Anda di halaman 1dari 4

Tugas 2 Mata Kuliah Sistem Politik Indonesia

Nama : MUNTASIR
Jurusan : Administrasi Negara
NIM : 030693539

“KINERJA LEMBAGA LEGISLATIF”

Pada tahun 2019 ini sudah digelar Pemilihan Umum, dimana pada tahun politik ini
suhu politik semakin panas dan semakin gaduh, sayangnya yang menyita perhatian hanya
persaingan menuju kursi presiden atau pemilihan presiden. Padahal selain pilpres Pemilu
Serentak 2019 ada pemilihan legislatif yang seharusnya mendapat perhatian serius dari
publik. Memilih calon legislator berkualitas dan berintegritas semestinya juga tak kalah
penting dengan memilih eksekutif.
Apalagi, kinerja Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) periode sekarang mendapat sorotan
tajam. Utamanya menyangkut salah satu tugas utama DPR sebagai lembaga legislatif yakni
membuat undang-undang. Fungsi legislasi ini yang dinilai sejumlah kalangan tidak
dijalankan dengan baik oleh DPR.
Indikasinya dari minimnya rancangan undang-undang (RUU) yang disahkan oleh
DPR. Dalam catatan Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi), di sepanjang
tahun ini DPR hanya mampu mengesahkan lima RUU dari target 50 RUU yang masuk
program legislasi nasional (prolegnas) prioritas.
Tahun-tahun sebelumnya juga sama saja. Di tahun 2014 dari 40 RUU prioritas cuma
tiga RUU disahkan. Lalu, pada 2015 terdapat 50 RUU prioritas namun hanya 10 RUU
disahkan. Kemudian pada tahun 2017 dengan 52 RUU prioritas hanya enam yang disahkan
menjadi undang-undang.
Jadi total cuma 24 RUU prioritas yang telah disahkan DPR periode sekarang selama
tahun 2014–2018. Minimnya pengesahan RUU prioritas tersebut mencerminkan pula kinerja
dan prestasi DPR periode sekarang ini.
Berkaca dari kinerja DPR periode sekarang, tentu kita menginginkan lembaga
legislatif periode mendatang bisa lebih baik kinerjanya. Perbaikan kinerja hanya bisa
dilakukan kalau DPR diisi legislator-legislator berkualitas, kredibel dan tentu memiliki
komitmen tinggi menjalankan fungsi legislatif.
Memang tak mudah mencari sosok legislator seideal itu dalam sistem politik seperti
sekarang ini. Harusnya, saringan awal mencari calon legislator andal, datang dari partai
politik. Persoalannya, partai politik lebih condong mempertimbangkan faktor tingkat
keterpilihan atau elektabilitas saat memilih calon-calon legislator dalam daftar calon
legislatif. Namun abai memperhatikan sisi kualitas si calon anggota legislatif.
Jika melihat lembaga legislatif periode sebelumnya masih banyak yang perlu dibenahi
untuk periode ini. Dimulai dari target-target yang dipasang sendiri oleh legislatif tetapi juga
tidak dipenuhi. Dalam sidang pleno, DPR tentu merumuskan target-target yang ingin dicapai
selama kepengurusannya, tak terkecuali target dalam pembentukan ataupun penyusunan
undang-undang. Dengan semangatnya yang masih berkobar tanpa memikirkan kesanggupan
kinerja dan hal-hal lain yang akan menghalangi kedepan, DPR mantap memasang target
penyusunan undang-undang yang tidak tanggung-tanggung. Namun dalam realisasinya DPR
tidak mampu memenuhi target yang dipasang sendiri, hal ini menjadi sebuah tanda tanya bagi
rakyat. Ada apa dibalik semua ini ketika target yang dipasang sendiri justru tidak mampu
untuk memenuhi.
Bukankah dalam memasang target juga perlu dipikirkan segala sesuatunya kedepan,
perlu dipikirkan kemampuan dan keefektifannya, dan sebelum ketok palu pemasangan target
tersebut perlu ditimbang positif dan negatifnya. Dan setelah ditinjau dari hasil kinerja yang
telah dijalankan jika hasilnya jauh sekali dari target yang dipasang bukankah hal ini justru
semakin menjadi citra buruk bagi DPR. Mengingat akhir-akhir ini kepercayaan rakyat kepada
lembaga legislatif semakin menurun melihat kinerja legislatif yang dinilai tidak mumpuni.
Menunjukkan kembali citra baik lembaga legislatif kepada rakyat adalah PR besar
DPR periode ini bagaimana tidak, rakyat sudah terlajur menaruh curiga kepada lembaga
tersebut. Apalagi rakyat selama ini sudah disuguhi dengan berbagai macam pelanggaran yang
justru dilakukan oleh si pembuat kebijakan, sungguh ironi melihat realita seperti itu. Rasanya
menjadi wajar ketika rakyat tidak lagi menaruh rasa percaya kepada lembaga legislatif,
mengingat banyak sekali track record lembaga legislatif periode lalu yang melakukan
pelanggaran yang mengakibatkan citra buruk DPR, dan kemungkinan besar tetap berimbas
pada lembaga DPR periode ini. Selama belum ada pembuktian yang benar-benar meyakinkan
rakyat bahwa DPR mampu bekerja sesuai dengan apa yang menjadi ekspektasi rakyat, selama
itu pula rakyat masih menyimpan kecurigaan dan ketidakpercayaan tehadap lembaga
tersebut.
Harapan yang tak henti diserukan rakyat kepada lembaga legislatif periode ini adalah
upaya dari sang pembuat kebijakan untuk tetap menjaga citranya sebagai penyalur aspirasi
rakyat yang benar-benar membela kepentingan rakyat bukan lagi mengutamakan kepentingan
selain rakyat. Selain itu diharapkan DPR benar-benar menjadi perwakilan rakyat yang
mengupayakan kesejahteraan rakyat, sehingga dengan upaya-upaya tersebut mampu
mengembalikan citra dari lembaga legislatif itu sendiri. Dan tidak lupa indikator keberhasilan
kinerja DPR ditentukan beberapa hal dan salah satunya pencapaian target yang telah
ditentukan pada saat sidang. Perlu berbenah diri mengingat periode sebelumnya yang perlu
diperbaiki kinerjanya.
Seperti kita ketahui hingga saat ini telah ada 22 anggota DPR RI 2014-2019 yang
ditetapkan tersangka korupsi oleh KPK. Tiga di antaranya menjadi tersangka pada tahun
pertama masa jabatan; yaitu Ardiansyah (Fraksi PDIP), Patrice Rio Capella (Fraksi Nasdem),
dan Dewi Yasin Limpo (Fraksi Hanura).
Boleh dikatakan, korupsi anggota DPR/D periode 2014-2019 sangat memprihatinkan.
Bahkan dua anggota legislatif yang merupakan ketua umum partai; Setya Novanto (Ketua
Umum Partai Golkar) dan Muhammad Romahurmuziy (Ketua Umum PPP); menjadi
pesakitan KPK.
Selain disoroti soal korupsi, para anggota legislatif juga banyak disorot masalah
kedisiplinan, dan minimnya capaian legislasi. Mereka banyak disorot juga dari sisi etik. Di
antaranya kasus "Papa Minta Saham" dan surat dari Wakil Ketua DPR Fadli Zon kepada
KPK terkait pemeriksaan Setya Novanto.
Daftar sumber :
https://analisis.kontan.co.id/news/kinerja-legislatif
https://www.kompasiana.com/murni_lestari/54f7400da33311c86c8b4730/legislatif-dan-kinerja
https://beritagar.id/artikel/berita/rapor-merah-lembaga-legislatif

Anda mungkin juga menyukai