Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM KUNJUNGAN LAPANG MATAKULIAH

EKONOMI PRODUKSI PETERNAKAN

Disusun oleh :
Kelas/Kelompok : M/89

Jaya Nur Ardiansyah 155050100111238


Ingarsy Yumna Perlita 155050100111247
Setya Kurniawati 155050100111260
Arsy Marsya Zuesmita Zein 155050100111281
Robi Maulana 155050101111092
Himatul Ilma Silfia 155050101111113
Muh. Fajar Alfikri 155050101111121

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang
hasil fieldtrip peternakan sapi perah di Dusun Tlogorejo, Bumiaji untuk
memenuhi tugas praktikum mata kuliah Ekonomi Produksi Peternakan

Kami menyadari bahwa selama penulisan makalah ini banyak mendapat


bantuan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu kami mengucapkan terima
kasihkepada:

1. Prof. Dr.Sc.Agr. Ir. Suyadi, MS. Selaku Dekan Fakultas Peternakan


Universitas Brawijaya.
2. Nanang Febrianto. S.Pt., MP selaku Dosen mata kuliah Ekonomi Produksi
Peternakan.
3. Orang tua kami yang telah memberikan doa dan dukungan.
4. Teman-teman yang telah membantu.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih perlu perbaikan untuk
menjadi lebih sempurna. Oleh karena itu, kami mengharap saran dan kritik yang
membangun. Semoga laporan fieldtrip ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Malang, 6 Mei 2017

Penulis
DAFTAR ISI

halaman
Halaman Judul.....................................................................................................i
Kata Pengantar ...................................................................................................ii
Daftar Isi..............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang........................................................................................
1.2. Rumusan Masalah ..................................................................................
1.3. Tujuan......................................................................................................
1.4. Manfaat....................................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Susu.......................................................................................
2.2. Komposisi Susu.......................................................................................
2.3. Persyaratan Kualitas Susu.......................................................................
2.4. Prosedur Pemerahan Susu.......................................................................
BAB III METODE DAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM
3.1. Lokasi dan Waktu Pelaksanaan...............................................................
3.2. Mapping Area..........................................................................................
3.3. Teknik Pengambilan Sampel...................................................................
BAB IV PEMBAHASAN...................................................................................
BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan..............................................................................................
5.2. Saran........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................
LAMPIRAN
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sapi perah merupakan ternak yang mampu menghasilkan produk susu
sebagai produk utamanya. Sapi perah mulai diperkenalkan pada rakyat
Indonesia pada zaman kolonialisasi Belanda di akhir abad ke 19. Ini berarti,
sapi perah sudah dikenal oleh rakyat Indonesia kurang lebih 125 tahun.
Dilihat dari jumlah populasi yang ada, jumlah populasi sapi perah sampai
dengan tahun 2009 baru mencapai 370 ribuan. Padahal agribisnis sapi perah
sudah berjalan lebih dari satu abad. Konsumsi akan susu dari tahun ke tahun
terus meningkat. Peningkatan ini sejalan dengan makin meningkatnya tingkat
ekonomi dan kesadaran akan kebutuhan makanan bergizi. Tetapi peningkatan
permintaan belum diikuti dengan peningkatan produksi karena banyak
kendala yang dihadapi peternak. Karena prospek pengembangan dan
peningkatan produksi sapi perah mempunyai masa depan yang baik. Usaha–
usaha pengembangan dan peningkatan produksi susu sapi perah dapat
dilaksanakan melalui perbaikan makanan, pengadaan bibit unggul, dan
perawatan kesehatan.
Kualitas susu menjadi dasar pembayaran harga susu. Ketentuan pembayaran
susu terus mengalami perkembangan dimana sejak Agustus 2004, harga susu
ditentukan berdasarkan pada lemak, solid non fat (SNF), total solid (TS), total
plate count (TPC) dan kandungan antibiotik.

1.2 Rumusan Masalah


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Susu


Susu segar adalah air susu hasil pemerahan yang tidak dikurangi atau
ditambahkan bahan apapun yang diperoleh dari pemerahan sapi yang sehat.
Susu merupakan bahan minuman yang sesuai untuk kebutuhan hewan dan
manusia karena mengandung zat gizi dengan perbandingan yang optimal,
mudah dicerna dan tidak ada sisa yang terbuang. Selain sebagai sumber
protein hewani, susu juga sangat baik untuk pertumbuhan bakteri (Resnawati,
2010)

Susu sapi segar merupakan cairan yang berasal dari ambing sapi sehat
dan bersih, yang diperoleh dengan cara pemerahan yang benar, kandungan
alaminya tidak dikurangi atau ditambah sesuatu apapun dan belum mendapat
perlakuan apapun kecuali proses pendinginan tanpa mempengaruhi
kemurniannya. Susu sapi segar juga merupakan bahan pangan yang bergizi
tinggi karena mengandung zat-zat makanan yang lengkap dan seimbang
seperti protein, lemak, karbohidrat, mineral, dan vitamin yang sangat
dibutuhkan oleh manusia. Susu merupakan sumber protein hewani yang
mempunyai peranan strategis dalam kehidupan manusia, karena mengandung
berbagai komponen gizi yang lengkap serta kompleks. Penanganan susu
diperlukan tidak hanya pada produk olahannya saja, namun sejak dari proses
pemerahan, distribusi, sampai produk olahannya (Miskiyah,2011).

Air susu merupakan bahan makanan yang istimewa bagi manusia


karena kelezatan dan komposisinya yang ideal selain air susu mengandung
semua zat yang dibutuhkan oleh tubuh, semua zat makanan yang terkandung
didalam air susu dapat diserap oleh darah dan dimanfaatkan oleh
tubuh(Mirdhayati, 2008).

2.2 Komposisi susu


Susu yang baik apabila mengandung jumlah bakteri sedikit, tidak
mengandung spora mikrobia pathogen, bersih yaitu tidak mengandung debu
atau kotoran lainnya, mempunyai cita rasa (flavour) yang baik, dan tidak
dipalsukan. Pemeriksaan air susu terhadap pemalsuan akan diuraikan pada
Bab IV. Komponen-komponen susu yang terpenting adalah protein dan lemak.
Kandungan protein susu berkisar antara 3 - 5 persen sedangkan kandungan
lemak berkisar antara 3 - 8 persen. Kandungan energi adalah 65 kkal, dan pH
susu adalah 6,7 (Wasiksiri,2010).

Untuk lebih jelas, maka komponen-komponen air susu akan diuraikan


satu persatu sebagai berikut(Mirdhayati, 2008) :

1. Air : Air susu mengandung air 87.90%, yang berfungsi sebagai bahan
pelarut bahan kering. Air didalam air susu sebagian besar dihasilkan dari
air yang diminum ternak sapi.
2. Lemak : Air susu merupakan suspensi alam antara air dan bahan terlarut
didalamnya. Salah satu diantaranya adalah lemak. Kadar lemak didalam
air susu adalah 3.45%. Kadar lemak sangat berarti dalam penentuan nilai
gizi air susu. Bahan makanan hasil olahan dari bahan baku air susu seperti
mentega, keju, krim, susu kental dan susu bubuk banyak menagndung
lemak.
3. Protein : Kadar protein didalam air susu rata-rata 3.20% yang terdiri dari :
2.70% casein (bahan keju), dan 0.50% albumen. Berarti 26.50% dari
bahan kering air susu adalah protein. Didalam air susu juga terdapat
globulin dalam jumlah sedikit. Protein didalam air susu juga merupakan
penentu kualitas air susu sebagai bahan konsumsi.
4. Laktosa: bentuk karbohidrat yang terdapat didalam air susu. Bentuk ini
tidak terdapat dalam bahan-bahan makanan yang lain. Kadar laktosa di
dalam air susu adalah 4.60% dan ditemukan dalam keadaan larut. Laktosa
terbentuk dari dua komponen gula yaitu glukosa dan galaktosa.
5. Vitamin dan enzim : Kadar vitamin di dalam air susu tergantung dari jenis
makanan yang diperoleh ternak sapi dan waktu laktasinya. Vitamin diukur
dengan satuan International Units (IU) dan mg. Vitamin yang terdapat
didalam lemak disebut ADEK, dan vitamin yang larut didalam air susu,
tergolong vitamin B komplek, vitamin C, Vitamin A, provitamin A dan
vitamin D. Vitamin yang larut didalam air susu yang terpenting ialah
vitamin B1, B2, asam nikotinat dan asam pantotenat. Enzim yang terkenal
adalah peroxydase, reductase, katalase dan phospatase.

2.3 Persyaratan Kualitas Susu

Mengolah susu segar menjadi sesuatu produk olahan merupakan hal


yang penting untuk menggunakan susu yang berkualitas baik. Persyaratan
kualitas susu untuk pengolahan ini mencakup persyaratan 1. Fisika kimia
(chemico-physical-requirement) dan 2. Bakteri (bacteriological requirement).
Biasanya susu harus mempunyai kualitas bakteri yang baik Pertumbuhan
bakteri yang cepat pada susu segar menyebabkan bau yang tidak enak. Susu
dapat terkontaminasi dari dalam maupun dari luar ambing (Wasiksiri,2010).
Kualitas susu juga meliputi berat jenis, kandungan lemak dan grade. Semakin
banyak jumlah konsentrat yang diberikan akan meningkatkan berat jenis susu
dan menurunkan lemak susu. Semakin tinggi tingkat mastitis subklinis akan
meningkatkan lemak susu. Frekuensi sanitasi lantai kandang sebanyak 3
kali/hari dapat memperbaiki grade susu (Utami, 2014).

Kriteria air susu sapi yang baik setidaktidaknya memenuhi hal-hal


sebagai berikut: (i) bebas dari bakteri pathogen, (ii) bebas dari zat-zat yang
berbahaya ataupun toksin seperti insektisida, (iii) tidak tercemar oleh debu
dan kotoran, (iv) zat gizi yang tidak menyimpang dari codex air susu, dan (v)
memiliki cita rasa normal. Jumlah bakteri dalam susu yang diproduksi dapat
dihambat dengan penanganan susu yang baik. Faktor-faktor yang harus
diperhatikan adalah higenitasnya dengan cara melindungi susu dari kontak
langsung ataupun tidak langsung dengan sumber-sumber yang dapat
mencemari air susu selama pemerahan, pengumpulan dan pengangkutan.
Selain itu perlu penanganan yang tepat dalam proses pengolahan dan
penyimpanan (Resnawati,2010).

Menurut Pasaribu (2015) Faktor-Faktor yang Mempengaruhi


Produksi Susu Jumlah pakan, jumlah air minum, umur ternak, interval
pemerahan, dan luas kandang mempengaruhi tingkat produksi susu sapi
perah. Hal ini juga sesuai dengan pendapat Utami (2014) Kualitas fisik dan
kimia susu sapi segar dipengaruhi oleh faktor bangsa sapi perah, pakan,
sistem pemberian pakan, frekuensi pemerahan, metode pemerahan, perubahan
musim dan periode laktasi. Kontaminasi bakteri dimulai setelah susu keluar
dari ambing dan jumlah bakteri akan semakin meningkat pada jalur susu yang
lebih panjang.

Standar mutu merupakan rincian persyaratan produk yang mencakup


kriteria 1) inderawi, antara lain: bau, rasa, kenampakan, warna; 2) fisikawi,
yaitu bentuk, ukuran, kotoran; 3) kimiawi, antara lain: pH, kadar nutrisi atau
senyawa kimia; dan 4) mikrobiawi, antara lain: jumlah kapang/jamur, yeast,
bakteri yang ditetapkan dengan tujuan sebagai acuan untuk menjaga
keamanan dan konsistensi mutu dari waktu ke waktu. Faktor yang
mempengaruhi mutu susu sehingga tidak memenuhi standar, disebabkan
adanya beberapa penyimpangan, misalnya: 1) penambahan susu dengan air,
air beras; 2) kondisi susu misalnya susu kotor, berbau busuk atau berbau
obat-obatan. Penetapan SNI disamping berguna untuk menjamin konsumen
menerima susu dengan kualitas yang baik, juga untuk memberikan peluang
bagi perkembangan industri peternakan sapi perah (Miskiyah,2011).
2.4 Prosedur Pemerahan Susu

Faktor yang mempengaruhi produksi susu antara lain adalah jumlah


pemerahan setiap hari, lamanya pemerahan, dan waktu pemerahan. Jumlah
pemerahan 3 – 4 kali setiap hari dapat meningkatkan produksi susu daripada
jika hanya diperah dua kali sehari. Pemerahan pada pagi hari mendapatkan
susu sedikit berbeda komposisinya daripada susu hasil pemerahan sore hari.
Pemerahan menggunakan tangan ataupun menggunakan mesin tidak
memperlihatkan perbedaan dalam produksi susu, kualitas ataupun komposisi
susu.
BAB III

METODE DAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM

3.1. Lokasi dan Waktu Pelaksanaan

Lokasi penelitian dilaksanakan di Peternakan milik Bapak Sutiyo


yang bertempat di Jalan Kutilang nomor 4 RT 01 RW 11, Dusun Tlogorejo,
Desa Bumiaji, Kota Batu. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara
sengaja mengingat populasi ternak milik Bapak Sutiyo cukup banyak, yaitu
16 ekor. Penelitian dilakukan pada tanggal 13 April 2017.

3.2. Mapping Area

3.3. Teknik Pengambilan Sampel

Data yang digunakan dalam penelitian adalah data primer. Data


primer diperoleh dari hasil wawancara langsung oleh narasumber. Menurut
Ramadhan dan Hafsaridwei (2012), wawancara adalah dialog yang dilakukan
dengan bertatap muka, yang bertujuan untuk memperoleh informasi faktual,
untuk menaksir dan menilai kepribadian individu atau untuk tujuan-tujuan
konseling/penyuluhan dan/atau tujuan terapeutis. Pengambilan sampel secara
wawancara ini dilakukan dengan bantuan kuisioner yang telah disediakan
sebelumnya.
BAB IV
PEMBAHASAN

Susu merupakan sumber protein hewani yang mempunyai peranan


strategis dalam kehidupan manusia, karena mengandung berbagai
komponen gizi yang lengkap serta kompleks. Hal ini sesuai dengan
pernyataan (Resnawati, 2010) bahwa Susu merupakan bahan minuman
yang sesuai untuk kebutuhan hewan dan manusia karena mengandung zat
gizi dengan perbandingan yang optimal, mudah dicerna dan tidak ada sisa
yang terbuang. Selain sebagai sumber protein hewani, susu juga sangat
baik untuk pertumbuhan bakteri. Air susu merupakan bahan makanan
yang istimewa bagi manusia karena kelezatan dan komposisinya yang
ideal selain air susu megandung semua zat yang dibutuhkan oleh tubuh,
semua zat makanan yang terkandung didalam air susu dapat diserap oleh
darah dan dimanfaatkan oleh tubuh. Didalam kehidupan sehari-hari, tidak
semua orang meminum air susu yang belum diolah. Air susu yang banyak
menyebar dan dikenal dipasaran adalah air susu sapi.

Sebagai bahan makanan/minuman air susu sapi mempunyai nilai


gizi yang tinggi, karena mengandung unsur-unsur kimia yang dibutuhkan
oleh tubuh seperti Calsium, Phosphor, Vitamin A, Vitamin B dan
Riboflavin yang tinggi. Komposisinya yang mudah dicerna dengan
kandungan protein, mineral dan vitamin yang tinggi, menjadikan susu
sebagai sumber bahan makanan yang fleksibel yang dapat diatur kadar
lemaknya, sehingga dapat memenuhi keinginan dan selera konsumen. Hal
ini sesuai dengan pernyataan (Wasiksiri,2010) bahwa Komponen-
komponen susu yang terpenting adalah protein dan lemak. Kandungan
protein susu berkisar antara 3 - 5 persen sedangkan kandungan lemak
berkisar antara 3 - 8 persen. Kandungan energi adalah 65 kkal, dan pH
susu adalah 6,7.

Selain air susu sebagai bahan makanan sangat penting artinya bagi
manusia dan ternak, air susu juga merupakan media dari penyebaran
penyakit zoonosis, yaitu penyakit primer manusia dan penyakit primer
hewan yang penyebarannya dapat secara timbal balik. Oleh karena itu,
pemeriksaan kualitas air susu sebelum dimanfaatkan atau sebelum
pengolahan sangat perlu untuk kesehatan konsumen. Persyaratan kualitas
susu untuk pengolahan ini mencakup persyaratan 1. Fisikakimia (chemico-
physical-requirement) dan 2. Bakteri (bacteriological requirement).
Biasanya susu harus mempunyai kualitas bakteri yang baik Pertumbuhan
bakteri yang cepat pada susu segar menyebabkan bau yang tidak enak.
Susu dapat terkontaminasi dari dalam maupun dari luar ambing.
Kontaminasi dari dalam ambing berasal dari penyakit (TBC, brucellosis,
mastitis), sedangkan kontaminasi dari luar berasal dari puting, udara,
peminum susu, lalat dan alat pemerahan susu. Hal yang penting lainnya
adalah susu harus bebas dari residu antibiotik, pestisida, dan serta susu
yang berasal dari sapi yang mendapatkan perlakuan obat-obatan tidak
boleh digunakan. Yang harus dijaga adalah bahwa susu tidak
terkontaminasi oleh residu pembersih (detergen). Nyatanya bahwa bahan
seperti sulphonamides, nitrofurans dan quaternary ammonium dapat
menghambat fermentasi walaupun dalam konsentrasi yang rendah.
Susunan dan kekentalan merupakan hal yang penting diperhatikan bahwa
susu tidak dipalsukan. Hal ini sesuai dengan pernyataan (Utami, 2014)
bahwa Kualitas susu juga meliputi berat jenis, kandungan lemak dan
grade. Semakin banyak jumlah konsentrat yang diberikan akan
meningkatkan berat jenis susu dan menurunkan lemak susu. Semakin
tinggi tingkat mastitis subklinis akan meningkatkan lemak susu. Frekuensi
sanitasi lantai kandang sebanyak 3 kali/hari dapat memperbaiki grade
susu. Kriteria air susu sapi yang baik setidaktidaknya memenuhi hal-hal
sebagai berikut: (i) bebas dari bakteri pathogen, (ii) bebas dari zat-zat yang
berbahaya ataupun toksin seperti insektisida, (iii) tidak tercemar oleh debu
dan kotoran, (iv) zat gizi yang tidak menyimpang dari codex air susu, dan
(v) memiliki cita rasa normal. Jumlah bakteri dalam susu yang diproduksi
dapat dihambat dengan penanganan susu yang baik. Faktor-faktor yang
harus diperhatikan adalah higenitasnya dengan cara melindungi susu dari
kontak langsung ataupun tidak langsung dengan sumber-sumber yang
dapat mencemari air susu selama pemerahan, pengumpulan dan
pengangkutan. Selain itu perlu penanganan yang tepat dalam proses
pengolahan dan penyimpanan.
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Susu merupakan sumber protein hewani yang mempunyai peranan


strategis dalam kehidupan manusia, karena mengandung berbagai
komponen gizi yang lengkap serta kompleks. Sebagai bahan
makanan/minuman air susu sapi mempunyai nilai gizi yang tinggi, karena
mengandung unsur-unsur kimia yang dibutuhkan oleh tubuh seperti
Calsium, Phosphor, Vitamin A, Vitamin B dan Riboflavin, protein serta
mineral yang tinggi. Susu rentan terkontaminasi atau tercemar dengen
udara disekitar.

5.2 Saran

Saran kami sebaiknya peternak benar-benar menjaga kebersihan


kandang agar susu yang dihasilkan pun berkualitas baik dan harga dapat
bersaing dengan Industri Pengolahan Susu (IPS).
DAFTAR PUSTAKA

Mirdhayati, I., Jully, H Dan Khaidar, U. P. 2008. Mutu Susu Segar Di Upt
Ruminansia Besar Dinas Peternakan Kabupaten Kampar Provinsi
Riau . Jurnal Peternakan Vol 5 (1): 14 – 21.
Miskiyah. 2011. Kajian Standar Nasional Indonesia Susu Cair Di Indonesia.
Jurnal Standardisasi Vol 13(1): 1 – 7.
Pasaribu, A., Firmansyah Dan Nahri, I. 2015. Analisis Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Produksi Susu Sapi Perah Di Kabupaten Karo
Provinsi Sumatera Utara. Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan Vol. 18(1):1-
8.
Ramadhan, A., & Hafsaridewi, R. (2012). Dampak Perubahan Lingkungan
Terhadap Perkembangan Aktivitas Ekonomi dan Kesejahteraan
Masyarakat Pesisir di Kawasan Segara Anakan. Jurnal Bijak dan
Riset Sosek KP, 7(01), 33-53.
Resnawati, H. 2010. Kualitas Susu Pada Berbagai Pengolahan Dan
Penyimpanan. Jurnal Balai Penelitian Ternak. Vol 2(2): 5-11.
Utami, K. B., Lilik, E. R Dan Puguh, S. 2014. Kajian Kualitas Susu Sapi Perah
Pfh (Studi Kasus Pada Anggota Koperasi Agro Niaga Di Kecamatan
Jabung Kabupaten Malang). Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan 24 (2): 58
– 66.
Wasiksiri, S., Usa, C., Sahutaya, P., et al. 2010. Quality aspects of raw goat milk
in Lower Southern Thailand. Songklanakarin J. Sci. Technol. 32 (2),
109-113.
LAMPIRAN

Dokumentasi

Surat bukti kunjungan

Kuisioner

Anda mungkin juga menyukai