Undang-undang Nomor 24 Tahun 2013 dalam Pasal 27 ayat (1) menyatakan bahwa,
“Setiap Kelahiran wajib dilaporkan oleh Penduduk kepada Instansi Pelaksana setempat paling
lambat 60 (enam puluh) hari sejak kelahiran”. Berdasarkan undang-undang tersebut anak yang
baru dilahirkan wajib dilaporkan oleh orang tuanya ke Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
untuk selanjutnya diproses ke dalam pembuatan akta kelahiran dan dicatatkan sebagai peristiwa
penting. Namun dewasa ini, masih banyak anak yang masih belum mempunyai akta kelahiran
dengan berbagai macam faktor dan alasan.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan penulis pada Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil Kabupaten Sambas dalam Data Agregat Kependudukan Kabupaten Sambas
tahun 2019 diketahui bahwa pada tahun 2019 laju pertumbuhan penduduk di Kabupaten Sambas
per Km2 ialah sebesar 1 % per tahun dari jumlah penduduk pada tahun 2018 sebesar 635.379
jiwa dan tahun 2019 sebesar 636.615 jiwa. (Sumber : Data Agregat Kependudukan Kabupaten
Sambas, 2019).
Diketahui juga bahwa pada tahun 2019 jumlah anak berusia 0-19 tahun di Kabupaten
Sambas berjumlah 212.641 jiwa (33,5 %). Dari jumlah tersebut diketahui bahwa anak yang
sudah memiliki akta kelahiran berjumlah 194.340 jiwa (91,39 %) sedangkan anak yang masih
belum memiliki akta kelahiran berjumlah 18.301 jiwa (8,61 %). (Sumber : Data Agregat
Kependudukan Kabupaten Sambas, 2019).
dokumen kependudukan dan tertib administrasi. Hal ini perlu dilakukan agar masyarakat
Kabupaten Sambas dapat lebih paham lagi mengenai urusan administrasi kependudukan dan
kependudukan secara merata agar masyarakat yang tinggal di daerah terpencil dan terjauh dapat
menerima pelayanan yang sama tanpa harus jauh-jauh datang ke Disdukcapil untuk mengurus
dokumen kependudukan.