Anda di halaman 1dari 15

The Importance of Intelectual Property

Disusun Oleh:

Andavy Wigia Ibnu Salam

Muhammad Evando Yulianto 1951031011

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNVERSITAS LAMPUNG
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
kesempatan serta rahmat-Nya sehingga dapat terselesaikannya makalah
ini tepat pada waktunya dalam mata kuliah Kewirausahaan

Makalah yang berisikan dengan judul “The Importance of Intelectual


Property”. Penulisan makalah ini tidak akan berjalan dengan baik tanpa
adanya bimbingan dari Bapak/Ibu Dosen, serta teman-teman yang telah
membantu dan memberi saya semangat dalam penulisan makalah ini.

Dalam makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena


itu,diharapkanya kritikan dan saran yang membangun dari para
pembaca.Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca. Terima Kasih.

Bandar Lampung,12 April 2021

Penulis

2
Daftar Isi

Cover..................................................................................................................i

Halaman Judul..................................................................................................ii

Kata pengantar.................................................................................................iii

Daftar isi...........................................................................................................iv

BAB I. Pendahuluan..........................................................................................1

1.1. Latar Belakang......................................................................................1


1.2. Tujuan Penulisan...................................................................................2

BAB II. Pembahasan.........................................................................................4

2.1. Uraian Kasus.........................................................................................4

BAB III. Penutup..............................................................................................11

3.1. Simpulan...............................................................................................11
3.2. Saran.....................................................................................................11
3.3. Daftar Pustaka…………………………………………………………

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Hak Kekayaan Intelektual (HKI) adalah hak yang berkenaan dengan


kekayaan yang timbul karena kemampuan intelektual manusia.
Kemampuan tersebut dapat berupa karya dibidang teknologi, ilmu
pengetahuan, seni dan sastra.1 Konsepsi mengenai hak kekayaan
intelektual didasarkan pada pemikiran bahwa karya intelektual yang
telah dihasilkan manusia memerlukan pengorbana tenaga, waktu, dan
biaya. Dengan adanya pengorbanan tersebut menjadikan karya yang
telah dihasilkan memiliki nilai ekonomi karena manfaat yang dapat
dinikmati.2 Secara garis besar ruang lingkup hak kekayaan intelektual
dibagi menjadi dua, yaitu hak cipta dan hak kekayaan industri. Hak
cipta terdiri dari ilmu pengetahuan, seni, dan sastra. Hak kekayaan
industri terdiri dari paten, merek, desain industri, desain tata letak
sirkuit terpadu, rahasia dagang, dan perlindungan varietas tanaman.

1.2Tujuan Penulisan
1. Memberikan penjelasan tentang pentingnya kekayaan
intelektual.
2. Memberikan penejalan tentang materi yang berkaitan tentang
Kekayaan Intelektual dan perhitungan atau audit Kekayaan
Intelektual.
3. Memberikan contoh kasus beserta analisisnya

4
BAB II

PEMBAHASAN

Pentingnya Kekaayan Intelektual

Kekayaan intelektual adalah produk kecerdasan manusia yang tidak


berwujud tetapi memiliki nilai di pasar. Ini disebut kekayaan
"intelektual" karena memang demikian produk imajinasi, kreativitas, dan
daya cipta manusia. Secara tradisional,bisnis telah memikirkan aset fisik
mereka seperti tanah, bangunan, dan peralatan sebagai aset terpenting
mereka.
kekayaan intelektual perusahaan terdiri dari aset tidak berwujud seperti
patennya (sekali diberikan), merek dagangnya, nama domain Internetnya,
semua hak cipta yang dimilikinya
instruksi manual atau video yang didistribusikannya kepada pengguna
produknya, dan rahasia dagangnya
Hak Paten
Paten adalah hak eksklusif inventor atas invensi di bidang teknologi
untuk selama waktu tertentu melaksanakan sendiri atau memberikan
persetujuan kepada pihak lain untuk melaksanakan invensinya.
1. Paten diberikan untuk invensi yang baru, mengandung langkah
inventif, dan dapat diterapkan dalam industri. Sementara paten
sederhana diberikan untuk setiap invensi baru, pengembangan dari
produk atau proses yang telah ada, dan dapat diterapkan dalam
industri. Paten sederhana diberikan untuk invensi yang berupa
produk yang bukan sekadar berbeda ciri teknisnya, tetapi harus
memiliki fungsi/kegunaan yang lebih praktis daripada invensi
sebelumnya yang disebabkan bentuk, konfigurasi, konstruksi, atau
komponennya yang mencakup alat, barang, mesin, komposisi,
formula, senyawa, atau sistem. Paten sederhana juga diberikan untuk
invensi yang berupa proses atau metode yang baru.;

5
2. Klaim paten sederhana dibatasi dengan satu klaim mandiri,
sedangkan paten jumlah klaimnya tidak dibatasi.;
3. Progres teknologi dalam paten sederhana lebih simpel daripada
progres teknologi dalam paten.

Trademark
Trademark adalah salah satu dari sekian jenis HKI (Hak Kekayaan
Intelektual) yang didalamnya terdiri dari desain, tanda, ataupun sebuah
ekspresi yang bisa dikenali untuk mengidentifikasi jasa atau produk yang
dikenalkan ke pasar.
Dengan adanya trademark, maka sebuah brand atau produk akan menjadi
lebih unik. Selain itu, dengan trademark konsumen juga bisa dengan
mudah membedakan produk satu dan lainnya dalam kategori yang sama.
Meskipun banyak manfaat yang bisa dimiliki oleh pemegang trademark
atau merek dagang, namun tidak semua trademark bisa didaftarkan. Ada
beberapa trademark yang tidak bisa didaftarkan, diantaranya adalah:
 Trademark yang berlawanan dengan ideologi negara, Undang-
undang agama, moralitas, ketertiban umum, sampai dengan
kesusilaan.
 Sama, berkaitan, atau hanya menyebutkan produk atau jasa yang
dimohonkan pendaftarannya.
 Terdapat elemen yang dapat menyesatkan masyarakat, khususnya
terkait tujuan, ukuran, jenis, macam, kualitas, dan asal dari produk
atau jasa yang dimohonkan pendaftarannya.
 Adalah nama dari varietas tanaman yang selama ini dilindungi
untuk produk atau jasa yang sejenis.
 Memuat keterangan yang bertentangan dengan manfaat atau
kualitas dari produk atau jasa yang dibuat.
 Tidak mengandung suatu hal yang bisa menjadi pembeda antara
produk sejenis lainnya.
 Trademark atau merek datang dengan nama umum, atau lambang
yang selama ini dikenal sebagai milik umum.

6
 Arti Simbol R (®), TM (™), dan C (©) Terkait dengan trademark
atau merek dagang, selama ini biasanya sebuah logo atau brand
disandingkan dengan beberapa simbol seperti ®, ™, dan ©.
 Arti Simbol ™™ adalah simbul trademark, yang digunakan untuk
menunjukan bahwa produk, jasa, atau produk yang dilepas ke
pasar tersebut belum secara resmi terdaftar di HKI, namun proses
pendaftaran hak merek sudah disetujui oleh badan terkait.
Sederhananya simbol ™ (trademark atau merek dagang) dari brand
atau logo yang digunakan sudah disetujui menggunakan hal itu,
hanya saja belum terdaftar secara resmi di HKI.
 Arti Simbol ®. ® adalah simbol registered, digunakan untuk
menunjukan bahwa produk, jasa, atau barang dilepas kepasar
sudah mendapatkan terdaftar secara resmi di HKI. Itu artinya
simbol ® (registered trademark) pemilik brand yang sudah
mendaftarkan trademark-nya dan mendapatkan hak esklusif atas
hal itu.
 Arti Simbol ©. © adalah simbol hak cipta atau copyright, yang
digunakan untuk memberitahukan sebuah hak cipta atas proses
kerja kreatif yang telah dibuat, dan secara resmi di lindungi oleh
undang-undang di Republik Indonesia, dalam hal ini bisa kita lihat
pada UU No 19 tahun 2020 yang secara khusus membahas tentang
Hak Cipta.

Copyright
Copyright artinya adalah hak cipta melindungi ekspresi ide dan informasi
dalam bentuk material yang mungkin ide itu ditulis dan direkam sebagai
gambar, video atau suara. Copyright tidak melindungi ide dan informasi
itu sendiri, namun melindungi realisasi dari hasil ide yang dituangkan
dalam bentuk karya.
Copyright biasanya melindungi karya yang dibuat oleh si pencipta dan
karya yang mendapat hak cipta ini harus orisinil atau asli. Hak cipta
melindungi materi karya sebagai buku, artikel jurnal, gambar digital,
lukisan, patung, foto, musik, video dll.

Copyright juga berlaku untuk materi yang tidak dipublikasikan seperti


situs web dan program komputer. Penulis dan pencipta tidak selalu

7
memiliki hak cipta atas karyanya. Copyright berlaku selama durasi
tertentu. Copyright juga memungkinkan masyarakat untuk menggunakan
materi hak cipta secara wajar untuk tujuan yang bermanfaat secara sosial,
seperti pendidikan dan penelitian.

Jenis-Jenis Copyright
1.Full Copyright
Full copyright adalah jenis hak cipta yang menunjukkan bahwasannya
semua karya yang ada telah dilindungi. Siapapun yang ingin
menggunakan karya harus meminta izin langsung dari si pemilik karya.
Full copyright memerlukan perizinan yang cukup panjang jika ingin
menggunakan karya sepenuhnya.

2. Public Domain
Public domain adalah jenis copyright yang mengalami masa kadaluwarsa
setelah bertahun-tahun sejak dilisensikan atau setelah kematian si
pencipta karya. Jika hak cipta suatu karya kadaluarsa, maka karya
tersebut menjadi public domain sehingga semua orang ini dapat
menggunakannya sesuka mereka.

3. Creative Commons
Creative commons sebenarnya adalah lisensi yang diterapkan pada karya
yang dilindungi hak cipta. Creative commons tidak terpisah dari
copyright, namun jenis hak cipta satu ini adalah cara mudah untuk
berbagi karya yang sudah dilisensikan.

Rahasia Dagang
Dikenal juga dengan sebutan Undisclosed Information(WTO/TRIPs)
atau Confidential Information (Inggris), atau Trade Secret(Amerika), dan
Indonesia menyebutnya Rahasia Dagang, yang merupakan alih bahasa
dari Trade Secret.Adanya penamaan yang berbeda ini tidak membedakan
pemahaman yang terkandung di dalamnya. Khusus di negara Indonesia
penerapannya hanya diberlakukan pada informasi bisnis. Tidak untuk
misalnya perselingkuhan selebritis.

Rahasia dagang sebagai bagian dari sistem Hak Kekayaan Intelektual


patut diberi perlindungan sebagaimana obyek HKI lainnya. Perlindungan
rahasia dagang diatur dalam Undang-Undang No. 30 tahun 2000 tentang

8
Rahasia Dagang. Rahasia Dagang berkembang mengikuti industrialisasi
dan budaya yang bersifat kompetitif dan individualistik. Rahasia dagang
pada masyarakat barat dianggap sebagai ”private rights” karena rahasia
yang dihasilkan dari intelektualitas manusia yang telah berkorban
mengunakan pikiran, tenaga, dan biaya yang tinggi. Sebaliknya budaya
timur menganggap rahasia dagang sebagai ”public rights” yang
merupakan milik bersama. Perbedaan ini tidak mendukung perlindungan
terhadap rahasia dagang pada umumnya.
 
Konsepsi rahasia dagang sudah dikenal oleh bangsa Cina  sekitar 3000
tahun sebelum masehi. Hal ini dapat diketahui dari legenda bangsa Cina
yang memberi gelar Putri Hsi-Ling-Shih, isteri kaisar kuning sebagai
Dewi Sutra. Pada setiap awal musim semi Putri memimpin upacara
pembuatan sutra. Kerahasiaan teknik dan proses pembuatan sutra dijaga
ketat oleh kerajaan. Barangsiapa membuka rahasia itu atau
menyelundupkan kepompong atau telur ulat sutra ke luar Cina akan
dihukum mati.  Mereka menjaga rahasia itu selama lebih dari 2000 tahun
sesudahnya.

Melakukan Audit Kekayaan Intelektual


Langkah pertama yang harus diambil perusahaan untuk melindungi
kekayaan intelektualnya adalah selesaikan audit kekayaan intelektual. Ini
direkomendasikan untuk semua perusahaan, terlepas dari ukuran, dari
start-up hingga perusahaan yang matang. Audit kekayaan intelektual
adalah dilakukan untuk menentukan kekayaan intelektual yang dimiliki
perusahaan.
Bagian berikut menjelaskan alasan melakukan intelektual audit properti
dan langkah-langkah dasar dalam proses audit. Beberapa perusahaan
menyewa attor ney untuk melakukan audit, sedangkan yang lain
melakukan audit sendiri. Setelah audit selesai, perusahaan menentukan
langkah-langkah yang tepat untuk itu perlu dilakukan untuk melindungi
kekayaan intelektual yang dimilikinya dan yang berharga.
[Mengapa Melakukan Audit Kekayaan Intelektual?
Ada dua alasan utama untuk melakukan audit kekayaan intelektual.
Pertama, bijaksana bagi perusahaan untuk secara berkala menentukan
apakah intelektual propertinya dilindungi dengan baik. kekayaan
intelektual berada di setiap departemen dalam suatu perusahaan, dan

9
memang demikian umum bagi perusahaan untuk mengabaikan kekayaan
intelektual yang memenuhi syaratperlindungan.
Alasan kedua perusahaan melakukan audit kekayaan intelektual adalah
tetap siap untuk menjustifikasi nilainya jika terjadi merger atau akuisisi.
Perusahaan yang lebih besar membeli banyak perusahaan wirausaha kecil
terutama perusahaan besar menginginkan kekayaan intelektual
perusahaan kecil. Kapan pendekatan perusahaan yang lebih besar,
perusahaan yang lebih kecil harus siap dan mampu membenarkan
penilaiannya.
Proses Melakukan Intelektual Audit Properti

Langkah pertama dalam melakukan audit kekayaan intelektual adalah


mengembangkan inventaris kekayaan intelektual perusahaan yang sudah
ada. Inventaris harus mencakup pendaftaran paten, merek dagang, dan
hak cipta perusahaan saat ini. Juga termasuk harus ada perjanjian atau
lisensi yang memungkinkan perusahaan untuk menggunakan hak
kekayaan intelektual orang lain atau mengizinkan orang lain untuk
menggunakan
kekayaan intelektualnya.

Studi kasus
Di Indonesia seseorang dengan mudah dapat memfoto kopi sebuah buku,
padahal dalam buku tersebut melekat hak cipta yang dimiliki oleh
pengarang atau orang yang ditunjuk oleh pengarang sehingga apabila
kegiatan foto kopi dilakukan dan tanpa memperoleh izin dari pemegang
hak cipta maka dapat dikategorikan sebagai pelanggaran hak cipta. Lain
lagi dengan kegiatan penyewaan buku di taman bacaan, masyarakat dan
pengelola taman bacaan tidak sadar bahwa kegiatan penyewaan buku
semacam ini merupakan bentuk pelanggaran hak cipta. Apalagi saat ini
bisnis taman bacaan saat ini tumbuh subur dibeberapa kota di Indonesia,
termasuk Yogyakarta. Di Yogyakarta dapat dengan mudah ditemukan
taman bacaan yang menyediakan berbagai terbitan untuk disewakan
kepada masyarakat yang membutuhkan. Kedua contoh tersebut
merupakan contoh kecil dari praktek pelanggaran hak cipta yang sering
dilakukan oleh masyarakat dan masyarakat tidak menyadari bahwa
tindakan yang mereka lakukan adalah bentuk dari pelanggaran hak cipta.
Padahal jika praktek seperti ini diteruskan maka akan membunuh
kreatifitas pengarang. Pengarang akan enggan untuk menulis karena hasil

10
karyanya selalu dibajak sehingga dia merasa dirugikan baik secara moril
maupun materil. Pengarang atau penulis mungkin akan memilih profesi
lain yang lebih menghasilkan. Selain itu kurang tegasnya penegakan hak
cipta dapat memotivasi kegiatan plagiasi di Tanah Air. Kita tentu pernah
mendengar gelar kesarjanaan seseorang dicopot karena meniru tugas
akhir karya orang lain. Mendarah dagingnya kegiatan pelanggaran hak
cipta di Indonesia menyebabkan berbagai lembaga pendidikan dan
pemerintah terkadang tidak sadar telah melakukan kegiatan pelanggaran
hak cipta. Padahal, seharusnya berbagai lembaga pemerintah tersebut
memberikan teladan dalam hal penghormatan terhadap hak cipta. Contoh
konkritnya adalah perpustakaan, lembaga ini sebenarnya rentan akan
pelanggaran hak cipta apabila tidak paham mengenai konsep hak cipta itu
sendiri. Plagiasi, Digitalisasi koleksi dan layanan foto kopi merupakan
topik-topik yang bersinggungan di hak cipta. Akan tetapi selain rentan
dengan pelanggaran hak cipta justru lembaga ini dapat dijadikan sebagai
media sosialisasi hak cipta sehingga dapat menimalkan tingkat
pelanggaran hak cipta di Tanah Air. Perpustakaan menghimpun dan
melayankan berbagai bentuk karya yang dilindungi hak ciptanya. Buku,
jurnal, majalah, ceramah, pidato, peta, foto, tugas akhir, gambar adalah
sebagai format koleksi perpustakaan yang didalamnya melekat hak cipta.
Dengan demikian maka perpustakaan sebenarnya sangat erat
hubungannya dengan hak cipta. Bagaimana, tidak di dalam berbagai
koleksi yang dimiliki perpustakaan melekat hak cipta yang perlu
dihormati dan dijaga oleh perpustakaan. Jika tidak berhati-hati atau
memiliki rambu-rambu yang jelas dalam pelayanan perpustakaan justru
perpustakaan dapat menyuburkan praktek pelanggaran hak cipta. Untuk
itu dalam melayankan berbagai koleksi yang dimiliki perpustakaan, maka
perpustakaan perlu berhati-hati agar layanan yang diberikannya kepada
masyarakat bukan merupakan salah satu bentuk praktek pelanggaran hak
cipta. Dan idealnya perpustakaan dapat dijadikan sebagai teladan dalam
penegakan hak cipta dan sosialisasi tentang hak cipta. Layanan foto kopi,
digitalisasi koleksi serta maraknya plagiasi karya tulis merupakan isu
serta layanan perpustakaan yang terkait dengan hak cipta. Perpustakaan
perlu memberikan pembatasan yang jelas mengenai layanan foto kopi
sehingga layanan ini tidak dikategorikan sebagai bentuk pelanggaran hak
cipta. Dalam kegiatan digitalisasi koleksi, perpustakaan juga perlu
berhati-hati agar kegiatan yang dilakukan tidak melanggar hak cipta
pengarang. Selain itu perpustakaan juga perlu menangani plagiasi karya

11
tulis dengan berbagai strategi jitu dan bukan dengan cara proteksi koleksi
tersebut sehingga tidak dapat diakses oleh pengguna perpustakaan.

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Menanggapi kasus pelanggaran hak cipta diatas, terlihat bahwa
kurangnya kesadaran seseorang dalam menghargai hasil karya orang
lain dan kurangnya kesadaran hukum dikalangan masyarakat kita,
memungkinkan orang tersebut melakukan pelanggaran dengan cara
membajak atau mengcopy sepenuhnya tanpa memperoleh izin dari
pemegang hak cipta. Akibat dari pelanggaran hak cipta tersebut adalah
merusak kreativitas seseorang yang menciptakan. Pencipta merasa
dirugikan baik secara moril maupun materiil karena hasil karyanya
selalu dibajak. Hal ini disebabkan karena ketidaktegasan penegakan
hukum hak cipta di Indonesia. Pemerintah harus dapat memberikan
sanksi tegas seperti yang tertulis dalam pasal 72 tentang Undang-
Undang Hak Cipta yaitu bagi mereka yang dengan sengaja atau tanpa
hak melanggar hak cipta orang lain dapat dikenakan pidana penjara
paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp
1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7
(tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 5.000.000.000,00 (lima

12
milyar rupiah). Menurut saya, solusi yang perlu diterapkan yaitu
perlunya ditanamkan kesadaran kepada masyarakat agar tidak dengan
mudahnya membajak hasil karya orang lain atau pencipta. Kesadaran
tersebut tentu tidak akan tumbuh apabila tidak dibarengin dengan
sanksi yang tegas dan berat agar menimbulkan efek jera bagi
masyarakat yang melanggarnya.
3.2. Saran
Solusi untuk masalah paten adalah dengan mengembangkan teknologi
dengan mengembangkan sistem perlindungan terhadap karya
intelektual di bidang teknologi yang berupa pemberian hak paten.
Tindakan ini dilakukan bertujuan untuk agar tidak terjadi masalah-
masalah seperti mengklaim(pembajakan) peniruan tentang
pembudidayaan tanaman

Daftar Pustaka

13
14
15

Anda mungkin juga menyukai