. People are not just
map-readers; they are map-makers, Culture does not provide a cognitive map, but

2
ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA

rather a set of principles for map making and navigation. Different cultures are like
different schools of navigation designed to cope with different terrain and seas.
Dari rumusan-rumusan tentang kebudayaan di atas, maka peneliti dapat
mengidentifikasi tiga hal yang kemudian menjadi topik kajian etnosains. Jenis
kajian etnosains yang pertama adalah memusatkan perhatian pada kebudayaan
yang didefinisikan sebagai the forms of things that people have in mind, their
models for perceiving, yang dalam hal ini ditafsirkan sebagai model-model untuk
mengklasifikasi lingkungan atau situasi sosial yang dihadapi. Penelitian etnosains
di sini bertujuan untuk mengetahui gejala-gejala materi mana yang dianggap
penting oleh warga suatu kebudayaan dan bagaimana warga tersebut
mengorganisasi berbagai gejala dalam sistem pengetahuan mereka. Bilamana hal
ini dapat diketahui maka akan terungkap pula berbagai prinsip yang mereka
gunakan untuk memahami lingkungan dan situasi yang dihadapi, yang menjadi
landasan bagi tingkah laku mereka (Tyler, 1969).
Setiap masyarakat, suku bangsa atau kelompok sosial tertentu pada dasarnya
membuat klasifikasi yang berbeda atas lingkungan yang sama. Dengan mengetahui
pengkategorisasian berbagai macam gejala dalam lingkungan ini akan dapat
diketahui juga ‘peta kognitif‘ dunia dari suatu masyarakat tertentu (Frake, 1962).
Dari pengategorisasian tersebut, dapat diungkap juga struktur-struktur yang
digunakan untuk mengklasifikasikan lingkungan, baik itu fisik maupun sosial.
Contohnya dapat diketahui hal yang mendasari klasifikasi tumbuh-tumbuhan,
klasifikasi berbagai jenis binatang, klasifikasi jenis-jenis penyakit, klasifikasi
warna, dan sebagainya.
Jenis kajian etnosains yang kedua mengarahkan perhatian pada kebudayaan
sebagai whatever it is one has to know or believe in order to operate in a manner
acceptable to its members, yang diinterpretasikan sebagai hal-hal yang harus
diketahui oleh seseorang untuk mewujudkan perilaku atau melakukan sesuatu
dengan cara yang dapat diterima oleh pendukung kebudayaan tersebut. Hal yang
menjadi perhatian utama adalah cara-cara, aturan-aturan, norma-norma, nilai-
nilai, yang memperbolehkan atau melarang, serta mengarahkan atau
menunjukkan bagaimana sesuatu hal (berupa pengembangan teknologi yang
sudah dimiliki) harus atau sebaiknya dilakukan dalam konteks suatu kebudayaan
tertentu. Misalnya, cara membuat rumah yang baik menurut pandangan orang
Asmat di Papua; cara bersawah yang baik dalam pandangan orang Jawa, cara
membangun sebuah kampung yang tepat menurut pandangan orang Batak, cara
membuat bendungan yang baik menurut pandangan orang Bali, cara membuat
perahu yang benar menurut orang Bugis dan sebagainya.
Jenis kajian etnosains yang ketiga, yaitu memusatkan perhatian pada
kebudayaan sebagai a set of principles for creating dramas, for writing scripts, and
of course, for recruiting players and audiences atau seperangkat prinsip-prinsip
untuk menciptakan, membangun peristiwa, untuk mengumpulkan individu-
individu atau orang banyak. Penelitian mengenai prinsip-prinsip yang mendasari
berbagai macam kegiatan dalam kehidupan sehari-hari ini penting sebagai upaya
untuk memahami struktur yang tidak disadari namun mempengaruhi atau
menentukan perwujudan perilaku dan tindakan sehari-hari. Penelitian dengan
fokus pada prinsip-prinsip ini memang agak dekat dengan jenis kajian yang kedua

3
ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA

namun tetap memiliki berbeda. Prinsip-prinsip yang ditemukan dalam studi ketiga
ini, pada dasarnya merupakan prinsip-prinsip yang tidak disadari keberadaannya
atau berada pada tataran nirsadar.
Tiga jenis penelitian yang telah diuraikan di atas merupakan jenis penelitian
yang banyak dilakukan dalam Etnosains. Hasil-hasil penelitian semacam ini
tampaknya memang teoretis. Meskipun demikian, tidak sedikit di antaranya yang
kemudian sangat besar manfaat praktisnya, terutama dalam kaitannya dengan
upaya untuk memasukkan unsur-unsur teknologi dan pengetahuan baru ke dalam
suatu masyarakat dengan maksud untuk meningkatkan teknologi dan hasil
aktivitas ekonomi masyarakat yang bersangkutan.

C. Pendekatan dalam Etnosains


Dalam studi etnosains terdapat dua pendekatan yang saling berkomparasi,
yakni
a. Pendekatan Prosesual
Sudarmin (2017) mengemukakan bahwa untuk membentuk suatu proses,
harus ada suatu peristiwa-peristiwa yang saling terkait satu sama lain secara
berkesinambungan. Hal ini juga diamini oleh Moore (1999) dengan pendapat
tentang rangkaian peristiwa-peristiwa dan tindakan-tindakan manusia
berakumulasi membentuk suatu proses. Dari pendapat para antropolog ini, kita
dapat menjabarkan bahwasannya rangkaian peristiwa yang dapat diamati dan
melibatkan tindakan manusia dapat merupakan peristiwa yang menyumbang
pada pengalihan, penciptaan, pemroduksian atau pentransformasian budaya
(termasuk lingkungan di dalamnya). Kasus pembentukan pengetahuan di
kalangan para petambak merupakan salah satu kasus untuk menunjukkan
bagaimana proses pembentukan itu berlangsung dari hari-ke hari, musim ke
musim, melalui rangkaian peristiwa tindakan para petambak dalam menyiasati
berbagai kesempatan, kendala, dan ancaman merekayasa lingkungan bagi
kelangsungan hidupnya.
b. Pendekatan Ekologi
Pendekatan ini telah ditanamkan sejak 1930 oleh Julian H. Steward dalam esai
yang berjudul “The Economics and Sosial Basis of Primitive Bonds”. Dalam esai
tersebut, Steward (1930) menyatakan tentang “interaksi budaya dan
lingkungan dapat dianalisis dalam kerangka sebab-akibat” melalui sebuah
perspektif ekologi budaya. Pendapat Steward dilanjutkan Murphy (1994) yang
mengatakan titik perhatian dari perspektif ini adalah analisis struktur sosial
dan kebudayaan. Perhatian baru diarahkan pada lingkungan bilamana
lingkungan mempengaruhi atau menentukan tingkah laku atau organisasi
kerja. Perspektif ini menegaskan bahwa penyesuaian berbagai masyarakat
pada lingkungannya memerlukan bentuk-bentuk perilaku tertentu. Perilaku-
perilaku ini berfungsi sebagai proses adaptasi terhadap lingkungannya dan
tunduk pada suatu sistem seleksi. Sebagai contoh, bentuk adaptasi masyarakat
dan lingkungan adalah perilaku penyesuaian kegiatan ekonomi pada petambak
dan petani dipengaruhi oleh situasi lingkungan yang berbeda.

4
ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA

D. Sikap Masyarakat untuk Alam


Banyak kalangan yang menyatakan bahwa kehidupan masyarakat sangat
dipengaruhi oleh alam. Alam memberikan apapun yang masyarakat butuhkan dari
tempat tinggal sampai kebutuhan untuk bernapas. Namun, kini masyarakat sudah
menunjukan ciri modernnya, yakni masyarakat yang mulai menunjukkan tanda
yang berbeda dari masyarakat sebelumnya. Sebuah masyarakat yang berproses
menuju kemajuan disertai pola pikir yang rasional dan kompetitif. Namun,
fenomena ketimpangan pembangunan yang berbeda di tiap daerah juga
mempengaruhi pola sikap masyarakat terhadap alam. Oleh karena itu, Susilo
(2008) membedakan sikap masyarakat menjadi dua macam yaitu:
a. Antroposentrisme
Antroposentrisme menyatakan bahwa tumbuhan disediakan untuk hewan dan
hewan disediakan untuk manusia. Selain itu, manusia lebih terhormat karena
selain memiliki badan, manusia juga memiliki jiwa yang memungkinkan untuk
berpikir. Manusia dipandang sebagai pihak yang memiliki kebebasan untuk
menerjemahkan kepentingannya terhadap alam. Dalam kenyataannya, sikap ini
muncul dalam bentuk perusakan, pencemaran, eksploitasi dan lain-lain.
b. Ekosentrisme
Sikap ekosentrisme ialah sikap perjuangan menyelamatkan dan kepedulian
terhadap lingkungan yang tidak hanya mengutamakan penghormatan atas
spesies tapi perhatian setara atas seluruh kehidupan. Dalam masyarakat, sikap
ini muncul sebagai tindakan pelestarian, penghijauan dan penanaman, dan
perawatan alam.

E. Deskripsi Uraian Materi


Indonesia merupakan negara kepulauan yang kaya akan keanekaragaman
hayati, memiliki hutan tropika terbesar ke dua di dunia, dan dikenal sebagai salah
satu negara megabiodiversity kedua setelah Brazil. Hutan Indonesia juga kaya akan
tumbuhan obat dan terdapat 20.000 jenis tumbuhan obat. 1000 jenis tumbuhan
obat di antaranya telah di dokumentasi dan 300 jenis telah dimanfaatkan sebagai
obat tradisional. Kurangnya dokumentasi mengenai penggunaan tumbuhan obat
oleh komunitas tertentu menyebabkan sulitnya pelestarian obat tradisional
tersebut (Ningsih, 2016).
Banyaknya jenis tumbuhan yang digunakan sebagai obat tradisional dapat
memberikan referensi terhadap dunia pengobatan, apalagi dengan makin
gencarnya moto “back to nature” atau “kembali ke alam”. Pengobatan tradisional
awalnya dikenal dengan ramuan jamu-jamuan, sampai saat ini jamu masih
diyakini sebagai obat mujarab untuk mengobati berbagai penyakit bahkan telah
dikembangkan dalam industri modern. Pengetahuan mengenai tumbuhan obat
memiliki karakteristik berbeda-beda pada suatu wilayah. Pengetahuan tersebut
biasanya merupakan warisan secara turun-menurun (Dianto et al, 2015).
Jamu Madura telah dikenal cukup luas di masyarakat, baik masyarakat
Madura maupun diluar pulau Madura (pulau Jawa, Kalimantan, dan Malaysia).
Keunggulan produk jamu Madura dibanding jamu sejenis non-Madura terletak
pada khasiat yang dikandung dalam ramuan jamu Madura tersebut. Jamu Madura

5
ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA

di ramu dari tumbuhan yang berpotensi sebagai obat atau jamu yang tumbuh di
daratan Madura yang beriklim kering. Pada kondisi tersebut memunculkan
vegetasi yang spesifik dibanding daerah-daerah yang beriklim basah. Diduga
kondisi kekeringan atau iklim kering memunculkan senyawa-senyawa bioaktif
yang khas atau spesifik (Zuchri, 2008).
Tak hanya jamu yang dapat di temukan di pulau Madura, namun banyak
keunikan yang ada di pulau Madura. Ada banyak keunikan yang terdapat di
berbagai kabupaten dan daerah-daerah yang ada di pulau Madura. Penelitian kali
ini difokuskan pada etnosains dan kearifan lokal pulau Madura.

F. Fokus Penelitian di Madura


Penelitian ini merupakan penelitian dasar untuk merekonstruksi
pengetahuan sains ilmiah yang ada di pulau Madura. Madura adalah nama pulau
yang terletak di sebelah timur laut Jawa Timur. Pulau Madura besarnya kurang
lebih 5.168 km2 (lebih kecil daripada pulau Bali), dengan penduduk hampir 4 juta
jiwa. Jembatan Nasional Suramadu merupakan pintu masuk utama menuju
Madura. Selain itu, untuk menuju pulau ini bisa melalui jalur laut ataupun melalui
jalur udara. Untuk jalur laut, bisa melalui Pelabuhan Tanjung Perak di Surabaya
menuju Pelabuhan Kamal di Bangkalan. Selain itu, juga bisa melalui Pelabuhan
Jangkar Situbondo menuju Pelabuhan Kalianget di Sumenep, ujung timur Madura.
Pulau Madura bentuknya seakan mirip badan sapi, terdiri dari empat
Kabupaten, yaitu : Bangkalan, Sampang, Pamekasan, dan Sumenep. Madura, Pulau
dengan sejarahnya yang panjang, tercermin dari budaya dan keseniannya dengan
pengaruh islamnya yang kuat. Pulau Madura didiami oleh suku Madura yang
merupakan salah satu etnis suku dengan populasi besar di Indonesia, jumlahnya
sekitar 20 juta jiwa. Mereka berasal dari pulau Madura dan pulau-pulau
sekitarnya, seperti Gili Raja, Sapudi, Raas, dan Kangean. Selain itu, orang Madura
banyak tinggal di bagian timur Jawa Timur atau biasa disebut wilayah Tapal Kuda,
dari Pasuruan sampai utara Banyuwangi. Orang Madura yang berada di Situbondo
dan Bondowoso, serta timur Probolinggo, Jember, jumlahnya paling banyak dan
jarang yang bisa berbahasa Jawa, juga termasuk Surabaya Utara, serta sebagian
Malang. Suku Madura terkenal karena gaya bicaranya yang blak-blakan.
Masyarakat Madura juga dikenal hemat, disiplin, dan rajin bekerja keras (abhantal
omba' asapo' angen). Harga diri, juga paling penting dalam kehidupan masyarakat
Madura. Mereka memiliki sebuah falsafah katembheng pote mata, angok pote
tolang. Sifat yang seperti inilah yang melahirkan tradisi carok pada sebagian
masyarakat Madura.

G. Desain dan Metode Penelitian


Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif fenomenologi
berpendekatan etnosains. Etnosains merupakan kepercayaan dan praktik-praktik
yang berkenaan dengan kearifan lokal, yang merupakan hasil dari perkembangan
kebudayaan asli dan tidak berasal dari kerangka konseptual sains modern.
Etnosains setidaknya berhubungan dengan dua hal, yaitu sains masyarakat dan
sains ilmiah.

6
ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA

Pengamatan penelitian diarahkan pada kegiatan pada subjek penelitian pada


saat memanfaatkan ha-hal yang ada di lingkungan sekitar sebagai kearifan lokal.
Peneliti dalam penelitian ini menjadi instrumen utama agar dapat mengumpulkan
data pengetahuan yang biasa digunakan masyarakat setempat sebanyak mungkin,
dilanjutkan verifikasi, rekonstruksi, formulasi, konseptualisasi, dan dokumentasi
sehingga menjadi pengetahuan ilmiah yang terformalkan. Agar dapat
mengumpulkan data pengetahuan sains asli masyarakat, peneliti harus berbaur
dengan masyarakat lokal setempat.
Proses tahap analisis data dilakukan secara terus-menerus sejak awal sampai
akhir penelitian. Data digali secara intensif, diidentifikasikan dan
dikategorisasikan, disusun dan diiterpretasikan. Analisis data secara deskriptif
juga dilakukan untuk data pengetahuan masyarakat tentang kearifan lokal
Madura. Setelah analisis data dilanjutkan rekonstruksi hasil temuan berupa
pengetahuan masyarakat yang belum terformalkan menjadi pengetahuan sains
ilmiah sebagai bentuk pengetahuan sains ilmiah untuk memperkaya pengetahuan
sains ilmiah berbasis etnosains. Pada konseptualisasi konsep pengetahuan
masyarakat ke pengetahuan sains ilmiah, maka penelitian ini menggunakan
pendekatan kualitatif naturalistik dan etnosains, serta konstruktivisme. Hasil
pengumpulan konsep-konsep sains masyarakat yang telah teridentifikasi,
terdokumentasi secara sistematis, dan telah diketahui hubungan sebab akibat,
serta terformalkan sebagai pengetahuan ilmiah.

H. Hasil penelitian Etnosains

KABUPATEN BANGKALAN
1. Deskripsi Kecamatan Kamal, Kabupaten Bangkalan, Madura
Kamal merupakan salah satu dari 18 kecamatan yang ada di Kabupaten
Bangkalan, Madura, Provinsi Jawa Timur.

Gambar 1. Peta Pulau Madura

7
ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA

Kamal terletak di ujung barat Pulau Madura, wilayahnya berhadapan


langsung dengan Gresik dan Surabaya hanya dipisahkan oleh selat Madura. Batas-
batas wilayah Kamal, yaitu bagian barat berbatasan langsung dengan Selat
Madura, bagian selatan berbatasan langsung dengan Selat Madura, sebelah timur
berbatasan dengan Kecamatan Labang, dan sebelah utara berbatasan dengan

8
ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA

Kecamatan Socah. Kamal memiliki luas wilayah 41,40 km2. Kamal juga memiliki
tinggi dari permukaan laut sebesar 5,00 meter. Kecamatan Kamal memiliki 10
desa, di antaranya desa Tellang, Pendabah, Tanjung Jati, Kebun, Banyuajuh, Kamal,
Gili timur, Gili Barat, Tajungan, dan Gili Anyar (Badan Pusat Statistik Kabupaten
Bangkalan, 2018). Kamal juga dikenal memiliki pelabuhan yang berhubungan
langsung dengan pelabuhan Ujung di Surabaya. Kamal merupakan satu-satunya
Kecamatan yang memiliki pelabuhan di Kabupaten Bangkalan. Pelabuhan Kamal
sampai saat ini masih beroperasi dan menghubungkan antara Pulau Madura
dengan Surabaya.

Gambar 2. Peta Kecamatan Kamal

Pada zaman dahulu, tepatnya pada tahun 1898 Kecamatan Kamal memiliki
stasiun kereta api yang terletak di pelabuhan Kamal. Stasiun ini terintegrasi
langsung dengan pelabuhan Kamal sehingga para penumpang yang hendak
melanjutkan perjalanan ke Jawa dapat langsung menggunakan kapal Fery menuju
Surabaya tanpa harus berjalan kaki jauh. Stasiun ini berfungsi untuk transportasi
lintas Madura. Namun, pada tahun 1984 stasiun ini resmi ditutup dengan alasan
kalah bersaing dengan mobil pribadi dan anngkutan umum.
Masyarakat di daerah Kamal lebih terbuka daripada di daerah Madura
lainnya, seperti di Kabupaten Sampang, Pamekasan, dan Sumenep. Hal ini
dikarenakan Kamal menjadi lalu lintas perpindahan masyarakat dari luar Pulau
Madura, yang menyebabkan masyarakat di Kecamatan Kamal cenderung lebih
maju. Jumlah penduduk di Kecamatan Kamal per 2016 sebanyak 50.763 jiwa.
Sarana kesehatan di Kecamatan Kamal cukup memadai. Dari 10 desa yang ada,
Kecamatan Kamal memiliki puksesmas berjumlah 1, Pustu (puskesmas pembantu)
berjumlah 5, dokter praktik berjumlah 6, dan polindes berjumlah 7. Namun, dari
adanya sarana kesehatan tersebut, masyarakat Kamal masih ada yang
menggunakan pengobatan tradisional untuk mengatasi penyakit, mencegah
penyakit, hingga pengaturan pola hidup sehat.

2. Filosofi Kecamatan Kamal, Kabupaten Bangkalan, Madura


Kecamatan Kamal terletak di Kabupaten Bangkalan, Madura. Adapun sejarah
nama Madura, berasal dari kisah seorang putri raja yang bernama Raden Ayu
Tunjungsekar. Dia dibuang ke hutan yang seram dan jauh dari pemukiman warga

9
ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA

karena hamil tanpa memiliki suami. Raden Ayu Tunjungsekar menjelaskan


tentang bagaimana dia bisa hamil. Semua yang mendengarkannya tidak percaya
karena alasannya sangat tidak masuk akal. Semua orang merasa heran dengan
jawaban putri yang hamil karena didatangi bulan purnama. Ayahnya seorang raja
merasa malu dan tidak mempercayai alasan putri kesayangannya itu. Kemudian
Sang Putri mempersilakan Patih untuk membunuhnya, tetapi Putri tidak mati
terbunuh.
Patih membuatkan rakit untuk Putri yang sedang hamil ini dan menyuruhnya
untuk melarikan diri. Ketika sedang berlayar dan bertepatan bulan purnama
muncul, Sang Putri melahirkan seorang bayi laki-laki dan diberi nama Raden
Sagara. Sagara dalam bahasa Madura, artinya laut. Ketika sampai di darat, bayi
yang baru berumur beberapa hari itu, tiba-tiba meloncat dan berlari ke sana
kemari. Putri heran dengan kehebatan dan keajaiban bayi Sagara, bagaimana
tidak, semua orang yang mungkin melihatnya saat itu pasti akan dibuat heran oleh
kelakuannya. Bayi Sagara itupun menemukan sebuah pohon besar bersarang
lebah yang tersangkut, seperti ingin member izin pada sang bayi. Lebah-lebah
yang tadinya berkerumun, pada saat itu menyingkir sehingga bayi Sagara dan
Ibunya bisa minum madu sepuasnya. Raden Ayu Tunjungsekar memberi nama
pulau itu dengan nama Madura, berasal dari kata Madu ara-ara yang memiliki arti
madu yang berada di tanah yang lapang.
Sedangkan sejarah dari Bangkalan berasal dari kata “Bangkah” dan “la’an”
yang artinya “mati sudah”. Istilah ini diambil dari legenda tewasnya pemberontak
sakti Ke’ Lesap yang tewas di Madura Barat. Ke’ Lesap merupakan putra Madura
keturunan dari pangeran Sosro Diningrat/Pangeran Tjokro Diningrat III/Pangeran
Cakraningrat III. Nama bangkalan berawal ketika suatu malam pangeran
Cakraningrat V bermimpi agar Ke’ Lesap dikirimi seorang perempuan yang
memegang bendera putih (Bangkalan akan menyerah). Tipu muslihat itu
kemudian dijalankan oleh pangeran Cakraningrat V dan dikirimkan kepada Ke’
Lesap. Ke’ Lesap menerima pemberian wanita itu dengan keyakinan bahwa
(Bangkalan) sudah menyerah. Pada waktu Cakraningrat V menunggu reaksi dari
Ke’ Lesap, tiba-tiba melihat sebuah tombak pusaka Bangkalan yang bernama Ki
Nenggolo yang kemudian Cakraningrat V berdiri dan mengambil tombak tersebut,
kemudian mengajak pasukannya berangkat berperang guna menumpas
pemberontakan Ke’ Lesap. Sesampainya di desa Tonjung, Ke’ Lesap terkejut
karena Cakraningrat V datang dan akan menyerang secara tiba-tiba. Kemudian
Cakraningrat V langsung menghunuskan tombaknya, dan seketika Ke’ Lesap
meninggal. Rakyat Bangkalan mengikuti Rajanya berseru “Bangkah” dan “la’an”
yang artinya “mati sudah”.
Menurut hari jadi Bangkalan, sejarah Bangkalan dimulai pada abad ke XV,
datang dua orang keturunan Prabu Brawijaya, Raja Majapahit ke Madura, yaitu
Lembu Petteng dan Menak Senoyo. Setelah menginjak dewasa, Lebu Petteng
berkeinginan untuk merantau ke wilayah Madura Barat dan akhirnya sampailah
beliau menemukan jodohnya, yaitu bunga desa Plakaran Arosbaya yang bernama
Nyi Sumekar. Mereka dikaruniai 5 orang anak dan salah satunya bernama Ki
Pragolbo yang akhirnya menjadi penguasa di Plakaran Arosbaya. Setelah Ki
Pragolbo wafat digantikan oleh anaknya yang bernama Ki Pratanu. Pada tahun

10
ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA

1531 ia membangun sebuah kraton yang dinamakan Kraton Lemah Duwur. Pada
saat masa pemerintahan Ki Pratanu banyak mengalami kepesatan, terutama
penyebaran agama Islam dan hubungan baik antara Ampel, Gresik, dan Tuban
semakin lancar. Hubungan dengan kerajaan Pajang daerah Jawa Tengah menjadi
semakin erat setelah Ki Pratanu menikah melalui perkawinan Triman dengan
seorang Putri Pajang. Masa kejayaan Ki Lemah Duwur (Ki Pratanu) di Madura
Barat dengan pusat pemerintahan yang terletak di Arosbaya pada tahun 1531
menjadi momentum yang paling tepat untuk dijadikan sebagai hari jadi Bangkalan
(Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Bangkalan, 2017).
Sejarah nama Kamal konon menurut masyarakat desa Kamal, dari nenek
moyang, kata Kamal berasal dari kotak amal. Hal ini dipercaya bahwa masjid di
pelabuhan Kamal berdirinya sudah lama dan dibangun dari dana kotak amal serta
dana yang berasal dari masyarakat setempat. Dahulu, masyarakat Kamal
merupakan masyarakat maju, berkecukupan, dan dikenal dermawan. Kamal
berasal dari kata amal, yang dimaksud amal di sini adalah dahulu masyarakat
Kamal suka tolong menolong. Setiap orang yang berlayar atau menangkap ikan
selalu singgah di desa Kamal untuk mengambil air yang disediakan masyarakar
Kamal.
Filosofi hidup masyarakat Kamal seperti kebanyakan filosofi hidup orang
Madura. Karena sejatinya, masyarakat Kamal lahir dan dibesarkan di Pulau
Madura. Falsafah hidup yang pertama, yaitu Abantal sadhat, apajung Allah, asapo’
salawat artinya sejak bayi orang Madura telah berbantalkan syahadat,
berpayungkan perlindungan Allah, dan berselimutkan shalawat. Kedua, yaitu
Manossa coma darma, artinya manusia hidup di dunia sebagai pemimpin dan
pemelihara alam, maka dalam kehidupannya, mereka harus melakukan kebaikan-
kebaikan di dunia. Ketiga, yaitu Bhuppa’, Bhabu, Guru, Rato artinya pertama kita
harus ta’dhim kepada kedua orang tuanya, taat dan patuh kepada guru, kiai, ustaz
yang mengajarkan ilmu pengetahuan, dan mereka pun harus setia serta patuh
kepada pemerintah. Keempat, yaitu Ango’ poteah tolang etembheng poteah matah
artinya lebih baik putih tulang daripada putih mata. Maksudnya, yaitu lebih baik
mati daripada malu. Kelima, yaitu Rampak Naong Bringin Korong artinya jadi
orang besar itu harus bisa menaungi, seperti pohon beringin yang rimbun yang
memberi manfaat (keteduhan) bagi orang lain. Keenam, yaitu Lakonah dheging
bedeh obeddheh, lakonah ateh dhere tambenah artinya lukanya badan ada obatnya,
lukanya hati darahlah penawarnya. Hal ini berkaitan dengan sensitifnya orang
Madura. Ketujuh, yaitu Lakonah lakone, kennengnga kennengnge artinya kerjanya
kerjakan, tempatnya tempati. Maksudnya, orang Madura memiliki satu prinsip
hidup dan tujuan yang jelas dan tidak akan ikut campur urusan orang lain.

11
ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA

3. Hasil Kajian Etnosains


Tabel 1. Tabel Hasil Kajian Etnosains Bidang Kesehatan

No. Objek Kajian Sains Masyarakat Sains Ilmiah

1. Ngenom Aeng Orang beranggapan Seduhan bunga mawar segar


Mawar bahwa meminum air berfungsi untuk mempercepat
(Minuman Air mawar dapat proses pemulihan dalam
Mawar) meredakan sakit mengatasi tenggorokan. Selain
tenggorokan dan itu, air rendaman mawar dapat
membuat badan meningkatkan aliran cairan
menjadi lebih wangi empedu, yang bisa membantu
mengatasi gejala keluhan
pencernaan umum, termasuk
perut kembung dan sakit perut.
Rendaman mawar juga bisa
sebagai pencahar untuk
memperlancar urusan BAB dan
mencegah sembelit.
2. Deun Sere Orang beranggapan Daun sirih memiliki kandungan
Kaangguy bahwa daun sirih tannin dan berbagai zat lainnya
Memesan dapat menghentikan yang dapat mempercepat
(Daun Sirih darah mimisan yang respon tubuh tersebut,
untuk Mimisan) keluar lagi dari sehingga pendarahan pada
hidung. hidung akan berhenti dalam
waktu yang cepat. Selain itu,
dalam sebuah penelitian, daun
sirih dapat mempengaruhi
sistem kekebalan tubuh.
3. Ngobete Herpes Masyarakat Penelitian membuktikan, daun
Sareng Deun beranggapan bahwa binahong mengandung
Binahong daun binahong yang senyawa alkoloid, flavonoid,
(Mengobati sudah dihaluskan saponin, dan minyak asiri.
Herpes dengan dapat mempercepat Alkoloid, misalnya, berperan
Daun proses pengeringan sebagai antioksidan, yang
Binahong) pada herpes. mengandumng regenerasi sel
dan membasmi radikal bebas.
Sementara saponoin berperan
memacu pembentukan kologen,
sejenis protein yang berperan
dalam penyembuhan luka,
sedangkan minyak atsiri
berperan dalam melancarkan
proses metabolisme.
4. Bekam Sareng Orang beranggapan Bekam dengan lilin dan korek

12
ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA

Lilin bahwa bekam dimasukkan dalam gelas adalah


(Bekam dengan dengan lilin dan cara lama untuk menghilangkan
Lilin) korek yang oksigen yang terperangkap
dimasukkan dalam dalam gelas kaca dan
gelas dapat membakarnya dengan api.
mengeluarkan darah Selain mengeluarkan darah
kotor dari kotor yang berada di bawah
permukaan kulit permukaan, bekam ini juga bisa
dengan teknik hisap. mengobati masuk angin.
5. Ngobete Sakek Orang beranggapan Larutan air perasan jeruk nipis
Rung- bahwa dengan kecap yang dicampur kecap manis
Gerrungan dan jeruk nipis dapat telah menjadi resep warisan
Sareng Kecap menyembuhkan turun temurun untuk
ban Jeruk tenggorakkan mengatasi batuk membandel.
(Mengobati bermasalah, seperti, Jeruk nipis banyak dipakai
Sakit batuk atau sebagai salah satu bahan obat
Tenggorokan tenggorokan gatal. herbal karena buah yang punya
dengan Kecap nama latin Citrus aurantifolia
dan Jeruk ini mengandung minyak atsiri
Nipis) dan berbagai zat yang bisa
melemaskan otot-otot pada
saluran pernapasan. Jeruk nipis
juga berkhasiat sebagai obat
penurun panas dan mengatasi
suara serak akibat tenggorokan
gatal, yang mungkin menjadi
gejala lain yang mengikuti
batuk. kecap pada air jeruk
hanya berguna untuk
mengurangi keasaman dari air
jeruk nipis.
6. Ngennom Aeng Orang beranggapan Air kelapa mengandung jumlah
Nyeor Manabi bahwa minum air elektrolit yang lebih banyak
Keraconan kelapa dapat daripada air putih sehingga
(Minum Air menyembuhkan dapat mempercepat
Kelapa Saat pada saat keracunan. pemulihan ketika keracunan.
Keracunan) Selain itu, kandungan zat dalam
air kelapa dapat membantu
proses detoksifikasi untuk
membuang racun dalam
saluran pencernaan makanan
akibat keracunan makanan
7. Abegge de’ Aeng Orang beranggapan Karena air laut mengandung
Tasek Manabi bahwa berendam di Magnesium, Kalsium,
Lastarennah air laut ketika selesai Pottasium, dan Iodine yang
Sonnat sunat akan semua unsur tersebut adalah

13
ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA

(Rendam di Air mempercepat sebagian dari mineral yang


Laut Setelah pengeringan pada terkandung dalam air laut.
Sunat) bagian yang di sunat. Sodium dan Iodine bersifat
antiseptik yang dapat
membantu proses
penyembuhan luka. Saat
terluka, air laut dapat
membantu mengeluarkan racun
dan membantu mengeringkan
nanah pada luka, air laut juga
memiliki kemampuan anti
inflamasi.
8. Apelet Pijat dapat Pijat adalah terapi yang bersifat
Kaangghuy menghilangkan holistik. Pijat melancarkan
Ngelangen pegal-pegal dan peredaran darah dan aliran
Lessoh Neng meluruskan otot-otot getah bening. Efek langsung
Bhadan yang kaku karena yang bersifat mekanis dengan
(Pijat aktivitas sehari-hari tekanan secara berirama dan
Tradisional yang membuat badan gerakan-gerakan yang
untuk terasa lelah. digunakan secara dramatis
Menghilangkan dapat meningkatkan tingkat
Rasa Lelah aliran darah. Rangsangan yang
pada Badan) ditimbulkan dari reseptor saraf
juga mengakibatkan pembuluh
darah melebar secara reflek.
Hal ini melancarkan aliran
darah yang sangat berpengaruh
pada kesehatan.
9. Aeng Sere Se Air rebusan daun Daun sirih dapat dijadikan
Ekellah sirih untuk sebagai obat penyembuhan
Kaangghuy mengurangi keputihan karena mengandung
Ngorangen keputihan pada zat zamak yang memiliki daya
Kepotean wanita. Air rebusan mematikan kuman. Ekstrak
(Rebusan Air daun sirih membuat daun sirih pada semua
Sirih untuk vagina keset dan konsentrasi (20%-100% dapat
Mengurangi menyebabkan menghambat pertumbuhan sel
Keputihan) bakteri-bakteri mati. Candida albicans). Minyak astiri
Selain itu, dengan dari daun sirih mengandung
rebusan daun sirih minyak terbang (betlephenol),
dapat membuat seskuiterpen, pati, diates, gula
vagina menjadi lebih dan zat zamak dan kavikol yang
bersih dan harum. memiliki daya mematikan
kuman, antioksidan, dan
fungisida/ anti jamur. Daun
sirih telah teruji klinis memiliki
kandungan polevanolad sangat

14
ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA

tinggi. Palevanolad adalah


senyawa yang sangat besar
pengaruhnya pada kecantikan
kulit. Fungsi terbesarnya adalah
untuk menjaga kesehatan kulit,
mencegah dari penuaan dini
yang membuat kulit menjadi
lebih halus.
10. Perressen Aeng Perasan lemon Lemon kaya akan zat gizi
Lemon mengandung vitamin seperti magnesium, kalsium,
Kangghuy C yang dapat fosfor, vitamin B, dan vitamin C.
Ngorangen menyegarkan kulit Kandungan vitamin C yang
Kepotean Bik dan mencegah tinggi pada lemon dapat
Kaangghuy adanya bakteri dan meningkatkan imunitas
Kacantekan membunuh kuman- sehingga dapat membunuh
(Perasan kuman serta kuman pathogen dan
Lemon dapat mengurangi membantu penyembuhan luka
Mengurangi keputihan. Perasan lebih cepat karena dapat
Keputihan dan air lemon diminum merangsang produksi kolagen.
Bermanfaat dengan dicampur air Karotenon dalam perasan buah
untuk hangat, agar tubuh lemon memiliki aktivitas
Kecantikan). menjadi lebih rileks. antibakteri, salah satunya
Candida albicans yang
merupakan penyebab
keputihan fisiologis.
11. Remmesan Dapat Kandungan daun sembukan
Deun Sembukan menyembuhkan sakit mengandung
se Ebaluren ka perut Deacetylasperuloside,
Tabu’ Scandoside, Paederosid, Asam
Kaangghuy Paederosidic, Gamasitosterol,
Sake’ Tabu’ Arbutin, Asam oleanolat, dan
(Remasan Daun minyak menguap. Selain itu,
Kesimbukan daun sembukan mengandung
yang senyawa metabolit sekunder
Dibalurkan di antara lain Alkaloid, Tanin, dan
Perut Untuk Flavonoid. Oleh karena itu, daun
Mengatasi Sakit sembukan memiliki khasiat
Perut) antiinflamasi, stomakik,
antirematik, diuretik, dan
karminatif.
12. Kapor Dapat meredakan Daun sirih mengandung minyak
Ebungkos Deun sakit kepala atsiri yang dapat berkhasiat
Sere Etekket untuk mematikan kuman,
Dha’ Pelepes antioksidasi, dan fungisida.
Manabi Nyello Selain itu, daun sirih
Cetak mengandung senyawa yang

15
ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA

(Kapur dapat meredakan nyeri,


Dibungkus menahan perdarahan,
dengan Daun menyembuhkan luka pada kulit
Sirih dan hingga menyembuhkan saluran
Ditekan pada pencernaan.
Pelipis Ketika Kapur memiliki rumus kimia
Sakit Kepala) CaCo3 yang banyak berguna
bagi kehidupan sehari-hari.
Adapun manfaat dari kapur,
yaitu mulai dari bahan
pembuatan kosmetik,
mengobati luka bakar,
mengatasi encok, hingga
mengatasi sakit tenggorokan.
13. Nyeker dha’ Agar tubuh tidak Berjalan tanpa alas kaki pada
Kleker mudah nyeri jalan yang tidak rata (berupa
(Tidak seperti kerikil) dapat
Menggunakan meningkatkan sirkulasi darah
Alas Kaki Saat pada kaki, mengurangi
Berjalan Di Atas peradangan, mengurangi resiko
Kerikil) sakit jantung, dan dapat untuk
merefleksi pada bagian kaki
sehingga aliran darah pada
tubuh akan menjadi lancar dan
tidak rentan terkena penyakit
otot.
14. Ngenom Aeng Air dalam kendi Kendi umumnya terbuat dari
Kendhi menjadi lebih segar tanah liat yang dibakar, namun
(Meminum Air tidak diglasir sehingga
dalam Kendi) permukaan luarnya kasar. Akan
tetapi, justru proses alami
tanpa glasir inilah yang menjadi
keunggulan kendi. Tidak
adanya proses pengglazuran
menyebabkan pori-pori tanah
liat bahan kendi tetap terbuka
lebar. Pori-pori yang lebar
inilah yang menyebabkan udara
luar yang mengandung oksigen
mampu menembus masuk ke
dalam kendi dan
mempengaruhi kualitas air
yang ada di dalam kendi. Pori-
pori kendi yang tetap terbuka
lebar menyebabkan air di
dalamnya merembes keluar.

16
ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA

Rembesan air yang membasahi


permukaan luar kendi
mengalami proses penguapan,
yang diutuhkan sejumlah kalor.
Kebutuhan akan kalor itu yang
diambil dari air di dalam kendi.
Proses penyerapan kalor inilah
yang menyebabkan air menjadi
dingin. Jika ada bahan asing di
dalam air seperti kotoran dan
mineral, bahan-bahan asing
tersebut akan terserap oleh
pori-pori bahan kendi sehingga
berfungsi sebagai filter alami.
Tanah liat memiliki fungsi
insulasi sehingga air yang
disimpan di dalamnya menjadi
sejuk dan segar.
15. Baluraghi Aeng Agar luka cepat Kandungan antioksidan di
Kapor Sere dha’ kering dalam kapur sirih dapat
Loka Keobber berkhasiat untuk mempercepat
(Membalurkan pengeringan pada luka bakar
Air Kapur Sirih (melepuh)
ke Luka
Melepuh)
16. Netesaghi Agar luka cepat Getah pisang diketahui
Gettana kering mengandung tiga unsur
Geddhang dha’ kandungan metabolit sekunder
Loka yang dapat berfungsi untuk
(Meneteskan penyembuh luka, yaitu Saponin,
Getah Pisang Flavonoid dan Asam askorbat.
Pada Luka Saponin dalam getah pisang
Terbuka) berfungsi untuk meningkatkan
pembentukan pembuluh darah
baru pada luka sehingga suplai
oksigen dan nutrisi lebih
banyak. Asam askorbat pada
getah pisang berfungsi untuk
memperkuat dan mempercepat
pertumbuhan jaringan ikat
(kolagen) baru. Flavonoid pada
getah pisang berfungsi untuk
memperpendek waktu
peradangan (inflamasi) yang
dapat menghambat

17
ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA

penyembuhan.
17. Ajamo Konye’ Mengatasi panas Kunyit memiliki kandungan
Accem dalam Metabolit sekunder, yaitu
Kaangghuy Kurkumin dan minyak atsiri.
Panas Delem Minyak atsiri berperan sebagai
Jamu Kunyit antibakteri dengan cara
Asam untuk membantu proses
Mengatasi terbentuknya membran atau
Panas Dalam) dinding sel sehingga tidak
terbentuk. Hal ini dapat terjadi
karena minyak atsiri memiliki
gugus hidroksil yang berkaitan
melalui proses absorbsi melalui
ikatan hidrogen. Kurkumin
merupakan salah satu jenis
metabolit sekunder jenis
Flavonoid. Aktivitas
farmakologi dari Flavonoid
adalah sebagai anti inflamasi,
antibakteri, analgesik, dan anti-
oksidan. Mekanisme anti-
inflamasi terjadi melalui efek
penghambatan pada jalur
metabolisme Asam arakhidonat,
pembentukan Prostaglandin,
pelepasan Histamin pada
radang.
Senyawa utama dalam
Metabolit sekunder dalam daun
asam jawa, yaitu berupa
Flavonoid, Tanin, Saponin, dan
Alkaloid membuat daun asam
jawa dapat berkhasiat
antibakteri.
18. Ajamo Berres Jamu untuk Bahan utama jamu beras
Kencor menambah nafsu kencur, yaitu beras yang
Kaangguy makan dihaluskan dan rimpang
Dhujan Ngakan kencur. Kombinasi antara beras
(Jamu Beras dan kencur banyak
Kencur untuk mengandung vitamin B yang
penambah dapat merangsang lambung
nafsu makan) memberikan rasa lapar. Selain
itu, jika jamu beras kencur
diminum secara rutin dapat
menebalkan dinding perut
untuk menyembuhkan penyakit

18
ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA

maag.
19. Ajamo Sinom Mengatasi panas Sinom berbahan dasar asam
Kaangghuy dalam, sariawan, dan jawa, daun asam jawa muda,
Lancaraghi memperlancar haid gula asli dan kunyit. Sinom
Deteng Bulen, berkhasiat untuk melancarkan
Panas Delem, haid, melangsingkan tubuh,
ban Sariawan mengurangi ngilu dan
(Jamu Sinom memperlancar sembelit. Daun
untuk asam jawa yang masih muda
Memperlancar dapat disebut sinom. Hal ini
Haid, Panas yang menjadi bahan utama
Dalam, dan pembuatan jamu sinom.
Sariawan) Senyawa utama dalam
metabolit sekunder dalam daun
asam jawa, yaitu berupa
Flavonoid, Tanin, Saponin, dan
Alkaloid membuat daun asam
jawa dapat berkhasiat
antibakteri. Dan pada kunyit
memiliki kandungan metabolit
sekunder yaitu kurkumin dan
minyak atsiri. Minyak atsiri
berperan sebagai antibakteri
dengan cara membantu proses
terbentuknya membran atau
dinding sel sehingga tidak
terbentuk. Hal ini dapat terjadi
karena minyak atsiri memiliki
gugus hidroksil yang berkaitan
melalui proses absorbsi melalui
ikatan hidrogen. Kurkumin
merupakan salah satu jenis
metabolit sekunder jenis
flavonoid. Aktivitas farmakologi
dari flavonoid adalah sebagai
anti inflamasi, antibakteri,
analgesik, anti-oksidan.
Mekanisme anti-inflamasi
terjadi melalui efek
penghambatan pada jalur
metabolisme asam arakhidonat,
pembentukan prostaglandin,
pelepasan histamin pada
radang
20. Ngenom Aeng Mengatasi perut Pada buah mengkudu terdapat
Koddhu’ kembung dan asam banyak kandungan yang

19
ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA

Kaangghuy lambung bermanfaat seperti nutrisi yang


Tabu’ Kembung terdapat dalam buah
dan Peddhi Osos mengkudu, yaitu protein,
Raja vitamin, dan mineral. Terdapat
(Minum Air Metabolit sekunder seperti
Mengkudu Terpenoid yang berperan
untuk Perut sebagai sintesis organik serta
Kembung dan sebagai zat pemulihan sel-sel
Asam tubuh. Scolopetin yang
Lambung) berfungsi sebagai zat
antiperadangan. Zat
antibakteri, zat antikanker, dan
zat asetil yang berperan untuk
mematikan kuman. Zat Moridon
berperan untuk memperlancar
BAB. Zat Soranjidiol berperan
untuk melancarkan proses
buang air kecil, dan zat
Terpenes berperan untuk
meremajakan berbagai sel-sel
yang ada dalam tubuh.
21. Negnom Aeng Dapat mengurangi Daun kumis kucing bersifat
Lakellah Komes rasa nyeri rematik diuretik, kumis kucing juga
Koceng pada persendian. digunakan sebagai antibakteri.
(Minum Air Sebagai antibakteri kumis
Rebusan Kumis kucing dijadikan sebagai obat
Kucing) herbal untuk melawan infeksi
bakteri, seperti pada luka di
kulit atau gusi yang bengkak.
Daun kumis kucing basah
maupun kering digunakan
untuk menanggulangi berbagai
penyakit. Daun yang kering
dipakai (simplisia) sebagai obat
yang memperlancar
pengeluaran air kemih
(diuretik). Masyarakat
menggunakan kumis kucing
sebagai obat tradisional sebagai
upaya penyembuhan batuk,
encok, masuk angin, asam urat,
keputihan, diabetes, kencing
batu, hipertensi, sipilis,
albuminuria, radang ginjal, dan
sembelit. Di samping itu, daun
tanaman ini juga bermanfaat
untuk pengobatan radang

20
ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA

ginjal, batu ginjal, kencing


manis, albuminuria, dan
penyakit syphilis, reumatik dan
menurunkan kadar glukosa
darah.
22. Ngenom Mengatasi penyakit Mengkudu merupakan buah
Sarengannah dalam makanan bergizi lengkap. Zat
Buwe Koddu’ nutrisi yang dibutuhkan tubuh,
sareng Aeng seperti protein, vitamin, dan
Angak mineral penting tersedia dalam
(Minum jumlah cukup pada buah dan
saringan buah daun mengkudu. Selenium,
mengkudu salah satu mineral yang
bersama terdapat pada mengkudu
dengan air merupakan antioksidan yang
hangat) hebat. Berbagai jenis senyawa
yang terkandung dalam
mengkudu antara lain Xeronine,
Plant Sterois, Alizarin, Lycine,
Sosium, Caprylic, Acid,
Arginine, Proxernine, Antra
Quinines, Trace Elemens,
Phenylalanine, Magnesium dan
lain-lain. Pada buah mengkudu
juga terdapat zat antikanker.
Zat antikanker yang terdapat
pada mengkudu paling efektif
melawan sel-sel abnormal.
23. Perresan Konye’ Meredakan rasa Kunyit memiliki efek
Kangghuy nyeri pada saat haid farmakologis seperti,
Deteng Bulen terjadi melancarkan darah dan vital
(Perasan kunyit energi , menghilangkan
untuk sumbatan peluruh haid,
meredakan antiradang (anti-inflamasi),
rasa nyeri saat mempermudah persalinan,
haid ) antibakteri, memperlancar
pengeluaran empedu
(kolagogum), peluruh kentut
(carminative) dan pelembab
(astringent). Kunyit mempunyai
khasiat sebagai jamu dan obat
tradisional untuk berbagai jenis
penyakit, senyawa yang
terkandung dalam kunyit
(kurkumin dan minyak asturi)
mempunyai peranan sebagai

21
ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA

antioksidan, antitumor,
antikanker, antipikun,
menurunkan kadar lemak dan
kolesterol dalam darah dan
hati, antimikroba, antiseptik
dan antiinflamasi.

24. Accem Jebeh Memperlancar BAB Senyawa utama dalam


Ekellah, Metabolit sekunder dalam daun
Eyenom Ngak asam jawa, yaitu berupa
Angak Kokoh Flavonoid, Tanin, Saponin, dan
(Seduhan Asam Alkaloid membuat daun asam
Jawa Diminum jawa dapat berkhasiat
Saat Hangat) antibakteri. Asam Jawa
memiliki khasiat memperlancar
BAB, memperlancar peredaran
darah, mendinginkan,
menurunkan peningkatan
kolesterol melalui mekanisme
pengikatan kolesterol dan asam
empedu kemudian mendorong
dan mengeluarkannya dari
saluran pencernaan, penghilang
rasa sakit, antiradang,
membantu pengeluaran
keringat, antiseptik, dan
mempertahankan
keseimbangan air dalam tubuh.

Hutan Geger Bangkalan


1. Deskripsi Hutan Geger
Bukit Geger (Gunung Geger) merupakan salah satu bukit yang berada di Pulau
Madura yang letaknya di Kabupaten Bangkalan, Provinsi Jawa Timur. Lokasi Bukit
Geger sendiri terletak sekitar 30 km dari kota Bangkalan sebelah tenggara. Bukit
Geger tersebut terletak antara 150 hingga 200 m dari atas ketinggian permukaan
laut, yang memiliki luas sekitar 44 hektar, dan merupakan kawasan hutan kayu
Mahoni yang dilindungi oleh negara. Untuk dapat sampai di atas puncak bukit,
harus melewati atau menaiki puluhan anak tangga yang telah tersedia. Arah jalan
yang harus ditempuh dan dilalui apabila ingin berkunjung dari Pulau Jawa, yaitu
setelah turun dari jembatan Suramadu hingga sampai pada pertigaan Jalan Raya
Tangkel, pengunjung dapat melanjutkan perjalanan ke arah timur hingga melewati
dua pasar tradisional, yaitu pasar Patemon dan pasar Tanah Merah. Setelah 1 km

22
ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA

dari pasar Tanah Merah, kemudian pengunjung berbelok arah ke kiri dan
melanjutkan kembali perjalanan sekitar 15 km hingga sampai di depan pintu
gerbang Bukit Geger. Jika ingin sampai pada anak tangga bukit, pengunjung harus
melanjutkan perjalanan sekitar 1,5 km dari pintu gerbang tersebut. Di Bukit Geger
terdapat hutan lindung. Hutan tersebut dilindungi oleh negara. Masyarakat sekitar
juga berpartisipasi dalam melindungi dan menjaga kelestarian hutan tersebut
mengingat fungsi dari hutan yang berada di bukit, terutama bagi masyarakat di
sekitar.
Terdapat keanekaragaman tumbuhan atau pepohon yang tumbuh dan
dijumpai dalam hutan, beberapa di antaranya, yaitu pohon Mahoni, Akasia, Jati
yang mendominasi di Hutan Geger. Selain itu, terdapat pula tumbuhan lain yang
dijumpai dalam hutan di bukit tersebut. Di hutan juga sering dijumpai
keanekaragaman hewan yang di antaranya kawanan monyet hutan, di sela
dedaunan pohon atau semak belukar juga sering dijumpai ular pecut, ular viper
hijau, ular bandotan puspa, serta binatang berbisa lainnya, seperti kala jengking,
ketonggeng (lipan), dan lainnya. Pada puncak pepohonan juga sering dijumpai
keanekaragaman burung seperti burung hantu, gagak, elang laut, rajawali laut, dan
lainnya. Bukit Geger selain kaya akan keanakaragaman hayatinya, juga terdapat
beberapa potensi di dalamnya seperti halnya gua alam yang menarik di bukit. Gua
yang terdapat di bukit terdiri dari 5 gua di antaranya Gua Petapan, Gua Potre, Gua
Pelanangan, Gua Pancong Pote, dan Gua Ular. Di atas bukit juga terdapat pasarean
(makam) dari tokoh yang disegani masyarakat sekitar seperti tokoh Potre Koneng,
Pangeran Jokotole, dan lainnya. Pasarean tersebut oleh masyarakat sekitar
dijadikan sebagai salah satu tempat ziarah, serta dapat dijadikan bukti dari
peninggalan sejarah yang berupa bangunan yang ada di Pulau Madura.
2. Filosofi Sejarah Hutan Daerah Geger

Gambar 3. Peta Topografi


Dilihat dari peta topografi maka daerah Kabupaten Bangkalan berada pada
ketinggian 2-100 m di atas permukaan air laut. Wilayah yang terletak di pesisir
pantai, seperti Kecamatan Sepuluh, Bangkalan, Socah, Kamal, Modung, Kwanyar,
Arosbaya, Klampis, Tanjung Bumi, Labang, dan Kecamatan Burneh mempunyai
ketinggian antara 2-100 m di atas permukaan air laut. Di bagian tengah, memiliki
ketinggian antara 19-100 m di atas permukaan air laut, sedangkan Kecamatan
Geger tertinggi dengan ketinggian 100 m di atas permukaan air laut. Kecamatan
Geger, Kabupaten Bangkalan, berkali-kali mendapatkan penghargaan nasional
bidang lingkungan hidup. Perhargaan pertaman kali berupa Kalpataru pada tahun
1988 kemudian tahun 2004 kembali mendapat penghargaan serupa. Ada pula

23
ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA

tokoh lingkungan yang mendapatkan Satya Lencana Pembangunan Lingkungan


Hidup dari desa Kombangan, yakni H. Gosali pada tahun 2009. Pada tahun 2010
Kelompok Tani Gunung Mereh mendapatkan Ecolabel (Standarisasi Luasan Hutan
Rakyat) dari Kementrian Negara Lingkungan Hidup.
Karakteristik sifat petani pada umumnya menunjukkan sedikit minat untuk
memanen kayu dan hanya melakukannya jika menghadapi keadaan yang disebut
filosofi “tebang butuh”. Mereka memperlakukan hutan sebagai asset jangka
panjang layaknya rekening bank yang dapat sewaktu-waktu diuangkan.
Kecamatan Geger terdiri dari 13 desa, yaitu desa Lerpak, Geger, Togubang,
Batubella, Teber Priyah, Campor, Kompol, Kombangan, Dabung, Katol Barat,
Banyoneng laok, dan desa Banyoneng Dhejeh. Dari tiga belas desa tersebut,
kelompok tani yang relatif maju terdapat di desa Geger, Kombangan, dan desa
Togubang. Jenis tanaman hasil hutan nonkayu berupa tanaman holtikultura,
seperti alpukat, mangga, papaya, rambutan, jeruk, dan lain-lain. Wilayah
Kecamatan Geger relatif subur, sedangkan untuk hasil hutan kayu, khususnya kayu
jati di Kecamatan Geger ini sulit diharapkan hasilnya. Padahal kawasan ini
merupakan kawasan penyangga yang harus dijaga kelestarian hutannya. Dengan
kata lain, perlu dilakukan rehabilitasi terhadap lahan di kawasan hutan tersebut.
Akan tetapi, di sisi lain masyarakat terbentur masalah permodalan. Untuk
mendapatkan permodalan diperlukan adanya kerjasama dengan lembaga-lembaga
terkait sebagai pembina dan penyandang dana.
Undang-undang Nomor 41 Tahun 1999 yang telah diubah berdasarkan
Undnag-undang Nomor 19 Tahun 2004 tentang Perpu Nomor 1 Tahun 2004
tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 41 tahun 1991 tentang Kehutanan
menjadi Undang-undang (selanjutnya UU Ketuhanan), mengatur tentang
rehabilitasi hutan. Pasal 43 ayat (1) UU Kehutanan menentukan bahwa setiap
orang yang memiliki, mengelola, dan atau memanfaatkan hutan yang kritis atau
tidak produktif, wajib melaksanakan rehabilitasi hutan untuk tujuan perlindungan
dan konservasi. Selanjutnya, dalam ayat (2) ditegaskan bahwa dalam
melaksanakan rehabilitasi setiap orang dapat meminta pendampingan, pelayanan,
dan dukungan kepada lembaga swadaya masyarakat, pihak lain atau pemerintah.
Peraturan Pemerintah Nomor 6 tahun 2007 tentang Tata Hutan dan Penyusunan
Rencana Pengelolaan Hutan, serta Pemanfaatan Hutan, dalam Pasal 84 mengatur
pemberdayaan masyarakat dapat dilakukan melalui: (1) hutan desa; (2) hutan
kemasyarakatan; (3) kemitraan (Wartiningsih, 2013).
Dengan demikian, dalam mengatasi permasalahan yang dihadapi mitra maka
solusi yang ditawarkan adalah
a. Sosialisasi pentingnya koperasi dan pelatihan-pelatihan terkait pemberdayaan
masyarakat sekitar hutan berupa pembukuan dan keuangan sederhana.
b. Pembentukan koperasi dan mendaftarkan ke kantor Notaris sehingga menjadi
koperasi yang berbadan hokum.
c. Pembuatan proposal kegiatan dengan model kemitraan ke UMN atau pihak
swasta.

24
ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA

3. Hasil Kajian Etnosains dalam Bentuk Tabel


Pengetahuan masyarakat mengenai Hutan Geger dan kehidupan
masyarakatnya dijelaskan dalam penelitian yang dilakukan melalui observasi ke
lokasi Hutan Geger dan tanya jawab yang dilakukan pada masyarakat sekitar di
desa Geger sebagai narasumber atau subjek dalam penelitian. Penelitian ini
dilakukan pada tahun 2019, yang meliputi bapak kepala desa Geger beserta
jajarannya. Hasil data yang diperoleh dari wawancara dituliskan pada tabel
berikut.

Tabel 2. Hasil Kajian Etnosains di Hutan Geger


Kancah Penelitian
No. (tokoh, lokasi Sains Masyarakat Sains Ilmiah
dan masyarakat)
1. Hutan Geger Hutan bagi masyarakat Menurut pandangan
merupakan kawasan sekitar adalah ilmiah, hutan bermanfaat
hutan kayu mahoni bermanfaat untuk bagi masyarakat sebagai:
(hutan lindung) di mencegah air dan penyedia oksigen untuk
bawah perlindungan bebatuan turun ke makhluk hidup bernapas,
Negara. pemukiman masyarakat. mencegah banjir karena
pohon dapat menyerap
air, mencegah terjadinya
angin, peran
penyeimbang lingkungan,
menjadi tempat hidup
flora dan fauna, dan
mencegah pemanasan
global.
2. Tanggapan Keanekaragaman hewan Keanekaragaman flora
masyarakat seperti kera yang dapat dan fauna yang terdapat
mengenai daya tarik meresahkan masyarakat di Hutan Geger seperti
Hutan Geger di sekitar Hutan Geger. halnya hewan dan hutan
lindung berperan dalam
menjaga keseimbangan
ekosistem yang ada, serta
berpotensi sebagai
tempat wisata dengan
suasana hutan yang masih
asri dan udaranya yang
segar.
3. Kearifan lokal yang Terdapat beberapa Berpotensi sebagai wisata
dikeramatkan tempat ziarah kubur dan religi dan berpotensi
gua yang dikeramatkan terhadap pertambahan
di antaranya: Gua ekonomi masyarakat
Petapan, Gua Potre, Gua sekitar Hutan Geger.
Pelanangan, Gua

25
ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA

Kancah Penelitian
No. (tokoh, lokasi Sains Masyarakat Sains Ilmiah
dan masyarakat)
Pancong Pote, dan Gua
Ular.
4. Cara masyarakat Dalam menjaga Cara melestarikan hutan,
melestarikan hutan kelestarian Hutan Geger yaitu dengan melakukan
dapat dilakukan dengan reboisasi, menerapkan
cara sosialisasi dengan sistem tebang pilih,
masyarakat sekitar dan menerapkan sistem
melakukan tebang pilih tebang tanam,
atau tidak melakukan memberikan sanksi bagi
penebangan secara penebang yang
illegal. melakukan penebangan
sembarangan,
menumbuhkan sikap
peduli terhadap
lingkungan.
5. Dampak kerusakan Dampak kerusakan Dampak kerusakan hutan
hutan terhadap hutan seperti hutan dapat menimbulkan
masyarakat sekitar gundul tidak hanya perubahan iklim,
Hutan Geger merugikan masyarakat kehilangan berbagai
sekitar Desa Geger spesies, mengakibatkan
melainkan berdampak banjir dan erosi tanah.
pada pemukiman yang Selain itu, adanya dampak
berada di sekitar Hutan tersebut menumbuhkan
Geger. sikap bekerja sama dan
peduli terhadap
lingkungan sehingga
masyarakat dapat
mencegah terjadinya
kerusakan hutan dan
dampak yang
ditimbulkan.
6. Kehidupan Mayoritas masyarakat Pekerja keras dalam
masyarakat di sekitar yang tinggal di sekitar memenuhi kebutuhan
Hutan Geger Hutan Geger adalah hidupnya, yaitu dengan
bertani karena memiliki peduli lingkungan,
lahan yang subur untuk tanggung jawab, dan
ditanamkan berbagai ramah.
jenis tumbuhan, seperti
biji-bijian, ubi, dan lain
sebagainya.
7. Padatnya populasi Bertambahnya Bertambahnya penduduk
penduduk terhadap penduduk tidak berpengaruh terhadap

26
ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA

Kancah Penelitian
No. (tokoh, lokasi Sains Masyarakat Sains Ilmiah
dan masyarakat)
kelestarian hutan berpengaruh pada lingkungan di antaranya
Hutan Geger. ketersediaan udara bersih
karena semakin banyak
penduduk berarti
semakin banyak oksigen
yang dibutuhkan sehingga
oksigen yang dihasilkan
tumbuhan berkurang;
ketersediaan lahan;
kepadatan penduduk
mendorong peningkatan
kebutuhan lahan baik
lahan untuk tempat
tinggal; sarana penunjang
kehidupan (berjualan,
bertani); dan lain
sebagainya.
Pencemaran lingkungan
dan kepadatan populasi
manusia berpengaruh
terhadap kondisi
ekosistem. Aktivitas
manusia untuk memenuhi
aktivitas hidupnya sering
menimbulkan dampak
buruk pada lingkungan,
contohnya pembakaran
sampah.

Nelayan dan Hasil Laut di Sepulu Bangkalan


1. Filosofi Daerah
Bangkalan adalah salah satu dari 4 Kabupaten yang ada di Pulau Madura
setelah Sampang, Pamekasan dan Sumenep, yang letaknya berada di sebelah ujung
Barat Pulau Madura. Jika kita akan mengunjungi Pulau Madura melalui Pelabuhan
Perak Surabaya dan sampai di Pelabuhan Ujung Kamal, maka kita sudah
menginjakkan kaki di Kecamatan Kamal, Kabupaten Bangkalan. Untuk mencapai
Kota Bangkalan dari Pelabuhan Ujung Kamal, diperlukan perjalanan jauh sekitar
43 km melewati pedesaan dan pemandangan alam berupa persawahan. Ketika
sampai pada Kota Bangkalan, akan terlihat hiruk pikuk kehidupan, lalu lalang
berbagai kendaraan umum, dan ramainya toko berderet-deret menjual berbagai
kebutuhan.

27
ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA

Bangkalan terdiri dari 18 Kecamatan dengan 273 Desa dan 8 Kelurahan


dengan pusat pemerintahan di Kecamatan Bangkalan. Banyak hal yang akan kita
temui ketika sampai di Kota kecil ini. Sebelum itu, kita akan membahas tentang
asal usul tentang Kebupaten Bangkalan. Cerita ini tidak lepas dengan Kabupaten
Bangkalan sebagaimana di Kabupaten Madura lainnya.
a. Asal-usul Kabupaten Bangkalan
Bangkalan berasal dari kata “bangkah” dan “la’an” yang artinya “mati
sudah”. Istilah ini diambil dari cerita legenda tewasnya pemberontak sakti Ki
Lesap yang tewas di Madura Barat. Menurut beberapa sumber, disebutkan
bahwa Raja Majapahit, yaitu Brawijaya ke V telah masuk Islam (data kekunoan
di Makan Putri Cempa di Trowulan, Mojokerto). Namun demikian, siapa
sebenarnya yang dianggap Brawijaya V ini? Hal itu dimuat di dalam buku
“Madura en Zijin Vorstenhuis” dimuat antara lain Stambun van het Geslacht
Tjakraningrat.
Latar belakang penamaan Bangkalan berasal dari kata “bangkah” dan
“la’an” yang artinya “mati sudah”. Istilah ini diambil dari cerita legenda
tewasnya pemberontak sakti Ki Lesap yang tewas di Madura Barat.
Perkembangan Bangkalan diawali dari sejarah perkembangan Islam di daerah
itu pada masa pemerintahan Panembahan Pratanu yang bergelar Lemah
Duwur. Ki Lesap juga pernah memerintah Karang Toroy kurang lebih satu
tahun (Haboddin, 2016).
Berdasarkan stambun tersebut, tercatat bawa Prabu Wijaya ke V
memerintah pada tahun 1468-1478. Dengan demikian, maka yang disebut
dengan gelar Brawijaya ke V (Madura en Zijin Vorstenhuis) adalah Bhre
Krtabhumi dan mempunyai 2 orang anak dari dua istri selir. Dari istri yang
bernama Endang Sasmito Wati melahirkan Ario Damar dan dari istri yang
bernama Ratu Dworo Wati atau dikenal dengan sebutan Putri Cina melahirkan
Lembu Peteng. Selanjutnya, Ario Damar (Adipati Palembang) mempunyai anak
bernama Menak Senojo.
Menak Senojo tiba di Proppo Pamekasan dengan menaiki bulus putih dari
Palembang kemudian meneruskan perjalanannya ke barat (Bangkalan). Saat
dalam perjalanan di taman mandi Sara Sido di Sampang pada tengah malam,
Menak Senojo mendapati banyak bidadari mandi di taman itu. pakaian salah
satu dari bidadari itu diambil oleh Menak Senojo. Kemudian bidadari itu tidak
bisa kembali ke kayangan dan akhirnya menjadi istri Menak Senojo.
Bidadari tersebut bernama Nyai Peri Tunjung Biru Bulan atau disebut juga
Putri Tunjung Biru Sari. Menak Senojo dan Nyai Peri Tanjung Biru Bulan
mempunyai anak Ario Timbul. Ario Timbul memiliki anak Ario Kudut. Ario
Kudut mempunyai anak Ario Pojok. Sementara itu, di pihak Lembu Peteng yang
bermula tinggal di Madegan Sampang kemudian pindah ke Ampel (Surabaya)
sampai meninggal dan dimakamkan di Ampel. Lembu Peteng memiliki anak
bernama Ario Manger yang menggantikan ayahnya di Madegan Sampang. Ario
Manger mempunyai anak Ario Pratikel yang semasa hidupnya tinggal di Gili
Mandangin (Pulau Kambing). Ario Partikel mempunyai anak Nyai Ageng Budo.

28
ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA

Nyai Ageng Budo inilah yang kemudian menikah dengan Ario Pojok.
Dengan demikian, keturunan Lembu Peteng menjadi satu dengan keturunan
Ario Damar. Dari perkawinan tersebut lahirlah Kiai Demang yang selanjutnya
menjadi cikal bakal Kota Baru. Kemudian disebut Plakaran Arosbaya dan
Ibukota Kota Baru (Kota Anyar) yang terletak di sebelah Timur Daya Arosbaya.
Dari perkawinannya dengan Nyai Sumerkar, ia mempunyai 5 orang anak, yaitu
 Kiai Adipati Pramono di Madegan Sampang
 Kiai Pratolo disebut juga Pangeran Parembusan
 Kiai Pratali disebut juga Pangeran Pesapen
 Pangeran Paningkan disebut juga Pangeran Suka Sudo
 Kiai Pragalbo yang dikenal dengan nama Pangeran Plakaran karena
bertahta. Di Plakaran, setelah meninggal dikenal sebagai Pangeran Islam
Onggu’.
Namun, perkembangan Bangkalan bukan berasal dari legenda ini,
melainkan diawali dari sejarah perkembangan Islam di daerah itu pada masa
pemerintahan Panembahan Pratanu yang bergelar Lemah Dhuwur. Beliau
adalah anak Raja Pragalba, pendiri kerajaan kecil yang berpusat di Arosabaya,
sekitar 20 km dari Kota Bangkalan kearah utara. Panembahan Pratanu diangkat
sebagai Raja pada 24 Oktober 1531 setelah ayahnya, Raja Pragalba wafat. Jauh
sebelum pengangkatan itu, ketika Pratanu masih dipersiapkan sebagai
Pangeran, dia bermimpi didatangi orang yang menganjurkan dia memeluk
agama Islam. Mimpi ini diceritakan kepada ayahnya yang kemudian
memerintahkan Patih Empu Bageno untuk mempelajari Islam di Kudus.
Perintah ini dilaksanakan sebaik-baiknya, bahkan Bageno bersedia masuk
Islam sesuai saran Sunan Kudus sebelum menjadi santrinya selama beberapa
waktu lamanya. Ia kembali ke Arosbaya dengan ilmu keislamannya dan
memperkenalkannya kepada Pangeran Pratanu. Pangeran ini sempat marah
setelah tahu bahwa Bageno masuk Islam mendahului dirinya. Akan tetapi,
setelah dijelaskan bahwa Sunan Kudus mewajibkan masuk Islam sebelum
mempelajari agama itu, pangeran Pratanu menjadi maklum.
Setelah ia masuk Islam dan mempelajari agama Islam dari Empu Bageno, ia
kemudian menyebarkan agama itu ke seluruh warga Arosbaya. Namun.
ayahnya, Raja Pragalba belum tertarik untuk masuk Islam sampai wafat dan
digantikan oleh Pangeran Pratanu. Perkembangan Islam itulah yang dianut oleh
pimpinan di Kabupaten Bangkalan ketika akan menentukan hari jadi Kota
Bangkalan, bukan perkembangan kekuasaan kerajaan di daerah itu.
Jauh sebelum Pangeran Pratanu dan Empu Bageno menyebarkan Islam,
sejumlah kerajaan kecil di Bangkalan diawali dari Kerajaan Plakaran yang
didirikan oleh Kyai Demang dari Sampang yang diperkirakan merupakan
bagian dari Kerajaan Majapahit yang sangat berpegaruh pada saat itu. Kyai
Demang menikah dengan Nyi Sumekar yang di antaranya melahirkan Raden
Pragalba. Pragalba menikahi tiga wanita. Pratanu adalah anak Pragalba dari
istri ketiga yang dipersiapkan sebagai putra mahkota dan kemudian dikenal

29
ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA

sebagai Raja Islam Pertama di Madura. Pratanu menikah dengan putri dari
Pajang dan memperoleh 5 anak di antaranya
 Pangeran Sidhing Gili yang memerintah di Sampang
 Raden Koro yang bergelar Pangeran Tengah di Arosabaya, Raden Koro
menggantikan ayahnya ketika Pratanu wafat
 Pangeran Blega yang diberi kekuasaan di Blega
 Ratu Mas di pasuruan dan Ratu Ayu
Kerajaan Arosbaya runtuh diserang oleh Mataram pada masa
pemerintahan Pangeran Mas pada tahun 1624. Pada pertempuran ini, Mataram
kehilangan panglima perangnya, Tumenggung Demak, beberapa pejabat tinggi
kerajaan dan sebanyak 6000 prajurit gugur. Korban yang besar ini terjadi pada
pertempuran mendadak pada hari Minggu, 15 September 1624, yang
merupakan perang besar. Beberapa pejuang laki-laki sebenarnya masih
tertolong jiwanya. Ketika para wanita akan menolong mereka, para wanita
melihat luka laki-laki itu berada di punggungnya, mereka justru malah
membunuhnya. Luka di punggung itu menandakan mereka melarikan diri, yang
dianggap menyalahi jiwa kesatria.
Saat keruntuhan kerajaan Arosbaya, Pangeran Mas melarikan diri ke Giri.
Sedangkan Prasena (putra ketiga Pangeran Tengah) dibawa oleh Juru Kitting ke
Mataram, yang kemudian diakui sebagai anak angkat oleh Sultan Agung dan
dilantik menjadi penguasa seluruh Madura yang berkedudukan di Sampang dan
bergelar Tjakraningrat I. Keturunan Tjakraningrat I inilah yang kemudian
mengembangkan pemerintahan kerajaan baru di Madura, termasuk Bangkalan.
Tjakraningrat I menikah dengan adik Sultan Agung. Selama
pemerintahannya, ia tidak banyak berada di Sampang, sebab ia diwajibkan
melapor ke Mataram seka li setahun ditambah beberapa tugas lainnya.
Sementara kekuasaan di Madura diserahkan kepada Sontomerto. Dari
perkawinannya dengan adik Sultan Agung ini, Tjakraningrat I tidak mempunyai
keturunan sampai istrinya wafat. Baru dari pernikahanya dengan Ratu Ibu
(Syarifah Ambami, keturunan Sunan Giri), ia memperoleh 3 orang anak dan
beberapa orang anak lainnya diperoleh dari selirnya (tertera pada silsilah yang
ada di Asta Aer Mata Ibu).
Bangkalan mulai berkembang pada tahun 1891 sebagai pusat kerajaan di
Madura. Pada masa pemerintahan Pangeran Tjakraningrat II yang bergelar
Sultan Bangkalan II, Raja ini banyak berjasa kepada Belanda dengan membantu
mengembalikan kekuasaan Belanda di beberapa daerah di Nusantara bersama
tentara Inggris. Karena jasa-jasa tersebut, Belanda memberikan izin kepadanya
untuk mendirikan militer yang disebut “corps barisan” dengan berbagai
persenjataan resmi modern saat itu. Bisa dikatakan bahwa Bangkalan pada
waktu itu merupakan gudang senjata, termasuk gudang bahan peledak. Namun,
perkembangan kerajaan di Bangkalan justru mengkhawatirkan Belanda,
setelah kerajan itu semakin kuat, meskipun kekuatan itu merupakan hasil
pemberian Belanda atas jasa-jasa Tjakraningrat II membantu memadamkan
pemberontakan di beberapa daerah.

30
ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA

Belanda ingin menghapuskan kerajaan itu ketika Tjakraningrat II wafat.


Kemudian digantikan oleh Pangeran Adipati Setjodiningrat IV yang bergelar
Panembahan Tjokroningrat VIII, Belanda belum berhasil menghapuskan
kerajaan itu. Baru setelah panembahan Tjokrodiningrat wafat, sementara tidak
ada putra mahkota yang menggantikannya. Saat itulah, Belanda memiliki
kesempatan menghapus kerajaan yang kekuasaannya meliputi wilayah Madura
itu. Raja Bangkalan dari tahun 1531-1882:
 Tahun 1531-1592: Kiai Pratanu (Panembahan Lemah Duwur)
 Tahun 1592-1620: Raden Koro (Pangeran Tengah)
 Tahun 1621-1624: Pangeran Mas
 Tahun 1624-1648: Raden Prasmo (Pangeran Cakraningrat I)
 Tahun 1648-1707: Raden Undakan (Pangeran Cakraningrat II)
 Tahun 1707-1718: Raden Tumenggung Suroadiningrat
 (Pangeran Cakraningrat III)
 Tahun 1718-1745: Pangeran Sidingkap (Pangeran Cakraningrat IV)
 Tahun 1745-1770: Pangeran Sidomukti (Pangeran Cakraningrat V)
 Tahun 1770-1780: Raden Tumenggung Mangkudiningrat
 (Panembahan Adipati Pangeran Cakraadiningrat VI)
 Tahun 1780-1815: Sultan Abdu/ Sultan Bangkalan I
 (Panembahan Adipati Cakraadiningrat VII)
 Tahun 1847-1862: Raden Yusuf (Panembahan Cakraadiningrat VII)
 Tahu 1862-1882: Raden Ismael (Panembahan Cakraadiningrat VIII)
b. Asal-usul Desa Sepulu
Bangkalan terdiri dari 18 Kecamatan dengan 273 Desa dan 8 Kelurahan,
salah satunya terdapat sebuah Desa Sepulu yang terletak di wilayah Kecamatan
Sepulu, Kabupaten Bangkalan. Desa ini berada di utara setelah Kecamatan
Klampis dari arah Bangkalan. Luas Wilayah Sepulu sekitar 178,938 ha. Jarak
Desa Sepulu dengan Kabupaten Bangkalan adalah sekitar 30 km, dengan waktu
tempuh sekitar 30 menit bila menggunakan kendaraan bermotor, sedangkan
jarak ke Ibu Kota Provinsi sekitar 60 km dengan waktu tempuh +/-1,5 jam
dengan kendaraan bermotor.
Sepulu merupakan sebuah Kecamatan di Kabupaten Bangkalan, Provinsi
Jawa Timur, Indonesia. Daerah ini terletak di Pulau Madura. Dari sejarah nama
Desa Sepulu sendiri terdapat 2 versi. Versi pertama mengatakan bahwa Sepulu
berasal dari 1 pulau kecil ( se pulau) yang konon di daerah ini jika air laut
pasang maka membentuk pulau kecil sehingga masyarakat memberi nama
Sepulau (Sepulu). Sementara itu, versi kedua mengatakan bahwa Sepulu
berasal dari jumlah sumur-sumur yang dulunya dikeramatkan dan biasa
dijadikan sumber air minum oleh masyarakat, rasanya enak dibandingkan
sumber air lainnya. Sepanjang tahun air di sumur ini tak pernah kering. Sumur-
sumur itu berjumlah sepuluh (Sepulu) sumur (sumber). Karena air merupakan
sumber kehidupan manusia maka dinamakanlah desa tersebut Desa Sepulu.

31
ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA

Sampai saat ini, sumur-sumur tersebut masih dijadikan sebagai sumber air
minum, sebagian masih ada dan berfungsi dengan baik.
Batas wilayah Desa Sepulu sebagai berikut.
 Sebelah Utara: Laut Jawa
 Sebelah Selatan : Desa Kalabetan Kecamatan Sepulu
 Sebelah Barat: Desa Maneron Kecamatan Sepulu
 Sebelah Timur : Desa Prancak kecamatan Sepulu
Desa Sepulu terdiri dari 4 Dusun:
 Dusun Jlauk
 Dusun Pesisir
 Dusun Candi
 Dusun Lebak Barat
Berdasarkan data Desa Sepulu tahun 2013, jumlah penduduknya 6.018
orang. Dengan rincian jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin laki-laki
sebanyak 3.073 orang, perempuan sebanyak 2.945 orang, dan jumlah
penduduk tersebut terbagi menjadi 1.188 kepala keluarga. Berdasarkan data
Desa Sepulu tahun 2013 mata pencaharian di Desa Sepulu terbagi atas 3
macam mata pencaharian sebagai berikut.
 Petani dan peternak sebanyak 1.041 orang
 Wiraswasta/ pedagang sebanyak 802 orang
 Nelayan sebanyak 297 orang
Keadaan pendidikan secara formal masyarakat Desa Sepulu saat ini
cenderung meningkat. Hal ini dikarenakan kesadaran warga akan pentingnya
pendidikan untuk menunjang masa depan. Sarana dan prasarana sudah mulai
bisa menunjang kebutuhan pendidikan di Desa Sepulu. Terdapat sekolah TK
hingga SMA di Kecamatan Sepulu. Dengan demikian, masyarakat sudah tidak
lagi kesulitan dalam menyekolahkan anak-anak mereka. Namun, untuk
pendidikan agama (nonformal) memang masih tergolong kurang. Meskipun
demikian, masyarakat di sana khususnya anak usia sekolah banyak yang belajar
ilmu agama di pondok pesantren seperti di Kota Bangkalan, Jombang, dan
Pasuruan. Hal ini terbukti dengan sarana pendidikan agama di sana masih
tergolong minim. Pondok pesantren atau lembaga pendidikan agama yang ada
di sana justru mayoritas santrinya berasal dari luar Desa Sepulu. Salah satu
faktornya adalah pengaruh perbedaan fanatisme terhadap guru atau seseorang
yang dianggap lebih berilmu dari masyarakat Sepulu. Kemudian kurangnya
kesadaran dari masyarakat Sepulu untuk belajar ilmu agama, khususnya kaum
muda. Mereka lebih suka mencari pekerjaan atau sesuatu yang bisa dibuat
sebagai mata pencaharian daripada belajar ilmu agama, walaupun semuanya
tidak demikian, hanya sebagian saja.
Pada Desa Sepulu terdapat 2 pondok pesantren, yaitu di Dusun Tanjung
dan PP. Baitun Hairus dimana keduanya banyak santri dari luar desa yang
belajar di sana, bukan dari masyarakat Sepulu sendiri. Pendidikan agama yang

32
ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA

dilakukan oleh masyarakat Sepulu untuk anak kecil biasanya hanya belajar
mengaji di musala yang tenaga pengajarnya ala kadarnya karena memang
materi yang diajarkan hanya sebatas untuk kebutuhan sehari-hari seperti salat,
mengaji, dan lain sebagainya.

Tabel 4. Hasil Kajian Etnosains Bidang Kelautan


2. Nelayan
SAINS
TAHAP PERSIAPAN SAINS ILMIAH
MASYARAKAT
Membawa es batu “Male jukok nah lok Penurunan temperatur akan
bheuh bik budhuh” membuat aktivitas
Terjemahan: metabolisme mikroba dan
Membuat ikan tetap enzim autolisis dapat
segar dan tidak dikurangi atau dihentikan.
berbau. Hal ini dapat dilakukan
dengan pendinginan yang
temperaturnya diturunkan
hingga menjadi dingin atau
beku. Metode ini banyak
digunakan pada kapal
penangkap ikan untuk
menjaga kesegaran ikan
yang ditangkap sehingga
kapal dapat berada di laut
lebih lama sebelum
berlabuh. Efisiensi energi
dan ukuran ruang
penyimpanan merupakan
faktor penting dalam
mendesain pendingin di
dalam kapal penangkap
ikan. Berbagai jenis es
digunakan, seperti pecahan
es, kepingan es, balok es,
merupakan salah satu
metode pendinginan yang
paling efektif dengan
menggunakan kristal es
berukuran mikro dan
memiliki perilaku,seperti air
sehingga mampu dipompa.
Titik beku dari es ini
diturunkan lebih jauh lagi
dengan menggunakan
larutan, misalnya garam.

33
ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA

Meski metode pendinginan


dapat menjaga kesegaran
ikan mentah, namun produk
ikan kemungkinan
mengalami perubahan
kualitas. Seperti penelitian
yang dilakukan
terhadap bakso ikan yang
didinginkan, perubahan
kualitas terdapat pada sifat
rheologi bahan, seperti
kekenyalan, kemampuan
lipat, dan warna. Perubahan
rasa juga terjadi.
Menggunakan Solar “Ngangguy solar Minyak solar merupakan
polanah mode bik salah satu hasil produksi
asapnya lok pateh proses cracking distillate
celleng” dari minyak pelumas bekas
Terjemahan : dan mempunyai keunggulan
menggunakan bahan sebagai berikut.
bakar solar karena  Cetane Number dan
solar harganya lebih Cetane Index yang tinggi
murah dan asapnya sehingga menghasilkan
tidak terlalu hitam. kualitas pembakaran yang
sempurna pada mesin.
 Water Content dan
Sulphur Content yang
sangat rendah karena
bahan baku sebelum
diproses telah melalui
tahap dewatering
(pemisahan air dari
minyak pelumas bekas).
Dengan demikian, dapat
mencegah dan
mengurangi timbulnya
korosi serta terbentuknya
endapan pada ruang
bakar mesin.
Menggunakan umpan palsu “Ngangguy umpan Kondisi umpan ini
dari bulu ayam palsu polanah male sebenarnya mengambang di
lok usa melleh jukok permukaaan air sungai. Hal
kenek teros bulunah ini dikarenakan bulu ayam
ajem padheh bhik tersebut terbilang ringan.
jukok kenduy” Untuk menyiasatinya, angler
inipun harus menggunakan

34
ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA

Terjemahan pemberat yang umumnya


mengganti dengan berbahan timah. Fungsi
umpan yang terbuat pemberat tentunya untuk
dari bahan memudahkan umpan
pengganti, seperti tenggelam ke dalam air
bulu ayam agar tidak sungai dan berfungsi sebagai
usah membeli dan penyeimbang.
itu sudah mirip
dengan ikan teri.
Menyiapkan pancing “Pancing gebey Karena menggunakan alat
mancing jukok nah, pancing tidak merusak
pan jukoknah rajeh ekosistem ikan di laut. Besar
pakek panceng se kecilnya pancing disesuaikan
ukurannah rajeh dengan jenis ukuran ikan
kiyah pan jukok nah yang akan ditangkap
kenek ngangguy
panceng se kenek”.
Terjemahan:
pancing digunakan
untuk memancing.
Apabila ingin
memancing ikan
yang besar maka
ukuran pancing juga
harus menyesuaikan.
Membawa bekal “Ngebeh sangon Bekal dimanfaatkan untuk
takok lapar etenga menggantikan energi yang
tase” hilang ketika menangkap
Terjemahan: ikan di laut. Biasanya bekal
membawa bekal yang dibawa adalah
karena pasti lapar di makanan yang mengandung
tengah lautan. karbohidrat (sumber
energi).
Berangkat Pada Malam Hari “Mangkat malem Pada malam hari daratan
polanah kennengah lebih dingin dibandingkan
jheu bik male lok lautan, karena sifat daratan
depak siang gelluh” yang cepat menerima panas
Terjemahan: dan cepat menerima dingin.
berangkat pada Angin darat dan Angin laut.
malam hari karena Daratan menjadi daerah
tempatnya yang jauh yang mempunyai
dan agar tidak tekanan tinggi (maksimum),
kesiangan. sedangkan laut menjadi
daerah yang mempunyai
tekanan rendah (minimum).
Angin darat biasanya

35
ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA

digunakan
oleh nelayan untuk
berangkat mencari ikan ke
laut. Oleh karena itu, kita
sering melihat nelayan pergi
menangkap ikan malam hari
dan kembali dari menangkap
ikan siang hari
Menentukan Arah Angin “Nengngok aranah Kecepatan angin juga
angin polanah male mempengaruhi kegiatan
taoh jukok se ikan karena besar tidaknya
bennyak bedeh bun ombak adalah akibat dari
dhimmah. Pan angen tiupan angin. Dari tiupan
dhek dheret jukok angin akan mengakibatkan
bedheh e dheret bik adanya ombak dan juga bisa
sebeliggheh”. berpengaruh kepada ada
atau tidaknya awan. Jika
memancing di tengah teluk
Terjemahan: melihat yang curam pada saat ombak
arah angin untuk besar, ikan-ikan yang lebih
menentukan posisi kecil biasanya akan menuju
memancing yang ke teluk yang
memungkinkan mengakibatkan ikan-ikan
banyak ikan. Jika besar juga mengikuti ke
anginnya ke arah dalam teluk untuk mencari
daratan maka mangsa.
ikannya ada di darat
karena tertiup angin. Aliran angin juga tergantung
dari cuaca dan musim. Jika
mendung dan matahari
terhalang atau redup, ikan
laut biasanya akan berenang
lebih dalam air atau bahkan
ke dasar laut. Pada saat
hujan atau musim hujan,
ikan laut cenderung lebih
sedikit karena salinitas air
laut atau kadar garam pada
air laut berkurang. Hal ini
disebabkan oleh banyaknya
air tawar yang terbuang ke
permukaan laut dan air
tawar terbuang ke tengah
laut. Hal ini mengakibatkan
ikan bergerak menuju ke
tengah laut, ke dasar laut,
atau bersembunyi di karang.

36
ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA

Apabila hujan terjadi di


tengah laut dan hanya
sebentar maka ikan akan
bertambah lapar.
Melihat Desir Ombak “Nyelling ombak Karena besar tidaknya
jiyah penting, pan ombak adalah akibat dari
ombak rajeh bhik tiupan angin. Dari tiupan
aeng kettho berarti angin akan mengakibatkan
adek jukok rajeh adanya ombak dan juga bisa
bedhenah odheng bik berpengaruh kepada ada
lok olle ketenga se atau tidaknya awan. Jika
nyareh jhuko’ takok memancing di tengah teluk
esapo’ ombak” yang curam pada saat ombak
Terjemahan: Melihat besar, maka ikan-ikan yang
ombak itu penting. lebih kecil biasanya akan
Sebab, ombak bergerak menuju ke teluk
berfungsi untuk yang mengakibatkan ikan-
menentukan ikan ikan besar juga turut
apa yang biasanya bergerak ke dalam teluk
didapatkan. Jika untuk mencari mangsa.
ombak besar dan
airnya keruh
berlumpur biasanya
banyak udang dan
tidak disarankan
untuk pergi melaut
terlalu ke tengah
lautan karena
berbahaya.
Menggunakan Jaring “Ngangghuy jaring Supaya ikan mudah terjerat
polanah se ngalak pada mata jaring, maka
jukok riyah dhelem bahan jaring harus dibuat
settong kapal sebaik mungkin.
bennyak bisa 3 Bahan atau twine yang
sampek 4 oreng. paling banyak digunakan
Biasanah eyangghuy adalah yang terbuat dari
pan nyareh jukok sintetis. Twine yang
kenek” dipergunakan hendaklah
Terjemahan: “lembut tidak kaku, pliancy,
menggunakan jaring suppleness”.
karena jumlah orang Dengan demikian, twine
yang ikut mencari yang digunakan adalah
ikan disitu banyak cotton, hennep, linen,
antara 3 sampai 4 amylan, nylon, kremona, dan
orang dan biasanya lain-lain sebagainya. Twine
digunakan untuk ini mempunyai fibres yang

37
ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA

menangkap ikan lembut.


kecil.
Bahan-bahan dari manila
hennep, sisal, jerami dan
lain-lain yang fibresnya
keras tidak digunakan.
Untuk mendapatkan twine
yang lembut, ditempuh
dengan cara memperkecil
diameter twine ataupun
jumlah pilin per satuan
panjang dikurangi.
Menggunakan Pancing “Ngangghuy panceng Karena menggunakan alat
polanah se manceng pancing tidak merusak
juwah neng 1 atau 2 ekosistem ikan di laut. Besar
oreng teros biasanah kecilnya pancing disesuaikan
nyareh jukok se rajeh dengan jenis ukuran ikan
kadih buambuh, yang akan ditangkap.
kocol bik sebedenah” Semakin besar alat
Terjemahan: pancingnya maka semakin
Menggunakan besar hasil tangkapan
pancing karena ikannya.
orang yang mencari
ikan sedikit, yaitu
antara 1 atau 2
orang dan biasanya
digunakan untuk
mencari ikan yang
besar seperti ikan
tongkol, kocol, dan
sebagainya.

Menggunakan Kawat “Aruwah pan Menggunakan kawat karena


ngangghuy kabe’ kawat berfungsi sebagai
gebey nyareh jukok penyeimbang. Kawat akan
tengereh polanah tenggelam. Hal ini
kabe’ ruwah lok berhubungan dengan konsep
nganmbeng kadik hukum archimedes, yaitu
tasi segebey bik kawat yang tenggelam
panceng juwah. menunjukkan massa jenis
Teros biasanah jukok benda (kawat) lebih besar
tengereh juwah daripada massa jenis cairan
okorannah rajeh bisa (air di lautan).
ghene 9 kg mon olle
ongghu”

38
ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA

Terjemahan:
menggunakan kawat
karena yang diincar
adalah ikan tengiri.
Menggunakan kawat
karena kawat sendiri
tidak ngambang di
air melainkan akan
lebih tenggelam. Dan
biasanya ikan tengiri
tersebut mempunyai
ukuran hingga 9 kg
dalam sekali
pancing. Maka dari
itu, nelayan
menggunakan kawat
agar tidak putus dan
lebih kuat ketika
mendapatkan ikan
yang ukurannya
besar.
Pemasaran “Jukok se mareh Mengonsumsi ikan memang
ekalak dheri tase’ bagus karena mengandung
ajuwah ejuwel protein yang mencegah
epasar lan bennyak penyakit kolesterol dan
pan egebey jukok omega 3 yang bagus untuk
kabbhi leggik perkembangan otak anak.
thobuk” Namun, ibu hamil tidak
Terjemahan: Hasil disarankan mengonsumsi
tangkapan ikan yang ikan setiap hari khususnya
telah didapatkan ikan laut dengan ukuran
sebagian dijual ke yang besar dengan usia yang
pasar karena kalau cenderung lama karena akan
hanya dikonsumsi merusak beberapa fungsi
semua tidak baik organ dan menurunkan
dan masyarakat fungsi neurologis.
bosan makan ikan
setiap hari.
Pengolahan “Biasanah reng- Pengawetan ikan
oreng pan jukok tradisional di Indonesia
bennyak bhik mode meliputi pengasinan,
eola deddih gerreng pemindangan, pembuatan
polanah male lebbi peda, terasi, petis, dan lain-

39
ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA

awet bik nyaman pan lainnya. Ikan asin adalah


eghuring otabheh bahan makanan yang terbuat
ghebey pendeng. dari daging ikan yang
Aengngah pendneg diawetkan dengan
je’ buweng bisa menambahkan banyak
ghebey pettes jukok garam. Dengan metode
nyaman pan ghebey pengawetan ini, daging ikan
arojek” yang biasanya membusuk
Terjemahan: dalam waktu singkat dapat
biasanya orang- disimpan di suhu kamar
orang akan untuk jangka waktu
mengolah ikan hasil berbulan-bulan, walaupun
tangkapan tersebut harus ditutup rapat. Karena
menjadi olahan ikan perbedaan kepekatan dan
asin dan petis. Selain tekanan osmosis, kristal-
bisa lebih tahan lama kristal garam akan menarik
petis juga cairan sel dalam daging ikan
merupakan bahan keluar dari tubuhnya.
dasar rujak yang Sementara itu, partikel
sangat diminati garam meresap masuk ke
masyarakat. dalam daging ikan. Proses ini
berlangsung hingga tercapai
keseimbangan.
Konsentrasi garam yang
tinggi dan menyusutnya
cairan sel akan
menghentikan proses
autolisis dan menghambat
pertumbuhan bakteri dalam
daging ikan.
Ikan-ikan ini dijemur,
direbus atau difermentasi
untuk meningkatkan
keawetannya

40
ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA

c. Proses Pembuatan Ikan Asin


Tabel 5. Proses Pembuatan Ikan Asin
TAHAP
SAINS MASYARAKAT SAINS ILMIAH
PEMBELAHAN
Membelah ikan pada “E pekka polanah ebersennah Ikan yang diasinkan
bagian perut marenah riyah. Epekka neng dibelah terlebih dahulu
tabuen loros deddhih degik agar mempercepat proses
deddhinah genteng bik lok pengeringan sehingga
melarat se ejemor lekkas pengawetannya lebih
kerren” mudah dan larutan garam
menyerap ke semua
bagian ikan sehingga
Terjemahan: ikan yang akan membunuh bakteri dan
diasinkan harus dibelah dulu memperlambat
pada bagian perutnya agar pembusukan.
ketika dijemur lebih mudah
untuk kering.
Mengeluarkan organ “Bhei’ dhelemmah buweng Bagian dalam ikan
dalam ikan untuk male jukok eng lok bheuh bik dibuang karena sebagian
dibuang lekkas kerreng. Polanah pan besar bagian perut ikan
ejemor bik bhei’ delemmah terdapat cacing parasit
jiyah bheunah lok nyaman bik yang dapat menyebabkan
lakar jukok jiyah pan ekakan penyakit pada manusia.
ekalak daging ngah tok”

Terjemahan: bagian organ


dalam ikan dibuang karena
bagian ikan yang dikonsumsi
hanya bagian dagingnya saja.
Kalau dijemur dengan organ
dalamnya ikan akan bau.
Mencuci dengan air “Ebesso bhik aeng male berse Mencuci agar
bersih bheunah agak elang bhik menghilangkan kotoran
dherenah jukok en adek“ dan bakteri pada ikan
yang apabila dikonsumsi
akan menyebabkan
Terjemahan: ikan dicuci untuk infeksi pada saluran
menghilangkan bau dan bekas pencernaan.
darah yang ada pada ikan.
Memberikan garam “Eberrik buje male accen Ditambahkan garam agar
pada ikan kanak, nyamanah bhein jukok menghambat
gerreng teros selaen male pertumbuhan mikroba
accen male awet maggih esabe’ dan bakteri pembusuk
abit bhik male lok bheuh jukok dan patogen karena hal
eng teppak en ejemor” tersebut garamdapat

41
ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA

mengawetkan makanan
Terjemahan: Memberikan dan memberikan cita rasa
garam pada ikan bertujuan pada makanan.
untuk menghilangkan bau,
memberikan rasa asin pada
garam dan sebagai
pengawetan dari ikan.
Mengunakan garam “Ngangghuy buje panen juwah Menggunakan garam
besar polanah lebbhi mode tembeng karena masih primitif
buje e toko. Teros lebbi accen karena hasil panen
buje se asli tembheng se e tok” langsung yang masih
Terjemahan: menggunakan belum diolah akan lebih
garam panen langsung asin dibandingkan garam
dikarenakan lebih murah dan yang sudah di olah oleh
rasanya lebih asin daripada pabrik dan mudah
garam yang dijual di toko. dijangkau.

Mendiamkan ikan “Jukok se mareh eberrik buje Ikan yang sudah di kasih
selama kurang lebih marenah penneg 2 areh male garam didiamkan selama
2 hari bujenah nyerrep dek jukokeng” 2 hari supaya larutan
garam meresap pada
semua bagian ikan
Terjemahan: ikan yan sudah sehingga dapat
diberi garam didiamkan memperlambat bakteri
selama 2 hari agar garam yang dan membunuh mikroba
sudah diberikan tadi sehingga ikan asin
menyerap kedalam daging bertahan awet dan tidak
ikan. mudah busuk.
Meniriskan Ikan “Pan mareh epenneng 2 areh Meniriskan ikan asin
langsong kalak jukok eng male yang akan di awetkan
lok cen accen pan epenneng bik agar tidak ada air yang
buje nah tok bheuh degik lok menggenang yang
deddhih gerreng” menyebabkan tempat
tumbuhnya bakteri dan
mikroba pada ikan
Terjemahan: selanjutnya, tersebut dan penirisan
setelah ikan didiamkan 2 hari dapat mempercepat
ikan ditiriskan agar rasa dari proses pengeringan.
ikan tidak terlalu asin dan
biasanya jika terlalu lama ikan
akan menjadi busuk dan bau.

Mencuci ikan dengan “Mareh e kalak jukok eng pas Ikan yang tercampur
air becco ngangguy aeng male garam yang masih belum
jukok eng berse pas male lok larut dibersihkan

42
ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA

acampor bik buje pole lan menggunakan air bersih


bujenah le adek kiyah lemareh karena kandungan garam
nyerrep” yang tinggi agar tidak
menjadikan ikan asin
yang rasanya sangat asin.
Terjemahan: selanjutnya, ikan
yang sudah ditiriskan dicuci
dengan air agar ikan menjadi
bersih karena garam yang
sudah diberikan tadi sudah
hilang karena terserah oleh
daging ikannya.
Pengeringan ikan “Jukok semareh ebecco bik Ikan yang sudah
aeng gellek ajuwah pas jemor 2 ditiriskan maka
sampek 3 areh mon bedheh dikeringkan atau
panas male kerreng bik diawetkan, yaitu agar
deddhih gerreng” mengurangi kandungan
air pada jaringan ikan
asin sebanyak mungkin
Terjemahan: Ikan yang sudah sehingga menghambat
dibersihkan dengan air aktivitas bakteri.
kemudian dijemur untuk
mengeringkan ikan dan
menjadi ikan asin.
Pengemasan ikan “Jukok se lemareh kerreng Ikan yang sudah di
epemasok dek renjeng pas keringkan maka di taruh
totop bhik koran male lok di wadah dan ditutup
kenneg angen. Pan ekenneng agar ikan tidak terkena
angen deggik leggis rosak bhik angin atau suhu yang
nambuh jemur pole” menyebabkan ikan
lembab kembali dan
mempercepat
Terjemahan: Ikan yang sudah pertumbuhan bakteri
kering dimasukkan ke dalam
renjeng atau bak yang ditutupi
koran agar tidak terkena
angin. Karena kalau terkena
angin akan mudah rusak
ikannya dan harus dijemur
lagi.

43
ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA

d. Proses Pembuatan Petis Asin


Tabel 6. Proses Pembuatan Petis Asin
TAHAP
SAINS MASYARAKAT SAINS ILMIAH
PEMBUATAN
Memanaskan air “Aeng pendeng jiyah Pemanasan air sari ikan
pindang hingga eapoyen sampek deddih ini bertujuan untuk
kental kentel biasanah sampek 10 membunuh
jam apaan ruwah. Sampek mikroorganisme yang ada
kentel polanah egebeyeh pada sari ikan karena
pettes pan lok kentel pada proses pembuatan
deddhih kuwa benne pettes” ini terkontaminasi
dengan udaradan
mikroorganisme dapat
Terjemahan: memanaskan mati jika dipanaskan.
air pindang sampai kental
biasanya hingga 10 jam
agar air pindang tadi
menjadi kental dan enak
ketika dikonsumsi.
Menambahkan “Marenah jiyah sambih Menambahkan gula dan
penyedap rasa geluy sampek kentel sambih garam merupakan suatu
bherrik guleh bik buje le jen upaya untuk membuat
nyaman rassanah” masakan lebih bercita
rasa, yaitu menggunakan
penyedap rasa alami yang
Terjemahan: Kemudian aman dan memberikn
menambahkan gula dan rasa gurih.
dan garam sebagai
penyedap rasa agar
hasilnya nanti lebih gurih
dan enak.
Mengoleskan “Segilok en ebeddhein ke Minyak tidak dapat
minyak pada wadah beddhenah beriik menyak menempel pada petis
petis lun male lok cekkak pan karena minyak
ekalak pettesseh” mempunyai struktur
sendiri, yaitu bersifat
nonpolar sehingga
Terjemahan: Sebelum minyak tidak mudah
dimasukkan kedalam bercampur dengan jenis
wadah petis. Wadah lain yang mempunyai sifat
tersebut dioleskan sedikit dan bahan dengan
minyak agar tidak lengket kecenderungan tertentu,
ketika petis ingin seperti mempunyai kutub
dikonsumsi. positif dan negatif seperti
air.

44
ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA

Menutup wadah “San mareh epemasok Pencemaran pada


dengan tutupnya pettesseh pas totop le makanan dapat
genteng bhik lok kenning disebabkan oleh
angen deggik lok pateh mikroorganisme yang
nyaman” ditularkan melalui udara.
Jumlah mikroorganisme
diatur oleh tingkat
Terjemahan: selanjutnya, kelembaban, ukuran,
menutup wadah petis tingkat partikel debu,
dengan tutup yang telah suhu, kecepatan udara,
disediakan agar tidak dan resistensi
terkena angin dan untuk mikroorganisme terhadap
mempertahankan rasa pengeringan. Secara
gurih. umum, udara kering
dengan kadar debu
rendah dan suhu yang
lebih tinggi memiliki
tingkat mikroba yang
rendah dan begitupun
sebaliknya. Sehingga
ketika wadah petis
ditutup merupakan
bentuk strelisasi dan
menjaga kandungan
makanan dari
kontaminasi udara.

e. Potensi Kelautan di Sepuluh


Kecamatan sepulu merupakan salah satu dari 18 kecamatan yang terdapat
di Kabupaten Bangkalan. Letak astronomis Kecamatan Sepulu terletak di
antara 6.889635 LS – 112.942965 BT. Penelitian yang kami laksanakan terletak
di desa Candi, Dusun Biyong dan desa ini terletak di pesisir pantai. Potensi
utama di Desa Candi ini adalah ikan tongkol karena terletak di area pantai di
dekat laut yang mana di perairan tersebut banyak terdapat ikan tongkol. Para
nelayan sebagian besar memperoleh ikan tongkol dengan memancing ikan
secara tradisional sehingga tidak merusak ekosistem laut yang ada. Semua hasil
laut maupun hasil tambak sebagian besar dijual di pasar pagi dan pasar sore. Di
Desa Candi ini, mayoritas masyarakatnya berprofesi sebagai nelayan dan
komoditas utama yang dihasilkan di desa ini berupa ikan tongkol (Euthynnus
affinis). Untuk meningkatkan perekonomian masyarakat, di Desa Candi
memiliki cara yang inovatif dalam mengolah ikan tongkol menjadi berbagai
macam panganan yang memiliki nilai jual yang cukup tinggi antara lain dibuat
ikan asin, petis dan lain sebagainya.
1) Ikan asin
Ikan yang diasinkan atau dibelah terlebih dahulu agar mempercepat
proses pengeringan sehingga pengawetannya lebih mudah dan larutan

45
ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA

garam menyerap ke semua bagian ikan sehingga membunuh bakteri dan


memperlambat pembusukan. Ikan yang diasinkan ini diperoleh dari ikan-
ikan yang ditangkap oleh nelayan di Desa Candi. Sebelum dijadikan ikan
asin, organ dalam ikan asin tersebut dibelah dan dibuang kemudian ikan
asin tersebut ditaburi garam dengan tujuan agar ikan tersebut tidak mudah
mengalami pembusukan (pengawetan menggunakan garam). Setelah itu,
ikan didiamkan selama 2 hari agar larutan garam meresap pada semua
bagian tubuh ikan. Ikan yang sudah dikeringkan di taruh di wadah dan
ditutup agar ikan tidak terkena angin atau suhu yang menyebabkan ikan
lembab kembali dan mempercepat pertumbuhan bakteri
2) Petis
Petis dibuat dengan cara memanaskan air pindang (sari ikan) sampai
kental biasanya hingga 10 jam agar air pindang tadi menjadi kental. Setelah
itu, ditambahkan gula dan garam untuk memberikan rasa gurih dan
membuat masakan lebih bercita rasa. Sebelum dimasukkan ke dalam wadah
petis, wadah tersebut diolesi sedikit minyak agar tidak lengket kemudian
wadah petis ditutup.
3) Nelayan
Mayoritas profesi masyarakat di Desa Candi sebagai nelayan karena
lokasinya terletak di pesisir pantai. Nelayan di sini menangkap ikan dengan
cara tradisional, yaitu menggunakan jaring dan umpan sehingga tidak
merusak ekosistem biota laut yang ada.

Budaya Burdah Arosbaya Bangkalan


1. Deskripsi Wilayah
Wilayah madura merupakan tempat dengan tingkat religi yang cukup tinggi,
dengan masyarakatnya yang mayoritas beragama Islam sehingga membuat
wilayahnya penuh dengan kebudayaan islami, khususnya wilayah Bangkalan
sebagai obyek penelitian. Dengan berfokus terhadap kegiatan burdah yang
merupakan suatu budaya religi di Kecamatan Arosbaya.
2. Filosofi Daerah
Karena wilayah madura memiliki tingkat religi yang tinggi, yang sejak zaman
dulu masyarakat mengikuti tokoh agama mereka (kiai) sehingga kaya akan budaya
religinya hingga sampai saat ini.
3. Hasil Kajian Etnosains
Tabel 7. Hasil Kajian Etnosains
Konsep Hubungan Sains
Berjalan menyehatkan tubuh karena
Berjalan mengelilingi desa untuk
tubuh bergerak sehingga metabolisme
menghindarkan dari mara bahaya dan
tubuh lancar dan kotoran ada tubuh
penyakit
keluar melalui keringat.
Berjalan tidak menggunakan alas kaki Saraf pada telapak kaki akan tertekan

46
ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA

Konsep Hubungan Sains


sehingga melancarkan aliran darah
dan saraf yang terhubung dengan
organ tubuh.
Melancarkan dan membantu
Tidak minum dan makan ketika berjalan di kesehatan pencernaan karena makan
ritual burdah atau minum ketika berdiri atau jalan
tidak baik terhadap pencernaan.
Menebarkan hawa dan rasa kebaikan
Berdoa dan memohon ampunan kepada
akan meningkatkan hormon yang
sang maha pencipta ketika kegiatan ritual
menyebabkan metabolit dan
burdah
antibiotik tubuh meningkat.
Makan bersama setelah kegiatan
ritual burdah akan mengembalikan
glikogen tubuh yang hilang ketika
berjalan serta memulihkan dehidrasi.
Makan bersama setelah melakukan ritual Mengonsumsi daging kambing setelah
burdah dengan menyembelih kambing kegiatan, daging kambing
gendih mengandung vitamin B yang dapat
membakar lemak serta mengandung
selenium dan kolin yang bermafaat
mencegah kanker serta peradangan
lainnya.

Budaya Rokat Tasek, Menyalakan Dupa dan Hari Raya di Bangkalan


1. Deskripsi Wilayah
a. Luas dan Batas Wilayah
Pemerintah Kabupaten Bangkalan berkedudukan di Jalan Sekarno – Hatta
No.35 Kelurahan Mlajah Kecamatan Bangkalan, Kabupaten Bangkalan. Luas
wilayah Kabupaten Bangkalan 1.260,14 km2 terbagi dalam 18 kecamatan 8
kelurahan dan 273 desa.
Batas wilayah administrasi Pemerintahan Kabupaten Bangkalan:
Sebelah Utara : Laut Jawa
Sebelah Timur : Kabupaten Sampang
Sebelah Selatan : Selat Madura
Sebelah Barat : Selat Madura
b. Letak dan Kondsi Geografis
Kabupaten Bangkalan teletak di antara koordinat 1120 40’06” – 1130
08’04” Bujur Timur serta 60 51’39” – 70 11’39” Lintang Selatan.

47
ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA

c. Topografi
a. Daerah Kabupaten Bangkalan berada diketinggian 2 – 200 M
1. Datar (0-2 Derajat) 56.738 Ha (45,43%)
2. Bergelombang (2 – 15 Derajat) 63.002 Ha (50,45%)
3. Curam (15-40 Derajat) 4.427 Ha (3,54%)
4. Sangat curam (>40 Derajat) 721 Ha (0,58%)
a. Kemiringan Tanah
1. 0% - 2% : 56.738 Ha (45,43%)
2. 2% - 15% : 63.002 Ha (50,45%)
3. 15% - 40% : 4.427 Ha (3,54%)
4. 40% Lebih : 721 Ha (0,53%)

2. Filosofi Daerah
Bangkalan merupakan salah satu kabupaten yang terletak paling barat di
Kepulauan Madura. Pulau Madura merupakan bagian dari Propinsi Jawa Timur
yang terpisah dari kabupaten-kabupaten lain yang masuk dalam Propinsi Jawa
Timur. Bangkalan sebagai bagian dari kota Surabaya Metropolitan Area, masuk
kategori kota Ordo Illa yang memiliki ketentuan sebagai wilayah dapat melayani
penduduk dengan kapasitas sebesar 150.000-500.000 jiwa.
Kota Bangkalan menjadi salah satu pusat kegiatan skala regional kabupaten
dalam SWP GKS plus dengan cre wilayah SWP di Kota Surabaya. Salah satu pusat
kegiatan untuk mendukung proses pembangunan dan pengembangan wilayah
kota Bangkalan adalah dengan adanya Jembatan Suramadu, juga pengembangan
pembangunan pascajembatan Suramadu bagian barat. Pengembangan tersebut
meliputi pusat kegiatan pemerintahan, perdagangan dan jasa, pelayanan umum
(transportasi, kesehatan, peribadatan, pendidikan dan lainnya) dengan skala
regional Kabupaten Bangkalan.
Adapun potensi pengembangan wilayah Bangkalan dapat berfungsi sebagai
kegiatan perdagangan skala regional dan lokal, pertanian, perkebunan,
peternakan, industri dan pergudangan, jasa transportasi angkutan darat, jasa
pemerintahan umum skala regional, perikanan pariwisata serta industri kecil dan
kerajinan rakyat. Sedangkan potensi unggulan dalam bidang pertanian, yaitu padi
dan jagung. Dalam bidang hortikultura, yaitu jambu mete, alpukat, durian,
blimbing, jambu biji, mangga, nangka, dan pisang. Sementara dalam bidang
perkebunan, yaitu kelapa, kapuk randu, siwalan, dan kencur. Potensi pariwisata
yang ada di Bangkalan, yaitu wisata Makam Syaihona Cholil, wisata Pesarean
Aermata, wisata Bukit Geger, wisata Taman Rekreasi Kota, wisata Mercusuar,
wisata Pantai Rongkang, wisata Taman Rekreasi Kota, dan wisata Pantai Siring
Kemuning.

48
ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA

3. Hasil Kajian Etnosains


Tabel 8. Hasil Kajian Etnosains
NO. DAFTAR BUDAYA SAINS MASYARAKAT SAINS ILMIAH
Memberikan sesaji Memberikan makanan
berupa makanan, kepada biota laut, seperti
seperti ayam panggang, ikan-ikan, anemon, dan
nasi, dan lain lain sebagainya, sehingga
sebagainya dengan dapat menyeimbangkan
1. Rokat Tasik tujuan untuk ekosistem yang ada di
memberikan umpan laut. Ikan-ikan dapat
balik terhadap hasil berkembang biak lagi
nelayan yang telah sehingga nelayan dapat
diperolehnya, kepada memperoleh ikan lagi
Nabi Khidzir. saat berlayar.
Pada dupa mengandung
zat tertentu yang dapat
memberikan aroma
harum di dalam ruangan.
Dupa dibagi menjadi dua
jenis, yaitu dupa alami
dan dupa sintesis. Aroma
alami dupa berasal dari
resin, minyak atsiri serta
Menyalakan dupa Menyalakan dupa guna
serbuk tanaman yang
untuk memperingati untuk memanggil
2. harum. Bahan-bahan ini
wafatnya orang arwah keluarga yang
dicampurkan ke dalam
meninggal sudah wafat
komponen utama dupa
dan wanginya akan
keluar saat dupa di
bakar. Aroma dupa
sintesis berasal dari
parfum kimia. Biasanya
dupa sintesis dicelupkan
ke dalam atau disemprot
dengan parfum kimia.
Dapat membantu upaya
menjaga kesehatan
Memberikan makanan
3 Tradisi hari raya tubuh dan berkaitan
ke tetangga.
dengan sistem
pencernaan.

49
ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA

Budaya Tanean Lanjheng Bangkalan


1. Deskripsi Wilayah Bangkalan
Kabupaten Bangkalan merupakan salah satu kabupaten yang secara geografis
berada di Provinsi Jawa Timur bagian utara dan merupakan pintu gerbang menuju
Pulau Madura. Luas wilayah Kabupaten Bangkalan adalah 1.260,14 km², yang
secara administratif pemerintahan terbagi dalam 18 kecamatan, 8 kelurahan, dan
273 desa. Selain itu, dapat dikemukakan pula bahwa posisi Kabupaten Bangkalan
ditinjau dari letak geografis, secara eksistensial, berada dikawasan Pulau Madura
dengan titik koordinat berada pada posisi 112° 40’ 06” - 113° 08’ 04” Bujur Timur
dan 6° 51’ 39” - 7° 11’ 39” Lintang Selatan dengan batas wilayah sebagai berikut.
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Laut Jawa;
b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Sampang;
c. Sebelah Barat berbatasan dengan Selat Madura;
d. Sebelah Selatan berbatasan dengan Selat Madura
Kondisi fisik ditinjau dari kemampuan tanah di Kabupaten Bangkalan dilihat
dari kemiringannya sebagian besar memiliki kemiringan 2-15°, yaitu sekitar
50,45% atau 63.002 Ha. Kemiringan 0-2° sekitar 45,43% atau 56.738 Ha
sedangkan tekstur tanah sebagian besar bertekstur sedang, yaitu seluas 116.267
Ha atau sekitar 93,10% dan untuk kedalaman spektip tanah di Kabupaten
Bangkalan memiliki kedalaman >90 cm, yaitu seluas 64.130/64.131 Ha atau
51,35%. Dilihat dari topografi, Kabupaten Bangkalan berada pada ketinggian 2-
100 m di atas permukaan air laut. Wilayah yang terletak di pesisir pantai, seperti
Kecamatan Sepulu, Bangkalan, Socah, Kamal, Modung, Kwanyar, Arosbaya,
Klampis, Tanjung Bumi, Labang dan Kecamatan Burneh mempunyai ketinggian
antara 2-10 m di atas permukaan air laut. Sementara itu, wilayah yang terletak
pada bagian tengah mempunyai ketinggian antara 19-100 m di atas permukaan air
laut. Lokasi tertinggi terletak di Kecamatan Geger dengan ketinggian 100 m diatas
permukaan laut.
Sebagai bagian dari siklus hidrologi, di Kabupaten Bangkalan terdapat
sejumlah mata air, waduk, dan sungai. Pola aliran permukaan dapat dilihat dari
pola aliran sungai yang ada di Kabupaten Bangkalan. Sungai-sungai utama dari
masing-masing kecamatan di Kabupaten Bangkalan bermuara di Selat Madura dan
Laut Jawa yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Bangkalan.
2. Filosofi Daerah Bangkalan
Bangkalan berasal dari kata “bangka” dan ”la-’an” yang artinya sudah matilah.
Kemudian diambil dari cerita legenda tewasnya pemberontak sakti Ki Lesap yang
tewas di Madura Barat. Menurut cerita, setelah kejayaan Arya Wiraraja sebagai
adipati pertama di Madura maka pada dekade berikutnya perubahan zaman mulai
membentuk karakter orang-orang Madura. Zaman yang penuh pergulatan dan
perjuangan kala itu dan yang paling mengenaskan ialah saat kolonial Belanda
bercokol di Madura. Saat itulah banyak timbul pemberontakan-pemberontakan
yang kerap dikenal dengan pemberontakan Trunojoyo, Ke’ (Pak) Lesap, Sakerah,
dan lainnya.
Tampilnya Pangeran Trunojoyo sebagai pahlawan melawan penjajah

50
ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA

merupakan awal kebangkitan Madura sebagai langkah menuju pemberontakan


berikutnya. Trunojoyo putra Pangeran Waluyo yang pada dasarnya berjuang
untuk membasmi ketidakadilan disambut gegap gempita oleh rakyat Madura
setelah meninggalkan Mataram yang kemudian menaklukkan seluruh Madura.
Pada perjuangan berikutnya, Trunojoyo mendapat bantuan dari orang-orang
Makasar yang melakukan perampokan-perampokan di lautan sekitar Jawa Timur
setelah Makasar jatuh. Dari persekutuan Makasar-Madura itulah yang kemudian
diperkuat perkawinan Putri Trunojoyo dengan tokoh dari Makasar, Karaeng
Galesong dan menjadikan keterpaduan wilayah yang berjarak jauh itu.
Keterpaduan itu dapat dibuktikan, bahwa banyak hal persamaan antara keduanya
baik secara hidup masyarakatnya, watak, maupun sikap kesehariannya. Bahkan, di
Madura sendiri (pulau Kangean-Sumenep), bahasa yang dipergunakan adalah
bahasa daerah yang dipengaruhi oleh bahasa Madura, Bugis, Jawa, dan Melayu.
Tokoh lain yang kerap menjadi kebanggan orang Madura ialah Ke’ Lesap.
Dalam cerita disebutkan, bahwa Ke’ Lesap memiliki sebuah golok dan dapat
disuruh mengamuk sendiri tanpa ada yang memegangnya. Karena kesaktian-
kesaktian yang dimiliki, ia semakin menjadi kesohor sampai seluruh pelosok
Madura. Pada akhirnya, Ke’ Lesap merasa yakin bahwa ia sudah cukup mampu
untuk mulai mengobarkan api pemberontakan. Keahlian dan kemasyhurannya,
banyak membawa simpati kepada rakyat, sehingga pada saat turun dari pertapaan
(Gunung Payudan) dengan sangat mudah dapat menaklukkan desa-desa yang
didatangi.
Setelah menaklukkan wilayah dari Timur, Sumenep, Pamekasan dan
Sampang, maka Ke’ Lesap beserta pasukannya menuju Bangkalan. Pertempuran
dimulai, sebab pasukan Cakraningrat V sebagai penguasa di Bangkalan
mengadakan perlawanan yang cukup hebat. Namun, akhirnya kekuatan Bangkalan
dapat dipukul mundur. Bantuan kompeni didatangkan dari Surabaya dan
pertempuran berlangsung kembali. Meskipun demikian, dengan bantuan tersebut,
Ke’ Lesap masih bertahan dan dapat memukul mundur dan Cakraningrat V
mengungsi ke Malaja. Sedang benteng dipertahankan oleh kompeni. Namun, pada
akhirnya, Ke’ Lesap jatuh di tempat asalnya, yaitu ketika Cakraningrat V
melancarkan tipu muslihat dengan mengirim wanita ke tempat pesanggrahan Ke’
Lesap di Dea Tonjung. Wanita Tanda’ (ronggeng) yang berbusana keraton itu
memegang bendera putih dan menyerahkan kepada Ke’ lesap. Bagi Ke’ Lesap
tanda bendera putih itu pertanda Cakraningrat menyerah. Namun, apadaya titik
kelemahan Cakraningrat terletak di rambutnya. Konon wanita yang menyamar
sebagai putri keraton (bernama nyi Marpuah) sesuai perintah Cakraningrat V
berkesempatan memotong rambut Ke’ Lesap. Saat itu pula, hilang kekuatannya
termasuk kekuatan senjata goloknya yang bernama Kodhi’ Crangcang.
Pada saat yang bersamaan, Cakraningrat V beserta bala tentaranya
menyerang dan menusukkan tombak pusaka Bangkalan yang bernama Si
Nenggolo Gemetar dan bersinar seolah mengeluarkan api. Pada akhirnya, Ke’
Lesap beserta bala tentaranya banyak yang binasa. Maka berteriaklah rakyat yang
mengikuti rajanya bersama-sama berteriak ”Bangka-la’an” artinya sudah matilah.
Sebagaimana diabadikan dengan nama Bangkalan.

51
ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA

3. Hasil Kajian Etnosains


Pada penelitian ini dilakukan observasi dan tanya jawab terhadap subyek
penelitian yang meliputi tata ruang yang ada di Kabupaten Bangkalan. Penelitian
ini dilakukan pada tahun 2019, yang mana penelitian ini melakukan observasi
tentang tata ruang bangunan rumah yang ada di daerah Bangkalan. Hasil
pengamatan dan studi dokumentasi maka teridentifikasi beberapa kearifan lokal
pada tata ruang di Kabupaten Bangkalan. Pada tabel 1 disajikan sains ilmiah dan
sains masyarakat yang berhubungan dengan tata ruang.

Tabel 9. Deskripsi Sains Masyarakat dan Sains Ilmiah Tentang Tata Ruang di
Kabupaten Bangkalan
No. Nama Lokal Nama Sains Masyarakat Sains ilmiah
Indonesia
1. Ghejjuk Dinding kayu Penggunaan kayu Kayu tersusun dari sel-
sebagai konstruksi sel yang memiliki tipe
bangunan bermacam-macam dan
mempermudah susunan dinding selnya
pembuatan rumah terdiri dari senyawa
pada jamannya. kimia berupa selulosa
Karena dan hemi selulosa
berdasarkan (karbohidrat) serta
bahannya sendiri, lignin
kayu sangat (nonkarbohidrat).
mudah didapatkan Semua kayu bersifat
pada zaman anisotropik, yaitu
dahulu karena memperlihatkan sifat-
banyak dikuasai sifat yang berlainan
oleh tukang lokal jika diuji menurut tiga
serta untuk arah utamanya
dibentuk sebagai (longitudinal, radial,
bahan bangunan tangensial). Kayu
rumah sangat merupakan bahan yang
mudah dibentuk. bersifat higroskopis,
Karena yaitu dapat menyerap
keterbatasan alat atau melepaskan kadar
pada zaman air (kelembaban)
dahulu sehingga sebagai akibat
bahan dasar kayu perubahan
digunakan sebagai kelembaban dan suhu
bahan utama udara di sekelilingnya.
pembuatan rumah
dan segala
perabotan rumah.
2. Ngadeppeh Arah hadap Pembuatan rumah Hal ini berhubungan
roma rumah menghadap ke langsung dengan

52
ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA

No. Nama Lokal Nama Sains Masyarakat Sains ilmiah


Indonesia
arah selatan dan dinding kayu pada
membelakangi rumah. Kerika dinding
arah utara karena kayu melindungi
berhubungan penghuni rumah dari
langsung dengan silau akibat sinar
arah terbit dan matahari. Hal tersebut
tenggelamnya juga berhubungan
matahari. Ketika dengan sifat fisik kayu,
matahari terbit yaitu sebagai isolator
dari arah timur panas sehingga dapat
maka cahaya menghambat proses
otomatis penyerapan panas
terhalangi oleh akibat sinar matahari.
dinding kayu
rumah sehingga
penghuni rumah
tidak takut silau
terkena pancaran
sinar matahari
ketika duduk di
teras rumah.
Begitu pula
sebaliknya, ketika
matahari mulai
terbenam di arah
barat maka
penghuni rumah
juga tidak terkena
silau dari pancaran
sinar matahari.
3. Tanean Halaman Halaman rumah Halaman rumah yang
lanjheng rumah yang yang luas luas tentunya
luas berfungsi sebagai persediaan lahan
tempat sosialisasi sebagai daerah hijau
antaranggota dan resapan air juga
keluarga, tempat semakin banyak.
bermain anak- Sehingga penetrasi
anak, melakukan udara ke dalam rumah
kegiatan sehari- akan lebih optimal. Hal
hari. seperti ini terjadi karena pada
menjemur hasil halaman rumah yang
panen, tempat luas, pastinya terdapat
melakukan ritual tumbuhan-tumbuhan
keluarga, dan yang dapat meresap air

53
ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA

No. Nama Lokal Nama Sains Masyarakat Sains ilmiah


Indonesia
kegiatan lain yang dengan baik sehingga
melibatkan banyak kadar oksigennya pun
orang. Selain itu, lebih baik karena
juga digunakan terdapat banyak
sebagai tempat tumbuhan di sekitar
untuk rumah. Hal ini yang
berkomunikasi akan menciptakan
dan mengikat rumah yang sehat.
hubungan satu
keluarga dengan
keluarga yang lain
4. Langgher Musala Musala Musala menghadap ke
menghadap ke timur dikarenakan di
arah timur karena Indonesia letak arah
arah kiblat adalah kiblatnya adalah barat.
barat sehingga Kabah juga merupakan
ketika sholat tidak pusat poros bumi.
panas, karena Pembuktian bahwa
musala Kakbah merupakan
menghadap ke poros bumi dapat kita
arah timur dan buktikan dengan
kita yang salat adanya zero
menghadap ke magnetism, yaitu area
arah barat. pada kutub utara dan
selatan bumi ini. Di
tempat itulah sebuah
kompas tidak akan
menunjukkan arah
utara karena telah
berada di zero
magnetism area.
Seseorang yang tinggal
lama di Makkah dan
senang melakukan
thawaf (mengelilingi
kabah) akan lebih
sehat, karena tidak
banyak dipengaruhi
oleh gaya gravitasi
bumi. Jadi, salat yang
menghadap kiblat ini
bukanlah untuk
menyembah
Kakbahnya atau untuk

54
ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA

No. Nama Lokal Nama Sains Masyarakat Sains ilmiah


Indonesia
memanifestasikan
bentuk fisik Tuhan
tetapi karena di
sanalah letak poros
bumi. Umat Islam
menjadikannya sebagai
acuan tempat untuk
menentukan arah
salatnya di seluruh
dunia. Jadi, ada
persamaan visi dalam
salat, dalam konteks
menyatukan kekuatan
umat.
Tempat dimana bumi
berpusat dan
penemuan para
astronot bahwa bumi
mengeluarkan
semacam radiasi yang
bersifat infinity (tidak
berujung) dari salah
satu bagian tubuhnya
dan pusat dari radiasi
itu adalah Kakbah.
Radiasi ini bahkan
tertangkap kamera
dari pengambilan
gambar di planet Mars.
Ilmuwan muslim yakin
inilah radiasi yang
menghubungkan
Kakbah dunia di
Makkah dengan
Kakbah akhirat.

5. Sanggher Lantai Bambu mudah Bambu dapat


bambu pada diperoleh dan jika menghasilkan oksigen
musala pun harus beli, lebih banyak dan lebih
bambu dijual baik daripada tanaman
dengan harga yang lainnya. Produksi
murah. Sifat ruas- biomassa bambu yang
ruas bambu yang lebih banyak daripada
cukup lentur pohon lainnya

55
ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA

No. Nama Lokal Nama Sains Masyarakat Sains ilmiah


Indonesia
sehingga mudah membuat bambu dapat
dibentuk ketika menghasilkan oksigen
dijadikan lantai. lebih baik juga.
6. Bhetton Lantai Agar kolong yang Lantai bambu musala
bambu terdapat di bawah yang tinggi, seperti
musala yang lantai bambu panggung dapat
tinggi seperti musala dapat mengalirkan udara dari
panggung digunakan sebagai segala penjuru melalui
tempat celah-celah yang
menyimpan terdapat pada bambu
barang-barang. dan ventilasi yang ada
sehingga akan
memberikan
kesejukan.

KABUPATEN SAMPANG
Hasil Laut Kota Sampang
1. Deskripsi Kepulauan Sampang
Kepulauan Sampang merupakan daerah yang berada di pulau Madura yang
terletak di Provinsi Jawa Timur. Kabupaten Sampang terletak pada 113o 08’ -
113o 39’ Bujur Timur dan 06o 05’ - 07o13’ Lintang Selatan, dengan luas wilayah
1.233,33 Km2. Secara keseluruhan Kabupaten Sampang mempunyai luas wilayah
sebanyak 1233,30 km2. Salah satu Kecamatan yang ada di Kabupaten Sampang,
yaitu Kecamatan Camplong. Kecamatan Camplong berjarak sekitar 10 km dari Ibu
kota Kabupaten Sampang ke arah timur. Camplong merupakan kecamatan dengan
penduduk terpadat kedua di Kabupaten Sampang. Secara administrasi luas
wilayah dari kecamatan Camplong, yaitu 69,93 km2 di dalamnya terdapat 14
desa/kelurahan dan terdapat 81.812 jiwa.
2. Filosofi Daerah Sampang
Berawal dari masa kerajaan Majapahit di Sampang ditempatkan seorang
Kamituwo yang pangkatnya sebagai patih. Pada masa itu, dapat dikatakan sudah
terdapat kepatihan yang berdiri sendiri. Setelah Majapahit mulai mengalami
kemunduran, di Sampang berkuasa Ario Lembu Peteng atau terkenal dengan
sebutan Bondan Kejawan atau Ki Ageng Tarub II atau Prabu Brawijaya VI, putera
ke-14 dari Raja Majapahit Prabu Bhre Kertabhumi atau Prabu Brawijaya V atau
Raden Alit dengan selirnya, yaitu Putri Champa yang bernama Ratu Dworo Wati
atau Puteri Wandan Kuning. Lembu Peteng akhirnya pergi memondok di Masjid

56
ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA

Ampel dan meninggal di sana. Pengganti Kamituwo di Sampag adalah putera yang
tertua, yakni Ario Menger yang keratonnya tetap di Madekan. Menger memiliki 3
orang putra yaitu
1. Ario Langgar
2. Ario Pratikel (ia bertempat tinggal di Pulau Gili Mandangin atau Kambing)
3. Ario Panengah yang bergelar Pulang Jiwo bertempat tinggal di Karangantang.
Ario Pratikel mempunyai anak perempuan yang bernama Nyai Ageng Budo
yang menikah dengan Ario Pojok yang merupakan putra Ario kadut, Ario Kadut
sendiri merupakan putra dari Ario Timbul. Ario Timbul merupakan putra dari
hasil pernikahan antara Menak Senojo dengan Nyai Peri Tanjung Biru Bulan atau
yang bergelar Putri Tunjung Biru Sari. Pernikahan antara Nyai Ageng Budo dengan
Ario Pojok membuahkan keturunan yang bernama Kyai Demang (Demangan
adalah tempat kelahirannya). Informasi di atas merupakan silsilah dari raja-raja
yang memerintah di Sampang.
Masyarakat Madura merupakan orang berbasiskan pada tingkat religius yang
sangat tinggi dengan atribut-atribut budaya yang ada di dalamnya, misalkan
pondok pesantren, masjid, surau, dan kerajaan-kerajaan. Salah satu bentuk adanya
raja di Sampang yang memerintah pada suatu kerajaan di Sampang (Rachmad, T,H.
2017.p,121) , yaitu di temukannya:
1. Situs Makam Pangeran Santo Merto, beliau adalah pemangku pemerintahan di
Pulau Madura yang berkedudukan di Sampang pada masa Pemerintahan Raja
Cakraningrat I (Raden Praseno).
2. Situs Makam Bangsacara dan Rangapadmi terletak di Pulau Kambing.
3. Situs Pababaran Trunojoyo, situs ini berupa petilasan tempat lahirnya
pahlawan Trunojoyo yang di dalamnya terdapat tempat untuk menanamkan
ari-ari Pahlawan Trunojoyo.
4. Situs Rato Ebu merupakan objek wisata berupa makam para priyayi penguasaa
kerajaan pada zaman dahulu di antaranya adalah makam Ibu Raja Sampang
Raden Praseno.
Sampang merupakan salah satu Kabupaten di Pulau Madura yang termasuk
dalam kawasan pesisir yang berada di sebelah utara bagian timur Pulau Jawa.
Kabupaten Sampang secara adminitrasi terletak dalam wilayah Provinsi Jawa
Timur yang mempunyai luas wilayah seluas 1.233,30 km2. Daerah Sampang juga
merupakan wilayah pesisir, yaitu daerah peralihan antara ekosistem darat dan
laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan di laut (Marliana, D., Sarwono
dan Mochammad, R. p.83).

57
ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA

58
ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA

3. Hasil Kajian Etnosains (Kelautan Sampang)


Tabel 10. Hasil Kajian Etnosains
KAJIAN SAINS MASYARAKAT SAINS ILMIAH
Kami berangkat mencari ikan Ikan adalah makhluk berdarah
di laut pada saat petang dingin sehingga aktivitasnya
sekitar pukul 11 malam atau bergantung pada temperatur air
jam 2 pagi karena kalau di sekitarnya. Ketika bersuhu
petang ikannya banyak yang dingin mereka tidak aktif. Jadi,
muncul nelayan melaut pada malam hari
dikarenakan suhu udara laut
lebih hangat dari pada udara
darat. Karena air laut malam hari
memiliki suhu udara panas
Keberangkatan karena masih menyimpan panas
nelayan dari matahari di waktu siang
mencari ikan karena kalor jenisnya besar.
Kami selalu berangkat pada Karena pada malam hari terjadi
petang sekitar pukul 23:00 – angin darat, yaitu angin yang
pukul 02:00 dan kembali bertiup dari darat ke laut,
pada saat pagi hari sekitar nelayan menggunakannya untuk
jam 6-7, kalau matahari pergi melaut dan nelayan pulang
sudah terbit kami kembali ke pada saat pagi hari (mulai terang)
daratan karena terjadi angin laut, yaitu
angin yang bertiup dari laut ke
darat nelayan kembali ke daratan.
Penghasilan Pada bulan-bulan ini Ikan selar kuning merupakan ikan
Nelayan musimnya ikan fulus (selar yang tersebar di wilayah tropis.
kuning) tetapi muncul atau Selar kuning termasuk ikan yang
nampaknya pada malam hari Noktural, yaitu merupakan jenis
jadi yang saya dapat dan ikan yang tidur pada siang hari
nelayan lainnya pada bulan- dan aktif pada malam hari. Ikan
bulan ini bulan Maret selar kuning pada bulan-bulan
dapatnya ikan itu. April-Maret proses
reproduksinya cepat
dibandingkan dengan bulan lain,
para nelayan banyak
mendapatkan ikan selar kuning.
Kondisi laut Kondisi laut di sini banyak Adanya bahan berbahaya dan
sampah terutama sampah beracun dari sampah plastik akan
dari plastik. Jadi, terkadang mengakibatkan ikan dan biota
kita menjaring ikan malah laut mengalami gangguan bahkan
yang terjaring sampah pada konsentrasi yang tinggi
bahkan lebih banyak sampah sekali dapat terjadinya kematian
dari pada ikannya. Jadi, ikan ikan dan biota laut. Sampah plasik
yang diperoleh dalam sekali berpotensi untuk menurunkan

59
ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA

KAJIAN SAINS MASYARAKAT SAINS ILMIAH


jaring kadang hanya sedikit. populasi ikan dan biota laut
bahkan bisa berpotensi hilangnya
keanekaragaman hayati
ekosistem laut.

Kuliner Soto Sokobanah Sampang


1. Deskripsi Daerah Sokobanah
Sokobanah adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Sampang, Provinsi Jawa
Timur, Indonesia. Daerah ini terletak di Pulau Madura. Sokobanah merupakan
nama kampung di sisi utara kota Sampang. Kampung ini berjarak sekitar 61 km ke
Kabupaten Sampang. Berdasarkan monografi kampung ini memiliki suhu udara
31ᵒC dan luas desa 10,47 km2. Batas wilayah, kampung ini dari sisi selatan
berbatasan dengan kampung Tobai Timur, sisi barat Bira Timur dan sisi timur
Tamberu Laok.
Menurut masyarakat sekitar ataupun dari Kepala Desa, kampung ini memiliki
sejarah panjang. Selain berada di atas perbukitan yang eksotis dan pohon-pohon
besar berjajaran di pinggir jalan serta daerah alam perbukitan yang memukau,
maka kampung ini secara tidak langsung menggambarkan keindahan sebuah
kampung di sisi utara Kota Sampang. Sejarah kampung ini sudah dimulai saat
Belanda masih mendiami beberapa daerah di Madura dan praktik kolonialisasi
masih terjadi di mana-mana. Para leluhur di daerah ini, berjuang habis-habisan
demi mempertahankan daerah dan kampung yang sudah mereka cintai dengan
cara berperang melawan penjajah.
Sejak terdapat jalan raya sebagai akses yang menghubungkan daerah ini
dengan kabupaten Sampang dibuat di tahun 80-an maka daerah ini menjadi
daerah yang bisa dilalui oleh berbagai jenis kendaraan roda empat. Para leluhur
dan generasi berikutnya di daerah ini membangun jalan dengan penuh kerja keras
karena harus membabat hutan luas tempat binatang luas mendiami daerah ini.
2. Folosofi Daerah Sokobanah
Sokobanah merupakah sebuah kecamatan yang memiliki mata pencaharian
masyarakat yang salah satunya adalah bertani. Bertani merupakan salah satu mata
pencaharian yang sangat dominan bagi masyarakat Sokonah. Potensi tumbuhan
hidup yang beraneka ragam dan tanahnya cukup bagus sangat menguntungkan
bagi masyarakat Sokobanah. Sebagai salah satu daerah yang dekat dengan pantai
mata air di daerah Sokobanah cukup tersedia sebagai kebutuhan sehari-hari
maupun bertani. Sehingga masyarakat Sokobanah memiliki falsafah atau filosofi
dalam bertani adalah sebagai berikut.
a. Mun Tak Atanih Ye Tak Ngakan (kalau tidak bertani tidak makan)
Sokobanah tergolong dalam masyarakat yang masih sangat mengandalkan
bertani sebagai modal untuk bertahan hidup. Sehingga muncullah semboyan
“mun tak atanih ye tak ngakan” yang maksudnya adalah apabila seseorang

60
ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA

hidup di Sokobanah malas untuk bertani maka hidup mereka akan kurang
sejahtera atau dalam artian sulit untuk makan. Objek bertani di Sokobanah
cukup beraneka ragam, seperti tembakau, cabe jamu, kacang mete, padi, dan
lain-lain. Masyarakat Sokobanah yang tidak memanfaatkan lahannya untuk
bertani dianggap sangat merugi karena potensi tanah di Sokobanah cukup
subur sebagai lahan pertanian.
b. Abecco Aeng Sprite (membasuh tangan dengan air sprite)
Potensi pertanian di daerah Sokobanah yang lumayan bagus membuat
masyarakat Sokobanah terkadang angkat kepala atau sombong. Namun,
sombong dalam artian yang positif. Semboyan orang Sokobanah “abecco aeng
seprite” merukapan semboyan yang dikatakan orang Sokobanah apabila hasil
panen pertanian bagus dan sangat menguntungkan sehingga seakan-akan air
sprite bukan lagi sebagai minuman akan tetapi sebagai air untuk membasuh
tangan. Namun, keadaannya terbalik saat panen gagal. Jangankan air sprite
sebagai membasuh tangan, untuk makanpun kadang susah.
c. Asongkok Areh (bertopi matahari)
Tidak dapat dipungkiri bagi seorang petani bahwa terik panas matahari
menjadi suatu hal yang biasa sehingga muncul semboyan atau filosofi
“asongkok areh” yang artinya bagi masyarakat Sokobanah tidak boleh takut
yang namanya terik panas sinar matahari saat bertani dan dianggap sebagai
topi. Semangat masyarakat Sokobanah yang kuat dan tak kenal lelah dalam
bertani menjadikan motivasi tersendiri untuk mereka agar terus maju.
3. Hasil Kajian Etonosains
Tabel 11. Pengertian Cabai Jamu
SAINS MASYARAKAT SAINS ILMIAH
“Cabbhi jhemoh jiah ghebey Cabai jamu adalah jenis rempah yang masih
camporennah jhemoh biasanah berkerabat dengan lada dan lengkuas,
epaalos” termasuk dalam suku sirih-sirihan
Terjemahan: cabai jamu itu buat
campuran jamu, biasanya dengan
dihaluskan.

Tabel 12. Proses Penanaman Cabai Jamu


TAHAPAN SAINS MASYARAKAT SAINS ILMIAH
Cara “Cabbhi jhemoh jiah etanem neng Tanaman cabai jamu yang
menanam tana se rata dek, polana mun tana
masih muda harus ditanam
se benyak betonah pas malarat pada tanah yang datar
odik” karena akar tanaman yang
masih muda atau kecil tidak
dapat masuk ke sela-sela
Terjemahan: cabai jamu itu batu yang ada di dalam
ditanam pada tanah yang datar tanah.
karena kalau tanah yang berbatu

61
ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA

TAHAPAN SAINS MASYARAKAT SAINS ILMIAH


sulit untuk hidup.
Jarak “Jarak nanam kodhu abek jheu Idealnya tanaman cabai jamu
menanam dek, polana mun semmak tak ditanam dengan jarak 1 – 1,5
pelak kadhang bisa mateh” meter agar akar cabe jamu
dapat menjalar dengan
leluasa di dalam tanah.
Terjemahan: Jarak penanaman
harus agak jauh karena kalau
terlalu dekat jadi tidak bagus
kadang mati.
Pohon “Bhungka se etalarin lebbhi Pohon kenari memiliki tinggi
rambatan bhagus bhungka kenari dek, pohon mencapai 45 meter
polana mun bhungkana maronggi dengan lebar 1,5 meter
lekkas buccok dilemma pas robbhu, sehingga lebih kuat menjadi
Mun bhungkana kenari bhagus media rambat cabai jamu
dek kuat” dibandingkan dengan pohon
kelor.
Terjemahan: Pohon yang
dijadikan media rambat cabai
jamu lebih bagus pohon kenari
karena kuat tidak mudah roboh,
berbeda dengan pohon kelor kalau
sudah tua batangnya busuk lalu
roboh.

Tabel 13. Proses Pemeliharaan Cabe Jamu


TAHAPAN SAINS MASYARAKAT SAINS ILMIAH
Pemberian “Bhutok tak olle ghut- Tumbuhan yang diberi pupuk
pupuk segghut dek. Setaon sekalisecara berlebihan bisa mati karena
eberri’ bhutok. Mun ghut- adanya proses perpindahan air dan
segghut pas mateh dek, zat yang berkonsentrasi rendah
polana panas e dalem (hipotonik) ke larutan yang
tana dek.” berkonsentrasi tinggi (hipertonik)
melalui membrane sel. Jadi,
berlebihan memberi dosis pupuk
menjadikan air berpindah ke
Terjemahan: kalau dikasih konsentrasi tinggi (hipertonik).
pupuk sering bisa mati
pohonnya karena panas di
dalam tanah dek.
Hama yang “Chabbi jhemoh riah Cabai jamu dapat mati karena
menyerang mateh kiah dek, kadang bakteri dan jamur yang biasanya
polana esering caceng menempel pada tanaman cabai

62
ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA

TAHAPAN SAINS MASYARAKAT SAINS ILMIAH


dek” jamu dan menyerang batang, daun.
Ada juga cacing tanah yang
menyerang langsung pada akar
Terjemahan: cabai jamu ini sehingga menghambat proses
bisa mati juga karena pertumbuhan cabai jamu
kadang diserang cacing berdampak negatif.
Produksi cabai “Lebbhi ghamba’ musim Cabai jamu memerlukan air, tetapi
jamu musim nambhara’ dek, mon tidak boleh berlebihan. Saat
penghujan bhaktona nemor ye kodhu berbuah, tanaman memerlukan
seram” banyak air. Idealnya tanaman cabai
jamu memerlukan curah hujan
rata-raata 1.250-2.500 mm/tahun
Terjemahan: lebih lebat
musim penghujan dek,
kadang harus disiram kalau
waktu kemarau
Pemberian “Cabbhi jhamo parloh e Kotoran sapi dan kotoran kambing
pupuk bhutok dek angguy clattong mengandung nitrogen, kalsium,
atau kotoranna embek, dan kalium yang dibutuhkan oleh
makle buenah ghamba” tanaman sehingga dapat
menyuburkan tanaman.
Terjemahan: Cabai jamu
perlu diberi pupuk, kotoran
sapi/kotoran kambing agar
buahnya lebih lebat
Pemberian “Cabbhi jhemo riah Pernis (pupuk kimia urea) dapat
pupuk kimia eberrik pernis dek mun la menambah kandungan protein
pertama kali musim pada tanaman. Menjadikan
nambhara’ ma’le buenah tanaman lebih segar, lebat, dan
bhagus lanjhang” hijau.

Terjemahan: Cabai jamu ini


harus dikasih pernis (pupuk
kimia) ketika turun hujan
pertama kali. Biar buahnya
bagus panjang”

Tabel 14. Proses Panen Cabai Jamu


TAHAPAN SAINS MASYARAKAT SAINS ILMIAH
Pemilihan “Cabbhi jhamo paleng Cabai jamu siap panen yang
buah panen bhagus epanen mon berwarna agak kemerahan karena
abernah agak mera dek” ketika terlalu merah atau terlalu
matang buah akan mudah rusak baik

63
ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA

TAHAPAN SAINS MASYARAKAT SAINS ILMIAH


dalam bentuk basah atau dalam
Terjemahan: Cabai jamu bentuk kering sehingga kualitas
lebih bagus dipanen ketika kurang baik.
warnanya agak kemerahan.
Masa panen “Cabbhi jhemo bisa panen Umumnya cabai jamu muda
sekitar 3-4 kg/minggu dek menghasilkan sekitar 2-3 kg buah
polana buenah bhagus basah, sedangkan untuk tanaman
ghambha’ “ dewasa menghasilkan 4-5 kg buah
basah.
Terjemahan: Cabai jamu ini
bisa panen 3-4 kg/minggu
karena buahnya yang bagus
dan lebat.

Wisata Religi Kabupaten Sampang


1. Deskripsi Wilayah Kabupaten Sampang
Kabupaten Sampang adalah sebuah kabupaten yang berada di sebelah utara
bagian timur dari Pulau Jawa, tepatnya di Pulau Madura, Provinsi Jawa
Timur, Indonesia. Ibu kotanya adalah Sampang. Secara geografis, Kabupaten
Sampang terletak di antara 113o 08’ - 113o 39’ Bujur Timur dan 06o 05’ - 07o13’
Lintang Selatan dengan luas wilayah sekitar 1.233,08 km2 dan terbagi menjadi 14
kecamatan. Pada tahun 2017 diketahui bahwa populasi di daerah Sampang
berjumlah 844.872 jiwa dengan kepadatan 685 jiwa/km2. Flora resmi Kabupaten
Sampang adalah jambu mawar dan fauna resmi Kabupaten Sampang adalah kera
nepa.
2. Filosofi Daerah Kabupaten Sampang
Jauh sebelum berdirinya kerajaan-kerajaan ke daratan Madura, sekitar abad
ke 7 M atau tepatnya pada tahun 835 M, di wilayah Kabupaten Sampang sudah
ditemukan adanya komunitas masyarakat. Komunitas ini masih belum berstruktur
dan masih berupa padepokan agama Budha dengan seorang “resi” sebagai titik
sentralnya. Hal ini dapat diketahui lewat temuan “Candra Sangkala” di situs sumur
Daksan, Kelurahan Dalpenang, Sampang oleh para pakar sejarah dan arkeologi
dari Mojokerto dan UGM Yogyakarta, yang dibantu oleh para pini sepuh dan ahli
sejarah dari Sampang sendiri.
Candra Sangkala yang ditemukan di situs sumur Daksan Kelurahan Dalpenang
tersebut berbunyi: Kudok Alih Ngrangsang Ing Buto, artinya Kudok = 7 Alih = 5
Ngrangsang = 7 Ing = tahun dan Buto = tahun Caka. Berarti, 757 tahun Caka atau
sama dengan 835 M. Menurut para pakar sejarah, komunitas masyarakat seperti
ini terjadi pada masa pemerintahan Dinasti Cailendra abad ke 7 M. Waktu itu,
komunitas masyarakatnya tidak berstruktur, berkelompok menjadi satu padu, dan
biasanya dipimpin oleh seorang “resi” yang dijadikan sebagai titik sentral dalam

64
ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA

mengajarkan agama Budha kepada anggota kelompoknya. Candra Sangkala yang


lain, ternyata juga ditemukan di situs bujuk Nandi, Desa Kemuning, Kecamatan
Kedundung, Sampang. Situs itu berbunyi: Nagara Gata Bhuwana Agong, artinya
Nagara = 1 Gata = 3 Bhuwana = 0 Agong = 1. Berarti, 1301 tahun Caka atau sama
dengan 1379 M. Candra Sangkala yang ditemukan di situs bujuk Nandi ini
menunjukkan paduan kelompok masyarakat yang menganut agama Syiwa. Mereka
biasanya membangun pusat peribadatannya berbentuk candi, dengan lambang
‘nandi’ atau lembu sebagai kendaraan raja Syiwa yang diagungkan.
Berdasarkan bukti-bukti sejarah, pengangkatan Raden Praseno menjadi raja
Madura Barat dinobatkan langsung oleh Sultan Agung pada tanggal 12 Robiul
Awal 1045 H atau bertepatan dengan tanggal 23 Desember 1624 M. Prosesi
penobatannya, dilakukan bertepatan dengan acara “Grebek Maulid” sebagai acara
sakral keagamaan setiap tahun yang selalu diadakan di lingkungan Keraton
Surakarta. Biasanya dalam acara ini, dilakukan kirab pusaka kerajaan dan pejabat-
pejabat keraton yang akan dipromosikan menjadi penguasa di suatu daerah.
Berdasarkan literatur itu, akhirnya kita bisa mengetahui bahwa momentum
pengangkatan Raden Praseno menjadi raja Mataram di wilayah Madura Barat
merupakan tonggak sejarah berdirinya sebuah pemerintahan pertama yang sah
secara yuridis dan defakto menurut hukum ketatanegaraan. Dengan demikian,
sampai saat ini setiap tanggal 23 Desember ditetapkan sebagai hari jadi Kota
Sampang.
3. Hasil Kajian Etnosains
Pada penelitian ini dilakukan wawancara terhadap salah satu warga di
Kabupaten Sampang terkait dengan kebiasaan yang bernuansa religi. Berdasarkan
hasil wawancara tersebut terdapat beberapa kebiasaan yang berkaitan dengan
kepercayaan masyarakat Sampang, seperti burdah dan penjagaan kuburan orang
yang baru meninggal. Pada tabel berikut disajikan bagaimana keyakinan
masyarakat terhadap dua kebiasaan tersebut serta penjelasan ilmiah berdasarkan
Alquran ataupun Hadis.

Tabel 15. Hasil Kajian Etnosains


Kepercayaan
No. Pertanyaan Sains Ilmiah
Masyarakat
1. Mengapa Biasanya takut ada orang Dalam sebuah hadis yang
diperlukan yang bersekongkol diriwayatkan dari ‘Aisyah
penjagaan dengan dengan setan Radhiyallahu ‘anha : ‫"لعي سسول‬
untuk orang (musyrik) untuk ‫اهلل صلى اهلل علٍه وسلن الوختف‬
meninggal mengambil tali pocong "‫والوختفٍة‬
dengan ciri atau jasad dari orang Rasulullah shallallahu ‘alahi
tersebut? meninggal tersebut. wasallam melaknat orang
yang membongkar kuburan,
baik laki-laki maupun
perempuan.

65
ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA

Kepercayaan
No. Pertanyaan Sains Ilmiah
Masyarakat
2. Untuk apa Untuk tali pocong Katakanlah: “Aku berlindung
orang dijadikan santet, jimad kepada Tuhan Yang
mengambil atau pesugihan. Untuk Menguasai subuh, dari
tali pocong jasadnya, dijadikan sapi kejahatan makhluk-Nya, dan
atau jasad (jasad tersebut diubah dari kejahatan malam apabila
tersebut? menjadi sapi telah gelap gulita, dan dari
menggunakan ilmu kejahatan wanita-wanita
hitam) dan bumbu dapur tukang sihir yang
(sebagai panglaris). menghembus pada buhul-
Untuk jasad yang buhul, dan dari kejahatan
dijadikan sapi ada pendengki bila ia dengki” (Q.S
pengapesnya (seperti Al– Falaq: 1 – 5)
pembuktian asli tidaknya Buhul adalah benang
sapi tersebut) dengan halus/tali penghubung/
cara jika sapi dari jasad ikatan berupa kabel ghaib
itu dipukul 3 kali di yang menghubungkan antara
bokongnya bisa menjadi benda sihir sebagai pusat
mayat lagi. terhubung dengan target
3. Bagaimana Tidak ada cara khusus “Dan dari kejahatan malam
cara menjaga dalam penjagaan kuburan apabila telah gelap gulita” (Q.S
kuburan dari orang meninggal Al– Falaq: 3)
tersebut? dengan ciri yang telah Mujahid mengatakan bahwa
Apakah ada disebutkan. Orang makna yang dimaksud ialah
cara-cara menjaga di dekat bila matahari telah tenggelam.
tertentu yang kuburannya dan tidak Abu Mirzan mengatakan dari
khusus? tidur sampai terbitnya Abu Hurairah bahwa makna
fajar. Penjagaan yang dimaksud ialah bintang.
dilakukan mulai dari
terbenamnya matahari
sampai terbit fajar.
Karena orang musyrik
akan mengambil dari
terbenamnya matahari
sampai fajar terbit

66
ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA

Kepercayaan
No. Pertanyaan Sains Ilmiah
Masyarakat
4. Apakah ada Biasanya kalau di suatu Burdah merupakan suatu
ciri khusus desa ada kejadian- kasidah yang berisi syair
yang membuat kejadian aneh semua tentang pujian/selawat
masyarakat warga berkumpul dan kepada Nabi Muhammad
melaksanakan berkeliling desa sambil s.a.w.. Al-burdah menurut
burdah? membaca selawat. etimologi mengandung
banyak arti, antara lain, yaitu
baju (jubah) kebesaran
khalifah.

5. Kejadian aneh Misalnya terdapat warga Sebab khusus dikarangnya


seperti apa? yang terkena musibah kasidah burdah, yaitu Al-
secara bergiliran di desa Bushiri (pengarang burdah)
itu, seperti tabrakan, menderita sakit lumpuh
adanya penyakit menular, sehingga tidak dapat bangun
dan ada maling yang dari tempat tidurnya.
berskutu dengan setan.

6. Apa Bisa menangkal kekuatan Kasidah burdah berisi syair


kepercayaan gaib yang ingin merusak pujian kepada nabi dengan
warga tentang warga dan desa supaya maksud memohon syafaatnya.
burdah? seluruh warga di desa Al-Bushiri (pengarang)
tersebut selamat. bermimpi berjumpa Nabi
Muhammad setelah membaca
burdah. Saat terbangun dari
mimpinya, Al-Bushiri seketika
itu juga sembuh dari
lumpuhnya.
7. Untuk maling Iya, ada. Biasanya berupa Makhluk ghaib menurut Al-
yang tuyul, monyet atau babi. Quran ada dua macam, yaitu
bersekutu Untuk penangkapannya malaikat dan jin. Malaikat
dengan setan sulit dan butuh orang selalu memiliki energi positif,
apakah ada yang mempunyai ilmu selalu taat pada Allah dan
ciri juga. bertasbih padanya (Q.S. Al-
khususnya? Shoffat :166). Sementara jin
Atau terdapat sama dengan manusia yang
wujud–wujud memiliki energi positif dan
tertentu? negatif. Ada jin muslim dan
kafir. Ada jin yang melakukan
dan mengajak pada kebaikan
(Q.S. Al-Ahqaf :29-30) ada
pula yang mengajak dan

67
ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA

Kepercayaan
No. Pertanyaan Sains Ilmiah
Masyarakat
berbuat keburukan dan dosa
(Q.S. Al-A'raf :24-25). Tuyul
termasuk dalam kategori jin
yang jahat yang berkongsi
dengan manusia untuk
melakukan kejahatan.
Manusia memanfaatkan Tuyul
untuk berbuat jahat, yakni
mencuri uang sedangkan
Tuyul bersedia membantu
manusia karena mereka
senang dapat mengajak
manusia berbuat kejahatan.
Tuyul dalam hal ini termasuk
dalam kategori jin yang
disebut setan (Arab: syaiton) .

Budaya Kerapan Sapi di Kabupaten Sampang


1. Deskripsi Kabupaten Sampang
Kabupaten Sampang secara administrasi terletak dalam wilayah Provinsi
Jawa Timur yang secara geografis terletak di antara 113o 08’ - 113o 39’ Bujur
Timur dan 6o 05’ - 7o 13’ Lintang Selatan. Kabupaten Sampang terletak ± 100 km
dari Surabaya, dapat dengan melalui Jembatan Suramadu kira-kira 1,5 jam atau
dengan perjalanan laut kurang lebih 45 menit dilanjutkan dengan perjalanan darat
± 2 jam. Secara keseluruhan Kabupaten Sampang mempunyai luas wilayah
sebanyak 1.233,30 Km2. Proporsi luasan 14 kecamatan terdiri dari 6 kelurahan
dan 180 Desa. Kecamatan Banyuates dengan luas 141,03 Km2 atau 11,44 % yang
merupakan Kecamatan terluas, sedangkan kecamatan terkecil adalah Pangarengan
dengan luas hanya 42,7 km2 (3,46 %). Berikut daftar kecamatan daerah Sampang.
Tabel 16. Daftar Kecamatan dan Jumlah Desa di Kabupaten Sampang
KECAMATAN JUMLAH DESA
Banyuates 20
Camplong 14
Jrengik 14
Karang penang 7
Kedungdung 18
Ketapang 14

68
ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA

KECAMATAN JUMLAH DESA


Omben 20
Pangarengan 6
Robatal 9
Sampang 18
Sokobanah 12
Sreseh 12
Tambelangan 10
Torjun 12

Kabupaten Sampang mempunyai 1 buah pulau berpenghuni yang terletak di


sebelah selatan Kecamatan Sampang. Nama pulau tersebut adalah Pulau
Mandangin, luas Pulau Mandangin adalah 1,650 km2.
2. Filosofi Daerah Sampang
Kata Sampang diambil dari perjalanan Jokotole melalui daerah-daerah utara
sampai Omben belok ke selatan akhirnya ke Banyubenger (Nyubenger) dari
perjalanan itu banyak daerah yang tak terlewati oleh Jokotole kata orang Madura
“E’ESEMPANGEH”. Menurut cerita daerah-daerah yang dilewati, masyarakat waktu
itu memberi nama “SAMPANG” itulah asal mula nama Sampang yang telah dikenal
di tengah-tengah khalayak ramai dari jaman dahulu sampai saat ini.
Pada jaman Majapahit ditempatkan seorang Kamituwo di kota yang
pangkatnya hanya sebagai patih, jadi boleh dikatakan kepatihan yang berdiri
sendiri. Sewaktu Majapahit mulai mundur dari Sampang, yang berkuasa Ario
Lembu Peteng Putra Majapahit dengan Putri Campa. Ario Lembu meninggal di
pondok Pesantren Ampel. Kemudian yang mengganti Kamituwo di Sampang
adalah anak tertua Majapahit (Ario Manger) yang Kratonnya di Madegan dan
memiliki tiga, yaitu Putra Ario Langgar, Ario pratikel, dan Ario Panengah.
E’esempangeh menjadi kata Sampang. Versi atau daerah lain tidak ada.
3. Hasil Kajian Etnosains
Pada penelitian ini dilakukan observasi dan tanya jawab terhadap beberapa
subjek penelitian sebagai nara sumber; serta di bawah ini disertakan hasil
wawancara dan observasi dari kegiatan penelitian. Penelitian ini dilakukan pada
tahun 2019, yang meliputi masyarakat kabupaten Sampang, pengunjung dari luar
pulau, dan para pedagang di kabupaten Sampang. Hasil data wawancara dianalisis
dan diinterpretasikan dan hasilnya disajikan Tabel 17.

69
ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA

Tabel 17. Pengetahuan Masyarakat Mengenai Kerapan Sapi Sampang


No. Kancah Penelitian Sains Masyarakat
1. Pengertian “Adduen sape ngangguy kaleles”
Terjemahan: adu pacu sapi menggunakan kaleles.
2. Jenis sapi Jenis sapi yang digunakan itu biasanya sapi dari
daerah Podei atau Sapudi karena dikenal kuat
3. Pelatihan sapi Latihan sapi ini secara rutin dimaksudkan agar
sapi terbiasa berlari dan kenal medan lapangan
pertandingan. Selain itu, agar pasangan sapi
kompak dan serasi berlari di tengah lapangan.
4. Jamu Selama musim latihan, sapi diberi asupan jamu
dan campuran lain untuk mempercepat larinya.
Ramuan jamu yang digunakan, seperti kunyit, jahe,
dan bahan ramuan lain, serta 100 butir telur.

5. Pemecutan Sapi dipecut dan ditusuk dengan paku, serta


dioleskan balsem setiap pertandingan dimulai
agar sapi dapat berlari dengan cepat.

6. Pemandian sapi setelah Setelah pertandingan sapi dimandikan dan dipijat.


pertandingan Sapi dimandikan dengan menggunakan air hangat
dan biasanya lebih suka memakai jahe saat sapi
dimandikan.

Tabel 18. Deskripsi Sains Asli dan Ilmiah Kerapan Sapi di Sampang
No. Kancah Penelitian Sains Ilmiah
1. Pengertian Kata kerapan berasal dari kata kerap atau kirap
yang artinya berangkat dan dilepas bersama-sama
atau berbondong-bondong.
2. Jenis sapi Menurut Smith yang disitasi oleh Kosim (2007)
Sapi Madura merupakan hasil dari kawin silang
antara banteng lokal (bos javanicus) dengan Zebu
(bos indicus) yang sudah jinak dan secara genetik
memiliki sifat toleran terhadap iklim panas dan
lingkungan marginal serta tahan terhadap
serangan penyakit.
3. Pelatihan sapi Latihan merupakan suatu konsep seseorang dalam
melaksanakan suatu aktivitas fisik melalui
berbagai proses panjang karena dalam
kegiatannya, memerlukan waktu yang lama,

70
ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA

No. Kancah Penelitian Sains Ilmiah


sistematis, dan secara progresif. Hal ini bertujuan
agar latihan itu dapat berpengaruh dan diambil
manfaatnya secara spesifik dan prosesnya harus
dilakukan secara rutin dan teratur. Semakin besar
intensitas latihan maka semakin besar pula efek
latihan yang ditimbulkan, khususnya
meningkatkan kekuatan otot, dan menaikkan
volume otot. Latihan sangat diperlukan untuk
mempertahankan kebugaran jasmani serta
berguna juga untuk meningkatkan kapasitas kerja
fisik serta meningkatkan kemampuan gerak
tubuh. Proses produksi di dalam sel otot yang
digunakan untuk beraktivitas akan berlangsung
tepatnya di dalam mitokondria sel. Mitokondria
banyak terdapat pada sel otot makhluk hidup dan
sel saraf. Dalam pembentukan energi terdapat 2
proses, yakni proses aerobic dan anaerobic.
4. Jamu Bahan-bahan jamu yang digunakan unruk asupan
sapi kerrap memiliki kegunaan diantaranya:
a. Konceh (Gastrochilus panduratum); Nafsu
makan.
b. Konye’ (Curcuma domestica); Energi vital,
melancarkan pernafasan.
c. Laos (Alpinia galanga); Penghangat tubuh,
pelincah gerak.
d. Pa’alah (Myristica fragram houttuyn); Tubuh jadi
ringan, mencegah mencret.
e. Nyeor (Cocos nucifera); Nafsu makan dan
penghalus bulu.
f. Ta’al (Borassus flabellier); Perasa dan nafsu
makan.
g. Bubuk kopi (Coffea arabica); Mempercepat laju
gerak.
h. Jheih (Zingiber officinale roscoe); Nafsu makan,
penghangat.
5. Pemecutan Pada saat sapi dipecut dan ditusuk dengan paku,
maka hal tersebut akan menimbulkan gerak
refleks pada sapi, yang mana gerak
refleks tersebut menurut Suharto dan Sudirman
(2012) adalah gerakan yang dilakukan tanpa
sadar dan merupakan respon segera setelah
adanya rangsangan. Dari penjelasan tersebut,
maka sapi akan refleks berlari dengan kencang

71
ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA

No. Kancah Penelitian Sains Ilmiah


karena adanya rangsangan dengan cara dipecut
dan disodok dengan paku.
6. Pemandian sapi setelah Jahe digunakan sebagai pengganti sabun saat
pertandingan memandikan sapi karena jahe memiliki
antioksidan yang kuat sehingga dapat mengatasi
stres. Begitupun dengan sapi yang ingin rileks
kembali setelah pertandingan. air hangat dipilih
untuk memandikan sapi karena dengan mandi air
hangat dapat mengurangi rasa pegal dan kaku
serta dapat merilekskan otot.

Budaya Lokal Mitigasi Bencana


1. Deskripsi Kabupaten Sampang
Kabupaten Sampang merupakan salah satu kabupaten yang terletak di Pulau
Madura selain Kabupaten Bangkalan, Pamekasan, dan Sumenep. Kabupaten
Sampang secara adminitrasi terletak dalam wilayah Provinsi Jawa Timur yang
secara geografis terletak diantara 113°08´-113°39´ BT, 06° 05´-07° 13´ LS.
Kabupaten sampang terletak ± 100 km dari Surabaya, dengan melalui jembatan
Suramadu kira-kira 1,5 jam atau dengan perjalan laut kurang lebih 45 menit
dilanjutkan dengan perjalanan darat ± 2 jam. Batas Wilayah Kabupaten Sampang
secara keseluruhan Kabupaten Sampang mempunyai luas wilayah sebanyak
1.233,30 km2. Proporsi luasan 14 kecamatan terdiri dari 6 kelurahan dan 18 Desa.
Kecamatan Banyuates dengan luas 141,03 km2 atau 11,44% yang merupakan
kecamatan terkecil adalah pangarengan dengan luas hanya 42,7 km2 (3,46%).
2. Hasil Wawancara dan Pengamatan Mitigasi Bencana (Banjir) di Kabupaten
Sampang
Pada penelitian ini dilakukan observasi dan tanya jawab beberapa subjek
penelitian tentang banjir. Banjir Sampang merupakan banjir kiriman, yang
disebabkan oleh luapan Sungai Kalikemuning yang tidak mampu lagi menahan
debit air yang sangat tinggi. Untuk sampai ke Kecamatan Sampang sendiri air tidak
langsung menggenangi daerah terdampak namun memerlukan waktu kurang lebih
6-8 jam. Karena dari sungai Kalikemuning, ada beberapa anak sungai yang
bentuknya menyerupai akar pohon beringin dengan jumlah kurang lebih 72 anak
sungai. Air sungai yang tinggi disertai dengan air laut pasang akan sangat cepat
memicu terjadinya banjir.
Menurut data yang diperoleh dari BPBD banjir di Kabupaten Sampang dari
tahun ke tahun masyarakat di beberapa daerah terdampak selalu disapa oleh
genangan yang tingginya tergantung dari intensitas curah hujan saat itu. Daerah
terdampak banjir di Sampang ini pada tahun-tahun berikutnya semakin meluas,
bukan hanya di daerah terdampak saja, melainkan yang biasanya tidak banjir
menjadi terendam banjir bahkan sampai menelan korban jiwa. Sebelumnya hanya
8 Desa kemudian menjadi 13 desa/kelurahan yang terdampak banjir. Tercatat

72
ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA

banjir yang terjadi di Sampang pada tahun 2016 sampai bulan Oktober dengan
lokasi terdampak masih sama, yaitu Desa Kamoning, Desa Tanggumung, Desa
Pasean, Desa Panggung, Desa Gunung Maddah, Kelurahan Dalpenang, Kelurahan
Rongtengah, Kelurahan Karangdalam, Kelurahan Polagan, Kelurahan Banyuanyar
dan Kelurahan Gunung Sekar. Dari wilayah itu, dua wilayah yang mengalami
ketinggian air tertinggi, yaitu Desa Gunung Maddah dan Kelurahan Dalpenang.
Banyak kerugian, seperti kerusakan jalan, kerugian ekonomi masyarakat, dll.
Kemudian mengenai masyarakat Sampang, mereka sudah mempunyai
kesadaran dan kesiapan menghadapi bencana melalui komunikasi dengan kerabat
dekat yang berada di Kecamatan Sokobanah dan sekitarnya. Dengan perkiraan
ketinggian air banjir dan waktu datangnya banjir. Tidak heran jika masyarakat
sudah terbiasa dengan keadaan banjir tersebut, bahkan tidak sedikit dari mereka
yang tetap mengamankan barang-barangnya ke tempat yang lebih tinggi dan tidak
menatanya kembali. Karena jika curah hujan tinggi, banjir bisa saja terjadi dua kali
dalam satu minggu. Kemudian pada pascabanjir mereka akan senantiasa
melakukan gotong-royong membersihkan lingkungan sekitar atau saling
membantu mengamankan barang berharga ketika banjir datang lagi.

Tabel 19. Hasil Wawancara Dengan Masyarakat dan Ketua BNPB


No Pertanyaan Jawaban
1. Bencana apa yang sering Banjir, longsor, puting beliung, kekeringan, dan
terjadi di Sampang ? banjir.
2. Kapan terjadi banjir di Pada tahun 2018 banjir setiap tahunnya sering
Sampang? terjadi 6 kali dan biasanya terjadi pada bulan
Desember-Maret. Di Sampang pada saat terjadi
banjir sudah dapat diketahui daripada di daerah
lain. Banjir yang terjadi di Sampang karena
luapan Sungai Kemuning dan kiriman dari
daerah utara, yaitu Daerah Kedundung, Robatal,
Karang Penang, dan Omben. Jadi jika di daerah
tersebut intensitas air hujannya tinggi selama 4
jam maka air akan masuk dan mengalir di
Daerah Sampang dan akan terjadi banjir.
Sekarang pada tahun 2019 sudah mengurangi
terjadinya banjir karena sudah ada mitigasi
struktural dalam artian mitigasi fisik. Contohnya
sudah dibuat 5 pompa di area sungai. Kedua,
dengan pemasangan spen. Hal itu merupakan
langkah pemerintah untuk mengurangi
terjadinya banjir.
3. Daerah mana saja yang Daerah yang sering terjadi banjir, yaitu
sering terjadi banjir ? Sampang, Ombeng, dan Karang Penang.
4. Apa penyebab banjir Pertama, karena kiriman air hujan dari utara
yang terjadi di Sampang maka sungainya mengarah satu pintu ke selatan.

73
ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA

No Pertanyaan Jawaban
? Kedua karena Kota Sampang di bawah dataran
air laut sehingga ketika air masuk ke Sampang
dan laut pasang maka air tidak akan masuk,
karena Kota Sampang datarannya cekung. Selain
itu, di Sampang proses penghijauannya kurang
merat. Hal ini disebabkan banyak lahan atau
sawah warga yang saat ini menjadi ruko-ruko
bangunan sehingga daerah peresaapan air di
Sampang berkurang.
5. Apa dampak positif dan Dampak positifnya, yaitu (1) pemerintah sudah
negatif dari banjir melakukan langkah untuk mengurangi
tersebut ? terjadinya banjir; (2) menjadi pelajaran bersama
akan pentingnya merawat pohon dan (3)
bekerja sama merawat pentingnya kebersihan.
Dampak negatif, yaitu pendapatan dan
perekonomian masyarakat rendah karena jika
sudah banjir maka masyarakat yang di daerah
Omben tidak bisa berjualan akibat banjir yang
terjadi serta kerugian pada petani. ketika musim
padi kemudian terkena banjir maka padinya
rusak akibat lahan terkena banjir.
6. Siapa yang bertanggung Yang bertanggung jawab, yaitu 3 elemen segitiga
jawab ? antara lain pemerintah, masyarakat dan dunia
usaha lainnya. Jadi, bukan hanya pemerintah
yang bertanggung jawab tetapi semua ikut serta
seperti pada dunia kesehatan dimana ketika ada
banjir dapat menyebabkan kesehatan
masyarakat terganggu, sehingga perlu adanya
badan kesehatan. Serta Badan Nasional
Penanggulangan Bencana (BNPB) Bekerja sama
atau bersosialisasi dengan dunia kesehatan.
7. Siapa yang ikut andil dan Yang ikut andil dalam bencana yaitu relawan,
membantu pada saat tim reaksi cepat (TRC), dan tim trc ini yang akan
terjadi banjir ? memberikan pemberitahuan kepada
masayarakat dengan “woro-woro” bahwa akan
terjadi banjir sehingga masyarakat menaikkan
perekonomi yang dianggap sangat dibutuhkan
oleh masyarakat, siap siaga untuk mengevakuasi
warga yang berusia dini. Dinas sosial, pada saat
banjir darurat memberikan bantuan seperi nasi
maupun makanan lainnya.
8. Apa solusinya saat Solusinya, yaitu sebelum: 1. bekerja sama
terjadi banjir ? (langkah dengan pemerintah dalam artian pembangunan
yang dilakukan sebelum, fisik seperti pembangunan pompa dan spen, 2.

74
ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA

No Pertanyaan Jawaban
pada saat bencana dan melakukan sosislisasi untuk mengurangi resiko
panca bencana) bencana dengan cara mengadakan gerakan
penghijauan, meninggikan banggunan rumah
agar terjauh dari bencana banjir yang masuk
rumah, dan 3. masyarakat paham agar tangguh
terhadap bencana. Pada saat bencana: 1.
melakukan stimulasi bencana, 2. menggungsi
jika banjirnya parah atau bahaya untuk
kesehatan, dan 3. meminta pertolongan kepada
tim sar atau masyarakat yang menjadi relawan
penolong lainnya dan pada saat pascabencana:
1. memberikan air bersih kepada sekolah-
sekolah yang terkena banjir, 2. memberikan
logistik yang diperlukan oleh masyarakat, dan 3.
sigap dan tanggap apabila ada bencana susulan
yang terjadi.

3. Hasil dan Pembahasan


Tabel 20. Hasil Kajian Etnosains
No Pertanyaan Alasan Masyarakat Penjelasan Ilmiah
1. Bencana apa yang 1. Banjir, Banjir adalah kondisi
sering terjadi di 2. longsor, pada saat suatu
Sampang ? wilayah terendam air
3. puting beliung, karena luapan air yang
4. kekeringan, dan berlebihan. Bisa
5. banjir rob. dikatakan bahwa
banjir adalah air
2. Kapan terjadi banjir Pada tahun 2018 banjir dalam volume besar
di Sampang? setiap tahunnya sering menggenangi suatu
terjadi 6 kali dan biasanya daerah atau area
terjadi pada bulan pemukiman,
Desember‒Maret. Di persawahan, dll.
Sampang pada saat terjadi Banyak juga yang
banjir sudah dapat diketahui mengatakan kalau
dari pada dengan di daerah banjir merupakan
lain. Banjir yang terjadi di aliran air yang tidak
Sampang karena luapan lagi bisa di tampung
Sungai Kemuning dan oleh sungai, danau,
kiriman dari daerah utara, ataupun laut sekalipun
yaitu Daerah Kedundung, sehingga air tersebut
Robatal, Karang Penang, dan meluap kedaratan.
Omben. Jadi, jika di daerah Banjir di Sampang ini
tersebut intensitas air termasuk banjir air
hujannya tinggi selama 4 jam

75
ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA

No Pertanyaan Alasan Masyarakat Penjelasan Ilmiah


maka air akan masuk dan laut atau yang sering
mengalir di daerah Sampang disebut banjir rob
dan akan terjadi banjir. yang terjadi di wilayah
Sekarang pada tahun 2019 sekitar pantai atau
sudah mengurangi terjadinya lokasi yang dekat
banjir karena sudah ada dengan air laut.
mitigasi struktural dalam Ketinggian dataran
artian mitigasi fisik. ang lebih rendah di
Contohnya sudah dibuat 5 bandingkan
pompa di area sungai. Kedua kedalaman air pada
pemasangan spen. Hal itu saat air laut pasang
merupakanlangkah menyebabkan dataran
pemerintah untuk pada lokasi tersebut
mengurangi terjadinya akan tergenang
banjir. dengan air laut.
3. Daerah mana saja Daerah yang sering terjadi Selain itu, faktor
yang sering terjadi banjir, yaitu lainnya seperti
banjir ? gelombang ombak
1.Sampang, yang besar pada saat
2.Ombeng, badai air yang terbawa
3. Karang Penang. angin bisa masuk
hingga menggenangi
4. Apa penyebab banjir Karena kiriman air hujan dari wilayah sekitar.
yang terjadi di utara karena sungainya Masalah utama yang
sampang ? mengarah satu pintu ke paling umum
selatan, yang kedua karena disebabkan banjir Rob,
kota sampang dibawah yaitu air laut yang
dataran air laut sehingga menggenang jalan
ketika air masuk ke sampang pada wilayah lalu
dan laut pasang maka air lintas sekitar daerah
tidak akan masuk, karena pesisir membuat
kota sampang datarannya banjir jenis ini bisa
cekung. merusak mesin
5. Apa dampak positif Dampak positifnya yaitu 1. kendaraan karena
dan negatif dari pemerintah sudah kandungan garam air
banjir tersebut ? melakukan langkah untuk laut. Pemerintah
mengurangi terjadinya Sampang sangat sigap
banjir, 2. menjadi pelajaran dengan menggunakan
bersama akan kepentingan alternatif pompa
merawat pohon dan 3. penyedot banjir yang
bekerja sama merawat digunakan untuk
pentingnya kebersihan. menanggulangi
Dampak negatif, yaitu bencana banjir ini.
pendapatan, perekonomian Pompa akan
masyarakat rendah karena beroperasi secara
jika sudah banjir maka

76
ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA

No Pertanyaan Alasan Masyarakat Penjelasan Ilmiah


masyarakat yang di daerah otomatis ketika ada air
Omben tidak bisa berjualan dalam jumlah tertentu
akibat banjir yang terjadi, masuk melalui saluran
serta kerugian pada petani air ke kolam
dimana ketika musim padi penampungan khusus.
karena terkena banjir maka Air hujan yang
padinya rusak akibat lahan tergenang masuk
yang terkena banjir. lewat lubang lalu di
6. Siapa yang Yang bertanggung jawab tampung ke kolam
bertanggung jawab ? yaitu 3 elemen segitiga yaitu buatan. Ketika air
1.pemerintah, 2.masyarakat sudah berada pada
dan 3. dunia usaha lainnya. volume tertentu,
Jadi bukan hanya pemerintah pompa akan menyala
yang bertanggung jawab tapi secara otomatis lalu
semua ikut serta seperti pada pompa menyedot
dunia kesehatan. Ketika ada semua air dari kolam
banjir dapat menyebabkan penampungan ke
kesehatan masyarakat saluran air terdekat.
terganggu, sehingga perlu
adanya badan kesehatan.
Serta Badan Nasional
Penanggulangan Bencana
(BNPB) Bekerja sama atau
bersosialisasi dengan dunia
kesehatan.
7. Siapa yang ikut andil Yang ikut andil dalam
dan membantu pada bencana yaitu 1. relawan, 2.
saat terjadi banjir ? tim reaksi cepat (TRC), dan 3.
tim trc ini yang akan
memberikan pemberitahuan
kepada masayarakat dengan
“woro-woro” bahwa akan
terjadi banjir, sehingga
masyarakat menaikkan
perekonomi yang dianggap
sangat dibutuhkan oleh
masyarakat, siap siaga untuk
mengevakuasi warga yang
berusia dini. Dinas sosial,
disaat banjir darurat
memberikan bantuan seperi
nasi maupun makanan
lainnya.
8. Apa solusinya saat Solusinya yaitu sebelum: 1.
terjadi banjir ? bekerja sama dengan

77
ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA

No Pertanyaan Alasan Masyarakat Penjelasan Ilmiah


(langkah yang pemerintah dalam artian
dilakukan sebelum, pembangunan fisik seperti
pada saat bencana pembangunan pompa dan
dan panca bencana) spen, 2. melakukan
sosislisasi untuk mnegurangi
resiko bencana dengan cara
mengadakan gerakan
penghijauan, meninggikan
banggunan rumah agar
terjauh dari bencana banjir
yang masuk rumah dan 3.
masyarakat paham agar
tangguh terhadap bencana.
Pada saat bencana: 1.
Melakukan stimulasi
bencana, 2. Menggungsi jika
banjirnya parah atau bahaya
untuk kesehatan dan 3.
Meminta pertolongan kepada
tim sar atau masyarakat yang
menjadi relawan penolong
lainnya dan pada saat pasca
bencana: 1. memberikan air
bersih kepada sekolah-
sekolah yang terkena banjir,
2. Memberikan logistic yang
di perlukan oleh masyarakat,
3. Sigap dan tanggap apabila
ada bencana susulan yang
terjadi.

78
ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA

KABUPATEN PAMEKASAN
Pertanian Kota Pamekasan
1. Deskripsi Kabupaten Pamekasan
Kabupaten Pamekasan merupakan salah satu dari 4 kabupaten yang ada di
Pulau Madura seperti Bangkalan, Sampang, dan Sumenep. Kabupaten Pamekasan
terletak pada 113o19-113o58 Bujur Timur dan 6o51-7o31 Lintang Selatan,
memiliki luas 792.2 km2, dengan batas wilayah Utara: Laut Jawa, Selatan: Selat
Madura, Barat: Kabupaten Sampang, Timur: Kabupaten Sumenep. Kabupaten
Pamekasan terdiri atas 13 kecamatan, yang dibagi atas 18 desa, dan 11 kelurahan.
Jumlah penduduk di Kabupaten Pamekasan sebanyak 854.194 jiwa, yang terdiri
laki-laki sebanyak 415.217 jiwa dan perempuan 438.977 jiwa, dengan sex rasio
95,00%. Dengan kata lain, jumlah penduduk laki-laki adalah 95.00% dari jumlah
penduduk perempuan (Rahardjo, 2018).
Nashar (2014), dalam penelitiannya menyatakan bahwasanya pertanian
merupakan tulang punggung masyarakat Madura khususnya pada masyarakat
Pamekasan. Karakteristik pertanian di Pamekasan memiliki ciri khas yang berbeda
dengan wilayah-wilayah lain karena ada dua musim dalam pertanian, yaitu musim
kemarau dan musim hujan. Sebagian besar penduduk Kabupaten Pamekasan
bermata pencaharian di sektor pertanian, yang terdiri dari pertanian tanaman
bahan makanan, perkebunan, peternakan, kehutanan, dan perikanan. Pada tahun
2013, peranan sektor pertanian terhadap PDRB Kabupaten Pamekasan mencapai
47,71 persen. Persentase tersebut terus mengalami penurunan dari tahun ke
tahun tergeser oleh sektor perdagangan dan jasa-jasa. Dari penurunan ini maka
didapat secara kuantitatif mata pencaharian masyarakat Pamekasan, yaitu, 45 %
petani, 20.34 % pedagang, 11.86 % pegawai, 9.12 % karyawan swasta, 5.98 %
nelayan, dan selebihnya 7.70 % belum memiliki pekerjaan tetap.
Pertanian dalam pengertian yang luas mencakup semua kegiatan yang
melibatkan pemanfaatan makhluk hidup (termasuk tanaman, hewan, dan
mikrobia) untuk kepentingan manusia. Dalam arti sempit, pertanian diartikan
sebagai kegiatan pembudidayaan tanaman. Lahan pertanian di Kabupaten
Pamekasan seluas 64.919 Ha atau 81,94% dari total luas wilayah, sedangkan
sisanya, yaitu 18,06 % berupa lahan bukan pertanian. Wilayah seluas 26.84%
berupa lahan sawah yang terdiri dari sawah tadah hujan 11.284 ha dan lahan
sawah teknis seluas 7.500 ha. Sebagian besar lainnya, yakni 73.55% areal
pertanian di Pamekasan, Pamekasan dalam Angka, 203.191 Kabupaten Pamekasan
berupa tegalan, ladang, perkebunan, hutan rakyat dan kolam/tebat/empang.
Sembilan Jenis tanaman pertanian yang umum diusahakan oleh petani di
Pamekasan, yaitu padi dan jagung dengan luas tanam untuk padi (sawah dan
ladang) 10.491 ha dan luas panen 17.876 ha, sedangkan luas tanaman jagung
adalah 6.038 ha dengan luas panen sekitar 8.725 ha. Kabupaten Pamekasan juga
termasuk salah satu wilayah penghasil gabah (Iswahyudi, 2018). Gabah adalah
butir padi yang sudah lepas dari tangkainya dan masih berkulit dan merupakan
bahan pangan pokok yang berasal dari padi dan digiling setelah kulitnya keluar
menjadi beras.

79
ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA

80
ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA

2. Hasil Wawancara dan Pengamatan di Kabupaten Pamekasan


Penelitian yang kami lakukan bertepatan di Kabupaten Pamekasan. Penelitian
ini kami lakukan pada tanggal 23 Maret 2019. Tujuan kami melakukan penelitian,
yaitu untuk mengetahui sains masyarakat dan sains ilmiah tentang pertanian.
Teknik yang kami gunakan saat penelitian, yaitu observasi, tanya jawab, dan
dokumentasi. Tanya jawab kami lakukan secara langsung kepada narasumber.
Narasumber kami, yaitu seorang petani di Kabupaten Pamekasan. Hal yang kami
teliti meliputi pertanian, yaitu cara bercocok tanam tumbuhan padi (Oryza sativa)
dan tumbuhan bayam (Amaranthus). Kami menemui salah satu petani yang
mempunyai sawah dan kebetulan sawah yang beliau miliki cukup luas.
Setelah melakukan wawancara kepada narasumber, kami dapat mengetahui
sains masyarakat dan sains ilmiah di bidang pertanian khususnya dalam cara
bercocok tanam tumbuhan padi (Oryza sativa) dan tumbuhan bayam
(Amaranthus). Sains masyarakat merupakan pengetahuan masyarakat tentang
konteks tertentu. Sementara sains ilmiah merupakan pengetahuan yang telah diuji
secara empiris dan sesuai dengan kajian ilmiah. Setelah melakukan penelitian kita
mengetahui bahwa ada perbedaan antara sains masyarakat dengan sains ilmiah.
Berikut hasil data wawancara dianalisis dan di interpresikan dan hasilnya kami
sajikan dalam bentuk tabel.

Tabel 21. Hasil Wawancara Tentang Pertanian di Kabupaten Pamekasan


TAHAPAN SAINS MASYARAKAT SAINS ILMIAH
BERCOCOK TANAM PADI
A. Proses Pencarian Bibit
Bibit harus dicari Agar saat di tanam Karena di dalam padi yang berbulir
yang besar (bulir cepat tumbuh. besar terdapat protein, vitamin,
besar). mineral, dan air yang banyak
daripada padi yang kecil (keping).
Kandungan tersebut memudahkan
bibit padi untuk tumbuh dengan
optimal.

Calon bibit dijemur Karena kalau tidak di Hal tersebut di lakukan untuk
± 5 hari (sampai jemur dulu calon bibit mencegah padi agar tidak mudah
benar benar tidak bisa tumbuh menjamur atau membusuk. Karena
kering). dengan maksimal. jamur atau patogen lebih menyukai
kondisi yang lembap. Pleh karena itu,
bibit dipanaskan menggunakan sinar
matahari.

Calon bibit yang Mempermudah calon  Proses perendaman dilakukan


kering direndam bibit untuk tumbuh dengan tujuan untuk mematahkan

81
ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA

TAHAPAN SAINS MASYARAKAT SAINS ILMIAH


dalam air (yang dengan baik. masa dormasi benih.
tenggelam diambil  Benih yang diambil adalah benih
sebagai bibit). yang tenggelam karena benih
tersebut mempunyai kandungan
senyawa dan nutrisi yang banyak
dari pada bibit yang mengapung.

Bibit yang sudah Agar bibit tersebut Dalam proses pertumbuhan benih
dipilih tadi, mempunyai suhu membutuhkan suhu yang optimal
dimasukkan dalam yang hangat (optimal) dan perlindungan dari serangan
sak dan dibiarkan sehingga bibit mudah hama. Oleh karena itu, dimasukkan
selama 2 hari. tumbuh. dalam karung dan setelah masuk di
dalam karung suhu yang dihasilkan
bisa berubah menjadi hangat.
Setelah 2 hari maka Setelah bibit padi Karena setelah tunas muncul., tunas
akan muncul tunas bertunas akan mudah akan mudah beradaptasi pada tanah
dan siap untuk tumbuh di tanah saat yang disediakan dan mempercepat
ditanam di petak proses penanaman. proses pertumbuhan.
B. Pembuatan Petak Persemaian
Tanah Karena biar bisa Jika di gemburkan dengan traktor
digemburkan menghemat ekonomi kemungkinan bahan bakar traktor
dengan cangkul. keluarga dapat jatuh ke tanah dan
menghambat proses kesuburan
tanah. Alangkah lebih baiknya
menggunakan cara alami, yaitu
memakai cangkul.

Dibuat petak Karena jika terlalu Jika terlalu sempit akan menghambat
dengan ukuran luas atau terlalu proses pertumbuhan atau
panjang10 m dan sempit berpengaruh fotosintesis tanaman padi karena
lebar 1,5 m. pada pertumbuhan jumlah nutrisi yang di perlukan
bibit tersebut. tanaman tersebut kurang. Jika terlalu
luas juga tidak baik bagi tanaman
karena bisa jadi tanaman tersebut
mati.
Kemudian tanah Hal tersebut  Pemberian pupuk dilakukan untuk
dipupuk dilakukan biar memberikan nutrisi yang cukup
menggunakan tanahnya subur. bagi bibit yang akan di tanam.
pupuk Sp dan di  Dialiri air agar tanah semakin
aliri air selama 2 berlumpur dan racun tanah

82
ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA

TAHAPAN SAINS MASYARAKAT SAINS ILMIAH


minggu ternetralisasi oleh air. Karena air
mempunyai fungsi untuk
menertralisasi.
Dalam keadaan Re lekas tombu. Persemaian benih padi dapat
tanah masih basah, dilakukan dengan dua bentuk
bibit ditaburkan di persemaian, yakni persemaian kering
persemaian. Terjemah: Biar cepat dan persemaian basah. Persemaian
tumbuh kering dilakukan pada lingkungan
lahan yang kering dan tidak ada
genangan air atau salinitas air. Lahan
kering awalnya digemburkan terlebih
dahulu agar dapat dilakukan
penyemaian benih padi pada lahan
tersebut. Sedangkan Persemaian
basah, persemaian benih yang
dilakukan pada lahan yang memiliki
cukup air untuk kebutuhan benih.
Biasanya pada persemaian basah ini
lahan semaian digunakan pada
bagian lahan yang relatif tinggi untuk
menghindari dari adanya genangan
air yang berlebihan atau dengan
membuat lahan bedengan.
Setelah ± 3 hari, Biasannah monlah Pada awal persemaian, mulai muncul
bibit mulai muncul oleh 3 areh tombu. akar seminal hingga kemunculan
tunas akar sekunder membentuk sistem
perakaran tersebut permanen
dengan cepat menggantikan radikula
Terjemah: biasanya dan akar seminal sementara. Di sisi
kalau sudah ± 3 hari , lain, tunas terus tumbuh, dua daun
bibit mulai muncul lagi terbentuk. Daun terus
tunas berkembang pada kecepatan 1 daun
setiap 4-3 hari selama tahap awal
pertubuhan sampai terbentuknya 5
daun sempurna yang menandai
akhir fase ini.
Hari ke 4 tanah Re lekas tombu ben Pupuk phonska adalah pupuk
diberi sedikit ollennah padi benyak. majemuk yang terdiri dari beberapa
pupuk Poska unsur
dengan cara
ditaburkan Terjemah: Biar cepat Nitrogen (N) ; 15%
tumbuh dan hasil Phosphat (P) ; 15%
panen padi banyak. Kalium (K) : 15%
Sulfur (S) ; 10%
Kadar air maksimal : 2%

83
ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA

TAHAPAN SAINS MASYARAKAT SAINS ILMIAH


yang dibutuhkan oleh tanaman.
Masing-masing dari unsur hara yang
terdapat pada pupuk phonska
memiliki peran dan fungsi yang
berbeda pula. Manfaat pupuk
phonska untuk tanaman;
1. Memacu pertumbuhan vegetatif
dan generatif;
2. Menguatkan batang tanaman
sehingga tidak mudah roboh;
3. Memperlancar proses
pembentukan gula dan pati;
4. Memacu pertumbuhan akar
tanaman; dan
5. Membuat tanaman lebih hijau
dan sehat.
Setelah berumur 17 Biasannah mon olle 17 Pada usia 17 hari bibit biasanya
hari, bibit siap are, tombo jen rajeh, sudah memiliki daun. Hal itu
untuk dipindah-kan ghella beg beg raje menandakan bahwa bibit sudah siap
ke lahan yang alle ka panjeen. untuk dipindahkan ke media atau
sudah disediakan. lahan yang lebih permanen.
Terjemah: biasanya
kalau sudah dapat 17
hari, tumbuh semakin
besar, ketika agak
besar pindah ke lahan
yang sudah
disediakan.
C. Pembuatan Lahan Pertanian
Tanah dibajak Re gempang Pengolahan tanah adalah proses agar
menggunakan nanammah. tanah digemburkan dan dilembekkan
traktor sampai rata. dengan menggunakan bajak ataupun
garu yang ditarik dengan berbagai
sumber tenaga, seperti tenaga
manusia, tenaga hewan, dan mesin
pertanian (traktor). Melalui proses
ini, kerak tanah teraduk, sehingga
udara dan cahaya matahari
menyentuh tanah lebih dalam dan
meningkatkan kesuburannya

Terjemah: biar mudah

84
ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA

TAHAPAN SAINS MASYARAKAT SAINS ILMIAH


nanamnaya
Dibuat batas Re gempang tombu. Persiapan awal yang harus dilakukan
dengan ukuran sebelum menanam selain persiapan
jarak tanam ± 30 bibit yang baik adalah persiapan
cm dan dibuat Terjemahan: biar pembuatan lubang tanam yang
lubang dengan mudah tunbuh kelihatannya merupakan hal yang
menggunakan padinya. sangat sepele. Namun, kesalahan
telunjuk/alat yang kecil dalam pembuatan lubang tanam
seukuran jari akan sangat berpengaruh terhadap
telunjuk kualitas pertumbuhan tanaman
selanjutnya. Pengaruh tersebut akan
berlangsung dalam kurun waktu
yang sangat panjang dan sangat
mungkin dapat menyebabkan
pertumbuhan tanaman tidak sesuai
dengan yang diharapkan
(pertumbuhan lambat, mal nutrisi,
waktu tunggu tanaman berproduksi
menjadi lebih lama, tanaman rentan
terhadap serangan hama penyakit,
dan sebagainya).
Tiap lubang diisi Re tak petmepet gellu, Tanaman akan mudah tumbuh jika
bibit 2-3 buah mon petmepet ben tanaman memiliki ruang untuk
esse benyak tak jlulli tumbuh.
rajeh tak tombu bigi
padinnah, esse lebih
deri 1 re gebey
cadangan takok bede
seng mateh.

Terjemahan: biar
tidak terlalu dekat
kalau dekat-dekat dan
isi banyak tidak akan
besar-besar biji
padinya, lebih dari 1
biar ada cadangan
takunya ada bibt yang
mati

D. Perawatan
Setelah ± 7 hari dari Membantu tanaman Cara memupuk dengan menaburkan
penanaman awal agar tumbuh subur ini dilakukan karena pupuk berupa

85
ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA

TAHAPAN SAINS MASYARAKAT SAINS ILMIAH


tanah dipupuk dan hijau. butiran atau serbuk. Padi sawah
menggunakan urea merupakan jenis tanaman yang jarak
dengan cara tanamnya rapat atau tidak teratur
ditaburkan pada tanaman yang sistem
perakarannya dangkal sehingga
penaburannya dilakukan ke seluruh
lahan yang akan dipupuk. Selain itu,
pupuk urea tidak langsung diserap
oleh akar tanaman. Pupuk urea yang
berbentuk CO(NH2)2 harus diurai
dulu sebelum diserap oleh akar
tanaman. Dengan bantuan air dan
udara terjadi beberapa kali proses
ilmiah sehingga CO(NH2)2 akan
berubah menjadi nitrit kemudian
terurai menjadi nitrat.

Setelah 1 bulan, Kalau tidak dicabut Rumput adalah tanaman liar yang
rumput yang nanti bisa lebih tumbuh di pertanaman padi sawah.
tumbuah dicabut/ banyak rumput dari Rumput termasuk pada kategori
dibuang pada padinya. Kita gulma, yakni tanaman yang tumbuh
kan mau makan beras, liar di antara tanaman utama. Jika
bukan rumput. Selain gulma harian tumbuh, akan menjadi
itu, juga pesaing tanaman utama memperoleh
memperlihatkan nutrisi tanah dan sinar matahari.
unsur estetika pada Selain itu, pencabutan rumput juga
tanaman agar terlihat berfungsi sebagai cara untuk
rapi dan terawat. pencegahan hama atau masalah lain
yang terkait dengan tanaman liar dan
memastikan tanaman tumbuh
dengan optimal tanpa memperoleh
gangguan dari rumput atau tanaman
liar.
Kondisi tanah harus Pengelolaan air Tanaman padi membutuhkan air
selalu cukup air berperan penting dan yang volumenya berbeda untuk
(basah) merupakan salah satu setiap fase pertumbuhannya.
kunci keberhasilan Produksi padi akan menurun jika
peningkatan produksi tanaman padi menderita cekaman air
padi di lahan sawah. (water stress).
Air merupakan sumber daya alam
yang vital karena keberadaanya
sangat dibutuhkan dan menjadi
basic-need bagi kehidupan makhluk
hidup. Air yang berasal dari alam

86
ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA

TAHAPAN SAINS MASYARAKAT SAINS ILMIAH


mengandung zat-zat tertentu dan
terlarut gas-gas yang ada di udara
(seperti oksigen, karbon dioksida).
Air juga mampu melarutkan garam-
garam alkali, garam transisi dan
beberapa senyawa karbon yang ada
di tanah sehingga air merupakan
pelarut yang baik. Air merupakan
faktor pembatas utama dalam
pertumbuhan tanaman. Kekurangan
air bagi tanaman untuk
melangsungkan proses
evapotranspirasi akan menghambat
pertumbuhannya. Gejala umum
akibat kekurangan air antara lain
daun padi menggulung, daun
terbakar, anakan berkurang, tanaman
kerdil, pembungaan tertunda, dan biji
hampa.

Pada bulan ke 2, Tanaman akan Pupuk ZA mengandung belerang


dipupuk kembali tumbuh lebih bagus yang sangat membantu
menggunakan Za perkembangannya, perkembangan pucuk, akar, dan
lebih stabil daya serap anakan.
tanaman.
Memasuki usia ± 70 Pada usia padi ± 70 Pertumbuhan tanaman padi terbagi
hari, padi siap hari padi sudah sudah menjadi 3 fase, yaitu fase vegetatif,
untuk dipanen cukup tua dan bila fase reproduksi, dan fase
(ditandai dengan tidak dipanen nanti pematangan. Pada usia padi ± 70 hari
bulir padi yang bisa rontok. padi sudah keluar malai. Bulir padi
padat dan keras) pada usia lebih dari 70 hari masuk
fase pematangan karena bulir padi
yang terbungkus oleh sekam sudah
menua dan siap dipanen.
BERCOCOK TANAM BAYAM
A. Pembuatan Lahan
Tanah diolah Mengolah tanah Persiapan lahan yang baik akan
menggunakan dengan mencangkul berpengaruh besar pada
cangkul dan jauh lebih murah produktivitas tanaman. Mencangkul
diratakan daripada merupakan teknik dasar dalam
menggunakan traktor, mempersiapkan media tanah yang
tidak butuh lahan luas optimal bagi pertumbuhan tanaman.
untuk menanam Dengan mencangkul manual kita bisa
bayam jadi cukup belajar melihat lebih dekat

87
ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA

TAHAPAN SAINS MASYARAKAT SAINS ILMIAH


dicangkul. bagaimana struktur dan tekstur
tanah.
Dibuat Petak akan Dibuat bedengan/petak dengan
bedengan/petak melindungi benih ukuran lebar 1 m dengan tujuan agar
dengan ukuran bayam agar dapat biji bayam yang sangat kecil tidak
lebar 1 m, dan tumbuh dengan baik. berpindah tempat terlalu jauh
panjang apabila terbawa air atau angin
menyesuaikan karena benda yang ringan pada
dengan ukuran dasarnya mudah begerak apabila ada
lahan yang ada gaya dari luar. Selain itu, juga
mengatur ketersediaan air, sinar
matahari dan kelembaban yang akan
diperoleh bayam agar sesuai dengan
kebutuhan.
B. Penanaman Bibit
Bibit yang sudah Biji bayam itu sangat Cara menanam biji bayam dilakukan
dipersiapkan kecil, lebih mudah dengan ditabur agar tumbuhnya
(dibeli di toko langsung ditabur bayam dapat merata pada semua
Pertanian), daripada harus petak tidak terkumpul menjadi satu
ditaburkan secara memasukkan pada pada satu titik karena dapat
merata pada lahan lubang-lubang tanah. menyebabkan kekurangan nutrisi
yang sudah dan menghambat pertumbuhan
dipersiapkan bayam.
Tanah diberi pupuk Dengan diberi pupuk, Pupuk kandang mengandung unsur
organik/ pupuk tanah akan subur dan hara yang dibutuhkan oleh tumbuhan
kandang akan membantu
proses pertumbuhan
bayam.
C. Perawatan
Lahan disiram Agar tanaman bayam Lahan disiram setiap hari, karena
setiap hari bisa tumbuh maka bayam merupakan tanaman yang
perlu disiram setiap membutuhkan air yang lumayan
hari. banyak
Setelah ± 5 hari Bibit bayam akan Bibit memerlukan waktu sekitar
bibit mulai tampak tumbuhsetelah sepekan untuk berkecambah
ditanam beberapa
hari kemudian.
Pada usia ± 7 hari Tanah perlu diberi Pupuk urea dicampur dengan air
tanah diberi pupuk pupuk agar menjadi supaya dapat larut dan dapat dengan
urea yang sudah subur dan membantu mudah diserap oleh tanah.
dicampur dengan proses pertumbuhan
air kemudian bayam.
disiramkan

88
ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA

TAHAPAN SAINS MASYARAKAT SAINS ILMIAH


Rumput/ tanaman Kita kan mau makan Tanaman pengganggu akan dicabut
pengganggu bayam, bukan makan supaya tidak menyerap zat hara yang
dibuang dengan rumputnya jadi harus dibutuhkan oleh tanaman utama.
cara dicabut dicabut.
Setelah ± 15 hari Pupuk urea diberikan Pupuk urea dicampur dengan air
dipupuk kembali agar tanaman bayam supaya dapat larut dan dapat dengan
menggunakan Urea tumbuh semakin mudah diserap oleh tanah.
yang sudah besar.
dicampur dengan
air

Tambak Garam Kabupaten Pamekasan


1. Filosofi Sejarah Tambak Di Desa Pandan.

Gambar 4. Topografi Tambak Garam di Desa Pandan


Dilihat dari peta topografinya maka daerah Kabupaten Pamekasan tepatnya
Kecamatan Galis, Desa Pandan, berada pada ketinggian 6 meter di atas permukaan
air laut. Wilayah desa tersebut terletak di pesisir pantai Kecamatan Galis. Luas
daerah Kecamatan Galis ini berkisar 7190 hektar. Desa Pandan ini merupakan
salah satu desa yang mayoritas penduduknya bermata pencaharian sebagai petani
garam dan nelayan. Tambak garam di Desa Pandan ini merupakan salah satu
tambak garam yang terdapat di Kabupaten Pamekasan yang berasal di antaranya
dari 15 desa dari 3 kecamatan, salah satunya adalah kecamatan Galis. Garam yang
berkualitas akan didistribusikan ke daerah-daerah di Madura maupun di luar
Pulau Madura banyak yang dihasilkan dari petani garam di desa Pandan
kecamatan Galis ini. Karakteristik sifat petani garam pada umumnya mereka tetap
berupaya kukuh bermata pencaharian sebagai petani garam. Menjadi petani

89
ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA

garam tidak menjadikan mereka sebagai beban pekerjaan yang berat, melainkan
pekerjaan yang menjajikan dan menjadi hobi serta kebiasaan masyarakat sekitar.
Hal ini dipicu oleh tempat tinggal mereka yang memang berada di daerah pesisir
sehingga menjadi petani garam merupakan salah satu tindakan positif dari
pemanfaatan alam, yakni air laut.
Garam yang dihasilkan dari Desan Pandan ini sudah banyak mendapatkan
apresiasi yang bagus dari para konsumen baik di Madura maupun di luar pulau
Madura. Tambak garam yang terdapat di desa Pandan kecamatan Galis ini tidaklah
sedikit. Setidaknya 60% lahan kosong di desa tersebut dimanfaatkan sebagai
tempat tambak garam. Luas tambak garam di kecamatan Galis adalah 458,6
hektare yang tersebar di empat desa, yakni Desa Lembung, Polagan, Konang, dan
Desa Pandan. Pantas saja julukan penghasil garam terbesar di Madura adalah
Pamekasan. Produksi yang dihasilkan pada masing-masing tambak garam di desa
Pandan ini dapat mencapai ribuan ton per musimnya.
Jenis garam pada tambak garam desan Pandan ini berbeda-beda. Petani
garam yang kreatif cenderung memanfaatkan garam untuk dimodifikasi menjadi
bentuk yang berbeda-beda sesuai dengan selera konsumen yang paling banyak di
pasaran. Selain itu, tambak garam di desa Pandan kecamatan Galis ini sudah msuk
ke dalam ranah internasional. Garam-garam yang diproduksi oleh masyarakat
setempat tidak hanyak didistribusikan ke daerah-daerah yang ada di Indonesia,
melainkan juga di impor ke luar negeri. Dua diantaranya adalah Malaysia dan
Brunei Darussalam adalah konsumen tetap dari garam asli asal Indonesia ini.
Tidak hanya kedua negara tersebut, negara-negara tetangga seperti negara di
Kawasan Asia Tenggara juga kerap mengimpor garam dari Pamekasan Madura.

2. Hasil Kajian Etnosains dalam Bentuk Tabel


Pengetahuan masyarakat mengenai Tambak Garam dan kehidupan
masyarakatnya dijelaskan dalam penelitian yang dilakukan melalui observasi ke
lokasi Tambak Garam desa pandan kecamatan galis dan tanya jawab yang
dilakukan pada masyarakat sekitar di desa pandan sebagai nara sumber atau
subyek dalam penelitian. Penelitian ini dilakukan pada tahun 2019, yang meliputi
masyarakat sekitar dan pekerja pengelola pengolahan lahan tambak garam. Hasil
data yang diperoleh dari wawancara di tuliskan pada tabel berikut.

No. Kancah Penelitian Pandangan Pandangan Ilmiah


(tokoh, lokasi dan Masyarakat (nilai soft skill
masyarakat) sebagai kearifan
lokal)
1. Tambak garam di Bertani garam Menurut pandangan
Desa Pandan merupakan salah satu ilmiah, garam adalah
merupakan kawasan pekerjaan masyarakat di salah satu sumber
pengelolaan garam Desa Pandan. daya alam yang
dari air laut diproses sangat banyak sekali
menjadi garam. manfaatnya, baik bagi
kelangsungan hidup

90
ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA

No. Kancah Penelitian Pandangan Pandangan Ilmiah


(tokoh, lokasi dan Masyarakat (nilai soft skill
masyarakat) sebagai kearifan
lokal)
masyarakat, baik itu
ditinjau dari segi
bahannya yang
sangat dibutuhkan
bagi penyedap rasa
makanan, dan
manfaatmya sangat
baik bagi kesehatan
karena mengandung
bahan alami, yakni
dari air laut. Garam
juga bisa
dimanfaatkan untuk
pengawet makanan.
2. Tanggapan Bertani garam sangat Bertani garam
masyarakat penting bagi merupakan salah
mengenai daya tarik kelangsungan hidup satu profesi. Lahan
tambak garam. karena pemasukan garam dimanfaatkan
terbesar dalam untuk mengelola
keuangan sampai proses pembuatan
masyarakat bisa garam. Tidak semua
mendirikan rumah tempat bisa dikelola
penghasilannya dari menjadikan tambak
bertani garam. garam dan hal inilah
yang membuat
wilayah ini menjadi
unik.
3. Kearifan lokal yang Setiap tahun masyarakat Dijadikan tempat
dikeramatkan mengadakan selamatan wisata edukasi dalam
desa dan laut sebagai mengembangkan
wujud uacapan pengetahuan ilmiah
terimakasih kepada untuk menambah
Tuhan atas sumber daya pengetahuan ilmiah
alam yang melimpah dari pengunjung.
baik itu berupa garam
maupun hal lainnya
yang berhubungan
dengan laut sekitar.
4. Cara masyarakat Dalam menjaga Cara melestarikan
melestarikan tambak kelestarian tambak pengelolaan garam,
garam. garam masyarakat tetap yaitu dengan
menjaga tempat menjaga tempat

91
ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA

No. Kancah Penelitian Pandangan Pandangan Ilmiah


(tokoh, lokasi dan Masyarakat (nilai soft skill
masyarakat) sebagai kearifan
lokal)
tersebut agar tetap steril tersebut agar
dan konflik lahan akan konsisten tetap
dialihkan menjadi lahan dijadikan pengelohan
budidaya rumput laut. garam, aliran air
tetap bersiklus agar
air tidak tua, dan
terhindar dari
kekeringan.
5. Dampak kerusakan Dampak kerusakan Dampak kerusakan
lahan garam lahan garam bagi lahan garam, yakni
terhadap masyarakat masyarakat bisa bisa membuat
sekitar. menghentikan roda ekosistem yang ada
perputaran mata di sekitarnya bisa
pencaharian masyarakat terganggu.
karena penghasilan Selanjutnya, jika
terbesar masyarakat berpikir ke arah yang
adalah garam. lebih luas lagi maka
akan menggangu
sirkulasi tatanan
kehidupan karena
begitu pentingnya
garam bagi
kelangsungan hidup.
6. Kehidupan Mayoritas masyarakat Karakter masyarakat
masyarakat di sekitar yang tinggal di sekitar yang ada di sekitar
tambak garam tambak garam sedikit keras karena
kebanyakan adalah dipengaruhi oleh
petani garam. Namun, subjek alam. Lebih
hanya sebagai buruh tangguh dalam
karena pemilik lahan bekerja karena
dari luar. kebiasaan yang
menuntut agar bisa
memenuhi hidup.
7. Padatnya populasi Bertambahnya Bertambahnya
penduduk terhadap penduduk berpengaruh penduduk
kelestarian tambak pada penghasilan dari berpengaruh
garam masyarakat karena terhadap lingkungan
semakin banyak di antaranya, yaitu
penduduk akan semakin semakin banyak
ketat persaingannya. penduduk
berpengaruh pada
oksigen yang ada di

92
ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA

No. Kancah Penelitian Pandangan Pandangan Ilmiah


(tokoh, lokasi dan Masyarakat (nilai soft skill
masyarakat) sebagai kearifan
lokal)
sekitar. Semakin
banyak penduduk
maka akan
mempengaruhi
keberlangsungan
pengelolaan SDA
yang ada di sekitar,
salah satu contohnya
pengelolaan garam.

Budaya Religi di Kabupaten Pamekasan


1. Deskripsi Wilayah Pamekasan
Kabupaten Pamekasan merupakan salah satu di antara empat kabupaten di
Pulau Madura dengan luas 972,30 km2. Secara astronomis berada pada 6051’ –
7031’ Lintang Selatan dan 113019’ - 113058’ Bujur Timur dengan ketinggian
antara 6-312 meter dari permukaan laut (dpl). Berdasarkan batas-batasnya,
Kabupaten Pamekasan berada di sebelah Utara Laut Jawa, batas Selatan terdapat
Selat Madura, sebelah Barat bersebelahan dengan Kabupaten Sampang, dan
bagian Timur berbatasan dengan Kabupaten Sumenep.
Kabupaten Pamekasan memiliki luas wilayah 79.230 ha atau sekitar 1,71%
dari total luas wilayah Propinsi Jawa Timur. Pamekasan merupakan kabupaten
terkecil di antara empat kabupaten di Pulau Madura lainnya seperti Sumenep,
Sampang, dan Bangkalan. Wilayah tertinggi di Pamekasan, yaitu Kecamatan
Pegantenan dengan ketinggian 312 meter dpl dengan luas wilayah 86,04 km²,
sedangkan wilayah terendah terletak di Kecamatan Galis, yaitu dengan ketinggian
6 meter dpl.
Kecamatan Galis merupakan daerah pesisir dan merupakan satu di antara
enam kecamatan di Kabupaten Pamekasan yang berbatasan dengan laut.
Ketinggian wilayah yang cukup bervariasi, menyebabkan masing-masing
kecamatan memiliki karakteristik yang berbeda-beda, baik dari sisi potensi
maupun mata pencaharian penduduknya.
Secara umum, Kabupaten Pamekasan yang mempunyai luas wilayah ± 972,30
Km2 terdiri dari dua dataran, yakni dataran tinggi dan dataran rendah. Dataran
rendah berposisi di bagian Selatan dan Utara, sedangkan letak dataran tinggi ada
pada bagian tengah. Pada bagian Utara Kabupaten Pamekasan, mencakup
Kecamatan Batu Marmar dengan ketinggian 0 – 100 meter dan sebagian mencapai
ketinggian 250 meter di atas permukaan laut. Pada bagian selatan wilayahnya
relatif lebih datar, meliputi Kecamatan Tlanakan, Pademawu serta Pamekasan
dengan ketinggian ± 50 meter di atas permukaan laut. Untuk bagian Barat Daya

93
ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA

yang meliputi wilayah Kecamatan Proppo, sebagian wilayah Kecamatan Tlanakan


ketinggiannya mencapai 250 meter di atas permukaan laut. Pada wilayah bagian
tengah merupakan perbukitan atau dataran tinggi dengan ketinggian hingga 477
meter di atas permukaan laut.
Seperti daerah lain di Indonesia, Pamekasan mengalami dua jenis musim
setiap tahunnya, yakni musim penghujan dan musim kemarau. Musim penghujan
terjadi pada bulan Oktober–April, sedangkan musim kemarau jatuh pada bulan
April–Oktober. Meskipun curah hujan dapat dikatakan tidak jauh berbeda dengan
di Jawa, namun struktur tanahnya yang tidak kedap air menyebabkan sektor
pertanian masih banyak menggantungkan kelangsungannya pada hujan. Kondisi
semacam ini secara drastis akan menyebabkan kekurangan suplai air pada saat
musim kemarau.
Pada saat kondisi cuaca mengalami anomali, maka bisa jadi musim hujan
lebih panjang dari musim kemarau atau sebaliknya. Sebagaimana yang terjadi
dalam beberapa tahun terakhir, musim hujan lebih panjang dari kemarau. Situasi
seperti ini membawa dampak negatif bagi petani garam dan tembakau, mengingat
keduanya merupakan komoditas unggulan Pamekasan yang berproduksi pada
musim kemarau. Dengan tidak stabilnya musim hujan ataupun kemarau, berakibat
pada penurunan produksi bahkan sama sekali tidak berproduksi.
Data indikator iklim meliputi curah hujan dan hari hujan. Curah hujan
merupakan besarnya volume/intensitas air hujan dalam kurun waktu tertentu
yang diukur dengan alat penakar hujan dengan satuan mm. Hari hujan adalah
suatu hari terjadi hujan dalam satu tahun. Data curah hujan ditampilkan dalam
bentuk intensitas curah hujan di setiap stasiun penakar hujan per bulan selama
dalam kurun waktu satu tahun pengamatan.
Data jumlah hari hujan dan curah hujan diperoleh dari 12 stasiun pencacatan
yang tersebar di wilayah Kabupaten Pamekasan. Sepanjang tahun 2013, rata-rata
hari hujan tertinggi tiap bulan terjadi di wilayah Kecamatan Pakong yang
mencapai 11,1 hari dengan rata-rata curah hujan 7,4 mm. Sementara wilayah yang
paling jarang di guyur hujan adalah Kecamatan Galis, yaitu rata-rata hari.
2. Filosofi Daerah Pangbatok (Batu Ampar)
Bagi warga Pamekasan nama Pasarean Batu Ampar sangat melekat karena
pusara Batu Ampar yang terletak di Desa Pangbatok, Kecamatan Proppo (15 Km
dari kota) merupakan pusara yang mempunyai sejarah tersendiri. Istilah Batu
Ampar berasal dari bahasa Madura yang artinya Bato dan Ampar. Bato, yaitu batu,
sedangkan Ampar artinya berserakan tetapi teratur ibarat permadani yang
dihampar, batu-batuan yang meluas dan merata.
Beberapa kesan menyatakan kekeramatan pusaran Batu Ampar yang tidak
putus-putusnya dikunjungi oleh masyarakat dari segala penjuru tempat, baik
masyarakat Madura, Jawa, dan Luar Jawa. Pada umumnya, orang-orang yang
mempunyai niat baik bila masuk ke lingkungan Batu Ampar akan merasakan
ketenangan batin dan merasa betah tinggal di tempat tersebut. Kesan ini timbul
karena pusara Batu Ampar merupakan makam para ulama yang memiliki
Karamatullah yang besar setara dengan Waliyullah atau Walisongo.

94
ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA

Sarana peribadatan dan penginapan serta suasana tenang cukup mendukung


bagi peziarah. Prasarana jalan dan angkutan umum menuju tempat tersebut cukup
memadai dan tersedia.
3. Hasil Kajian Etnosains
Pada penelitian ini dilakukan wawancara terhadap beberapa Juru Kunci
Makam. Hasil wawancara pada ketiga responden dari Juru Kunci Makam Batu
Ampar diragkum dan disajikan pada tabel 22.
Tabel 22. Pengetahuan Asli Masyarakat Mengenai Religi di Batu Ampar
Fokus Pelitian Pengetahuan Sains Asli Masyarakat
No. (Pengetahuan Batu (Pengetahuan Masyarakat Batu
Ampar) Ampar)
Datang ke makam untuk bertabaruk
Berkunjung ke makam (berharap doanya dijabah untuk
1.
pemuka agama kepentingan dunia semata), seperti
sembuh dari penyakit.
Menggunakan pakaian yang menutup
aurat saat berkunjung ke makam yang
Pemakaian pakaian saat ada di Batu Ampar. Apabila pengunjung
2.
berkunjung ke makam wanita sedang mengalami menstruasi
dilarang untuk ikut masuk ke dalam
ruang masjid dan daerah makam.
Pengunjung disarankan untuk
Shalat sunah 2 rakaat di melakukan salat 2 rakaat sebagai syarat
3.
makam dari ibadah dan keinginannya akan
dikabulkan.
Apabila ada seseorang yang mempunyai
keinginan tertentu biasanya orang
tersebut datang berziarah ke Batu Ampar
Berziarah ke Batu Ampar
insyaAllah keinginannya dapat
4. dapat megabulkan
terkabulkan. Apabila seseorang tersebut
keinginan
terdapat penyakit di dalam tubuhnya
maka dengan membaca Al-Quran di Batu
Ampar insyaAllah sembuh.
Meminum air yang berada di Batu Ampar
harus sedikit demi sedikit dan juga
Meminum air sumber dari
5. bertahap. Hal ini diyakini akan
Batu Ampar
menyembuhkan penyakit dan membuat
tubuh menjadi sehat.
Terdapat Bhujuk Bhujuk tumpeng dan bhujuk kesambi
Tumpeng dan Bhujuk merupakan nama-nama makam yang
6. berada di Batu Ampar yang diambil
Kesambi sebagai tempat
untuk bertapa berdasarkan dari tempat bertapanya
Syeh. Bhujuk tumpeng, tempat

95
ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA

Fokus Pelitian Pengetahuan Sains Asli Masyarakat


No. (Pengetahuan Batu (Pengetahuan Masyarakat Batu
Ampar) Ampar)
bertapanya berada di gunung tumpeng
atau yang bertingkat-tingkat, sedangkan
bhujuk kesambi tempat bertapanya
berada di bawah pohon kesambi. Tujuan
dari bertapa adalah diyakini akan
mendapatkan kesaktian.

Melalui tabel di atas, menurut pemaparan masyarakat di Batu Ampar dapat


dikaitkan dengan konsep Ilmu Pengetahuan Alam, misalnya dengan berdoa,
membuat diri menjadi tenang. Kesembuhan bisa didapat dengan mengandalkan
metode pikiran dan tubuh atau mind-body. Metodenya dengan mengandalkan
pikiran dan emosi untuk mempengaruhi kesehatan tubuh. Apabila seseorang
dalam keadaan tenang, fungsi sel kekebalan tubuhnya itu baik. Hal tersebut terjadi
karena hyphotalamus (hormon pembawa pesan antara pikiran dan tubuh) akan
mengontrol nafsu makan, level gula darah, temperatur tubuh, adrenal, jantung,
paru – paru, pencernaan dan sistem peredaran darah dengan baik. Menurut
masyarakat sekitar, air yang berasal dari Batu Ampar dapat menyembuhkan
berbagai penyakit dan mengabulkan keinginan. Hal ini dapat dikaitkan dengan
konsep Ilmiah IPA bahwa setiap makhluk hidup harus mencukupi kebutuhan air
setiap harinya karena air memiliki peran penting bagi kesehatan tubuh. Namun,
tetap saja, meminum air juga tidak boleh langsung dalam jumlah yang banyak
karena hal ini justru akan membahayakan tubuh. Air yang berada di Batu Ampar
ini mengandung berbagai mineral yang tentunya sangat penting untuk tubuh.
Selain mengandung mineral, air di daerah Pamekasan juga mengandung:
1. Silika
Silika adalah salah satu zat gizi yang berguna dalam pemeliharaan
kesehatan tulang dan jaringan. Silika bersama kalsium bermanfaat untuk
mencegah keropos tulang (osteoporosis) dan memperkokoh jaringan serta
peremajaan kulit. Silika banyak terkandung dalam jaringan pembuluh darah,
kulit, dan rambut. Silika berfungsi penting bagi integritas/keutuhan jaringan
pembuluh darah untuk mengurangi risiko atereosklerosis (Santoso et al, 2012).
2. Magnesium dan Kalsium
Kalsium dan magnesium memiliki peran penting dalam struktur tulang,
kontraksi otot, transmisi impuls saraf, pembekuan darah, dan pengiriman
sinyal pada sel. Kekurangan magnesium berdampak pada fungsi saraf, yang
dapat mengakibatkan anoreksia, kelemahan otot, kelelahan, dan
ketidakseimbangan dalam berjalan (WHO, 2009).
3. Natrium dan Kalium
Cairan dalam tubuh dibagi dalam dua kompartemen utama, yaitu cairan
ekstrasel dan cairan intrasel. Dalam dua kompartemen tersebut terdapat zat

96
ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA

terlarut berupa elektrolit, antara lain natrium dan kalium, yang penting dalam
mengatur keseimbangan cairan dan fungsi sel (Santoso et al, 2012).
4. Zink dan Selenium
Zink berperan penting dalam pembentukan inti sel (DNA) dan protein,
perkembangan sel serta turut bekerja dalam 300 enzim manusia. Zink juga
penting bagi pertumbuhan dan saraf otak. Selain zink, zat selenium dapat
memperbaiki sistem imunitas (Santoso et al, 2012). Sebuah penelitian oleh
Ferencik et al pada tahun 2003 menekankan pentingnya peran kedua zat ini
dalam pembentukan sistem imun tubuh.
Dengan meminum air ini, para peziarah akan sedikit banyak mencukupi
kebutuhan airnya yang bagus untuk kesehatan tubuhnya. Para peziarah juga
akan merasa segar kembali setelah meminum air tersebut sehingga nantinya
menambah semangat mereka untuk berdoa kepada Tuhannya. Selain itu,
pengunjung disarankan menggunakan pakaian yang menutup aurat hakikatnya
memiliki nilai medis, yakni melindungi kesehatan manusia dari berbagai
penyakit atau gangguan hewan. Dengan mengenakan pakaian, tubuh manusia
akan lebih terlindungi dan terjaga dari terik matahari dan dinginnya suhu
udara. Hal lain pula menggunakan pakaian menutup aurat saat berziarah guna
sebagai rasa hormat kita saat berkunjung ke makam tersebut dan rasa hormat
terhadap orang meninggal yang dikunjungi. Apabila terdapat pengunjung
wanita sedang menstruasi maka tidak diperbolehkan masuk ke dalam area
makam dan dalam masjid karena dikhawatirkan darah kotor (haid) dapat
merembes dan mengotori (menyisakan darah) di lantai makam maupun dalam
masjid yang merupakan tempat suci. Hal tersebut diingat najisnya dari darah
kotor (haid) tersebut.
Gerakan-gerakan saat salat itu memiliki banyak sekali manfaat untuk
menyehatkan tubuh sebagai berikut.
1. TAKBIRATUL IHRAM.
Postur: berdiri tegak, mengangkat kedua tangan sejajar telinga, lalu
melipatnya di depan perut atau dada bagian bawah.
Manfaat: Gerakan ini melancarkan aliran darah, getah bening (limfe), dan
kekuatan otot lengan. Posisi jantung di bawah otak memungkinkan darah
mengalir lancar ke seluruh tubuh. Saat mengangkat kedua tangan, otot bahu
meregang sehingga aliran darah kaya oksigen menjadi lancar. Kemudian kedua
tangan didekapkan di depan perut atau dada bagian bawah. Sikap ini
menghindarkan dari berbagai gangguan persendian, khususnya pada tubuh
bagian atas.
2. RUKUK.
Postur: Rukuk yang sempurna ditandai tulang belakang yang lurus
sehingga bila diletakkan segelas air di atas punggung tersebut tak akan tumpah.
Posisi kepala lurus dengan tulang belakang.
Manfaat: Postur ini menjaga kesempurnaan posisi dan fungsi tulang
belakang (corpus vertebrae) sebagai penyangga tubuh dan pusat syaraf. Posisi
jantung sejajar dengan otak maka aliran darah maksimal pada tubuh bagian

97
ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA

tengah. Tangan yang bertumpu di lutut berfungsi relaksasi bagi otot–otot bahu
hingga ke bawah. Selain itu, rukuk adalah latihan kemih untuk mencegah
gangguan prostat.
3. IKTIDAL
Postur: Bangun dari rukuk, tubuh kembali tegak setelah mengangkat
kedua tangan setinggi telinga.
Manfaat: Iktidal adalah variasi postur setelah rukuk dan sebelum sujud.
Gerak berdiri bungkuk berdiri sujud merupakan latihan pencernaan yang baik.
Organ-organ pencernaan di dalam perut mengalami pemijatan dan pelonggaran
secara bergantian. Efeknya, pencernaan menjadi lebih lancar.
4. SUJUD
Postur: Menungging dengan meletakkan kedua tangan, lutut, ujung kaki,
dan dahi pada lantai.
Manfaat: Aliran getah bening dipompa ke bagian leher dan ketiak. Posisi
jantung di atas otak menyebabkan darah kaya oksigen dan bisa mengalir
maksimal ke otak. Aliran ini berpengaruh pada daya pikir seseorang. Oleh
karena itu, lakukan sujud dengan tuma’ninah, jangan tergesa–gesa agar darah
mencukupi kapasitasnya di otak. Postur ini juga menghindarkan gangguan
wasir. Khusus bagi wanita, baik rukuk maupun sujud memiliki manfaat luar
biasa bagi kesuburan dan kesehatan organ kewanitaan.
5. DUDUK
Postur: Duduk ada dua macam, yaitu iftirosy (tahiyyat awal) dan tawarruk
(tahiyyat akhir). Perbedaan terletak pada posisi telapak kaki.
Posisi ini menghindarkan nyeri pada pangkal paha yang sering
menyebabkan penderitanya tak mampu berjalan. Duduk tawarruk sangat baik
bagi pria sebab tumit menekan aliran kandung kemih (urethra), kelenjar
kelamin pria (prostat), dan saluran vas deferens. Jika dilakukan. dengan benar,
postur ini dapat mencegah impotensi. Variasi posisi telapak kaki pada iftirosy
dan tawarruk menyebabkan seluruh otot tungkai turut meregang dan
kemudian relaks kembali.
6. SALAM
Gerakan: Memutar kepala ke kanan dan ke kiri secara maksimal.
Manfaat: Relaksasi otot sekitar leher dan kepala menyempurnakan aliran
darah di kepala. Gerakan ini mencegah sakit kepala dan menjaga kekencangan
kulit wajah.
Bertapa atau meditasi merupakan suatu kegiatan relaksasi dengan
melepaskan segala pikiran dari hal-hal yang menarik hingga yang membebani
hidup. Meditasi dilakukan selama jangka waktu tertentu. Biasanya meditasi
juga dilakukan di tempat tertentu. Untuk kedua syeh ini melakukan meditasi
atau bertapa di tempat yang berbeda, namun pada intinya tempat yang
digunakan ialah tempat yang sepi agar terhindar dari keramaian yang dapat
mengganggu kegiatan relaksasi dan kehilangan fokus. Selanjutnya, kedua

98
ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA

tempat yang dipilih sangatlah sejuk, yaitu di gunung dan juga di bawah pohon
sehingga akan menambah konsentrasi dalam proses meditasi yang dilakukan.

Budaya Petik Laut, Kerapan Sape, Pelet Petteng, Sabellesen,


dan Batik Pamekasan
1. Deskripsi Wilayah Pamekasan
Kabupaten Pamekasan memiliki daerah seluas 792,30 km², dan merupakan
salah satu kota di kawasan Madura. Secara astronomis berada pada 6°51´-7°31´
Lintang Selatan dan 113°58´ Bujur Timur. Dari sisi geografis, sebelah Utara
dibatasi Laut Jawa, batas selatan terdapat Selat Madura, sebelah Barat
bersebelahan dengan Kabupaten Sampang, dan bagian Timur berbatasan dengan
Kabupaten Sumenep. Secara administratif Kabupaten Pamekasan terbagi dalam 13
kecamatan, yaitu Pamekasan, Proppo, Tlanakan, Galis, Larangan, Pademawu,
Palengaan, Pagantenan, Pakong, Waru, Batumarmar, Pasean, Kadur, dan 178 buah
desa.
Berdasarkan ketinggian tempat, wilayah terendah sebesar 6 meter dan
tertinggi sebesar 300 meter dari permukaan laut. Luas daerah berdasarkan
ketinggian tempat ini dapat terbagi pada ketinggian 1-100 meter dengan luas
39.609 ha, dan 101-300 meter dengan luas 39.621 ha. Daerah bagian selatan lebih
rendah dibandingkan dengan bagian tengah dan utara. Daerah Pakong berada di
dataran tertinggi dengan ketinggian 360 m, sedangkan daerah Galis merupakan
dataran terendah dengan ketinggian sekitar 6 m dari permukaan laut.
2. Filosofi Daerah Pamekasan
Kabupaten Pamekasan lahir dari proses sejarah yang cukup panjang. Istilah
Pamekasan baru dikenal pada sepertiga abad ke-16, ketika Ronggosukowati mulai
memindahkan pusat pemerintahan dari Kraton Lambangan Daja ke Kraton
Mandilaras. Memang belum cukup bukti tertulis yang menyebutkan proses
pemindahan pusat pemerintahan sehingga terjadi perubahan nama wilayah ini.
Begitu juga munculnya sejarah pemerintahan di Pamekasan sangat jarang
ditemukan bukti-bukti tertulis apalagi prasasti yang menjelaskan tentang kapan
dan bagaimana keberadaannya. Tulisan-tulisan yang kemudian mulai
memperkenalkan sejarah pemerintahan Pamekasan ini. Pada awalnya lebih
banyak ditulis oleh penulis Belanda dan kemudian mulai diterjemahkan atau
ditulis kembali oleh sejarawan Madura, seperti Zainal Fatah ataupun
Abdurrahman.
Kemunculan sejarah pemerintahan lokal Pamekasan, diperkirakan baru
diketahui sejak pertengahan abad ke-15 berdasarkan sumber sejarah tentang
lahirnya mitos atau legenda Aryo Menak Sunoyo yang mulai merintis
pemerintahan lokal di daerah Proppo atau Parupuh. Jauh sebelum munculnya
legenda ini, keberadaan Pamekasan tidak banyak dibicarakan. Diperkirakan
Pamekasan merupakan bagian dari pemerintahan Madura di Sumenep yang telah
berdiri sejak pengangkatan Arya Wiraraja pada tanggal 31 Oktober 1268 oleh
Kertanegara.

99
ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA

Masa pencerahan sejarah lokal Pamekasan mulai terungkap sekitar paruh


kedua abad ke-16, ketika pengaruh Mataram mulai masuk di Madura, etelah
Ronggosukowati mulai mereformasi pemerintahan dan pembangunan di
wilayahnya. Hal ini diperkuat dengan pembuatan jalan sejimat, yaitu jalan di Alun-
alun kota Pamekasan dan mendirikan masjid Jamik Pamekasan. Terungkapnya
sejarah pemerintahan di Pamekasan semakin ada titik terang setelah berhasilnya
penyerangan Mataram ke Madura dan merintis pemerintahan lokal di bawah
pengawasan Mataram.
Pergaulan tokoh-tokoh Pamekasan pada tingkat nasional baik secara
perorangan ataupun melalui partai-partai politik yang bermunculan saat itu.
Ditambah dengan kejadian-kejadian historis sekitar persiapan kemerdekaan yang
kemudian disusul dengan tragedi-tragedi pada zaman pendudukan Jepang yang
ternyata mampu mendorong semakin kuatnya kesadaran para tokoh Pamekasan
akan pentingnya Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kemudian, sebagian besar
rakyat Madura termasuk Pamekasan tidak bisa menerima terbentuknya Negara
Madura sebagai salah satu upaya pemerintah kolonial Belanda untuk memecah
belah persatuan dan kesatuan bangsa.
Sebagai raja Pamekasan yang pertama beragama Islam, Ronggosukowati
banyak membangun bangunan yang bercirikan Islam. Beliau membangun Masjid
raja yang hingga saat ini telah berkembang menjadi masjid modern dan megah.
Bangunan masjid yang bergaya Timur Tengah ini diberi nama masjid Agung Asy
Syuhada yang telah mempercantik kota Pamekasan. Di depan masjid,
Ronggosukowati membangun kebun kota yang di dalamnya dibuat jalan saling
melintang dan berpencar ke berbagai arah yang pada zamannya jalan tersebut di
namakan jalan Se Jhimat. Jalan Se Jhimat tersebut dianggap menyerupai lafaz
Allah. Dinamakan demikian, sebab semuanya merupakan doa raja
Ronggosukowati agar rakyat Pamekasan selalu berada di jalan Allah, jalan yang
lurus Syiratal Mustaqim. De Graaf (2002) menyebutkan bahwa Pamekasan
termasuk Madura Timur yang juga memiliki kekeramatan. Kekeramatan itu
tampak berporos dari Kraton Mandilaras yang sejak dibangunnya dikenal sebagai
tempat titah raja dan saat itu titah raja merupakan sabdo pendito ratu yang harus
dipatuhi. Sebagai sabdo pendito ratu, titah raja dianggap tak pernah salah. Titah-
titah raja harus ditaati oleh segenap rakyatnya, yaitu rakyat Pamekasan yang
mekkas jhatna paksa jhenneng dhibi’ (pesan atau titah raja agar melaksanakan
kewajiban selalu berhati-hati dan teliti sebagai usaha untuk hidup mandiri).
Ronggosukowati merupakan raja Pamekasan keturunan Majapahit sekaligus
sebagai raja Pamekasan yang pertama beragama Islam. Melihat hal tersebut, sudah
sepantasnya menghargai kedudukan beliau dari kedua sisi tersebut. Dengan kata
lain, arah sasaran pembudayaan arus jadi Pamekasan patut disesuaikan dengan
festival citra palguna serta menyelaraskan materi dengan bernapaskan agama
yang mana Pamekasan telah mengikrarkan sebagai daerah Gerbang Salam di
Madura.

100
ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA

3. Hasil Kajian Etnosains


Tabel 23. Hasil Kajian Etnosains
1. Materi Jaring-Jaring Makanan dan Rantai Makanan
Kompetensi Dasar Menganalisis interaksi antara makhluk hidup dan
lingkungannya serta dinamika populasi akibat
interaksi tersebut.
Indikator Menganalisis interaksi pada lingkungan dalam
bentuk rantai makanan dan jarring-jaring
makanan yang didasarkan pada kearifan lokal
misalnya pada daerah pesisir
Jenis Kearifan Lokal Petik laut
Alasan Masyarakat Masyarakat melakukan tradisi ini untuk selamatan
atas apa yang mereka peroleh dari laut serta
berharap isi laut semakin subur.
Penjelasan Ilmiah Saat melakukan selamatan dengan menaruh
sesajen di laut maka ada interaksi di laut tersebut,
yakni jaring-jaring makanan atau proses makan
dan dimakan sehingga hal ini sebagai sumber
makanan bagi biota laut. Hal ini bisa menyuburkan
isi laut atau menambah populasi laut dengan
tersedianya produsen.
2 Materi Sumber Energi dan Perubahan Bentuk Energi
Kompetensi Dasar Menganalisis konsep energi, berbagai sumber
energi, dan perubahan bentuk energi dalam
kehidupan sehari-hari termasuk fotosintesis.
Indikator Menganalisis sumber energi dan perubahan
bentuk energi yang berkaitan dengan kearifan
lokal, yakni keraban sapi.
Jenis Kearifan Lokal Keraban Sape
Alasan Masyarakat Karapan sapi merupakan sebuah perlombaan
pacuan sapi, bagi masyarakat di Madura. Karapan
sapi bukan hanya pesta rakyat atau acara turun-
temurun tetapi karapan sapi adalah sebagai
simbol untuk dapat mengangkat harga martabat
masyarakat Madura dengan menggunakan sapi-
sapi yang berkualitas.
Penjelasan Ilmiah Hewan ruminansia dapat mendapatkan sari-sari
makanan yang dapat memberi nutrisi dari
tumbuhan. Selain itu, hewan ruminansia dibantu
mikroorganisme di dalam perutnya dalam proses
pencernan. Mengapa dikatakan sapi berkualitas
karena sapi dirawat sebaik mungkin agar sehat
dan mempunyai tenaga yang kuat untuk dikerab,

101
ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA

dari makanan pada sapi memperoleh energi untuk


dikerab seperti 1) Rumput mengandung nutrisi
yang tinggi, protein kasar, lemak, dan serat kasar.
2) Kuning telur kaya akan nutrisi, protein, vitamin,
dan mineral. 3) Jamu (kencur) mampu
meningkatkan nafsu makan dan meredakan
kelelahan. 4) Air kelapa terdapat bakteri-bakteri
baik yang dapat membantu proses pencernaan
makanan. 5) Kopi hitam mampu untuk menjaga
agar konsumen tetap terjaga dan waspada. 6)
Anggur ketan hitam menambah stamina,
menyehatkan jantung, dan baik untuk pencernaan.
3 Materi Perkembangan Embrio
Kompetensi Dasar Menghubungkan sistem reproduksi pada manusia
dan gangguan pada sistem reproduksi, serta
penerapan pola hidup yang menunjang kesehatan
reproduksi.
Indikator Mengidentifikasi perkembangan embrio yang
berkaitan dengan kearifan lokal.
Jenis Kearifan Lokal Pelet Petteng
Alasan Masyarakat Masyarakat percaya bahwa dengan melakukan
ritual pelet petteng akan diberikan keselamatan
pada ibu dan calon buah hati dan diberikan
kemudahan saat proses bersalin. Selain itu, juga
untuk melestarikan tradisi dan budaya yang telah
diwariskan oleh leluhur zaman dahulu.
Penjelasan Ilmiah Embrio merupakan sel atau organisme yang hidup
pada masa di awal pertumbuhan yang tidak bisa
bertahan hidup sendiri. Perkembangan janin di
usia ketujuh, yakni bayi menjadi aktif sehingga si
ibu dapat merasakan dengan jelas gerakan janin.
Pada tahap ini merupakan tahap pekembangan
otak telah tiba. Bayi bisa merasakan sakit, seperti
bayi cukup umur. Pada usia yang ketujuh bulan
posisi bayi di rahim berubah seiring
perkembangan mental dan fisiknya. Kehamilan
trimester ketiga membawa banyak perubahan
fisik pada bayi dan rahim
4 Materi Bentuk Simbiosis dan Dinamika Populasi
Kompetensi Dasar Menganalisis interaksi antara makhluk hidup dan
lingkungannya serta dinamika populasi akibat
interaksi tersebut.
Indikator Menganalisis pertumbuhan populasi terhadap
ketersediaan ruang dan lahan pertanian serta

102
ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA

interaksi yang terjadi di dalamnya yang berkaitan


dengan kearifan lokal.
Jenis Kearifan Lokal Sebellasan
Alasan Masyarakat Sabellasen ini dipercaya oleh masyarakat mampu
menimbulkan dampak positif karena dengan
diadakannya kegiatan ini mampu membuat
masyarakat lebih damai, rukun, dan tentram
melalui musyawarah yang dilakukan setiap bulan.
Penjelasan Ilmiah Ekosistem merupakan hubungan timbal balik
antara makhluk hidup dengan lingkungannya.
Dalam ekosistem terdapat komponen biotik dan
abiotik. Komponen biotik merupakan komponen
hidup, contoh manusia, tumbuhan, dan hewan.
Sementara komponen abiotik merupakan
komponen mati, contoh air, udara, tanah, dan lain
sebagainya. Selain terdiri dari komponen biotik
dan abiotik, terdapat juga interaksi di dalamnya
yakni interaksi antara makhluk hidup dengan
lingkungannya. Sehingga tradisi ini menjadikan
bagaimana suatu lingkungan tersebut tentram dan
sejahtera. Dengan diadakannya
pengajian/istighosah atau doa kepada Tuhan,
diskusi, dan kerja sama.
5 Materi Unsur Senyawa
Kompetensi Dasar Menjelaskan konsep dan zat tunggal (unsur dan
senyawa), sifat fisika dan kimia, perubahan fisika
dan kimia dalam kehidupan sehari-hari.
Indikator Mengidentifikasi unsur dan senyawa pembuatan
batik dikaitkan dengan kearifan lokal.
Jenis Kearifan Lokal Batik
Alasan Masyarakat Pada pembuatan batik menggunakan minyak
camplong. Minyak camplong ini digunakan agar
serat kain lebih rapat dan lembut atau halus, dan
proses pemberian kanji pada kain bertujuan untuk
melembekkan kain. Pewarnaan biru menggunakan
daun tarum/tarom, dan pewarnaan merah
menggunakan kulit kayu secang/soccang.
Penjelasan Ilmiah Di dalam pembuatan batik mengandung suatu
unsur senyawa yang membantunya, seperti
minyak camplong ini merupakan jenis tanaman
pesisir yang kaya akan kandungan antimicrobial,
antibakteri, dan antiinflamasi. Jadi, sangat aman
jika kita menggunakan batik ini. Oleh sebab
kandungan tersebutlah yang membuat kain

103
ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA

menjadi rapat dan lembut, proses pemberian kanji


mengisi dan mengikat serat-serat di dalam benang
pada benang yang lemah dan menutup bulu-bulu
benang agar saling mengikat. Hal ini dikarenakan
kanji mengandung pati atau zat amilum. Daun
tarum merupakan tumbuhan penghasil warna biru
alami, ini dihasilkan karena tarum memiliki
senyawa C16H10N2O2 yang berbentuk bubuk kristal
berwarna biru gelap, dan kulit kayu soccang
merupakan tumbuhan yang mengeluarkan zat
pewarna merah alami karena memliki senyawa
brazilin.

Posisi Rumah di Kabupaten Pameksan


1. Deskripsi Wilayah Kabupaten Pamekasan

Gambar 5. Deskripsi Wilayah Pamekasan


Kabupaten Pamekasan Merupakan salah satu Kota di kawasan Madura. Secara
astronomis berada pada 6051’ – 7031’ Lintang Selatan dan 113019’ - 113058’
Bujur Timur. Dari sisi geografis, sebelah Utara dibatasi Laut Jawa, batas selatan
terdapat Selat Madura, sebelah Barat bersebelahan dengan Kabupaten Sampang
dan bagian Timur berbatasan dengan Kabupaten Sumenep. Dataran tertinggi di
Kabupaten Pamekasan mencapai 350 meter dari permukaan laut dan yang
terendah berada di Kecamatan Galis setinggi 6 meter. Seperti daerah lain di
Indonesia, dalam satu tahunnya berlaku dua musim. Musim penghujan pada bulan
Oktober–April dan musim kemarau bulan April– Oktober. Meskipun curah hujan
dapat dikatakan tidak jauh berbeda dengan di Jawa, namun struktur tanahnya
yang tidak kedap air menyebabkan sektor pertanian. masih banyak berharap belas
kasih sang hujan. Kondisi ini secara drastis akan menyebabkan kekurangan suplai
air pada saat musim kemarau. Data indikator iklim meliputi curah hujan dan hari
hujan. Curah Hujan merupakan besarnya volume/intensitas air hujan dalam kurun
waktu tertentu yang diukur dengan alat penakar hujan dengan satuan mm. Hari

104
ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA

Hujan adalah suatu hari dimana terjadi hujan dalam satu tahun. Data curah hujan
ditampilkan dalam bentuk intensitas curah hujan di setiap stasiun penakar hujan
per bulan selama dalam kurun waktu satu tahun pengamatan.
2. Filosofi Daerah Kabupaten Pamekasan
Kabupaten Pamekasan lahir dari proses sejarah yang cukup panjang. Istilah
Pamekasan sendiri baru dikenal pada abad ketiga-ke-16, kompilasi
Ronggosukowati mulai diatur pusat pemerintahan dari Kraton Labangan Daja ke
Kraton Mandilaras. Memang tidak cukup bukti tertulis yang mengajukan proses
transisi pusat pemerintahan dilakukan perubahan nama wilayah ini. Begitu juga
mengenai sejarah pemerintahan di Pamekasan, sangat jarang ditemukan bukti-
bukti yang diterbitkan prasasti yang menjelaskan tentang kapan saja dan
bagaimana menjawabnya.
Jika pemerintahan lokal Pamekasan lahir pada abad ke-15, tidak dapat
dipisahkan bahwa kabupaten ini lahir pada zaman kegelapan Majapahit, yaitu
pada saat daerah pesisir di wilayah kekuasaan Majapahit mulai merintis
berdirinya pemerintahan sendiri. Berkaitan dengan sejarah kegelapan Majapahit,
tentu tidak bisa dimungkiri tentang kemiskinan data sejarah karena di Majapahit
juga harus sibuk dengan mempertahankan bekas wilayah pemerintahannya yang
sangat besar, menghabiskan saat itu sastrawan-sastrawan memperoleh setingkat
Mpu Prapanca dan Mpu Tantular tidak banyak menghasilkan karya
sastra. Sementara pada kehidupan masyarakat Madura sendiri, mendukung lebih
berkembang sastra lisan dibandingkan dengan sastra tulis.
Tulisan-tulisan yang kemudian mulai diterbitkan sejarah pemerintahan
Pamekasan ini pada awalnya lebih banyak ditulis oleh penulis Belanda dan
kemudian banyak menggunakan Bahasa Belanda. Kemudian tulisan tersebut mulai
diterjemahkan atau ditulis kembali oleh sejarawan Madura, seperti Zainal Fatah
atau Abdurrahman. Memang masih ada bukti-bukti tertulis yang dikembangkan di
masyarakat, seperti tulisan pada daun lontar atau Layang Madura. Meskipun
demikian, tulisan pada lipatan ini lebih banyak membahas sejarah kehidupan para
Nabi (Rasul) dan sahabatnya, termasuk juga agama dan pengajaran agama sebagai
salah satu sumber pelajaran agama bagi masyarakat luas. Masa pencerahan
sejarah lokal Pamekasan mulai terungkap sekitar abad ke-16, kompilasi pengaruh
Mataram mulai masuk di Madura, sebelumnya lagi kompilasi Ronggosukowati
mulai mereformasi pemerintahan dan pembangunan di wilayahnya. Bahkan, raja
ini disebut-sebut sebagai raja Pertama di Pamekasan yang terang-terangan mulai
mengembangkan Agama Islam di kraton dan rakyatnya. Hal ini diperkuat dengan
pembuatan jalan Se Jhimat, yaitu jalan-jalan di Alun-alun kota Pamekasan dan
mendirikan Masjid Jamik Pamekasan. Namun, sampai saat ini masih belum dapat
diketemukan ada inskripsi atau prasasti di beberapa situs peninggalannya untuk
menentukan kepastian tanggal dan bulan pada saat pertama kali ia menyelesaikan
Pamekasan. yaitu jalan-jalan di Alun-alun kota Pamekasan dan mendirikan Masjid
Jamik Pamekasan. Namun, sampai saat ini masih belum dapat diketemukan ada
inskripsi atau prasasti di beberapa situs peninggalannya untuk menentukan
kepastian tanggal dan bulan pada saat pertama kali ia menyelesaikan
Pamekasan, yaitu jalan-jalan di Alun-Alun Kota Pamekasan dan mendirikan Masjid
Jamik Pamekasan. Namun, sampai saat ini masih belum dapat ditemukan adanya

105
ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA

inskripsi atau prasasti di beberapa situs peninggalannya untuk menentukan


kepastian tanggal dan bulan pada saat pertama kali ia menyelesaikan Pamekasan.
Bahkan, zaman pemerintahan Ronggosukowati mulai dikenal sejak
berkembangnya legenda Kiai Joko Piturun, pusaka andalan Ronggosukowati yang
diceritakan mampu membunuh Pangeran Lemah Duwur dari Aresbaya melalui
penelusuran masalah. Temuan ini sangat penting karena mempertimbangkan nilai
sejarah untuk menentukan Hari Jadi Kota Pamekasan. Terungkapnya sejarah
pemerintahan di Pamekasan semakin ada titik terang setelah berhasil masuknya
Mataram ke Madura dan merintis pemerintahan lokal di bawah pengawasan
Mataram. Babad Mataram dan Sejarah Dalem juga memiliki beberapa penelitian
sejarah oleh sarjana barat yang lebih banyak membahas tentang perkembangan
sosial dan agama, khususnya perkembangan Islam di Pulau Jawa dan Madura,
seperti Graaf dan TH. Pigeaud tentang Kerajaan Islam pertama di Jawa dan Benda
tentang Matahari Terbit dan Bulan Sabit, termasuk juga beberapa karya penelitian
lain yang membahas sejarah Madura. Masa-masa berikutnya adalah masa-masa
yang lebih cerah sebab telah lebih banyak tulisan yang menghasilkan hasil
penelitian yang pada tulisan-tulisan sejarah Madura termasuk Pamekasan dari
segi pemerintahan, politik, ekonomi, sosial dan agama, mulai dari masuknya
(Bangkalan dan Pamekasan), masa campur tangan pemerintahan Belanda yang
terhalang pro dan kontra bagi para Penguasa Madura, dan menimbulkan
peperangan Pangeran Trunojoyo dan Ke 'Lesap, dan yang terakhir pada saat
membahas pemerintahan kolonial Belanda di Madura. Termasuk juga beberapa
karya penelitian lain yang membahas sejarah Madura.
Pada masa pemerintahan Kolonial Belanda inilah, disetujui Pamekasan untuk
pembangunan politik nasional tidak menguntungkan. Akan tetapi di sisi lain, para
pimpinan Pamekasan suka diibaratkan pada pepatah Buppa ', Babu', Guru, Rato
telah semakin banyak digunakan oleh pemerintah Kolonial untuk memanfaatkan
politiknya. Hal ini terbukti dengan banyaknya penguasa Madura yang digunakan
oleh Belanda untuk memadamkan beberapa pemberontakan di Nusantara yang
dipertanggungjawabkan dengan pemerintah kolonial dan penggunaan tenaga
kerja untuk pengembangan ekonomi Kolonial di beberapa perusahaan Barat yang
ada di Jawa, khususnya Jawa Timur di bagian timur (Karisidenan Basuki). Tenaga
kerja Madura dimanfaatkan sebagai tenaga kerja di beberapa perkebunan
Belanda. Orang-orang Pamekasan sendiri pada akhirnya banyak yang hijrah dan
menetap di daerah Bondowoso. Terlepas dari sisi lain, seperti yang ditulis oleh
peneliti Belanda masa Hindia Belanda telah menyebabkan terbukanya Madura
dengan dunia luar yang menyebabkan orang-orang kecil mengetahui sistem
komersialisasi dan industrialisasi yang sangat bermanfaat untuk pergerakan-
pergerakan politik masa depan. Kemudian muncul kebangsaan, masa Hindia
Belanda telah menorehkan sejarah tentang pedihnya luka akibat penjajahan yang
dilakukan oleh bangsa asing. Pemberlakukan dan persetujuan terhadap sistem
apanage telah membuat orang-orang kecil di pedesaan tidak bisa menikmati hak-
haknya dengan bebas. Begitu juga kompilasi politik etis diberlakukan, rakyat
Madura akan memperkenalkan pendidikan dan industri. Akan tetapi di sisi
lain, keuntungan politik yang diterima oleh rakyat Madura termasuk Pamekasan
harus ditebus dengan hancurnya ekologi Madura berkepanjangan, atau
diselesaikan sampai masa pemulihan keadaan yang dipelopori oleh Residen R.

106
ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA

Soenarto Hadiwidjojo. Mereka meminta pencabutan hak apanage yang diberikan


kepada para bangsawan dan raja-raja Madura memiliki tujuan untuk
menghancurkan prestise pemegangnya yang selama beberapa abad disandangnya.
Perkembangan Pamekasan, meskipun tidak terlalu banyak memiliki catatan
sebagai manuskrip atau inskripsi yang memiliki peran yang cukup penting bagi
pertumbuhan kesadaran kebangsaan yang mulai berkembang di negara kita pada
zaman Kebangkitan dan Pergerakan Nasional. Banyak tokoh-tokoh Pamekasan
yang kemudian bergabung dengan partai-partai politik nasional yang mulai
bangkit, seperti Sarikat Islam dan Nadhatul Ulama sebagai tokoh nasional. Kita
mengenal Tabrani, sebagai pencetus Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan
yang mulai dihembuskan pada saat menghadiri Kongres Pemuda pertama pada
tahun 1926. Namun, terjadi perselisihan paham dengan tokoh nasional lainnya di
kongres tersebut. Pada Kongres Pemuda tahun 1928 antara Tabrani dengan tokoh
lain, seperti Mohammad Yamin sudah tidak lagi bersilang pendapat.
Pergaulan tokoh-tokoh Pamekasan pada tingkat nasional baik oleh
perorangan atau melalui partai-partai politik yang bermunculan pada saat itu,
ditambah dengan peristiwa-peristiwa bersejarah yang membahas disabilitas
dengan tragedi-tragedi pada zaman pendudukan Jepang, tokoh Pamekasan akan
berperan sebagai Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kemudian mereka
mewakili sebagian besar rakyat Madura termasuk Pamekasan bahwa mereka
tidak dapat menerima terbentuknya negara Madura sebagai salah satu upaya
Pemerintahan Kolonial Belanda untuk memecah belah persatuan dan hubungan
bangsa.
Melihat dari perdebatan, bahkan kebanyakan tidak ada sama sekali prasasti
atau inskripsi sebagai sumber persetujuan ini. Oleh karena itu, data-data atau
fakta yang digunakan untuk menganalisis fakta yang terjadi tetap diupayakan
menggunakan data-data sekunder menggunakan buku-buku sejarah atau Layang
Madura yang diharapkan memiliki manfaat peristiwa dengan peristiwa sejarah
yang ada. Selain itu, diupayakan pula dengan menggunakan data primer dari
beberapa informan kunci, yaitu para sesepuh Pamekasan.

3. Hasil Kajian Etnosains


a. Kondisi umum:
Geografis Kecamatan Tlanakan, Kabupaten Pamekasan, berada pada
koordinat 113019’-113058’ Bujur Timur dan 6051’-7031 Lintang Selatan, dengan
luas wilayah 48,10 km2. Berada pada 22 mdpl, kelembaman udara rata-rata
80%, temperatur maksimum 30o dan minimum 28o C.
b. Batas wilayah:
1) Sebelah utara : Kecamatan Pamekasan, Proppo
2) Sebelah selatan : Selat Madura
3) Sebelah barat : Kabupaten Sampang
4) Sebelah timur : Kecamatan Pademawu.

107
ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA

c. Keadaan penduduk
Kecamatan Tlanakan merupakan desa berklasifikasi desa swasembada
dengan luas wilayah 49,18 km2 dan penduduknya berjumlah 50.691 jiwa, yang
terdiri dari laki-laki 24.515 jiwa dan perempuan 26.176 jiwa. Sementara pada
desa Larangan Tokol luas desa 4,55 km2 dengan jumlah penduduk 8,177 jiwa,
yang terdiri dari laki-laki 4.043 jiwa dan perempuan 4.143 jiwa (hasil sensus
penduduk, 2003).
d. Hasil Observasi di Pedesaan Larangan Tokol
Berdasarkan hasil observasi di daerah Pamekasan tepatnya di daerah
pedesaan Larangan Tokol, menunjukkan bahwa penataan ruang dan posisi
bangunan rumah juga menggunakan prinsip-prinsip sains. Berikut hasil
wawancara kami terhadap penduduk Desa Larangan Tokol, Pamekasan.

Tabel 24. Hasil Kajian Etnosains


Fokus Sains Masyarakat Sains Ilmiah
Pertanyaan
Posisi pintu  Posisi pintu utama rumah Pintu utama rumah
utama rumah sebaiknya tidak boleh dianalogikan seperti halnya
lurus dengan pintu mulut. Manusia
gerbang rumah/pintu menginginkan makanan
pagar. yang lezat dan bergizi masuk
 Posisi pintu utama rumah melalui mulut dan gizinya
tidak boleh lurus dengan terserap melalui sistem
pintu belakang rumah. metabolisme tubuh.
Sementara itu, ampas dari
 Posisi pintu utama rumah makanan tersebut dibuang
tidak boleh lurus akses melalui saluran
jalan masuk. pembuangan. Jika makanan
Kesalahan dalam keluar dari mulut sebagai
posisi pintu utama rumah tempat yang tidak
dapat menyebabkan semestinya, maka tidak akan
penghuninya sakit- nyaman dan dapat
sakitan dan boros dalam menyebabkan orang
hal keuangan. tersebut sakit.
Posisi tempat  Tempat salat harus Semakin tinggi kedudukan
salat berkedudukan lebih suatu tempat, temperatur
tinggi dari pada tempat udara di tempat tersebut
lainnya karena tempat akan semakin rendah, begitu
salat lebih mulia dan agar juga sebaliknya. Semakin
terhindar dari najis atau rendah kedudukan suatu
kotoran tempat, temperatur udara
akan semakin tinggi. Jadi,
posisi tempat salat
berkedudukan lebih tinggi

108
ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA

Fokus Sains Masyarakat Sains Ilmiah


Pertanyaan
agar saat melaksanakan
ibadah kita merasakan
ketenangan dengan tekanan
udara rendah (dingin),
begitupun sebaliknya.
Posisi dapur  Dapur jangan diletakkan Posisi dapur yang diletakkan
di bagian depan rumah di belakang dan tempat yang
karena kurang begitu tertutup bertujuan agar
baik. Sebaiknya, dapur makanan yang dibuat di
diletakkan di bagian dalam dapur dapat terhindar
belakang agar tidak dari bakteri-bakteri yang
terlihat oleh tamu atau menyerang makanan dan
orang yang datang nantinya apabila makanan
berkunjung. yang kita makan
mengandung bakteri maka
dapat menyebakan
timbulnya berbagai macam
penyakit.
Posisi tempat  Tidak boleh Pakar Geografi Fisik,
tidur menempatkan tempat Geologi, dan Geomorfologi
tidur dengan posisi mengatakan bahwa Bumi
kepala ke arah barat dalam putarannya
mengelilingi matahari dari
arah barat menuju ke arah
timur. Dengan demikian
maka tempat tidur yang
posisi kepala menghadap ke
arah barat akan membuat
orang yang tidur diatasnya
berada dalam posisi
melawan arah perputaran
bumi. Oleh sebab itu, orang
yang tidur di atas ranjang
tersebut akan menerima
lebih sedikit energi yang
dibutuhkan untuk
memulihkan kondisi tubuh
melalui tidur.
Arah bangunan  Kebanyakan orang Arah dari bangunan sebuah
rumah membangun rumahnya rumah harus
menghadap ke utara atau memperhatikan arah cahaya,
selatan mata angin, dan sebagainya
agar rumah mendapatkan
cukup penerangan dan

109
ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA

Fokus Sains Masyarakat Sains Ilmiah


Pertanyaan
sirkulasi udara yang baik
sehingga dapat menghemat
energi dan lebih efisien.

Namun, pada dasarnya sebagian masyarakat Pamekasan tidak terlalu percaya


anggapan terhadap pemahaman tentang pengetahuan sains asli tata ruang
tersebut. Sebab, sebagian masyarakat mengatakan hal tersebut merupakan suatu
mitos belaka. Namun, terdapat pula sebagian masyarakat yang masih
mempercayainya. Kepercayaan tersebut turun dari orang tua terdahulu. Di era
modern seperti ini, kebanyakan orang membangun rumah diposisikan sesuai
dengan luas tanah, selera/keinginan orang tersebut, dan kebutuhan orang
tersebut dalam membangun rumah sebab modal banyak akan menghasilkan
model atau posisi serta penataan ruang yang bagus.

KABUPATEN SUMENEP
Obat Tradisional Lenteng Sumenep
1. Deskripsi Desa Lenteng
Desa Lenteng Timur terbagi atas 6 teritorial atau dusun yang setiap dusun
memiliki batas-batas yang telah ditentukan. Curah hujan rata-rata cukup rendah,
sebesar 1.112,4 mm per tahun. Desa Lenteng Timur beriklim tropis dengan tingkat
kelembapan udara kurang dari 65% dan suhu udara rata-rata 23-32 ˚C. Desa
Lenteng Timur secara geografis berjarak ± 15 km dari Kabupaten Sumenep
dengan jarak tempuh 30 menit dan ± 5 Km dari Kecamatan Lenteng dengan jarak
tempuh 10 menit. Desa Lenteng Timur memiliki luas wilayah sekitar 413 hektar
atau 4.13 km2 dan 5.67% Luas kecamatan Lenteng. Dengan batas desa yang
meliputi sebelah utara berbatasan dengan Desa Ellak Laok, sebelah timur
berbatasan dengan Desa Lembung Timur, sebelah selatan berbatasan dengan Desa
Poreh, dan sebelah barat berbatasan dengan Lenteng Barat. Secara umum, mata
pencaharian warga masyarakat Desa Lenteng Timur dapat teridentifikasi ke dalam
beberapa bidang pencaharian, seperti petani, buruh tani, Pegawai Negeri Sipil
(PNS), karyawan swasta, perdagangan, pedagang, pensiunan, transportasi,
konstruksi, buruh harian lepas, guru, nelayan, wiraswasta yang secara langsung
maupun tidak langsung telah memberikan konstribusi terhadap perkembangan
perekonomian masyarakat Desa Lenteng Timur. Dalam perspektif agama,
masyarakat di Desa Lenteng Timur termasuk dalam kategori masyarakat yang
homogen. Hal ini dikarenakan masyarakat Desa Lenteng Timur 100%
penduduknya beragama Islam. Secara kultural, pegangan agama ini didapat dari
hubungan kekeluargaan ataupun kekerabatan yang kental di antara mereka. Selain
itu, perkembangan agama berkembang berdasarkan turunan orang tua ke anak ke
cucunya. Tak hanya agama, tetapi juga kebudayaan yang masih melekat erat di
masyarakat setempat desa Lenteng.

110
ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA

111
ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA

2. Filosofi Desa Lenteng

Gambar 6. Peta Topografi Desa Lenteng


Lenteng merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Sumenep, Pulau
Madura. Jarak dari Kota Sumenep ke Kecamatan Lenteng ini kurang lebih 10 km.
Letak geografisnya berada pada sebelah Timur Kabupaten Pamekasan.
Berdasarkan situs pemerintah Kabupaten Sumenep, Lenteng termasuk dataran
tinggi dan rendah yang terdiri dari sebagian besar tanah daratan dan pesawahan.
Batas wilayah kecamatan Lenteng sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan
Rubaru. Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Bluto. Sebelah timur
berbatasan dengan Kecamatan Batuan. Kemudian sebelah barat Kecamtan
Ganding. Jumlah desa yang ada di Kecamatan Lenteng ada 18. Di Kecamatan
Lenteng Kabupaten Sumenep terdapat sentra para pandai besi di Sumenep
Madura. Para pandai besi di Sumenep tersebar di berbagai penjuru kabupaten,
tepatnya di Desa Lenteng Barat, Kecamatan Lenteng yang terkenal sebagai
kampung para pandai besi. Terdapat satu dusun yang menjadi sentral para pandai
besi, yaitu Dusun Jambu Monyet yang kemudian dikenal sebagai Kampung
Pandhian. Makanya rang yang mandhi besi disebut "Tokang Pandhi" (Bahasa
Madura). Kata Pandhian diambil dari bahasa Madura pandhi dengan asal kata
mandhi yang artinya menempa besi. Sementara pandhian sendiri berarti tempat
menempa besi. Kampung Pandhian ini memiliki mayoritas penduduk yang
menjadi pandai besi, baik menjadi bos, atau hanya sekedar jadi kuli pukul. Belum
ada sejarah yang menjelaskan scara pasti tentang bagaimana terbentuknya asal
usul penamaan. Namun, akhir-akhir ini, Lenteng menjadi salah satu objek
wisatawan setelah adanya wisata baru yang diberi nama Bukit Tinggi. Desa
Lenteng Timur terbagi atas 6 teritorial atau dusun yang setiap dusun memiliki
batas-batas yang telah ditentukan. Curah hujan rata-rata cukup rendah, sebesar
1.112,4 mm per tahun. Desa Lenteng Timur beriklim tropis dengan tingkat
kelembapan udara kurang dari 65% dan suhu udara rata-rata 23-32 ˚C. Desa
Lenteng Timur secara geografis berjarak ± 15 Km dari Kabupaten Sumenep
dengan jarak tempuh 30 menit dan ± 5 km dari Kecamatan Lenteng dengan jarak
tempuh 10 menit. Desa Lenteng Timur memiliki luas wilayah sekitar 413 hektar
atau 4.13 km2 dan 5.67% Luas kecamatan Lenteng. Dengan batas desa yang
meliputi sebelah utara berbatasan dengan Desa Ellak Laok, sebelah timur
berbatasan dengan Desa Lembung Timur, sebelah selatan berbatasan dengan Desa

112
ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA

Poreh, dan sebelah barat berbatasan dengan Lenteng Barat. Secara umum, mata
pencaharian warga masyarakat Desa Lenteng Timur dapat teridentifikasi ke dalam
beberapa bidang pencaharian, seperti petani, buruh tani, Pegawai Negeri Sipil
(PNS), karyawan swasta, perdagangan, pedagang, pensiunan, transportasi,
konstruksi, buruh harian lepas, guru, nelayan, wiraswasta yang secara langsung
maupun tidak langsung telah memberikan konstribusi terhadap perkembangan
perekonomian masyarakat Desa Lenteng Timur. Dalam perspektif agama,
masyarakat di Desa Lenteng Timur termasuk dalam kategori masyarakat yang
homogen. Hal ini dikarenakan masyarakat Desa Lenteng Timur 100%
penduduknya beragama Islam. Secara kultural, pegangan agama ini didapat dari
hubungan kekeluargaan ataupun kekerabatan yang kental di antara mereka. Selain
itu, perkembangan agama berkembang berdasarkan turunan orang tua ke anak ke
cucunya.
3. Hasil Kajian Etnosains
Pengetahuan masyarakat mengenai obat-obatan tradisional yang ada di Desa
Lentang Timur dapat dilihat dari penelitian ini dari tahap observasi dan tanya
jawab dengan salah satu masyarakat setempat yang asli dari Desa Lenteng
tersebut, sebagai subjek atau narasumber untuk mendapatkan data. Berikut
merupakan hasil dari penelitian yang kami lakukan yang berlangsung pada tanggal
3 Mei 2019.

Tabel 25. Hasil Observasi Etnomedisin dalam Kesehatan


No. Kancah Penelitian Sains Masyarakat Sains Ilmiah
(tokoh, lokasi dan
masyarakat)
1. Daun jambu merupakan Daun jambu bagi Obat tradisional
salah satu mayoritas masyarakat Desa merupakan obat-
tumbuhan yang ada di Lenteng dijadikan obatan yang dibuat
Desa Lenteng. Hampir sebagai bahan obat dari bahan alami
seluruh masyarakat desa tradisional. Masyarakat secara tradisional.
Lenteng menanam percaya bahwa daun Obat Diare
pohon jambu di pagar- jambu mampu merupakan obat
pagar rumanya. menyembuhkan buang air besar
penyakit diare. dengan konsistensi
cair sebanyak 3 kali
atau lebih dalam
satu hari.

2. Kecambah Kecambah oleh Obat diabet basah


masyarakat Lenteng merupakan obat
digunakan sebagai bagi penderita yang
alternatif, yaitu obat memiliki kadar gula
penyakit diabet basah. tinggi, saat ia
mengalami luka,
luka ini akan susah

113
ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA

No. Kancah Penelitian Sains Masyarakat Sains Ilmiah


(tokoh, lokasi dan
masyarakat)
sembuh.
3. Jeruk nipis Jeruk nipis oleh Obat batuk
masyarakat lenteng merupakan respon
digunakan sebagai alami dari tubuh
alternatif obat batuk. sebagai sistem
Hal tersebut dilakukan pertahanan untuk
dengan cara mengeluarkan zat
mencampurkan jeruk dan partikel dari
nipis dan kecap manis. dalam saluran
pernapasan, serta
mencegah benda
asing masuk
kesaluran napas
bawah.

4. Mengkudu Oleh masyarakat Obat stroke


Lenteng mengkudu merupakan kondisi
digunakan sebagai yang terjadi ketika
alternatif obat Stroke. pasokan darah ke
otak terganggu atau
berkurang akibat
penyumbatan atau
pecahnya pembuluh
darah.

5. Daun sukarno Daun sukarno oleh Obat gatal-gatal


masyarakat Lenteng merupakan rasa
digunakan sebagai obat tidak nyaman pada
alternatif penyembuh kulit yang memicu
gatal-gatal penderitanya untuk
melakukan garukan.

6. Daun panasilin Oleh masyarakat Obat luka-luka


Lenteng daun panasilin merupakan
digunakan sebagai terputusnya
alternatif obat kontinuitas suatu
pengering luka. jaringan oleh
karena adanya
cidera atau
pembedahan.

114
ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA

No. Kancah Penelitian Sains Masyarakat Sains Ilmiah


(tokoh, lokasi dan
masyarakat)
7. Temulawak Oleh masyarakat Obat penambah
Lenteng digunakan nafsu makan
sebagai alternatif obat merupakan obat
penambah nafsu makan. yang biasanya
digunakan pada
seseorang yang
nafsu makannya
rendah.

Tabel 26. Proses Pembuatan Obat Tradisional


TAHAPAN SAINS MASYARAKAT SAINS ILMIAH
OBAT DIARE
Dihaluskan “obet sakek tabuk enggik panika Sebagai proses awal
Daun Jambu obette bisana ekagebey dari deun agar kandungan zat
jembu seepaalos”. yang ada pada daun
jambu cepat terserap
air.
Terjemahan: Obat diare dibuat
dari penghalusan daun jambu
Direbus Daun “samarena epaalos deunna jembu Agar proses
Jambu saterrossa emassak ngangguy penyerapan zat pada
aeng”. daun jambu lebih
cepat.
Terjemahan: Setelah dihaluskan
maka tahap selanjutnya direbus
dengan menggunakan air.
Disaring “samarena emassak sampek Untuk memisahkan
ngalkan saterrossa esareng ka endapan atau serat
geles”. daun jambu dengan
air.
Terjemahan: Setelah direbus
sampek mateng maka tahap
selanjutnya disaring pada gelas

Pemakaian “Obet diare seap kaagunagi Obat diminum


delemma due kale saare”. berdasarkan
pengalaman
masyarakat setempat,
Terjemahan: obat diare siap normalnya digunakan
digunakan dalam 2 kali sehari dua kali sehari.

115
ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA

TAHAPAN SAINS MASYARAKAT SAINS ILMIAH


Dicuci Kecambah “obet diebet beccah enggik panika Menghilangkan
obette bisana ekagebey deri kotoran yang ada pada
cambeh se ebecco”. kecambah, agar
kecambah tetap bersih
dan kandungan zat di
Terjemahan: Obat diabet basah dalamnya tidak
itu dibuat dari kecambah yang tercampur dengan
dicuci kotoran.
Diredam “samarena ebocco kacambena Agar nutrisi yang ada
Kecambah saterrossa esabek kedelem aeng.” dalam kecambah bisa
terserap oleh air.
Terjemahan: Setelah dicuci maka
tahap selanjutnya diredam
dengan menggunakan air

Disaring “samarena esabek kadelem aeng Memisahkan


saterrossa esareng ka geles.” kecambah dengan air
rendaman.
Terjemahan: Setelah diredam
maka tahap selanjutnya disaring
pada gelas
Pemakaian “Obet Diabet beccah seap Obat diminum
kaagunagi delemma due kale berdasarkan
saare.” pengalaman
masyarakat setempat,
normalnya digunakan
Terjemahan: obat diabet basah dua kali sehari.
siap digunakan dalam 2 kali
sehari
OBAT BATUK
Dicuci Jeruk Nipis “obet betok enggik panika obette Menghilangkan
bisana ekagebey deri jerruk nepes kotoran yang ada pada
se ebecco ngangguy aeng. ” jeruk nipis, agar jeruk
Terjemahan: Obat Batuk itu nipis tetap bersih dan
dibuat dari jeruk nipis yang kandungan zat di
dicuci pakek air dalamnya tidak
tercampur dengan
kotoran.
Diperas Jeruk “samarena ebocco jerruk nepesna Agar gizi (vitamin C,
Nipis saterossa jerrukna eperes esabek dll) yang ada di dalam
gelles.” jeruk nipis bisa keluar.
Terjemahan: setelah dicuci jeruk

116
ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA

TAHAPAN SAINS MASYARAKAT SAINS ILMIAH


nipis maka selanjutnya jeruk
nipis diperas ke dalam gelas
Dicampurkan “samarena eperes jerruk nepes Penambahan kecap
saterossa ecampor moso kecap.” pada perasan jeruk
nipis berguna untuk
mengurangi keasaman
Terjemahan: setelah diperas dari air jeruk nipis.
jeruk nipis maka selanjutnya Kecap pada dasarnya
dicampurkan sama kecap tidak memiliki manfaat
tertentu untuk batuk
dan gangguan
pernapasan lainnya.
Pemakaian “Obet Betok seap kaagunagi Obat diminum
delemma due kale saare.” berdasarkan
pengalaman
masyarakat setempat,
Terjemahan: Obat Betok siap normalnya digunakan
digunakan dalam 2 kali sehari dua kali sehari.
OBAT STROKE
Dicuci Buah “Obet seterok enggik panika Menghilangkan
Mengkudu obette bisana ekagebey deri buena kotoran yang ada pada
pace se ebecco ngangguy aeng. ” buah mengkudu, agar
buah mengkudu tetap
bersih dan kandungan
Translate: Obat stroke itu dibuat zat di dalamnya tidak
dari buah mengkudu yang dicuci tercampur dengan
pakai air kotoran.
Dikeringkan Buah “samarena ebeccok buena pace Agar air yang
Mengkudu saterrossa epakereeng ka panassa terkandung dalam
are sampek kaluar aengga buenan buah mengkudu dapat
pace.” keluar setelah
Terjemahan: setelah dicuci buah dipanaskan di bawah
mengkudu maka selanjutnya sinar matahari.
dikeringkan di bawah matahari
sampai keluar air dari buah
mengkudu.
Disaring “samarena epakerreng buena Agar buah mengkudu
pace saterossa esareng kadelem dan air mengkudu bisa
gelles.” terpisah secara
sempurna.
Terjemahan: Setelah dikeringkan
buah mengkudu maka
selanjutnya disaring ke dalam

117
ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA

TAHAPAN SAINS MASYARAKAT SAINS ILMIAH


gelas
Pemakaian “Obet setrok seap kaagunagi Obat diminum
delemma due kale saare.” berdasarkan
pengalaman
masyarakat setempat,
Terjemahan: Obat stroke siap normalnya digunakan
digunakan dalam 2 kali sehari dua kali sehari.
OBAT LUKA-LUKA
Ditumbuk “Obet loka-loka enggi paneka Sebagai proses awal
obette biasana ekagebey deri agar kandungan zat
deunna panasilin se etette.” yang ada pada daun
panasilin cepat keluar.
Terjemahan: Obat Luka-luka itu
dibuat dari daun Panasilin yang
ditumbuk
Digosokkan “Samarena etette deunna Agar zat yang
panasilin saterossa egosok agi ka terkandung pada daun
beden se loka.” panasilin lebih cepat
terserap langsung ke
luka.
Terjemahan: setelah ditumbuk
daun panasilin selanjutnya
digosokkan ke badan yang luka
Dibilas “Samrena egosok agi deunna Membersihkan sisa-
panasilin ka se beden loka sisa serat tumbuhan
saterossa e bilas deri aeng.” yang ada pada luka.

Terjemahan: setelah digosokkan


daun panasilin pada badan yang
luka selanjutnya di bilas
menggunakan air
Pemakain “Obet loka-loka seap kaagunagi Obat dioleskan
delemma due kale saare” berdasarkan
pengalaman
masyarakat setempat,
Terjemahan: Obat luka-luka siap normalnya digunakan
digunakan dalam 2 kali sehari dua kali sehari.
OBAT GATAL-GATAL
Dicuci “Obet getel-getel enggik panika Menghilangkan
obette bisana ekagebey deri kotoran yang ada pada
deunna mimbe se ebecco daun Sukarno, agar
ngangguy aeng.” daun Sukarno tetap

118
ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA

TAHAPAN SAINS MASYARAKAT SAINS ILMIAH


bersih dan kandungan
Terjemahan: Obat gatel-gatel itu zat di dalamnya tidak
dibuat dari daun sukarno yang tercampur dengan
dicuci pakek air kotoran.
Dikeringkan “samarena ebecco deunna mimbe Agar kandungan zat
saterosssa epakerreng ka panassa pada daun Sukarno
are.” lebih awet.

Terjemahan: setelah dicuci daun


sokarno maka selanjutnya
dikeringkan dibawah matahari.
Dihaluskan “Samarena epakerreng deunna Mempercepat proses
mimbena saterossa epaalos.” pengeluaran zat.

Terjemahan: Setelah dikeringkan


daun sokarno maka selanjutnya
dihaluskan daun sukarno.
Direbus “Samarena epaalos deunna Mempercepat
mimbena saterossa emassak penyerapan zat yang
ngangguy aeng.” ada pada daun Sukarno

Terjemahan: Setelah dihaluskan


daun sokarno maka selanjutnya
direbus menggunakan air.
Disaring “Samarena emassak edeunna Memisahkan serat atau
mimbena saterossa esareng ka endapan dengan air.
delem gelles.”

Terjemahan: setelah direbus


daun sukarno maka selanjutnya
disaring ke dalam gelas
Pemakaian “Obet getel-getel seap kaagunagi Obat diminum
delemma due kale saare.” berdasarkan
pengalaman
masyarakat setempat,
Terjemahan: Obat gatel-gatel normalnya digunakan
siap digunakan dalam 2 kali dua kali sehari.
sehari
OBAT PENAMBAH NAFSU MAKAN
Dicuci “Obet nambei oreng setakendek Menghilangkan
ngakan enggik panika obette kotoran yang ada pada

119
ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA

TAHAPAN SAINS MASYARAKAT SAINS ILMIAH


bisana ekagebey deri temulawak temulawak, agar
se ebecco ngangguy aeng.” temulawak tetap
bersih dan kandungan
zat di dalamnya tidak
Terjemahan: Obat penambah tercampur dengan
nafsu makan itu dibuat dari kotoran.
temulawak yang dicuci pakai air
Ditumbuk “Samrena e becco temulawakna Sebagai proses awal
saterrossa etette sampek kasar.” agar kandungan zat
yang ada pada
temulawak cepat
Terjemahan: setelah dicuci, keluar.
temulawaknya selanjutnya
ditumbuk sampai kasar
Direbus “Samrena e tette temulawakna Agar kandungan zat
saterrossa emassak ngangguy pada temulawak bisa
aeng.” cepat larut dalam air.

Terjemahan: setelah ditumbuk


temulawaknya selanjutnya
direbus menggunakan air.
Disaring “Samrena emassak temulawakna Memisahkan setar atau
saterrossaesareng ka delem endapan temulawak
gelles.” dengan air rebusan
temulawak.
Terjemahan: setelah
temulawaknya direbus
selanjutnya disaring ke dalam
gelas .
Pemakaian “Obet nambei oreng setakendek Obat diminum
ngakan seap kaagunagi delemma berdasarkan
due kale saare.” pengalaman
masyarakat setempat,
normalnya digunakan
Terjemahan: obat penamabah dua kali sehari.
nafsuh makan siap digunakan
dalam 2 kali sehari

Kebiasaan di Kampung Pasir Sumenep


1. Deskripsi Wilayah
Desa Legung Timur merupakan salah satu daerah dengan luas wilayah
sebesar 368,63 ha yang terletak sekitar kurang lebih 6,7 km dari kecamatan
Batang-Batang dan sekitar 27,7 km dari Kabupaten Sumenep, Provinsi Jawa

120
ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA

Timur. Wilayah Desa Legung Timur berada pada ketinggian 0-19 m dari atas
permukaan laut dan beriklim tropis dengan kelembaban udara kurang lebih 65%,
dan suhu udara rata-rata 24-32°C. Angka curah hujan rata-rata cukup rendah,
yaitu 93,00 mm per tahun dan curah hujan terendah terjadi antara bulan Juni
sampai bulan Oktober. Desa Legung Timur berbatasan dengan beberapa daerah,
sebelah utara berbatasan dengan Laut Jawa, sebelah timur berbatasan dengan
Desa Dapenda, sebelah selatan berbatasan dengan Desa Nyabakan Barat, dan
sebelah barat berbatasan dengan Desa Legung Barat.
2. Filosofi Daerah
Desa Legung berasal dari kata agung atau dalam bahasa madura memiliki art
bujhu’ (buyut). Pada masa penjajahan Belanda terdapat agung atau nenek moyang
Legung yang bernama Syafi’e (biasa disebut Gung Walli) yang menjadi panutan
masyarakat karena memiliki kesaktian dan merupakan seseorang yang sangat
menjunjung tinggi nilai sopan santun. Pada zaman dahulu, terjadi pertempuran
sengit antara Gung Walli dengan Raja Bali dalam perebutan Putri Mahkota yang
konon katanya putri tersebut akan dipersunting oleh Raja Bali. Namun, karena
faktor perbedaan kepercayaan menyebabkan sebuah permusuhan anatara Gung
Walli dengan Raja Bali. Pertempuaran antara kedua belah pihak tersebut
dimenangkan oleh Gung Walli. Kemenangan tersebut menjadi kebanggan
tersendiri bagi masyarakat, telinga Raja Bali putus ditangan Gung Walli. Hal
tersebut menjadi simbol kemenangan bagi masyarakat Legung sampai saat ini,
yaitu dengan dijadikan jajanan sesajen dalam beberapa acara-acara penting,
jajanan tersebut disebut kopeng beli (Telinga Raja Bali).
3. Hasil Kajian Etnosains
Berdasarkan hasil observasi pada masyarakat tentang kesehatan dan
pengobatan pada ibu hamil, berikut tabel perbandingan sains masyarakat dan
sains ilmiah dalam kesehatan dan pengobatan pada ibu hamil.
Tabel 27. Hasil Kajian Etnosains
Kajian Sains Masyarakat Sains Ilmiah
Makan nanas dan Ibu hamil tidak boleh makan Pada buah nanas
makan makanan nanas karena khawatir mengandung bromelain,
pedas menimbulkan rasa panas dan tidak disarankan
tidak boleh makan pedas dikonsumsi selama
karena khawatir bayinya kehamilan. Kandungan
sakit mata ini dapat memecah
protein dalam tubuh dan
pendarahan abnormal.
Duduk di pintu dan Ibu hamil tidak boleh duduk Duduk di tengah pintu
duduk di lantai di tengah pintu dan tidak terbuka akan
boleh duduk di lantai tanpa memperbesar potensi
alas tikar. Masyarakat masih ibu hamil untuk
percaya pada adanya terpapar penyakit yang
gangguan jin yang dapat ditularkan melalui
mengancam keselamatan udara, atau yang biasa
disebut dengan airborne

121
ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA

Kajian Sains Masyarakat Sains Ilmiah


bayi dalam kandungan disease.
Minum jamu Orang hamil harus minum Jamu tidak hanya
jamu supaya sehat bayinya. diandalkan sebagai obat
alternatif saja, tetapi
dipercaya juga bisa
meningkatkan sistem
kekebalan tubuh dan
stamina tubuh.
Membunuh binatang Ibu hamil dan suami tidak Cacat janin disebabkan
boleh membunuh binatang oleh kekurangan gizi,
karena khawatir bayinya penyakit, keturunan,
cacat. atau pengaruh radiasi
kimia.
Menguburkan ari-ari Ari-ari atau plasenta harus Plasenta atau ari-ari
atau plasenta dimasukkan ke dalam kendi merupakan bagian
dan dikubur agar ari-ari tubuh yang harus
dingin. dibuang setelah
persalinan.
Pemakaian gurita Ibu yang baru melahirkan Pemakaian gurita pada
harus memakai gurita dan ibu setelah melahirkan
minum jamu serta tidak agar perut kembali
keluar rumah 40 hari. kencang dan langsing.
Pemakaian bedong Bayi dibedong agar kakinya Membedong bayi dapat
bayi tidak bengkok mengurangi risiko SIDS
(Suden Infant Death
Syndrome). Bedong bayi
dapat membuat bayi
lebih tenang dan akan
mengingatkannya pada
suasana dalam rahim
yang hangat. Pergerakan
tangan dan kaki bayi
yang dibedong akan
membantu bayi
mengembangkan
keterampilan
motoriknya.
Obat untuk bayi Bayi sakit,ibunya yang Bayi belum bisa minum
minum jamu jamu, sehingga jamu
tersebut diminum oleh
ibunya dan jamu akan
masuk ke anak melalui
ASI

122
ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA

Kajian Sains Masyarakat Sains Ilmiah


Kelahiran Bayi yang lahir pada usia 7 Ketika bayi berumur 7
bulan lebih kuat bulan dalam kandungan
dibandingkan 8 bulan posisi kepala bayi
berapa dibawah
sehingga jika bayi lahir
kemungkinan besar
masih dapat bertahan
walau dilahirkan secara
alami dan harus dirawat
dalam inkubator dalam
bebarapa hari.
Sedangkan bayi
berumur 8 bulan dalam
kandungan posisi bayi
akan bertukar tempat
menjadi kaki berada
dibawah (menghadap ke
tanah) sehingga ketika
dilahirkan secara
normal maka yang akan
keluar pertama adalah
kaki.
Mandi 7 bulanan Mandi 7 bulanan dilakukan Pada usia 7 bulan bayi
untuk memberikan dalam kandungan
ketenangan bagi calon ibu banyak perubahan dan
perkembangan lebih
pesat
Penentuan jenis Jenis kelamin bayi Bentuk perut ibu hamil
kelamin berdasarkan bentuk perut dipengaruhi oleh
ibu struktur otot rahim,
kekuatan otot perut dan
jumlah kelahiran
Persiapan Tidak boleh mempersiapkan Karena mempersiapkan
perlengkapan perlengkapan bayi sebelum peralatan sebelum lahir
lahir jika tidak sesuai dengan
jenis kelamin bayi maka
perlengkapan bayi yang
sudah dibeli mubazir

123
ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA

Kajian Sains Masyarakat Sains Ilmiah


Tidur di Pasir Ketika tidur di pasir saat Tekstur pasir yang dapat
musim panas maka akan menyesuaikan pada
terasa dingin, begitu juga bentuk lekukan tubuh
sebaliknya sehingga terasa membuat badan rileks
terapi alami. sehinnga sirkulasi aliran
darah menjadi lancer.

Wisata Religi di Guluk-Guluk Sumenep


1. Deskripsi Wilayah Batu Ampar, Guluk-Guluk, Sumenep
Wilayah Kabupaten Sumenep berada di ujung timur Pulau Madura yang
terletak di antara 113°32'54"-116°16'48" Bujur Timur dan di antara 4°55'-7°24'
Lintang Selatan, dengan batas-batas sebagai berikut.
a. Sebelah selatan berbatasan dengan Selat Madura
b. Sebelah utara berbatasan dengan Laut Jawa
c. Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Pamekasan
d. Sebelah timur berbatasan dengan Laut Jawa dan Laut Flores
Wilayah Kabupaten Sumenep terdiri dari daratan dan kepulauan. Sebanyak
126 pulau tersebar membentuk gugusan pulau-pulau baik berpenghuni maupun
tidak berpenghuni. Kabupaten Sumenep terdiri dari 27 kecamatan, 4 kelurahan,
dan 330 desa (Badan Pusat Statistik Kabupaten Sumenep, 2018).
Salah satu desa di Kabupaten Sumenep adalah Desa Batu Ampar yang berada
di Kecamatan Guluk-Guluk. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kabupaten
Sumenep (2018), Desa Batu Ampar memiliki luas 7,89 km2 yang terdiri 5 dusun,
yaitu Perengan Laok, Perengan Daya, Brumbung, Somalang, dan Semah, serta
terdiri dari 5 Rukun Warga dan 12 Rukun Tetangga dengan jumlah penduduk
5.906 yang terdiri dari 2.928 berjenis kelamin laki-laki dan 3.175 berjenis kelamin
perempuan. Secara geografis, desa ini merupakan daerah paling barat (bagian
tengah Pulau Madura) dari Kabupaten Sumenep yang berbatasan langsung dengan
Kabupaten Pamekasan. Jarak yang jauh tersebut, membentuk tatanan sosial dan
budaya yang berbeda dengan masyarakat Sumenep pada umumnya. Perbedaan
yang sangat jelas bisa kita temukan pada aksen bahasanya. Namun, desa ini
mempunyai hubungan yang sangat erat dengan kerajaan Kota Sumenep maka
budaya Sumenep masih sering dijumpai dalam berbagai kesehariannya.

124
ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA

Gambar 7. Lokasi Desa Batu Ampar, Guluk-Guluk, Sumenep

2. Filosofi Daerah Batu Ampar, Guluk-Guluk, Sumenep


Secara umum, budaya Desa Batu Ampar tersebut lebih didominasi oleh
budaya Islam. Hal ini terjadi karena 100% masyarakat Batu Ampar menganut
agama Islam sehingga kegiatan setiap harinya tidak jauh dari syariat dan norma
keislaman. Bahkan, tempat ibadah seperti musala atau langghar adalah tempat
yang paling sering digunakan untuk bersosial seperti menerima tamu dan acara
lainnya. Dengan demikian, sangat wajar jika kita akan menjumpai musala hampir
di depan setiap rumah masyarakat.
Religiusitas dibangun oleh para petinggi agama seperti kiai, ustad, dan kaum
santri. Karena kekentalan agama di desa ini maka pengaruh petinggi agama
menjadi besar. Namun, desa Batu Ampar masih mempunyai kekerabatan erat
dengan Kerajaan Sumenep, maka aktor penting lainnya yang juga sangat
berpengaruh, yaitu keturunan kerajaan atau sering disebut ‘Kelauarga dhalam’.
Bahkan pengaruhnya lebih besar dari kiai sekalipun. Hal ini terbukti dengan
cacatan sejarah pemegang kekuasaan Desa Batu Ampar yang masih didominasi
oleh keluarga dhalam.
Dalam konteks perekonomian, dominasi penggerak ekonomi di Madura
adalah dari sektor pertanian, peternakan, dan buruh migran. Desa Batu Ampar
juga tak jauh beda dengan daerah lainnya. Masyarakatnya juga bertani tembakau
dan padi sebagai komoditas andalan, berternak walau hanya sepasang hewan,
berdagang di pasar dan toko, menjadi PNS, merantau sebagai buruh migran, dan
lain-lainnya. Hal yang menarik adalah salah satu dusun ada yang masyarakatnya
memiliki kecenderungan yang sangat tinggi untuk berwirausaha. Hal ini tercermin
dari dominasi masyarakatnya sebagai pedagang di berbagai pasar tradisional,
seperti Pasar Pakong, Pasar Ganding, Pasar Prenduan, Pasar Guluk-guluk, dan
tentu saja Pasar Batu Ampar.

125
ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA

3. Hasil Kajian Etnosains


Tabel 28. Hasil Kajian Etnosains

Sains Masyarakat Sains Ilmiah

1. Shadaqah 1. Dalil tentang shadaqah


Q : Ketika bulan muharrom (sora) dan shofar di Nabi saw. bersabda;
daerah sumenep kebiasaan membuat bubur, itu ‫الصدقة ت ُس ُُد سبعني بابا من السوء‬
filosofinya bagaimana?
“Sedekah menutup 70 pintu
keburukan.” (HR. Thabrani).
A : Itu semua diniati sedekah atau selamatan,
Sedangkan kutipan dari
agar tidak mengganggu atau menyalahi aqidah
narasumber diambil dari
kita. Baik bubur atau tajin sorah ataupun tajin
kitab “Tathrîz Riyâdhish
sappar, semuanya untuk shodaqah li daf’il bala’
Shâlihîn” dan “Dalîlul Fâlihîn
(menolak bala’)
li-Thuruqi Riyâdhish
Shâlihîn”—keduanya syarah
(penjelasan) kitab Riyadhus
Shalihin—terdapat
penjelasan:
ُُ ‫إ ُُن ال‬
ُ‫ص ُدقُةُ تُ ُدفُ ُع اُلبُالُء‬
Sesungguhnya sedekah dapat
menolak malapetaka.

2. Dalil tentang ziarah


kubur
Seperti yang telah
2. Ziarah Kubur disampaikan oleh
narasumber bahwa
Rasulullah shallallahu alaihi
Q : Kemudian bagaimana dengan kebiasaan wa sallam bersabda:
nyalase atau ziarah kubur, Bapak?
‫زوروا القبور فإهنا تذكركم املوت‬
“Berziarahlah kalian ke
A : Di daerah sini dibiasakan nyalase atau zirah
kuburan, karena ziarah
ke kuburan orang-orang sholeh, dengan maksud
kubur mengingatkan kalian
mengikuti apa yang di sampaikan rosul yang
akan kematian.” (HR. An
artinya “Ziarahlah kamu ke kuburan, karena
Nasai dan lainnya)
sesungguhnya ziarah kubur mengingatkan
kematian.” Kemudian dalam syair arab juga
disebutkan “Wahai saudaraku, singsingkan
lengan bajumu janganlah berhenti mengingat
kematian. Karena sesungguhnya orang yang lupa
mati itu adalah sesat yang nyata.” Jadi, setiap
kita ziarah kubur dengan maksud:

126
ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA

Sains Masyarakat Sains Ilmiah

1. Mengingat kematian, bukan dalam maksud


memohon pertolongan pada orang yang telah
meninggal
2. Bentuk cinta kepada orang-orang yang
sholeh dengan mendoakan beliau.

3. Nadzar
Q : Bagaimana dengan kebiasaan masyarakat di 3. Dalil tentang
desa ini dalam hal sering meletakkan uang di nadzar
atas kuburan saat berziarah? Dari ‘Aisyah radhiyallahu
A : Sebenarnya hal ini tidak diperbolehkan, akan ‘anha, dari Nabi shallallahu
tetapi biasanya orang yang meletakkan uang ini ‘alaihi wa sallam, beliau
punya nadzar, misalnya “Jika keinginan saya bersabda,
tercapai, maka saya akan meletakkan uang di ُ‫ُم ُن نُ ُذ ُر أُ ُن يُ ُطي ُع اللُُهُ ف‬
atas kuburan beliau” yang tujuannya bukan ‫ ُوُم ُن نُ ُذ ُر أُ ُن‬، ُ‫ُليُ ُط ُعه‬
diberikan kepada kuburan tapi diberikan kepada
‫ص ُه‬
ُ ‫صي ه فُالُ ي ُع‬
ُ
ُ
ُ ُ ‫يُ ُع‬
orang yang menjaga, merawat, membersihkan
kuburan tersebut. Jadi, setelah itu oleh penjaga “Barangsiapa yang bernazar
uang tersebut akan diambil. untuk taat pada Allah, maka
Terutama di desa ini terdapat pasarean atau asta penuhilah nazar tersebut.
atau kuburan dari K. Abdullah yang salah satu Barangsiapa yang bernazar
raja Sumenep. Beliau memiliki putra yang untuk bermaksiat pada Allah,
dikenal dengan nama Bindhere Saot yang maka janganlah memaksiati-
kuburannya ada di Asta Tinggi Sumenep. Nya. ” (HR. Bukhari no. 6696)

4. Syeikh Abdul Qodir Al-Jailani


Q : Bagaimana dengan kebisaan religius lainnya
di daerah ini?

A : Di desa ini terdapat kebisaan sabelesen


(Sebelasan), yakni dilaksanakan tiap tanggal 11 4. Tentang Syeikh
dalam kalender Hijriah, tradisi diisi dengan tahlil Abdul Qodir Al-Jailani dan
dan sholawatan yang dihadiri oleh bapak-bapak karomahnya
ataupu remaja/anak-anak lelaki desa, dalam
Nama lengkap Sulthanul
rangka menghormati dan mengenang Syeikh
Auliya ini adalah Abu
Albdul Qodir Jailani. Dalam sabelesen terdapat
Muhammad Abdul Qadir bin
tradisi menyembelih ayam jantan dan dimasak
Abi Salih bin Janki Dusti bin
oleh kaum adam di desa ini. Hal ini untuk
Yahya Muhammad bin Daud
mengingat cerita karomah Syeikh Abdul Qodir
bin Musa bin Abdullah bin
Jailani, sebagai penghormatan kepada beliau
Hasan bin Ali bin Abi Thalib.
sebagai waliyullah. Salah satu kisah tentang
Beliau termasuk ahlul bayt
atau keturunan Rasulullah

127
ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA

Sains Masyarakat Sains Ilmiah

karomah beliau adalah: Saw.


Tokoh sufi ini dilahirkan di
Suatu ketika ada seorang perempuan datang Kota Jilan pada pertengahan
menghadap Syeikh Abdul Qodir Jailani bulan Ramadan tahun 471 H
mengantarkan anaknya untuk berguru pada dari pasangan suami-istri Ali
Syeh untuk mempelajari ilmu. Syeikh bin Abi salih Abdullah Janki
memerintahkan agar si anak harus belajar Dusti dengan Umul Khoer
dengan tekun mengikuti cara-cara orang salaf Fatimah binti Abi Abdullah
dan ditempatkan di ruang khalwat. As-Sawma’i. Ibundanya
termasuk ahlul bayt juga,
ayahandanya adalah Abi
Beberapa hari kemudian, si ibu datang Abdullah As-Sawma’i anak
menengok anaknya dan dilihat tubuh anaknya dari Sayyid Abi Jamaluddin
itu menjadi kurus, makannya hanya roti kering Muhammad bin Abi Al-Ata
dan gandum. Si ibu kemudian masuk ke ruang Abdullah bin Kamalauddin
Syeikh dan melihat di hadapannya tulang-tulang Isa bin Muhammad Al-
sisa makanan daging ayam yang sudah bersih. Jawwad bin Ali Ridha bin
Musa Al-Kadzim bin Ja’far
Shodiq bin Muhammad bin
Ibu itu berkata, "Kalau saya perhatikan, Tuan
Al-Baqir bin Zaenal Abidin
Syeikh makan dengan makanan serba enak,
bin Hasan bin Ali bin Abi
sedang anak saya badannya kurus karena
Thalib.
makanannya hanya bubur gandum dan roti
kering, untuk hal itu apa makananya sehingga Sulthonul Auliya ini menetap
ada perbedaan?" di kota kelahirannya hanya
sampai umur 18 tahun.
Kemudian hijrah ke kota
Mendengar pertanyaan itu lalu Syeikh Baghdad hingga wafatnya.
meletakkan tangannya di atas tulang-belulang Menurut Syeikh Al-Baghdadi
ayam sambil berkata: dalam kitabnya “Al-
‫قوه بارى اهلل تعالى الزي ٍح العظام وهٍ سهٍن‬ Marasyid” nama Jailani
sebenarnya bukan nama
Quumii bi-idznillahi ta'alaa alladzii yuhyil
kota, tetapi nama suatu
'idzhooma wa hiya romiim. (Berdirilah dengan
kawasan yang terletak di
izin Allah yang menghidupkan tulang belulang
seberang daerah Tabaristan,
yang sudah hancur.)
yaitu sebuah kawasan yang
terletak antara pegunungan
Lalu berdirilah tulang belulang itu menjadi ayam Tabaristan dan pantai
kembali, sambil berkokok : ‫ ال اله اال اهلل هحوذ سسول اهلل‬selatan Laut Kaspiya.
‫( الشٍخ عبذ القادس ول اهلل‬Tidak ada Tuhan selain Alloh, Sekarang wilayah ini menjadi
Muhammad utusan Alloh, Syekh Abdul Qodir salah satu Provinsi Replubik
kekasih Alloh) Islam Iran.
Syeikh Abdul Qadir, belajar
Setelah itu kemudian Syeikh berkata kepada ibu membaca Al-Quran dan
anak itu, "Kalau anakmu sudah dapat berbuat memperdalam tafsirnya

128
ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA

Sains Masyarakat Sains Ilmiah

seperti ini, maka ia boleh makan seenaknya asal pada Syeikh Abi Al-Wafa Ali
yang halal." bin Aqil dan Abi Al-Khatab
Mahfud Al-Kalwajani. Kedua
ulama tersebut mengikuti
Ibu itu merasa malu oleh Syeh dan mohon maaf mazhab Hanbali. Sedangkan
atas prasangka yang buruk. Dengan keyakinan memperdalam hadis dan
bulat, ibu itu menyerahkan anaknya kepada ilmu hadis berguru pada
Syeikh untuk dididik. beberapa ulama, di
antaranya: Abi Ghalib
Tarbiyah itu adalah untuk membina dan melatih Muhammad bin Abi Al-Hasan
pikiran yang merupakan hal paling sulit. Itulah Al-Balaqalani.
yang diperlukan seseorang yang ingin senang Ilmu fiqih beliau dibimbing
tentu harus berusaha keras untuk mencapainya. oleh ulama-ulama
Demikian juga orang yang ingin berhasil maka ia bermazhab Hanbali dari Jilan
harus belajar dengan sungguh-sungguh yakni Abi Said Al-
sebagaimana dikatakan Syeikh Abdul Qodir Makharami. Mempelajari
Jailani. ilmu tasawuf dan
kerohaniyahan Syeikh Abdul
Qadir nyantri kepada
Muhammad Al-Dabbas.
Oleh karena itu, Syeikh sufi
besar ini menjadi salah
seorang ulama yang sangat
mumpuni dalam berbagai
cabang ilmu pengetahuan
Islam sehingga beliau
menjadi salah seorang ulama
yang sangat berpengaruh
dan menjadi tokoh panutan
umat Islam, dan Dikenal
banyak memiliki karamah-
karamah.
Salah satu contoh kisah
karamah beliau adalah kisah
yang disampaikan oleh
narasumber.

129
ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA

Jamu di Kabupaten Sumenep


1. Deskripsi Wilayah Sumenep
Wilayah Kabupaten Sumenep berada di ujung timur Pulau Madura yang
terdapat 27 Kecamatan, 19 Kecamatan daratan, dan 8 Kecamatan kepulauan.
Kabupaten Sumenep memiliki 126 pulau. Pulau paling utara adalah Pulau
Karamian yang terletak di Kecamatan Masalembu dengan jarak ±151 mil laut dari
Pelabuhan Kalianget, dan pulau yang paling timur adalah Pulau Sakala dengan
jarak ±165 miI laut dari Pelabuhan Kalianget.
Posisi geografis Kabupaten Sumenep terletak di antara 113º 32’ - 116º 16’
Bujur Timur dan 4º 55’ - 7º 24’ Lintang Selatan, dengan batas-batas sebagai
berikut.
 Sebelah Selatan : Selat Madura
 Sebelah Utara : Laut Jawa
 Sebelah Barat : Kabupaten Pamekasan
 Sebelah Timur : Laut Jawa dan Laut Flores
Secara administratif Kabupaten Sumenep termasuk dalam wilayah Provinsi
Jawa Timur. Kabupaten Sumenep terdiri dari 27 wilayah kecamatan, 332
desa/kelurahan dengan luas wilayah keseluruhan mencapai 2,093.47 km2. Pusat
pemerintahan kabupaten berada di Kota Sumenep tepatnya di Kecamatan Kota
Sumenep. Nama-nama kecamatan di kabupaten Sumenep, yaitu Bluto, Pragaan,
Kalianget, Kota Sumenep, Guluk-guluk, Pasongsongan, Manding, Batu Putih,
Nonggunong, Gayam, Kangayan, Masalembu, Saronggi, Giligenting, Talango,
Batuan, Lenteng, Ganding, Ambunten, Rubaru, Dasuk, Gapura, Batang-batang,
Dungkek, Raas, Sapeken, dan Arjasa.
2. Filosofi Daerah Sumenep
Diceritakan dalam sejarah Madura bahwa cucu Bukabu mempunyai anak
bernama Dewi Saini alias Puteri Kuning (disebut Puteri Kuning karena kulitnya
yang sangat kuning) dan ia senang bertapa. Dengan perkawinan batin dengan
Adipoday (juga suka bertapa) putra kedua dari Penembahan Blingi bergelar Ario
Pulangjiwo, lahirlah dua orang putra masing-masing bernama Jokotole dan
Jokowedi.
Kedua putra tersebut ditinggalkan begitu saja di hutan. Putra yang pertama,
Jokotole diambil oleh seorang pandai besi bernama Empu Kelleng di Desa
Pakandangan dalam keadaan sedang disusui oleh seekor kerbau putih, sedangkan
putra yang kedua Jokowedi ditemukan di Pademawu oleh seorang Empu.
Kesenangan Jokotole sejak kecil ialah membuat senjata-senjata, seperti keris,
pisau, dan perkakas pertanian. Bahannya cukup dari tanah liat tetapi Jokotole
dapat merubahnya menjadi besi, demikian menurut cerita. Pada usianya yang
mencapai 6 tahun bapak angkatnya mendapat panggilan dari Raja Majapahit
(Brawijaya VII) diminta untuk membantua membuat pintu gerbang.
Diceritakan selama 3 tahun keberangkatannya ke Majapahit Empu Kelleng
belum juga ada kabarnya sehingga mengkhawatirkan Nyai Empu Kelleng
Pakandangan karena itu Nyai menyuruh anaknya, Jokotole untuk menyusul dan

130
ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA

membantu ayahnya. Ketika dalam perjalanannya melewati Pantai Selatan Pulau


Madura ia berjumpa dengan seorang yang sudah tua di desa Jumiang yang tak lain
adalah pamannya sendiri saudara dari Ayahnya yaitu Pangeran Adirasa. Pangeran
Adirasa sedang bertapa dan iapun memanggil Jokotole untuk menghampirinya.
Lalu Jokotolepun menghampiri Adirasa dan menceritakan permulaan sampai
akhir hal ihwal hubungan keluarga. ia memperkenalkan adik Jokotole yang
bernama Jokowedi. Selain itu, Jokotole menerima nasihat-nasihat dari Adirasa dan
ia juga diberi bunga melati. Bunga melati itu disuruhnya untuk dimakan sampai
habis yang nantinya dapat menolong bapak angkatnya itu yang mendapat
kesusahan di Majapahit dalam pembuatan pintu gerbang.
Pembuatan pintu gerbang itu harus dipergunakan alat pelekat, pelekat yang
nantinya akan dapat keluar dari pusar Jokotole sewaktu ia dibakar hangus. Oleh
karena itu, nantinya ia harus minta bantuan orang lain untuk membakar dirinya
dengan pengertian jika Jokotole telah hangus terbakar menjadi arang pelekat yang
keluar dari pusarnya supaya cepat-cepat diambi. Jika sudah selesai, ia harus segera
disiram dengan air supaya dapat hidup seperti sediakala.
Jokotole diberi petunjuk bagaimana cara untuk memanggil pamannya
(Adirasa) apabila ia mendapat kesukaran. Selain mendapat nasihat-nasihat, ia juga
mendapat kuda hitam bersayap (Si Mega) sehingga burung itu dapat terbang
seperti burung Garuda dan sebuah Cemeti dari ayahnya sendiri, Adipoday. Setelah
Jokotole pamit untuk ke Majapahit, sesampainya di Gresik ia mendapat rintangan
dari penjaga-penjaga pantai karena ia mendapat perintah untuk mencegat dan
membawa dua saudara itu ke istana. Pperintah raja itu berdasarkan mimpinya
untuk mengambil menantu yang termuda di antara dua sesaudara itu. Dua
sesaudara itu datanglah ke istana, ketika dua orang bersaudara itu diterima oleh
Raja dan kemudian diadakan ramah tamah. Kemudian diutarakan niatan Raja
menurut mimpinya. Oleh karena itu, dengan iklas Jokotole meninggalkan adiknya
dan melanjutkan perjalanannya menuju Majapahit.
Setelah mendapat izin dari ayah angkatnya untuk menemui Raja Majapahit, ia
lalu ditunjuk sebagai pembantu empu-empu. Pada saat bekerja dengan empu-
empu, Jokotole minta kepada empu-empu supaya dirinya dibakar menjadi arang.
Bila telah terbakar supaya diambilanya apa yang dibakar dari pusarnya dan itulah
nantinya yang dapat dijadikan sebagai alat pelekat. Apa yang diminta Jokotole
dipenuhi oleh empu-empu sehingga pintu gerbang yang tadinya belum bisa
dilekatkan maka sesudah itu dapat dikerjakan sampai selesai. Setelah bahan
pelekatnya diambil dari pusar Jokotole ia lalu disiram dengan air supaya dapat
hidup kembali.
Selanjutnya, yang menjadi persoalan ialah pintu gerbang tadi tidak dapat
didirikan oleh empu-empu karena beratnya. Dengan bantuan Jokotole yang
mendapat bantuan dari pamannya Adirasa yang tidak menampakkan diri, pintu
gerbang yang tegak itu segera dapat ditegakkan sehingga perbuatan tersebut
menakjubkan bagi Raja, Pepatih, menteri-menteri, dan juga bagi empu-empu.
Bukan saja di bidang teknik, Jokotole memberi jasa-jasanya pula melalui
bantuannya, misalnya dalam penaklukan Blambangan. Atas jasa-jasanya itu, Raja
Majapahit berkenan menganugerahkan Putri mahkota yang bernama Dewi Mas
Kumambang. Akan tetapi, karena hasutan patihnya maka keputusan untuk

131
ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA

mengawinkan Jokotole dengan Putrinya ditarik kembali dan diganti dengan Dewi
Ratnadi yang pada waktu itu buta karena menderita penyakit cacat. Sebagai
seorang kesatria, Jokotole menerima saja keputusan Rajanya.
Setelah beberapa lama tinggal di Majapahit, Jokotole minta izin untuk pulang
ke Madura dan membawa istrinya yang buta itu. Dalam perjalanan kembali ke
Sumenep, sesampainya di Pantai Madura istrinya minta izin untuk buang air.
Karena di tempat itu tidak ada air,maka tongkat Istrinya diambil oleh Jokotole dan
ditancapkan ke tanah yang kebetulan mengenai mata istrinya yang buta itu. Akibat
dari percikan air itu, maka tiba-tiba Dewi Ratnadi dapat membuka matanya
sehingga dapat melihat kembali. Oleh karena itu, tempat itu dinamakan "Socah"
yang artinya mata.
Dalam perjalanannya ke Sumenep, banyaklah kedua suami istri itu
menjumpai hal-hal yang menarik dan memberi kesan yang baik. Misalnya
sesampainya mereka di Sampang, Dewi Ratnadi ingin mencuci kainnya yang kotor
karena ia menstruasi. Lalu, kain yang dicucinya itu dihanyutkan oleh kain sehingga
tidak ditemukan. Kain tersebut oleh orang Madura disebut "Amben." Setelah
istrinya kehilangan Amben maka Jokotole berkata mudah-mudahan sumber ini
tidak keluar dari desa ini untuk selama-lamanya. Sejak saat itu, desa itu disebut
desa "Omben". Ketika Jokotole menjumpai ayahnya di tempat pertapaan di
Gunung Geger, diberitahunya bahwa ia nantinya akan berperang dengan prajurit
yang ulung dan bernama Dempo Abang (Sampo Tua Lang), seorang panglima
perang dari negeri Cina yang menunjukkan kekuatannya kepada Raja-raja di tanah
Jawa, Madura, dan sekitarnya.
Pada suatu ketika, waktu Jokotole bergelar Pangeran Setyodiningrat III
memegang pemerintahan di Sumenep kurang lebih 14‒15 tahun, datanglah musuh
dari negeri Cina yang dipimpin oleh Sampo Tua Lang dengan berkendaraan kapal
yang dapat berjalan di atas Gunung di antara bumi dan langit.
Di dalam peperangan itu Pangeran Setyoadiningrat III mengendarai kuda
terbang sesuai petunjuk dari pamannya (Adirasa). Pada suatu saat, ketika
mendengar suara dari pamannya yang berkata "pukul" maka Jokotole menahan
kekang kudanya dengan keras sehingga kepala dari kuda itu menoleh ke belakang
dan ia sendiri sambil memukulkan cambuknya yang mengenai Dempo Abang
beserta perahunya sehingga hancur luluh ke tanah tepat di atas Bancaran (artinya,
bâncarlaan), Bangkalan. Sementara Piring Dampo Abang jatuh di Ujung Piring
yang sekarang menjadi nama desa di Kecamatan Kota Bangkalan. Sementara itu,
jangkarnya jatuh di Desa/Kecamatan Socah.
Dengan kejadian inilah maka kuda terbang yang menoleh ke belakang
dijadikan lambang bagi daerah Sumenep. Sebenarnya sejak Jokotole bertugas di
Majapahit sudah memperkenalkan lambang kuda terbang.
Di pintu gerbang yang ikut dibuat oleh Jokotole terdapat gambar seekor kuda
yang bersayap dua kaki belakang ada di tanah sedang dua kaki muka diangkat ke
belakang. Demikian pula di Asta Tinggi Sumenep, di salah satu Congkop (koepel)
terdapat kuda terbang yang dipahat di atas marmer. Begitu pula pintu gerbang
rumah Kabupaten (dahulu Keraton) Sumenep, ada lambang kuda terbang. Di
Museum Sumenep juga terdapat lambang kerajaan yang ada kuda terbangnya.

132
ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA

Oleh karena itu, sudah sepantasnya jika pemerintahan Kota Sumenep memakai
lambang kuda terbang.
Perang Melawan Dempo Abang
Di negeri Kelleng ada seorang raja bernama Bermana yang sangat diberani
sampai-sampai tidak mempunyai musuh karena keberaniannya itu. Ia mempunyai
putra bernama Dempo Abang. Baginda Raja menyuruh putranya itu untuk segera
mencari istri. Akan tetapi, Dempo Abang menolak karena ia meminta untuk tidur
dengan gadis perawan tanpa harus menikahinya. Akhirnya permintaan Dempo
Abang dipenuhi oleh baginda raja. Dempo Abang juga meminta untuk dibuatkan
perahu terbang. Permintaan itu juga dikabulkan karena ia adalah putra
kesayangan raja.
Dempo Abang pun terbang ke negeri Cina. Di sana ia juga berniat untuk
merenggut semua perawan. Raja Cina menolak dan akhirnya terjadilah
peperangan yang hebat. Akan tetapi, Cina bisa dikalahkan dan keperawanan gadis
Cina bisa direnggutnya.
Dempo Abang melanjutkan perjalanan dan sampailah di Jawa. Sebagian
kerajaan berhasil dikuasai hingga sampailah di Majapahit. Ia menyuruh
pengawalnya untuk mengirim surat pada raja Sumenep. Dengan adanya surat itu,
Jokotole marah dan menyatakan perang.
Mendengar hal itu, Dempo Abang sangat marah dan bergegas ke Sumenep.
Melihat kedatangan Dempo Abang, Jokotole memanggil Megaremeng, kuda
pemberian Adipoday. Di angkasa Jokotole dan Dempo Abang berperang dengan
sangat dahsyat. Dalam peperangan itu, Adirasa dan Adipoday datang untuk
membantu Jokotole tetapi dalam keadaan tidak terlihat. Jokotole mengejar Dempo
Abang hingga berada di lauatan. Di sana ia melemparkan cemeti dan hancurlah
perahu Dempo Abang. Mendengar kekalahan putranya Raja, Bermana datang
dengan pasukannya untuk melawan Jokotole. Peperangan bertambah ramai, sekali
lagi Jokotole melemparkan cemetinya hingga terlemparlah Dempo Abang ke
lautan dan kemenangan di pihak Jokotole. Mendengar kemenangan ini, banyak
kerajaan yang bangga pada Jokotole karena bisa mengalahkan musuh yang sangat
berat.
3. Hasil Kajian Etnosains
Hasil observasi “JAMU”
1. Pengertian
Tabel 29. Hasil Kajian Etnosains Jamu (Pengertian)
Sains Masyarakat Sains Ilmiah
Jemuh adalah obat se e enom Jamu adalah obat tradisional yang berasal
ben ekagebey deri bu dari bahan tumbuh-tumbuhan, hewan,
tombhuen se bedeh e dan mineral dan atau sediaan galeniknya
sakalenglengah. atau campuran bahan-bahan tersebut
Terjemahan: Jamu adalah obat yang belum dibekukan dan dipergunakan
yang diminum dan terbuat dalam upaya pengobatan berdasarkan
dari tumbuh-tumbuhan yang pengalaman. Bentuk sediaan berwujud
ada di sekitar kita. sebagai serbuk seduhan, rajangan untuk
seduhan dan sebagainya.

133
ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA

2. Proses
Tabel 30. Hasil Kajian Etnosains Jamu (Proses 1)
Jenis Racikan
dan Sains Masyarakat Sains Ilmiah
Manfaatnya
Pahitan Penurun kolesterol, gula Pahitan banyak
(godhongan) darah, cuci perut, dan mengadung senyawa
nambah nafsu makan flavonoid dan alkaloid
sebagai penurun
kolesterol dan gula darah
Beras Kencur Masuk angin, obat capek, Senyawa kurkumin dari
menambah daya tahan, kencur bermanfaat
batuk penambah stamina
Cabe Puyang Penyembuh pegal-pegal Cabe puyang
dan capek mengandung terpenoid
dan atsiri sebagai
karminatif untuk
mengatasi disentri,
mencret, kecapekan
Ekstrak Daun Keputihan, bau Ekstrak daun sirih
Sirih badan/keringat, dan gatal- mengandung terpenoid
gatal yang bermanfaat sebagai
pengurang bau badan,
gusi berdarah, dan sakit
gigi
Ekstrak Daun Penambah nafsu makan, Pepaya mengandung
Pepaya obat cacing, dan ASI. alkaloid papain sebagai
obat cacing dan
penambah nafsu makan,
sedangkan sebagai
penambah produksi ASI
belum ditemukan
peneliti
Ekstrak Penyembuh liver, nafsu Temulawak berkhasiat
Temulawak makan, kebugaran dan dalam mengatasi
bersih darah masalah empedu,
sembelit, dan ambeien

134
ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA

Tabel 31. Hasil Kajian Etnosains Jamu (Proses 2)


Cara Membuat Sains Masyarakat Sains Ilmiah
Pahitan 300 gram daun sambiloto, Proses peracikan atau
(godhongan) brotowali 0,5 ons, serai 3 pembuatan jamu secara
ons (15 batang), lengkuas 2 ilmiah sebagai berikut.
ons, babakan pule 1 ons, 1. Penyortiran: Semua
daun sambiloto 3 ons (30 bahan baku simplisia
pohon), daun meniran 2 ons dipilih yang berkualitas
(15 pohon), lempuyang 2 baik.
ons, temulawak 4 ons, temu
ireng 3 buah 2. Bahan baku simplisia
(Hyginitas).
Beras kencur Beras disangrai, kencur,
jahe, kunyit ditumbuk halus, 3. Perajangan,
kemudian ditambah gula penghalusan, dan
aren, kayu manis, cengkeh, penggilingan bahan baku.
dilanjutkan direbus lalu 4. Pencampuran atau
disaring peracikan bahan simplisia
Cabe puyang Cabe jawa, lempuyang, 5. Pengolahan bahan
botrowali, kedawung, baku, misalnya diekstrak,
kapulogo, cengkeh, digodog (dimasak),
kayumanis, gula aren dikukus, atau diolah cara
dihaluskan, direbus dan lain.
disaring 6. Pengemasan dengan
Ekstrak daun Daun sirih direbus dimasukan pada botol
sirih sebanyak tujuh lembar untuk jamu gendong, atau
dengan kencur secukupnya dikemas dalam plastik,
kertas pembungkus untuk
Ekstrak daun Daun pepaya digiling,
serbuk.
pepaya ditambah gula jawa dan
gula pasir, kemudian 7. Penjualan atau
disaring distribusi ke pelanggaan,
terutama pada ibu-ibu
Ekstrak Temulawak diambil pasca persalinan, atau
temulawak ekstraknya dengan cara bapak pekerja kasar,
diparut kemudian diperas tukang
ojek, dan
dan disaring, ditambahkan masayarakat umum.
sedikit gula

Tanean Lanjheng di Kabupaten Sumenep


1. Deskripsi Wilayah Kabupaten Sumenep
Sumenep adalah sebuah kabuapaten di provinsi Jawa Timur, Indonesia.
Kabupaten ini memiliki luas wilayah 2.093 km2 dan populasi 1.041.915 jiwa. Ibu
kotanya ialah Kota Sumenep. Kabupaten Sumenep berada di ujung timur Pulau
Madura yang terdapat 27 Kecamatan, 19 Kecamatan daratan, dan 8 Kecamatan

135
ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA

kepulauan. Kabupaten Sumenep memiliki 126 pulau (sesuai dengan hasil


sinkronisasi luas Kabupaten Sumenep Tahun 2002), tersebar membentuk
gugusan pulau-pulau baik berpenghuni (48 pulau) maupun tidak berpenghuni
(78 pulau). Pulau paling utara adalah Pulau Karamian yang terletak di
Kecamatan Masalembu dengan jarak ±151 mil laut dari Pelabuhan Kalianget, dan
pulau yang paling timur adalah Pulau Sakala dengan jarak ±165 miI laut dari
Pelabuhan Kalianget.
Posisi geografis Kabupaten Sumenep terletak diantara 113º 32’ - 116º 16’ Bujur
Timur dan 4º 55’ - 7º 24’ Lintang Selatan, dengan batas-batas sebagai berikut.
a) Sebelah Selatan : Selat Madura
b) Sebelah Utara : Laut Jawa
c) Sebelah Barat : Kabupaten Pamekasan
d) Sebelah Timur : Laut Jawa dan Laut Flores
Di kota ini terdapat beberapa bangunan bersejarah yang erat hubungannya
dengan karaton (kerajaan). Sumenep pada masa lampau, antara lain Asta Tinggi
Sumenep (makam raja – raja dan keluarga), Karaton Sumenep (istana, saat ini
terletak di kompleks kediaman resmi Bupati Sumenep), Benteng Kali Mo’o (saat
ini hanya tersisa pagarnya), dan Taman sare (dahulu kolam pemandian di
kompleks istana, saat ini terbuka untuk umum).
2. Filosofi Daerah Sumenep
Filosofi Kabupaten Sumenep adalah sebuah monarki yang pernah
menguasai bagian timur Pulau Madura (Kabupaten Pamekasan dan Kabupaten
Sumenep) termasuk kepulauan-kepulauan di lepas pantai Selat Madura dan Laut
bali. Pusat pemerintah berada di Kota Sumenep sekarang. Didirikan pada tahun
1269 oleh seseorang adipati bawahan Prabu Kertanegara dari Shinghasari
bernama Arya Wiraraja. Wilayah ini berada di bawah pengawasan langsung
kerajaan Majapahit. Pada tahun 1559, pada masa pemerintahan kanjeng
temunggung Ario Kanduruwan, wilayah yang terletak di Madura Timur ini
berada pada kekuasaan penuh Kesultanan Demak dan baru pada pemerintahan
pangeran Lor II yang berkuasa pada tahun 1574, wilayah Kabupaten Sumenep
berada di bawah pengawasan langsung kesultanan Mataram. Peninggalan
Kabupaten Sumenep yang terkenal dan masih dapat disaksikan sampai saat ini
antara lain Keraton Sumenep, Masjid Jamik Sumenep, dan Asta Tinggi yang
berada di pusat Kota Sumenep. Keraton Sumenep maupun di lingkungan
masyarakat Sumenep pada umumnya. Walaupun Keraton Sumenep saat ini
sudah tidak fungsi lagi sebagai istana resmi Adipati Sumenep ataupun pusat
pengembangan budaya Madura, tetapi kebiasaan peninggalan masa kejayaan
Kabupaten Sumenep masih sangat terasa. Tidak heran jika banyak orang
menjuluki Sumenep sebagai solo of Madura.

136
ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA

3. Hasil Kaian Etnosains


Kearifan
No Sains Masyarakat Sains Ilmiah
Lokal
1 Tanean 1. Tanean Lanjhang 1. Tanean lanjhang
Lanjhang merupakan halaman rumah dibuat karena letak
yang dibuat karena posisi geografis yang ada di
tanah yang datar dan luas daerah dataran rendah
(karena di daerah yang memiliki permukaan
pegunungan tidak dapat tanah yang datar sehingga
dibentuk pola Tanean dapat membangun dalam
Lanjhang). satu tanah yang panjang.
Sementara pada daerah
pegunungan tidak bisa
dibuat Tanean Lanjhang
karena permukaan tanah
yang tidak rata sehingga
tidak bisa membangun
rumah dalam satu tanah
2. Halaman rumah luas yang panjang.
dan panjang yang
2. Sosialisasi adalah
digunakan sebagai tempat
suatu proses interaksi dan
sosialisasi antarpemilik
pembelajaran yang
rumah dalam satu kawasan
dilakukan seseorang sejak
(konteks keluarga) Tanean
lahir hingga akhir
Lanjhang.
hayatnya di dalam suatu
budaya masyarakat.
Dengan adanya sosialisasi
ini maka komunikasi akan
terus berjalan dan
hubungan antaranggota
masyarakat akan terus
baik.
2 Jarak/celah Pada konsep Tanean Memberi jarak/celah
antar rumah Lanjhang rumah dibangun antarrumah dapat
berbaris kanan kiri dan mengatasi rembesan air
selalu diberi jarak satu hujan dan dapat memberi
meter atau lebih. ruang udara sehingga
Tujuannya digunakan kesan bangunan tidak
sebagai jalan dan supaya menjadi sempit dan sesak.
rumah tidak pengap atau Pembuangan air pun
panas. menjadi lebih mudah.
Karena terdapat jarak
antarrumah maka jendela
dapat dibuka lebih leluasa
untuk diaplikasikan.
Banyaknya jendela akan

137
ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA

Kearifan
No Sains Masyarakat Sains Ilmiah
Lokal
memperlancar aliran
udara dan angin di dalam
rumah. Hawa di dalam pun
bebas pengap dan menjadi
lebih segar.
3 Posisi/hada Rumah di pedesaan Posisi rumah yang
p rumah umumnya menghadap menghadap ke utara
keselatan dan utara. Hal ini ataupun keselatan tidak
bertujuan untuk akan mendapatkan
menghindari sinar matahari pancaran sinar matahari
secara langsung supaya secara langsung sehingga
tidak panas. terbebas dari silau.
Dengan demikian, dapat
membuka pintu dan
jendela secara optimal
tanpa perlu cemas
kesilauannya. Begitupun
dengan sirkulasi udara
yang mudah berganti.
4 Model atap Dalam pembangunan Model atap rumah joglo
rumah rumah di daerah Madura desain agak tinggi dan
masih (Sumenep, Pamekasan, penggunaan genteng yang
terdapat Sampang, dan Bangkalan) bergelombang sehingga
model joglo masih terdapat beberapa bermodel ventilasi. Sistem
penduduk yang ventilasi atap digunakan
mempertahankan budaya pada daerah tropis lembap
atap rumah joglo. Atap karena dapat
rumah model joglo dibuat menghasilkan proses
dengan tujuan agar ruangan sirkulasi udara ke dalam
tidak panas. bangunan secara optimal.
Model atap rumah joglo
juga dibuat untuk
mengurangi perpindahan
di luar ruangan ke dalam
bangunan.
5 Langgar Setiap rumah berkonsep Setiap rumah pasti
Tanean Lanjhang pasti memilki langgar yang
memiliki langgar yang dibuat perkumpulan
terletak di ujung tengah keluarga, acara-acara, dll.
bagian barat rumah. Langgar sangat terbuka
Langgar dibuat sebagai tidak ada pintu dan
tempat berkumpulnya jendela dikarenakan agar
keluarga dalam acara-acara memperlancar aliran
besar, seperti hari raya, udara dan angin di dalam

138
ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA

Kearifan
No Sains Masyarakat Sains Ilmiah
Lokal
tempat beribadah, dan langgar. Hawa di dalam
lainnya. pun bebas pengap dan
menjadi lebih segar.
6 Posisi/tata Dalam membangun rumah Pintu merupakan tempat
letak pintu masyarakat mempercayai keluar masuknya udara
bahwa tata letak pintu tidak pada rumah. Udara
boeh lurus dengan pintu ke mengandung beberapa
dapur. Hal tersebut dapat unsur yang berguna bagi
memberikan dampak buruk tubuh dan ada juga yang
dalam kehidupan keluarga berbahaya bagi tubuh,
tersebut seperti sakit- seperti debu,
sakitan. mikroorganisme (virus,
jamur, bakteri), dan zat-at
berbahaya lainnya.
Sedangkan dapur
merupakan tempat untuk
memasak dan banyak
bahan-bahan makanan
yang akan dikonsumsi.
Oleh karena itu, apabila
letak pintu lurus dengan
dapur maka unsur-unsur
udara yang tidak baik bagi
tubuh langsung menuju
kearah dapur sehingga
bahan-bahan makanan
akan terkontaminasi
dengan unsur yang tidak
baik tersebut.
7 Bagian Pada beberapa rumah Bagian depan rumah tidak
depan bagian depan rumah tidak menggunakan bata tetapi
rumah menggunakan bata tetapi menggunakan kayu ukir
menggunak menggunakan kayu ukiran. karena kayu merupakan
an kayu Hal tersebut dipercaya bahan insulator alami dan
ukiran masyarakat dengan merupakan materi yang
menggunakan kayu ukiran sangat efektif dalam
memerikan keindahan mencegah penghantaran
tersendiri bagi rumahnya panas. Artinya, dengan
dan dipercaya yang menggunakan kayu akan
menempati rumah akan menghemat banyak energi
diberi kesehatan. panas dibandingkan
dengan menggunakan bata
sehinga rumah akan lebih
sejuk tidak panas.

139
ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA

Budaya Lokal Mitigasi Bencana di Kabupaten Sumenep


1. Deskripsi Wilayah Kabupaten Sumenep
Wilayah Kabupaten Sumenep berada di ujung timur Pulau Madura dengan
luas 2.093,45 km2 yang terletak di antara 11332’54” - 11616’48” Bujur Timur
dan di antara 455’ - 724’ Lintang Selatan dengan batas-batas sebagai berikut.
1) Sebelah selatan berbatasan dengan Selat Madura
2) Sebelah utara berbatasan dengan Laut Jawa
3) Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Pamekasan
4) Sebelah timur berbatasan dengan Laut Jawa dan Laut Flores
Wilayah Kabupaten Sumenep terdiri dari daratan dan kepulauan.
Sebanyak 126 pulau tersebut, tersebar membentuk gugusan pulau-pulau baik
pulau berpenghuni maupun tidak berpenghuni. Pulau paling utara adalah Pulau
Karamian yang terletak di Kecamatan Masalemba dengan jarak ± 151 mil laut dari
Pelabuhan Kalianget, dan pulau yang paling timur adalah Pulau Sakala dengan
jarak ± 165 mil laut dari Pelabuhan Kalianget.
2. Filosofi Daerah Kabupaten Sumenep
Berdirinya Kabupaten Sumenep mengacu pada pelantikan Arya Wiraraja
sebagai adipati Sumenep yang pertama. Artinya, sebelum Arya Wiraraja dilantik
menjadi adipati Sumenep, belum ada penguasa lokal yang bergelar adipati.
Kabupaten Sumenep didirikan pada tahun 1269. Wilayah ini berada di bawah
pengawasan langsung Kerajaan Singhasari dan selanjutnya kerajaan Majapahit.
Pada tahun 1559, pada masa pemerintahan Kanjeng Tumenggung Ario
Kanduruwan, wilayah yang terletak di Madura Timur ini berada pada kekuasaan
penuh Kesultanan Demak dan baru pada pemerintahan Pangeran Lor II yang
berkuasa pada tahun 1574. Wilayah Kabupaten Sumenep berada di bawah
pengawasan langsung Kesultanan Mataram. Sejarah Sumenep zaman dahulu
diperintah oleh seorang Raja. Ada 35 Raja yang telah memimpin kerajaan
Sumenep dan sekarang ini telah dipimpin oleh seorang Bupati. Ada 14 Bupati yang
telah memerintah Kabupaten Sumenep (Hernawan, 2016).
Arya Wiraraja dilantik sebagai Adipati pertama Sumenep pada 31 Oktober
1269. Selama dipimpin Wiraraja, banyak kemajuan yang dialami Sumenep. Dari
silsilah keturunan, Wiraraja adalah seorang pria yang berasal dari Nangka, Jawa
Timur. Setelah dewasa tumbuh menjadi seorang ahli dalam ilmu strategi militer
dan penasihat militer. Pada usianya yang diperkirakan menginjak 35 tahun, beliau
mulai dari sebagai Demung Kerajaan Singhasari, kemudian dipromosikan oleh
Kertanagara (Raja Singhasari) menjadi Adipati Sumenep. Meskipun masih berada
di Sumenep, keraton yang asalnya bertempat di Batuputih kemudian dipindahkan
oleh Bangah ke Banasare. Selanjutnya, penguasa Sumenep diganti oleh anak Arya
Bangah, yaitu Arya Danoerwendo. Pada masa pemerintahannya, Keraton Sumenep
dipindahkan lagi ke Desa Tanjung. Arya Danurwendo selanjutnya digantikan oleh
anaknya yang bernama Arya Asparati. Asparati kemudian diganti pula oleh
anaknya, bernama Panembahan Joharsari (Hernawan, 2016).

140
ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA

Setelah Panembahan Joharsari, pemerintahan Sumenep dilanjutkan oleh


putranya bernama Panembahan Mandaraja. Panembahan Mandaraja mempunyai
dua orang putra bernama Pangeran Bukabu dan Pangeran Baragung. Pangeran
Bukabu kemudian menggantikan ayahnya sebagai penguasa Sumenep. Pada masa
pemerintahan Bukabu, keraton yang semula berada di desa Tanjung kemudian
dipindahkan lagi ke Bukabu (sekarang termasuk wilayah Kecamatan Ambuten).
Pada masa selanjutnya, pangeran Baragung naik tahta menggantikan kakaknya.
Pada massa pemerintahannya, keraton dipindahkan lagi dari Bukabu ke Desa
Baragung (sekarang termasuk wilayah Kecamatan Guluk-Guluk) (Hernawan,
2016).
3. Hasil Kajian Etnosains
Narasumber :
1. Moh. Ishak. Ama (60 tahun)
2. Syofiyana Anggun Rakhilda (21 tahun)
3. Firda Ramadiyanti (20 tahun)
4. Deddi Dores (20 tahun)
Alamat :
1. Batuampar, Guluk-Guluk, Sumenep.
2. Jalan Imam Bonjol, Pamolokan, Sumenep
3. Perum Bumi Dikejar Asri, Gang Delima No. 06/07, Kolor, Sumenep
4. Kmp. Kasur Pasir, Legung-Timur, Sumenep.

No Jenis Tanggapan Masyarakat Penjelasan Ilmiah


Kearifan
Lokal
1 Mitigasi Penyebab terjadinya Bencana angin puting beliung
bencana angin puting beliung biasanya terjadi ketika
(Angin puting Menurut Ishak (60) Angin memasuki musim pancaroba,
beliung) puting beliung datang bisa terjadi pada siang atau sore
ketika ada suatu hari. Fase terjadinya puting
permasalahan atau beliung memiliki kaitan yang
adanya kesalahan yang erat dengan fase tumbuh awan
telah diperbuat oleh cumulonimbus. Adapun fase
warga sekitar daerah. terjadinya puting beliung adalah
fase tumbuh, fase dewasa, dan
Namun, menurut Shofi fase punah.
(21) menganggap bahwa
angin puting beliung Dalam segi ilmiah pembuatan
terjadi pada saat cuaca rumah bertembok beton dapat
yang buruk dan sering mengurangi kerusakan yang
hujan. Kota Sumenep juga diakibatkan karena terjadinya
merupakan kota yang angin puting beliung. Tembok
banyak terdapat pantai beton memiliki massa yang

141
ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA

No Jenis Tanggapan Masyarakat Penjelasan Ilmiah


Kearifan
Lokal
sehingga berisiko tinggi lebih besar dibandingkan
terjadinya angin puting dengan rumah yang terbuat dari
beliung. bambu atau kayu sehingga
dapat mengurangi kemungkinan
kerusakan.
Cara penanggulangan
bencana
Menurut Dores (20) cara
menghadapi ketika
terjadinya bencana ini
dapat menggunakan
beberapa cara. Salah
satunya dari segi
struktural
(pembangunan) di daerah
yang sering terjadi angin
puting beliung biasanya
memperhatikan dalam
pembangunan tempat
tinggal. Rumah di daerah
sana rata-rata bertembok
sehingga mengurangi
risiko kerusakan pada
rumah pada saat terjadi
angin puting beliung.
Menurut Firda (20) dari
pihak pemerintahan kota
sering mengarahkan tim
untuk membantu pada
saat bencana terjadi
maupun pascabencana
seperti membersihkan
sisa-sisa dampak bencana
dan penyelamatan
terhadap korban bencana.

2 Mitigasi Cara penanggulangan Pada saat terjadi bencana banjir,


bencana bencana masyarakat membuat lumbung
(Banjir) Menurut Ishak (60) di atas yang berfungsi untuk
Masyarakat daerah menyediakan bahan pokok
Sumenep yang lebih pada makanan ketika terjadi bencana
daerah pedesaan biasanya banjir.
membuat lumbung di Banjir adalah peristiwa yang

142
ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA

No Jenis Tanggapan Masyarakat Penjelasan Ilmiah


Kearifan
Lokal
bagian atas dapur untuk terjadi ketika aliran air yang
menimbun bahan pokok berlebihan merendam daratan.
makanan, seperti beras, Air yang merendam daratan
jagung, dan untuk akan menyebabkan semua
menyimpan barang- kebutuhan pokok masyarakat
barang berharga agar akan hanyut sehingga cara
tidak ikut terendam masyarakat menanggulanginya,
banjir. yaitu dengan membuat lumbung
Menurut Firda (20), di atas dapur.
beberapa masyarakat
Sumenep juga melakukan
pembuatan lubang
serapan air untuk
menghadapi bencana
banjir tiba.
Selain itu, upaya dari
pemerintah kota, yaitu
dengan menyiapkan tim
khusus untuk
membersihkan gorong-
gorong untuk mengurangi
risiko terjadinya banjir
kembali. Pemerintah juga
mengeluarkan peraturan
tentang larangan
membuang sampah
sembarangan untuk
mengurangi kemungkinan
terjadinya bencana banjir
kembali (Shofi, 21).
3 Mitigasi Penyebab terjadinya Terasering adalah bangunan
bencana bencana konservasi tanah dan air secara
(Tanah Bencana tanah longsor mekanis yang dibuat untuk
Longsor) biasanya terjadi pada memperpendek panjang lereng
daerah dataran tinggi dan atau memperkecil
(pegunungan). Di kemiringan lereng dengan jalan
Sumenep pernah terjadi penggalian dan pengurugan
tanah longsor di Desa tanah melintang lereng.
Guluk-Guluk, Sumenep.
Salah satu penyebabnya
adalah pada bagian
daerah dengan kondisi

143
ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA

No Jenis Tanggapan Masyarakat Penjelasan Ilmiah


Kearifan
Lokal
tanah yang miring dan
kurang adanya tanaman-
tanaman besar yang dapat
mengurangi terjadinya
abrasi tanah ketika turun
hujan.
Cara menanggulangi
bencana
Masyarakat melakukan
pencegahan berupa
pembuatan terasering
untuk mengurangi
terjadinya kembali
bencana tanah longsor
Ishak (60).

4 Mitigasi Cara penanggulangan Gempa bumi adalah getaran


bencana Menurut Shofi (21) pada yang terjadi di
(Gempa) saat gempa terjadi permukaan bumi akibat
masyarakat berbondong- pelepasan energi dari dalam
bondong untuk berlarian secara tiba-tiba yang
keluar rumah. Hal lain menciptakan gelombang
yang dilakukan adalah seismik. Gempa Bumi biasa
mencari tanah lapang dan disebabkan oleh pergerakan
tidak mendekati kerak Bumi (lempeng Bumi).
bangunan atau pohon- Getara-getaran tersebut dapat
pohon besar yang ada di mengakibatkan terjadinya
sekitarnya. runtuhan bagian bangunan atau
segala komponen yang ada di
wilayah yang terkena pengaruh
getaran gempa tersebut.
5 Kemarau Penanggulangan Penyebab dari kekeringan
panjang/ bencana adalah musim kemarau yang
kekeringan Menurut Ishak (60) terlalu lama. Hal ini
masyarakat melakukan mengindikasikan bahwa tidak
persiapan untuk ada jenis hujan yang turun
menghadapi kemarau dalam waktu yang lebih lama
panjang dengan daripada biasanya. Lamanya
melakukan penyimpanan masa kemarau berdampak pada
air di dalam tangki air jumlah air yang tersedia
yang sudah disiapkan oleh sehingga banyak petani yang
pemerintah di beberapa mengalami gagal panen.

144
ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA

No Jenis Tanggapan Masyarakat Penjelasan Ilmiah


Kearifan
Lokal
desa yang ada di
Kabupaten Sumenep.
Selain itu, ada beberapa
desa di Sumenep yang
membuat waduk buatan
untuk menampung air.
Masyarakat juga
melakukan penyimpanan
bahan makanan pokok
untuk persiapan
menghadapi musim
kemarau panjang.

145
ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA

DAFTAR PUSTAKA

Adi, Seno. (2013). Karakterisasi Bencana Banjir Bandang Di Indonesia. Jurnal Sain
Dan Teknologi Indinesia. Vol. 15. No. 1.
Alamsyah, V. K. (2014). Penciptaan Program Televisi Dokumenter “Manusia Pasir”
Dengan Gaya Expository. Yogyakarta: Institut Seni Indonesia Yogyakarta.
Anggito, A. dan Johan S. (2018). Metodologi Penelitian Kualitatif. Jawa Barat: CV. Jejak.
Arlianovita, D., Beni, S & Elok, S. (2015). Pendekatan Etnosains dalam Proses
Pembuatan Tempe terhadap Kemampuan Literasi Sains. Seminar Nasional
Fisika dan Pembelajarannya. p.103.
Amrullah, Afif. (2015). Islam di Madura. Jurnal Islamuna. Vol. 2(1). Diakses dari
ejournal.stainpamekasan.ac.id
Bappeda.jatimprov.go.id
Badan Pusat Statistik Kabupaten Bangkalan. (2018). Kecamatan Kamal dalam Angka
2018. Bangkalan: Badan Pusat Statistik Kabupaten Bangkalan.
Creswell, W. J. (2009). Research Desaign (Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods
Approaches). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Dianto, I et al. (2015). Studi Etnofarmasi Tumbuhan Berkhasiat Obat pada Suku Kaili
Ledo Di Kabupaten Sigi Provinsi Sulawesi Tenngah. GALENIKA. 1. 85-91.
Diakses dari http://jurnal.untad.ac.id.
Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Bangkalan. (2018). Statistik Daerah
Bangkalan 2017. Bangkalan: Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten
Bangkalan.
Duitt, R. (2007). Science Education Research Internationally: Conception, Research
Methods, Domains of Reasearch. Eurasia Journal of Mathematics, Science &
Technology Education, 3(1), 3-15. Online: www.ejunste.com diakses tanggal 9
Mei 2019.
Endraswara, S. (2018). Penelitian Kebudayaan. Tangerang: PT Agromedia Pustaka.
Evizal, Rusdi. (2013). Status Fitofarmaka dan Perkembangan Agroteknologi Cabe
Jawa (Piper Retrofractum Vahl.). Jurnal Agrotropika, 18(1): 34-40.
Frake, C.O. (1962). The Ethnographic Study of Cognitive Systems, dalam Anthropology
and Human Behavior, T. Gladwin dan W.C. Sturtevant (eds.). Washington:
Anthropological Society Washington.
Fitria, dkk. (2017). Perubahan Perilaku Masyarakat Jawa dalam Penyelenggaraan
Resepsi Pernikahan di Kota Surakarta. Jurnal Analisa Sosiologi.Vol.6.No.1
Goodenough, W.H. (1964). Cultural Anthropology and Linguistics in Language in
Culture and Society, D. Hymes (ed.). New York: Harper and Row.
Haboddin, N. (2016). Dinamika Pilkada dan Demokrasi Lokal di Indonesia. Malang: UB
Press.

146
ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA

Handayani, B. L. 2018. Memperkuat Modal Sosial Perempuan dalam Menghadapi


Bencana. Journal ofUrban Sosiologi.Vol.1. No.1. Hal: 01-02. Diakses dari
http://repository.unej.ac.id.
Har, E. (2013). Karakter Budaya Sains Asli dan Karakter Budaya Sains Modern pada
Pelajar Sekolah Menengah Atas di Smuatera Barat, Indonesia. Jurnal Pendidikan
Sains Sosial dan Kemanusiaan. 13-26.
Hernawan,W. (2016). Menelusuri para Raja Madura dari Masa Pra-Islam hingga Masa
Kolonial. Jurnal Ilmiah Agama dan Sosial Budaya.1(2).P,239-252.
Iswayudi, dkk. (2018). Evaluasi Mutu Gabah Pamekasan Madura Jawa Timur
Evaluation of Quality of Gabah Pamekasan Madura, East Java. Jurnal
Ikhsanudin, M. (2014). Pendekatan Fenomenologi untuk Riset, Sosial, Budaya, dan
Agama. Jurnal An-Nur. Vol. 6, No. 1.
Imran, Suwitno Y. (2013). Fungsi Tata Ruang dalam Menjaga Kelestarian Lingkungan
Hidup Kota Gorontola. Jurnal Dinamika Hukum. 13(3). 457-467.
Indeswari, Ayu, dkk. (2013). Pola Ruang Bersama pada Pemukiman Madura
Medalungan di Dusun Baran Randugaging. Jurnal RUAS. 11(1). 1693-3702.
Indrawati, M., & Qosyim, A. (2017). Keefektifan Lembar Kerja Siswa (LKS) Berbasis
Etnosains pada Materi Bioteknologi untuk Melatihkan Keterampilan Proses
Sains Siswa Kelas IX. E-Journal UNESA. 5(02).
Iswidayati, Sri. (2007). Fungsi Mitos dalam Kehidupan Sosial Budaya Masyarakat
Pendukungnya. Harmonia Jurnal Pengetahuan dan Pemikiran Seni, 8(2).
Kosim, M. 2007. Karapan Sapi: “Pesta” Rakyat Madura (Perspektif Historis-Normatif).
Karsa. Vol. 11, No. 01. 68-76.
Kuswanya.2016. “Badan” Pelestarian Tradisi Bulan Syawal Pada Masyarakat Muslim
Kembangarum Kota Salatiga. Jurnal Penelitian.Vol.13.No.1.
Kutwa, dkk. (2004). Pamekasan Dalam Sejarah. Pamekasan: Pemda Kabupaten
Pamekasan.
Kuswarno, Engkus. (2009). Metode Penelitian Komunikasi: Fenomenologi, Konsepsi,
Pedoman dan Contoh Penelitiannya, Widya Padjajaran, Perpustakaan Pusat UII.
Lasabuda, R. (2013). Pembangunan Wilayah Pesisir dan Lautan dalam Perspektif
Negara Kepulauan Republik Indonesia. Jurnal Ilmiah Pratax, 1(2).
Marliana,D. Sarwono. Rozikin,M. (2016). Kebijakan Pengolahan Wilayah Pesisir
Brbasis Sustainable Development di Kabupaten Sampang (Studi pada Bappeda
Kabupaten Sampang). Jurnal Administrasi Publik, 1(3). 80-86.
Maulana, Khoironi, et, al. (2017). Peningkatan Kualitas Garam Bledung Kuwu Melalui
Proses Rekristalisasi dengan Pengikat Pengotor CaO2. Jurnal Of Creativity
Student. Vol. 2, No. 1. (42-46).
Moore, N.G. (1999). Center for Business Ethics at Bentley College. Oxford: Blackwell
Publishers.
Majid, Ach Nurcholis. Tanean Lanjang sebagai Strategi Dakwah Antisipasi Konflik di
Masyarakat. Jurnal Dakwah dan Komunikasi. 2(2). 1-11.
Mudjijono, D. (2014). Kearifan Lokal Orang Madura Tentang Jamu Untuk Kesehatan

147
ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA

Ibu dan Anak. Yogyakarta : Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB).


Novi, S. (2018). Evaluasi Perbaikan Tanggul Sungai Anjuk Dengan Metode Bronjong
Di Desa Sendir Kecamatan Lenteng Kabupaten Sumenep. Jurnal Wiraraja
Library. Vol.1. No. 1. Hal.1 Diakses dari http://repository.wiraraja.ac.id
Novitasari Linda, dkk. (2017). Fisika, Etnosains, dan Kearifan Lokal dalam
Pembelajaran Sains. E-Journal Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika III.
81-85.
Nurmalasari, Y. (2013). Analisis Pengelolaan Wilayah Pesisir Berbasis Masyarakat.
Stmikim. ac.id
Nashar. (2014). Reformasi Usaha Tani Masyarakat Madura (Studi Tentang Prilaku
Petani Tembakau ke Pertanian Tebu Lahan Kering di Kabupaten Pamekasan).
Iqtishadia, 1(2), 276-305.
Nazir, Moh. (2013). Metode Penelitian. Bogor : Ghalia Indonesia.
Ningsih, I. Y. (2016). Studi Etnofarmasi Penggunaan Tumbuhan Obat oleh Suku
Tengger Di Kabupaten Lumajang dan Malang Jawa Timur. PHARMACY. 13. 10-
20. Diakses dari http://jurnalnasional.ump.ac.id.
Nurkhasanah, N., Wicaksono, K. P., & Widaryanto, E. (2013). Studi Pemberian Air dan
Tingkat Naungan terhadap Pertumbuhan Bibit Tanaman Cabe Jamu (Piper
retrofractum vahl. Jurnal Produksi Tanaman, 1(4), 325–332.
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Kota. Direktorat Jenderal Penataan Ruang
Kementerian Pekerjaan Umum.
Pradana, A. G. P., dkk. (2015). Karakteristik Sapi Madura Betina Berdasarkan
Ketinggian Tempat di Kecamatan Galis dan Kadur Kabupaten Pamekassan.
Jurnal Ternak Tropika. Vol. 16, No. 2. 64-72.
Puji,dkk. (2016). Karakterisasi Emisi PAHs Hasil Pembakaran Dupa dalam Ruang
Eksperimen. Jurnal Ecolab.Vol.10.No.1.
Pradipta, G. D., Kusumawardhana, B., & Herlambang, T. (2018). Kandungan Ekstrak
Cabe Jawa Untuk Alternatif Energi Dalam Aktivitas Olahraga. Jurnal Ilmiah
PENJAS, 4(1), 23–32.
Rachman, M. (2012). “Konservasi Nilai Dan Warisan Budaya”. Indonesian Journal of
Conservation, Vol 1 (1), hal 30-39.
Rachmad, T,H. (2017). Strategi Branding Wisata Syariah Pulau Madura. Jurnal
Komunikasi dan Media. 1(02).p,121.
Rahardjo, T. W. (2018). Strategi Pemasaran dan Penguatan Daya Saing Produk Batik
UMKM. Surabaya: CV. Jakad Publishing.
Rini, D. A. S., Pratikto, A. W., dan Sambodo, K. (2015). Identifikasi Potensi Kawasan
Sumberdaya Pulau Kangean Kabupaten Sumenep Madura Sebagai Kawasan
Wisata Bahari. Jurnal Kelautan, 8(2).
Rochana, T. (2012). Orang Madura: Suatu Tinjauan Antropologis. Humanus, 11 (1).

148
ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA

Rositawati, Agustina. (2013). Rekristalisasi Garam Rakyat Dari Daerah Demak Untuk
Mencapai SNI Garam Industri. Jurnal Teknologi Kimia dan Industri. Vol. 2, No. 4.
(217-225).
Rahayu, W. E., & Sudarmin. (2015). Pengembangan Modul IPA Terpadu Berbasis
Etnosains Tema Energi dalam Kehidupan untuk Menanamkan Jika Konservasi
Siswa. Unnes Science Education Journal. 4 (2) : 919 – 926.
Rani, D.P. (2014). Pengembangan Potensi Pariwisata Kabupaten Sumenep, Madura,
Jawa Timur (Studi Kasus : Pantai Lombang).Jurnal Politik Muda. 3(3).P,412-421.
Rifai, M. A. (2007). Manusia Madura: Pembawaan, Perilaku, Etos Kerja, Penampilan,
dan Pandangan Hidupnya seperti Dicitrakan Peribahasanya. Yogyakarta : Pilar
Media.
Sari, F. M. W. & Annis, C. A. (2016). Ketahan Pangan dan Coping Strategy Rumah
Tangga di Pulau Terisolir Gili Labak Kabupaten Sumenep Madura. Jurnal Media
Gizi Indonesia. Vol. 11. No. 2. Hal:153-159. Diakses dari https://e-
journal.unair.ac.id
Sawiji,dkk. (2017). Petik Laut Dalam Tinjauan Sains dan Islam. Jurnal Teknik
Lingkungan. Vol. 2. No.2.
Sudarmin, M.Z. dan Priyono. (2014). Model Pembelajaran Sains Ilmiah Berbasis
Etnosains (MPSBE) untuk Menanamkan Nilai Karakter Konservasi dan Literasi
Sains Bagi Siswa Sekolah Menengah. Laporan Penelitian Hibah PPs Unnes
Semarang.
Suharto, A. dan Sudirman. (2012). Sistem Latihan Gerak Refleks Berbasis
Mikrokontroler Studi Kasus Atlet Bulu Tangkis. Jurnal Teknologi Informasi
ESIT. Vol. 08, No. 02. 33-46.
Sudarmin. (2014). Pendidikan Karakter, Etnosains dan Kearifan Lokal (Konsep dan
Penerapannya dalam Penelitian dan Pembelajaran Sains). Semarang: Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang.
Spradley, J.P. (1972). Adaptive Strategies of Urban Nomads; Beating the Drunk
Charge, dalam Culture and Cognition: Rules, Maps and Plas, J.P. Spradley (ed).
San Fransisco: Chandler.
Sturtevant, W.C. (1964). “Studies in Ethnoscience” dalam Transcultural Studies in
Cognition, A.K.Romney dan R.G.A.D’Andrade (eds.) American Anthropologist
Special Publication 66 (3). Part.2.
Sudarmin, Febu, R., Nuswowati, M., & Sumarni, W. (2017). Development of
Ethnoscience Approach in The Module Theme Substance Additives to Improve
the Cognitive Learning Outcome and Student's Entrepreneurship. Journal of
Physics: Conferebce Series, 824(1). doi:10.1088/1742-6596/824/1/012024.
Setyowati, Abidah Setyowati. (2008). Konservasi Indonesia, Sebuah Potret Pengelolaan
& Kebijakan. Bogor: Pokja Kebijakan Konservasi.
Siswanto,A.D & Nugraha,W.A. (2016). Permasalahan dan Potensi Pesisir di Kabuoaten
Sampang (Sampang’s Coastal Problems And Potentials). Jurnal Kelautan, 9(1).
12-16.

149
ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA

Subadi, T. (2006). Metode Penelitian Kualitatif. Surakarta : Muhammadiyah University


Press.
Sukandar, dkk. (2016). Profil Desa Pesisir Provinsi jawa Timur Volume 3 (Kepulauan
Madura). Surabaya: Bidang Kelautan, Pesisir, dan Pengawasan Dinas Perikanan
Dan Kelautan Provinsi Jawa Timur
Suparmoko, Mohd. (2014). Ekonomi Sumber Daya Alam dari Lingkungan.
Universitas Terbuka.
Tresnawati, Nailah. (2018). Pembelajaran Sains Berbasis Kearifan Lokal Dalam Upaya
Peningkatan Konservasi Lingkungan Pada Mahasiswa PGSD. Jurnal Pendidikan
Guru MI. vol. 5, No.1. Hal 69-82.
Tyler, S. (ed.). (1969). Cognitive Anthropology. New York: Holt, Rinehart and Winston.
Taufiqurrahman. (2007). Identitas Budaya Madura. KARSA. XI (1) : 1 – 11.
Wikantiyoso, R., & Tutuko, P. (2009). Kearifan Lokal dalam Perencanaan dan
Perancangan Kota; Untuk Mewujudkan Arsitektur Kota yang Berkelanjutan (1
ed.). Malang: Group Konservasi Arsitektur dan Kota.
Wikantioso, Respati. (2010). Mitigasi Bencana Di Perkotaan; Adaptasi Atau Antisipasi
Perencanaan Dan Perancangan Kota ? (Potensi Kearifan Lokal Dalam
Perencanaan Dan Perancangan Kota Untuk Upaya Mitigasi Bencana). Jurnal
Lokal Wisdom. Vol. 2. No.1.
Werner, O. dan J.Fenton. (1970). “Method and Theory in Ethnoscience or
Ethnoepistemology” dalam Handbook of Method in Cultural Anthropology,
R.Naroll dan R. Cohen (eds.). New York: Natural History Press.
Wartiningsih dan Nuswardani, Nunuk. (2013). IbM Masyarakat Sekitar Hutan
Kecamatan Geger Kabupaten Bangkalan yang Menghadapi Masalah Hukum
untuk Pemberdayaan dan Kesejahteraan. Rechtidee Jurnal Hukum. Vol. 8, No. 1.
Hal 44-48. https://www.pulaumadura.com.
Wilarso, D. (1996). Peningkatan Kadar NaCl Pada Proses Pencucian Garam di Pabrik.
Semarang: Bulletin Penelitian dan Pengembangan Industri.
Yuliana, I. (2017). Pembelajaran Berbasis Etnosains dalam Mewujudkan Pendidikan
Karakter Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Sekolah
Dasar. 1 (2) : 98 – 106.
Zuchri, Amin. (2008). Habitus dan Pencirian Tanaman Cabe Jamu (Piper reftrofractum
Vahl.) Spesifik Madura. Agrovigor. 1. 39-44. Diakses dari
hattp://journal.trunojoyo.ac.id.

150

Anda mungkin juga menyukai