Anda di halaman 1dari 2

NAMA : RM.

KOKO MAFAZA DWIYUGO


NPP : 29.1046
ABSEN : 25

1. Peraturan mengenai administrasi kependudukan dan pencatatan sipil Akta


kelahiran merupakan dokumen resmi dan sah terkait status dan peristiwa kelahiran seseorang
yang diterbitkan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil yang diterbitkan sesuai
dengan surat keterangan kelahiran yang dikeluarkan oleh pihak Rumah Sakit atau Rumah
Bersalin dimana bayi tersebut dilahirkan. Akta kelahiran juga memiliki fungsi penting lainnya
yang dapat mewujudkan hubungan hukum antara anak dengan kedua orang tuanya. Meskipun
si anak lahir diluar perkawinan yang sah secara hukum, akta kelahiran tetap harus diurus, tetapi
secara hukum si anak hanya memiliki hubungan keperdataan dengan ibunya.

Undang-undang Nomor 24 Tahun 2013 dalam Pasal 27 ayat (1) menyatakan bahwa,
“Setiap Kelahiran wajib dilaporkan oleh Penduduk kepada Instansi Pelaksana setempat paling
lambat 60 (enam puluh) hari sejak kelahiran”. Berdasarkan undang-undang tersebut anak yang
baru dilahirkan wajib dilaporkan oleh orang tuanya ke Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
untuk selanjutnya diproses ke dalam pembuatan akta kelahiran dan dicatatkan sebagai peristiwa
penting. Namun dewasa ini, masih banyak anak yang masih belum mempunyai akta kelahiran
dengan berbagai macam faktor dan alasan.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan penulis pada Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil Kabupaten Sambas dalam Data Agregat Kependudukan Kabupaten Sambas
tahun 2019 diketahui bahwa pada tahun 2019 laju pertumbuhan penduduk di Kabupaten Sambas
per Km2 ialah sebesar 1 % per tahun dari jumlah penduduk pada tahun 2018 sebesar 635.379
jiwa dan tahun 2019 sebesar 636.615 jiwa. (Sumber : Data Agregat Kependudukan Kabupaten
Sambas, 2019).
Diketahui juga bahwa pada tahun 2019 jumlah anak berusia 0-19 tahun di Kabupaten
Sambas berjumlah 212.641 jiwa (33,5 %). Dari jumlah tersebut diketahui bahwa anak yang
sudah memiliki akta kelahiran berjumlah 194.340 jiwa (91,39 %) sedangkan anak yang masih
belum memiliki akta kelahiran berjumlah 18.301 jiwa (8,61 %). (Sumber : Data Agregat
Kependudukan Kabupaten Sambas, 2019).

Berdasarkan sumber di atas, dapat digambarkan bahwa di Kabupaten Sambas masih


terdapat anak yang belum memiliki akta kelahiran. Hal ini tentu menjadi PR bagi Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Sambas dalam menertibkan administrasi
kependudukan dan pencatatan sipil sesuai dengan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013
Tentang Administrasi Kependudukan. Penerbitan akta kelahiran yang diselenggarakan oleh
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Sambas kepada masyarakat sudah sesuai
kepada SOP (Standar Operasional Prosedur) yang berlaku.
2. Saran yang diberikan dalam halk tersebut yakni Meningkatkan program sosialisasi secara

langsung di lapangan kepada masyarakat Kabupaten Sambas terkait prosedur penerbitan

dokumen kependudukan dan tertib administrasi. Hal ini perlu dilakukan agar masyarakat

Kabupaten Sambas dapat lebih paham lagi mengenai urusan administrasi kependudukan dan

dapat meningkatkan cakupan penerbitan dokumen kependudukan khususnya akta kelahiran

bagi anak hasil nikah siri di Kabupaten Sambas.

Lebih sering melakukan program jemput bola dalam penerbitan dokumen

kependudukan secara merata agar masyarakat yang tinggal di daerah terpencil dan terjauh dapat

menerima pelayanan yang sama tanpa harus jauh-jauh datang ke Disdukcapil untuk mengurus

dokumen kependudukan.

Anda mungkin juga menyukai