Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Perilaku
Konsumen
Aspek Komunikasi
dalam Perilaku Konsumen
07
Ekonomi dan Bisnis Manajemen Ali Hanafiah, SE. MM.
Abstract Kompetensi
Individu sebagai konsumen yang ingin Mahasiswa akan mempelajari tentang
memenuhi kebutuhannya akan mencari aspek komunikasi didalam proses
informasi yang terkait dan pemasar pengambilan keputusan atas perilaku
memberikan stimulus komunikasi atas konsumen.
informasi produk dan jasa yang
ditawarkan, sehingga diharapkan
perilaku konsumen dapat dibujuk
sesuai harapan perusahaan. Untuk itu
perlu diketahui apa yang menjadi
komponen komunikasi, media apa yang
dapat dipilih serta bagaimana membuat
pesan yang persuasif.
PENDAHULUAN
Jika kita melihat persaingan didunia bisnis dan pemasaran serta apa yang bisa kita
rasakan sebagai individu atau konsumen dari berbagai produk yang kita beli, maka dapat
terlihat bagaimana konsumen diserbu dengan berbagai informasi yang secara sadar atau
tidak pada akhirnya kita bertindak atas dasar informasi yang kita dapat, yang memang
dalam rangka memenuhi kebutuhan kita. Untuk itu dalam membuat pesan yang unik dan
bujukan ke konsumen merupakan tugas menantang untuk para pemasar.
Sebagai contoh bagaimana kita menggabungkan faktor verbal / tulisan dan visual /
tampilan dalam papan iklan di pinggir jalan akan berbeda pada titik pasang iklan di sekitar
lampu merah dengan dijalan bebas hambatan tol. Di lampu merah dimana calon konsumen
dapat berhenti menunggu waktu jalan sekitar 1 menit maka konsumen dapat membaca
pesan ‘bujukan’ yang dibuat pada papan iklan. Sementara pada jalan bebas hambatan,
pemasar lebih menonjolkan dengan tampilan visual dramatis yang ‘merayu’ pemenuhan
kebutuhan konsumen untuk dimana ia akan menginap malam ini di kota Bandung sebagai
contoh. Dalam hal ini waktu yang tersedia menjadi pertimbangan untuk menonjolkan aspek
visual atau verbalnya, terlepas dari karakter pemirsanya yang lebih cocok dengan visual
atau verbal.
Lalu apa itu komunikasi? Menurut Schiffman dan Kanuk (2010), komunikasi adalah
transmisi pesan dari pengirim ke penerima melalui media transmisi. Untuk itu terdapat 5
komponen dasar / utama dalam komunikasi yaitu pengirim, penerima, media, pesan dan
umpan balik seperti yang terlihat pada gambar 1. Secara sederhana, pesan (message)
dikodekan (encodes) oleh pengirim (sender/souce) melalui media (Channel/medium) untuk
kemudian diterjemahkan oleh penerima (Receiver/consumer) sehingga bisa memberikan
umpan balik (feedback) kepada pengirim.
‘2 Perilaku Konsumen
1 2 Ali Hanafiah, SE. MM.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
MEDIA PESAN
Jika kita melihat apa yang telah terjadi pada proses komunikasi pemasar ke
konsumen dengan berbagai media yang pakai sebagai saluran komunikasinya maka
sesungguhnya telah terjadi beberapa perubahan esensial dari sekedar bahasa tulis dan
bicara pada komunikasi masal kepada komunikasi berbasis teknologi yang lebih tertuju
kepada kelompok yang lebih kecil yang sudah tertarik pada produk tertentu, sehingga
kemudian model komunikasi berbasi teknologi dapat memberikan pengalaman yang lebih
menarik, interaktif dan berkesan sehingga pesan dapat lebih ‘membujuk’ / persuasif.
Menurut Schiffman dan Kanuk (2010), Media atau saluran komunikasi, dapat
berbentuk impersonal (misal media masal) atau interpersonal (sebuah komunikasi formal
antar penjual dan pembeli, atau sebuah komunikasi nonformal antara dua atau lebih orang
yang terjadi melalui tatap muka, telepon, surat atau online. Untuk itu pemasar dapat
menggunakan dua jenis/kelompok media komunikasi yaitu media masal (Mass Media) dan
media baru (New Media atau disebut juga media non tradisional dengan ciri komunikasi
berbasis teknologi). Media masal adalah cara tradisional yang digunakan pemasang iklan
berupa cetak (koran, majalah, papan iklan) dan siaran (radio dan televisi).
Pada dasarnya target pasar yang dipilih oleh pemasar terdiri dari individu-individu. Apabila
target konsumen berjumlah besar dan tersebar maka media masal adalah salah satu jenis
komunikasi yang cocok. Namun tentunya tiap individu memiliki sifat, karakter, minat dan
kebutuhan, pengetahuan, pendidikan, pengalaman yang berbeda sehingga pengirim pesan
perlu mengelompokkan segmen kedalam beberapa grup homogen terhadap karakteristik
yang berhubungan. Sehingga pengirim dapat mengirim pesan yang spesifik serta memilih
media yang cocok untuk dapat dilihat, di dengar ataupun dibaca oleh segmen-segmen yang
dipilih. Pendekatan ‘universal’ dipilih dengan bahasa yang sederhana sehingga setiap orang
dapat mengerti dan menghindari resiko hasil pemahaman yang berbeda-beda dari kelompok
yang relatif besar dengan perbedaan masing-masing individu sebagaimana disinggung
diatas.
Sehingga untuk perusahaan yang memiliki target yang tersebar / bermacam-macam
dapat membuat strategi komunikasi yang terdiri atas payung komunikasi atas seluruhnya
dan membuat strategi taktis yang berkomunikasi lebih spesifik terhadap segmen individu.
Selanjutnya dapat menggunakan Hubungan Masyarakat (Public Relation / PR) untuk
menyebarkan informasi tentang perusahaan dan mengurangi informasi yang tidak
dikehendaki.
‘2 Perilaku Konsumen
1 3 Ali Hanafiah, SE. MM.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Strategi media juga perlu diperhatikan dengan seksama sebab hal ini menjadi
penting dalam perencanaan komunikasi. Sebab masing-masing media (cetak atau siar)
memiliki karkaterisitik yang berbeda untuk dapat dibaca, didengar dan dilihat oleh target
pemirsa. Sehingga, melalui riset, pengiklan menentukan profil konsumennya (consumer
profile) yang cocok dengan media tertentu. Sementara organisasi media membuat profil
pemirsanya (audience profiles). Pencocokan kedua hal tersebut (consumer profile dan
audience profiles), menghasilkan strategi kampanye multimedia yang saling melengkapi
sehingga dapat mencapai biaya efektif dalam menyasar target konsumennya.
Saat ini media baru (new media) atau bersifat non tradisional menjadi lebih dinamis dan
menarik daripada media masal. Menurut Schiffman dan Kanuk (2010), pesan yang
disampaikan oleh media baru ini bersifat: (1). Dialamatkan - mereka dapat disesuaikan dan
ditujukan kepada penerima tertentu dan penerima yang berbeda bisa mendapatkan
terjemahan yang bervariasi dari dasar pesan yang sama, (2) interaktif - penerima dapat
berinteraksi dengan pengirim selama transmisi, dan (3) respon terukur - respon penerima
untuk pesan promosi dapat diukur secara lebih tepat dan langsung daripada respon nya ke
pesan yang ditransmisikan melalui media massa.
Lebih lanjut dijelaskan oleh mereka, bahwa walaupun tidak standar atas definisi dari media
baru / non tradisional, namun ada beberapa jenis media yang berhubungan dengan maksud
tersebut, yaitu:
1. Media Out-of-home dan On-the-Go, dengan sifatnya yang menarik, menawan dan
interaktif berbasis teknologi baru yang dapat berupa; (a) Layar iklan yang menawan,
yang terdapat pada bangunan hotel, toko, bioskop, atau kendaraan transit seperti
taxi. (b) Papan dan layar digital, yang terdapat di jalanan, tempat transit, lokasi
diadakannya suatu acara, dan ditoko. (c) Iklan suasana (ambient advertising) dikenal
sebagai pengalaman iklan, yaitu pesan yang disampaikan melalui bentuk yang
belum pernah dipakai sebelumnya. Misalnya perusaahaan minuman teh pada musim
dingin diluar negeri membuatkan halte bus yang berpenghangat dengan tujuan
pesan bahwa dengan meminum teh di musim dingin adalah pilihan untuk
memberikan efek kenyamanan, rasa hangat pada tubuh.
2. Media Online dan Mobile, dimana kategori ini adalah termasuk media yang
dihasilkan oleh konsumen itu sendiri melalui online dan iklan mobile. Diantara
contohnya adalah iklan yang hadir di handphone, tablet, laptop. Juga bisa hadir
melalui mesin pencari (search engine) di internet selama konsumen akses melalui
‘2 Perilaku Konsumen
1 4 Ali Hanafiah, SE. MM.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
peranti mereka. Pilihan melalui media ini menjadi populer karena iklan yang
ditampilkan bisa lebih personal / pribadi dan ditujukan spesifik dan dilacak perilaku
konsumennya selama online. Contohnya, iklan yang masuk ke telpon seluler saat
kita tergabung dengan promo kartu kredit yang kita miliki atau memasuki sebuah
mal, maka pesan yang ditujukan ke konsumen pada iklan tersebut bisa
menyesuaikan umur, jenis kelamin, perwakilan kepribadian, dan lain-lain sehingga
dapat diukur keberhasilan penjualannya dengan menunjukkan sms/iklan pada saat
melakukan transaksi sehingga diukur jumlah umpan balik penjualan yang terjadi.
Juga iklan pada search engine dapat dibayarkan sesuai jumlah klik yang terjadi. Dari
interkatif secara online kita dapat mengetahui pengunjung kita dan menyesuaikan
pesan saat itu dan dimasa yang akan datang. Jika ada tawaran langsung pada saat
interaksi maka kita dapat menghitung berapa jumlah yang terjadi dan efektifitasnya.
‘2 Perilaku Konsumen
1 5 Ali Hanafiah, SE. MM.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
penggunaan advergaming yaitu merek yang menyatu dengan videogame yang
dimainkan di komputer atau secara online.
Menurut Schiffman dan Kanuk (2010), diantara keputusan yang harus dibuat oleh
pemasar dalam menyusun pesan adalah penggunaan dari resonansi / gema, kerangka
pesan positif atau negatif, pesan satu atau dua sisi, dan urutan atas tampilan.
1. Resonansi adalah pemainan kata-kata, yang biasa terdiri dari lelucon makna ganda,
dan biasanya ditopang oleh gambar yang sesuai. Misalnya pada iklan minuman isotonik
aquarius dari produsen Coca-Cola Company dengan kata-kata aquarius lebih serius dari
air minum biasa, ditujukan dengan gambar olahraga berlari dengan kucuran keringat.
Dengan menggunakan iklan resonansi pemasar berharap iklannya akan diperhatikan
konsumen, juga diingat dan dilihat secara menyenangkan.
‘2 Perilaku Konsumen
1 6 Ali Hanafiah, SE. MM.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
yang melihat dirinya berdasarakan pendapat orang lain, lebih mudah didekati dengan
kerangka negatif. Juga ditemukan khusunya untuk waktu yang lebih singkat dalam
mencari informai menentukan pilihan lebih cocok dengan pendekatan krangka negatif.
3. Pesan satu atau dua sisi, merupakan pilihan yang tergantung pada ketatnya
persaingan dari produk atau industrinya. Satu sisi dapat dilaksanakan dengan klaim dari
produsen atas produknya dengan persaingan yang tidak ketat. Namun dikala persaingan
ketat perlu mempertimbangkan perbandingan dengan pesaing karena klaim tunggal dari
konsumen menjadi rendah kredibilitasnya dimata konsumen. Misalnya pemasar dalam
beriklan produk pembersih toilet menemukan kekecewaan pada produk pesaing bahwa
produk pesaing hanya bisa memberikan efek wangi namun tidak terlalu bersih, sehingga
pada persaingan ketat dapat menonjolkan kredibilitas pesan atas keunggulan dan
pernyataan dari pengguna.
4. Urutan pesan, menjadi penting dikala menentukan posisi pasang iklan apakah didepan,
tengah atau di belakang. Ditengah menjadi kurang prioritas karena konsumen dapat
beralih atau kurang perhatian. Sementara diawal memberikan efek terbesar yang
berhubungan dengan efek utama, sementara posisi diakhir menjadi paling efektif
berhubungan dengan efek pembaharuan. Sehingga penggunaan urutan menyesuaikan
pemirsanya. Jika atensinya lemah, maka diletakkan di awal. Namun pada ketertarikan
tinggi posisi akhir lebih baik begitu juga dengan manfaat yang paling besar bagi
konsumen agar lebih persuasif untuk pembaharuan atau inovasi atau berpindah produk.
Lebih lanjut menurut Schiffman dan Kanuk (2010), beberapa pilihan yang dapat dipilih oleh
pemasar untuk menghasilkan iklan yang menarik, yaitu:
1. Iklan pembanding, banyak digunakan pada strategi pemasaran untuk melakukan klain
keunggulan produk dibanding merek pesaing (secara terang-terangan atau
tersembunyi). Walaupun diantara kelemahannya adalah membuat merek pesaing juga
terpapar, namun penggunaan disini oleh pemasar yang percaya diri bahwa produknya
akan memberikan efek merek secara positif. Misalnya produk kartu telepon seluler dari
IM3 indosat yang melakukan klaim paling murah dan cocok untuk anak muda dengan
daya beli yang rendah. Namun memungkin konsumen membandingkan seberapa murah
dengan produk pesaing (misal dengan XL). Sehingga sebisa mungkin harus dapat
ditentukan terlebih dahulu bagaimana asosiasi yang unik agar tidak ditiru oleh pesaing
yang kemudian membuat produsen percaya diri bahwa mereknya meberikan kontribusi
positif. Seperti langkah yang diambil oleh Axis, dengan menonjolkan kemurahannya
‘2 Perilaku Konsumen
1 7 Ali Hanafiah, SE. MM.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
pada internet dan moto internet untuk rakyat, walaupun keuntungan standar dari telepon
murah oleh sesama kartu gratis terbatas atau dengan harga yang sangat murah.
4. Iklan kasar, biasanya dapat kita temukan pada produk farmasi dengan menampilkan
efek kasar semisal terbakar, rongga hidut tersumbat berlebih, penyakit kulit yang parah,
pukulan palu dikepala dan semacam itu. Walaupun dapat terkesan kurang
menyenangkan atau tidak menarik, namun untuk segmen tertentu pada produk farmasi
bagi konsumen yang mengalaminya menjadi iklan relevan dan persuasif karena
dianggap bahwa produsen mengerti apa yang dialami dan dirasakan oleh konsumen.
5. Seks dalam iklan, tidak bisa dipungkiri bahwa dapat kita lihat iklan diberbagai media
daya tarik seks (yang merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia) digunakan untuk
menarik perhatian konsumen. Hal tersebut dapat berupa tampilan yang jelas atau
eksplisit atau imaginatif. Misalnya tampilan seksi dari iklan parfum, menekankan
penggunanya akan efek imajinasi daya tarik seksualitas. Sementara pada produk oli
yang menggunakan model iklan wanita sensual hanya ingin menarik perhatian target
konsumen yang sebagian besar laki-laki.
6. Partisipasi pemirsa, adalah dengan maksud menjalin komunikasi dua arah agar dapat
melakukan penekanan pada pesan yang ingin disampaikan. Pendekatannya dengan
mengajukan pertanyaan dan menjalin diskusi dengan pemirsa. Bisa dengan sepotong
iklan bersambung dengan memberikan kesempatan target konsumen memberikan
‘2 Perilaku Konsumen
1 8 Ali Hanafiah, SE. MM.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
umpan balik. Misal iklan indomie yang menunggu cerita spesial dari konsumen terkait
pengalaman nya dengan produk tersebut.
‘2 Perilaku Konsumen
1 9 Ali Hanafiah, SE. MM.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka
Schiffman, L.G. and L.L. Kanuk (2010), Consumer Behavior, 10 th Edition, Pearson
Education, Inc. Upper saddle River, New Jersey.
‘2 Perilaku Konsumen
1 10 Ali Hanafiah, SE. MM.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id