Anda di halaman 1dari 8

IJGC 3 (1) (2014)

Indonesian Journal of Guidance and Counseling:


Theory and Application
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jbk

MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MANAJEMEN WAKTU


MELALUI LAYANAN PENGUASAAN KONTEN
DENGAN TEKNIK KONTRAK PERILAKU

Anisa Puji Harlina , Suharso, Maria Theresia Sri Hartati

Jurusan Bimbingan dan Konseling, Fakultas Ilmu Pendidikan , Universitas Negeri Semarang,
Indonesia

Info Artikel Abstrak


________________ ___________________________________________________________________
Sejarah Artikel: Tujuan penelitian ini untuk memperoleh informasi atau temuan empiris tentang mengembangkan
Diterima Desember 2013 kemampuan manajemen waktu melalui layanan penguasaan konten dengan teknik kontrak perilaku
Disetujui Februari 2014 pada siswa kelas VIII B SMP N 21 Semarang. Populasinya adalah seluruh kelas VIII SMP N 21
Dipublikasikan April Semarang yang berjumlah 224 siswa dan sampel yang berjumlah 28 siswa menggunakan purposeive
2014 sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner manajemen waktu. Instrumen tersebut
________________ telah diujicobakan untuk digunakan dalam penelitian menggunakan validitas dengan rumus product
Keywords: moment oleh Pearson dan reabilitas instrument dengan rumus Alpha. Teknik analisis data yang
Time management; mastery digunakan yakni analisis deskriptif persentase dan Uji t ( t-test). Hasil penelitian ini menunjukan
of content service; behavior bahwa terdapat perkembangan kemampuan manajemen waktu melalui layanan penguasaan konten
contract dengan teknik kontrak perilaku, dengan nilai rhitung = 20,64 > rtabel = 2,052. Simpulan dari penelitian
____________________ ini yakni kemampuan manajemen waktu dapat dikembangkan melalui layanan penguasaan konten
dengan teknik kontrak perilaku. Oleh karena itu, diharapkan guru pembimbing dapat lebih
mengintensifkan layanan penguasaan konten dengan teknik kontrak perilaku kepada siswa sebagai
strategi alternative untuk membantu siswa mengembangkan kemampuan manajemen waktu.

Abstract
___________________________________________________________________
The purpose of the study was to get information or empirical finding about developing the skill of time
management, through mastery of content service with behavior contract technique to the eighth grade students B
class of SMP N 21 Semarang. The population was all student of the VIII B class in SMP N 21 Semarang, which
consenst of 244 students Purposive sampling technique was used in this study, samples were 28 students. Data
collection techniques using time management questionnaire. The instrument has been tested for validity using
Pearson product moment and reliability of the instrument with alpha formula. Data collecting technique using
quesionnaire in form of time management skill. Data analysis used pearson product moment, descriptive
percentage, and t-test. The result of study showed there was development of time management thrught mastery
of content service with behavior contract technique withrcount=20,64>rtable=2,052. The conclusion of study was
time management skill could be developed through mastery of content service with behavior contract technique.
It is hoped that the teacher as a guide can be more intensively do mastery of content service with behavoir contract
tehnique to the students as an alternative strategy to help students develop time management skill.

© 2014 Universitas Negeri Semarang

Alamat korespondensi: ISSN 2252-6374


Gedung A2 Lantai 2 FIP Unnes
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229
E-mail: anisaharlina@gmail.com

1
Anisa Puji Harlina,dkk/Indonesian Journal of Guidance and Counseling 3 (1) (2014)

PENDAHULUAN manajemen waktu yang baik adalah membina


tanggung jawab, prioritas, sasaran,
Menurut Maman (Kurniadin dkk, 2012) menyingkirkan aktivitas yang tidak penting dan
kata manajemen yang umum digunakan saat ini tidak tepat serta merencanakan dan
berasal dari kata kerja to manage yang berarti menjadwalkan penggunaan waktu setiap minggu
mengurus, mengatur, mengemudikan, dan hari.
mengendalikan, menangani, mengelola, Pentingnya manajemen waktu bagi
menyelenggarakan, menjalankan, kehidupan sehari-hari yaitu membantu fokus
melaksanakan, dan memimpin. Kata management pada tugas penting. Dengan adanya manajemen
berasal dari bahasa Latin, yaitu mano yang berarti waktu seseorang tidak akan kehilangan waktunya
tangan, menjadi manus berarti bekerja berali-kali untuk aktivitas yang sia-sia, akan tetapi orang
dengan menggunakan tangan, ditambah tersebut akan menjalankan waktunya dengan
imbuhan agree yang berarti melakukan sesuatu, teratur dan produktif. Terutama untuk para
kemudian menjadi managiare yang berarti siswa, manajemen waktu yang baik dapat
melakukan sesuatu berkali-kali dengan memberikan kontribusi yang sangat besar bagi
menggunakan tangan-tangan. Sedangkan waktu kehidupan siswa baik itu di sekolah maupun di
terdiri dari siang dan malam yang tersusun dari rumah. Siswa yang mengatur dan mengelola
satuan waktu terkecil detik, menit, dan jam, waktunya dengan baik akan lebih bisa
minggu, bulan, tahun dan seterusnya. Jadi dapat berkonsentrasi dalam belajar. Pengelolaan waktu
digabungkan bahwa manajemen waktu adalah yang tepat juga akan membantu siswa menjadi
usaha untuk memanfaatkan setiap bagian dari lebih disiplin dalam melakukan kegiatannya
waktu untuk melakukan aktivitas tertentu yang sehari-hari, baik itu di rumah maupun di sekolah.
mana telah ditentukan target dalam jangka waktu Selain bermanfaat untuk menunjang belajar
tertentu. siswa agar lebih efektif manajemen waktu yang
Menurut Taylor (1990:9) manajemen baik juga secara tidak langsung dapat menjaga
waktu adalah pencapaian dari sasaran-sasaran kondisi badan kita tetap terjaga.
utama kehidupan sebagai hasil dari menyisihkan Kebanyakan dari para siswa mengeluhkan
kegiatan-kegiatan tidak berarti yang sering kali akan kurangnya waktu mereka dalam
justru memakan waktu. Manajemen waktu mengerjakan tugas, kurangnya waktu mereka
adalah sasaran yang dapat kita mewujudkan untuk belajar, kurangnya waktu mereka untuk
khususnya bagi mereka yang memiliki motivasi. beristirahat dan yang paling sering dikeluhkan
Dengan kata lain, manajemen waktu menuntut adalah kurangnya waktu mereka untuk bermain.
agar mampu mengalokasikan waktu dan sumber Sementara fenomena di lapangan, manajemen
daya (yang terbatas) untuk mencapai tujuan yang waktu siswa tergolong masih rendah dalam
dikehendaki. Manajemen waktu harus dilakukan bidang akademik maupun non akademik.
dengan tepat karena hal ini berkaitan dengan Sebagaimana hasil studi pendahuluan yang
waktu yang sifatnya tidak dapat berubah dan dilakukan peneliti di SMP N 21 Semarang selama
tidak ada penggantinya. Untuk menghabiskan PPL dan wawancara yang dilakukan dengan
waktu itu harus merencanakannya dengan baik. koordinator guru pembimbing, diperoleh data
Misalnya dengan membuat jadwal harian, jadwal bahwa siswa kelas VIII khususnya kelas VIII B
mingguan, jadwal bulanan dan jadwal tahunan. belum sepenuhnya memiliki kemampuan
Selain itu juga dapat menentukan target dan manajemen waktu yang baik, seperti
mimpi dalam jangka pendek dan jangka panjang. mengerjakan perkerjaan rumah di sekolah,
Indikator manajemen waktu yaitu mampu terlambat masuk sekolah, belajar untuk ulangan
menyusun tujuan, mampu menyusun prioritas, harian sampai larut malam, bangun tidur
mampu membuat jadwal, mampu meminimalisir kesiangan, bingung menentukan apa yang akan
gangguan, mampu mendelegasikan tugas. dilakukan hari berikutnya, bingung menentukan
Sedangkan menurut Haynes (2010) indikator tujuan yang akan dicapai dalam jangka pendek

2
Anisa Puji Harlina,dkk/Indonesian Journal of Guidance and Counseling 3 (1) (2014)

maupun jangka panjang, terlalu banyak konsistensi. Kontrak perilaku diberlakukan


menghabiskan waktu dengan alat komunikasi sebagai suatu penguatan yang mengikat agar
mereka. Selain itu, siswa juga merasa kelelahan siswa belajar untuk menghargai dan menepati
karena waktu yang seharusnya digunakan untuk kontrak yang telah mereka buat sendiri terkait
istirahat, mereka gunakan untuk melakukan dengan pengaturan dan pengelolaan waktu untuk
aktivitas yang tertunda karena banyaknya menjalani kegiatan mereka sehari-hari.
kegiatan tersebut. Berdasarkan penjelasan di atas, maka
Menurut Prayitno (2004) Layanan penulis mengambil judul “ Mengembangkan
penguasaan konten (PKO) merupakan layanan Kemampuan Manajemen Waktu Melalui
bantuan kepada individu (sendiri-sendiri ataupun Layanan Penguasaan Konten Dengan Teknik
dalam kelompok) untuk menguasai kemampuan Kontrak Perilaku”.
atau kompetensi tertentu melalui kegiatan Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam
belajar. Kemampuan atau kompetensi yang hal ini, yakni untuk mengetahui (1) Kemampuan
dipelajari itu merupakan satu unit konten yang di manajemen waktu sebelum diberi layanan
dalamnya terkandung fakta dan data, konsep, penguasaan konten dengan teknik kontrak
proses, hukum dan aturan, nilai, persepsi, afeksi, perilaku. (2) kemampuan manajemen waktu
sikap dan tindakan yang terkait di dalamnya. sesudah diberi layanan penguasaan konten
Layanan penguasaan konten ini perlu untuk dengan teknik kontrak perilaku. (3) Perbedaan
menambah wawasan dan pemahaman, kemampuan manajemen waktu sesudah diberi
mengarahkan penilaian dan sikap, menuguasai layanan penguasaan konten dengan teknik
cara-cara atau kebiasaan tertentu, untuk kontrak perilaku.
memenuhi kebutuhannya dan mengatasi
masalah-masalahnya. Dengan penguasaan METODE
konten yang dimaksud itu individu yang
bersangkutan lebih mampu menjalani Penelitian ini termasuk jenis penelitian
kehidupannya secara efektif (effective daily living). eksperimen. Desain yang digunakan adalah quasi
Pemberian layanan dapat dilaksanakan dalam experimental design. Terdapat dua variabel dalam
bentuk klasikal, kelompok dengan metode penelitian ini, yaitu layanan penguasaan konten
ceramah, diskusi dan dapat didukung dengan dengan teknik kontrak perilaku sebagai variabel
peragaan, pemberian contoh. bebas (variabel X) dan kemampuan manajemen
Salah satu teknik pengembangan waktu sebagai variabel terikat (variabel Y).
kemampuan manajemen waktu yaitu dengan Hubungan antar variabel adalah variabel X
teknik kontrak perilaku yaitu membantu klien mempengaruhi variabel Y, dengan demikian
untuk membentuk perilaku tertentu yang maka diharapkan variabel Y atau kemampuan
diinginkan dan memperoleh ganjaran tertentu manajemen waktu dapat dikembangkan.
sesuai dengan kontrak yang disepakati (Latipun, Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas
2006).Sedangkan menurut Gantina dkk (2011) VIII SMP Negeri 21 Semarang dengan jumlah
Pembuatan kontrak adalah mengatur kondisi 224 siswa. Teknik sampling yang digunakan
konseli sehingga konseli menampilkan tingkah untuk menentukan sampelnya adalah teknik
laku yang diinginkan berdasarkan kontrak antara purpose sampling. Hal itu disebabkan karena objek
konseli dan konselor. Dengan teknik kontrak penelitian adalah siswa yang memiliki
perilaku, siswa diajak untuk belajar dengan kemampuan manajemen waktu yang rendah
komitmen yang mereka buat sendiri berkaitan yaitu siswa kelas VIII B sebanyak 28 siswa.
dengan manajemen waktu. Hal ini ditegaskan Adapun metode pengumpulan data
pula oleh Reza (2010) bahwa jika bersungguh- menggunakan kuesioner yang dibagikan kepada
sungguh akan mengelola waktu dengan benar, siswa kelas VIII B yaitu kuesioner kemampuan
mulailah membuat suatu komitmen. Komitmen manajemen waktu. Instrument tersebut telah
adalah perpaduan antara persistensi dan diujicobakan sebelum digunakan dalam

3
Anisa Puji Harlina,dkk/Indonesian Journal of Guidance and Counseling 3 (1) (2014)

penelitian. Untuk menguji validitas instrumen


penelitian, peneliti menggunakan validitas HASIL DAN PEMBAHASAN
konstruk dengan rumus pearson product moment
dan untuk menguji tingkat reliabilitas Dari hasil analisis data, diperoleh
menggunakan rumus alpha. Teknik analisis data gambaran kemampuan manajemen waktu
menggunakan deskriptif persentase dan uji beda sebelum diberikan layanan penguasaan konten
t-test. Hal ini dilakukan karena data yang dengan teknik kontrak perilaku :
disajikan berupa data interval dan normal.

Tabel.1 Perbedaan Hasil Persentase Skor Berdasarkan Indikator Kemampuan Manajemen Waktu
Sebelum dan Setelah Memperoleh Perlakuan.
Persentase (%) Kriteria Persentase(%)P
Indikator
Pre Test Post Test Pre Test Post Test eningkatan
Mampu menentukan tujuan 56,39 69,11 Sedang Sedang 12,72
Mampu menyusun prioritas 58,87 70,86 Sedang Tinggi 11,99
Mampu membuat jadwal 56,69 73,00 Sedang Tinggi 16,31
Mampu meminimalisir gangguan 57,34 73,64 Sedang Tinggi 16, 30
Mampu mendelegasikan tugas 59,71 71,00 Sedang Tinggi 11,29
Persentase(%) rata-rata 57,80 71,52 Sedang Tinggi 13,72

100
90
80 73 73,64
69,11 70,86 71
70
58,87 57,34 59,71
60 56,39 56,69

50
Pre Test
40
Post Test
30
20
10
0
Mampu Mampu Mampu Mampu Mampu
menentukan menyusun membuat meminimalisir mendelegasikan
tujuan prioritas jadwal gangguan tugas

Grafik 1 Perbedaan Hasil Persentase Skor Berdasarkan Indikator Kemampuan Manajemen Waktu
Sebelum dan Setelah Memperoleh Perlakuan

Seperti tertera pada tabel 1 dan grafik 1 , dalam kategori sedang dengan persentase
pada indikator kemampuan menentukan tujuan 56,39%. Sedangkan setelah mendapat perlakuan
tampak bahwa dari 28 siswa sebelum layanan penguasaan konten dengan teknik
mendapatkan layanan penguasaan konten kontrak perilaku (post test) rata-rata kemampuan
dengan teknik kontrak perilaku (pre test) rata-rata menentukan tujuan siswa termasuk dalam
kemampuan menentukan tujuan siswa termasuk kategori tinggi dengan persentase 69,11%. Hal

4
Anisa Puji Harlina,dkk/Indonesian Journal of Guidance and Counseling 3 (1) (2014)

tersebut menunjukkan bahwa setelah mendapat untuk indikator yang keempat yaitu kemampuan
perlakuan kemampuan menetukan tujuan siswa meminimalisir gangguan tampak bahwa sebelum
mengalami perkembangan sebesar 12,72%. mendapatkan perlakuan (pre test) rata-rata
Sedangkan pada indikator kemampuan kemampuan siswa dalam meminimalisir
menyusun prioritas, tampak bahwa sebelum gangguan termasuk kategori sedang dengan
mendapat perlakuan layanan penguasaan konten persentase 57,34%. Sedangkan setelah mendapat
dengan teknik kontrak perilaku (Pre Test) rata-rata perlakuan (post test) rata-rata kemampuan siswa
siswa yang mampu menyusun prioritas yaitu dalam meminimalisir gangguan termasuk
masuk dalam kategori sedang dengan persentase kategori tinggi dengan persentase 73,64%. Hal ini
58,87%. Sedangkan setelah mendapat perlakuan menunjukkan bahwa terdapat perkembangan
layanan penguasaan konten dengan teknik kemampuan siswa dalam meminimalisir
kontrak perilaku (Post Test) rata-rata siswa yang gangguan sebesar 16,3%.
mampu menyusun prioritas termasuk dalam Pada indikator yang kelima yaitu
kategori tinggi dengan persentase 70,86%. Hal kemampuan mendelegasikan tugas tampak
tersebut menunjukkan perkembangan bahwa sebelum mendapat perlakuan (pre test)
kemampuan menyusun prioritas siswa sebelum rata-rata kemampuan siswa dalam
dan setelah mendapatkan perlakuan yaitu sebesar mendelegasikan tugas termasuk dalam ketegori
11,99%. sedang dengan persentase 59,71%. Sedangkan
Untuk indikator yang ketiga yaitu setelah mendapatkan perlakuan (post test) rata-
kemampuan membuat jadwal tampak bahwa rata kemampuan siswa dalam mendelegasikan
sebelum mendapat perlakuan (pre test) rata-rata tugas termasuk kategori tinggi dengan persentase
kemampuan menyusunt jadwal siswa termasuk 71,00% hal ini menunjukkan terdapat
dalam kategori sedang dengan persentase perkembangan kemampuan mendelegasikan
56,69%. Sedangkan setelah mendapat perlakuan tugas sebelum dan setelah mendapatkan
(post test) rata-rata kemampuan menyusun jadwal perlakuan sebesar 11,29%. Berdasarkan
termasuk dalam kategori tinggi dengan penjelasan tersebut di atas, dapat disimpulkan
persentase 73%. Hal tersebut menunjukkan bahwa terjadi perkembangan kemampuan
bahwa terdapat perkembangan kemampuan manajemen waktu siswa pada semua indikator.
menyusun jadwal sebesar 16,31%. Sedangkan

Tabel 2 Hasil Analisis Uji beda (t-test)


Kemampuan Manajemen Md Dk N thitung Ttabel Kriteria
Waktu
Post test – Pre test 70,89 27 28 20,64 2,052 Signifikan

Dari hasil uji beda berdasarkan Tabel 2, Berdasarkan pada tujuan dan hasil
dapat dikatakan bahwa “terdapat perbedaan penelitian, maka akan dibahas secara eksplisit
yang signifikan antara motivasi berprestasi siswa tentang gambaran kemampuan manajemen
sebelum dan setelah mendapat perlakuan” atau waktu siswa kelas VIII B SMP Negeri 21
dengan kata lain hipotesis yang diajukan di Semarang sebelum diberi layanan penguasaan
terima. Hal ini menunjukkan bahwa secara nyata konten dengan teknik kontrak perilaku,
ada perkembangan kemampuan manajemen gambaran kemampuan manajemen waktu siswa
waktu antara sebelum dan setelah diberi kelas VIII B SMP Negeri 21 Semarang setelah
perlakuan. Dengan demikian, terbukti bahwa diberi layanan penguasaan konten dengan teknik
penguasaan konten dengan teknik kontrak kontrak perilaku, dan perbedaan kemampuan
perilaku merupakan suatu upaya dalam manajemen waktu kelas VIII B SMP Negeri 21
mengembangkan kemampuan manajemen waktu Semarang sebelum dan setelah mengikuti
siswa.

5
Anisa Puji Harlina,dkk/Indonesian Journal of Guidance and Counseling 3 (1) (2014)

layanan penguasaan konten teknik kontrak dan pengembangan terkait dengan konten
perilaku. kemampuan manajemen waktu, sehingga siswa
Berdasarkan perhitungan analisis yang tingkat kemampuan manajemen waktunya
deskriptif, dapat diketahui bahwa sebelum rendah dan sedang diharapkan bisa
diberikan layanan penguasaan konten teknik dikembangkan dan meningkat menjadi tinggi.
kontrak perilaku gambaran kemampuan Dengan demikian, siswa diharapkan dapat
manajemen waktu dari 28 siswa, secara umum mengembangkan diri dan mengatasi konten
diperoleh persentase 57,80% dan menunjukkan tertentu berkaitan dengan sikap, motivasi,
kategori sedang dimana terdapat 8 siswa atau perilaku, kebiasaan dan mengatasi kesulitan
28,57% memiliki kategori rendah. Siswa yang belajarnya.
memiliki kategori sedang yaitu 20 siswa atau Sedangkan gambaran kemampuan
71,43%, sedangkan siswa yang memiliki manajemen waktu siswa berdasarkan
kemampuan manajemen waktu dengan kategori perhitungan analisis deskriptif, dapat diketahui
tinggi dan sangat tinggi tidak ada. Hal ini bahwa setelah diberikan layanan penguasaan
menunjukkan bahwa sebagian besar siswa belum konten teknik kontrak perilaku gambaran
memahami karakteristik manajemen waktu yang kemampuan manajemen waktu dari 28 siswa
baik yaitu mampu menyusun tujuan, mampu termasuk dalam kategori tinggi dengan
menyusun prioritas, mampu membuat jadwal, persentase 71,52%, tidak ditemukan siswa yang
mampu meminimalisir gangguan, mampu memiliki kemampuan manajemen waktu dengan
mendelegasikan tugas. kategori rendah dan sangat rendah. Adapun
Penelitian ini tetap diberikan kepada siswa siswa yang memiliki kategori sedang terdapat 8
kelas VIII B SMP Negeri 21 Semarang. Meskipun siswa (28,57%) dan siswa yang memiliki kategori
hasil pre test secara umum menunjukkan kategori tinggi terdapat 20 siswa (71,43%). Sedangkan
sedang karena beberapa alasan. Alasan yang siswa dengan kategori sangat tinggi tidak
pertama bahwa fungsi utama layanan ditemukan. Hal tersebut menunjukkan bahwa
penguasaan konten yaitu pemeliharaan dan setelah diberi perlakuan selama delapan kali
pengembangan.Sebagaimana yang diungkapkan pertemuan terjadi perkembangan yang cukup
Prayitno (2004) bahwa fungsi utama layanan signifikan yaitu sebesar 13,72%. Hal ini juga
penguasaan konten yaitu pemeliharaan dan terlihat selama proses pengamatan bahwa siswa
pengembangan yang berarti “memelihara segala mulai memahami hakikat mampu menyusun
sesuatu yang baik (positif) yang ada dalam diri tujuan, mampu menyusun prioritas, mampu
individu (siswa), baik hal itu merupakan bawaan membuat jadwal, mampu meminimalisir
maupun hasil perkembangan yang telah dicapai gangguan, mampu mendelegasikan tugas.
selama ini.”Senada dengan hal tersebut Dari kelima indikator kemampuan
Mugiarso, dkk (2004) mengungkapkan bahwa manajemen waktu siswa tersebut, indikator yang
“fungsi pengembangan dan pemeliharaan berarti masuk dalam skor perkembangan tertinggi yaitu
bahwa layanan yang diberikan dapat membantu pada indikator mampu meminimalisir gangguan
para klien dalam memelihara dan sebesar 16,31%. Hasil analisis tersebut dapat
mengembangkan keseluruhan pribadi seseorang diperkuat dengan pendapat Haynes (2010) bahwa
secara mantab, terarah, berkelanjutan. ”Dalam “Pembuangan waktu biasanya berasal dari dua
fungsi ini hal-hal yang dipandang positif dijaga sumber. Sumber pertama ialah lingkungan dan
tetap baik dan mantap. Dengan demikian, siswa yang kedua adalah diri sendiri. Contoh gangguan
dapat memelihara dan mengembangkan berbagai yang berasal dari diri sendiri yaitu disorganisasi,
potensi dan kondisi yang positif dalam rangka penundaan, interaksi sosial, penerimaan,
perkembangan dirinya secara mantap dan perfeksionisme, dan penghindaran resiko.
berkelanjutan. Sedangkan gangguan yang berasal dari
Dalam penelitian ini fungsi yang lingkungan yaitu pengunjung, panggilan telepon,
diharapkan tercapai yaitu fungsi pemeliharaan surat, menunggu seseorang, pertemuan yang

6
Anisa Puji Harlina,dkk/Indonesian Journal of Guidance and Counseling 3 (1) (2014)

tidak produktif, dan krisis. Berdasarkan bahwa “ada perbedaan perkembangan


pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa kemampuan manajemen waktu antara sebelum
individu yang mampu meminimalisir gangguan dan setelah mendapatkan layanan penguasaan
adalah dapat mengurangi pembuangan waktu konten dengan teknik kontrak perilaku.” Hasil
yang berasal dari lingkungan dan diri sendiri. penelitian menunjukkan bahwa rata-rata
Selain itu dalam melakukan pekerjaan dia dapat kemampuan manajemen waktu setelah diberi
mengelolanya dengan baik dan fokus, tidak layanan penguasaan konten dengan teknik
terpengaruh dengan adanya keinginan untuk kontrak perilaku mengalami perkembangan
bermalas-malasan yang berasal dari diri sendiri daripada sebelumnya. Hal ini menggambarkan
dan tidak juga terpengaruh ajakan teman untuk bahwa dengan adanya layanan penguasaan
bermain. konten dengan teknik kontrak perilaku yang
Sedangkan indikator yang persentase diberikan pada siswa kelas VIII B SMP Negeri 21
perkembangannya paling rendah setelah Semarang berpengaruh terhadap perkembangan
diberikan layanan penguasaan konten dengan kemampuan manajemen waktu siswa.
teknik kontrak perilaku adalah indikator mampu Manajemen waktu adalah merupakan
mendelegasikan tugas sebesar 11,29%. Hal ini perencanaan dan pengaturan waktu yang
sesuai dengan hasil pengamatan bahwa siswa digunakan setiap hari dalam melaksanakan
pada dasarnya memahami bagaimana semua aktivitas yang ada, berdasarkan pada skala
mendelegasikan tugas dengan baik. Namun, prioritas dan jadwal yang telah ditentukan,
sebagian besar dari mereka lebih cenderung sehingga individu dapat menggunakan waktu
untuk mengerjakan pekerjaannya sendiri padahal secara efektif dan efisien. Manajemen waktu
seharusnya pekerjaan tersebut adalah pekerjaan merupakan hal yang sangat penting bagi
kelompok, mereka yang demikian beranggapan kehidupan setiap individu, khususnya siswa
jika hasil pekerjaan teman-temannya itu kurang untuk menggapai kehidupan yang lebih baik dan
sempurna, maka dari itu siswa yang demikian, semua target dapat tercapai.
akan merasa puas jika semuanya adalah hasil dari Layanan penguasaan konten dengan
pekerjaannya sendiri. teknik kontrak perilaku mampu memberikan
Berdasarkan hasil analisis deskriptif pemahaman kepada siswa bagaimana mengubah
persentase pada penelitian mengembangkan perilaku mereka yang kurang bermanfaat dan
kemampuan manajemen waktu melalui layanan cenderung merugikan diri sendiri. Mengubah
penguasaan konten dengan teknik kontrak perilaku tersebut dengan menggunakan kontrak
perilaku diperoleh hasil persentase sebelum perilaku, setiap siswa dituntut untuk dapat
diberikan layanan 57,80% sehingga termasuk membuat kontrak perilaku yang ditujukan untuk
kategori sedang. Namun, setelah mendapatkan dirinya sendiri. Dengan kata lain kontrak
perlakuan berupa penugasan konten dengan perilaku adalah salah satu bentuk perjanjian
teknik kontrak perilaku persentase rata-rata dengan diri sendiri untuk mengubah perilakunya
tersebut mengalami perkembangan yaitu 13,72% yang kurang bermanfaat untuk diubah menjadi
menjadi 71,52% sehingga termasuk dalam lebih efektif.
kategori tinggi. Dari hasil penelitian ini Dalam penelitian ini setelah siswa
menunjukkan bahwa secara keseluruhan siswa mendapatkan layanan penguasaan konten
sudah mampu memahami dan mengerti tentang dengan teknik kontrak perilaku mereka mampu
karakteristik kemampuan manajemen waktu menunjukkan perubahan, yaitu siswa yang tidak
dengan baik sehingga kemampuan manajemen memiliki tujuan hidup jangka pendek, memilki
waktu siswa setelah diberi perlakuan lebih tinggi rencana apa yang akan dilakukan, lebih
dibandingkan sebelum diberi perlakuan. menghargai waktu dengan mengurangi kegiatan
Berdasarkan hasil uji hipotesis analisis atau aktivitas yang kurang bermanfaat. Apabila
data diperoleh thitung = 20,64 Dan ttabel= 2,052 ditinjau dari indikator dalam manajemen waktu
jadi nilai thitung> ttabel. Hal ini menunjukkan siswa tersebut, sebelum dan setelah diberi

7
Anisa Puji Harlina,dkk/Indonesian Journal of Guidance and Counseling 3 (1) (2014)

layanan penguasaan konten dengan teknik teknik kontrak perilaku dapat dijadikaan sebagai
kontrak perilaku juga mengalami perkembangan. salah satu alternatif untuk mengembangkan
Berdasarkan uraian di atas, menunjukkan kemampuan manajemen waktu siswa SMP.
bahwa terjadi perkembangan kemampuan
manajemen waktu pada semua indikator. DAFTAR PUSTAKA
Meskipun begitu, hendaknya perlu
dikembangkan lagi. Tindak lanjut yang perlu Al Magety, A Nayla. 2010. Manajemen Waktu : Cara
dilaksanakan yaitu guru pembimbing hendaknya Cepat dan Mudah Meraih Kesuksesan dan
terus mendampingi siswa menekankan Kekayaan. Yogyakarta: Moncer Publisher.
Haynes, E Marion. 2010. Manajemen waktu (Edisi
pentingnya menyusun tujuan hidup, menyusun
ketiga, Buku dari Seri Crips Fifty- ).
prioritas, membuat jadwal, meminimalisir
Jakarta : Indeks
gangguan dan mendelegasikan tugas. Hal
Komalasari, Gantina dkk . 2011. Teori dan Praktik
tersebut bisa dilakukan melalui layanan klasikal Konseling. Jakarta : Indeks.
ataupun format kelompok. Selain itu, guru Kurniadin, Didin dkk. 2012. Manajemen Pendidikan
pembimbing juga perlu memperhatikan faktor (Konsep & Prinsip Pengelolaan Pendidikan).
eksternal yang mempengaruhi manajemen waktu Jogjakarta : Ar-Ruzz Media.
siswa misalnya lingkungan keluarga dan Latipun. 2006. Psikologi Konseling. Malang : UMM
pergaulan teman sebaya. Press.
Mugiarso, Heru. 2009. Bimbingan dan Konseling.
Semarang : UNNES Press
SIMPULAN DAN SARAN
Prayitno.2004. Layanan Bimbingan dan
Konseling.Padang : Universitas Negeri
Berdasarkan analisis dari hasil penelitian, Padang.
maka dapat diambil kesimpulan bahwa Reza, J J. 2010. Manage Your Time for Success Cerdas
kemampuan manajemen waktu dapat Mengelola Waktu untuk Mencapai Sukses.
dikembangkan melalui layanan penguasaan Yogyakarta : ANDI
konten dengan teknik kontrak perilaku pada Sugiyono. 2008. Statistika untuk Penelitian. Bandung
siswa kelas VIII B SMP N 21 Semarang. Saran :Alfabeta
------------. 2009. Metodologi Penelitian Kuantitatif,
bagi Guru pembimbing yaitu bisa memberikan
Kualitatif dan R & D. Bandung : Alfabeta.
dukungan kepada guru Bimbingan dan
Taylor, Harold L. 1990. Manajemen Waktu Suatu
Konseling dapat menggunakan teknik yang Pedoman Pengelolaan Waktu Yang Efrektif
sudah dilakukan oleh peneliti sedangkan bagi dan Produktif. Jakarta : Binarupa Aksara.
sekolah yaitu layanan penguasaan konten dengan

Anda mungkin juga menyukai