2, November 2020 : 36 - 41
1,2,3
Program Studi Teknik Pertambangan, Fakultas Teknologi Kebumian dan Energi, Universitas Trisakti,
Jalan Kyai Tapa No.1, Tomang, Grogol Petamburan, Jakarta 11440, Indonesia
ABSTRAK – Pembangkit listik tenaga uap (PLTU) Batubara merupakan tempat dibangkitkannya listrik dari energi
panas menjadi energi mekanik dengan menggunakan bahan bakar utama batubara. Untuk mendapatkan efisiensi
pembakaran batubara yang baik maka diperlukan jumlah udara yg sesuai. Penelitian ini bertujuan mengetahui
jumlah kebutuhan udara untuk pembakaran boiler unit 3 di PLTU Suralaya. Pada umunya komposisi bahan bakar
batubara terdiri dari : Carbon, Hydrogen, Nitrogen, Oxygen, dan Sulfur. Dalam suatu proses pembakaran
batubara, semua unsur-unsur kecuali oksigen akan bereaksi dengan udara, sedangkan unsur oksigen dalam
proses pembakaran akan langsung ikut bereaksi dengan unsur-unsur lainnya. Dari hasil analisis ultimate batubara
didapatkan kadar carbon 51,10 %, hydrogen 5,12 %, oksigen 10,90 %, nitrogen 0,78 %, sulfur 0,4 2 %. Berdasarkan
hasil analisis diketahui bahwa setiap 1 kg carbon membutuhkan 2,66 kg oksigen maka untuk 0,511 kg carbon
membutuhkan 1,369k g oksigen. Setiap 1 kg hydrogen membutuhkan 8kg oksigen, maka 0,051kg hydrogen
membutuhkan 0,409kg oksigen. Setiap 1 kg sulfur membutuhkan 1 kg oksigen, maka 0,0042 sulfur membutuhkan
0,0042 kg oksigen. Setiap 1 kg nitrogen membutuhkan 2,28 kg oksigen, maka 0,0078 kg nitrogen membutuhkan
0,01178 kg oksigen. Dari hasil analisis kebutuhan oksigen setiap unsur yang terkandung, didapat kebutuhkan
udaranya adalah 7,249 (kg udara)⁄(kg batubara). Maka jika batubara yang dialirkan sebesar 202.227,67 kg⁄jam ,
maka jumlah udara yang diperlukan untuk pembakaran boiler unit 3 sebesar 1.502.179,33 (kg udara)⁄jam .
Kata kunci: PLTU batubara, pembakaran, kadar ultimat batubara, kebutuhan udara
ABSTRACT – Coal Fired Power Plant (PLTU) is a place where electricity is generated from heat energy to
mechanical energy using coal as the main fuel. To get a good coal combustion efficiency, an appropriate amount
of air is needed. This study aims to determine the amount of air needed for combustion of boiler unit 3 at PLTU
Suralaya. In general, the composition of coal fuel consists of: Carbon, Hydrogen, Nitrogen, Oxygen, and Sulfur. In
a coal burning process, all the elements except oxygen will react with air, while the oxygen element in the
combustion process will immediately react with other elements. From the results of the ultimate analysis of coal,
it was found that carbon content was 51.10%, hydrogen 5.12%, oxygen 10.90%, nitrogen 0.78%, sulfur 0.42%.
Based on the analysis, it is known that every 1 kg of carbon requires 2.66 kg of oxygen, so 0.511 kg of carbon
requires 1.369 kg of oxygen. Every 1kg of hydrogen requires 8kg of oxygen, so 0.051kg of hydrogen requires
0.409kg of oxygen. Every 1kg of sulfur needs 1kg of oxygen, so 0.0042 of sulfur needs 0.0042kg of oxygen. Every
1kg of nitrogen needs 2.28kg of oxygen, so 0.0078kg of nitrogen needs 0.01178kg of oxygen. From the results of
the analysis of the oxygen demand for each element contained, the air requirement is 7,249 (kg air) ⁄ (kg coal).
So if the coal flowed is 202,227.67 kg⁄ hour, then the amount of air required for combustion of boiler unit 3 is
1,502,179.33 (kg air)⁄hour.
Keywords: coal fired power plant, combustion, ultimate grade coal, air requirement
36
Indonesian Mining and Energy Journal Vol. 3, No. 2, November 2020 : 36 - 41
PENDAHULUAN
PLTU batubara merupakan tempat dimana listrik dibangkitkan, dengan cara mengkonversi energi
panas menjadi energi mekanik. Prinsip kerja PLTU adalah mengubah energi panas yang terdapat
pada uap (steam) menjadi energi listrik, melalui steam atau uap bertekanan sebagai penggerak
generator dengan media turbin dalam menghasilkan listrik. Energi panas tersebut dihasilkan dari
proses pembakaran batubara pada boiler. Untuk mendapatkan pembakaran batubara yang baik
maka salah satunya diperlukan jumlah udara yg sesuai dengan kebutuhannya untuk membakar
batubara yang dialirkan.
Pembakaran sempurna terjadi ketika semua energi yang ada di batubara terbakar seluruhnya dan
kandungan karbon dan hydrogen terbakar secara keseluruhan tanpa terkecuali. Pembakaran
sempurna terjadi ketika jumlah udara untuk pembakaran bernilai tepat dan juga terjadi mixing yang
tepat antar udara dan bahan bakar.
Kebutuhan udara yang digunakan untuk proses pembakaran berasal dari udara primer yang
dihembuskan bersamaan dengan serbuk batubara hasil penggerusan pulverizer. Kebutuhan udara
minimum dapat dihitung berdasarkan hasil analisis ultimate batubara. Pada umunya komposisi
bahan bakar batubara berdasarkan analisis ultimate terdiri dari: karbon, hidrogen, nitrogen,
oksigen, dan sulfur.
METODE
PLTU Batubara
PLTU Batubara adalah pembangkit listrik tenaga uap yang menggunakan energi primer batubara
untuk bahan bakarnya dalam menghasilkan uap. Batubara dipilih karena memiliki keunggulan
ekonomi bila dibandingkan dengan energi primer lainnya. Beberapa negara, seperti Indonesia
memiliki SDA batubara yang berlimpah sehingga PLTU berbahan bakar batubara merupakan pilihan
bijaksana.
Pada proses pembakaran, prinsip terjadinya pembakaran adalah segitiga api, dimana segitiga api
ini terjadi apabila ada tiga komponen utamana yaitu bahan bakar, udara (oksigen) dan panas.
Sehingga suatu reaksi kimia antara bahan bakar, udara dan panas yang terjadi di dalam ruang bakar
boiler. Reaksi tersebut dapat diilustrasikan seperti Gambar 1.
37
Indonesian Mining and Energy Journal Vol. 3, No. 2, November 2020 : 36 - 41
Untuk mendapatkan proses pembakaran yang sempurna diperlukan jumlah bahan bakar, udara,
dan panas yang proporsional atau sesuai dengan kebutuhan. Bila jumlah udara yang diberikan tidak
cukup maka proses pembakaran akan berjalan tidak sempurna.
Kebutuhan udara yang digunakan untuk proses pembakaran berasal dari udara primer yang
dihembuskan bersamaan dengan serbuk batubara hasil. Kebutuhan udara minimum dapat dihitung
berdasarkan hasil analisis ultimate batubara. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam
mencari kebutuhan udara pembakaran batubara adalah:
2 H2 + O2 2 H2O (3)
S + O2 SO2 (5)
5. Kadar oksigen pada batubara akan bereaksi dengan kadar bahan bakar yang mudah terbakar
lainnya. Dalam rumus perhitungan kebutuhan udara total yang dibutuhkan dari udara dikurangi
dengan kadar O2 yang terkandung dalam batubara itu sendiri.
38
Indonesian Mining and Energy Journal Vol. 3, No. 2, November 2020 : 36 - 41
Setelah itu maka didapatkan persamaan untuk menghitung kebutuhan udara minimum per kg
batubara:
𝑘𝑔 𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎 100
AF ( ⁄𝑘𝑔 𝑏𝑏) = 23.2
{(2.66 C + 8 H + 1 S + 2,28 N) – 𝑂2 } (9)
Dengan nilai faktor 0,232 yang merupakan fraksi massa oksigen dalam udara. Maka, nilai kebutuhan
udara teoritis (air supply) untuk pembakaran batubara dapat diketahui yaitu :
kg udara kg udara kg bb
𝐴𝑖𝑟 𝑆𝑢𝑝𝑝𝑙𝑦 ( ) = AF ( )x Jumlah BB ( ) (10)
jam kg bb jam
Batubara
Sebagai bahan bakar batubara dapat dimanfaatkan untuk mengubah air menjadi uap di dalam
suatu ketel uap atau boiler PLTU. Pada pembakaran batubara dalam sebuah pembangkit listrik
tenaga uap pemakaian barubara sebagai bahan bakar dipengaruhi oleh (Reid, 1991):
1. Kualitas atau karakteristik batubara
2. Batasan yang ditentukan oleh desain boiler, posisi burner, konfigurasi fisik dan luas
perpindahan panas dalam ketel uap (boiler)
3. Kondisi operasional
Idealnya desain suatu pembangkit listrik berbahan bakar batubara dibuat berdasarkan kualitas
batubara yang akan digunakan. Atau sebaliknya, batubara yang gunakan untuk sebuah pembangkit
listrik seharusnya sesuai dengan spesifikasi yang dipersyaratkan.
Analisa ini adalah pengujian untuk Memberikan dengan tepat komposisi unsur-unsur kimia dai
batubara. kegunaan analisa ini untuk menghitung kebutuhan udara minimum dan kebutuhan udara
ebih untuk mencapai pembakaran sempurna. Adapun parameter-parameter pengujian dalam
analisa ini, meliputi kadar:
1. Karbon (C)
2. Hydrogen (H)
3. Nitrogen (N)
4. Sulfur (S)
5. Oksigen (O)
Kandungan karbon, hydrogen, dan oksigen penting untuk menilai karakteristik yang dapat
mengganggu proses pembakaran ataupun kualitas batubara. Sedangkan nitrogen dan sulfur
merupakan faktor penting yang memiliki potensi pencemaran yang ditimbulkan dari pemanfaatan
batubara.
39
Indonesian Mining and Energy Journal Vol. 3, No. 2, November 2020 : 36 - 41
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kebutuhan udara dapat dihitung berdasarkan hasil analisa ultimat batubara yang digunakan. Dari
rata-rata hasil analisa ultimat batubara di PLTU Suralaya Unit 3 diketahui nilai kadar (Basis As
received):
1. Carbon (C) = 51,10%
2. Hydrogen (H) = 5,12%
3. Oksigen (O) = 10,90%
4. Nitrogen (N) = 0,78%
5. Sulfur (S) = 0,42%
Langkah-langkah analisis yang dilakukan dalam menentukan udara pembakaran batubara sebagai
berikut:
e. Oksigen dalam data analisa unsur batubara pada Unit 3 PLTU Suralaya sebesar 0,1090 kg
dalam setiap kg batubara. Karena batubara mengandung O2, maka oksigen ini akan bereaksi
dengan bahan bakar yang mudah terbakar lainnya. Untuk itu dalam rumus perhitungan
kebutuhan udara total yang dibutuhkan dari udara dikurangi dengan kadar O2 yang
terkandung dalam batubara tersebut.
𝑘𝑔 𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎
𝑇ℎ𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑐𝑎𝑙 𝐴𝑖𝑟 = 100⁄23,2 𝑥 [(1,36938 + 0,40940 + 0,00422 + 0,01178) − 0,1090] = 7,24897 ⁄𝑘𝑔 𝑏𝑏
3. Maka perhitungan jumlah udara yang dibutuhkan untuk membakar batubara sebanyak
𝑘𝑔 𝑏𝑏
202.227,67 ⁄𝑗𝑎𝑚 adalah sebagai berikut:
𝑘𝑔 𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎 𝑘𝑔 𝑏𝑏 kg udara
𝐴𝑖𝑟 𝑠𝑢𝑝𝑝𝑙𝑦 = 7,24897 ⁄𝑘𝑔 𝑏𝑏 x 207.227,67 ⁄𝑗𝑎𝑚 = 1.502.179,33
jam
40
Indonesian Mining and Energy Journal Vol. 3, No. 2, November 2020 : 36 - 41
Dari hasil perhitungan diatas maka kebutuhan udara untuk membakaran batubara yang digunakan
𝑘𝑔 𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎
boiler unit 3 pada saat tersebut adalah sebesar 1.502.179,33 ⁄𝑗𝑎𝑚
Berdasarkan penelitian analisis kebutuhan udara pembakaran boiler unit 3 di PLTU maka dapat
disimpulkan bahwa batubara yang digunakan sebagai bahan bakar memiliki kadar Carbon 51,10%,
Hydrogen 5,12%, Oksigen 10,90%, Nitrogen 0,78% dan Sulfur 0,42%. Kebutuhan udara untuk
membakar 1 kg batubara yang digunakan boiler unit 3 sebesar 7,24897 (kg udara)⁄(kg bb).
Berdasarkan jumlah batubara yang dialirkan ke boiler unit 3, yaitu 202.227,67 (kg bb)⁄(jam)
membutuhkan jumlah udara sebesar 1.502.179,33 (kg udara)⁄jam.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. Peranan Kwalitas Batubara Terhadap Operasi PLTU Suralaya. Merak. PLTU Suralaya.
Babcock & Wilcock. FOSSIL POWER DIVISION: PULVERIZED FUEL SYSTEM TYPE MPS 89 PULVERIZER
OPERATING INSTRUCTION. THE BABCOK & WILCOCK COMPANY.
Sudadijo. 1994. Role of Suralaya Coal Fired Power Plant in Java-Bali Electrical System. Bandung. PLN
Generation and Transmission
41