Lusiyono Liandro
Lusiyono Liandro
id
TUGAS AKHIR
Oleh :
Lusiyono Liandro
H3408011
i
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
TUGAS AKHIR
Oleh :
Lusiyono Liandro
H 3408011
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
TUGAS AKHIR
Disusun Oleh :
Lusiyono Liandro
H 3408011
Penguji I Penguji II
Surakarta,
Universitas Sebelas Maret
Fakultas Pertanian
Dekan
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir,
dengan judul "Manajemen Pemeliharaan Sapi Perah Masa Laktasi di PT. Rahman
Alam Multifarm Boyolali Jawa Tengah.” Tugas Akhir ini merupakan laporan dari
kegiatan magang perusahaan di PT. Rahman Alam Multifarm, Boyolali. Penulisan
Tugas Akhir ini tidak lepas dari adanya bantuan dari berbagai pihak, oleh karena
itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dekan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Ketua Program Studi Agribisnis Peternakan Program Diploma III Fakultas
Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Bapak Ir. Eka Handayanta, MP selaku dosen pembimbing magang yang telah
memberikan pengarahan dari awal sampai akhir pelaksanaan magang
Perusahaan.
4. Direktur dan karyawan PT. Rahman Alam Multifarm yang telah memberikan
kesempatan dan membantu pelaksanaan kegiatan magang.
5. Orang Tua dan saudara-saudaraku tercinta yang senantiasa sabar memberikan
bimbingan baik berupa materi maupun do'a selama ini.
6. Seseorang yang selalu memberikan dukungan, semangat, dan cinta kasihnya
kepadaku untuk menyelesaikan Tugas Akhir ini.
7. Teman-teman angkatan 2008, yang senantiasa memberikan semangat,
dukungan serta kerjasama selama ini.
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Penulis
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... iii
KATA PENGANTAR.................................................................................. iv
DAFTAR ISI................................................................................................. vi
DAFTAR TABEL ........................................................................................ ix
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xi
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .............................................................................. 1
B. Tujuan Kegiatan Magang............................................................. 2
1. Tujuan Umum ....................................................................... 2
2. Tujuan Khusus....................................................................... 2
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Sapi Friesian Holstein .................................................................. 4
B. Perkandangan................................................................................ 5
C. Pakan Sapi Perah .......................................................................... 6
D. Pengelolaan Kesehatan Ternak.................................................... 9
E. Produksi Susu ............................................................................... 10
F. Limbah .......................................................................................... 11
III. TATA LAKSANA KEGIATAN
A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan .................................................. 13
B. Metode Pelaksanaan ..................................................................... 13
C. Sumber Data ................................................................................. 14
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Kondisi Umum dan Lokasi Perusahaan ...................................... 15
1. Sejarah Perusahaan................................................................. 15
commit ...................................................
2. Kondisi Umum Perusahaan to user 15
vi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
3. Struktur Organisasi................................................................. 16
B. Jenis Sapi Perah yang Diusahakan .............................................. 18
C. Manajemen Sapi Laktasi .............................................................. 19
1. Manajemen Pemberian pakan dan Minum ........................... 19
2. Manajemen Perkandangan..................................................... 21
3. Manajemen Reproduksi ......................................................... 24
4. Manajemen Pemerahan .......................................................... 25
5. Pemasaran Susu ...................................................................... 27
6. Pengelolaan Kesehatan .......................................................... 28
7. Pengelolaan Limbah............................................................... 30
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ................................................................................... 31
B. Saran .............................................................................................. 32
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
commit to user
vii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
commit to user
viii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
commit to user
ix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
commit to user
x
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara umum, sapi perah merupakan penghasil susu yang sangat baik
dibanding ternak perah lainnya. Salah satu jenis sapi perah yang terkenal
adalah Friesien Holstein atau FH. Sapi perah Frisien Holstein atau FH,
berasal dari negara Belanda dan saat ini merupakan jenis sapi perah dengan
jumlah terbesar yaitu 90 % dari jumlah total sapi perah yang ada di dunia. Sapi
ini merupakan bangsa sapi besar (keturunan Eropa), pertama kali
diperkenalkan pada awal tahun 1600. Friesien Holstein atau FH cukup baik
beradaptasi dengan lingkungan dan memproduksi susu dalam jumlah besar.
Rata-rata produksi susunya mencapai lebih dari 19.000 lbs dengan kandungan
lemak 3,7 %. Produksi terbesar dari jenis sapi perah FH ini pernah tercatat
melebihi 60.000 lbs dalam 365 hari.
Tata laksana pada masa laktasi yang perlu diperhatikan antara lain :
pemberian pakan dan air minum, pemerahan dan pengaturan laktasi, kesehatan
dan pencegahan penyakit, serta perkandangan. Susu merupakan hasil utama
dari ternak perah, dengan kandungan gizi yang lengkap dan sangat dibutuhkan
oleh masyarakat. Namun, produksi susu yang dihasilkan untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat di Indonesia masih sangat rendah, karenanya
diperlukan peningkatan hasil, baik kualitas maupun kuantitasnya. Oleh karena
itu, perlu diperhatikan bagaimana sistem manajemen pemeliharaanya.
Manajemen pemeliharaan sapi masa laktasi merupakan suatu kegiatan
pemeliharaan sapi induk yang sedang laktasi (masa memproduksi susu) yang
kegiatannya meliputi:
1. Pemberian pakan dan minum,
2. Pengelolaan perkandangan,
3. Pengelolaan reproduksi,
4. Pemerahan,
commit to user
5. Pengelolaan kesehatan ternak.
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2. Tujuan Khusus
Tujuan Khusus kegiatan magang ini adalah sebagai berikut :
a. Mengetahui secara langsung manajemen usaha peternakan sapi perah
khususnya manajemen pemeliharaan sapi laktasi di PT. Rahman Alam
Multifarm Boyolali.
b. Mengetahui permasalahan yang dihadapi berkaitan dengan manajemen
pemeliharaan sapi laktasi pada usaha peternakan sapi perah di PT.
Rahman Alam Multifarm,commit to user
Boyolali.
2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
perpustakaan.uns.ac.id 4
digilib.uns.ac.id
Standar bobot badan sapi betina dewasa rata - rata 625 kg, sedangkan sapi
jantan dewasa rata - rata 800 kg (Anonimus, 1992).
B. Perkandangan
Kandang merupakan tempat tinggal ternak sepanjang waktu, sehingga
pembangunan kandang sebagai salah satu faktor lingkungan hidup ternakyang
sehat dan nyaman (Sugeng, 2003).
Sistem perkandangan merupakan aspek penting dalam usaha
peternakan sapi perah. Kandang bagi sapi perah bukan hanya berfungsi
sebagai tempat tinggal saja, akan tetapi harus dapat memberikan perlindungan
dari segala aspek yang menganggu (Siregar, 1993), seperti untuk menghindari
ternak dari terik matahari, hujan ,angin kencang, gangguan binatang buas, dan
pencuri (Sugeng, 2001).
Pengaturan ventilasi sangat penting untuk dicermati. Apabila dinding
kandang dapat dibuka dan ditutup maka sebaiknya pada siang hari dibuka dan
malam hari ditutup. Kandang di dataran rendah dibangun lebih tinggi
dibandingkan dengan kandang di dataran tinggi atau pegunungan. Bangunan
kandang yang dibuat tinggi akan berefek pada lancarnya sikulasi udara di
dalamnya. Bangunan kandang di daerah dataran tinggi dibuat lebih tertutup,
tujuannya agar suhu di dalam kandang lebih setabil dan hangat (Sarwono dan
Arianto, 2002).
Ukuran kandang induk laktasi yaitu lebar 1,75 m dan panjang 1,25 m
serta dilengkapi tempat pakan dan minum, masing-masing dengan ukuran 80
x 50 cm dan 50 x 40 cm. Kandang yang baik mempunyai persyaratan, seperti
lantai yang kuat dan tidak licin, dengan kemiringan 5º dan kemiringan atap
30º serta disesuaikan dengan suhu dan kelembaban lingkungan sehingga
ternak akan merasa nyaman berada di dalam kandang serta letak selokan
dibuat pada gang tepat di belakang jajaran sapi (Girisonta, 1995).
Menurut konstruksinya kandang sapi perah dapat dibedakan menjadi
dua yaitu kandang tunggal yang terdiri satu baris dan kandang ganda yang
commit
terdiri dari dua baris yang saling to user (head to head ) atau berlawanan
berhadapan
perpustakaan.uns.ac.id 6
digilib.uns.ac.id
(tail to tail). Tipe kandang head to head dirancang dengan satu gang
bertujuan agar mempermudah saat memberi pakan dan efisien waktu,
sedangkan tipe kandang tail to tail terdapat 2 gang dengan tujuan untuk
mempermudah saat membersihkan feses (Anonimus, 2002).
Untuk bahan atap kandang dapat menggunakan genting, seng, asbes,
rumbia, ijuk/ alang-alang, dan sebagainya. Menurut Girisonta (1980) bahan
atap kandang yang ideal di negara tropis adalah genting, dengan
pertimbangan, genting dapat menyerap panas, mudah didapat, tahan lama,
dan antara genting yang satu dengan yang lain terdapat celah sehingga
sirkulasi udara cukup baik.
Perlengakapan kandang yang harus disiapkan adalah tempat pakan
dan tempat minum (Sugeng, 2003). Tempat pakan dan tempat minum dapat
dibuat dari tembok beton yang bentuknya dibuat cekung dengan lubang
pembuangan air pada bagian bawah, atau bisa juga tempat pakan terbuat dari
papan atau kayu dan tempat minum mengunakan ember (Siregar, 2003).
Kandang harus dilengkapi dengan peralatan kebersihan seperti sekop, sapu
lidi, sikat, selang air, dan kereta dorong.
pencernaan, misalnya minum susu yang tidak dimasak yang berasal dari
ternak penderita Brucellosis. Susu segar di Indonesia berasal dari ternak sapi
perah, oleh karena itu ternak sapi perah menjadi obyek utama kegiatan
pemberantasan Brucellosis (Tolihere, 1981).
Penyakit milk fever disebabkan karena kekurangan kalsium (Ca) atau
zat kapur dalam darah (hypocalcamia) (Sudono et al, 2003). Milk fever
menyerang sapi perah betina dalam 72 jam setelah melahirkan dengan tanda-
tanda tubuhnya bergoyang kanan kiri saat berjalan (sempoyongan), bila tidak
cepat diobati sapi akan jatuh dan berbaring. Pengobatan dilakukan dengan
menyuntikkan 250-500 ml "kalsium boroglukonat" secara intravenous
(menyuntikkan ke dalam pembuluh darah). Jika dalam 8-12 jam tidak berdiri
maka penyuntikkan dapat dilakukan lagi. Untuk pencegahannya dapat melalui
pemberian ransum dengan perbandingan kadar kalsium dan fosfor dalam
ransum 2 : 1, dapat pula dengan pemberian kalsit 3% dari pakan konsentrat
(Girisonta, 1995).
E. Produksi Susu
Susu adalah hasil pemerahan sapi atau hewan menyusui lainnya, yang
dapat diminum atau digunakan sebagai bahan makanan yang aman dan sehat
serta tidak dikurangi komponen-komponennya atau ditambah bahan-bahan
campuran lain (Hadiwiyoto, 1983). Susu mengandung semua bahan yang
dibutuhkan untuk pertumbuhan anak sapi dan sebagai pelengkap gizi manusia
yang sempurna, sebab susu sapi merupakan sumber protein, lemak,
karbohidrat, mineral, dan vitamin. Zat-zat gizi yang terkandung di dalamnya
dalam perbandingan yang sempurna, mudah dicerna, dan tidak ada sisa yang
terbuang. Komponen zat gizi susu antara lain air 87,7 %, bahan kering 12,1
%, bahan kering tanpa lemak 8,6 %, lemak 3,45 %, protein 3,2 %, laktose 4,6
%, mineral 0,85 %, vitamin, casein 2,7 %, albumin 0,5 % (Girisonta, 1995).
Teknik pemerahan dengan dua tangan dapat dibedakan menjadi dua
macam, yaitu dengan cara memegang putting susu antara ibu jari dan jari
commit
tengah dan dengan menggunakan to jari,
lima useryaitu : puting dipegang antara ibu
perpustakaan.uns.ac.id 11
digilib.uns.ac.id
jari dan keempat jari lainnya. Penekanan dengan keempat ari tersebut diawali
dengan jari yang paling atas kemudian diikuti dengan jari yang lain di
bawahnya (Anonimus, 1995).
Walaupun sapi dapat diperah beberapa kali sehari, namun pada
umumnya pemerahan hanya dilakukan dua kali sehari, yakni pagi dan sore.
Setiap proses pemerahan dilakukan dengan secepat mungkin, sebab
pemerahan yang terlalu lama akan menimbulkan efek yang kurang baik pada
sapi yang diperah. Awal pemerahan harus dilakukan dengan hati-hati, lembut,
dan pelan-pelan, kemudian dilakukan dengan sedikit lebih cepat, sehingga
sapi yang diperah tidak terkejut atau takut (Anonimus, 1995).
Sapi FH mampu memproduksi susu yang lebih tinggi dibanding jenis
sapi perah lain, yaitu mencapai 5750-6250 kg/laktasi dengan persentase kadar
lemak rendah (3,7%). Lemak susunya berwarna kuning dengan butiran-
butirannya yang kecil dan tidak merata sehingga sukar pemisahannya untuk
dibuat mentega. Butiran lemak susu yang kecil sangat baik untuk dikonsumsi
sebagai susu segar karena tidak mudah pecah (Mukhtar, 2006).
Sudono (1999) menyatakan bahwa produksi dan kualitas susu
dipengaruhi oleh bangsa sapi, masa laktasi, ukuran besarnya sapi , birahi
(estrus), umur, selang beranak, masa kering, frekuensi pemerahan, jumlah dan
kualitas ransum serta tatalaksana pemeliharaan.
Menurut Syarief dan Sumoprastowo (1985), faktor yang perlu
diperhatikan untuk menjaga kualitas susu adalah kebersihan kandang dan
kamar susu, kesehatan sapi dan pemeliharaan, cara pemberian ransum,
penyaringan dan penyimpanan susu, serta pencucian alat yang digunakan .
F. Limbah
Limbah ternak adalah sisa buangan dari suatu kegiatan usaha
perternakan seperti usaha pemeliharaan ternak, dll. Limbah tersebut meliputi
limbah padat dan limbah cair seperti feses, urine, sisa makanan, embrio, kulit
telur, lemak, dara, bulu, kuku, tulang, tanduk, isi rumen, dll (Sihombing,
2000). commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 12
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
B. Metode Pelaksanaan
Kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa peserta magang selama
kegitan magang di PT. Rahmat Alam Multifram, adalah untuk mendapatkan
pengetahuan dan keterampilan serta informasi seputar pengelolaan sapi perah
khususnya induk laktasi, maka metode yang digunakan dalam pelaksanaan
magang di PT. Rahmat Alam Multifram adalah sebagai berikut :
1. Observasi
Observasi merupakan metode yang dilakukan dengan cara
melakukan pengamatan serta pencatatan tentang berbagai hal yang
berhubungan dengan permasalahan pengelolaan sapi perah induk laktasi
yang dilaksanakan secara langsung di lokasi.
2. Wawancara
Wawancara dilakukan dengan mengadakan tanya jawab secara
langsung dengan responden. Responden yang dimaksud dalam kegiatan
praktik lapangan ini adalah Manager Fram, Supervisor produksi, Staf
perusahaan dan karyawan kandang.
3. Magang
Praktek magang mengacu pada jadwal yang telah ada di farm atau di
lokasi usaha peternakan sesuai dengan kegiatan yang memungkinkan
untuk diikuti sehingga peserta magang dapat mengikuti secara langsung
kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh PT. Rahmat Alam Multifram.
commit to user
13
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
4. Studi Pustaka
Dalam rangka melengkapi informasi-informasi yang berhubungan
dengan kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan di lapangan dengan
mencari informasi pendukung yang berkaitan dengan kegitan perusahaan
dengan cara memanfaatkan pustaka yang tersedia misalkan buku, jurnal,
majalah ilmiah, dan lain-lain.
C. Sumber Data
Sumber data yang diperoleh berdasarkan sifat data yang dikumpulkan
ada 2 jenis data yaitu:
1. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden dalam
pelaksanaan kegiatan magang perusahaan. Data primer didapat dari
wawancara langsung dengan manager fram, staf perusahaan, supervisor
produksi , karyawan kandang dan observasi langsung.
2. Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung dari
sumbernya. Dalam kegiatan magang perusahaan ini yang menjadi data
sekunder adalah data yang diperoleh dari catatan produksi yang ada selama
berada diperusahaan dan jurnal yang berhubungan dengan kegiatan
magang.
commit to user
14
perpustakaan.uns.ac.id 31
digilib.uns.ac.id
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pelaksanaan kegiatan magang di PT. Rahman Alam
Multifarm, Boyolali, dapat ditarik kesimpulan bahwa Manajemen
Pemeliharaan Sapi Perah Laktasi adalah cukup baik karena dapat dibuktikan
dari hal-hal sebagai berikut:
1. Sapi perah yang dipelihara adalah jenis Friesian Holstein (FH).
2. Pakan yang diberikan kaulitas dan kuantitasnya sudah cukup baik
diantaranya adalah hijauan, singkong, jerami fermentasi, dan konsentrat.
Pakan hijauan yang diberikan berupa rumput gajah, sedangkan konsentrat
yang diberikan campuran sendiri dari bahan-bahan yang terdiri dari
bekatul, bungkil kelapa, promix, garam, dan kalsit.
3. Frekuensi pemberian pakan yang teratur yaitu dua kali sehari dapat
mempengaruhi produksi susu, dimana pemberian konsentrat diberikan
terlebih dahulu baru kemudian pakan hijauan.
4. Sistem perkandangan yang digunakan untuk sapi laktasi yaitu system
kandang “head to head” atau saling berhadapan.
5. Pemerahan sapi dilaksanakan dua kali sehari, yaitu pada pagi hari pukul
04.00 WIB dan untuk siang hari pada pukul 12.00 WIB, dan pemerahan
dilakukan dengan cara manual oleh tenaga kerja.
6. Sistem perkawinan yang dilakukan adalah kawin suntik (Inseminasi
Buatan) dengan bibit FH oleh seorang inseminator.
7. Penanganan kesehatan hewan sudah cukup baik.
8. Penanganan limbah yang berupa feses dilakukan pengolahan khusus, guna
menghasilkan pupuk kompos.
commit to user
31
perpustakaan.uns.ac.id 32
digilib.uns.ac.id
B. SARAN
1. Kekompakan serta kerja sama antar karyawan haruslah ditingkatkan agar
menciptakan suasana yang lebih nyaman guna mendukung berjalannya
menajemen peternakan sapi laktasi.
2. Sebaiknya pembersihan ambing dan putting sapi menggunakan air hangat,
agar terhindar dari kuman atau bakteri sehingga susu bersih dan
berkualitas baik.
3. Sebaiknya vaksin diberikan secara rutin agar kesehatan hewan dapat
terjamin.
4. Sapi yang terkena penyakit menular, sebaiknya ditempatkan pada tempat
khusus dan terpisah agar tidak menular pada ternak yang lain. Hewan
ternak yang terkena penyakit, sebaiknya segera diobati.
5. Sebaiknya sistem keamanan lebih ditingkatkan agar tidak ada orang luar
yang dengan mudah masuk ke lingkungan kandang.
commit to user
32
perpustakaan.uns.ac.id 33
digilib.uns.ac.id
DAFTAR PUSTAKA
Blakely, J dan D.H, Bade. 1994. Ilmu Peternakan. Edisi ke empat. Di terjemahkan
oleh Srigandono, B. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Hadiwiyoto, S. 1983. Tekhnik Uji Mutu Susu dan Hasil Olahannya. Liberty.
Yogyakarta.
Mukhtar, A. 2006. Ilmu Produksi Ternak Perah . Lembaga Pengembangan
Pendidikan (LPP) dan (UNS Press). Surakarta.
Muljana, B.A. 1987. Pemeliharaan dan Kegunaan Ternak Perah. CV.Aneka
Ilmu. Semarang.
Siregar, A.G.A. 1995. Pengaruh Cuaca dan Iklim Pada Produksi Susu. Fakultas
Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor. Jakarta.
Siregar D.A. 1996. Usaha Ternak Sapi. Kanisius Yogyakarta.
Siregar S. B. 1993. Sapi Perah, Jenis, Tekhnik Pemeliharaan dan Analisis Usaha.
Angkasa, Bandung.
33
perpustakaan.uns.ac.id 34
digilib.uns.ac.id
Sudono, A. 1999. Ilmu Produksi Ternak Perah. Jurusan Ilmu Produksi Ternak.
Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Sudono, A. 2003. Keuntungan Dalam Pengolahan Limbah Ternak. Trobos.
Jakarta.
Sudono, A., R. F. Rosdiana, dan B. S. Setiawan. 2003. Beternak Sapi Perah
Secara Intensif . Agromedia Pustaka. Jakarta.
Sugeng, Y.B. 2001. Laporan Feasibility Study Sapi Perah di Daerah Sumatera
Utara, Survey Agro Ekonomi. Penebar Swadaya. Jakarta.
Sutardi, T. 1984. Konsep Pembakuan Mutu Ransum Sapi Perah. Fakultas
Peternakan Institut Pertanian Bogor. Jakarta.
Syarief, 1984. Ternak Perah, edisi ke- 1. CV. Yasaguna, Jakarta.
commit to user
34