MAKALAH
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Sekolah yang Dibimbing Oleh
Bapak Drs. I Wayan Sumberartha, M.Si dan Ibu Kennis Rozana, S.Pd, M.Si.
Disusun Oleh:
Kelompok 7 Offering A
Muhammad Hamzah Alkautsar 180341617548
Naily Adniya Rochmy 180341617575
Purwita Wahyu Dwiana 180341617573
Rahma Nur Aini Berlian 180341617547
Tim Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................2
A. Pengertian dan Landasan Kemitraan Sekolah.................................................................2
B. Manfaat Kemitraan Sekolah............................................................................................3
C. Strategi Pelaksanaan Kemitraan......................................................................................4
D. Faktor Pendukung dan Penghambat Pengembangan Kemitraan dalam Pendidikan.......6
E. Jenjang Kerjasama dalam Kemitraan..............................................................................7
F. Implementasi Kemitraan dalam Pembangunan...............................................................7
G. Proposal Kemitraan Sekolah...........................................................................................8
BAB III PENUTUP.................................................................................................................10
A. Kesimpulan...................................................................................................................10
B. Saran..............................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................12
LAMPIRAN.............................................................................................................................13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi bangsa Indonesia adalah
rendahnya mutu pendidikan. Padahal Pendidikan adalah salah satu aspek terpenting
dalam upaya memajukan suatu bangsa. Pendidikan mampu meningkatkan kualitas
sumber daya manusia baik kualitas softskill maupun kualitas hardskill yang nantinya
akan dibutuhkan oleh peserta didik setelah lulus dari jenjang pendidikan. Pentingnya
pendidikan telah disadari oleh pemerintah Indonesia sehingga muncul berbagai
terobosan yang dilakukan guna meningkatkan kualitas pendidikan tersebut.
Berbagai pengamatan dan análisis (Depdiknas, 2002 dalam Fathurrohman, 2012),
menemukan setidaknya tiga faktor yang menyebabkan mutu pendidikan di Indonesia
mutunya tidak merata, yaitu; 1) Kebijakan penyelenggaraan pendidikan nasional yang
menggunakan pendekatan education production function atau input – output analysis.
2) Pendidikan nasional diselenggarakan secara birokratik sentralistik, sehingga
keberadaan sekolah sangat tergantung kepada keputusan birokratik yang sangat rumit
dan terkadang keputusan birokrasi tidak sesuai dengankeadaan sekolah setempat. Dan
3) Keterlibatan stakeholder sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan, khususnya
guru, orang tua dan institusi-institusi kemasyarakatan terkait masih sangat minim.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan dan
performa peserta didik adalah melalui penguatan kemitraan antara sekolah, orang tua,
dan institusi-institusi kemasyarakatan yang terkait (Fathurrohman, 2012). Apabila
orang tua dan institusi-institusi kemasyarakatan banyak yang peduli dan terlibat dalam
pengelolaan pendidikan, maka pendidikan akan mampu mengatasi masalah-masalah
sebagaimana tersebut di atas dan menjangkau hal-hal yang selama ini masih menjadi
kendala, misalnya kelompok miskin, anak berkebutuhan khusus, sekolah daerah
terpencil, dan sebagainya. Berdasarkan realitas di atas, oleh karenanya perlu kajian
tentang Kemitraan antara sekolah, orang tua, dan institusi-institusi kemasyarakatan.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan kemitraan sekolah?
2. Bagaimanakah peran dari kemitraan sekolah?
3. Bagaimakah proposal kemitraan sekolah?
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian dan Landasan Kemitraan Sekolah
Terjadinya kemitraan ditandai dengan adanya kerjasama dan tanggung jawab antar
individu maupun kelompok untuk mencapai suatu tujuan. Sehingga kemitraan dapat
didefinisikan sebagai hubungan kerjasama dua pihak atau lebih yang dilandasi sebuah
komitmen untuk mencapai tujuan bersama. Apabila kemitraan dilaksanakan pada
lingkungan sekolah makan dapat diartikan sebagai kerjasama antara satuan
pendidikan, keluarga, dan masyarakat yang berlandaskan pada asas gotong royong,
kesamaan kedudukan, saling percaya, saling menghormati, dan kesediaan untuk
berkorban dalam membangun ekosistem pendidikan yang menumbuhkan karakter dan
budaya prestasi peserta didik (Iskandar, dkk., 2016).
Kemitraan sekolah merupakan suatu program sekolah yang diadakan untuk
mengembangkan karakter dan prestasi siswa melalui peran serta keluarga dan
masyarakat. Terdapat hukum yang melandasi terbentuknya program kemitraan
sekolah, diantaranya (Kinanti, 2016) (Cahyani, 2020):
1. Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 31 ayat 5 yang berbunyi “Pemerintah
memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menunjang tinggi nilai-nilai
agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat
manusia.” Maksudnya melalui program kemitraan sekolah ini, dapat digunakan
untuk memajukan bangsa dan merekatkan rasa persatuan bangsa.
2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Pasal 6, pasal 8, dan pasal 9 yang membahas tentang hak dan kewajiban orang tua
dan masyarakat terhadap pendidikan, yang mana hal tersebut dapat dipenuhi
melalui program kemitraan sekolah.
3. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 19 Tahun
2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan oleh Satuan Pendidikan Dasar dan
Menengah, yang menyatakan setiap sekolah dapat menjalin kemitraan dengan
lembaga lain yang relevan berkenaan dengan pemanfaatan lulusan.
2
C. Manfaat Kemitraan Sekolah
Decker and Decker (2003:55) menjabarkan manfaat yang dapat diperoleh dari
kemitraan bagi peserta didik, sekolah, keluarga, dan masyarakat. Manfaat tersebut
diurai secara rinci sebagaimana pemaparan berikut:
1. Bagi peserta didik
a. Bagi peserta didik, kegiatan kemitraan sekolah, keluarga, dan masyarakat
antara lain dapat memberi manfaat berikut.
b. Meningkatkan kemampuan prestasi peserta didik dan menurunkan angka drop
out.
c. Tingkat kehadiran peserta didik lebih tinggi, dan kesempurnaan pekerjaan
rumah lebih terjamin.
d. Peserta didik mampu memperlihatkan perilaku dan sikap yang lebih positif.
e. Tingkat kelulusan dan partisipasi anak dalam memasuki sekolah pada jenjang
berikutnya lebih tinggi
f. Pandangan dan harapan para peserta didik tinggi.
g. Mampu memfasilitasi penyelesaian berbagai masalah yang dihadapi peserta
didik yang berkemampuan rendah.
h. Perilaku antisosial pelajar, seperti penggunaan alkohol dan kekerasan akan
berkurang sejalan dengan peningkatan keterlibatan keluarga
i. Anak mampu mengembangkan rencana masa depan yang realistis
j. Prediktor yang paling akurat bagi kesuksesan siswa di sekolah bukan
pendapatan atau status sosial, namun upaya keluarga siswa dalam : (a)
menciptakan lingkungan di rumah yang mendorong anak untuk belajar, (b)
komunikasi yang intens, rasional, harapan yang tinggi atas prestasi dan karir
anak di masa depan, (c) melibat dalam kegiatan pendidikan anak di sekolah
dan masyarakat.
2. Bagi sekolah
a. Menjadikan para guru lebih baik moralnya dan tingkatannya lebih tinggi dari
orang tua
b. Sekolah akan memperoleh dukungan yang lebih dari keluarga dan reputasi
yang tinggi di masyarakat
c. Seluruh sivitas akademik di sekolah memiliki performa yang jelas
3
d. Sekolah dapat mempercepat keberhasilan pembentukan performa siswa.
4
5. Merancang program kemitraan yang akan dilakukan atas dasar analisis
kebutuhan tersebut.
6. Menetapkan program kemitraan yang akan dikembangkan berdasarkan
kebutuhan dan skala prioritas. (Kemdikbud, 2016)
b. Penyusunan Rencana Aksi Program Kemitraan
Setelah hasil analisis kebutuhan, selanjutnya merancang program kemitraan
yang akan dikembangkan dan disusun dalam bentuk Rencana Aksi Program
Kemitraan (RAPK). Penyusunan RAPK dilakukan melalui langkah-langkah
berikut:
1. Mengadakan musyawarah yang melibatkan pihak sekolah, keluarga atau orang
tua atau wali, dan masyarakat/komite sekolah.
2. Rumuskan tujuan kemitraan yang akan dibangun berbasis pada data dan fakta
hasil analisis kebutuhan dan dan penentuan skala prioritas. rumusan tersebut
harus dipahami dan disepakati oleh semua pihak.
3. Rumuskan program dan kegiatan kemitraan yang mengacu pada tujuan
kemitraan yang sudah disepakati.
4. Susun draft RAPK dalam format yang sederhana dan mudah dipahami.
(Kemdikbud, 2016)
2. Pengorganisasian
Pengorganisasian program kemitraan dapat diawali dengan kegiatan yang dikemas
secara informal agar orang tua/ wali dan masyarakat merasa nyaman dan
berpartisipasi secara aktif. pengorganisasian program kemitraan adalah proses
penentuan, pengelompokan, dan pengaturan bermacam-macam kegiatan yang
diperlukan untuk mencapai tujuan program kemitraan, menempatkan orang-orang
pada setiap kegiatan, anne-marie diakan alat-alat yang diperlukan, kan menetapkan
wewenang yang secara relatif didelegasikan kepada setiap individu yang akan
melakukan kegiatan tersebut (Kemdikbud, 2016).
3. Pelaksanaan program kemitraan
a. Pengembangan kapasitas warga sekolah dapat dilakukan dengan berbagai langkah
sebagai berikut:
Diskusi tentang hakikat kemitraan pendidikan yang melibatkan narasumber
ahli
Pelibatan semua komponen warga sekolah dalam penyusunan RAB
5
Sosialisasi tentang kemitraan di lingkungan warga sekolah
b. Pertemuan wali kelas dengan orang tua/ wali
Sekolah dapat menyusun jadwal pertemuan dengan orang tua/ wali terutama
pada tu hari pertama masuk sekolah di bulan Juli dapat dilakukan pertemuan
orang tua dan wali kelas dan di bulan Desember Pada saat pengambilan raport
dapat dilakukan pertemuan orang tua dengan wali kelas.
4. Supervisi dan Evaluasi
a. Supervisi
Supervisi program kemitraan sekolah, keluarga, dan masyarakat adalah
kegiatan yang dilakukan dalam rangka memastikan efektivitas pelaksanaan
program pendidikan di sekolah.
b. Evaluasi
Evaluasi program kemitraan antara sekolah, keluarga, dan masyarakat
dilakukan untuk mengetahui efektivitas implementasi kemitraan terhadap
pencapaian tujuan baik di tingkat keluarga sekolah dan masyarakat (Kemdikbud,
2016).
6
Faktor penghambat Kinanti (2016) dan Wafi (2019) diantaranya yaitu: 1)
Lemahnya sumber daya sekolah dalam mendorong pengelolaan pendidikan yang
bermutu terutama pada SDM dan anggaran; 2) Kurangnya fasilitas; 3) Kebijakan
strategi pembangunan pendidikan yang cenderung diatur oleh birokrasi ditingkat
pusat sehingga proses untuk membangun mutu kurang inovatif dan lemah dalam
pemberdayaan kemitraan.
7
3. Komunikasi/Communication: masing-masing pihak harus mau dan mampu
mengkomunikasikan dirinya serta rencana kerjanya sehingga dapat
dikoordinasikan dan disinergikan.
4. Percaya/Trust: saling mempercayai dan dapat dipercaya untuk membina
kerjasama. Di sini transparansi menjadi tuntutan dan tidak bisa ditawar.
5. Berbagi/Share: semua yang terlibat dalam kemitraan harus mampu membagikan
diri dan miliknya (waktu, harta, dan kemampuan) untuk mencapai tujuan bersama.
Implementasi PACTS dalam kemitraan tidak serta merta menghilangkan masalah
atau potensi masalah selama berjalannya proses dan hubungan kemitraan. Masalah
akan selalu ada sebagai bagian dari dinamika zaman dan keadaan yang ada. Selain itu,
para pelaku kemitraan yang adalah manusia-manusia yang memiliki keunikan dan
dinamis itu sendiri sebenarnya merupakan potensi masalah. Perbedaan latar belakang,
nilai-nilai, pengalaman hidup yang dimiliki bisa menimbulkan gesekan dengan
sesama mitra. Namun demikian, implementasi PACTS akan sangat membantu tidak
hanya meminimalisir potensi konflik tetapi juga membuat kemitraan bisa berjalan
sesuai yang diharapkan dan menghasilkan sesuatu yang baik (mutu pendidikan yang
tinggi).
8
d. Bab III meliputi program kegiatan, nama kegiatan, jenis kegiatan,
tujuan kegiatan, sasaran, deskrpsi kegiatan, strategi, evaluasi.
e. Bab IV meliputi penutup
f. Lampiran-lampiran
Pada umumnya negosiasi banyak terjadi pada pembahasan anggaran, sehingga
perencanaan anggaran harus realistis dan efisien. Anggaran bagi pelaksana kemitraan
dapat bersumber dari berbagai pihak, seperti:
a. Pemerintah pusat/daerah
b. Institusi pelaksana
c. Lembaga donor
d. Dibiayai bersama oleh pihak-pihak yang bekerjasama
Anggaran dalam program kemitraan sebaiknya dibahas secara rinci dan tuntas
antara pihak-pihak yang bermitra sebelum penandatanganan naskah kerjasama (MoU)
dan dilampirkan pada naskah tersebut (PPTK, 2015). Terkait contoh proposal
kemitraan sekolah terlampir pada bagian lampiran.
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kemitraan dapat didefinisikan sebagai hubungan kerja sama dua pihak atau lebih
yang dilandasi oleh komitmen untuk mencapai tujuan bersama. Kemitraan akan
terbentuk apabila pihak-pihak di dalamnya telah menjalin kesepakatan. Terdapat 2
tujuan dalam kemitraan sekolah yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum
kemitraan sekolah yaitu untuk menjalin kerjasama dan keserasian program pendidikan
di sekolah, keluarga, dan masyarakat. Sedangkan tujuan khususnya yaitu mendukung
lingkungan belajar, mendukung kesuksesan pendidikan, dan mendukung program
pendidikan melalui peran serta masyarakat.
Peran kemitraan sekolah dibagi 3 yaitu 1) peran sekolah sebagai penyelenggara
pendidikan serta terdapat beberapa unsur yang berperan penting dalam program
pendidikan di sekolah yaitu kepala sekolah, wali kelas, dan komite sekolah, 2) peran
orang tua/wali, dan 3) peran masyarakat. Prinsip kemitraan meliputi kesamaan visi
dan misi, kepercayaan, profit, efektif dan efesien, komunikasi timbal balik dan
komitmen yang kuat, dan implementasi meliputi input, proses, output dan outcome.
Komponen proposal umumnya menyesuaikan kebutuhan dan karakteristik kegiatan
kerjasama. Contoh kerangka proposal kerjasama, umumnya terdiri dari: dasar
pemikiran, tujuan, target, tempat dan waktu, anggaran, panitia, dan penutup. Contoh
lain proposal kemitraan yaitu: pendahuluan, Bab I rasional, tujuan, ruang lingkup
kerjasama, dan manfaat kerjasama, Bab II meliputi analisa kebutuhan, dan arah
pengembangan, Bab III program kegiatan, nama kehiatan, jenis kegiatan, tujuan
kegiatan, sasaran, deskrpsi kegiatan, stratedi, dan evaluasi, Bab IV penutup, dan
Lampiran-lampiran. Dalam pola kemitraan yang sifatnya sukarela tetapi sekaligus
hak, prinsip yang diterapkan adalah prinsip egaliter. Kesetaraan dalam kemitraan
diimplementasikan dalam prinsip PACTS dimana setiap orang memiliki partisipasi
sesuai dengan kemampuannya, satu sama lain bisa saling menerima, yang bisa saling
mengomunikasikan diri dan rencanya, direkatkan oleh rasa saling percaya juga
kemauan untuk saling berbagi kemampuan, waktu dan dana untuk mencapai tujuan
bersama
10
B. Saran
Dalam menyusun makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih memiliki
banyak kekurangan. Untuk memimalisir adanya miskonsepsi pada topik ini.
penguatan dari dosen dan yang lebih ahli akan sangat membantu.
11
DAFTAR PUSTAKA
Cahyani, R. R. 2020. Program Kemitraan Sekolah Dalam Mengembangkan Keterampilan
Abad 21 di SD Islam Al-Muttaqin Driyorejo Gresik. Skripsi. Surabaya: Universitas
Islam Negeri Sunan Ampel.
Decker, L.E & Decker, V.A. (2003). Home, school, and community partnership.
Oxford:Scarecrow Press, Inc
Fathurrohman. 2012. Kemitraan Pendidikan: Membangun Relasi Sinergis antara Sekolah,
Keluarga, dan Masyarakat. Yogyakarta: UNY
Iskandar, H. dkk. 2016. Kemitraan Sekolah dengan Keluarga dan Masyarakat. Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan: Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan
Pendidikan Masyarakat.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2016. Petunjuk Teknis Kemitraan Sekolah
Menengah Atas/Kejuruan dengan Keluarga dan Masyarakat. Direktorat Pembinaan
Pendidikan Keluarga
Kinanti, Y. C. 2016. Kemitraan Sekolah dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan di SMA
Negeri 2 Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
Kuntoro, S. A. (2010). Kemitraan Sekolah. In Workshop Strategi Pengembangan Mutu
Sekolah bagi Kepala Sekolah dan Pengawas. Jurnal Nasional.
PPTK. 2015, Peningkatan Kompetensi Kepala Sekolah Dalam Mengelola Implementasi
Kurikulum. Jakarta: Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan Dan
Penjaminan Mutu Pendidikan Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan.
Wafi, H. A. 2019. Implementasi Program Kemitraan Sekolah dengan Dunia Usaha di SMK
Negeri 2 Depok. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
12
LAMPIRAN
13