Anda di halaman 1dari 8

88

Yusrini Pasil, Aditya Yuliansanti|Daya Antibakteri Daun Sirih Merah (Piper Crocatum) terhadap Bakteri Entrocoocus
Faecalis sebagai Bahan Madikamen Akar dengan Metode Delusi

Daya Antibakteri Ekstrak Daun Sirih Merah (Piper


Crocatum) terhadap Bakteri Enterococcus Faecalis
sebagai Bahan Medikamen Saluran Akar
dengan Metode Dilusi
Anti-Bacterial Power of Red Batel Leaves (Piper
Crocatum) to Enterococcus Faecalis Bacteria
as Medikamen Material for Canal Root
by Dilution Method

Yusrini Pasril1, Aditya Yuliasanti2


1
Dosen Bagian Konservasi Gigi Program Studi Pendidikan Dokter
Gigi FKIK UMY
2
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Gigi FKIK UMY
Korespondensi: yusriniparsil@yahoo.com

Abstrak

Perawatan saluran akar adalah perawatan yang dilakukan dengan mengangkat jaringan pulpa yang telah
terinfeksi dari kamar pulpa dan saluran akar. Salah satu tahap yang penting yaitu sterilisasi dimana dibutuhkan
bahan medikamen yang paling efektif dan biokompatibel. Daun sirih merah (Pipper crocatum) diyakini
mempunyai banyak kandungan antibakteri seperti alkaloid, flavonoid, saponin dan tannin. Enterococcus faecalis
adalah salah satu bakteri yang memiliki resistensi serta paling sering ditemukan pada infeksi saluran akar.
Kemampuan dari bakteri ini dapat mengadakan kolonisasi yang baik dan dapat bertahan dalam saluran akar.
Tujuan penelitian untuk mengetahui daya antibakteri ekstrak daun sirih merah (Pipper crocatum) terhadap
bakteri Enterococcus faecalis. Desain penelitian ini dilakukan secara eksperimental laboratorium in vitro.
Metode yang digunakan yaitu dilusi tabung untuk menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM) dan Kadar
Bunuh Minimum (KBM). Konsentrasi ekstrak yang digunakan yaitu 10%, 15%, 20%, 25% dan 30%. Hasil
penelitian diperoleh KHM sebesar 20% dan KBM 25%. Kesimpulan penelitian ini ekstrak daun sirih merah
mempunyai daya antibakteri dengan nilai KHM 20% dan KBM 25%. Ekstrak etanol daun sirih merah (Pipper
crocatum) mampu menghambat pertumbuhan bakteri Enterococcus faecalis pada konsentrasi 20% dan dapat
membunuh bakteri Enterococcus faecalis pada konsentrasi 25%.

Kata kunci : Perawatan saluran akar, Sirih merah, Enterococcus faecalis, metode dilusi

Abstract

The root canal treatment is the treatment that provided by remove infected pulp tissue from the pulp and
the root canal . One of the important stages is sterilization which its medicaments material need to be the most
effective and biocompatible .The red betel leaf (Pipper crocatum) is believed that content any antibacterial agent
such as alkaloids, flavonoid, saponin and tannin. Enterococcus faecalis is one of the bacteria that has resistance
and found almost in the root canal infection. This bacteria have a good ability to colonized and can hold up in
root canal. The study design was experimental laboratory study in vitro to determine the antibacterial activity of
the extract of red betel leaves (Pipper crocatum) against Enterococcus faecalis. The tube dilution was the
method that used to determine the Minimal Inhibitory Concentration (MIC) and Minimal Bactericidal
Concentration (MBC). The concentration of the extract were 10%, 15%, 20%, 25% and 30%. The experiment
result showed that MIC was 20% and MBC was showed at 25%.

Keywords: root canal treatment, red betel, Enterococcus faecalis, tube dilution method
89
IDJ, Vol.3 No. 1 Bulan Mei Tahun 2014

Pendahuluan Kalsium hidroksida (Ca(OH)2) merupa-


kan bahan medikamen saluran akar yang
Perawatan saluran akar adalah paling sering digunakan, serta terbukti
perawatan yang dilakukan dengan mengang- sebagai bahan biokompatibel. Apabila
kat jaringan pulpa yang telah terinfeksi dari Ca(OH)2 tidak dapat mempertahankan pHnya
kamar pulpa dan saluran akar, kemudian diisi yang tinggi maka akan kurang efektif dalam
oleh bahan pengisi saluran akar agar tidak membunuh Enterococcus faecalis.
terjadi infeksi ulang. Perawatan saluran akar Salah satu tanaman yang berpotensi
terdiri dari tiga tahapan yaitu preparasi sebagai alternative bahan medikamen saluran
biomekanis saluran akar atau pembersihan akar adalah family Piperaceae yaitu daun
dan pembentukan (cleaning and shaping), sirih merah (Piper crocatum). Sirih merah
sterilisasi, dan pengisian saluran akar1. bersifat antiseptik seperti sirih hijau,
Beberapa faktor seperti kompleksitas misalnya dapat digunakan untuk obat kumur,
saluran akar, invasi mikroorganisme ke pembersih kewanitaan, obat untuk radang
dalam tubulus dan pembentukan smear layer mata. Khasiat sirih merah itu berasal dari
yang melindungi bakteri mengakibat-kan sejumlah senyawa aktif yang dikan-dungnya,
bakteri masih dapat dijumpai di dalam antara lain alkaloid, flavonoid, polevenolad,
tubulus dentin walaupun sudah dilakukan tanin, dan minyak atsiri. Alkaloid bersifat
pembersihan melalui preparasi biomekanis detoksifikan yang dapat menatralisir racun.
dan irigasi2. Bahan medikamen saluran akar Flavonoid dan polevenolad bersifat antioksi-
digunakan untuk mensterilisasi mikroor- dan, antidiabetik, antikanker, antiseptik, dan
ganisme patogen dalam saluran akar. Bahan antiinflamasi. Tanin memiliki kemampuan
medikamen saluran akar berfungsi mengeli- dalam mengi-kat dan mengendapkan protein
minasi bakteri yang tidak dapat dihancur- serta sebagai antibakteri5.
kan dengan proses chemomechanical seperti Berdasarkan hal tersebut di atas, peneliti
instrumentasi dan irigasi. ingin menguji daya antibakteri ekstrak
Spesies Enterococcus faecalis adalah etanol daun sirih merah (Piper crocatum)
spesies yang resisten serta paling sering terhadap Enterococcus faecalis sebagai
ditemukan pada infeksi saluran akar3. bahan medikamen pada perawatan saluran
Keberadaan bakteri Enterococcus faecalis akar.
mampu mengadakan kolonisasi atau
perlekatan yang baik terhadap permukaan Bahan dan Metode
protein serta membentuk biofilm pada
dinding-dinding dentin. Bakteri Entero- Jenis penelitian ini adalah penelitian
coccus faecalis memiliki peran 80-90 % eksperimental laboratoris terhadap biakan
terhadap infeksi saluran akar. Gelatinase dan bakteri Enterococcus faecalis yang diberi
Hyaluronidase yang juga merupakan enzim perlakuan dengan berbagai konsentrasi
pada bakteri Enterococcus faecalis menjadi ekstrak etanol daun sirih merah (Piper
penyebab kerusakan jaringan serta mampu crocatum).
mengadakan degradasi matriks organik Sampel penelitian ini adalah ekstrak
dentin4. etanol daun sirih merah (Pipper crocatum)
90
Yusrini Pasil, Aditya Yuliansanti|Daya Antibakteri Daun Sirih Merah (Piper Crocatum) terhadap Bakteri Entrocoocus
Faecalis sebagai Bahan Madikamen Akar dengan Metode Delusi

dengan berbagai konsentrasi (10%, 15%, kali kemudian ditampung di dalam botol
20%, 25%, 30%) hasil dari pembuatan untuk selanjutnya dipekatkan dengan meng-
ekstrak di Lembaga Penelitian dan Pengujian gunakan alat rotator evaporator pada suhu
Terpadu Laboratorium Farmasi dan 70oC pada tekanan 1 ATM. Proses ini
Farmakologi Klinik Fakultas Farmasi menyebabkan etanol menguap sehingga
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. diperoleh ekstrak yang kental dari daun sirih
Penelitian uji antibakteri dilakukan di merah. Dari proses tersebut didapatkan 100
Laboratorium Mikrobiologi Fakultas ml ekstrak sirih merah kental.
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Biakan bakteri Enterococcus faecalis
Muhammadiyah Yogyakarta. Waktu peneli - diinkubasi dalam suasana aerob pada suhu
tian pada bulan November 2014-Januari 370C selama 24 jam. Kemudian sebanyak 1-
2015. 2 ose dari biakan murni bakteri uji tersebut
Berdasarkan perhitungan rumus Federer, disuspensikan dalam larutan NaCl 0,9% pada
maka jumlah sampel yang diper-lukan tabung reaksi steril, diinkubasi selama 2-4
ditambah drop out 10% adalah 5 sampel jam pada suhu 37oC. Larutan tersebut
pengulangan untuk tiap-tiap kelompok kemudian diencerkan dengan cara dimasuk-
perlakuan dengan rincian sebagai berikut : kan ke dalam Brain Heart Infussion (BHI)
a. Lima sampel untuk kelompok perlakuan hingga diperoleh jumlah kuman yang sesuai
calcium hydroxide (Ca(OH)2) 10% dengan jumlah larutan Standar Brown III
sebagai kontrol positif. dengan konsentrasi kuman 108 CFU/ml.
b. Lima sampel menggunakan aquades steril Larutan diencerkan lagi hingga mencapai
untuk kelompok perlakuan kontrol konsentrasi 106 CFU/ml.
negatif. Uji daya antibakteri ekstrak daun sirih
c. Lima sampel untuk masing-masing merah (Piper crocatum) dilakukan dengan
konsentrasi ekstrak daun sirih merah metode pengenceran tabung (tube dilution
(Piper crocatum) 10%, 15%, 20%, 25% method). Pertama disediakan tabung reaksi
dan 30%. steril yang masing-masing diberi label 10%,
Penelitian dimulai dari pemilihan daun 15%, 20%, 25%, 30%, Ca(OH)2 sebagai
sirih merah (Piper crocatum) yang muda dan kontrol negatif (-), aquades steril sebagai
segar dipetik lalu dicuci bersih. Daun kontrol negatif (-) serta tabung berisi BHI
dikeringkan dalam almari pengering dengan sebagai control bahan sekaligus control
suhu 450 C selama 3 hari. Setelah itu daun positif (+). Masing masing konsentrasi
ditimbang untuk mengetahui berat keselu- dilakukan sebanyak 4 kali pengulangan.
ruhan daun kering yaitu 800 gram. Tabung konsentrasi 10% diisi 0,10 ml
Pembuatan ekstrak daun sirih merah yang ekstrak dan 0,90 ml aquades. Tabung
telah kering ini menggunakan cara maserasi, konsentrasi 15% diisi 0,15 ml ekstrak dan
yaitu dengan merendam daun sirih merah ke 0,85 ml aquades. Tabung konsentrasi 20%
dalam bejana maserasi secara terpisah diisi 0,2 ml ekstrak dan 0,80 ml aquades.
kemudian diberi larutan etanol 70% sampai Tabung konsentrasi 25% diisi 0,25 ml
daun terendam sempurna. Hasil yang ekstrak dan 0,75 ml aquades. Tabung
diperoleh disaring dan diulang sebanyak tiga konsentrasi 30% diisi 0,30 ml ekstrak dan
91
IDJ, Vol.3 No. 1 Bulan Mei Tahun 2014

0,70 ml aquades. Tabung berlabel Ca(OH)2 Hasil dan Pembahasan


diisi oleh pasta calcium hydroxide
berkonsentrasi 10%. Terlebih dahulu pasta Hasil pengujian Kadar Hambat Minimal
seberat 1 gram diencerkan dengan 1ml (KHM) eksrtrak etanol daun sirih merah
aquades, kemudian diambil sebanyak 0,10 terhadap bakteri Enterococcus faecalis dapat
ml ditambah aquades sebanyak 0,90 ml dilihat pada gambar berikut :
sehingga mencapai konsentrasi 10% larutan.
Tabung ini dijadikan sebagai control negatif.
Tabung terakhir yaitu berlabel (-) berisi
aquades steril.
Tahap selanjutnya ditambahkan
suspense bakteri sebanyak 1 ml dengan
mikropipet pada tabung 1 sampai 5. Tabung
6 berisi Ca(OH)2 10% dan 1 ml bakteri.
Tabung 7 berisi aquades steril. Tabung
Gambar 1. Perubahan kekeruhan pada
terakhir berisi media BHI sebagai kontrol
uji dilusi ekstrak etanol daun sirih merah
bahan. Semua tabung diinkubasi selama 18-
24 jam dengan suhu 37-37,5°C. Hari ke-2
semua tabung dikeluarkan dari incubator
Tabel 1. Tingkat kekeruhan bakteri
kemudian dilakukan pemeriksaan ada
Enterococcus faecalis pada media BHI
tidaknya pertumbuhan bakteri yang ditandai
dengan terjadinya kekeruhan dalam tabung.
Tabung Cakram ke
KHM ditentukan dengan memperhatikan ke-
Bahan Uji
1 2 3 4
tabung dengan konsentrasi yang pertama 1 Ekstrak 10% + + + +
terlihat jernih. Tabung yang terlihat keruh 2 Ekstrak 15% + + + +
menunjukkan masih adanya pertumbuhan 3 Ekstrak 20% + + + +
bakteri. Tabung yang pertama kali terlihat 4 Ekstrak 25% - - - -
5 Ekstrak 30% - - - -
jernih merupakan konsentrasi daun sirih
6 (Ca(OH)2) 10% - - - -
yang akan digunakan pada pengujian 7 Aquades steril - - - -
terhadap bakteri Enterococcus faecalis. 8 Kontrol bahan + + + +
Untuk mengetahui KBM dilakukan Keterangan Tabel :
penggoresan kedelapan tabung hasil inkubasi a. Tanda negatif (-) menunjukan tidak
hari ke-2 pada 4 medium TSA yang adanya pertumbuhan bakteri
kemudian diinkubasi selama 18-24 jam Enterococcus faecalis dilihat berdasar
dengansuhu 37-37,5°C sebanyak satu ose. warna larutan mulai tampak jernih.
KBM ditunjukan dengan tidak adanya b. Tanda positif (+) menunjukan adanya
pertumbuhan bakteri pada medium TSA pertumbuhan bakteri Enterococcus
pada konsentrasi terendah. Pembacaan KHM faecalis dilihat berdasarkan warna larutan
ditentukan dengan melihat kekeruhan pada yang tampak keruh.
cairan di dalam tabung reaksi.
92
Yusrini Pasil, Aditya Yuliansanti|Daya Antibakteri Daun Sirih Merah (Piper Crocatum) terhadap Bakteri Entrocoocus
Faecalis sebagai Bahan Madikamen Akar dengan Metode Delusi

Tabel tersebut menunjukan konsentrasi b. Tanda positif (+) menunjukan adanya


yang mengalami kekeruhan yaitu pada pertumbuhan bakteri Enterococcus
konsentrasi 10% dan 15%. Sedangkan yang faecalis pada media Trypticase Soy Agar
tidak mengalami kekeruhan yaitu pada (TSA).
konsentrasi 20%, 25%, 30%. Berdasarkan Tabel 2 menunjukan Kadar Bunuh
pengujian tersebut dapat dikatakan bahwa Minimal (KBM) yaitu pada konsentrasi
Konsentrasi Hambat Minimum Ekstrak daun ekstrak etanol daun sirih merah 25%, yang
sirih merah adalah konsentrasi 20%. dilihat dari tidak adanya pertumbuhan
bakteri Enterococcus faecalis pada media
Trypticase Soy Agar (TSA) pada konsentrasi
terendah.
Uji aktivitas antibakteri pada dasarnya
dapat dilakukan dalam dua cara, yaitu
metode difusi cakram dan dilusi. Pada
metode difusi cakram, penilaian aktivitas
antibakteri dilihat dari pengukuran zona
inhibisi yang dipengaruhi kelarutan dan
difusi bahan yang diuji sehingga kurang
Gambar 2. Pertumbuhan bakteri efektif dalam menginhibisi mikroorganisme.
Enterococcus faecalis pada media Sedangkan metode dilusi dilakukan untuk
Trypticase Soy Agar (TSA). mengamati aktivitas antibakteri dan
dinyatakan lebih efektif karena bahan coba
langsung berkontak dengan
6
Tabel 2. Hasil pengujian dilusi padat mikroorganisme . Nilai KHM diperoleh
ektrak etanol daun sirih merah terhadap dengan mengamati perubahan kekeruhan
bakteri bakteri Enterococcus faecalis suspensi bakteri yang telah diinkubasi 37oC
selama 24 jam dan nilai KBM diperoleh
Tabung
Bahan Uji
Cakram ke - dengan melihat ada tidaknya pertumbuhan
ke- 1 2 3 4 bakteri pada media Trypticase Soy Agar
1 Ekstrak 10% + + + +
(TSA) sehingga hasil penelitian akan lebih
2 Ekstrak 15% + + + +
3 Ekstrak 20% + + + +
representative 7.
4 Ekstrak 25% - - - - Dalam hal ini, senyawa aktif daun sirih
5 Ekstrak 30% - - - - merah yang berkhasiat sebagai antibakteri
6 (Ca(OH)2) 10% - - - - adalah fenol, flavonoid, alkaloid, saponin
7 Aquades steril - - - - dan tannin. Fenol dan deviratnya mempunyai
8 Kontrol bahan + + + + daya antibakteri dengan cara menurunkan
Keterangan Tabel : tegangan permukaan sel dan denaturasi
a. Tanda negatif (-) menunjukan tidak protein. Adanya fenol yang merupakan
adanya pertumbuhan bakteri senyawa toksik mengakibatkan struktur tiga
Enterococcus faecalis pada media dimensi protein terganggu dan terbuka
Trypticase Soy Agar (TSA) menjadi struktur acak tanpa adanya
93
IDJ, Vol.3 No. 1 Bulan Mei Tahun 2014

kerusakan pada struktur kerangka kovalen. sebagai kontrol negatif. Pada konsentrasi ini,
Hal ini mengakibatkan protein berubah sifat tidak ditemui adanya pertumbuhan bakteri
namun deretan asam amino protein tersebut Enterococcus faecalis pada media agar
masih tetap. Selanjutnya aktivitas padat. Hal ini terjadi kemungkinan karena
biologisnya menjadi rusak sehingga protein kemampuan kalsium hidroksida dalam
tidak dapat melakukan fungsinya. Dengan mengkondisikan suasana dan pH
terdenaturasinya protein sel maka semua lingkungannya oleh karena kebveradaan ion
aktivitas metabolism sel dikatalis oleh enzim kalsium (Ca2+) dan ion hidroksil (OH-). Ion
sehingga bakteri tidak dapat melakukan kalsium (Ca2+) dapat berikatan dengan
fungsinya8. karbon dioksida menjadi kalsium bikarbonat
Flavonoid berfungsi sebagai sehingga bakteri kekurangan supply CO2.
bakterostatik dengan cara merusak membran Ion hidroksil (OH-) akan mengganggu
sel bakteri karena sifatnya yang lipofilik permeabilitas membrane sel, menaikkan pH
selain itu juga berfungsi sebagai lingkungan sehingga menghambat aktivitas
antiinflamasi. Alkaloid berperan sebagai enzim bakteri untuk oksidasi enzim lain dan
antimikroba karena sifatnya yang dapat protein sel, juga mengganggu DNA bakteri
berikatan dengan DNA. Adanya zat yang dan menghambat replikasi DNA. Sediaan
berada diantara DNA akan menghambat kalsium hidroksida yang berbentuk pasta
replikasi DNA itu sendiri, akibatnya terjadi dilarutkan menjadi konsentrasi 10% dengan
gangguan replikasi DNA yang akhirnya akan aquades steril. Pada tahap ini, kehadiran
menyebabkan kematian sel. Selain itu aquades semkin mensinergiskan aktivitas
alkaloid juga bersifat detoksifikan yang disosiasi menjadi ion kalsium (Ca2+) dan ion
dapat menetralisir racun. Saponin sebagai hidroksil (OH-) sehingga dalam konsentrasi
deterjen yang memiliki molekul ampifatik 10% kalsium hidroksida sudah mampu
(mengandung bagian hidrofilik dan menghambat pertumbuhan bakteri
,10,11
hidrofobik) yang dapat melarutkan protein Enterococcus faecalis .
membrane. Ujung hidrofobik saponin Berdasarkan pembahasan diatas
berikatan dengan region hidrofobik protein menunjukan bahwa mekanisme dari fenol,
membrane sel dengan menggeser sebagian flavonoid, alkaloid, saponin dan tannin yang
besar unsure lipid yang terikat. Akibatnya, terdapat dalam ekstrak etanol daun sirih
sel bakteri menjadi lisis. Tannin merupakan merah (Piper crocatum) memiliki peran
polifenol yang larut dalam air, mekanisme sebagai daya antibakteri terhadap bakteri
antibakterinya yaitu dengan cara Enterococcus faecalis. Mekanisme kerja zat
menghambat enzim ekstra seluler mikroba, aktif tersebut dengan menghambat sintesis
mengambil alih substrat yang dibutuhkan dinding sel, menghambat fungsi membrane
pada pertumbuhan mikroba, atau bekerja sel dan menghambat sintesis protein. Daya
langsung pada metabolism dengan cara antibakteri ini ditunjukan dengan hasil
menghambat fosforilasi oksidasi9. penelitian yang membuktikan bahwa ekstrak
Daya antibakteri juga ditunjukkan oleh etanol daun sirih merah (Piper crocatum)
larutan calcium hydroxide (Ca(OH)2) 10% mempunyai kadar hambat minimal (KHM)
yang pada penelitian ini berperan sebagai yaitu 20% dan kadar bunuh minimal (KBM)
94
Yusrini Pasil, Aditya Yuliansanti|Daya Antibakteri Daun Sirih Merah (Piper Crocatum) terhadap Bakteri Entrocoocus
Faecalis sebagai Bahan Madikamen Akar dengan Metode Delusi

yaitu 25% terhadap bakteri Enterococcus merah (Pipper crocatum) mampu


faecalis. menghambat pertumbuhan bakteri
Pemakaian ekstrak etanol daun sirih Enterococcus faecalis pada konsentrasi 20%
merah (Piper crocatum) sebagai bahan dan dapat membunuh bakteri Enterococcus
dressing masih perlu dipertimbangkan faecalis pada konsentrasi 25%.
karena sifat biokompabilitas dan
biodegradasinya sangat baik karena Saran
merpakan produk alami. Konsentrasi KHM 1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
dan KBM yang besar disebabkan penelitian tentang penggunaan kontrol negatif selain
dilakukan secara in vitro harus membunuh calsium hydroxid (Ca(OH)2) 10%.
bakteri 99,9% -100% dan aplikasinya 2. Perlu adanya penelitian lebih lanjut
menggunakan bahan pelarut. Oleh karena itu mengenai penggunaan ekstrak daun sirih
penelitian ini perlu dilanjutkan dengan merah (Pipper crocatum) sebagai bahan
penelitian in vivo untuk menentukan berapa medikamen saluran akar dengan bentuk
nilai KHM dan KBM daun sirih merah yang sediaan lain menyesuaikan bahan yang
aman jika dipakai sebagai bahan dressing sudah ada di pasaran dan aman untuk
saluran akar. jaringan gigi dan mulut.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat


disimpulkan bahwa ekstrak etanol daun sirih

DAFTAR PUSTAKA
4. Bakland LK, Sugita EI. London: BC
1. Grossman, I.L., Oliet S, Del Rio CE. Decker Inc. Hamilton. Pp. 63-79, 2002
Ilmu Endodontik dalam praktek. 11nd 5. Beatrice L. Daya Antibakteri Ekstrak
ed. R.Abiyono Trans. Jakarta: EGC. Buah Mahkota Dewa terhadap
Hlm. 248–250, 1995 Enterococcus faecalis sebagai Bahan
Medikamen Saluran Akar secara In-
2. H Stephen . A New solution (MTAD) to vitro. Skripsi. Medan: USU, 2010.
remove the smear layer and Disinfect 6. Ferreira CM, Rosa OPS, Torrres SA,
root canals. Contamporary Endodontics: Ferreira FBA, Bernardinelli N. 2002.
pp. 28-31, 2005 Activity of endodontic antibacterial
3. Ingle II, Backland LK. Endodontics. 5th agents against selected anaerobic
ed. Chapter 3 : Microbiology of bacteria. Braz Dent J., 13(2): 118-22.65.
endododontics and asepsis in 7. Saraswati, R.S. Daya Antibakteri Infusa
endodontic practice. Baumgartner JC, Daun Sirih Merah (Piper crocatum)
terhadap Bakteri Enterococcus faecalis.
Skripsi Strata 1. Surabaya: Fakultas
95
IDJ, Vol.3 No. 1 Bulan Mei Tahun 2014

Kedokteran Gigi Universitas Airlangga, 10. Chew H, Khoo A.T.R, Jennifer. 2003.
2011. Ph changes in root dentin after
8. Nurrokhman. 2006. Efek air rebusan intracanal placement of improved
daun sirih pada peningkatan kepekaan calcium hydroxide containing gutta-
Staphylococcus aureus terhadap percha points. J Endodon, 2003, (29): 4-
ampisilin in vitro. Jurnal Kedokteran 8.
Yarsi, 14(l): 024-028. 11. Banurea, F.E. Efek Antibakteri Kitosan
9. Dhita, T.A.H. Efektivitas Anti Bakteri Blankas (Lymulus polyphemus)
Ekstrak Daun Sirih (Piper Betle Linn) Bermolekul Tinggi Terhadap
Terhadp bakteri Enterococcus faecalis Fusobacterium nucleatum (Penelitian in
(PENELITIAN IN VITRO). Skripsi vitro). Skripsi Strata 1. Universitas
Strata 1. Makassar: Fakultas Kedokteran Sumatera Utara, 2008.
Gigi Universitas Hasanuddin Makassar,
2013.

Anda mungkin juga menyukai