Anda di halaman 1dari 6

JURNAL MKMI, Vol. 12 No.

1, Maret 2016

KECELAKAAN KERJA PADA PEKERJA KONSTRUKSI INFORMAL


DI KELURAHAN “X” KOTA SAMARINDA

Work Accident of Informal Construction Workers in District “X” Samarinda


City
Iwan M. Ramdan, Hanna Novita Handoko
Bagian Kesehatan dan Keselamatan Kerja, FKM Universitas Mulawarman
(i_oneramdan@yahoo.co.id)

ABSTRAK
Industri konstruksi menempati peringkat pertama pekerjaan paling berbahaya serta penyumbang tingginya
angka kecelakaan kerja baik di dunia maupun di Indonesia. Secara umum kecelakaan kerja disebabkan Unsafe
Act dan Unsafe Condition. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan perilaku tidak aman dan kondisi
tidak aman dengan kejadian kecelakaan kerja pada pekerja konstruksi informal di Kelurahan X Samarinda. Pene-
litian survei analitik dengan pendekatan cross sectional telah dilakukan bulan Maret - Mei 2015 pada 40 orang
pekerja. Variabel bebas terdiri dari perilaku pekerja tidak aman dan kondisi kerja tidak aman, sementara variabel
terikat adalah kecelakaan kerja. Alat ukur penelitian menggunakan kuesioner yang disusun mengacu pada Loss
Causation Modeldan telah teruji cukup valid dan reliabel. Analisa data menggunakan uji chi squaredengan batas
kemaknaan α = 0,05. Disimpulkan ada hubungan unsafe act dan unsafe condition dengan kecelakaan kerja dengan
p value masing-masing 0.038 dan 0.026. Jenis tindakan tidak aman yang paling banyak dilakukan adalah posisi
kerja berbahaya, menjalankan mesin dengan kecepatan yang membahayakan dan serta mengangkat/mengangkut
dengan cara yang salah, sedangkan kondisi tidak aman terdiri dari kelayakan dan kerapihan tempat kerja, pelin-
dung/pembatas tidak layak, kondisi APD tidak layak, sistem peringatan yang tidak memadai dan bahaya keba-
karan.
Kata Kunci : Kecelakaan kerja, pekerja konstruksi informal

ABSTRACT
The construction industry has been ranked first most dangerous jobs and contributing to high number of work
accidents in the world or in Indonesia. In general, work accidents caused unsafe human act and unsafe condition.
This study aimed to analyze the relationship between unsafe act and unsafe conditions with the incidence of occupa-
tional accidents in the informal construction workers in distric “X” Samarinda. Analytic survey research with cross
sectional study was conducted on March - May 2015 to 40 workers. The independent variable consisted of unsafe
act and unsafe working conditions, while the dependent variable was workplace accidents. Measuring tool using a
questionnaire compiled referring to the loss causation model and has been tested sufficiently valid and reliable. Data
were analyzed using chi square test with significance α=0,05. Concluded there is a significant correlation between
unsafe act and unsafe condition with workplace accident with p value respectively 0,038 and 0,026. Types of unsafe
acts that most respondent do is a dangerous working position, running the engine at dangerous speed and as well
as wrong in lifting / carrying, while the unsafe conditions consist of feasibility and tidiness of the workplace, pro-
tective/barrier is not feasible, poor of personal protective equipment, inadequate warning systems and fire hazards.
Keyword : Workplace accident, informal construction workers

1
Iwan M. Ramdan : Kecelakaan Kerja pada Pekerja Konstruksi Informal di Kelurahan “X” Samarinda

PENDAHULUAN maupun tidak langsung.3 Secara spesifik, faktor


Industri konstruksi merupakan salah satu yang dapat mempengaruhi kecelakaan kerja pada
sektor industri yang memiliki risiko kecelakaan sektor konstruksi adalah faktor organisasi yang
kerja yang cukup tinggi, hal ini dikaitkan de- terdiri dari kebutuhan pengguna jasa, kondisi
ngan karakteristik proyek konstruksi yang bersifat ekonomi, manajemen proyek, manajemen tenaga
unik, lokasi kerja yang berbeda-beda, terbuka dan kerja, budaya kesehatan dan keselamatan kerja
dipengaruhi cuaca, waktu pelaksanaan yang ter- serta manajemen risiko; faktor tenaga kerja yang
batas, dinamis dan menuntut ketahanan fisik yang terdiri dari sikap dan motivasi, pengetahuan dan
tinggi, serta banyak menggunakan tenaga kerja keterampilan, serta kesehatan dan kelelahan ker-
yang tidak terlatih. Implementasi sistem manaje- ja; faktor lokasi kerja yang terdiri dari lokasi yang
men keselamatan dan kesehatan kerja yang lemah berbahaya, jadual kerja dan perawatan bangunan;
pada sektor ini telah menempatkan tenaga kerja faktor material dan perlengkapan kerja yang terdi-
pada risiko tinggi untuk mengalami kecelakaan ri dari desain dan spesifikasi material, persedian,
kerja. Untuk memperkecil risikokecelakaan kerja perawatan dan ketersediaan bahan dan alat kerja.4
ini, sejak awal tahun 1980an pemerintah Republik Di Indonesia, pekerja sektor konstruksi se-
Indonesia telah mengeluarkan suatu peraturan ten- cara garis besar dibagi dua, yaitu pekerja konstruk-
tang keselamatan kerja khusus untuk sektor kons- si formal artinya bekerja pada perusahaan kon-
truksi, yaitu Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan struksi yang mempunyai badan hukum dan pekerja
Transmigrasi No. Per-01/Men/1980. konstruksi informal. Pekerjaan sektor informal ini
Kecelakaan kerja sektor konstruksi masih muncul atas dasar keterbatasan sektor formal da-
menjadi masalah keselamatan kerja baik di dunia lam penyerapan tenaga kerja. Badan pusat statistik
maupun di Indonesia yang memerlukan perhatian menyebutkan sebagian besar (62,17%) angkatan
dari berbagai pihak. Menurut Khosravi dkk1, in- kerja di Indonesia bekerja di sektor informal. Wa-
dustri konstruksi menempati peringkat pertama laupun telah berjasa menyerap tenaga kerja yang
pekerjaan paling berbahaya di dunia. Dalam indus- tidak tertampung di sektor formal, kondisi tenaga
tri konstruksi, risiko kecelakaan kerja fatal 5 kali kerja sektor informal masih memprihatinkan kare-
lebih tinggi dan risiko cedera utama 2.5 kali lebih na masih belum banyak tersentuh oleh program
tinggi daripada sektor manufaktur, sementara itu pemerintah. Sektor informal mempunyai karak-
biaya yang harus dikeluarkan akibat kecelakaan teristik mudah dimasuki, bersandar pada sumber
kerja sektor ini diperkirakan menghabiskan 10 daya lokal, usaha milik sendiri, skala usahanya
miliar USD lebih per tahun. Di Indonesia sendiri kecil, padat karya, keahliannya diperoleh bukan
sektor konstruksi masih menempati urutan perta- dari pendidikan formal dan tidak terkena langsung
ma penyumbang tingginya angka kecelakaan ker- regulasi. Sektor informal bersifat tidak terorgani-
ja. Menurut Kesai2 sektor konstruksi dan manufak- sasi (unorganized), tidak teratur (unregulated) dan
tur menjadi penyumbang terbesar yakni sebesar 32 legal tetapi tidak terdaftar (unregistered) namun
persen, sementara itu sektor transportasi sembilan memiliki peran besar di negara-negara berkem-
persen, kehutanan empat persen dan pertamba- bang termasuk Indonesia dalam menopang per-
ngan dua persen dan sisanya oleh sektor lain. ekonomian dan pengurangan pengangguran.5
Menurut Multiple Causation Theory Berdasarkan hasil observasi awal yang
yang diperkenalkan oleh Petersen, penyebab ke- dilakukan di Kelurahan X Samarinda, sebagian
celakaan kerja dapat dikelompokan menjadi dua besar penduduk menggunakan jasa pekerja kons-
golongan besar, yaitu Unsafe act dan Unsafe truksi informal untuk membangun rumah atau ba-
Condition. Unsafe act adalah suatu tindakan sese- ngunan fisik lainnya, pekerja konstruksi informal
orang yang menyimpang dari aturan yang sudah sebagian besar berstatus tenaga kerja harian lepas
ditetapkan dan dapat mengakibatkan bahaya bagi atau borongan yang tidak memiliki ikatan kerja
dirinya sendiri, orang lain, maupun peralatan yang yang formal dengan suatu perusahaan (dengan
ada di sekitarnya. Unsafe condition adalah kondi- sendirinya secara formal tidak ada jaminan bagi
si lingkungan kerja yang tidak aman dan dapat kesehatan maupun keselamatan kerjanya), ke-
menyebabkan kecelakaan kerja secara langsung celakaan yang sering terjadi adalah tertimpa ben-

2
JURNAL MKMI, Vol. 12 No. 1, Maret 2016

da, terjatuh dari ketinggian, terpeleset, tertusuk/ 2015 dengan jumlah sampel sebanyak 40 orang
tersayat benda tajam namun belum ada kejadian pekerja, seluruh anggota populasi dijadikan sam-
hingga mengakibatkan kematian, cidera yang di- pel penelitian (total sampling).
alami oleh para pekerja antara lain adalah patah Variabel bebas terdiri dari perilaku pekerja
tulang, luka ringan akibat tersayat benda tajam dan yang tidak aman (unsafe act) dan kondisi lingku-
memar di bagian tubuh tertentu akibat kejatuhan ngan kerja yang tidak aman (unsafe condition),
benda, terpeleset dan terjatuh dan bekerja tanpa sementara variabel terikat adalah kecelakaan ker-
menggunakan alat pelindung diri yang memadai. ja. Alat ukur penelitian menggunakan kuesioner
Penelitian ini bertujuan untuk menganali- yang disusun mengacu pada Loss Causation Mo-
sis faktor yang berhubungan dengan kecelakaan del menurut Bird dan telah teruji cukup valid dan
kerja pada pekerja konstruksi sektor informal di reliabel. Analisa data menggunakan uji statistik
wilayah Kelurahan “X” Kota Samarinda Kaliman- chi square dengan batas kemaknaan α=0,05. Pe-
tan Timur sehingga dapat ditempuh upaya-upaya nyajian data menggunakan narasi, tabel silang dan
preventif guna menurunkan angka kecelakaan ker- grafik histogram.
ja di sektor informal
HASIL
BAHAN DAN METODE Hasil penelitian menunjukkan karakteris-
Penelitian ini merupakan survei analitik tik responden penelitian sebagai berikut kelom-
dengan pendekatan cross sectional yaitu suatu pok umur responden terbanyak berada pada umur
penelitian yang dilakukan untuk mempelajari ko- antara 18-23 tahun, yaitu sebesar 21 responden
relasi antara faktor-faktor risiko dengan efek yang (52,2%), pendidikan responden sebagian besar
dilakukan dengan cara observasi atau pengumpu- (42,5%) adalah lulusan SLTA dan masa kerja res-
lan data sekaligus pada satu saat atau secara bersa- ponden sebagian besar (65%) berada pada rentang
maan.5 Penelitian dilakukan pada bulan Maret-Mei 1 sampai 6 tahun (Tabel 1).
Hasil analisis univariate menunjukkan se-
Tabel 1. Karakteristik Responden Penelitian bagian besar responden pernah mengalami ke-
Pekerja Konstruksi Informal Di celakaan kerja yaitu sebanyak 25 orang (62%), se-
Kelurahan “X” Samarinda bagian besar responden responden sering melaku-
Karakteristik Frekuensi % kan tindakan tidak aman sebanyak 30 orang (75%)
Umur ( Tahun) dan sebagian besar responden bekerja di lingku-
ngan kerja yang tidak aman sebanyak 26 orang
18 - 23 21 52,5
(65%). Jenis tindakan tidak aman paling banyak
24 - 29 5 12,5
30 - 35 4 10 Tabel 2. Kecelakaan Kerja, Unsafe Act Dan
Unsafe Conditions Pada Pekerja Kon-
36 - 41 8 20
struksi Informal Di Kelurahan “X”
42 - 47 2 5
Samarinda Tahun 2015
Pendidikan
Variabel Frekuensi %
SD 12 30
Kecelakaan kerja
SLTP 11 27,5
pernah 25 62,5
SLTA 17 42,5
tidak pernah 15 37,5
Masa Kerja (Tahun)
Unsafe act
1-6 26 65
sering 30 75
7 - 12 3 7,5
jarang 10 25
13 - 18 3 7,5
Lingkungan Kerja
19 - 24 6 15
Tidak aman 26 65
25 - 30 2 5
Aman 14 35
Sumber : Data primer terolah, 2015 Sumber : Data primer terolah, 2015

3
Iwan M. Ramdan : Kecelakaan Kerja pada Pekerja Konstruksi Informal di Kelurahan “X” Samarinda

Gambar 1. Distribusi Jenis Tindakan Tidak Gambar 2. Distribusi Jenis Kondisi Tidak
Aman Pekerja Konstruksi Infor- Aman Pekerja Konstruksi Infor-
mal di Kelurahan “X” Samarinda mal di Kelurahan “X” Samarinda

dilakukan adalah adalah berada pada posisi yang dapat melukai bahkan dapat merenggut nyawa re-
tidak aman (bekerja di ketinggian tanpa alat pe- sponden sebanyak 19 responden (47,5%) (Gambar
ngaman yang memadai), menjalankan mesin den- 1 dan 2).
gan kecepatan yang membahayakan serta men- Hasil uji Chi Square untuk membuktikan
gangkat/mengangkut dengan cara yang salah se- hipotesis penelitian hubungan unsafe act dengan
banyak 22 kecelakaan kerja didapatkan nilai p = 0,038, nilai
esponden (55%) (Tabel 2). tersebut lebih kecil dari pada nilai α = 0,05.,artin-
Responden sering berada pada jenis kondi- ya ada hubungan tindakan tidak aman (unsafe act)
si tidak aman yaitu kelayakan dan kerapihan yang dengan kecelakaan kerja.
kurang ditempat kerja sebanyak 29 responden Sementara itu hasil uji Chi Square untuk
(72,5%), responden juga berada pada kondisi ti- membuktikan hipotesis penelitian hubungan un-
dak aman dengan pelindung/pembatas tidak layak safe condition dengan kecelakaan kerja didapat-
sebanyak 26 responden (65%), responden yang kan nilai p = 0,026, nilai tersebut lebih kecil dari
memakai alat pelindung diri (APD) kondisi tidak pada nilai α = 0,05 artinya ada hubungan tindakan
layak sehingga menimbulkan kondisi tidak aman tidak aman (unsafe act) dengan kecelakaan kerja
sebanyak 24 responden (60%), sistem peringatan pada pekerja konstruksi informal di Kelurahan
kurang sebanyak 20 responden (50%) dan kondisi “X” Samarinda Utara Tahun 2015 (Tabel 3).
tidak aman lainnya adalah bahaya kebakaran yang
Tabel 3. Hasil Uji Chi SquareHubungan Unsafe Act dan Unsafe Condition denganKecelakaan
Kerja pada Pekerja Konstruksi Informal di Kelurahan “X” Samarinda
Kecelakaan Kerja
Total
Unsafe act dan unsafe conditions Pernah Tidak Pernah P Value
n % n % n %
Sering Melakukan Tindakan Tidak Aman 22 73,3 8 26,7 30 100
0,038
Jarang Melakukan Tindakan Tidak Aman 3 30 7 70 10 100
Kondisi Tidak Aman 20 76,9 6 23,1 26 100
0,026
Kondisi Aman 5 35,7 9 64,3 14 100
Sumber : Data primer terolah, 2015

4
JURNAL MKMI, Vol. 12 No. 1, Maret 2016

PEMBAHASAN dilakukan oleh Haslam12 yang menyimpulkan bah-


Hasil penelitian membuktikan bahwa tin- wa perilaku tidak aman tenaga kerja, komunikasi
dakan tidak aman dan kondisi lingkungan kerja yang buruk, kondisi lokasi/lingkungan kerja yang
yang tidak aman berhubungan signifikan dengan buruk dan kurang lengkapnya bahan dan peralatan
kejadian kecelakaan kerja pada pekerja konstruk- kerja masih menjadi penyebab kecelakaan kerja
si informal di Kelurahan “X” Samarinda. Hasil pada industri konstruksi di Inggris Raya.
penelitian ini semakin menguatkan kesimpulan Implikasi dari hasil penelitian ini adalah
sebelumnya yang dilakukan oleh Chi dkk7 yang dalam rangka menekan atau memperbaiki kondisi
menyimpulkan perilaku aman dalam bekerja dan kesehatan dan keselamatan kerja (dengan indika-
kondisi lingkungan kerja berpengaruh signifikan tor utama kejadian kecelakaan kerja) pada peker-
terhadap kejadian kecelakaan kerja dan keparahan ja konstruksi sektor informal, maka upaya yang
kecelakaan kerja pada pekerja Industri Konstruksi dilakukan harus mengacu pada dua hal pokok
di Amerika. Begitu juga dengan penelitian Agwu yakni memperbaiki atau mengubah perilaku tidak
dan Olele8 yang menyimpulkan adanya hubun- aman dalam bekerja menjadi perilaku aman dalam
gan yang signifikan antara tindakan tidak aman bekerja dan memperbaiki kondisi lingkungan ker-
dan budaya keselamatan dan kesehatan kerja (K3) ja menjadi lebih aman dan sehat. Upaya mengubah
dengan kecelakaan kerja fatal di Nigeria. perilaku tidak aman menjadi perilaku aman dalam
Jika dibandingkan dengan hasil peneli- bekerja dapat dilakukan dengan berbagai aplika-
tian terdahulu dalam cakupan wilayah yang sama si teori perilaku kesehatan dan keselamatan kerja,
(ASEAN), hasil penelitian ini telah sesuai dengan dan upaya memperbaiki kondisi lingkungan kerja
hasil penelitian Zakaria dkk9 di Malaysia tahun dapat dilakukan dengan aplikasi berbagai standar
2012 menyimpulkan terdapat hubungan yang sig- keselamatan kerja bidang konstruksi.
nifikan antara stress kerja dan kelelahan kerja, Beberapa penelitian partisipatif di negara
tindakan tidak aman, mesin dan peralatan kerja, berkembang seperti yang telah dilakukan di Thai-
desain tempat kerja dan prosedur pelatihan dengan land telah berhasil memperbaiki kondisi lingkun-
kejadian kecelakaan kerja di tempat kerja. Begitu gan kerja pekerja sektor informal dan berhasil
pula dengan penelitian Aksorn dan Hadikusumo10 menekan kejadian angka kecelakaan dan penya-
menyimpulkan bahwa perilaku tidak aman peker- kit akibat kerja. Pendekatan yang dilakukan an-
ja yang terdiri dari kesalahan penggunaan alat taralain dengan aplikasi promosi kesehatan untuk-
pelindung diri, kesalahan mengangkat dan men- mengubah perilaku, menciptakan jejaring kerjasa-
gangkut material bangunan, menjaga benda tajam ma dengan pemerintahan lokal dan sektor formal
di lokasi berbahaya berhubungan dengan kejadian sehingga terjadi transfer of knowledge, skills and
kecelakaan kerja pada pekerja kontruksi di Thai- techologies antara sektor formal dengan sektor
land tahun 2007. informal.13, 14 Sementara itu, Puplampu dan Quar-
Beberapa faktor yang berhubungan dengan tey15 dari hasil penelitiannya merekomendasikan
kesalahan pekerja dalam berperilaku kerja adalah kepada Pemerintah Ghana untuk lebih giat melak-
kurangnya dukungan pihak manajemen, adanya sanakan penelitian-penelitian dan promosi kese-
tekanan dari manajemen, norma kelompok, per- hatan dan keselamatan kerja pada pekerja sektor
caya diri berlebihan, merasa tidak nyaman meng- informal.
gunakan alat pelindung diri,pengalaman masa lalu
dan perilaku malas. KESIMPULAN DAN SARAN
Terdapat kesamaan hasil penelitian ini Penelitian ini menyimpulkan ada hubungan
dengan hasil penelitian kecelakaan kerja sektor unsafe act dan unsafe condition dengan kecelakaan
konstruksi di Amerika, seperti yang telah dilaku- kerja pada pekerja konstruksi informal di Kelura-
kan oleh Chi dkk11 yang menyimpulkan terdapat han X” Samarinda dengan p value masing-masing
hubungan yang signifikan antara faktor perilaku 0.038 dan 0.026. Disarankan kepada pemerintah
tenaga kerja dan kondisi lingkungan kerja dengan setempat dan dinas terkait baik dinas tenaga kerja
jenis dan tingkat keparahan kecelakaan kerja. Be- dan transmigrasi maupun dinas kesehatan untuk
gitu pula dengan hasil penelitian di Inggris yang melakukan pembinaan terhadap pekerja konstruk-

5
Iwan M. Ramdan : Kecelakaan Kerja pada Pekerja Konstruksi Informal di Kelurahan “X” Samarinda

si informal dengan mengaplikasikan penelitian U.S. Construction Industry. Journal of Con-


perilaku untuk mengubah perilaku menjadi per- struction Engineering and Management. 2013
ilaku yang aman dalam bekerja, lebih menginten- . 139(7) : 826-838
sifkan promosi kesehatan di tempat kerja, mem- 8. Agwu, MA and Olele, HE. Fatalities in the Ni-
bangun kerjasama lintas sektor dan kerjasama lin- gerian Construction Industry: A Case of Poor
tas program, dan menfasilitasi kerjasama industri Safety Culture. British Journal of Economics,
konstruksi formal dengan kontruksi informal agar Management & Trade. 2014 ; 4(3): 431-452.
terjadi transfer pengetahuan, keterampilan dan te- 9. Zakaria, NH., Mansor, N., and Abdullah Z.
knologi. Workplace Accident in Malaysia: Most Com-
mon Causes and Solutions. Business and Man-
DAFTAR PUSTAKA agement Review. 2012; 2(5) : 75-88.
1. Khosravi Yahya, Mahabadi Hassan Asilian, 10. Aksorn, T and Hadikusumo, BHW. The Un-
Hajizadeh Ebrahim. Factors Influencing Un- safe Acts and the Decision-to-Err Factors of
safe Behaviors and Accidents on Construc- Thai Construction Workers. Journal of Con-
tion Sites: A Review. International Journal of struction in Developing Countries. 2007;
Occupational Safety and Ergonomics (JOSE). 12(1) : 1-25.
2014; 20(1): 111-125. 11. Chi, S., Han, S., and Kim, D. Relationship be-
2. Kesai Panani. Konstruksi-Manufaktur tween Unsafe Working Condition and Work-
Penyumbang Tterbesar Kecelakaan Kerja In- ers Behavior and Impact of Working Condi-
donesia. Antara news. Jumat, 11 Desember tion on Injury Severity in U.S Construction
2015 07:33 WIB Industry. J. Constr. Eng. Manage. 2013; 139
3. Hosseinian, SS And Torghabeh, ZJ. Major (7) : 826-838
Theories Of Construction Accident Causation 12. Haslam, RA., Hidea, SA., Gibbb, AGF., Gyia,
Models: A Literature Review. International DE., Pavittb, T., Atkinsona, A and Duff, AR.
Journal Of Advances In Engineering & Tech- Contributing factors in construction accidents
nology. 2012; 4(2):53-66. . Applied Ergonomics 36 (2005) 401–415.
4. Haslam, R. A. , Hide, S. A., Gibb, A. G. F., 13. Manothum, A and Rukijkanpanich, J. A par-
Gyi, D. E., Pavitt, T., Atkinson, S. and Duff, A. ticipatory approach to health promotion for
R., “Contributing factors in construction acci- informal sector workers in Thailand. Inj Vio-
dents”. Journal of Applied Ergonomics. 2005; lence Res. 2010; 2(2): 111–120. doi:  10.5249/
36: 401-415. jivr.v2i2.36 PMCID: PMC3134908
5. Pearce Neil. Classification of epidemiological 14. Manothum A,  Rukijkanpanich J,  Thawe-
study designs. International Journal of Epide- saengskulthai D, Thampitak kul B, Chaikitti-
miology. 2012 ; 41 (1) :  393-397. porn C, Arphorn S. A participatory model for
6. Ramdan, IM. Memperbaiki kondisi kesehatan improving occupational health and safety: im-
dan keselamatan kerja sektor informal melalui proving informal sector working conditions in
program corporate social responsibility peru- Thailand.Int J Occup Environ Health. 2009 ;
sahaan. Jurnal Manajemen Pelayanan Keseha- 15(3) : 305-14.
tan. 2012; 15(1): 2-6. 15. Puplampu, BB and Quartey, SH. Key Issues
7. Chi, Seokho, Han Sangwon , and Kim Dae on Occupational Health and Safety Practices
Young. The Relationship between Unsafe in Ghana: A Review. International Journal of
Working Conditions and Workers’ Behavior Business and Social Science. 2012 ; 3 (19) :
and Their Impacts on Injury Severity in the 151 - 156

Anda mungkin juga menyukai