Anda di halaman 1dari 16

Laporan Praktikum

Mata Kuliah Penyuluhan

“Upaya Meningkatkan Nilai Ekonomis Koran Bekas


Menjadi Kertas Daur Ulang (Buram) di Kelurahan Kasin
Kecamatan Klojen Kota Malang”

Kelompok M1

Fadhilatul Ilhami Auzana 155050100111117

Ingarsy Yumna Perlita 155050100111247

Luvike Novamber Riwanti 155050101111145

Ahmad Syaumi 155050101111308

Aril Ulil Albaab 155050107111112

FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan
ridhonya sehingga penyusun  dapat menyelesaikan makalah ini.

Makalah ini di buat dengan tujuan untuk memenuhi salah satu dari tugas
praktikum mata kuliah Penyuluhan. Penyusun mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu khususnya semua anggota kelompok dalam
menyelesaikan makalah ini.

Penyusun mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi


kesempurnaan penulisan makalah ini, sehingga menjadi landasan untuk membuat
makalah dengan sebaik mungkin.

Semoga makalah ini bermanfaat untuk semua pihak, memberikan inovasi bagi
pembaca dan dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Malang, 12 Maret 2017

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................i

DAFTAR ISI.........................................................................................................ii

DAFTAR TABEL.................................................................................................iii

DAFTAR GAMBAR.............................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1

1.1 Latar Belakang...................................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................2
1.3 Tujuan................................................................................................................2
1.4 Manfaat..............................................................................................................2

BAB II GAMBARAN UMUM PENYULUHAN.................................................3

2.1 Gambaran Umum Kegiatan Penyuluhan...........................................................3


2.2 Gambaran Umum Masyarakat Sasaran.............................................................4

BAB III METODE PENYULUHAN....................................................................5

3.1 Metode Pelaksanaan.........................................................................................5


3.2 Materi Penyuluhan............................................................................................6
3.3 Jadwal Program Penyuluhan.............................................................................7
3.4 Media Penyuluhan............................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................10

ii
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Jadwal Program Penyuluhan.................................................................8

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Lingkungan yang Bersih....................................................................3

Gambar 2.2 Kondisi Jarak Antar Rumah Saling Berdekatan................................3

Gambar 2.3 Dokumentasi bersama Ibu Ketua RT.................................................4

Gambar 3.1 Proses Pembuatan Kertas Buram.......................................................8

iv
1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sampah salah satu masalah yang sering terjadi dan dipermasalahkan di


Indonesia. Dari segi pandang sampah sangat merugikan untuk sebagian masyarakat,
misalnya koran yang terus diproduksi oleh berbagai pihak. Koran merupakan media
cetak yang digunakan untuk memberikan informasi atau berita kepada masyarakat,
sehingga koran sangat dibutuhkan. Dari hal tersebut setelah masyarakat membaca koran
pastinya sudah tidak terpakai lagi dan bahkan ada yang sampai menumpuk. Hingga
akhirnya sebagian masyarakat biasanya ada yang menjual kembali atau mengilokannya
kepada pemasok, ada yang menggunakannya untuk membungkus makanan bahkan ada
yang membuangnya. Seiring berjalannya waktu, koran bekas jika dibiarkan menumpuk
akan menyebabkan pencemaran lingkungan dan merugikan masyarakat sekitar sehingga
perlu didaur ulang guna mengurangi pencemaran. Muljaningsih (2015) menyatakan
bahwa proses daur ulang kertas bekas jika dilakukan secara cermat dapat mengurangi
terjadinya pencemaran.

Sebagian masyarakat yang memiliki inovasi, koran bekas bisa dimanfaatkan


kembali dengan cara mendaur ulang menjadi kertas buram yang siap pakai dan
bermanfaat untuk banyak pihak meskipun kertas yang dihasilkannya masih berwarna
gelap karena tinta yang dihasilkan dari koran tersebut. Sarah (2007) berpendapat bahwa
produk kertas dari daur ulang kertas koran bekas masih belum bernilai karena berwarna
gelap akibat kandungan tinta dari kertas koran, sehingga perlu dilakukan upaya
penghilangan tinta dari kertas koran bekas tersebut.

Di kelurahan Kasin kecamatan Klojen kota Malang, ibu-ibunya memiliki


sebuah perkumpulan PKK. Biasanya mereka langsung ikut serta dalam sebuah kegiatan
yang diselenggarakan di pusatnya yaitu pada tingkatan RW. Kegiatan tersebut seperti
mendaur ulang sampah plastik, koran maupun barang-barang bekas lainnya yang dibuat
kerajinan. Hal tersebut memberikan banyak manfaat untuk masyarakat kelurahan Kasin.
Sehingga untuk bisa mengadakan kegiatan penyuluhan mengenai pembuatan kertas
buram berbahan dasar koran bekas bisa melibatkan ibu-ibu PKK dari RT maupun RW
guna meningkatkan nilai ekonomisnya.

Kondisi wilayah dari kelurahan Kasin sendiri tidak jauh dari perkotaan. Jalan
masuk gangnya terlihat bersih tanpa sampah, tetapi jarak antar rumahnya sangat
berdempetan. Masalah yang dihadapi oleh mereka sebenarnya tidak ada karena kondisi
fisik wilayahnya sudah baik, seperti selokan yang airnya mengalir lancar dan dari segi
ekonomi sudah berkecukupan. Dalam kegiatan penyuluhan ini diharapkan masyarakatnya
bisa ikut serta karena ibu-ibu PKK biasanya membuat kerajinan berbahan dasar koran
2

bekas, maka dari itu untuk membuat inovasi baru dalam meningkatkan nilai ekonomis
dari bahan dasar koran bisa dibuat kertas buram.

1.2 Rumusan Masalah

Kegiatan mendaur ulang koran bekas di kelurahan Kasin kecamatan Klojen


kota Malang masyarakatnya membuat kerjinan seperti hiasan-hiasan atau kotak tissue,
sehingga koran bekas tersebut masih bisa menumpuk karena bahan yang digunakan untuk
kerajinan hanya sedikit dan masih bisa mencemari lingkungan. Maka dari itu perlu
dimanfaatkan untuk mendaur ulangnya kembali menjadi kertas buram supaya
mengurangi limbah sampah yang ada.

1.3 Tujuan
 Dapat meningkatkan nilai ekonomis dari koran bekas yang digunakan
 Dapat memberikan informasi dan inovasi baru tata cara pembuatan kertas buram
secara sederhana
 Dapat dimanfaatkan dengan memperjual belikannya untuk sekolah-sekolah maupun
tempat lain yang membutuhkan
 Dapat mengurangi pencemaran lingkungan

1.4 Manfaat

Setelah kegiatan penyuluhan berlangsung dengan mendaur ulang koran bekas


menjadi kertas buram yang bermanfaat, diharapkan masyarakatnya bisa meningkatkan
kerja sama yang baik untuk mengatasi penumpukan koran bekas. Pembuatan kertas
buram akan meningkatkan nilai ekonomis dan memberikan inovasi baru bagi masyarakat
sekitarnya.
3

BAB II

GAMBARAN UMUM PENYULUHAN

2.1 Gambaran Umum Kegiatan Penyuluhan

Daur-ulang limbah pada dasarnya telah dimulai sejak lama. Di


Indonesia pun, khususnya di daerah pertanian, masyarakat sudah mengenal daur
ulang limbah, khususnya limbah yang bersifat hayati, seperti sisa makanan, daun-
daunan dsb.

Kelurahan Kasin kecamatan Klojen salah satu tempat yang berdekatan


dengan banyak pertokoan dan sekolah dasar. Sebagian dari masyarakatnya sering
mengumpulkan berbagai barang bekas seperti koran dan sebagainya dan mereka
dapat mengolahnya dengan cara mendaur ulang untuk mengatasi penumpukan
sampah berlebih.

Ahmad dan Saftyaningsih (2010) menyatakan bahwa kertas daur ulang


dapat menjadi salah satu solusi untuk menjaga lingkungan, sebab pembuatan
kertas daur ulang selain dapat dibuat dari serat alami dapat pula menggunakan
kertas yang sudah menjadi limbah yang kemudian diubah menjadi selembar kertas
baru.

Gambar 2.1 Lingkungan yang bersih Gambar 2.2 Kondisi jarak antar
rumah saling berdekatan.
4

2.3 Dokumentasi bersama ibu ketua RT.

2.2 Gambaran Umum Masyarakat Sasaran

Masyarakatnya terdiri dari ras tionghoa, arab dan jawa sehingga untuk
bersosialisasi seperti perkumpulan, yang terlibat hanya orang berketurunan jawa
saja. Perkumpulan di kelurahan Kasin terdiri dari ibu-ibu PKK yang setiap waktu
mengadakan pertemuan untuk membahas berbagai macam barang bekas yang
akan didaur ulang serta mampu bersosialisasi antar sesama sehingga hubungan
antar warganya dapat terjalin dengan baik.

Dalam penyuluhan ini terfokuskan dengan mendaur ulang koran bekas


menjadi kertas buram siap pakai sehingga ibu-ibu PKK atau bapak-bapak
masyarakat sekitar dapat membantu dan memiliki tambahan pengetahuan
mengenai proses pembuatannya.Untuk meningkatkan nilai ekonomisnya, koran
bekas oleh ibu-ibu PKK hanya digunakan untuk membuat kerajinan saja sehingga
belum tercipta inovasi yang baru. Kerajinan tersebut terkadang hanya mampu
dibagi-bagikan saja karena sebagian orang jarang membutuhkan, sehingga tidak
diperjual belikan.

Dengan diakan penyuluhan selama beberapa hari kedepannya tentang


pembuatan kertas buram berbahan dasar koran bekas diharapkan dengan mudah
dijalankan, karena menggunakan alat dan bahan yang mudah didapat serta ramah
lingkungan.Sebagai syarat program penyuluhan dapat berjalan dengan baik maka
harus ada masyarakat yang terlibat didalamnya. Adanya masyarakat yang ikut
andil turun tangan akan mempermudah prosesnya yaitu terutama dengan
melibatkan ibu-ibu PKK sebagai target sasaran.

Ibu-ibu PKK memiliki kemampuan yang baik dalam pembuatan


kerajinan sehingga prorgam ini bisa dijalankan dengan bersosialisasi antar sesama
demi menyukseskan pembuatan kertas buram untuk membuat inovasi terbaru
yang saling menguntungkan dan bermanfaat bagi sesama. Proses kegiatannya
dapat melibatkan bapak-bapak sebagai salah satu masyarakat kelurahan tersebut,
mereka dapat berpartisipasi untuk membantu para ibu-ibu sehingga programnya
bisa lebih mudah dijalankan.
5

BAB III

METODE PENYULUHAN

3.1 Metode Pelaksanaan

Dalam melakukan program pembuatan daur ulang koran bekas menjadi


kertas buram siap pakai, metode pelaksanaannya memerlukan beberapa tahapan
yang perlu dilakukan antara lain:

a. Persiapan Progam Penyuluhan

Persiapan kegiatan ini meliputi metode yang siap digunakan, peserta


pelatihan yang terlibat, perizinan program dan persiapan alat yang digunakan
dalam proses penyuluhan. Metode penyuluhan yang digunakan adalah daur ulang
sebagai solusi pemanfaatan koran bekas agar dapat mengurangi dampak buruknya
terhadap lingkungan dan meningkatkan nilai ekonomisnya. Kemudian peserta
pelatihan yang terlibat yaitu ibu-ibu PKK yang sudah memliki kemampuan dalam
mendaur ulang limbah sampah, tidak hanya ibu-ibu PKK saja tetapi bisa
melibatkan bapak-bapak sekitar kelurahan Kasin. Jumlah peserta pelatihan tidak
dibatasi jumlahnya karena semakin banyak yang mengikuti pelatihan, maka akan
lebih baik dan perlu diadakan pendataan dari calon pesertanya. Putri, dkk (2016)
menegaskan bahwa karakteristik individu merupakan perbedaan antara individu
yang satu dengan individu yang lainnya. Karakteristik penyuluh peserta pelatihan
meliputi umur, pendidikan formal, jenis kelamin, masa kerja, jumlah pelatihan
yang pernah diikuti, dan motivasi mengikuti pelatihan.
Perizinan ditujukan kepada ketua RW terlebih dahulu karena ketua RT
di kelurahan Kasin berpacu kepada ketua RWnya, dan apabila ingin melakukan
suatu kegiatan pusatnya selalu berada pada tingkat RW. Perijinan dilakukan
dengan bukti surat keterangan program penyuluhan yang akan dilakukan oleh tim
penyuluh dan telah mendapat persetujuan langsung dari pihak ketua RW maupun
RT. Sehingga apabila kejelasan perijinan sudah ditetapkan, maka program ini bisa
segera dilaksanakan dengan menyusun waktu yang telah disepakati oleh semua
pihak. Kemudian persiapan alat-alat yang digunakan untuk mendaur ulang koran
bekas, sehingga apabila semua telah siap akan lebih mudah untuk
menjalankannya.

b. Pelaksanaan Program Penyuluhan

Setelah persiapan program penyuluhan telah disepakati, maka


pelaksanaannya dengan memberi sedikit sosialisasimengenai penyuluhan kepada
peserta pelatihan yang akan dilaksanakan seperti tujuan kerjanya, prinsip
kerjanya, pengenalan alat-alat yang digunakan dan cara kerja yang sederhana.
Penetapan waktu atau jadwal pelatihan dan tempat sudah ditetapkan. Pembagian
6

peserta dengan cara membagi rata peserta untuk setiap harinya dan memberikan
jadwal pelatihannya, karena tidak memungkinkan semua peserta mengikuti
pelatihan pada hari itu juga. Salah satu penyebabnya adalah keterbatasan tempat
pelatihan, sehingga tim penyuluh membuat jadwal program penyuluhan dan
mencantumkan nama-nama peserta yang masuk pada hari yang berbeda.
Kemudian pelatihan daur ulang koran bekas dapat dilaksanakan selama 3 minggu
kedepan.

3.2 Materi Penyuluhan


Dengan teknologi yang tepat koran yang semula menjadi suatu media
cetak informasi lama-lama akan menumpuk karena tidak terpakai dan mencemari
lingkungan, dapat menjadi barang yang bisa dimanfaatkan serta memiliki nilai
ekonomis tinggi yaitu dengan cara mendaur ulang menjadi barang siap pakai.
Awalnya kertas dibuat dengan pulp (pemisahan serat-serat kayu) sebagai dimana
ada proses penghancuran bahan agar terbentuk seperti bubur kertas dan kemudian
diikuti dengan proses pencetakan. Dahlan (2012) menyatakan bahwa daur ulang
kertas adalah proses untuk menjadikan kertas bekas menjadi kertas dengan tujuan
memanfaatkan menjadi sesuatu yang berguna, mengurangi penggunaan bahan
baku yang baru, mengurangi penggunaan energi, mengurangi polusi jika
dibandingkan dengan proses pembuatan barang baru. Pada umumnya kertas
dibuat dengan pembuatan pulp sebagai awal dan kemudian diikuti dengan proses
pencetakan. Dimana ada proses pelunakan bahan agar terbentuk bubur kertas.
Proses pemutihan dan kemudian penambahan serat.Pulp adalah hasil pemisahan
selulosa dari bahan baku berserat (kayu maupun non kayu) melalui berbagai
proses pembuatan baik secara mekanis, semikimia, maupun kimia.
Alat-alat yang digunakan dalam pembuatan kertas buram cukup
sederhana dan ramah lingkungan. Hal ini merupakan suatu inovasi dengan
memanfaatkan alat yang ada antara lain:
a. Blender untuk mengancurkan koran bekas dengan penambahan air.
b. Bingkai cetak berisi saringanatau screen ukuran sedang untuk mencetak
bubur kertas.
c. Papan atau triplek bekas untuk menjemur hasil cetakan kertas buram.
d. Rakel atau alat gosok dan tekan untuk mengepres bubur kertas tersebut.
e. Bak besar dan ember untuk merendam bubur kertas.
Wijana, dkk (2009) berpendapat bahwa alat yang digunakan dalam mendaur ulang
kertas adalah pengaduk, blender, bak/ember, screen 60 mesh ukuran 20 cm × 15
cm, kain saring, dan oven.
Cara kerja pembuatan kertas buram ini terbilang sederhana dan mudah
dilakukan yaitu:
a. Dengan mengahancurkan koran bekas yang ditambah dengan sedikit air
menggunakan blender.
b. Bubur kertas dimasukkan ke dalam bak besar berisi air kemudian direndam
dan diaduk.
7

c. Bingkai cetak berisi saringan atau screen dimasukkan sejajar ke dalam bak
tersebut dan bubur akan terbawa kemudian perlahan-lahan segera diangkat.
d. Rakel atau alat tekan digunakan untuk menekan sampai mengurangi
kandungan airnya.
e. Setelah itu bubur koran yang kandungan airnya mulai sedikit dipindahkan di
atas papan atau triplek dan langsung dijemur dibawah sinar matahari.

3.1 Proses pembuatan kertas buram.

3.3 Jadwal Program Penyuluhan

Bulan
N Maret April Mei
Uraian Kegiatan
o II I II I II I
I II I V I II I V I II I V
Pengamatan langsung
1. kepada masyarakat                        
Meminta izin untuk
pelaksaan program
peyuluhan kepada ketua
2. RW dan RT                        
Mempersiapkan alat-alat
3. yang dibutuhkan                        
Pelatihan cara daur
ulang koran bekas
kepada peserta
4. penyuluhan                        
Evaluasi selama program
5. berlangsung                        
Membuat laporan dari
6. evaluasi yang ada                        
8

Tabel 3.1 Jadwal program kegiatan.


3.4 Media Penyuluhan

Media merupakan salah sarana yang banyak dimanfaatkan oleh banyak


orang. Pada dasarnya perkembangan IPTEK semakin maju, sehingga teknologi
yang digunakan cukup berkembang untuk melakukan pembelajaran atau
pelatihan. Anwas, dkk (2010) menegaskan bahwa untuk memenuhi tuntutan
perubahan zaman ini tidak ada upaya lain bagi penyuluh kecuali harus belajar
secara berkelanjutan. Belajar dalam hal ini tidak hanya terbatas pada pendidikan
formal, tetapi juga pendidikan non formal dan informal. Hal ini sangat
dimungkinkan, karena di era kemajuan teknologi informasi dan komunikasi
banyak media belajar yang dirancang secara khusus (by design) maupun yang
dapat dimanfatkan (by utilization) untuk proses pembelajaran.

Penggunaan media perlu diperhatikan dengan benar karena melibatkan


banyak orang di sekitarnya, maka dari itu pemilihannya harus tepat dans sejalan
dengan program yang ada. Miftakh dan Samsi (2015) menyatakan bahwa
kehadiran media mempunyai arti cukup penting, karena dalam kegiatan tersebut,
ketidak jelasan bahan yang disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan
media sebagai perantara. Kerumitan bahan yang akan disampaikan kepada anak
didik dapat disederhanakan dengan bantuan media. Namun perlu diingat, bahwa
peranan media tidak akan terlihat bila penggunaannya tidak sejalan dengan isi dari
tujuan pengajaran yang telah dirumuskan. Karena itu, tujuan pengajaran harus
dijadikan sebagai pangkal acuan untuk menggunakan media. Media yang
digunakan dalam program ini adalah sebagai berikut:

1. Brosur dan Poster

Brosur dan poster digunakan untuk menjelaskan konsep kertas daur


ulang kepada warga serta alur pembuatan koran bekas menjadi kertas daur
ulang (buram). Media cetak ini akan dibagikan kepada warga, agar setiap
warga dapat mengerti, memahami, dan membuat kertas daur ulang ini sendiri.
Sehingga dengan membaca masyarakat mampu memahami dengan baik.
Paramita, dkk (2013) menyatakan hanya metode membaca dan mendengar
yang berhubungan langsung dengan tingkat pendidikan responden. Metode
membaca hanya diminati oleh orang-orang yang berpendidikan di SMA.
2. Flip chart
Media ini digunakan untuk menjelaskan alur pembuatan kertas daur
ulang. Tetapi kelemahan dari media ini adalah hanya sebagian dari masyarakat
yang memahami program ini.

3. Video
Media ini digunakan untuk menjelaskan alur pembuatan kertas daur
ulang. Agar masyarakat lebih memahami tentang program yang disuluhkan.
Video merupakan model penyampaian informasi berbentuk audio visual
9

(gambar dan suara), dimana peserta penyuluhan akan dapat mengerti karena
terdapat tata cara pembuatan kertas buram dari bahan koran bekas secara
langsung. Sehingga adanya video yang diberikan diharapkan bisa memberi
semangat dan motivasi yang tinggi. Haryoko (2009) menyatakan media Audio-
visual adalah media penyampaian informasi yang memiliki karakteristik audia
(suara) dan visual (gambar). Efektivitas penyampaian ini dapat
membangkitkan keinginan dan motivasi serta minat baru.
10

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, A. L dan Ken, A. S. 2010. Pemanfaatan Hasil Pengolahan Limbah Kertas pada
Produk Tas dengan Teknik Paper Folding. Jurnal Bidang Senirupa dan Desain, vol.
1, no 2, pp. 1-6.

Anwas, E. O. M., Sumardjo., Pang, S. A dan Prabowo, T. 2010. Model Pengembangan


Kompetensi Penyuluh Berbasis Pemanfaatan Media (Kasus Di Kabupaten Karawang
dan Garut, Provinsi Jawa Barat). Jurnal Penyuluhan, vol. 6, no 1, pp. 1-10.

Dahlan, M. H. 2011. Pengolahan Limbah Kertas Menjadi Pulp Sebagai Bahan Pengemas
Produk Agroindustri. Prosiding Seminar Nasional AVoER. Teknik Kimia UNSRI,
Palembang, 26-27.

Haryoko, S. 2009. Efektivitas Pemanfaatan Media Audio-Visual Srbagai Alternatif


Optimalisasi Model Pembelajaran. Jurnal Edukasi, vol. 5, no. 1, pp. 1-10.

Miftakh, S dan Yogi, S. S. 2015. Penggunaan Media Audio Visual dalam Meningkatkan
Kemampuan Menyimak Mahasiswa. Jurnal Ilmiah Solusi, vol. 2, no. 5, pp. 17-24.

Muljaningsih, S. 2015. Membuat Kertas Daur Ulang Berwawasan Lingkungan. Puspa


Swara, Jakarta.

Paramita, E., Endri, M dan James, M. R. 2013. Media dan Metode Komunikasi dalam
Penyuluhan Agroforestri: Studi Kasus di Sulawesi Selatan (Kabupaten Bantaeng dan
Bulukumba) dan Sulawesi Tenggara (Kabupaten Konawe dan Kolaka). Prosiding
Seminar Nasional Agroforestri.

Putri, I. W., Anna, F dan Siti, A. 2016. Pengaruh Pelatihan Non Teknis terhadap Kinerja
Penyuluh Pertanian BP4K di Kabupaten Bungo Provinsi Jambi. Jurnal Penyuluhan,
vol. 12, no. 1, pp. 43-50.

Sarah, M. 2007. Kinerja Pengilangan Tinta dari Kertas Koran. Jurnal Tekonologi Proses,
vol. 5, no. 1, pp. 43-46.

Wijana, S., Ari, F dan Juwita. 2009. Pembuatan Kertas Seni Dari Campuran Pulp Pelepah
Daun Nipah dan Pulp Kertas Koran Bekas (Kajian Proporsi Bahan Baku dan
Konsentrasi Perekat PVAc). Jurnal Teknologi Pertanian, vol. 2, no. 1, pp. 1-6.
11

LAMPIRAN

Lampiran 1. Gambar Peta Kelurahan Kasin

Anda mungkin juga menyukai