Daya Antibakteri Ekstrak Daun Sirih Mera
Daya Antibakteri Ekstrak Daun Sirih Mera
Yusrini Pasil, Aditya Yuliansanti|Daya Antibakteri Daun Sirih Merah (Piper Crocatum) terhadap Bakteri Entrocoocus
Faecalis sebagai Bahan Madikamen Akar dengan Metode Delusi
Abstrak
Perawatan saluran akar adalah perawatan yang dilakukan dengan mengangkat jaringan pulpa yang telah
terinfeksi dari kamar pulpa dan saluran akar. Salah satu tahap yang penting yaitu sterilisasi dimana dibutuhkan
bahan medikamen yang paling efektif dan biokompatibel. Daun sirih merah (Pipper crocatum) diyakini
mempunyai banyak kandungan antibakteri seperti alkaloid, flavonoid, saponin dan tannin. Enterococcus faecalis
adalah salah satu bakteri yang memiliki resistensi serta paling sering ditemukan pada infeksi saluran akar.
Kemampuan dari bakteri ini dapat mengadakan kolonisasi yang baik dan dapat bertahan dalam saluran akar.
Tujuan penelitian untuk mengetahui daya antibakteri ekstrak daun sirih merah (Pipper crocatum) terhadap
bakteri Enterococcus faecalis. Desain penelitian ini dilakukan secara eksperimental laboratorium in vitro.
Metode yang digunakan yaitu dilusi tabung untuk menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM) dan Kadar
Bunuh Minimum (KBM). Konsentrasi ekstrak yang digunakan yaitu 10%, 15%, 20%, 25% dan 30%. Hasil
penelitian diperoleh KHM sebesar 20% dan KBM 25%. Kesimpulan penelitian ini ekstrak daun sirih merah
mempunyai daya antibakteri dengan nilai KHM 20% dan KBM 25%. Ekstrak etanol daun sirih merah (Pipper
crocatum) mampu menghambat pertumbuhan bakteri Enterococcus faecalis pada konsentrasi 20% dan dapat
membunuh bakteri Enterococcus faecalis pada konsentrasi 25%.
Kata kunci : Perawatan saluran akar, Sirih merah, Enterococcus faecalis, metode dilusi
Abstract
The root canal treatment is the treatment that provided by remove infected pulp tissue from the pulp and
the root canal . One of the important stages is sterilization which its medicaments material need to be the most
effective and biocompatible .The red betel leaf (Pipper crocatum) is believed that content any antibacterial agent
such as alkaloids, flavonoid, saponin and tannin. Enterococcus faecalis is one of the bacteria that has resistance
and found almost in the root canal infection. This bacteria have a good ability to colonized and can hold up in
root canal. The study design was experimental laboratory study in vitro to determine the antibacterial activity of
the extract of red betel leaves (Pipper crocatum) against Enterococcus faecalis. The tube dilution was the
method that used to determine the Minimal Inhibitory Concentration (MIC) and Minimal Bactericidal
Concentration (MBC). The concentration of the extract were 10%, 15%, 20%, 25% and 30%. The experiment
result showed that MIC was 20% and MBC was showed at 25%.
Keywords: root canal treatment, red betel, Enterococcus faecalis, tube dilution method
89
IDJ, Vol.3 No. 1 Bulan Mei Tahun 2014
dengan berbagai konsentrasi (10%, 15%, kali kemudian ditampung di dalam botol
20%, 25%, 30%) hasil dari pembuatan untuk selanjutnya dipekatkan dengan meng-
ekstrak di Lembaga Penelitian dan Pengujian gunakan alat rotator evaporator pada suhu
Terpadu Laboratorium Farmasi dan 70oC pada tekanan 1 ATM. Proses ini
Farmakologi Klinik Fakultas Farmasi menyebabkan etanol menguap sehingga
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. diperoleh ekstrak yang kental dari daun sirih
Penelitian uji antibakteri dilakukan di merah. Dari proses tersebut didapatkan 100
Laboratorium Mikrobiologi Fakultas ml ekstrak sirih merah kental.
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Biakan bakteri Enterococcus faecalis
Muhammadiyah Yogyakarta. Waktu peneli - diinkubasi dalam suasana aerob pada suhu
tian pada bulan November 2014-Januari 370C selama 24 jam. Kemudian sebanyak 1-
2015. 2 ose dari biakan murni bakteri uji tersebut
Berdasarkan perhitungan rumus Federer, disuspensikan dalam larutan NaCl 0,9% pada
maka jumlah sampel yang diper-lukan tabung reaksi steril, diinkubasi selama 2-4
ditambah drop out 10% adalah 5 sampel jam pada suhu 37oC. Larutan tersebut
pengulangan untuk tiap-tiap kelompok kemudian diencerkan dengan cara dimasuk-
perlakuan dengan rincian sebagai berikut : kan ke dalam Brain Heart Infussion (BHI)
a. Lima sampel untuk kelompok perlakuan hingga diperoleh jumlah kuman yang sesuai
calcium hydroxide (Ca(OH)2) 10% dengan jumlah larutan Standar Brown III
sebagai kontrol positif. dengan konsentrasi kuman 108 CFU/ml.
b. Lima sampel menggunakan aquades steril Larutan diencerkan lagi hingga mencapai
untuk kelompok perlakuan kontrol konsentrasi 106 CFU/ml.
negatif. Uji daya antibakteri ekstrak daun sirih
c. Lima sampel untuk masing-masing merah (Piper crocatum) dilakukan dengan
konsentrasi ekstrak daun sirih merah metode pengenceran tabung (tube dilution
(Piper crocatum) 10%, 15%, 20%, 25% method). Pertama disediakan tabung reaksi
dan 30%. steril yang masing-masing diberi label 10%,
Penelitian dimulai dari pemilihan daun 15%, 20%, 25%, 30%, Ca(OH)2 sebagai
sirih merah (Piper crocatum) yang muda dan kontrol negatif (-), aquades steril sebagai
segar dipetik lalu dicuci bersih. Daun kontrol negatif (-) serta tabung berisi BHI
dikeringkan dalam almari pengering dengan sebagai control bahan sekaligus control
suhu 450 C selama 3 hari. Setelah itu daun positif (+). Masing masing konsentrasi
ditimbang untuk mengetahui berat keselu- dilakukan sebanyak 4 kali pengulangan.
ruhan daun kering yaitu 800 gram. Tabung konsentrasi 10% diisi 0,10 ml
Pembuatan ekstrak daun sirih merah yang ekstrak dan 0,90 ml aquades. Tabung
telah kering ini menggunakan cara maserasi, konsentrasi 15% diisi 0,15 ml ekstrak dan
yaitu dengan merendam daun sirih merah ke 0,85 ml aquades. Tabung konsentrasi 20%
dalam bejana maserasi secara terpisah diisi 0,2 ml ekstrak dan 0,80 ml aquades.
kemudian diberi larutan etanol 70% sampai Tabung konsentrasi 25% diisi 0,25 ml
daun terendam sempurna. Hasil yang ekstrak dan 0,75 ml aquades. Tabung
diperoleh disaring dan diulang sebanyak tiga konsentrasi 30% diisi 0,30 ml ekstrak dan
91
IDJ, Vol.3 No. 1 Bulan Mei Tahun 2014
kerusakan pada struktur kerangka kovalen. sebagai kontrol negatif. Pada konsentrasi ini,
Hal ini mengakibatkan protein berubah sifat tidak ditemui adanya pertumbuhan bakteri
namun deretan asam amino protein tersebut Enterococcus faecalis pada media agar
masih tetap. Selanjutnya aktivitas padat. Hal ini terjadi kemungkinan karena
biologisnya menjadi rusak sehingga protein kemampuan kalsium hidroksida dalam
tidak dapat melakukan fungsinya. Dengan mengkondisikan suasana dan pH
terdenaturasinya protein sel maka semua lingkungannya oleh karena kebveradaan ion
aktivitas metabolism sel dikatalis oleh enzim kalsium (Ca2+) dan ion hidroksil (OH-). Ion
sehingga bakteri tidak dapat melakukan kalsium (Ca2+) dapat berikatan dengan
fungsinya8. karbon dioksida menjadi kalsium bikarbonat
Flavonoid berfungsi sebagai sehingga bakteri kekurangan supply CO2.
bakterostatik dengan cara merusak membran Ion hidroksil (OH-) akan mengganggu
sel bakteri karena sifatnya yang lipofilik permeabilitas membrane sel, menaikkan pH
selain itu juga berfungsi sebagai lingkungan sehingga menghambat aktivitas
antiinflamasi. Alkaloid berperan sebagai enzim bakteri untuk oksidasi enzim lain dan
antimikroba karena sifatnya yang dapat protein sel, juga mengganggu DNA bakteri
berikatan dengan DNA. Adanya zat yang dan menghambat replikasi DNA. Sediaan
berada diantara DNA akan menghambat kalsium hidroksida yang berbentuk pasta
replikasi DNA itu sendiri, akibatnya terjadi dilarutkan menjadi konsentrasi 10% dengan
gangguan replikasi DNA yang akhirnya akan aquades steril. Pada tahap ini, kehadiran
menyebabkan kematian sel. Selain itu aquades semkin mensinergiskan aktivitas
alkaloid juga bersifat detoksifikan yang disosiasi menjadi ion kalsium (Ca2+) dan ion
dapat menetralisir racun. Saponin sebagai hidroksil (OH-) sehingga dalam konsentrasi
deterjen yang memiliki molekul ampifatik 10% kalsium hidroksida sudah mampu
(mengandung bagian hidrofilik dan menghambat pertumbuhan bakteri
,10,11
hidrofobik) yang dapat melarutkan protein Enterococcus faecalis .
membrane. Ujung hidrofobik saponin Berdasarkan pembahasan diatas
berikatan dengan region hidrofobik protein menunjukan bahwa mekanisme dari fenol,
membrane sel dengan menggeser sebagian flavonoid, alkaloid, saponin dan tannin yang
besar unsure lipid yang terikat. Akibatnya, terdapat dalam ekstrak etanol daun sirih
sel bakteri menjadi lisis. Tannin merupakan merah (Piper crocatum) memiliki peran
polifenol yang larut dalam air, mekanisme sebagai daya antibakteri terhadap bakteri
antibakterinya yaitu dengan cara Enterococcus faecalis. Mekanisme kerja zat
menghambat enzim ekstra seluler mikroba, aktif tersebut dengan menghambat sintesis
mengambil alih substrat yang dibutuhkan dinding sel, menghambat fungsi membrane
pada pertumbuhan mikroba, atau bekerja sel dan menghambat sintesis protein. Daya
langsung pada metabolism dengan cara antibakteri ini ditunjukan dengan hasil
menghambat fosforilasi oksidasi9. penelitian yang membuktikan bahwa ekstrak
Daya antibakteri juga ditunjukkan oleh etanol daun sirih merah (Piper crocatum)
larutan calcium hydroxide (Ca(OH)2) 10% mempunyai kadar hambat minimal (KHM)
yang pada penelitian ini berperan sebagai yaitu 20% dan kadar bunuh minimal (KBM)
94
Yusrini Pasil, Aditya Yuliansanti|Daya Antibakteri Daun Sirih Merah (Piper Crocatum) terhadap Bakteri Entrocoocus
Faecalis sebagai Bahan Madikamen Akar dengan Metode Delusi
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
4. Bakland LK, Sugita EI. London: BC
1. Grossman, I.L., Oliet S, Del Rio CE. Decker Inc. Hamilton. Pp. 63-79, 2002
Ilmu Endodontik dalam praktek. 11nd 5. Beatrice L. Daya Antibakteri Ekstrak
ed. R.Abiyono Trans. Jakarta: EGC. Buah Mahkota Dewa terhadap
Hlm. 248–250, 1995 Enterococcus faecalis sebagai Bahan
Medikamen Saluran Akar secara In-
2. H Stephen . A New solution (MTAD) to vitro. Skripsi. Medan: USU, 2010.
remove the smear layer and Disinfect 6. Ferreira CM, Rosa OPS, Torrres SA,
root canals. Contamporary Endodontics: Ferreira FBA, Bernardinelli N. 2002.
pp. 28-31, 2005 Activity of endodontic antibacterial
3. Ingle II, Backland LK. Endodontics. 5th agents against selected anaerobic
ed. Chapter 3 : Microbiology of bacteria. Braz Dent J., 13(2): 118-22.65.
endododontics and asepsis in 7. Saraswati, R.S. Daya Antibakteri Infusa
endodontic practice. Baumgartner JC, Daun Sirih Merah (Piper crocatum)
terhadap Bakteri Enterococcus faecalis.
Skripsi Strata 1. Surabaya: Fakultas
95
IDJ, Vol.3 No. 1 Bulan Mei Tahun 2014
Kedokteran Gigi Universitas Airlangga, 10. Chew H, Khoo A.T.R, Jennifer. 2003.
2011. Ph changes in root dentin after
8. Nurrokhman. 2006. Efek air rebusan intracanal placement of improved
daun sirih pada peningkatan kepekaan calcium hydroxide containing gutta-
Staphylococcus aureus terhadap percha points. J Endodon, 2003, (29): 4-
ampisilin in vitro. Jurnal Kedokteran 8.
Yarsi, 14(l): 024-028. 11. Banurea, F.E. Efek Antibakteri Kitosan
9. Dhita, T.A.H. Efektivitas Anti Bakteri Blankas (Lymulus polyphemus)
Ekstrak Daun Sirih (Piper Betle Linn) Bermolekul Tinggi Terhadap
Terhadp bakteri Enterococcus faecalis Fusobacterium nucleatum (Penelitian in
(PENELITIAN IN VITRO). Skripsi vitro). Skripsi Strata 1. Universitas
Strata 1. Makassar: Fakultas Kedokteran Sumatera Utara, 2008.
Gigi Universitas Hasanuddin Makassar,
2013.