Anda di halaman 1dari 15

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sifat Kemagnetan Bahan


Sifat Kemagnetan Bahan Berdasarkan sifat medan magnet atomis, bahan
dibagi menjadi tiga golongan, yaitu diamagnetik, paramagnetik dan
ferromagnetik. Bahan diamagnetik adalah bahan yang resultan medan magnet
atomis masing-masing atom atau molekulnya nol, tetapi orbit dan spinnya
tidak nol (Halliday & Resnick, 1989). Bahan diamagnetik tidak mempunyai
momen dipol magnet permanen. Jika bahan diamagnetik diberi medan
magnet luar, maka elektron-elektron dalam atom akan berubah gerakannya
sedemikian hingga menghasilkan resultan medan magnet atomis yang
arahnya berlawanan. Sifat diamagnetik bahan ditimbulkan oleh gerak orbital
elektron sehingga semua bahan bersifat diamagnetik karena atomnya
mempunyai elektron orbital. Bahan dapat bersifat magnet apabila susunan
atom dalam bahan tersebut mempunyai spin elektron yang tidak berpasangan.
Dalam bahan diamagnetik hampir semua spin elektron berpasangan,
akibatnya bahan ini tidak menarik garis gaya. Permeabilitas bahan
diamagnetik adalah μ < μ0 dan suseptibilitas magnetiknya χ m < 0 . Contoh
bahan diamagnetik yaitu: bismut, perak, emas, tembaga dan seng. Bahan
paramagnetik adalah bahan yang resultan medan magnet atomis masing-
masing atom/molekulnya tidak nol, tetapi resultan medan magnet atomis total
seluruh atom/molekul dalam bahan nol (Halliday & Resnick, 1989).
Hal ini disebabkan karena gerakan atom/molekul acak, sehingga resultan
medan magnet atomis masing-masing atom saling meniadakan. Bahan ini jika
diberi medan magnet luar, maka elektron-elektronnya akan berusaha
sedemikian rupa sehingga resultan medan magnet atomisnya searah dengan
medan magnet luar. Sifat paramagnetik ditimbulkan oleh momen magnetik
spin yang menjadi terarah oleh medan magnet luar. Pada bahan ini, efek
diamagnetik (efek timbulnya medan magnet yang melawan medan magnet
penyebabnya) dapat timbul, tetapi pengaruhnya sangat kecil. Permeabilitas

4
5

bahan paramagnetik adalah μ > μ0 , dan suseptibilitas magnetik bahannya >


0. χ m contoh bahan paramagnetik: alumunium, magnesium, wolfram dan
sebagainya. Bahan diamagnetik dan paramagnetik mempunyai sifat
kemagnetan yang lemah. Perubahan medan magnet dengan adanya bahan
tersebut tidaklah besar apabila digunakan sebagai pengisi kumparan toroida.
Bahan ferromagnetik adalah bahan yang mempunyai resultan medan atomis
besar (Halliday & Resnick, 1989). Hal ini terutama disebabkan oleh momen
magnetik spin elektron. Pada bahan ferromagnetik banyak spin elektron yang
tidak berpasangan, misalnya pada atom besi terdapat empat buah spin
elektron yang tidak berpasangan. Masing-masing spin elektron yang tidak
berpasangan ini akan memberikan medan magnetik, sehingga total medan
magnetik yang dihasilkan oleh suatu atom lebih besar. Medan magnet dari
masing-masing atom dalam bahan ferromagnetik sangat kuat, sehingga
interaksi diantara atom-atom tetangganya menyebabkan sebagian besar atom
akan mensejajarkan diri membentuk kelompok-kelompok. 8 Kelompok atom
yang mensejajarkan dirinya dalam suatu daerah dinamakan domain.
Bahan feromagnetik sebelum diberi medan magnet luar mempunyai
domain yang momen magnetiknya kuat, tetapi momen magnetik ini
mempunyai arah yang berbeda-beda dari satu domain ke domain yang lain
sehingga medan magnet yang dihasilkan tiap domain saling meniadakan. H
(a) (b) Gambar 1. Arah domain-domain dalam bahan ferromagnetik sebelum
dan sesudah diberi medan magnet luar (Surya, 1989). Bahan ini jika diberi
medan magnet dari luar, maka domain-domain ini akan mensejajarkan diri
searah dengan medan magnet dari luar. Semakin kuat medan magnetnya
semakin banyak domain-domain yang mensejajarkan dirinya. Akibatnya
medan magnet dalam bahan ferromagnetik akan semakin kuat. Setelah
seluruh domain terarahkan, penambahan medan magnet luar tidak memberi
pengaruh apa-apa karena tidak ada lagi domain yang disearahkan. Keadaan
ini dinamakan jenuh atau keadaan saturasi. Permeabilitas bahan
ferromagnetik adalah μ >>> μ0 dan suseptibilitas bahannya χ m >>> 0 .
contoh bahan ferromagnetik : besi, baja, besi silicon dan lain-lain. Sifat
6

kemagnetan bahan ferromagnetik ini akan hilang pada temperatur 9 yang


disebut Temperatur Currie. Temperatur Curie untuk besi lemah adalah 7700
C, dan untuk baja adalah 10430 C (Kraus. J. D, 1970).

Neodymium adalah logam putih keperakan yang ulet dan lentur. Mudah
teroksidasi di udara untuk membentuk oksida, Nd2O3, spalls yang
mengekspos logam untuk oksidasi lebih lanjut. Neodymium harus disimpan
dan disegel dalam penutup plastik atau disimpan dalam ruang hampa atau
dalam suasana inert. Bereaksi secara bertahap dengan asam-kecuali mineral
asam fluorida (HF), di mana Neodymium membentuk lapisan pelindung
trifluorida, NdF3. Neodymium sangat paramagnetik dan
antiferromagnetically pada 7,5 dan 19,9 K (-265,7 dan -253,3 ° C, atau -446,2
dan -423,9 ° F) dengan momen magnetik spontan berkembang secara terpisah
di bentuk independen yang berbeda, masing-masing heksagonal dan kubik.

Kimiawan Austria Carl Auer von Welsbach menemukan neodymium pada


tahun 1885 dengan memisahkan amonium nitrat didymium dibuat dari
didymia (campuran rare-earth oksida) menjadi fraksi neodymium dan fraksi
praseodymium dengan kristalisasi berulang. Dari rare-earth, hanya yttrium,
lanthanum, dan cerium yang lebih banyak daripada neodymium. Dalam
batuan beku di kerak bumi, Neodymium dua kali lebih melimpah dari timah
dan sekitar setengah kali banyaknya tembaga.
7

2.2 Magnet

Definisi magnet berasal dari bahasa Yunani yaitu magnes atau magnetis
lithos yang berarti batu dari magnesia. Magnet merupakan benda yang dapat
menarik benda-benda lain di sekitarnya seperti besi, baja, dan kobalt. Sebuah
magnet terdiri atas magnet-magnet elementer yang tersusun secara teratur. Magnet
mmepunyai bagian yang paling kuat daya tariknya yaitu bagian kutub magnet,
terdiri dari kutub utara (KU) dan kutub Selatan (KS) .Sifat-sifat kutub magnet
adalah kutub-kutub sejenis jika didekatkan, akan tolak menolak. Sedangkan
kutub-kutub tidak sejenis jika didekatkan, akan tarik menarik. Ruangan di sekitar
magnet yang masih dipengaruhi adanya gaya magnet disebut medan magnet. Kuat
medan magnet ditunjukkan oleh garis-garis magnet yang disebut fluks.
Mengalirkan arus listrik searah pada kawat konduktor yang dililitkan pada besi
lunak. Kekuatan magnet seperti ini tergantung dari jumlah lilitan besarnya kuat
arus listrik yang mengalir. Magnet seperti ini disebut electromagnet.

Sifat kemagnetan suatu bahan digolongkan menjadi magnet tetap dan


magnet sementara. Penggolongan benda terhadap pengaruh magnet sebagai
berikut:

1. Ferro magnetic

2. Para magnetic

3. Diamagnetic

Sifat-sifat yang dimiliki oleh magnet antara lain sebagai berikut:

a. Dapat menarik benda-benda yang terbuat dari besi dan baja.

b. Gaya dapat menembus benda-benda tertentu.

c. Kutub utara magnet selalu mengarah ke utara dan kutub selatan


magnet selalu mengarah ke selatan.

d. Gaya tarik terbesar terletak pada kutub-kutubnya.


8

e. Kutub magnet yang senama tolak-menolak dan kutub yang tidak


senama tarik-menarik.

2.1.1 Pengertian magnetik flux ball milling

Magnetik flux ball milling merupakan salah satu instrument alat yang
digunakan untuk memutar rumah magnet. Kompenen magnetic flux ball milling
ini terdiri dari rumah magnet dan komponen magnet. Pada proses ini rumah
magnet akan berotasi dikarenakan kedua kutub magnet yang berada pada rumah
magnet dan yang ada didalam poros akan saling tolak menolak dan Tarik menarik
( kutub utara dan kutub selatan ) tergantung pada pemasangan magnet itu sendiri
sehingga magnet dapat menghasilkan energi magnetik yang bisa memutar poros.

Gambar 2.1 Magnetik flux


9

2.1.2 Kegunaan Dan Fungsi Mesin Magnetik flux

Banyak sekali kegunaan yang bisa di menfaatkan dari mesin magnetik flux
ball milling. Pada umumnya alat ini digunakan industry besar yang memproduksi
bahan bangunan atau material banguanan seperti semen, besi, galangan batu, kaca,
pupuk, porselen, bahan tahan api dan bahan kimia yang bisa di hancurkan oleh
Ball Milling. Untuk kegunaan dan fungsi selanjutanya magnetik flux ball milling
ini memiliki kelebihan karena magnetik flux ball milling ini merupakan alat
penggerak yang efisien karena memanfaatkan rotasi dari ke dua kutub yang saling
Tarik menarik dan tolak menolak sehingga magnetik flux milling ini tidak
menggunakan daya listrk (motor).

2.3 Macam - macam Mesin Ball Mill


Beberapa macam peralatan pemecah batu ( stone crusher ) meliputi :
1.Primery crusher, biasanya menggunakan tipe crusher
a. Jaw crusher ( pemecah tipe rahang )
Jaw crusher digunakan untuk mengurangi besar butiran pada tingkat
pertama, untuk kemudian dipecahkan lebih lanjut oleh crusher lain. Jenis
ini paling efektif digunakan untuk bantuan sedimen sampai bantuan yang
paling keras seperti granita tau basalt. Jaw crusher merupakan mesin
penekan (compression) dengan rasio pemecahan 6 : 1 . keuntungan yang
diperoleh dari jaw crusher antara lain karena sederhanaan kontruksinya,
ekonomis dan memerlukan tenaga yang relatife kecil. Ukuran material
yang dapat dipecah oleh crusher ini tergantung pada feed opening (
bukaan ) dan kekerasan batu yang akan dipecah. Umumnya untuk
material hasil peledakan, material yang berukuran sampai dengan 900%
dari feed opening ( bukaan ) dapat diterima. Untuk batuan yang tidak
terlalu keras disarankan berukuran 80% dari feed opening ( bukaan ).
b. Gyrator crusher ( pemecah giratori )
Crusher ini beroperasi dengan kisaran. Bagian crusher pemecah
berbentuk Conis, karena itu kadang disebut cone crusher. Gyratory
crusher hampir sama dengan jaw crusher, perbedaannya terletak pada
10

cara pemberian tekanan dimana untuk Gyratory crusher tekanan


diberikan dari arah samping. Hasil pemecahan crusher ini rata – rata
berbentuk kubus dan agak uniform hal ini karena berbentuk lengkung
dari cone dan browl yang mempunyai permukaan cekung ( concave ).
c. Impact crusher ( pemecah tipe pukulan )
Impact crusher disarankan terutama untuk batu kapur atau untuk
penggunaan dengan abrasi rendah lebih rendah. Impact crusher ada 2
jenis yaitu : impact breaker dan hammer mill. Kedua jenis pada
prinsipnya sama, perbedaanya terletak pada jumlah rotor dan ukuranya
lebih besar daripada hummer mill. Impact breaker menghasilkan produk
yang berbentuk seperti kubus meskipun semula merupakan batu
lempeng serta meningkatkan kualitas agregat dan mempertinggi
kapasitas plant.
2.Secondary Crusher, biasanya menggunakan tipe crushe :
a. Cone Crusher
Sebuah crusher cone operasinya mirip dengan crusher gyratory, dengan
kecuraman kurang dalam ruang menghancurkan dan lebih dari zona
paralel antara zona menghancurkan. Sebuah crusher cone istirahat
batuan dengan meremas batu antara spindle eksentrik berkisar, yang
ditutupi oleh mantel tahan aus, dan hopper cekung melampirkan, ditutupi
oleh cekung mangan atau kapal mangkuk. Seperti batu memasuki
puncak kerucut crusher, menjadi terjepit dan terjepit di antara mantel dan
kapal mangkuk atau cekung. Potongan besar bijih yang rusak sekali, dan
kemudian jatuh ke posisi yang lebih rendah (karena mereka sekarang
lebih kecil) di mana mereka rusak lagi. Proses ini berlanjut sampai
potongan cukup kecil untuk jatuh melalui celah sempit di bagian bawah
crusher.Sebuah crusher cone cocok untuk menghancurkan berbagai mid-
keras dan di atas mid-keras bijih dan batuan. Ini memiliki keuntungan
dari konstruksi yang handal, produktivitas yang tinggi, penyesuaian
mudah dan biaya operasional yang lebih rendah. Pelepasan semi sistem
crusher cone bertindak suatu perlindungan yang berlebihan yang
11

memungkinkan gelandangan untuk melewati ruang menghancurkan


tanpa merusak crusher.
b . Roll crusher
Roller crusher merupakan mesin stone crusher yang menggunakan dua
silinder bergerak untuk menghancurkan batu. Ruang di antara kedua
silinder tersebut bisa diatur sesuai dengan ukuran yang diinginkan.
Seperti yang telah disebutkan, mesin ini cocok digunakan sebagai mesin
tersier dan tidak sesuai untuk material abrasif.
Ditinjau dari jumlah roolnya ada beberapa macam tipe rool crusher
yaitu;
 Single roll ( silinder tunggal ), biasanya digunakan untuk
memecahkan batuan yang lembab dan tidak menguntungan jika
digunakan untuk memecahkan batuan yang abrasife.
 Crusher tipe ini memiliki rasio pemecah maksimum 7 : 1
 Double roll (silinder ganda ) , memiliki rasio pemecahan 2 –
2,5:1
 Triple roll ( silinder tiga ) , memiliki rasio pemecahan 4 – 5 : 1

c. Hammer crusher ( pemecah tipe pukulan )

Hammer crusher adalah mesin penghancur batu yang menggunakan


rotor yang berputar dengan kecepatan tinggi. Rotor tersebut dilengkapi
dengan jumlah palu tertentu yang selanjutnya akan menghancurkan
batu. Mesin ini cocok untuk berbagai jenis batuan dengan struktur yang
rapuh ataupun keras. Biasanya, mesin ini pun kerap digunakan untuk
produksi industri semen, generator listrik, serta untuk produksi material
bangunan.

3. Tertiary crusher, biasanya menggunakan tipe crusher :


12

a. Roll crusher ( pemecah tipe silinder ), selain sebagai crusher


sekunder , roll crusher dapat juga digunakan sebagai crusher
tersier.
b. Rod mill ( pemecah tipe batang ), dimaksudkan untuk
mendapatkan material yang lebih halus.
c. Ball mill ( pemecah tipe bola ) , dimaksudkan untuk
mendapatkan material yang lebih halus. Namun dalam
prakteknya di lapangan, pekerjaan crushing hanya sampai tahap
kedua. Tipe crusher yang dipakai umumnya menggunakan tipe
jaw to jaw dimana jaw pertama sebagai primery crusher.
d. ( crusher primer ) untuk pemecah tahap pertama, sedangkan jaw
kedua sebagai secondary crusher ( crusher sekunder ) untuk
pemecah tahap kedua. Hal ini disebabkan antara lain karena :
1) Kesederhanaan kontruksinya
2) Ekonomis dan tenaga yang digunakan relatife kecil.
Kapasitas produksi yang besar tergantung lebar bukaan pada jaw
dan ukuran butir yang dikehendaki. ( Silva Sukirman, 2003 ).

2.4 Poros

Poros adalah salah satu Elemen Mesin yang berbentuk silindris memanjang
dengan penampang yang biasanya berbentuk lingkaran yang memiliki fungsi
sebagai penyalur daya atau tenaga melalui putaran sehingga poros ikut berputar.
Jadi, poros bisa dikatakan transmisi atau penghubung dari sebuah elemen mesin
yang bergerak ke sebuah elemen mesin yang akan digerakan. Ada berbagai
macam penamaan poros, mulai dari shaft maupun axis ada juga yang menyebut
poros sebagai as namun disini as lebih berperan sebagai poros yang statis dan
tidak ikut berputar sebagai penyalur daya atau tenaga.

 Jenis – jenis Poros Pada Elemen Mesin


Ada beberapa jenis atau macam – macam poros bila ditinjau dari
spesifikasi masing – masing antara lain:
13

Jenis poros berdasarkan pembebanannya:


1. Poros Transmisi
Poros transmisi merupakan poros yang mengalami pembebabanan faktor
(torsi), pembebanan lentur murni, maupun kombinasi dari pembebanan
torsi lentur.
2. Spindel
Spindel adalah poros transmisi yang memiliki dimensi lebih pendek
dengan pembebanan faktor saja. Contohnya : poros pada mesin perkakas.

3. Gandar
Gandar merupakan poros roda yang biasa dijumpai pada roda kereta api
dan biasanya disebut dengan as.
 Jenis Poros Berdasarkan Bentuknya
1. Poros Lurus
2. Poros Engkol
3. Poros Luwes (Untuk trasmisi daya kecil)
Setelah kita mengetahui jenis – jenis serta penggunaan poros,
sekarang kita harus mengetahui bagaimana cara merancang poros yang
baik dan benar. Tetapi sebelum itu kita bahas dulu hal – hal penting yang
harus diperhatikan jika kita hendak merancang poros.
 5 Hal Penting Yang Harus Diperhatikan Dalam Merancang
1. Kekuatan Poros
Kekuatan poros sangat penting dalam menentukan dan merancang
poros yang baik serta aman digunakan. Dengan melihat pembebanan
yang terjadi pada poros seperti beban 13actor, beban lentur, baban 13acto
kita dapat menentukan kekuatan poros yang sesuai. Selain itu kita harus
memerhatikan factor lainnya seperti kelelahan (fatigue), tumbukan, dan
kosentrasi tegangan.
2. Putaran Kritis Poros
Poros harus dirancang sedemikian rupa sehingga putaran kerja
yang dibutuhkan harus menjauhi putaran kritis dari poros itu sendiri.
14

Poros dapat dibuat bekerja di bawah putaran kritisnya ataupun di atas


putaran kritisnya untuk menghindari kegagalan.
3. Bahan Poros
Dari sisi teknis pemilihan bahan untuk pembuatan poros harus
memerhatikan ketersiaan bahan, biaya produksinya, serta
manufactureability atau kemampuan proses manufacturnya. Poros yang
berasal dari bahan yang langka di daerah kita serta membutuhkan
pekerjaan yang khusus akan menaikan harga produksi, oleh karena itu
perhatikan ketersediaan bahan poros di daerah sekitar.

4. Faktor Korosi
Penggunaan dan penempatan poros akan menentukan nilai korosi
pada poros. Oleh karena itu perhatikan penempatan poros agar 14actor
dapat dikurangi. Misal poros digunakan pada pompa mesin pompa air
laut maka poros tersebut harus lebih tahan korosi jika dibandingkan
dengan poros pada pompa air tawar. (Sularso,1991).

Tebel 2.1 Baja karbon untuk konstruksi mesin dan baja batang yang difinis
dingin untuk poros.
Standar dan Lambang Perlakuan Kekuatan Keterangn
macam panas Tarik
(kg/mm2)
Baja karbon S30C Penormalan 48
konstruksi S35C Penormalan 52
mesin (JIS G S40C Penormalan 55
4501) S45C Penormalan 58
S50C Penormalan 62
S55C Penormalan 66
Batang baja S35C-D - 53 Ditarik dingin,
yang difinis S45C-D - 60 digerinda,
15

dingin S55C-D - 72 dibubut, atau


gabungan antara
hal-hal tersebut
( Sularso, Dasar – dasar Perancangan dan Pemilihan Elemen Mesin, Pradya
Pramita, Jakarta 1997 ).

Tabel 2.2 Jenis-jenis faktor koreksi berdasarkan data yang akan


ditransmisikan, fc.

Data yang ditransmisikan fc

Daya rata – rata yang diperlukan 1,2 – 2,0

Daya maksimum yang diperlukan 0,8 – 1,2

Daya normal 1,0 – 1,5

( Sularso, Dasar – dasar Perancangan dan Pemilihan Elemen Mesin,


Pradya Pramita, Jakarta 1997 ).

Pada perhitungan poros, yang akan dihitung adalah bahan dan diameternya.
Pertama harus diketahui Daya Motor (P) dan Putaran Motor (𝑛1 ) yang
diinginkan, setelah itu tentukan bahan yang akan digunakan lihat tabel 1.1 ,

2.5 Asumsi Daya


Pd = Fc × P
Keterangan :
Pd = Daya rencana (Kw)
Fc = Faktor koreksi
P = Daya (Kw)

Setelah mengetahui daya rencana selanjutnya menentukan momen 15actor atau


momen rencana
16

T = 9,74 × 105 × 𝑃𝑑 ⁄𝑛1

Tegangan izin dicari dengan menggunakan persamaan

τα = 𝜎𝐵 ⁄(𝑆𝑓1 × 𝑆𝑓2 )
Keterangan :
σB = kekuatan tarik izin
Sf1 = kekuatan keamanan dari bahan S-C dengan pengaruh masa
Sf2 = pengaruh kekasaran permukaan poros
Faktor koreksi untuk momen faktor Kt dan Faktor lenturan Cb / Km

Tabel 2.3 Menentukan nilai Km / Cb dan Kt


Jenis Pembebanan Km / Cb Kt
1.1 Poros Tetap
1.0 1.0
a. Beban perlahan 1.5 – 2.0 1.5 – 2.0
b. Beban tiba – tiba
1.5 1.0
1.2 Poros yang berputar
1.5 – 2.0 1.5 – 2.0
a. Beban perlahan ataupun
tetap 2.0 – 3.0 1.5 – 3.0
b. Beban tiba–tiba – kejutan
ringan
c. Beban tiba–tiba – kejutan
berat

Sumber : R.S., Khurmi dan Gupta J.K., 1982


1. Mencari diameter poros

5,1
Ds = [ τα × 𝐾𝑡 × 𝐶𝑏 × T]1/3

Poros dengan beban faktor


𝑁
Mt = 71620 𝑛

Dimana : N = daya yang ditransmisikan


Mt = momen torsi
17

n = putaran poros
2. Kekakuan Poros
𝑀𝑡.𝐿
Ɵ = 584 Ɵ.𝑑𝑠4

Dimana : ds = diameter poros


Ɵ = sudut defleksi (deg)
L = panjang
Mt = momen 17actor
τizin = modulus geser

Gambar 2.2 Poros

2.6 Bantalan

Bantalan adalah elemen mesin yang menumpu poros berbeban, sehingga


putaran atau gerakan bolak-baliknya dapat berlangsung secara halus, aman
dan panjang umur. Bantalan harus cukup kokoh untuk memungkinkan poros
serta elemen mesin lainnya bekerja dengan baik. Jika bantalan tidak berfungsi
dengan baik maka prestasi seluruh sistem akan menurun atau tidak dapat
bekerja secara semestinya. Jadi bantalan dalam permesinan dapat disamakan
peranannya dengan pondasi pada gedung. Bantalan yang dipakai adalah
bantakan jenis gelinding. Pada bantalan ini terjadi gesekan gelinding antara
bagian yang berputar dengan bagian yang diam melalui elemen gelinding
seperti bola (peluru), rol atau rol jarum, dan rol bulat.
18

1. Faktor kecepatan (fn)


1
33,3 3
fn = ( 𝑛 ) (sularso dan K Suga 1991)

2. Faktor umur (fh)


𝐶
fh = fn . 𝑃 (Sularso dan Suga (1991 ; Hal 143)
𝑟

Keterangan :
fh = Faktor umur bantalan
fn = Faktor kecepatan
C = Kapasitas nominal statis
P = Gaya yang bekerja pada

3. Umur nominal bantalan (Lh)


Lh = 500 . fh3 (sularso dan K Suga, 1991)

Gambar 2.3 Bantalan

Anda mungkin juga menyukai