Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM FISIKA DASAR

KODE: M1

JUDUL PERCOBAAN

PEGAS

DI SUSUN OLEH:

NAMA : ANDRA PUTRA NURRAFI


NIM : 21120120130090
JURUSAN / PROGRAM STUDY : TEKNIK KOMPUTER
KELAS :A NO REGU : 10
HARI : SELASA TANGGAL : 23 MARET 2021
PRAKTIKUM KE :3 JAM : 17.20-18.10
ASISTEN : SABILLA AYU MAHARASTRI

LABORATORIUM FISIKA DASAR


UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
1. Tentukan besaran (observabel) fisis apa saja yang dapat anda amati /ukur secara
langsung terkait dengan besaran yang hendak anda cari dalam percobaan anda (10 poin).

BESARA SATUAN
LAMBANG DIMENSI
N INTERNASIONAL
Panjang Meter (m) l [L]
Massa Kilogram (kg) m [M]
Waktu Sekon (s) s [T]
2. Gambarkan set-up eksperimen dalam peralatan yang akan anda lakukan dan berilah
keterangan gambar dari set-up eksperimen anda (20 poin) .

1. Statif : Untuk menggantung pegas.


2. Pegas : Untuk menggantung beban.
3. Beban : Untuk membentuk renggangan pada pegas.
4. Stopwatch : Untuk mengukur waktu tempuh pegas dalam 5 kali osilasi.
5. Meteran : Untuk mengukur panjang pegas sebelum diberi beban dan setelah diberi beban.
3. Berdasarkan persamaan persamaan yang ada dalam buku petunjuk praktikum, jabarkan
perumusan persamaan yang akan anda gunakan untuk mendapatkan hasil hasil yang akan
anda cari dalam eksperimen (nilai : 40 poin)

Hukum hooke :
u=
−1
kx
−( mk ) x=−w Acos(wt +θ)
2

2 k
−( ) Acos(wt + ∅)=−w Acos( wt +θ)
2
m
du
f= k
dx =W 2
m
k

f=
d ( −12 kx ) W=
m√
dx Periode:
mg=−kx 2π
T=
w
Hukum Newton II: 2π
f =m . a T=
k
−kx =m 2
2
d x
dt
k 2π

m
2
d x k
dt2 m
+ x=0 √ =
m T
k 4π2
d2 x k =
dt 2
=−( ) m
x m T2
4 π2 m
d2 x m k=
x= 2 T2
dt k
Ralat Rambat:
Turunan Trigonometri: 2 2
dk dk
d
dt
d2
cos t=−sin t
−d
√(
∆ k= (
dt )
∆ t) +(
dx ( )
∆x)

2
cos t= sin t
dt dt
¿ cos t Keterangan:

N
Turunan Parsial: k =¿ Konstanta Pegas ( )
m
∂k 4 π2
= F=¿ Gaya (N)
∂m T2 22
∂k 8π2 π=¿ tetapan =
= 7
∂T T 3 m=¿ massa (kg)
Persamaan Umum Gelombang: m

x= A cos (wt −∅ ¿)¿


g=¿gaya gravitasi ( )
s2
m
dx a=¿ percepatan ( )
dt
=−WAsin¿ x2
rad
d2 x 2 ω=¿ Kecepatan sudut ( )
2
=−W Acos (Wt +θ ) s
dt θ=¿ sudut
T =¿ Periode (s)
Maka : t=¿ waktu (s)
d2 x d2 x A=¿ amplitudo (m)
=
d t 2 d t2
4. Sajikan data ke dalam tabel berikut dari hasil - hasil percobaan anda tambah/kurangi
kolom yang saudara anngap perlu (nilai : 30 poin).

Tabel 4.1 Metode pembebanan

Panjang awal
No. Massa (kg) X1 (m) X2 (m) X3 (m) ∆X
(m)
1 0.05 0.21 0.22 0.22 0.22 0.01
2 0.06 0.21 0.225 0.225 0.225 0.015
3 0.07 0.21 0.232 0.232 0.232 0.022
4 0.08 0.21 0.236 0.236 0.236 0.026
5 0.1 0.21 0.243 0.243 0.243 0.033
6 0.11 0.21 0.254 0.254 0.254 0.044
7 0.13 0.21 0.267 0.267 0.267 0,057
8 0.18 0.21 0.275 0.275 0.275 0.065

Tabel 4.2 Metode Osilasi

No. Massa (kg) n t1 (s) t2 (s) t3 (s) t rata - rata T


1 0.05 5 2.68 2.58 2.93 2.73 0.55
2 0.06 5 3.43 3.55 3.65 3.54 0.71
3 0.07 5 3.72 3.7 3.43 3.62 0.72
4 0.08 5 3.76 3.64 3.73 3.71 0.74
5 0.1 5 3.98 3.96 3.89 3.94 0.79
6 0.11 5 4.15 4.15 4.04 4.11 0.82
7 0.13 5 4.64 4.42 4.42 4.49 0.90
8 0.18 5 5.23 5.29 5.37 5.3 1.06
5. Gambarkan grafik sesuai dengan data diatas pada kertas grafik yang tersedia (gunakan
millimeter blok) Ingat, pemilihan sumbu yang benar akan sangat mempengaruhi grafik linier
yang anda buat.. (nilai: 40 poin).

Grafik di atas menunjukkan bahwa grafik linier yang nilainya selalu bertambah, disebabkan
oleh massa yang semakin berat sehingga semakin besar juga pertambahan panjang (x) dari pegas.

grafik di atas menunjukkan grafik linier yang selalu naik karena nilainya yang selalu bertambah hal ini
menggambarkan bahwa semakin besar massa suatu benda maka periode getaran (T) benda tersebut
akan semakin lama.
6. Berdasarkan grafik linier tersebut, hitunglah besaran - besaran yang akan anda cari dan
nyatakan hasil perhitungan anda dengan satuan yang benar. Bila hal ini tidak mungkin
dianalisis dengan grafik hitunglah besaran - besaran yang ingin anda tentukan (nilai : 60
poin). Ingat satuan dan besaran harus sesuai penulisannya.

6.1.1. Perhitungan Pembebanan 6.1.2. Ralat Metode Pembebanan

1. m=0.05 kg ; ∆ x=0.01m 1. m=0.05 kg; ∆ x=5 × 10−4


mg 0.05 .10 dk −mg − ( 0.05 ) .10
k= = = 2 =
∆x 0.01 dx x (0.01)2
N dk N
k 1=50 =−5000 2
M dx m
2. m=0.06 kg ; ∆ x=0.015 m dk 2

k=
mg 0.06 .10
∆x
=
0.015

Sk= ( . ∆ x)
dx
Sk=√ (5000 ×5. 10−4 )2
N N
k 2=40 Sk=2,5
M m
3. m=0.07 kg ; ∆ x=0.022m 2. m=0.06 kg; ∆ x=5 × 10−4
mg 0.07 .10 dk −mg − ( 0.06 ) .10
k= = = 2 =
∆ x 0.022 dx x (0.015)2
N dk N
k 3=31,8 =−2666,6 2
m dx m
2
4. m=0.08 kg ; ∆ x=0.026 m dk

k=
mg 0.08 .10
=
∆ x 0.026

Sk= ( . ∆ x)
dx
Sk=√ −2666,6 ×5.10−4 ¿2 ¿
N
N Sk=1,33
k 4=30,8 m
m
5. m=0.1 kg ; ∆ x=0.033 m 3. m=0.07 kg; ∆ x=5 × 10−4
mg 0.1 .10 dk −mg − ( 0.07 ) .10
k= = = 2 =
∆ x 0.033 dx x (0.022)2
N dk N
k 5=30,3 =−1035.5 2
m dx m
2
dk
6. m=0.11 kg ; ∆ x=0.044 m

k=
mg 0.11 .10
=

Sk= ( . ∆ x)
dx
Sk=√ (−1035,5 x 5.10−4 )2
∆x 0.044
N
N Sk=0.51
k 6=25 m
m
4. m=0.08 kg; ∆ x=5 × 10−4
7. m=0.13 kg ; ∆ x=0.057 m
dk −mg − ( 0.08 ) .10
mg 0.13 .10 = 2 =
k= = dx x (0.026)2
∆x 0.057
dk N
N =−1183,4 2
k 7=22,8 dx m
m 2
dk
8. m=0.18 kg ; ∆ x=0.065 m

k=
mg 0.18 .10
=

Sk= ( . ∆ x)
dx
Sk=√ (−1183,4 ×5.10−4 )2
∆ x 0.0065
N
Sk=0.6
m
5. m=0.1 kg; ∆ x=5 × 10−4 2. m = 0,06 kg ; t = 3,54 s
2 2
dk −mg − ( 0.1 ) .10 4 π mn
= 2 = k=
dx x (0.033)2 t2
dk N 4 ( 3,14 )2 .0,06 .(5)2
=−918,3 2 ¿
dx m (3,54 )2
2
dk

Sk= ( . ∆ x)
dx
Sk=√ (−918,3 x 5 ×10−4)2
k 2=4,72 N /m

N 3. m = 0,07 kg ; t = 3,62 s
Sk=0.46
m 2
4 π mn 2
k=
6. m=0.11 kg; ∆ x=5 × 10−4 t2
dk −mg − ( 0.11 ) .10 4 ( 3,14 )2 .0,07 .(5)2
= 2 = ¿
dx x (0.044 )2 (3,62)2
dk N k 3=5,27 N /m
=−568,2 2
dx m
2
4. m = 0,08 kg ; t = 3,71 s
dk

Sk= ( . ∆ x)
dx
Sk=√ (−568,2 x 5 × 10−4 )2
k=
2
4 π mn
t2
2

N 4 ( 3,14 )2 .0,08 .(5)2


Sk=0.28 ¿
m (3,62)2
7. m=0.13 kg; ∆ x=5 × 10−4 k 4=6,02 N /m
dk −mg − ( 0.13 ) .10 5. m = 0,1 kg ; t = 3,94 s
= 2 = 2 2
dx x (0.057)2 4 π mn
k=
dk N
=−400,1 2 t2
dx m 4 ( 3,14 )2 .0,1 .(5)2
2 ¿
dk

Sk= ( . ∆ x)
dx
Sk=√ −400,1 x 5 ×10−4 ¿2 ¿
(3,94)2
k 5=6,35 N /m
6. m = 0,11 kg ; t = 4,11 s
N
Sk=0.2 4 π 2 mn2
m k=
8. m=0.18 kg; t2
∆ x=5 × 10−4
dk −mg − ( 0.13 ) .10 4 ( 3,14 )2 .0,11.(5)2
= 2 = ¿
dx x (0.065)2 ( 4,11)2
dk N k 6=6,42 N /m
=−426,04 2
dx m 7. m = 0,13 kg ; t = 4,49 s
2 2 2
dk 4 π mn

Sk= ( . ∆ x)
dx
Sk=√ −426,04 x 5 ×10−4 ¿2 ¿
k=
t2
4 ( 3,14 )2 .0,13 .(5)2
N ¿
Sk=0.213 ( 4,49)2
m
k 7=6,36 N /m

6.2.1 Perhitungan Osilasi


1. m = 0,05 kg ; t = 2,73 s
4 π 2 mn2
k=
t2
4. m = 0,08 kg ; ∆ t=0,01
8. m = 0,18 kg ; t = 5,3 s 2 2
dk −8 π m n
4 π 2 mn2 =
k= dt t3
t2 −8 ( 3,14 )2 .0,08. 52
¿
4 ( 3,14 )2 .0,18 .(5)2 (3,71)3
¿
( 5,3)2 dk
=−1,93 N /m 2
k 8=6,32 N /m dt
2
dk
6.2.2. Ralat Metode Osilasi
1. m = 0,05 kg ; ∆ t=0,01
Sk= (
√dT
.∆T)

Sk=√(−1,93.0,01)2
dk −8 π 2 m n2 Sk=0,0193 N /m
=
dt t3
5. m = 0,1 kg ; ∆ t=0,01
−8 ( 3,14 )2 .0,05. 52 2 2
¿ dk −8 π m n
(2,73)3 =
dk dt t3
=−4,85 N /m2 −8 ( 3,14 )2 .0,1. 52
dt ¿
2 (3,94 )3
dk
Sk= (
√ dT
.∆T) dk
dt
=−3,22 N /m 2
Sk=√ (−4,85.0,01)2 2
dk
Sk=0 , 0485 N /m
2. m = 0,06 kg ; ∆ t=0,01
Sk= (
√ dT
.∆T)

Sk=√(−3,22.0,01)2
2 2
dk −8 π m n Sk=0,0322 N /m
=
dt t3
6. m = 0,11 kg ; ∆ t=0,01
−8 ( 3,14 )2 .0,06. 52 2 2
¿ dk −8 π m n
( 3,54)3 =
dk dt t3
=−2,23 N /m2 −8 ( 3,14 )2 .0,11 .52
dt ¿
2 (4,11)3
dk
Sk= (
√ dT
.∆T) dk
dt
=−3,13 N /m 2
Sk=√ (−2,23.0,01)2 2
dk
Sk=0,0223 N /m
3. m = 0,07 kg ; ∆ t=0,01
Sk= (
√ dT
.∆T)

Sk=√(−3,13.0,01)2
2 2
dk −8 π m n Sk=0,0313 N /m
=
dt t3
7. m = 0,13 kg ; ∆ t=0,01
−8 ( 3,14 )2 .0,07. 52 2 2
¿ dk −8 π m n
(3,62)3 =
dk dt t3
=−2,08 N /m 2 −8 ( 3,14 )2 .0,13.5
dt ¿
2 ( 4,49)3
dk
Sk= (
√dT
.∆T) dk
dt
=−2,83 N /m2
Sk=√ (−2,08.0,01)2 2
dk
Sk=0,0208 N /m Sk= (
√ dT
.∆T)

Sk=√ (−2,83.0,01)2
8. m = 0,18 kg ; ∆ t=0,01 PEMBAHASAN
dk −8 π 2 m n2 Telah dilakukan percobaan fisika dasar
=
dt t3 yang berjudul Pegas dengan kode percobaan ini
−8 ( 3,14 )2 .0,18. 52
¿ M-1. Tujuan dari percobaan ini adalah untuk
(5,3)3
dk menentukan nilai konstanta pegas. Sehingga,
=−2,39 N /m 2
dt dari percobaan ini praktikan dapat mengetahui
2
dk
Sk= (
√ dT
.∆T) nilai konstanta dari sebuah pegas.
Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam
Sk=√ (−2,39.0,01)2
Sk=0,0239 N /m percobaan ini meliputi pegas, beban, statif,
stopwatch, dan meteran. Dalam percobaan ini,
6.3.1. Hasil Perhitungan Ralat Metode Pembebanan
k 1=k 1± ∆ k 1 ada dua metode yang digunakan, yaitu metode
N pembebanan untuk mengukur perubahan
k 1=50 ± 2,5
m
k 2=k 2± ∆ k 2 panjang dari pegas, dan metode osilasi untuk
N menentukan periode getaran dari sebuah benda.
k 2=4 0 ± 1,33
m
k 3=k 3 ± ∆ k 3 Proses fisis yang terjadi dalam
N percobaan ini adalah saat pegas diberi beban
k 3=31,8 ±0,51
m
maka akan mengalami gaya berat yang arahnya
k 4=k 4 ± ∆ k 4
N kebawah sehingga menyebabkan pegas
k 4=30,8± 0 , 6
m bertambah Panjang. Hal ini sesuai dengan
k 5=k 5 ± ∆ k 5
N persamaan F= k ∆ x dimana gaya
k 5=30,3± 0,46
m mempengaruhi pertambahan panjang. Namun
k 6=k 6 ± ∆ k 6
N saat pemberat tidak dikaitkan pegas akan diam
k 6=25 ± 0 ,28
m sesuai dengan hukum Newton I yaitu ∑ F = 0.
k 7=k 7 ± ∆ k 7
N Pada saat pegas diberi beban berlaku hukum
k 7=22,8 ±0,2
m Newton II yaitu ∑ F = m a. Dari sini dapat
k 8=k 8 ± ∆ k8
N dihitung pertambahan panjang pegas, saat beban
k 8=27,7 ± 0,213
m ditarik yaitu berlaku hukum Newton III yaitu

6.3.2. Hasil Perhitungan Ralat Metode Osilasi aksi & reaksi dan ketika itu dapat menghitung
k 1=k 1± ∆ k 1 periode dari gelombang dengan menghitung
N
k 1=6.61± 0 , 048 banyaknya getaran serta waktu yang dibutuhkan
m
k 2=k 2± ∆ k 2 untuk menempuh sekian getaran. Pada pegas
N
k 2=4.72 ±0 , 022 berlaku hukum Hooke yang menyatakan bahwa
m
k 3=k 3 ± ∆ k 3 gaya yang bekerja pada pegas berbanding lurus
N
k 3=5.27 ±0 , 02 dengan pertambahan panjang.
m
k 4=k 4 ± ∆ k 4
N
k 4=6.02± 0 , 019
m
Berdasarkan analisa dari grafik metode KESIMPULAN
pembebanan, menunjukan hubungan linieritas. 1. Semakin besar massa beban maka semakin
Berdasarkan hasil perhitungan, nilai k: besar juga kontanta dari pegas.
N 2. Hubungan antara massa dan konstanta dapat
k 1=50 ± 2,5
m
diketahui dengan rumus F=k . x , dengan F adalah
N
k 2=40 ±1,33 gaya berat, k adalah konstanta pegas, dan x adalah
m
pertambahan panjang pegas.
N
k 3=31,8 ±0,51
m 3. Hubungan antara massa dan periode yaitu
N semakin besar massa maka periode pegas semakin
k 4=30,8± 0,6
m besar. Massa dan periode berbanding lurus.
N
k 5=30,3± 0,46 4. Berdasarkan perhitungan, diperoleh nilai
m
konstanta k rata-rata dari metode pembebanan
N
k 6=25 ± 0,28
m N
adalah k =3 2,3 ±0 , 76 dan nilai konstanta k
N m
k 7=22,8 ±0,2
m rata-rata dari metode osilasi adalah
N
k 8=27,7 ± 0,213
m N
k =6,008 ± 0 ,028
m
Berdasarkan analisa dari grafik metode osilasi,
menunjukan hubungan linieritas. Semakin besar
massa beban yang diberikan maka periode
getarannya juga semakin lama. Berdasarkan hasil
perhitungan, nilai k:
N
k 1=6.61± 0,048
m
N
k 2=4.72 ±0,022
m
N
k 3=5.27 ±0,02
m
N
k 4=6.02± 0,019
m
N
k 5=6.35 ±0,032
m
N
k 6=6.42 ±0,031
m
N
k 7=6.36 ± 0,028
m
N
k 8=6,32 ±0,024
m
Seharusnya, nilai konstanta k pegas dengan
LAPORAN SEMENTARA
KODE M1
PEGAS

Nama : Andra Putra Nurrafi


NIM : 21120120130090
Kelompok : 10
Jurusan : Teknik Komputer
Hari/Tanggal : Selasa, 23 Maret 2021
Waktu : 17.20 – 18.10

Data Percobaan:

Tabel 4.1 Metode pembebanan

No Panjang
Massa (g) X1 (cm) X2 (cm) X3 (cm)
. awal (cm)
1 50 21 22 22 22
2 60 21 22,5 22,5 22,5
3 70 21 23,2 23,2 23,2
4 80 21 23,6 23,6 23,6
5 10 21 24,3 24,3 24,3
6 110 21 25,4 25,4 25,4
7 130 21 26,7 26,7 26,7
8 180 21 27,5 27,5 27,5

Tabel 4.2 Metode Osilasi

No. Massa (g) t1 (s) t2 (s) t3 (s)


1 50 2.68 2.58 2.93
2 60 3.43 3.55 3.65
3 70 3.72 3.7 3.43
4 80 3.76 3.64 3.73
5 10 3.98 3.96 3.89
6 110 4.15 4.15 4.04
7 130 4.64 4.42 4.42
8 180 5.23 5.29 5.37
Semarang, 23 Maret 2021
Praktikan
Asisten

Sabilla Ayu Maharastri Andra Putra Nurrafi


24040118130080 21120120130090

Anda mungkin juga menyukai