Gambar 4. Notasi universal untuk gigi primer dimulau dari alphabet A sampai
Z sesuai arah jarum jam.3
Sistem notasi universal untuk seluruh gigi sulung adalah sebagai berikut:
Gambar 5. Notasi universal untuk gigi primer/sulung.3
Sementara FDI diberi label, ini 'Sistem dua digit', itu kemudian dikenal sebagai
'sistem FDI'. Menurut panitia FDI, lima kriteria dipenuhi oleh sistem dua digit. Mereka
adalah: 1. Sederhana untuk dipahami dan diajarkan 2. Mudah diucapkan dalam
percakapan dikte 3. Mudah dikomunikasikan dalam bentuk cetak 4. Mudah
diterjemahkan ke dalam keluaran komputer 5. Mudah disesuaikan dengan grafik
standar yang digunakan dalam praktek umum. Sistem dua digit FDI sekarang
digunakan secara internasional dan merupakan metode yang paling diterima. Sistem
dua digit telah diadopsi oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan diterima oleh
organisasi lain seperti Asosiasi Internasional untuk Penelitian Gigi (IADR). Ini adalah
satu-satunya metode yang membuat visual, kognitif, dan komputer masuk akal.3
Sistem FDI menggunakan dua digit untuk setiap gigi permanen dan primer.
Digit pertama selalu menunjukkan kuadran: setiap kuadran diberi nomor 1 sampai 4
untuk gigi permanen dan 5 sampai 8 untuk gigi sulung. Kode kuadran menunjukkan
gigi, lengkung, dan sisi gigi yang ada. Angka kedua menunjukkan gigi (1 sampai 8
untuk gigi permanen dan 1 sampai 5 untuk gigi sulung). Gigi diberi nomor dari garis
tengah ke posterior. Kombinasi dua digit kode kuadran dan kode gigi memberikan
notasi gigi tertentu. 3
Kesimpulan
Erupsi gigi dianggap sebagai proses perkembangan dimana gigi bergerak ke arah
aksial dari posisi anatomisnya di dalam ruang bawah alveolar rahang ke posisi
fungsionalnya di dalam rongga mulut. Istilah 'letusan' dengan demikian diartikan
sebagai proses yang berkelanjutan pergerakan gigi dari dalam soketnya hingga
mencapai posisi fungsional terakhir.
Nomenklatur adalah penamaan yang dipakai pada bidang tertentu atas dasar
kesepakatan internasional. Nomenklatur ini kemudian digunakan pada kedokteran gigi.
Hal ini dibuktikan dengan adanya jenis-jenis nomenklatur yang dikembangkan. Jenis-
jenis nomenklatur itu sendiri ialah cara Zsigmondy-Palmer. cara Amerika, cara
Applegate, cara Haderup, cara Scandinavian, Cara G.B Denton, dan cara International
Dental Federation. Namun, tig acara umum yang biasa digunakan adalah sistem
universal, Zsigmondy-palmer, dan sistem FDI. Cara yang digunakan di Indonesia ialah
cara International Dental Federation.
Nama gigi tertentu akan mencakup informasi apakah gigi itu termasuk lengkung
primer (sulung) atau permanen, lengkung rahang atas (atas) atau rahang bawah
(bawah), kelas, jenisnya, dan apakah gigi itu dari sisi kiri atau kanan gigi. mulut.
Misalnya gigi seri lateral kanan rahang atas primer , gigi permanen molar kiri rahang
bawah. Sistem notasi gigi digunakan untuk menyederhanakan nomenklatur gigi. Notasi
gigi bertindak seperti 'tangan pendek' gigi yang menyediakan standar dan cara mudah
di komunikasi antara profesional gigi, pelajar, dan penyedia perawatan. Ini juga
memberikan metode pencatatan yang nyaman dalam praktik gigi.
Daftar Pustaka
1. Rashmi G S, Textbook of Dental Anatomy, Physiology and Occlusion, 1st Ed, Jaypee
Brothers Medical Publishers;New Delhi,India:2014 : 22-37
2. Zahrina Sandra Difya. Urutan Erupsi Gigi Sulung, di aksses melalui
https://www.scribd.com/doc/147777975/Urutan-Erupsi-Gigi-Sulung , pada tanggal 12
april 2021
3. Rashmi, G.S., Phulari, B.S., Priya NK., Rathore. Textbook of Dental Anatmoy,
Physiology, and Occlusion. 1st Ed. Jaypee Brothers Medical Publishers:New Delhi.
2014: 22-28.