Anda di halaman 1dari 85

Buku Panduan Praktikum Perpetaan Topografi 2017

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Seiring dengan pesatnya pertumbuhan ekonomi dan peningkatan investasi
dalam pemanfaatan sumber daya alam, maka kebutuhan informasi geografi suatu
wilayah dalam skala yang lebih detail merupakan suatu hal yang sangat sekali untuk
diketahui oleh seorang ahli geofisika, karena sebagai ahli geofisika harus dapat
memberikan informasi sejelas mungkin dengan menggunakan peta sebagai dasar
penyajian yang terkait dengan keadaan bumi.
Peta topografi adalah peta yang menggambarkan relief permukaan bumi/tanah
yang dinyatakan dengan garis ketinggian (kontur) memperlihatkan unsur-unsur asli
atau alam dan unsur-unsur buatan manuasia seperti jalan, bangunan, sungai, saluran
dan lain sebagainya diatas muka bumi ini. Unsur-unsur tersebut dapat dikenal
(diidentifikasi) dan pada umumnya diusahakan untuk diperlihatkan pada posisi
sebenarnya.
Peta topografi disebut juga sebagai peta umum (bersifat umum) sebab dalam
peta topografi tersebut unsur-unsur yang disajikan bukan hanya satu jenis saja, tetapi
justru dicoba untuk menyajikan semua unsur yang ada pada permukaan bumi ini.
Penyajian tersebut sudah tentu dengan memperhitungkan skala. Jadi peta topografi
dapat digunakan untuk bermacam-macam tujuan. Peta topografi dikenal sebagai peta
dasar yang digunakan sebagai sarana perencanaan umum untuk suatu pekerjaan
perencanaan pemgembangan suatu wilayah.
Dalam praktikum ini lebih di titik beratkan pada pembuatan peta dasar yang
menggambarkan tentang rupa bumi yang didapatkan dari pengukuran data
permukaan. Aplikasi dari peta ini sendiri adalah untuk perhitungan luas dan volume
dari suatu bahan galian serta sebagai penunjuk lokasi yang tepat pada peta tersebut.

Laboratorium Perpetaan Topografi


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta
Buku Panduan Praktikum Perpetaan Topografi 2017

1.2. Perpetaan Topografi


Peta topografi adalah representasi grafis dari bagian permukaan bumi yang
ditarik ke skala, seperti yang terlihat dari atas. Menggunakan warna, simbol, dan label
untuk mewakili fitur yang ditemukan pada permukaan bumi. Representasi yang ideal
akan terwujud jika setiap fitur dari daerah yang dipetakan dapat ditunjukkan dalam
bentuk yang benar. Untuk dapat dimengerti, peta harus diwakili dengan tanda
konvensional dan simbol. Pada peta skala 1:250.000, simbol yang ditentukan untuk
membangun mencakup areal seluas 500 meter persegi di atas tanah, sebuah simbol
jalan adalah setara dengan lebar jalan sekitar 520 kaki di tanah, simbol untuk rel
kereta api tunggal adalah setara dengan rel kereta api sekitar 1.000 kaki pada tanah.
Pemilihan fitur yang akan ditampilkan, serta penggambaran legenda harus sesuai
dengan pedoman yang ditetapkan oleh Badan Pemetaan

1.3. Maksud dan Tujuan


Maksud dari Praktikum Perpetaan Topografi adalah agar praktikan dapat
memahami dan mengerti kegunaan dari perpetaan. Pengertian ini meliputi tata cara
dalam penggunaan alat dan pengolahan data, yang harus dilakukan dengan baik dan
benar.
Tujuan dari Praktikum Perpetaan Topografi adalah agar praktikan dapat
menggunakan alat Total station dengan benar dan dapat melakukan pengolahan data
hingga tahap pemetaan topografi untuk menghasilkan peta topografi.

Laboratorium Perpetaan Topografi


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta Page 2
Buku Panduan Praktikum Perpetaan Topografi 2017

BAB II
DASAR TEORI

2.1. Pengetahuan Dasar Tentang Peta


2.1.1. Pengertian Peta
Peta merupakan ungkapan miniatur suatu posisi permukaan bumi yang
dilihat dari atas dan diproyeksikan pada bidang datar. Kegunaan peta adalah
untuk mengeplot atau mencantumkan suatu objek pengamatan di permukaan
bumi kedalam peta (diantaranya : lokasi, singkapan batuan, jalan raya, kota, dan
permukiman).
2.1.2. Penggolongan Peta
a. Berdasarkan atas skala peta
- Peta Teknik - Peta Geografi
Peta Topografi
- - Peta Situasi
b. Berdasarkan atas tema pembuatan peta (Peta Tematik)
- Peta Geologi - Peta Navigasi
- Peta Kehutanan - Peta Hidrogeologi
c. Berdasarkan letak peta terhadap muka bumi
- Peta Pemukaan
- Peta Bawah Permukaan

2.1.3. Kelengkapan Peta


Kelengkapan peta merupakan hal yang sangat penting dalam pembuatan
peta, hal ini berhubungan dengan informasi apa saja yang ada dalam peta
tersebut. Berikut unsur-unsur penting yang harus ada dalam peta khususnya peta
topografi, antara lain:
a. Relief

Laboratorium Perpetaan Topografi


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta Page 3
Buku Panduan Praktikum Perpetaan Topografi 2017

Adalah beda tinggi suatu tempat atau gambaran kenampakan


tinggi rendah suatu daerah serta curam landainya sisi-sisi perbukitan.
Jadi menunjukkan perbedaan tinggi rendahnya permukaan bumi.
Contoh : bukit, lembah, pegunungan, gawir, dll.
b. Drainage
Drainage atau pola pengaliran adalah segala macam bentuk-
bentuk yang hubungannya dengan penyaluran air baik di permukaan
maupun di bawah permukaan bumi. Contoh : sungai, danau, rawa,
laut/pantai, dll.
c. Culture
Merupakan segala bentuk hasil kebudayaan (budi daya
manusia) atau kebudayaan manusia, seperti perkampungan,
perkebunan, persawahan, dll.
d. Skala
Merupakan perbandingan jarak horisontal sebenarnya dengan
jarak di peta. Skala ada 3 jenis yaitu:
Skala Fraksi
Contoh : skala 1 : 25.000, artinya adalah 1cm dalam peta sama
dengan 25000 cm, (250 m) di lapangan. Kelemahan dari
skala ini adalah bila peta mengalami pembesaran, pengecilan
atau pemuaian maka skala ini tidak di pakai lagi.
Skala Verbal
Skala ini dinyatakan dengan ukuran panjang.
Contoh : 1cm = 10 km. Skala ini tidak jauh berbeda dengan
skala frasi.
Skala Grafis
Perbandingan jarak horizontal sesunguhnya dengan jarak peta
yang ditunjukan dengan garis. Keuntungannya tidak akan
terpengaruh baik pembesaran, pengecilan, maupun pemuaian
peta.

Laboratorium Perpetaan Topografi


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta Page 4
Buku Panduan Praktikum Perpetaan Topografi 2017

0 1 2 3 4 cm
1 : 50001 cm = 50 m
0 50 100 150 200 m

A B C
Gambar 2.1. Skala fraksi (A), Skala verbal (B), Skala grafis (C).
e. Orientasi Peta
Merupakan bagian yang menunjukan ukuran dari peta,arah
utara di kenal ada dua macam yaitu sebagai berikut :
1) Arah utara magnetik, yaitu arah utara yang ditunjukan oleh jarum
magnet.
2) Arah utara sebenarnya, yaitu arah utara secara geografis atau arah
utara yang sesuai dengan sumbu bumi.

Gambar 2.2. Orientasi Peta.


f. Legenda
Pada peta topografi banyak digunakan tanda untuk mewakili
bermacam-macam keadaan yang ada di lapangan dan biasanya terletak
di bagian bawah dari peta.
g. Judul Peta dan Lembar peta.
Merupakan nama daerah yang mencangkup dalam peta,
sedangkan nomor lembar peta berdasarkan sistem pembagian peta
tertentu.

Laboratorium Perpetaan Topografi


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta Page 5
Buku Panduan Praktikum Perpetaan Topografi 2017

h. Converage Diagram
Merupakan diagram yang menunjukan keterangan cara atau
metode pembuatan peta, hal ini untuk dapat memperkirakan sampai
sejauh mana kebaikan/ketelitian peta, misalnya :
Dibuat berdasarkan foto udara
Dibuat berdasarkan pengukuran di lapangan
i. Indeks Administrasi.

Merupakan pembagian daerah berdasarkan hukum


pemerintahan. hal ini penting untuk memudahkan pengurusan surat
izin untuk melakukan atau mengadakan penelitian/pemetaan.

Gambar 2.3. Indeks Administrasi.


j. Indeks To Adjoining Sheet.
Merupakan petunjuk tentang kedudukan / posisi peta tehadap
peta-peta yang ada di sekitarnya.
k. Edisi Peta
Keterangan tentang tahun pembuatan peta tersebut yang
berguna untuk mengetahui mutu daripada peta atau mengetahui kapan
peta tersebut dicetak atau dibuat.

Laboratorium Perpetaan Topografi


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta Page 6
Buku Panduan Praktikum Perpetaan Topografi 2017

2.1.4. Peta Topografi

Peta Topografi adalah peta yang menggambarkan bentuk penyebaran dan


ukuran dari roman muka bumi yang sesuai dengan daerah sebenarnya
menggunakan garis kontur. Karena target praktikum ini adalah untuk membuat
peta topografi dan peta situasi maka harus dipelajari terlebih dahulu tentang garis
kontur beserta sifat-sifatnya yang antara lain adalah sebagai berikut :
a. Garis kontur
Merupakan garis khayal tertutup, yang menghubungkan titik-
titik ketinggian yang sama di permukaan bumi atau kedalaman yang
sama di dasar laut, yang diukur dari suatu titik ketinggian acuan
biasanya diambil dari permukaan air laut rata-rata.
Beberapa sifat garis kontur yang harus diketahui adalah
sebagai berikut :
1. Garis kontur merupakan garis yang tertutup.
2. Nilai garis kontur dihitung dari ketinggian muka air laut
rata-rata sebagai nilai nol
3. Garis kontur tidak akan berpotongan atau bertemu dengan
nilai ketinggian yang berlainan, kecuali dalam keadaan
ekstrim seperti over hanging cliff.
4. Garis kontur tidak bercabang
5. Garis kontur rapat menunjukan topografi yang curam,
sebaliknya garis kontur yang renggang menunjukan
topografi yang landai
6. Garis kontur akan meruncing ke hulu jika memotong suatu
lembah sungai
7. Garis kontur yang digambarkan dengan garis putus-putus
dengan harga interval setengah dijumpai pada bagian
puncak bukit.

Laboratorium Perpetaan Topografi


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta Page 7
Buku Panduan Praktikum Perpetaan Topografi 2017

b. Interval Kontur
Jarak vertikal antara garis kontur satu dengan garis kontur
lainnya yang berurutan. interval kontur pada peta tergantung dari :
1) Skala peta, perbandingan luas daerah yang akan
dipetakan.
2) Relief, kontras beda elevasi daerah yang akan dipetakan
3) Tujuan dari peta, apakah untuk pekerjaan geologi umum
maupun geologi teknik atau untuk kepentingan militer.
Jika tidak ada hal-hal khusus atau dalam keadaan umum,
maka interval kontur dapat ditentukan sebagai berikut :

IK (Interval Kontur) = skala peta X 1/2000

Misalnya skala peta 1 : 50.000


IK = 50.000 X 1/2000 = 25 meter
Rumus diatas digunakan untuk peta berskala 1: 25.000
dan peta berskala lebih dari 1: 25.000
c. Indeks Kontur
Garis kontur yang dicetak tebal pada peta, yang mana
merupakan kelipatan tertentu dari beberapa garis kontur (kelipatan
lima atau sepuluh).

Laboratorium Perpetaan Topografi


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta Page 8
Buku Panduan Praktikum Perpetaan Topografi 2017

2.2. Konsep Dasar Alat

SD

VA tr
α
D

ta

Gambar 2.4. Konsep Dasar Alat.

Pada Hasil pembacaan alat akan didapatkan Ha, Va, SD. Untuk mencari H
dan D digunakan rumus sebagai berikut:
Y = SD Sin (90⁰ - D (jarak datar) = SD cos
α = 90⁰ - VA VA) α

H = Talat + Y – T rambu

Keterangan:
Ha : Pembacaan horizontal ta : tinggi alat
Va : Pembacaan vertical tr : tinggi rambu
SD : Jarak Miring
H : Ketinggian
D : Jarak sebenarnya
2.3. Kerangka Pemetaan
Dalam pembuatan peta topografi perlu adanya titik ikat dimana titik tersebut
digunakan sebagai acuan dalam penggambaran peta. Titik acuan adalah titik yang

Laboratorium Perpetaan Topografi


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta Page 9
Buku Panduan Praktikum Perpetaan Topografi 2017

mempunyai sebuah koordinat yang dalam penghitungannya mengacu pada sebuah


datum dan proyeksi peta, di Indonesia datum yang di gunakan adalah WGS 84.
Sedangkan koordinat lokal adalah koordinat yang tidak mengacu pada dua hal
tersebut (koordinat sementara). Titik ikat tersebut berfungsi sebagai titik kontrol agar
data yang didapatkan dapat diolah sesuai dengan sistem koordinat yang ada.
Kumpulan sejumlah titik ikat ini disebut kerangka dasar pemetaan atau biasa disebut
dengan Poligon.
2.3.1. Poligon
Poligon berasal dari kata polygon yang berarti poly : banyak dan
gon(gone) : titik. Secara umum Poligon dibagi menjadi dua jenis yaitu
Poligon Terbuka dan Poligon Tertutup.

Gambar 2.5. Poligon Terbuka (A), Poligon Tertutup (B).

a. Poligon Terbuka
Merupakan serangkaian garis yang berhubungan tetapi tidak
kembali ke titik awal atau dengan kata lain titik awal tidak sama
dengan titik akhir. Poligon Terbuka biasanya digunakan untuk
pemetaan daerah yang luas, pemetaan jalan raya, saluran irigasi,
sungai, dan lain – lain.

Laboratorium Perpetaan Topografi


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta Page 10
Buku Panduan Praktikum Perpetaan Topografi 2017

Gambar 2.6. Koreksi Poligon Terbuka.


Koreksi azimuth

Koreksi jarak

b. Poligon Tertutup
Serangkaian garis-garis yang membentuk kurva tertutup,
dengan kata lain titik awal dan akhir berada pada titik yang sama.
Poligon tertutup biasanya digunakan dalam pekerjaan geoteknik,
pembangunan bendungan, waduk, pemukiman, dan pembuatan
kontur.

Gambar 2.7. Koreksi Poligon Tertutup.

a) Koreksi Sudut Dalam dapat dicari dengan rumus :

< 1 = (BM1.BM2) – (BM1.BM2)

< 2 = (BM2.BM1) – (BM2.BM3)

< 3 = (BM3.BM2) – (BM3.BM1)

Laboratorium Perpetaan Topografi


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta Page 11
Buku Panduan Praktikum Perpetaan Topografi 2017

Gambar 2.8 Koreksi Sudut Dalam.


b) Koreksi Ha

Koreksi sudut dalam dapat dicari dengan rumus :

BM 2.BM 3 = (BM1.BM2) + 180 -<2

BM 3.BM 1 = (BM2.BM3) + 180 - <3

BM 1.BM 2 = (BM3.BM1) – 180 - <1

Gambar 2.9. Ha Sudut Dalam Terkoreksi.

Laboratorium Perpetaan Topografi


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta Page 12
Buku Panduan Praktikum Perpetaan Topografi 2017

c) Perhitungan Koreksi Poligon


Untuk mendapatkan nilai absis (x) dan ordinat (y), digunakan rumus
sebagai berikut:

Apabila:

Gambar 2.10. D Terkoreksi Dengan Konsep Pythagoras

Laboratorium Perpetaan Topografi


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta Page 13
Buku Panduan Praktikum Perpetaan Topografi 2017

Koreksi Ha:

Gambar 2.11. Pembagian Kuadran Dalam Koreksi Ha

Gambar 2.12. Sketsa Perhitungan Ha Sesuai Kuadran.

d) Koreksi Beda Tinggi


Perhitungan beda tinggi harus memperhatikan tinggi alat, tinggi
target/rambu, Y yang telah diperoleh pada bagian perhitungan dasar. Berikut adalah
rumus yang digunakan untuk menghitung beda tinggi:

Laboratorium Perpetaan Topografi


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta Page 14
Buku Panduan Praktikum Perpetaan Topografi 2017

Apabila:

Hasil akhir yang diperoleh dari koreksi beda tinggi adalah ketinggian (elevasi) dari
tiap BM.

Laboratorium Perpetaan Topografi


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta Page 15
Buku Panduan Praktikum Perpetaan Topografi 2017

BAB III
PENGENALAN ALAT

Dalam setiap praktikum, praktikan diharapkan mengenal alat yang digunakan,


meliputi bagian alat dan kegunaannya, mengoperasikan alat, metode pembacaan dan
perhitungan dari data yang didapat.

3.1. Alat – alat Pemetaan Topografi


Alat-alat yang digunakan adalah:
1. Total Station
Merupakan salah satu alat yang dapat digunakan untuk membuat peta
topografi maupun planimetri. Data yang diperoleh dari pengukuran
dilapangan menggunakan alat ini adalah sudut vertikal (Va), sudut
horizontal (Ha), jarak Vetikal (SD) yang menentukan posisi, jarak, dan
beda tinggi.
2. Statif (Tripot)
Digunakan untuk meletakan (menyangga) Total station atau Prisma
Poligon. Tinggi rendahnya dapat diatur sesuai kenyamanan dalam
pengukuran.
3. Prisma Poligon
Digunakan sebagai target dalam pengambilan titik poligon atau
Pengambilan Backsight (BS) dan Foresight (FS). Prisma poligon diletakan
pada sebuah Tripot.
4. Prisma Detil
Digunakan sebagai target dalam pengambilan titik detil. Prisma detil
diletakan pada suatu batang yang dapat ditinggikan dan direndahkan sesuai
keadaan di lapangan.
5. Meteran
Digunakan untuk mengukur tinggi alat pada saat digunakan.
Laboratorium Perpetaan Topografi
Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta Page 16
Buku Panduan Praktikum Perpetaan Topografi 2017

6. Kompas Geologi
Digunakan untuk mengorientasikan alat pada utara sebenarnya.
3.2. Bagian-bagian Alat dan Fungsinya
1. Bagian Alat

Handle

Gambar 3.1. Bagian Alat Total Station.

2. Tombol-tombol Operasi

Gambar 3.2. Tombol Operasi.

Laboratorium Perpetaan Topografi


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta Page 17
Buku Panduan Praktikum Perpetaan Topografi 2017

Keterangan:

Tombol Power, fungsi untuk menyalakan/mematikan instrumen

Illumination, fungsi untuk menyalakan layar

Menu, fungsi untuk masuk / memilih menu pengukuran

Mode, berfungsi untuk mengganti fungsi keypad dari alphabet ke


numeric

Record/Enter, berfungsi untuk eksekusi perintah/merekam data

Escape, berfungsi untuk membatalkan/kembali keperintah sebelumnya

MSR1/MSR2, untuk melakukan pengukuran/setting mode pengukuran

Display, berfungsi untuk mengganti tampilan pada layar

Angel, berfungsi untuk mengatur sudut

STN, untuk input Station atau angka 7, atau huruf A, B, C

S-O, untuk melakukan stake-out, atau input angka 8, atau huruf D, E, F

O-S, untuk melakukan pengkuran off set, atau input angka 9, atau huruf
G, H, I

PROGRAM, untuk masuk menu program atau input angka 4, atau huruf
J, K, L
Lumi-Guide, untuk menyalakan lumi guide sewaktu pekerjaan
stakeout.
DATA, berfungsi untuk melihat data secara cepat (shortcut ke menu
Data)
atau input angka 6 atau huruf P, Q, R
USR, berfungsi sebagai shorcut ke perintah HT, Targer, COGO dsbnya
atau
input angka 1 atau huruf S, T, U
COD, berfungsi sebagai shortcut ke pemberian code, atau input angka
3 atau
huruf Y, Z
HOT KEY, untuk masuk ke menu HT, Suhu dan tekanan, Target
Laboratorium Perpetaan Topografi
Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta Page 18
Buku Panduan Praktikum Perpetaan Topografi 2017

3.3. SOP Alat


1. Memeriksa kondisi alat
Sebelum digunakan untuk survey ke lapangan, sebaiknya dilakukan
pengecekkan alat, apakah alat dalam keadaan baik atau tidak. Aabila alat
dirasa kurang layak untuk dipakai maka perlu dilakukan perbaikan terlebih
dahulu.
2. Cara Membawa Alat
 Alat dibawa dalam kondisis yang snaga hati-hati dan berada didalam
kotak atau box yang telah tersedia.
 Usahakan jangan sampai alat terbanting atau dibanting.
 Jangan menduduki box alat, karena akan menyebabkan kerusakan
alat yang ada didalamnya.
 Pada saat mengeluarkan alat diusahakan sangat hati-hati, gunakan
kedua tangan. Satu tangan untuk memegang handle dan satu tangan
untuk memegang bawah alat.
 Apabila sudah selesai digunakan, masukkan alat kembali kedalam
box dengan kondisi lensa sudah tertutup dan menghadap ke bawah.
 Jangan lupa untuk melepas baterai pada alat.

3.4. Mendirikan Statif dan Sentring Alat


Maksud dari kegiatan ini adalah untuk meletakan kedudukan
instrument alat ukur pada posisi yang benar-benar vertikal.
Cara kerja:
1. Dirikan statif dengan benar dan buat tatanan instrument yang
sedatar mungkin. Tinggi rendahnya dapat diatur sesuai
kenyamanan dalam pengukuran.
2. Tancapkan statif dalam-dalam pada tanah, sehingga tidak mudah
bergerak kemudian kunci statif dengan memutar ke kanan skrup
yang terdapat pada masing-masing kaki statif.

Laboratorium Perpetaan Topografi


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta Page 19
Buku Panduan Praktikum Perpetaan Topografi 2017

3. Letakkan alat Total Station di atas statif lalu kunci skrup


pengencang alat.
4. Gelembung pada nivo kotak kita ketengahkan dengan menyetel
ketiga skrup penyetel, buka pengunci pada kaki statif, gerakan
kebelakang dan kedepan hingga nivo kotak berada di tengah,
kemudian kunci kembali skrup pada kaki statif.
5. Setelah gelembung udara pada nivo kotak berada di tengah,
kemudian mengatur nivo tabung dengan ketiga sekrup penyetel
dengan memutar alat Total Station dengan menyetarakan pada
ketiga sisi kaki statif untuk mengetahui ketepatan nivo kotak dan
nivo tabung.

Gambar 3.3. Pengaturan Nivo.

6. Setelah kedua nivo berada di tengah lihat kembali pada teropong


untuk memastikan ketepatan paku agar berada di tengah. Bila
dilihat pada teropong berubah (tidak ditengah) buka kunci sekrup
pengencang alat kemudian menggeser Alat Total Station sambil
melihat pada teropong agar ketepatan paku benar-benar di tengah.
7. Setelah langkah a, b, c, d, e, dan f dikerjakan dengan baik, maka
alat Total Station siap untuk melakukan pengamatan

3.5. Komposisi Alat


Komposisi peralatan dan kelengkapan yang diperlukan untuk pengukuran :

Laboratorium Perpetaan Topografi


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta Page 20
Buku Panduan Praktikum Perpetaan Topografi 2017

- Main unit TS Nikon DTM 352 series dan Tripod


- Prisma untuk poligon 2 buah
1. 1 buah untuk Backsight (BS) + Tripod
2. 1 buah untuk Foresight (FS) + Tripod
- Prisma untuk detil minimal 1 buah + Pole
- Meteran kecil untuk mengukur tinggi alat & prisma

3.6. Set-Up Instrumen

Gambar 3.4. Set- Up Instrumen.

Sebelum melakukan pengukuran kita harus melakukan set up alat terlebih


dahulu, langkahnya adalah :
1. Dirikan alat TS di titik STN (titik tempat berdiri alat, misal titik 2 ) dan
lakukan centering dengan mengatur nivo kotak dan nivo tabung sampai
seimbang.
2. Dirikan prisma poligon masing-masing pada titik 1 (untuk Backsight
= BS) dan titik 3 (untuk Foresight = FS), kemudian lakukan centering.
Langkah centering sama dengan waktu centering dengan alat TS.
3. Total station siap digunakan untuk melakukan pengukuran.

3.7. Setting Instrumen


Ada beberapa setting yang perlu dilakukan sewaktu kita akan melakukan
pengukuran :
1. Setting Job

Laboratorium Perpetaan Topografi


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta Page 21
Buku Panduan Praktikum Perpetaan Topografi 2017

Dilakukan untuk melakukan setting seperti : Skala factor,


Temperature dan Pressure, Sudut, Jarak dan sebagainya. Setelah kita buat
Job, akan ada pilihan untuk masuk ke menu Sett.

Gambar 3.5. Display Setting Job

Untuk masuk ke menu setting tekan tombol MSR2


Berikut Parameter yang perlu untuk di setting :
- Scale (skala factor) : 1.000000
- T - P corr (temperature dan pressure)
- ON (koreksi temperatur & tekanan aktif)
- OFF (koreksi tempertur & tekanan tidak aktif)
- Sea Level : ON
- C & R Corr : 0.132
- Angle : DEG
- Distance : Meter
- Temp :°C
- Press : mmHg
- VA Zero : Zenith
- AZ Zero : North
- Order : NEZ / ENZ
- HA : Azimuth
Catatan :

Laboratorium Perpetaan Topografi


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta Page 22
Buku Panduan Praktikum Perpetaan Topografi 2017

Setting ini cukup dilakukan sekali karena akan tetap


tersimpan meskipun alat dimatikan.
Setting ini juga bisa dilakukan dari MENU (tombol menu)-->
Setting (nomor 3)
2. Setting Measurements
Setting ini digunakan untuk melakukan setting seperti : target,
konstanta prisma dan lainlain. Dengan adanya dua tombol MSR (MSR1 clan
MSR2) memungkinkan kita untuk setting dua mode pengukuran yang
berbeda, misal MSR1 untuk yang non-prisma dan MSR2 untuk yang prisma.
Langkahnya:

- Tekan tombol MSR dan tahan beberapa saat, sehingga akan


muncul gambar sebagai berikut :

Gambar 3.6. Display Setting Measurement.

Keterangan :
Target : - N-Prisma (untuk reflectorless)
- Prisma (untuk pakai reflector)
Const : Isikan sesuai dengan konstanta prisma (mis : 0 mm,
30 mm, dsbnya)
Mode : Precise / Normal
Ave : 1 -99
Rec mode : - MSR only (hanya mengukur, data tidak disimpan )

Laboratorium Perpetaan Topografi


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta Page 23
Buku Panduan Praktikum Perpetaan Topografi 2017

- Confirm (ada pertanyaan data mau disimpan/tidak)


-All (mengukur dan data otomatis langsung disimpan)

Perlu diperhatikan juga setting constanta prisma, karena jika kita


memasukkan nilai konstanta prisma yang tidak sesuai maka hasil pengukuran
yang kita lakukan juga tidak tepat. Untuk itu perlu diperhatikan jika kita mau
melakukan pengukuran, maka kita pastikan bahwa nilai konstanta prismanya
sudah sesuai.

Contoh setting konstanta prisma:

Gambar 3.7. Prisma Poligon.

Demikian juga jika konstanta prismanya adalah 0 mm, -maka kita isikan
dengan 0 mm.

3.8. Pengukuran Poligon


Poligon dapat diartikan sebagai suatu rangkaian dari titik-titik secara
berurutan sebagai kerangka pemetaan. Posisi atau koordinat titik-titik poligon
tersebut diperoleh dengan mengukur sudut dan jarak antar titik poligon, serta azimuth
salah satu sisinya.
Misal diketahui poligon tertutup seperti berikut :

Laboratorium Perpetaan Topografi


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta Page 24
Buku Panduan Praktikum Perpetaan Topografi 2017

Gambar 3.8. Desain Survei Lapangan.


Deskripsi : - Alat di titik 2 sebagai STN (station)
- Prisma Poligon di titik 1 sebagai BS (backsight)-dari di titik 3-
sebagai FS (foresight)
Langkah kerja yang dilakukan sebelum melakukan pengukuran dengan alat
survey Nikon Total station adalah sebagai berikut :
1. Set-up alat
Lakukan set-up alat seperti deskripsi di atas, dan lakukan centering sampai
setimbang sehingga alat siap untuk digunakan, baik untuk TS maupun kedua
prismanya.

2. Membuat Job
Untuk membuat Job pengukuran yaitu dengan cara menekan tombol
MENU 4 pilih JOB atau tekan tombol angka 14 ENTER sehingga akan muncul
seperti berikut :

Gambar 3.9. Langkah-Langkah Membuat Job.

Laboratorium Perpetaan Topografi


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta Page 25
Buku Panduan Praktikum Perpetaan Topografi 2017

Pilih Create (tekan tombol MSR1) - Masukkan nama JOB (maksimal 8 karakter)
Untuk menghapus job pilih DEL atau tekan tombol MSR2.

3. Mencari sudut azimuth pendekatan dengan kompas.


- Pasang kompas di atas alat.
- Putar alat secara horisontal (ke kanan atau ke kiri) sehingga teropong
menghadap ke arah "Utara" yang disesuaikan dengan arah utara pada kompas,
kemudian kunci alat.
- Bacaan sudut horizontal di alat ( HA ) dibuat menjadi 0 ( nol ) dengan cara
tekan tombol "ANG" kemudian pilih 0 set.
Setelah bacaan sudut horizontal menjadi 0 ( nol ), putar teropong ke arah
backsight (misal titik 1) serta bidik backsight, kemudian kunci alat.
- Bacaan horizontal yang ditampilkan di alat tersebut adalah sudut azimuthnya,
kemudian kita catat bacaan sudutnya tersebut

4. Memasukkan Koordinat Tempat berdiri Alat


Untuk memulai pengukuran, masukkan tinggi alat dan koordinat tempat
berdiri alat. Untuk memasukkan koordinat tempat berdiri alat yaitu dengan cara :
- Tekan tombol STN ( tombol nomor 7), sehingga akan muncul seperti berikut:

Gambar 3.10. Set-Up Base Station.


- Untuk memasukan koordinat tempat berdiri alat kita pilih KNOWN atau tekan
tombol 1.
- Maka untuk selanjutnya kita diminta untuk memasukkan nomer titik dan
koordinat STN (koordinat X,Y,Z) tempat berdiri alat, serta kodenya.
Catatan : Kode dapat berupa BM, detil, patok, dll.
Kode ini boleh diisi atau dapat juga dikosongkan

Laboratorium Perpetaan Topografi


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta Page 26
Buku Panduan Praktikum Perpetaan Topografi 2017

5. Memasukkan Backsight ( BS )
Setelah koordinat tempat berdiri alat (STN) dimasukkan, maka secara otomatis
dari alat akan meminta untuk memasukkan informasi titik backsight ( BS ). Informasi
ini dapat berupa :
- Informasi koordinat backsight
- Informasi azimuth dari titik koordinat berdiri alat ke titik Backsight

Gambar 3.12. Titik Backsight


- Untuk awal pengukuran yang kita ketahui adalah sudut, dalam hal ini
adalah sudut azimuth yang sudah diperoleh dari azimuth pendekatan dengan
kompas ( yang sudah dicatat ). Lihat langkah no.3
-
- Maka untuk memasukkan bacaan sudut itu kita tekan tombol no 2 atau
dengan panah ke atas / ke bawah kita pilih Angle, maka akan muncul seperti
berikut :

Gambar 3.13. Input Backsight.


Keterangan :

Laboratorium Perpetaan Topografi


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta Page 27
Buku Panduan Praktikum Perpetaan Topografi 2017

- BS : masukkan nomor titik backsight ( nomor 1 ) kemudian tekan tombol


ENT atau panah ke bawah
- HT : masukkan tinggi target / prisma kemudian tekan tombol ENT atau
panah ke bawah
Masukkan nilai sudut azimuthnya, misal diketahui azimuth 135°25'05"
maka penulisan di alat 135.2505

Gambar 3.14. Input Azimuth


Kemudian tekan ENT maka :

Gambar 3.15. STN Dari Input Azimuth.


Bidik backsight, tekan tombol MSR1 untuk merekam data tekan
tombol ENT, karena pada saat melakukan pengukuran backsight
menggunakan azimuth, maka apabila ingin diketahui koordinat titik
backsight maka tekan MSR1 ( posisi teropong masih ke arah backsight ).
Ingat : setelah melakukan pengukuran kemudian tekan ENT untuk perekaman
data sehingga akan muncul seperti berikut :

Gambar 3.16. Input titik STN.


Karena kita masih pada pengukuran backsight, maka :
PT : masukkan nomor titik backsight
HT : tinggi Prisma

Laboratorium Perpetaan Topografi


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta Page 28
Buku Panduan Praktikum Perpetaan Topografi 2017

CD : kode titik
Kemudian tekan tombol ENT
6. Melakukan Pengukuran Foresight
Putar teropong dan arahkan ke titik 3, kemudian lakukan pengukuran dengan
cara menekan tombol MSR1, kemudian tekan tombol ENT untuk merekam data.

Gambar 3.17. Input Foresight.

7. Pindah Alat ke titik selanjutnya ( titik 3)


Posisi alat berdidri di titik 3, sedangkan backsight di titik 2 dan foresight di
titik 4. Langkah yang dilakukan sama dengan langkah no 3, 4 dan 5, yang berbeda
pada saat melakukan pengukuran backsight, yang kita inputkan adalah koordinat
backsight. Koordinat backsight ini diperoleh dari hasil pengukuran pada saat berdiri
di titik 2.
Keterangan :
BS : Masukkan point target backsight
HT : Tinggi target / prisma
CD : Kode

Gambar 3.18. Input Titik Target Backsight

Apabila koordinat untuk backsight belum ada / belum pernah terekam di alat maka
secara otomatis kita diminta untuk meng-inputkan koordinat backsight tersebut.

Laboratorium Perpetaan Topografi


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta Page 29
Buku Panduan Praktikum Perpetaan Topografi 2017

8. Ulangi langkah seperti di atas ( langkah no. 6 ) hingga semua titik telah
terukur.

3.9. Pengukuran Detil


Sebelum melakukan pengukuran detil kita perlu juga untuk input STN dan
juga BS. Prosedur pengukurannya juga harus kita jalani dulu seperti set-up alat dan
centering. Berikut ini adalah langkah-langkah yang dilakukan untuk melakukan
pengukuran detil .
1. Membuat Job
Untuk membuat Job pengukuran yaitu dengan cara menekan tombol
MENU 4 pilih JOB atau tekan tombol angka 1 --> ENTER sehingga akan muncul
seperti berikut :

Gambar 3.19. Menu Job.

Pilih Create (tekan tombol MSR1) 4 Masukkan nama JOB Untuk menghapus job
pilih DEL atau tekan tombol MSR2.

Gambar 3.20. Membuat Job.


2. Memulai Pengukuran
a. Memasukkan Koordinat Tempat berdiri Alat (STN)
Untuk memulai pengukuran, masukkan tinggi alat dan koordinat
tempat berdiri alat. Untuk memasukkan koordinat tempat berdiri alat yaitu

Laboratorium Perpetaan Topografi


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta Page 30
Buku Panduan Praktikum Perpetaan Topografi 2017

dengan cara : Tekan tombol STN ( tombol nomor 7), sehingga akan muncul
seperti berikut :

Gambar 3.21. Set-Up Job.

Untuk memasukan koordinat tempat berdiri alat kita pilih KNOWN


atau tekan tombol 1, kemudian masukkan informasi titik STN seperti nilai X,
Y, Z dan tinggi alat dan kode.
b. Memasukkan Backsight ( BS )
Setelah koordinat tempat berdiri alat dimasukkan, maka secara
otomatis dari alat akan meminta untuk memasukkan informasi backsight
(BS) dan tinggi prisma. Informasi ini dapat berupa :
- Informasi Koordinat backsight (X, Y, Z)
- Informasi azimuth dari titik koordinat berdiri alat ke titik
Backsight Misal diketahui azimuth 135°25'05" maka penulisan di
alat 135.2505
Kemudian arahkan teropong ke BS dan bidik (tekan tombol MSR), untuk
merekam tekan tombol ENT.

3. Melakukan Pengukuran Detil


Setelah memasukkan koordinat tempat berdiri alat dan informasi
backsight selesai dilakukan, maka selanjutnya dapat dilakukan pengukuran titik
detail yang diinginkan. Cara pengukurannya adalah :
- Arahkan teropong ke posisi prisma detil, kemudian tekan tombol
MSR
- Untuk menyimpan datanya tekan ENTER, kemudian akan muncul :

Laboratorium Perpetaan Topografi


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta Page 31
Buku Panduan Praktikum Perpetaan Topografi 2017

Gambar 3.22 Input Detil.

- Kemudian tekan ENTER, sehingga data akan tersimpan dalam alat.


- Setelah tersimpan otomatis no point akan bertambah/naik satu.
- Lakukan pengukuran clan perekaman untuk titik-titik detil yang seperti
prosedur di atas.
Note : Sewaktu kita menyalakan alat maka otomatis kita akan masuk Job terakhir
yang terbuka/aktif. Atau kita bisa juga mengeceknya melalaui
MENU JOB, maka job yang aktif adalah yang ada tanda bintangnya.

Jika kita ingin pindah ke job lain, tinggal pilih job yang lainnya dengan tombol
navigasi.

Gambar 3.23. Job Manager.

Laboratorium Perpetaan Topografi


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta Page 32
Buku Panduan Praktikum Perpetaan Topografi 2017

BAB IV
PENGGAMBARAN PETA

4.1. Metode Interpolasi


Merupakan suatu metode untuk menentukan nilai ketinggian suatu titik
dengan menganggap bahwa suatu titik tersebut berada pada suatu bidang yang
beraturan.ada empat (4) cara dalam perhitunganya yaitu:
1) Bila titik ketinggian disesuaikan dengan interval kontur, maka rumus
yang digunakan adalah :

2) Bila titik ketinggian tidak sesuai dengan batas atas maka rumus yang
digunakan yaitu:

3) Bila titik yang tidak bersesuian dengan batas bawah,maka rumusnya :

4) Bila titik ketinggianya tidak bersesuaian sama sekali maka dapat dicari
dengan rumus :

Keterangan:
IK = Interval Kontur

Laboratorium Perpetaan Topografi


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta Page 33
Buku Panduan Praktikum Perpetaan Topografi 2017

t1 = Titik ketinggian terendah


t2 = Titik ketinggian tertinggi
Y = Panjang garis interpolasi
X = Panjang garis penggal
ta = Titik ketinggian yang tidak sesuai batas atas
tb = Titik ketinggian yang tidak sesuai batas bawah

4.2. Penggambaran dan Plotting Posisi


4.2.1. Penggambaran Poligon dan Kontur
Selain pengambilan data lapangan, pengolahan data, ada hal yang juga
penting dikuasai dalam perpetaan yaitu ploting posisi. Plotting posisi adalah
suatu teknik menentukan posisi titik di dalam sebuah peta. Dalam pembuatan
peta topografi teknik ini wajib dikuasai karena sangatlah fatal apabila kita salah
menentukan posisi pada peta. Dalam penggambaran peta topografi ada
beberapa tahapan atau prosedur yang harus dikerjakan, yaitu :
A. Penggambaran titik poligon, prosedur yang diikuti adalah :

o Menyiapkan scale paper, yaitu kertas gambar yang diberi


kerangka koordinat berupa milimeter block dengan ukuran
sesuai kebutuhan.
o Penggambaran / plotting dari titik poligon mula-mula dari
titik poligon yang diketahui koordinat. Biasanya dengan
milimeter block dengan ukuran sesuai kebutuhan.
o Plotting poligon pada kertas kalkir dengan jarak grid 10 cm.

B. Penggambaran titik detail, prosedur yang diikuti adalah :

o Dimulai dari titik ikat, yaitu titik poligon.


o Dari titik ikat ini kita tarik garis lurus antara titik detail yang
mempunyai azimuth yang sama.
o Penggambaran titik tersebut cukup menggunakan data jarak
dan azimuth hasil pengukuran ( tidak perlu menggunakan
data koordinat ).
Laboratorium Perpetaan Topografi
Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta Page 34
Buku Panduan Praktikum Perpetaan Topografi 2017

o Jika detail merupakan titik tinggi yang nantinya akan


digunakan untuk penggambaran garis kontur, maka
sebaiknya langsung dituliskan ketinggianya agar lebih
efektif.
o Jika detail berupa bangunan, maka harus diperhitungkan
sketsa bangunan tersebut dari lapangan. Hal ini bertujuan
untuk menghindari kesalahan.

C. Penggambaran kontur.
Dalam proses ini sangat diperlukan pemahaman bentuk kontur
daerah pengambilan data, untuk itu diperlukan sketsa pada saat
pengambilan data dilapangan. Prosedur penggambarannya yaitu:
o Menentukan letak kedudukan garis kontur berdasarkan interval
kontur yang telah dipilih pada titik detail yang sudah diplot
sebelumnya.
o Setelah itu tarik garis kontur berdasarkan nilai elevasi yang
sama dimulai dari elevasi tertinggi.
o Hapus semua angka elevasi yang ada pada kertas millimeter,
kecuali nilai elevasi yang dijadikan nilai kontur indeks.
o Pertebal garis kontur indeks berdasarkan kelipatan interval.
o Dalam penarikan garis harus memperhatikan sifat – sifat garis
kontur itu sendiri.
o Memindahkan gambar kedalam kertas kalkir.

d. Penggambaran Cross Section.


Untuk memudahkan kita menggambarkan bentuk medan dari peta
topografi yang ada, maka dibuatlah penampang lintasan. Langkah-
langkah membuat penampang lintasan adalah sebagai berikut :
o Membuat garis penampang yang kita inginkan pada peta.
o Membuat potongan kertas sepanjang penampang yang kita buat.

Laboratorium Perpetaan Topografi


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta Page 35
Buku Panduan Praktikum Perpetaan Topografi 2017

o Menggambarkan ulang (menandai) titik-titik harga ketinggian yang


dilewati oleh garis penampang yang telah kita buat dan catat pula nila
ketinggiannya pada kertas atau mistar untuk diproyeksikan pada kertas
blok milimeter.

Gambar 4.1. Pembuatan Sayatan


o Menghubungkan titik-titik proyeksi pada blok milimeter hasil proyeksi
dari kertas.
o Memberikan keterangan-keterangan profil, bila profil melewati puncak
bukit, sungai, atau zona depresi.

Laboratorium Perpetaan Topografi


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta Page 36
Buku Panduan Praktikum Perpetaan Topografi 2017

Gambar 4.2. Penampang Melintang (cross section).

Laboratorium Perpetaan Topografi


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta Page 37
Buku Panduan Praktikum Perpetaan Topografi 2017

BAB V
STAKE OUT DAN UPLOAD DOWNLOAD

Pengukuran Stake out adalah suatu model pengukuran yang digunakan untuk
menentukan lokasi koordinat suatu titik dilapangan. Prinsipnya adalah terbalik
dengan konsep pengambilan data lapangan. Kalau pengambilan data lapangan kita
mencari/mengukur koordinat titik dari lapangan, sedangankan stake out adalah
mengembalikan koordinat ke lapangan dari desain. Ada banyak cara dalam pekerjaan
stake out yaitu :
1. Stake out berdasarkan koordinat (X, Y, Z), yaitu menentukan
posisi suatu titik dilapangan berdasrkan data koordinat.
2. Stake out berdasarkan HA-HD, yaitu stake out berdasarkan pada besaran
sudut horizontal dan jarak datar
3. Stake out DivLine, yaitu stake out untuk menentukan posisi titik-titik
dengan membagi jarak yang sama pada satu garis
4. Stake out RefLine, yaitu stake out untuk menentukan offset suatu titik
berdasarkan dua titik pada suatu garis.
Namun, dilapangan yang sering digunakan adalah stake out berdasarkan nilai
koordinat karena lebih praktis dan mudah. Sehingga pada bab ini juga kita hanya
akan singgung pekerjaan stake out berdasarkan koordinat.

5.1. Langkah - Langkah Stake out


1. Input Koordinat
Karena kita akan melakukan pekerjaan stake out berdasarkan
koordinat, maka kita harus memasukkan titik-titik yang akan kita stake out,
termasuk juga nilai koordinatnya. Ada dua model input data koordinat ke
dalam alat TS, yaitu :
- Cara manual/langsung

Laboratorium Perpetaan Topografi


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta Page 38
Buku Panduan Praktikum Perpetaan Topografi 2017

Cara ini kita memasukkan koordinat titik secara manual dengan


cara memasukkan satu-per satu ke dalam alat TS, caranya :
Dari MENU --> COGO --> INPUT 4 INPUT XYZ

Gambar 5.1. Input Koordinat XYZ.


- Kemudian masukkan nilai koordinat (X, Y, Z) dan no point serta kode-nya
kemudian tekan ENTER untuk menyimpannya.
- Lakukan langkah yang sama untuk titik-titik yang lain.
- Dengan computer
Cara ini dikenal dengan istilah Upload data. Pada langkah ini diperlukan
software transfer (Download/Upload) TransIT. Langkah-langkah Upload akan
dibahas tersendiri pada BAB 8. DOWNLOAD/UPLOAD DATA..

2. Stake Out
- Lakukan prosedur pengukuran seperti sewaktu akan
melakukan pengukuran detil, yakni set-up alat dan centering,
input STN dan Backsight serta membidiknya.
- Untuk masuk ke menu stake out tekan tombol S - 0 atau
menekan tombol nomor 8,
sehingga akan tampil seperti berikut :

Gambar 5.2. Menu Stake Out.

- Pilih no 2. XYZ, sehingga akan muncul :

Laboratorium Perpetaan Topografi


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta Page 39
Buku Panduan Praktikum Perpetaan Topografi 2017

Gambar 5.3. Input Point.


- Masukkan no point yang akan kita stake out, maka akan muncul :

Gambar 5.4. Point Stake Out.


Besaran diatas maksudnya adalah :
dHA : sudut menuju arah/titik yang dituju
HD : jarak antara instrumen ke titik yang dimaksud

- Putar teropong sehingga diperoleh dHA = 0° 00' 00" dan kemudian kunci
penggerak halus horizontal
Ingat, posisi teropong ini tidak boleh diputar-putar lagi ke arah
horizontal...!!
- Asistan surveyor yang pegang prisma berjalan sejauh HD dengan mengikuti
arah teropong.
- Kemudian bidik prisma detil dengan menekan tombol MSR, sehingga
muncul :

Gambar 5.5. Menu PT

- Dan informasi di atas yang pegang prisma harus maju sebesar 0.92 m,
kemudian tekan MSR lagi sampai diperoleh selisih HD = 0

Laboratorium Perpetaan Topografi


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta Page 40
Buku Panduan Praktikum Perpetaan Topografi 2017

Lakukan langkah di atas untuk titik-titik yang lain.


Dalam pembuatan peta topografi data yang didapatkan sangatlah
banyak sehingga tidak mungkin diolah dengan cara manual, oleh karena itu
diperlukan software untuk mengolah data – data tersebut. Dalam BAB ini akan
diberikan beberapa tutorial software yang akan digunakan dalam pembuatan
peta topografi.

5.2. Download dan Upload Data


Proses Download dan Upload data hasil pengukuran Nikon Total station
menggunakan software bawaan dari Nikon, yaiut TransIT Software. Software ini
digunakan untuk proses Download data dari alat survey Nikon Total station ke
komputer maupun untuk proses Upload data dari komputer ke alat survey Nikon
Total station.
Untuk melakukan proses Download maupun Upload data, terlebih dahulu kita
harus installkan TransIT software tersebut ke dalam komputer.

1. Download Data
Untuk melakukan proses Download data dari alat ke komputer, langkah
yang dilakukan yaitu:
a. Koneksikan antara komputer dengan alat Nikon Total station menggunakan
kabel koneksi.
b. Jalankan program TransIT atau dari Start > Program >
TransIT, maka akan muncul tampilan seperti berikut :

Gambar 5.6. Menu TransIT.

Laboratorium Perpetaan Topografi


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta Page 41
Buku Panduan Praktikum Perpetaan Topografi 2017

c. Untuk Download data klik Transfer pilih Data Recorder To


PC

Gambar 5.7. Data Recorder.


d. Kemudian akan muncul

Gambar 5.8. Transfer Data.


Keterangan :
- Data Recorder : Pilih tipe Nikon Total station (DTM 350, DTM 450 dsbnya)
- Job Name : Masukkan nama job / file yang akan di Download ke
komputer
- Data Format : Pilih tipe format data ( Raw Data atau Koordinat Data )
- Directories : Pilih directori. /folder tempat penyimpanan data di komputer

Hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan proses Download data adalah
a. Unit

Gambar 5.10. Menu Unit


Tekan button Units, kemudian pilih
- Angle : Degrees
- Jarak : Meters
Laboratorium Perpetaan Topografi
Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta Page 42
Buku Panduan Praktikum Perpetaan Topografi 2017

b. Settings

Gambar 5.10. Menu Setting.


Untuk settings, pilih :
- Vertical Angle : Zenith
- Coordinate Order : ENZ/NEZ
- Horizontal Angle : Azimuth
- Azimuth : North
c. Comm

Gambar 5.11 Menu Comm

Untuk comm.
- ComPort : Sesuaikan dengan
port di komputer yang
digunakan
- Baud rate : Samakan dengan
baudrate di alat
.

Setelah semua setting sudah sesuai tekan OK

Laboratorium Perpetaan Topografi


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta Page 43
Buku Panduan Praktikum Perpetaan Topografi 2017

Gambar 5.12. Accept TransIT.

Kemudian tekan OK

Gambar 5.13. Transfer to PC.


Dengan demikian komputer sudah siap menerima data. Langkah selanjutnya
adalah langkah-langkah di alat Nikon TS
1. Nyalakan alat Nikon Total station dengan cara menekan
tombol Power.
2. Buka job yang akan di Download datanya dengan cara tekan
Menu 4 Job 4 pilih Job yang akan di Download 4
Open
3. Kemudian tekan tombol Menu 4 pilih Comm (tekan tombol
nomor 5 ) untuk masuk ke menu downlnad/Upload.

Gambar 5.14. Menu.

Laboratorium Perpetaan Topografi


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta Page 44
Buku Panduan Praktikum Perpetaan Topografi 2017

Pilih Download atau tekan tombol nomor 1

Gambar 5.15. Menu Download.


Akan muncul seperti berikut :

GambarKemudian tekanJob.
5.16. Download Enter

Pilih COMM untuk memastikan bahwa PORT Communicationnya sama dengan di


komputer.

Gambar 5.17. Point Comm.

Pilih GO atau tekan tombol F4 untuk memulai Download data.

Gambar 5.18. Point Download.

Laboratorium Perpetaan Topografi


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta Page 45
Buku Panduan Praktikum Perpetaan Topografi 2017

Setelah selesai proses Download data kita dapat menghapus file /job yang ada di alat
dengan cara tekan tombol F4 dan apabila tidak dihapus pilih F1 atau abort.

Gambar 5.19. Delete Job.

Format data dan extension data setelah Download :


DATA FORMAT EXTENSIN
DR-48 all Format .D48
DTM-300 all Formaat .D30
DTM-310 Format .D31
DTM-400 Format .D40
DTM-700 AP700 Database Format .dbm
ASCII Coordinate 2D/3D Comma .asc
Niken Raw .raw

Dalam format ASCII dapat berupa comma atau space delimited.

2. Upload Data
Upload data diperlukan untuk memindah data dari komputer ke
alat survey total station. Data tersebut berupa data koordinat yang
umumnya digunakan untuk keperluan staking out.
Proses Upload data ini ada dua cara yaitu :
a. Upload data secara langsung
Yang dimaksud secara langsung yaitu memindahkan data
koordinat dengan cara menginputkan secara langs`ung ke alat tanpa
melalui komputer.
Cara menginputkan koordinat di alat secara langsung yaitu :

Laboratorium Perpetaan Topografi


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta Page 46
Buku Panduan Praktikum Perpetaan Topografi 2017

1. Masuk ke menu COGO kemudian pilih INPUT atau


dengan menekan tombol nomor 2

Gambar 5.20. Menu Input.

2. Masukkan koordinat dengan cara pilih INPUT XYZ


atau dengan menekan tombol nomor 3

Gambar 5.21. Input XYZ.

3. Untuk merekam data tekan tombol ENTER

Gambar 5.22. Rekam XYZ.

b. Upload menggunakan komputer


Data koordinat yang akan kita masukkan ke alat TS di komputer dapat
berupa EXCELL dalam extension Comma Delimeted (.csv). Jadi dari file
excel (*.xls) harus diubah ke format CSV dengan cara save as ke CSV
(Comma delimeted).
Langkah yang dilakukan dalam Upload data yaitu :
1. Masuk ke program TransIT, kemudian panggil file yang akan kita
Upload. FILE Import Job...

Laboratorium Perpetaan Topografi


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta Page 47
Buku Panduan Praktikum Perpetaan Topografi 2017

Data format : ASCII Coordinate Job Name: *. *


Kemudian pilih file yang akan kita buka.

Gambar 5.23. Import Job.

2. Tekan OK, sehingga datanya akan terdisplay

Gambar 5.24. Display Point.


Setelah datanya muncul, berarti data siap untuk di Upload ke Nikon TS
3. Nyalakan Alat survey Nikon Total station dengan cara menekan tombol
POWER.
4. Tekan Tombol MENU kemudian pilih COMM atau tekan tombol nomor
5.

Gambar 5.25. Menu.

Laboratorium Perpetaan Topografi


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta Page 48
Buku Panduan Praktikum Perpetaan Topografi 2017

5. Pilih UPLOAD XYZ atau tekan tombol nomor 2

Gambar 5.26. Menu Comm

6. Sebelum melakukan Upload data, terlebih dahulu kita harus


membuat JOB baru dengan cara pilih JOB atau menekan tombol
MSR1 kemudian Create Job.
Pembuatan job ini dimaksudkan agar data yang akan diUpload
tidak bercampur ke dalam Job lain yang sudah ada di a/at
survey Nikon Total station tersebut.

7. Pilih GO untuk melakukan Upload data atau dengan cara


menekan tombol ANG

Gambar 5.27. Comm Job.

8. Kembali ke menu TransIT untuk Upload data


TRANSFER PC TO DATA RECORDER

Laboratorium Perpetaan Topografi


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta Page 49
Buku Panduan Praktikum Perpetaan Topografi 2017

Gambar 5.28. Data Recorder.

9. Pilih tipe Nikon yang digunakan, misal DTM 350 (untuk DTM
dan NPL sama saja), dan pastikan setting Comm-nya sudah
sesuai antara di alat TS dan komputer, kemudian tekan OK

Gambar 5.29. TransIT Message.

Pesan di atas maksudnya adalah bahwa alat TS sudah harus siap


menerima data. Kemudian tekan OK

Gambar 5.30. Transfer Status.

10. Pada saat bersamaan perhatikan pula progress di alat TS

Gambar 5.31. Record.

Laboratorium Perpetaan Topografi


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta Page 50
Buku Panduan Praktikum Perpetaan Topografi 2017

11. Setelah tranfer data selesai, akan muncul pesan di aalat TS bahwa
transfer, data complete

Laboratorium Perpetaan Topografi


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta Page 51
Buku Panduan Praktikum Perpetaan Topografi 2017

BAB VI
SOFTWARE SURFER

5.1. Pengenalan Software Surfer


Surfer adalah salah satu software yang digunakan dalam pembuat peta, baik
peta topografi maupun peta – peta tematik lainnya.

5.2. Langkah-Langkah Penggunaan Software Surfer


Berikut langkah – langkah pengolahanya:
1. Buka Surfer.
2. Open worksheet > copykan data posisi X, Y, Z pada kolom yang ada.

Gambar 6.1. Worksheet.

Laboratorium Perpetaan Topografi


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta Page 52
Buku Panduan Praktikum Perpetaan Topografi 2017

3. Save data dalam format Save .bln.


4. Open plot document > grid data
5. Pilih kolom dimana posisi X,Y, Z > pilih Gridding Method > OK

Gambar 6.2. Gridding Method.


6. Setelah itu pada plot windows pilih Map > Contour Map > OK

Gambar 6.3. Menu Map.


Maka, muncul seperti ini, klik open

Laboratorium Perpetaan Topografi


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta Page 53
Buku Panduan Praktikum Perpetaan Topografi 2017

Gambar 6.4. Open Grid.


Dan akan muncul seperti dibawah ini,

Gambar 6.5. Tampilan Hasil Peta.


7. Untuk memunculkan scale bar pada peta klik Kanan pada peta > Add >
Scale Bar >Enter

Gambar 6.6. Scale Bar.

Laboratorium Perpetaan Topografi


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta Page 54
Buku Panduan Praktikum Perpetaan Topografi 2017

8. Atur posisi layout sesuai keinginan kita.


Membuat Sungai di Surfer
1. Membuat sketsa sungai dengan polyline.

Gambar 6.7. Polyline.


2. Digitize awal sampai akhir beberapa kali (semakin banyak semakin bagus)
dan harus balik lagi ke awal.

Gambar 6.8. Menu Digitize.


3. Save as data digitize dalam bentuk .bln
4. Pilih grid-blank pilih data petanya (dalam bentuk grid). Kemudian save
Laboratorium Perpetaan Topografi
Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta Page 55
Buku Panduan Praktikum Perpetaan Topografi 2017

dalam bentuk grid.

Gambar 6.9. Grid Blank.


Kemudian pilih data yang digitized tadi (dalam bentuk .bln), sehingga seperti
dibawah ini dan klik open.

Gambar 6.10. Membuka Data Digitize Sungai.


Kemudian save dalam bentuk grid. Nanti akan ada peta baru yang ada sungainya
(dalam bentuk grid).
Gambar 6.11. Menyimpan Peta Yang Ada Sungainya.
5. Buka peta baru yang ada sunagainya dengan cara open (peta yang ada sungai
tadi dalam bentuk grid) dari new contour map.

Gambar 6.12. Membuka Peta Yang Ada Sungainya.


Sehingga akan muncul seperti ini

Laboratorium Perpetaan Topografi


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta Page 56
Buku Panduan Praktikum Perpetaan Topografi 2017

Gambar 6.13. Tampilan Peta Yang Ada Sungainya.

6. Buka sungai dari new base map dari data yang digitized bln tadi.
Gambar 6.14. Membuka Data Digitized bln.
Sehingga tampilan seperti dibawah ini :

Gambar 6.15. Tampilan Setelah Membuka Data Digitized bln.


Lalu di overlay ke peta baru, caranya seperti di bawah ini :

Gambar 6.16. Menu Overlay Peta Dan Sungai.

Laboratorium Perpetaan Topografi


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta Page 57
Buku Panduan Praktikum Perpetaan Topografi 2017

Gambar 6.17. Tampilan Overlay Peta Dan Sungai.

Membuat Sayatan di Surfer


Langkah-langkah yang dilakukan seperti dibawah ini :
1. Polyline dari ujung ke ujung (kontur ke kontur)

Gambar 6.18. Menu Polyline.

Laboratorium Perpetaan Topografi


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta Page 58
Buku Panduan Praktikum Perpetaan Topografi 2017

2. Digitize ujung ke ujung kemudian save dalam bentuk bln

Gambar 6.19. Menu Digitize.

Gambar 6.20. Menyimpan Data Digitize Sayatan.


Laboratorium Perpetaan Topografi
Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta Page 59
Buku Panduan Praktikum Perpetaan Topografi 2017


3. Kemudian pilih menu grid slice sehingga muncul seperti ini

Gambar 6.21. Menu Slice.


dan pilih petanya yang ada sungai tadi :

Gambar 6.22. Memilih Peta Yang Sudah Ada Sungai Saat Akan Di Slice.

Laboratorium Perpetaan Topografi


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta Page 60
Buku Panduan Praktikum Perpetaan Topografi 2017

kemudian pilih data yang digitized tadi :

Gambar 6.23. Memilih Data Sayatan.


4. Di folder grid slice save dalam bentuk keduanya saat muncul seperti dibawah
ini.

Gambar 6.24. Menyimpan Data Sayatan Dalam Dua Format.


5. Buka worksheet dan buka data grid slice tadi yang dalam bentuk .dat

Laboratorium Perpetaan Topografi


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta Page 61
Buku Panduan Praktikum Perpetaan Topografi 2017

Gambar 6.25. Membuka Data Sayatan .dat.


Maka akan muncul seperti ini :

Gambar 6.26. Data Sayatan .dat.


6. Ganti dari kolom D – kolom A dan kolom C - kolom B kemudian Save as
dalam bentuk .bln di worksheet

Laboratorium Perpetaan Topografi


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta Page 62
Buku Panduan Praktikum Perpetaan Topografi 2017

Gambar 6.27. Data Untuk Penampang Sayatan .dat.


 
7. Dan buka yang barusan di save dari map new post map

Gambar 6.28. Menu Post Map.

Laboratorium Perpetaan Topografi


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta Page 63
Buku Panduan Praktikum Perpetaan Topografi 2017

Gambar 6.29. Membuka Data Penampang Sayatan..

Sehingga akan muncul seperti ini :

Gambar 6.30. Hasil Penampang Sayatan.

Kemudian atur sesuai dengan keinginan dengan menu yang disamping


kanan peta.

Laboratorium Perpetaan Topografi


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta Page 64
Buku Panduan Praktikum Perpetaan Topografi 2017

Gambar 5.32. Merapikan Hasil Penampang.

Laboratorium Perpetaan Topografi


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta Page 65
Buku Panduan Praktikum Perpetaan Topografi 2017

BAB VII
SOFTWARE MAPINFO

6.1 Pembuatan Peta Topografi Dengan Menggunakan Software MapInfo


Penggunaan software MapInfo dalam pembuatan peta topografi yaitu
dibutuhkan data koordinat beserta elevasi. Untuk lebih jelasnya mari kita ikuti
langkah-langkah berikut:
 Manajemen Folder:

Sebelum masuk ke mekanis pembuatan pembuatan petanya kita mulai dari
manajemen folder. Tujuannya untuk memudahkan penempatan file yang
disimpan sekaligus digunakan tergantung format file yang dipakai nanti.

Gambar 7.1 Manajemen Folder.

Kita buat folder mapinfo dan xls persis seperti gambar diatas. Data excel
yang telah berisi koordinat dan elevasi dimasukkan kedalam folder xls.
MAP INFO:
 Input data Excel ke dalam map info

1. Buka software map info
2. Click file - open - buka folder xls – pilih file xls nya

Laboratorium Perpetaan Topografi


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta Page 66
Buku Panduan Praktikum Perpetaan Topografi 2017

Gambar 7.2. Open Folder.


Ubah files of type : microsoft Excel - lalu click open.
3. Setelah itu akan muncul menu Quick Start, pilih open worksheet lalu
klik open.
4. Lalu centang excel informationnya. Itu bertujuan untuk baris pertama
pada data di jadikan sebagai judul.

Gambar 7.3. Excel Information.


Lalu click ok , dan akan muncul menu set field properties. Click OK
Hingga muncul tampilan koordinat browser seperti gambar dibawah ini

Laboratorium Perpetaan Topografi


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta Page 67
Buku Panduan Praktikum Perpetaan Topografi 2017

Gambar 7.4. Koordinat Browser.

5. Setelah mucul koordinat browser klick: file – save coppy as kemudian


simpan dalam folder map info kemudian click save.

Gambar 7.5. Folder MapInfo

6. Kemudian click file – close all.

Laboratorium Perpetaan Topografi


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta Page 68
Buku Panduan Praktikum Perpetaan Topografi 2017

7. Kemudian buka data yang telah disimpan di folder map info. Maka
akan muncul table yang sama.

Gambar 7.6. Koordinat Browser MapInfo.


8. Kemudian click table – create points.

Pastikan Proyeksi pada peta anda sama seperti gambar di bawah ini.

Gambar 7.7. Create Point.

Laboratorium Perpetaan Topografi


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta Page 69
Buku Panduan Praktikum Perpetaan Topografi 2017

9. Lalu click “ Window – New map window ”.


dimana ini merupakan tahap pemunculan titik detil yang telah diplot di
lapangan.

Gambar 7.8. Koordinat Map.

10. Kemudian lihat pada menu Layer Control.


Klik On pada Selectable : untuk melihat bagannya.

Gambar 7.9. Layer Control 1.


Klik On pada menu Editable untuk memulai pengeditan

Gambar 7.10. Layer Control 2.


Klik On pada menu AutomaticLabels untuk memunculkan keterangan
pada titik plot.

Laboratorium Perpetaan Topografi


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta Page 70
Buku Panduan Praktikum Perpetaan Topografi 2017

Gambar 7.11. Layer Control 3.

11. Kemudian buat frame untuk batasan penelitian dengan Click file – new
table, centang add to current mapper, kemudian click create

Gambar 7.12. New Table Structure

12. Kemudian kembali pada menu LAYER CONTROL. Close windows


frame yang muncul, hingga tersisa seperti ini pada menu Layer Control.

Laboratorium Perpetaan Topografi


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta Page 71
Buku Panduan Praktikum Perpetaan Topografi 2017

Gambar 7.13. Menu Layer Control : frame

13. Kemudian click RECTANGLE pada toolbar, lalu pilih batasan yang
akan di bataskan pada daerah penelitian.

Gambar 7.14. Rectangle Toolbar.

Untuk mengubah tampilan pada frame, yakni dapat dilakukan dengan


click dua kali pada bagian dalam frame, maka akan muncul peritah
seperti ini.

Laboratorium Perpetaan Topografi


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta Page 72
Buku Panduan Praktikum Perpetaan Topografi 2017

Gambar 7.15. Edit Frame.


Kemudian click style, pilih “none” pada “pattern”.
Lalu klik OK – OK. Klik file – save table.

14. Membuat Kontur


Klik menu Discover, pilih Surface Menu untuk memunculkannya.
setelah itu klik Surfaces – Creat Grid – Interactive. Maka akan
muncul menu seperti ini :

Gambar 7.16. Create Grid.


Klik OK

Laboratorium Perpetaan Topografi


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta Page 73
Buku Panduan Praktikum Perpetaan Topografi 2017

Gambar 7. 17. Interactive Gridding.


Metode yang digunakan dalam Gridding terserah.Gambar diatas menggunakan
metode Minimum Curvature. Setelah memilih metode gridding klik SAVE

Klik menu Surfaces – Contour a Grid. Sesuaikan Interval Kontur beserta Major
kontur sesuai keinginan anda. Setelah itu klik Output
Contour Table lalu save dengan nama “Kontur”.

Gambar 7.18. Output Contour.


Laboratorium Perpetaan Topografi
Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta Page 74
Buku Panduan Praktikum Perpetaan Topografi 2017

BAB VIII
TUTORIAL DESAIN SURVEI

8.1. Langkah – Langkah Pembuatan Desain Survei Menggunakan Software ;


Google Earth :
1. Buka Google Earth. Kemudian masukkan data koordinat desain survey (X,Y)
pada add placemark

Gambar.8.1. Tampilan Google Earth dan Data Titik BM


2. Untuk mengganti dalam format UTM, klik Tools kemudian pilih Options

Laboratorium Perpetaan Topografi


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta Page 75
Buku Panduan Praktikum Perpetaan Topografi 2017

Gambar 8.2. Menu Tools


  
3. Kemudian simpan dengan klik file save save image OK

Gambar 8.3. Menyimpan Peta Pada Google Earth

Laboratorium Perpetaan Topografi


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta Page 76
Buku Panduan Praktikum Perpetaan Topografi 2017

Global Mapper :
1. Buka software global mapper maka akan muncul seperti ini.

Gambar 8.4. Tampilan Global Mapper


2. Kemudian buka gambar yang disimpan dari google earth tadi. Klik open

our own data files pilih gambar yang dismpan tadi.

Gambar 8.5. Membuka Data Ke Global Mapper


Maka akan muncul seperti dibawah ini dan klik OK

Laboratorium Perpetaan Topografi


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta Page 77
Buku Panduan Praktikum Perpetaan Topografi 2017

Lalu akan muncul seperti ini :

Gambar 8.6. Revtifer Image


3. Pada kotak dialog unknown proection pilih OK sehingga akan muncul menu
dialog seperti ini:

Gambar 8.7. Menu Projection

Laboratorium Perpetaan Topografi


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta Page 78
Buku Panduan Praktikum Perpetaan Topografi 2017

Pada Projection pilih UTM, pada Zone pilih zona UTM daerah yang ingin dibuatkan
desain surveinya. Dalam hal ini, dipilih zona -49 Southern, WGS 84

4. Kemudian kembali untuk merecttifying peta

Gambar 8.8. Menu Rectifying


Klik pada bagian pojok peta, untuk memasukkan koordinat pojok peta kita
lihat nilai X Y pada google earth. Seperti gambar dibawah ini :

Pilih add placemark letakkan dipijikan akan otomatis keluar nilai X Y . Lalu
masukkan data koordinat X, Y perpojok dari gambar

Laboratorium Perpetaan Topografi


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta Page 79
Buku Panduan Praktikum Perpetaan Topografi 2017

Kemudian klik Add Point

Lalu lanjutkan ke setiap pojokan pada gambar hingga seperti dibawah ini :

5. Sehingga kemeudian akan muncul gambar seperti dibawah ini. Untuk


membuat bidang pada poligon, menggunakan menu create area feature, lalu
di gambar sesuai dengan desain survei data X Y.:

Laboratorium Perpetaan Topografi


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta Page 80
Buku Panduan Praktikum Perpetaan Topografi 2017

Gambar 8.9. Membuat Area Penelitian


6. Selanjutnya membuat kotak grid pada daerah penelitian yang sudah ditandai

dengan cara klik menu Discover Map grid.

Gambar 8.10. Menu Discover


Lalu akan muncul seperti dibawah ini, atur MapProjection, Grid Spacing,
Laboratorium Perpetaan Topografi
Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta Page 81
Buku Panduan Praktikum Perpetaan Topografi 2017

Dsb. Kemudian klik OK

Gambar 8.11. Menu Map Grid


7. Terlihat garis kotak grid sudah muncul pada daerah wilayah pengukuran
seperti gambar berikut.

Gambar 8.12. Tampilan setelah diatur Map Grid


8. Kemudian untuk menyimpan hasil dari peta grid, klik dalam menu Window

New Layout Window.

Laboratorium Perpetaan Topografi


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta Page 82
Buku Panduan Praktikum Perpetaan Topografi 2017

Gambar 8.13. Menu Window



Sehingga muncul seperti gambar layout dibawah ini, kemudian pilih file
page setup, pilih ukuran kertas lalu klik OK.

Gambar 8.14. Menu New Layout Window


9. Langkah selanjutnya akan muncul seperti gambar dibawah ini,
Laboratorium Perpetaan Topografi
Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta Page 83
Buku Panduan Praktikum Perpetaan Topografi 2017

Gambar 8.15. Tampilan Hasil Gambar Desan Survei


 
Dan kemudian pilih file save windows as lalu diberi
nama file yang kan disimpan seperti dibawah ini.

Laboratorium Perpetaan Topografi


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta Page 84
Buku Panduan Praktikum Perpetaan Topografi 2017

Kemudian klik Save. Untuk selanjutnya dirapikan dengan diberi


keterangan seperti contoh dibawah ini.

Gambar 8.16. Tampilan Hasil Gambar Desan Survei dan Keterangan.

Laboratorium Perpetaan Topografi


Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta Page 85

Anda mungkin juga menyukai