AHMAD DAHLAN
DAN MUHAMMADIYAH
A. Pendahuluan
1
Sekitar awal abad ke‐20, ide‐ide modernitas terlihat telah turut mewarnai
arus pemikiran dan gerakan Islam di Indonesia. Melihat latar belakang
kehidupan Sebagian tokoh‐tokohnya, sangat mungkin diasumsikan bahwa
perkembangan baru Islam di Indonesia sedikit banyak dipengaruhi oleh ide‐
ide yang berasal dari luar Indonesia. Seperti misalnya Ahmad Dahlan
(Muhammadiya).
1
Abdul Munir, 1990, Pemikiran Kyai Haji Ahmad Dahlan Dan Muhammadiyah Dalam Perspektif
Perubahan Sosial, Jakarta: Bumi Aksara. Hlm 04
2
obyektif berupa daya kreatif manusia. Hubungsn tersebut telah mendorong
dinamika sejarah yang selalu berkembang dan berubah.2
2
Abdul Munir, 1990, Hlm. 06
3
Ma’arif, Ahmad Syafi’i, 1985, Islam dan Kenegaraan, Jakarta: LP3ES
4
Pengertian Perkembangan dan Sejarah Muhammadayiah, akses:
http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/18976/6.%20BAB%20II.pdf?
sequence=6&isAllowed=y
3
Tersebut.Adakah Muhammadiyah memiliki kemampuan menyelesaikan
problem eksistensinya. Dalam memoderniasai Islam di Indonesia
C. Pembahasan
4
Ahmad Dahlan mempunyai saudara sebanyak 7 orang, yaitu Nyai Nur,
Nyai Ketib Harun,Nyai Mukhsin, Nyai Haji Saleh, Ahmad Dahlan, Nyai
Abdurrahim, Nyai Muhammad Pakin dan Basir Tamar. KH.
Ahmad Dahlan pernah kawin dengan Nyai Abdullah, janda dari H. Abdullah. 6
Pernah juga menikah dengan Nyai Ramu (bibi Prof. A. Kahar Muzakar) adik
ajengan penghulu Cianjur, dan konon juga pernah menikah dengan Nyai
Salekhah yang merupakan putri kanjeng penghulu M. Syari’i adiknya Kyai
Yasin Pakualam Yogya .Dan terakhir menikah dengan Ibu Walidah binti Kyai
penghulu Haji Fadhil (terkenal dengan Nyai Ahmad Dahlan) yang
mendampinginya hingga meninggal dunia. KH. Ahmad Dahlan meninggal
padatanggal 25 Februari 1923 atau bertepatan dengan 7 Rajab 1340 H di
Kauman Yogyakarta, dalam usia 55 tahun
6
Solichin ,Salam, 1995, Riwayat KH. Ahmad Dahlan Muhammadiah setengah Abad, Jakarta:
Rajawali Pers. Hlm 146.
5
di Indonesia, yang pada waktu itu masih sangat tertekan dari penjajahan
Belanda. Ketika belajar di Mekkah itulah ia juga berkesempatan untuk dapat
bertukar pikiran langsung dengan Rasyid Ridha, yang dikenal sebagai seorang
pembaharu Islam. Pengalamannya inilah yang mendorong ia tertarik untuk
mengadakan perubahan-perubahan yang berarti dalam kehidupan keagamaan
kaum muslimin di tanah airnya Indonesia. Sepulangnya dari Makkah, yang
pertama ia telah mengganti Namanya menjadi Haji Ahmad Dahlan, yang
diambil dari seorang mufti yang terkenal dari Mazhab Syafi’I di Mekkah,
yaitu Ahmad bin Zaini Dahlan7.
2. Berdirinya Muhammadiyah
7
Adi, Nugroho, 2009, Biorgafi Singkat KH. Ahmad Dahlan, Yogyakarta: garasi. Hlm 24.
6
Latar belakang terbentuknya Muhammadiyah diantara nya :
1) Umat Islam tidak memegang tuntutan al-Qur’an dan Hadits Nabi,
sehingga menyebabkan perbuatan syirik, bid’ah, dan khurafat makin
merajalela serta mencemarkan kemurnian ajarannya.
2) Keadaan umat islam sangat menyedihkan, sebagai akibat penjajahan
3) Kegagalan institusi pendidikan Islam muntuk memenuhi tuntutan
zaman, sebagai akibat dari mengisolasi diri.
4) Persatuan kesatuan umat Islam menurun, sebagai akibat lemahnya
organisasiIslamyangada.
5) Munculnya tantangan dari kegiatan misi dan zending yang dianggap
mengancam masa depanumat Islam.
9
Hadikusumo, Djarnawi, tt: 67, Dari Jamal ad-Din al- Afghani sampai KH. AhmadDahlan,
Yogyakarta: Persatuan. Hlm 220
10
Wirjosukarto, Amir Hamzah, 1968, Pembaharuan Pendidikan dan Pengajaran
Islam,Yogyakarta: Pustaka SM. Hlm, 66.
7
pembelajaran dengan halaqah, model pesantren Muhammadiyah ini
mengambil sistem pendidikan barat, yaitu dengan sistem klasikal.11
11
Ma’arif, Syafi’i Ma’arif, 1994, Peta Bumi Intlektual Muslim, Bandung: Mizan, Hlm. 66.
8
jasanya bagi dakwah Islamiyah serta bentuk modernisasi bagi Agama
Islam diIndonesia, terutama dengan predikat yang disandangnya sebagai
organisasi modernis indonesia. Peran ini akan terlihat
lebih jelas, ketika kita lihat kiprahnya dalam dunia pendidikan yang
sekarang tersebar dimana-mana. Dengan keuletan yang dilakukan oleh
KH.
Ahmad Dahlan, dengan gerakan yang tak pernah luput dari amal, dengan
kelenturan dan kebijakan dalam membawa misinya telah mampu
menempatkan posisi aman baik pada zaman penjajahan maupun pada masa
kemerdekaan. 12
a.) Dalam bidang aqidah, KH. Ahmad Dahlan sejalan dengan pandangan
dan pemikiran ulama’ Salaf.
b.) Menurut pandangan KH. Ahmad Dahlan, beragama itu adalah
beramal,
artinya berkarya dan berbuat sesuatu, melakukan tindakan sesuai
dengan pedoman al-Qur’an dan as-Sunnah. Orang yang beragama
adalah orang yang menghadapkan hidupnya dan jiwanya hanya kepada
Allah SWT,yang dibuktikan dengan perbuatan dan tindakan, seperti
12
Hadikusumo, Djarnawi, tt: 67, Dari Jamal ad-Din al- Afghani sampai KH. AhmadDahlan, Hlm
225.
13
M Dahlan, M Kh Ahamad Dahlan sebagai Tokoh Pembesar, Vol 14, No 2 2014)
http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/adabiyah/article/view/368
9
rela berkurban baik harta benda dan dirinya, serta bekerja dalam
hidupnya untuk Allah SWT.
c.) Dasar pokok hukum Islam adalah al-Qur’an dan as-Sunnah. Jika dari
keduanya tidak ditemukan qaidah hukum yang eksplisit maka
ditentukan berdasarkan kepada penalaran dengan menggunakan
kemampuan berfikirlogis (akal pikiran) serta ijma’ dan qiyas.
d.) Terdapat lima jalan untuk memahami al-Qur’an yaitu: mengerti
artinya,
memahami maksudnya (tafsir), selalu bertanya kepada diri sendiri,
apakah larangan dan perintah agama yang telah diketahui telah
ditinggal dan perintah agamanya telah dikerjakan, tidak mencari ayat
lain sebelum isi ayatsebelumnya dikejakan,
e.) Kyai Ahmad Dahlan menyatakan bahwa tindakan nyata adalah wujud
kongrit dari penerjemahan al-Qur’an, dan organisasi adalah wadah dari
tindakan nyata tersebut. Untuk memperoleh pemahaman demikian,
orang Islam harus selalu memperluas dan mempertajam kemampuan
akal pikiran dengan ilmu mantiq dan logika.
f.) Strategi menghadapi perubahan sosial akibat modernisasi adalah
merujukkembali al-Qur’an, menghilangkan sikap fatalisme, sikap
taqlid.Strategi tersebut dilaksanakan dengan menghidupkan jiwa dan
semangat ijtihad melalui peningkatan kemampuan berfikir logis
rasional dan mengkaji realitas sosial.
D. Kesimpulan
10
pendidikan, kesehatan, kebudayaan, dan politik akan memberi semangat bagi
sekelompok golongan maupun organisasi untuk terus berjuang membangun
suatu kemasyarakatan yang utama yang memerlukan pengorbanan yang besar
dan baik segi materi maupun segi yang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Adi, Nugroho, 2009, Biorgafi Singkat KH. Ahmad Dahlan, Yogyakarta: garasi
Ahmad, Jaenuri, 1981, Muhammad Gerakan Reformasi Islam di Jawa pada awal
abad ke-20, Surabaya: Bina Ilmu
Hadikusumo, Djarnawi, 1997, Dari Jamal ad-Din al- Afghani sampai KH.
AhmadDahlan, Yogyakarta: Persatuan.
Ma’arif, Syafi’i Ma’arif, 1994, Peta Bumi Intlektual Muslim, Bandung: Mizan
11
Solichin ,Salam, 1995, Riwayat KH. Ahmad Dahlan Muhammadiah setengah
Abad, Jakarta: Rajawali Pers
12