Anda di halaman 1dari 9

GENTA MULIA ISSN: 2301-6671

Volume XI No.2, Juli 2020


Page : 258-266

KEMAMPUAN MAHASISWA BARU DALAM PENGUASAAN EJAAN


BAHASA INDONESIA SEBAGAI BAHAN PENYUSUNAN RPS MATA
KULIAH BAHASA INDONESIA STAIN TEUNGKU DIRUNDENG
MEULABOH

Nina Eka Putri

STAIN Teugku Dirundeng Meulaboh


Email: ninaekaputri94@yahoo.com

Penelitian ini berjudul Kemampuan Mahasiswa Baru dalam Penguasaan Ejaan Bahasa Indonesia Sebagai
Bahan Penyusunan RPS Mata Kuliah Bahasa Indonesia STAIN Teungku Dirundeng Meulaboh. Rumusan
masalah penelitian ini adalah bagaimana kemampuan mahasiswa baru dalam penguasaaan ejaan bahasa
Indonesia di STAIN Teungku Dirundeng Meulaboh. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif
kuantitatif dengan jumlah populasi dan sampel sebanyak 53 orang mahasiswa prodi PGMI Jurusan Tarbiyah dan
Keguruan STAIN Teungku Dirundeng Meulaboh. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh bahwa kemampuan
mahasiswa baru dalam penguasaan ejaan bahasa Indonesia belum memadai, dengan keterangan sebanyak 1
orang atau 1,89% mahasiswa memperoleh predikat nilai sangat baik, 6 orang atau 11,3% mahasiswa
memperoleh predikat baik, dan 46 orang atau 86,8% mahasiswa memperoleh predikat cukup. Dengan kata lain,
hanya 7 orang atau 13,21% mahasiswa yang memperoleh nilai yang memadai, sedangkan sisanya 46 orang atau
sebanyak 86,8% mahasiswa memperoleh nilai yang belum memadai atau belum mencapai nilai sesuai kriteria.

Kata Kunci: kemampuan, mahasiswa, ejaan bahasa Indonesia

PENDAHULUAN merujuk pada aturan kaidah bahasa, yaitu


Bahasa Indonesia adalah bahasa yang PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa
digunakan sebagai bahasa pengantar Indonesia). PUEBI adalah hasil revisi dari Ejaan
pendidikan. Sebagai bahasa pengantar Yang Disempurnakan (EYD) yang berlaku sejak
pendidikan, tentunya bahasa Indonesia bukanlah tahun 2016. Namun, dalam dunia pendidikan
bahasa yang asing lagi bagi masyarakat, apalagi masih banyak yang menyebutnya EYD padahal
bagi pengenyam pendidikan. Bagi pengenyam sekarang sebutannya adalah PUEBI.
pendidikan, bahasa Indonesia selain digunakan Bahasa Indonesia meskipun sudah
sebagai sarana komunikasi, dipelajari juga dipelajari sejak sekolah tingkat dasar, tetapi
sebagai mata pelajaran sehingga penggunaan pada penerapannya masih banyak yang tidak
bahasa Indonesia yang baik dan benar harusnya menggunakan bahasa yang baik dan benar. Hal
sudah dipahami dan digunakan, terutama dalam ini juga yang mendasari alasan penulis ingin
pengunaan ragam tulisan. mengetahui kemampuan mahasiswa baru dalam
Dalam ragam tulisan, penggunaan bahasa penguasaan ejaan bahasa Indonesia. Mahasiswa
Indonesia yang baik dan benar diterapkan baru yang dimaksud di sini bukanlah mahasiswa
melalui penggunaan ejaan yang benar yang yang baru mendaftar atau yang berada di

258
GENTA MULIA ISSN: 2301-6671
Volume XI No.2, Juli 2020
Page : 258-266

semester pertama, tetapi mahasiswa yang berada Berdasarkan latar belakang penelitian di
pada semester kedua tahun ajaran 2020. atas, rumusan masalah pada penelitian adalah
Mahasiswa tersebut dijadikan sebagai objek bagaimana kemampuan mahasiswa baru dalam
penelitian karena pada semester kedua mereka penguasaaan ejaan bahasa Indonesia di STAIN
mulai mengambil mata kuliah Bahasa Indonesia. Teungku Dirundeng Meulaboh. Hasil penelitian
Penelitian pun hanya dilakukan pada mahasiswa ini ditujuankan dapat menjadi pedoman dosen
Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah dalam penyusuan RPS mata kuliah Bahasa
Jurusan Tarbiyah dan Keguruan mengingat Indonesia di perguruan tinggi tersebut.
peneliti merupakan dosen yang ber-homebase di
Jurusan prodi tersebut . TINJAUAN PUSTAKA
Untuk menyusun RPS mata kuliah Bahasa Kemampuan merupakan sesuatu yang
Indonesia, sejauh mana pengetahuan mahasiswa dimiliki oleh setiap individu untuk melakukan
akan bahasa Indonesia tentu akan memberikan tugas atau pekerjaan yang dibebankan
manfaat dan gambaran tentang apa yang akan kepadanya (Tim Pengembang Ilmu Pendidikan,
diajarkan nantinya di RPS. Kemampuan 2007). Menurut Akhmad Sudrajat, ada dua jenis
mahasiswa akan penguasaan bahasa Indonesia kemampuan, yaitu actual ability atau kecakapan
tidak dapat disimpulkan hanya dengan nyata dan potential abillity atau kecakapan
keikutsertaan mahasiswa dalam pembelajaran potensial. Yang dimaksud kecakapan nyata
bahasa Indonesia selama ini yang telah adalah kecakapan yang didapatkan dari hasil
dipelajari dari tingkat SD/MI, kemudian belajar yang kemudian dapat didemonstrasikan
dipelajari kembali di tingkat SMP/MTs, dan dan atau diuji. Kemudian, yang dimaksud
juga dipelajari di tingkat SMA/MA. dengan kecakapan potensial adalah kecakapan
Keikutsertaan dalam pembelajaran tersebut tidak yang diperoleh dari faktor keturunan, masih
dapat menjamin bahwa semua mempunyai terkandung dalam diri individu, dan masih harus
pengetahuan akan bahasa Indonesia. Oleh digali (Hartanto, 2017: 9).
karena itu, penulis tertarik ingin meneliti Dalam pembelajaran bahasa Indonesia, ada
Kemampuan Mahasiswa Baru dalam empat kemampuan dasar berbahasa yang harus
Penguasaan Ejaan Bahasa Indonesia sebagai dipenuhi. Empat kemampuan tersebut meliputi:
Bahan Penyusunan RPS MKU Bahasa kemampuan mendengar, berbicara, membaca,
Indonesia STAIN Teungku Dirundeng dan menulis. Keempat kemampuan tersebut
Meulaboh. Hal ini diharapkan dapat membantu berbeda rumusan capaiannya sesuai dengan
dosen dalam menentukan RPS dan juga dalam jenjang pendidikan yang diikuti. Namun, dari
menentukan metode pembelajaran yang tepat keempat kemampuan tersebut, yang menjadi
guna meningkatkan pengetahuan mahasiswa fokus dalam penelitian ini adalah kemampuan
akan bahasa Indonesia. menulis.

259
GENTA MULIA ISSN: 2301-6671
Volume XI No.2, Juli 2020
Page : 258-266

Kemampuan menulis adalah kemampuan c. Tujuan persuasif atau persuasive purpose,


seseorang dalam melukiskan lambang atau yaitu menulis dengan tujuan untuk
grafis yang dipahami baik oleh penulis bahasa meyakinkan pembaca akan kebenaran ide
itu sendiri maupun orang lain yang mempuyai atau gagasan yang diungkapkan.
kesamaan pengertian terhadap simbol-simbol d. Tujuan informasi (tujuan penerangan) atau
bahasa tersebut (Suriamiharja dkk, dalam informational purpose, yaitu menulis yang
Lasmini, 2017). Menurut Sabir (dalam Aziz, bertujuan untuk memberikan informasi
2020:6), menulis merupakan suatu keterampilan kepada pembaca.
berbahasa yang digunakan untuk komunikasi e. Tujuan pernyataan diri atau self –
yang dilakukan secara tidak langsung. Jika ekspressive purpose, yaitu menulis dengan
dilihat menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia tujuan untuk memperkenalkan diri
atau yang lazim disingkat KBBI, menulis pengarang kepada pembaca.
mempunyai beberapa makna, yaitu melahirkan f. Tujuan kreatif atau creative purpose, yaitu
pikiran atau perasaan (seperti mengarang dan menulis dengan tujuan untuk mencapai
membuat surat, membuat huruf dan angka, nilai-nilai kesenian.
membatik, menggambar dan melukis. g. Tujuan pemecahan masalah atau problem –
Berdasarkan beberapa pengertian tersebut, dapat solving purpose, yaitu menulis untuk tujuan
disimpulkan bahwa menulis merupakan gagasan memecahkan masalah yang dihadapi.
yang diekspresikan dalam bentuk tulisan. Oleh Ejaan Bahasa Indonesia adalah suatu
karena itu, dalam menulis, bahasa adalah unsur pedoman yang berisi aturan-aturan dalam
yang paling penting diperhatikan. Penggunaan penulisan bahasa Indonesia. Kadiah ejaan
bahasa akan menentukan pesan yang ditulis oleh bahasa Indonesia ini tertuang dalam buku
penulis tersampaikan dengan benar atau tidak Pedoman Umum Bahasa Indonesia terbitan
kepada pembaca. tahun 2016 yang merupakan hasil revisi dari
Menulis mempunyai beberapa tujuan. kaidah bahasa Indonesia sebelumnya. Seperti
Berikut beberapa tujuan menulis menurut Hugo yang telah diketahui bahwa di Indonesia, ada
Hartig (dalam Taringan, 1982: 24-25).. beberapa kaidah penulisan yang sudah berlaku.
a. Tujuan penugasan atau assigment purpose, Kaidah penulisan ejaan yang pernah berlaku di
yaitu menulis bukan atas dasar keinginan Indonesia, yaitu Ejaan Van Ophuijsen, Ejaan
diri sendiri, melainkan karena ditugaskan Republik atau Ejaan Soewandi, Ejaan
oleh orang lain. Pembaharuan, Ejaan Melindo, Ejaan yang
b. Tujan altruistik atau altruistic purpose, yaitu Disempurnakan, dan terakhir Pedoman Umum
menulis dengan tujuan untuk menyenangkan Ejaan Bahasa Indonesia.
pembaca, menolong pembaca untuk dapat Adanya kaidah-kaidah ejaan tersebut
memahami, menghargai perasaan dan ditujuankan agar dalam penulisan bahasa
penalarannya. Indonesia di seluruh Indonesia mempunyai

260
GENTA MULIA ISSN: 2301-6671
Volume XI No.2, Juli 2020
Page : 258-266

aturan penulisan yang sama. Hal ini akan menggunakan angka, mulai dari pengumpulan
berdampak pada munculnya satu kepahaman data, penafsiran terhadap data tersebut, serta
dalam penyusunan bahasa yang digunakan penampilan dari hasilnya (Nurgiyantoro,
dalam komunikasi yang berbentuk tulisan di 2010:27). Namun, dalam penelitian kuantitatif
seluruh Indonesia. ini juga menggunakan metode deskriptif.
Ejaan bahasa Indonesia yang tertuang dalam Artinya, penelitian ini dilakukan untuk
Pedoman Umum Bahasa Indonesia atau PUEBI menyelidiki keadaan, kondisi, atau hal lain-lain
di dalamnya mengatur beberapa kaidah yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan
penulisan. Kaidah tersebut meliputi aturan penelitian (Arikunto, 2010: 3).
pemakaian huruf, pemakaian tanda baca, Populasi dalam penelitian ini adalah
penulisan kata, dan penulisan unsur serapan. mahasiswa Pendidikan Guru Madrasah
Aturan-aturan inilah yang menjadi landasan Ibtidaiyah semester dua tahun ajaran 2020 yang
untuk melihat sejauh mana kemampuan menulis berjumlah 53 orang. Karena jumlah populasinya
mahasiswa baru dalam penguasaan ejaan bahasa kurang dari 100, seluruh jumlah populasi
Indonesia. diambil keseluruhan sehingga pengambilan
sampel sejumlah populasi itu sendiri. Hal ini
METODE sesuai dengan yang dinyatakan oleh Arikunto,
Pendekatan deskriptif kuantitatif adalah yaitu “Jika populasi penelitian kurang dari 100,
pendekatan yang digunakan dalam penelitian baik diambil seluruh. Akan tetapi, apa bila
ini. Pendekatan deskriptif kuantitatif adalah subjeknya lebih dari 100, diambil 10-15% atau
suatu rancangan penelitian yang 20-25% atau lebih”. Alasan pemilihan populasi
menggambarakan variabel penelitian dalam pada Prodi Pendidikan Guru Madrasah
bentuk angka. Selanjutnya, angka-angka Ibtidaiyah karena peneliti merupakan dosen
tersebut dijadikan gambaran dari kemampuan tetap di prodi tersebut sehingga dapat
menulis mahasiswa baru dalam penguasaan memudahkan peneliti dalam pengumpulan data.
ejaan bahasa Indonesia di STAIN Teungku Untuk leebih lanjut, keterangan sampel dapat
Dirundeng Meulaboh. Dalam penelitian, angka- diperhatikan pada tabel berikut ini.
angka tersebut diperoleh dari hasil tes yang Tabel 1 Jumlah Mahasiswa Semester Dua Tahun
Ajaran 2020 Prodi Pendidikan Guru Madrasah
dilakukan. Kemudian, variabel yang dimaksud Ibtidaiyah
dalam penelitian ini adalah kemampuan menulis No. Kelas Laki-Laki Perempuan
1 Unit A 4 24
mahasiswa baru dalam penguasaan ejaan bahasa 2 Unit B 4 21
Jumlah 53
Indonesia.

Instrumen yang digunakan dalam


Jenis penelitian ini adalah penelitian
penelitian ini adalah istrumen tes penugasan.
kuantitatif. Dalam hal ini, penelitian kuantitatif
Alat evaluasi yang digunakan, yaitu berupa tes
yang dimaksud adalah penelitian yang banyak

261
GENTA MULIA ISSN: 2301-6671
Volume XI No.2, Juli 2020
Page : 258-266

pilihan ganda yang diujikan kepada mahasiswa dalam menyelesaikan soal pilihan ganda
tentang materi ejaan bahasa Indonesia. yang diberikan sebagai berikut.
Teknik pengumpulan data yang
= 100
digunakan pada penelitian ini adalah teknik tes.
Penggunaan teknik tes ini ditujuankan untuk
Keterangan:
mengetahui kemampuan menulis mahasiswa
S = skor yang diperoleh siswa
baru dalam penguasaan ejaan bahasa Indonesia.
SM = skor maksimal
Teknik tes ini berupa pemberian soal pilihan
ganda yang berisi materi tentang penulisan ejaan
2) Menghitung Rata-Rata Skor Mahasiswa
bahasa Indonesia. Tes ini diberikan selama dua
Rata-rata skor diperoleh menggunakan
jam pertemuan atau selama 2x50 menit. Dalam
rumus:
pengumpulan data ini, langkah yang dilakukan
Σ
adalah pertama penelitian menyiapkan soal = 100
pilihan ganda sebanyak 15 pertanyaan.
Kemudian, soal tersebut diberikan kepada Keterangan:
mahasiswa untuk dijawab selama 2x50 menit. Xi = rata-rata skor
Waktu untuk menjawab soal pilihan ganda Σx = jumlah keseluruhan f(x)
tersebut sengaja diberikan lebih banyak agar N = jumlah keseluruhan sampel
mahasiwa dapat memikirkan jawaban yang
benar sesuai dengan penerapan penulisan ejaan Pada tahap kedua ini, nilai hasil lembar
bahasa Indonesia yang selama ini telah kerja mahasiswa dimasukkan dalam tabel
digunakan ketika menulis. Selanjutnya, setelah ditribusi frekuensi. Hal ini bertujuan agar
semua soal telah terjawab, peneliti memeriksa peneliti mudah menentukan frekuensi dan nilai
lembar jawaban mahasiswa dan diberikan nilai rata-ratanya. Selanjutnya, nilai tersebut juga
sesuai dengan teknik analisis data yang diklasifikasikan dalam bentuk predikat sangat
digunakan dalam penelitian. baik, baik, dan cukup yang merujuk pada
Teknik analisis data yang digunakan Peraturan Mendikbud tentang penilaian hasil
dalam penelitian ini adalah teknik analisis belajar yang juga diterapkan di perguruan tinggi.
deskriptif kuantitatif. Untuk lebih jelasnya, Tabel penilaiannya sebagai berikut.
tahap-tahap yang digunakan dalam teknik
Tabel 2 Predikat Penilaian Hasil Belajar
analisis data deskriptif kuantitatif akan Mahasiswa
Rentang Nilai Huruf Predikat
dipaparkan sebagai berikut. Angka
1) Membuat Daftar Skor Mentah 3,51 - 4.00 87,7 - 100 A Sangat baik
2,51 - 3,50 62,7 - 87,5 B Baik
Rumus yang digunakan oleh peneliti untuk 1,51 - 2,50 37,7 - 62,5 C Cukup
menghitung skor yang diperoleh mahasiswa

262
GENTA MULIA ISSN: 2301-6671
Volume XI No.2, Juli 2020
Page : 258-266

Tabel nilai di atas merupakan hasil mahasiswa dalam penguasaan ejaan bahasa
rangkuman dari tabel penilaian yang meliputi Indonesia belum memadai. Dengan demikian,
nilai ketuntasan kompetensi sikap, nilai dapat disimpulkan bahwa kemampuan
ketuntasan pengetahuan, dan nilai ketuntasan mahasiswa baru dalam pengusaan ejaan bahasa
keterampilan dalam Permendikbud (2014: 10- Indonesia di Prodi Pendidikan Guru Madrasah
11). Ibtidaiyah STAIN Teungku Dirundeng
3) Terakhir, mengklasifikasikan hasil dari Meulaboh belum memadai. Untuk lebih
sampel yang diteliti. Berdasarkan tingkatan jelasnya, dapat diamati pada tabel berikut ini.
nilai sebelumnya, sampel dinyatakan Tabel 3 Klasifikasi Tingkat Kemampuan
Mahasiswa dalam Penguasaan Ejaan Bahasa
memiliki kemampuan penguasaan ejaan Indonesia
bahasa Indonesia jika 80% mahasiswa N Rentang Jumlah Tingkatan %
o. Nilai Nilai
mendapat nilai 62,7 ke atas dan dikatakan 1 87,7 - 100 1 sangat baik 1,89
2 62,7 - 87,5 6 baik 11,3
belum mampu jika kurang dari 80%
3 37,7 - 62,5 46 cukup 86,8
mahasiswa mendapat nilai 62,7 ke bawah. Jumlah 53 100
%

HASIL DAN PEMBAHASAN Ketidakmemadainya hasil perolehan


Penguasaan ejaan bahasa Indonesia nilai mahasiswa tentang penguasaan ejaan
adalah suatu kemampuan yang harusnya teah bahasa Indonesia disimpulkan berdasarkan
diperoleh oleh peserta didik di tingkat perguruan persentase keseluruhan. Persentase yang dilihat
tinggi. Hal ini berlandaskan pembbelajaran yang adalah persentase dari klasifikasi nilai
telah dipelajari dan telah diterapkan selama mahasiswa yang memperoleh nilai di atas atau
menempuh pendidikan mulai tingkat sekolah sama dengan 62,7. Dari 53 mahasiswa, diketahui
dasar hingga menengah ke atas. Penguasaan ini bahwa sebanyak 7 orang mahasiswa memiliki
seharusnya juga sudah dimiliki oleh mahasiswa nilai 62,7 ke atas dan 46 orang mahasiswa
jika ditinjau dari pembelajaran dan penggunaan memperoleh nilai di bawah 62,7. Pengklasifikasi
bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional. nilai tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.
Namun, dalam hasil tes yang telah diberikan Tabel 4 Rangkuman Hasil Penelitian Klasifikasi
kepada mahasiswa diperoleh hasil yang Tingkat Kemampuan Mahasiswa dalam
Penguasaan Ejaan Bahasa Indonesia
bervariasi sesuai dengan pengetahuan yang telah
No. Perolehan Nilai Frek %
didapat selama ini. 1 Nilai 62,7 ke atas 7 13,21%
Dari hasil penelitian pada 53 orang 2 Di bawah 62,7 46 86,8%
mahasiswa Prodi Pendidikan Guru Madrasah Jumlah 53 100%

Ibtidaiyah, ditemukan bahwa 1 orang memiliki


Berdasarkan hasil penelitian ditemukan
predikat sangat baik, 6 orang memiliki predikat
bahwa kemampuan mahasiswa baru dalam
baik, dan 46 orang memiliki predikat cukup.
penguasaan ejaan bahasa Indonesia belum
Data tersebut menunjukkan bahwa kemampuan

263
GENTA MULIA ISSN: 2301-6671
Volume XI No.2, Juli 2020
Page : 258-266

memadai. Dari hasil lembar kerja mahasiswa, penulisan kata yang benar dan penulisan kata
skor yang diperoleh oleh mahasiswa di kedua yang tidak benar sesuai ejaan bahasa Indonesia.
kelas dimulai dari rentang nilai 20 sampai Dengan demikian, dalam perumusan RPS atau
dengan 93. Jika dirincikan, sebanyak 1 orang silabus mata kuliah Bahasa Indonesia, materi
memperoleh nilai 20, 7 orang memperoleh nilai tentang ejaan bahasa Indonesia dipelajari
27, 8 orang memperoleh nilai 33, 11 orang kembali secara mendalam dan tentunya tidak
memperoleh nilai 40, 11 orang memperoleh nilai hanya cukup satu pertemuan. Hal ini mengingat
47, 6 orang memperoeh nilai 53, 2 orang ejaan bahasa Indonesia sebagai pengetahuan
memperoleh nilai 60, 2 orang memperoleh nilai dasar yang harus dikuasai dalam penggunaan
67, 3 orang memperoleh nilai 73, 1 orang ragam tulisan.
memperoleh nilai 87, dan 1 orang memperoleh Kemampuan mahasiswa dalam
nilai 93. Jumlah skor ini diperoleh dari tes penguasaan ejaan bahasa Indonesia yang belum
pilihan ganda yang diberikan sebanyak 15 soal. tercapai tentu dilandasi oleh beberapa faktor.
Dari 15 soal yang diberikan, rata-rata Berdasarkan pengamatan peneliti, ada tiga
mahasiswa banyak menjawab salah di faktor yang mempengaruhi sehingga
pertanyaan tentang penulisan kata dan kemampuan mahasiswa dalam penguasaan ejaan
pemakaian tanda baca. Jika melihat dari segi bahasa Indonesia masih belum memadai. Faktor
soal, setiap kalimat atau setiap opsi jawaban tersebut, yaitu (1) ditinjau dari mahasiswa, (2)
yang digunakan merupakan kata atau tanda baca ditinjau dari pengajar, dan (3) ditinjau dari
yang sering digunakan sehari-hari. Baik yang lingkungan.
digunakan dalam percakapan sehari-hari Pertama, ditinjau dari mahasiswa.
maupun yangsering digunakan oleh masyarakat Mahasiswa sebagai individu mempunyai peran
sekitar di media iklan, seperti kata di papan penting dalam memberdayakan diri sendiri
nama toko, spanduk, atau pun kata yang sering untuk meningkatkan pengetahuan tentang ejaan
digunakan di papan pemberitahuan atau bahasa Indonesia. Dalam hal ini, kurangnya
peringatan. Namun, dari 53 orang mahasiswa, minat mahasiswa dalam pembelajaran bahasa
hanya satu orang yang salah menjawab di satu Indonesia dapat menjadi faktor penentu
pertanyaan dari 15 pertanyaan yang diberikan, sehingga pengguasaan terhadap ejaan bahasa
yaitu pada pertanyaan 14 tentang penulisan kata Indonesia masih kurang. Kurangnya minat
“sekadar”. tersebut baik dari segi minat membaca maupun
Hal tersebut menggambarkan bahwa minat menulis itu sendiri. Dari segi minat
penguasaan ejaan bahasa Indonesia,terutama membaca, kurangnya minat membaca akan
pada penulisan kata baku masih jauh dari yang berpengaruh pada tidak terbaruinya infromasi
diharapkan. Meskipun kata tersebut telah yang didapatkan mengenai ejaan bahasa
didengar atau dipelajari dari sekolah dasar, Indonesia yang sedang berlaku sehingga kaidah
mahasiswa masih kesulitan membedakan dalam penulisan tidak mempunyai

264
GENTA MULIA ISSN: 2301-6671
Volume XI No.2, Juli 2020
Page : 258-266

perkembangan pengetahuan. Kemudian, membentuk suatu konsep di pikiran. Jika bahasa


kurangnya minat menulis menjadikan Indonesia di lingkungan banyak menggunakan
mahasiswa tidak terbiasa untuk menuliskan kata ragam tidak baku, baik lisan maupun tulisan,
atau kalimat yang sesuai dengan ejaan bahasa penggunaan ragam tidak baku tersebut akan
Indonesia. dipercayai sebagai penggunaan ragam baku atau
Kedua, ditinjau dari pengajar. Pengajar secara sederhana dipercayai sebagai bahasa
bahasa Indonesia dalam proses belajar mengajar, Indonesia yang benar. Hal ini pada akhirnya
selain harus memberikan materi juga harus akan mempengaruhi dalam penulisan pada
dapat memberikan contoh sesuai dengan materi ragam resmi.
yang diajar. Pembelajaran bahasa Indonesia
Kesimpulan
yang dipelajari sebaga mata pelajaran wajib di
Berdasarkan hasil penelitian,
setiap jenjang pendidikan tidak akan berdampak
kemampuan mahasiswa baru dalam penguasaan
jika hanya dipelajari sebagai materi saja tanpa
ejaan bahasa Indonesia sebagai Bahan
diterapkan dalam komunikasi baik lisan maupun
Penyusunan RPS MKU Bahasa Indonesia
tulisan. Lazimnya di sekolah maupun di
STAIN Teungku Dirundeng Meulaboh belum
perkuliahan, pembelajaran bahasa Indonesia
mencapai kriteria nilai yang ditentukan. Dari 53
hanya sekadar menekankan pada penguasaan
mahasiswa yang menjadi sumber data
materi di lembar kerja pada saat di kelas, sedikit
penelitian, ditemukan sebanyak 7 orang atau
yang memperhatikan pada pola komunikasi
sebanyak 13,21 % mahasiswa mempunyai
yang dibangun baik pada saat pembelajaran itu
kemampuan yang memadai dalam penguasaan
berlangsung maupun di luar kelas yang masih
ejaan bahasa Indonesia dan sebanyak 46 orang
dalam cakupan lingkungan pendidikan. Hal ini
atau sebanyak 86,8% mahasiswa belum
menyebabkan mahasiswa belajar bahasa
mempunyai kemampuan yang memadai dalam
Indonesia hanya sebagai tuntutan nilai dan tidak
penguasaan ejaan bahasa Indonesia.
memiliki kebiasaan mendengar atau menulis
Ada tiga faktor yang mempengaruhi
sesuai ejaan bahasa Indonesia pada saat di luar
kurangnya kemampuan mahasiswa dalam
kelas.
penguasaan ejaan bahasa Indonesia, yaitu faktor
Terakhir, ditinjau dari lingkungan.
yang ditinjau dari mahasiswa, pengajar, dan
Selain dari faktor mahasiswa dan pengajar,
lingkunga. Pertama, jika ditinjau dari
lingkungan juga mempunyai peranan penting
mahasiswa, kurangnya minat akan pembelajaran
karena mahasiswa banyak menghabiskan waktu
bahasa Indonesia mempengaruhi mahasiswa
dengan lingkungannya. Bahasa Indonesia
untuk tidak mencari tahu tentang bahasa
sebagai bahasa nasional digunakan dalam setiap
Indonesia. Kedua, jika ditinjau dari pengajar,
lingkup kehidupan masyarakat. Lingkungan
kurangnya penekanan pada penerapan bahasa
sebagai suatu hal yang diamati secara terus-
Indonesia di lingkup kelas dan lingkungan
menerus baik secara sengaja maupun tidak akan

265
GENTA MULIA ISSN: 2301-6671
Volume XI No.2, Juli 2020
Page : 258-266

pendidikan menjadikan pembelajaran bahasa mendukung proses perbaikan belajar


Indonesia tidak sesuai materi yang diajarkan. mengajar bahasa Indonesia.
Terakhir, jika ditinjau dari lingkungan,
kurangnya penggunaan ragam baku di DAFTAR PUSTAKA
lingkungan masyarakat menjadikan semua Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
penggunaan bahasa Indonesia di lingkungan
Jakarta: Rineka cipta.
dianggap merupakan sesuatu hal yang sudah
Azis, Abdul. (2010). Menulis Lanjut. Garut:
pasti benar.
YAF Garut Jawa Barat.
Dengan demikian, karena hasil
Hartanto, Agus. (2017). Penggunaan
penelitian menyatakan bahwa kemampuan
Pendekatan Pembelajaran Berbasis
mahasiswa dalam penguasaan ejaan bahasa Genre untuk Meningkatkan
Kemampuan Menulis Teks Eksplanasi
Indonesia belum memadai, untuk penyusunan
Siswa Kelas XI IPA 1 SMA Negeri 2
RPS mata kuliah Bahasa Indonesia, materi ejaan Surakarta Semester 2 Tahun Pelajaran
2017/2018. Jurnal Pendidikan
bahasa Indonesia disusun lebih dari satu
Empirisme: Edisi 23, Volume 6,
pertemuan. Sebagaimana yang telah diketahui Desember 2017.
bahwa ejaan bahasa Indonesia merupakan
Mendikbud. (2017). KBBI Edisi V. Jakarta:
pondasi dasar dalam penggunaan ragam tulis Badan Pengembangan dan Pembinaan
Bahasa Kementerian Pendidikan dan
yang tentunya akan diterapkan oleh mahasiswa
Kebudayaan.
selama perkuliahan dan setelah perkuliahan.
Nurgiyantoro, Burhan. (2010). Penilaian
Saran
Pembelajaran Bahasa. Yogyakarta:
Berdasarkan hasil penelitian, ada BPFE.
beberapa saran yang dapat digunakan untuk
Permendikbud Republik Indonesia. (2014).
meningkatkan kemampuan penguasaan ejaan Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik
pada Pendidikan Dasar dan
bahasa Indonesia.
Pendidikan Menengah No. 104.
(1) Sebagai dosen atau pengajar dapat
Lasmini, Sri. (2017) Peningkatan Keterampilan
menerapkan materi bahasa Indonesia baik
Menulis Teks Deskriptif melalui
dalam ragam lisan maupun tulisan, baik di Penerapan Pendekatan Writing
Process bagi Siswa Kelas X Tsm Smk
lingkup kelas maupun di lingkup instansi
Negeri 6 Surakarta Semester Gasal
pendidikan. Tahun 2017/2018. Jurnal Konvergensi:
Edisi 21, Volume V Juli 2017.
(2) Menerapkan literasi di lingkup instansi
pendidikan sehingga mahasiswa terbiasa Tarigan, Henry Guntur. (1982). Menulis Sebagai
Suatu Keterampilan Berbahasa.
akan kosakata baku bahasa Indonesia.
Bandung: Angkasa.
(3) Penelitian ini diharapkan dapat menjadi
Tim Pengembang Ilmu Pendidikan. (2007). Ilmu
rujukan pengajar, terutama dosen pengampu
dan Aplikasi Pendidikan. PT. Imperial
mata kuliah Bahasa Indonesia dalam Bhakti Utama

266

Anda mungkin juga menyukai