Anda di halaman 1dari 13

BAB 1

PENDAHULUAN

KLASIFIKASI MINERAL BERDASARKAN KOMPOSISI KIMIA


Klasifikasi /pengelompokan mineral yang digunakan berdasarkan
klasifikasi menurut James D.Dana (dalam Kraus, Hunt,dan Ramsdell,
1951) yang didasarkan pada kemiripan komposisi kimia dan struktur
kristal, adalah sebagai berikut:

1. Kelompok Native Element (Unsur Murni)


Native element atau unsur murni ini adalah kelas mineral yang dicirikan dengan hanya memiliki satu
unsur atau komposisi kimia saja. Mineral pada kelas ini tidak mengandung unsur lain selain unsur
pembentuk utamanya. Pada umumnya sifat dalam (tenacity) mineralnya adalah malleable yang jika
ditempa dengan palu akan menjadi pipih, atau ductile yang jika ditarik akan dapat memanjang, namun
tidak akan kembali lagi seperti semula jika dilepaskan.
Dibagi lagi dalam 3 kelas mineral yang berbeda , antara lain :

a. Metal dan element intermetalic (logam). Contohnya: emas (Au), perak (Ag), Platina (Pt) dan tembaga
(Cu). sistem kristalnya adalah
isometrik.

b. Semimetal (Semi logam). Contohnya: bismuth (Bi), arsenic (As), , yang keduanya memiliki sistem
kristalnya adalah hexagonal.

c. Non metal (bukan logam). Contohnya intan, graphite dan sulfur. sistem kristalnya dapat berbeda-beda,
seperti sulfur sistem kristalnya orthorhombic, intan sistem kristalnya isometric, dan graphite sistem
kristalnya adalah hexagonal. Pada umumnya, berat jenis dari mineral-mineral ini tinggi, kisarannya
sekitar 6.

2. KELOMPOK SULFIDA
Kelas mineral sulfida atau dikenal juga dengan nama sulfosalt ini terbentuk dari kombinasi antara
unsur tertentu dengan sulfur (belerang) (S2-). Pada umumnya unsure utamanya adalah logam (metal).

Pembentukan mineral kelas ini pada umumnya terbentuk disekitar wilayah gunung api yang memiliki
kandungan sulfur yang tinggi. Proses mineralisasinya terjadi pada tempat-tempat keluarnya atau sumber
sulfur. Unsur utama yang bercampur dengan sulfur tersebut berasal dari magma, kemudian
terkontaminasi oleh sulfur yang ada disekitarnya. Pembentukan mineralnya biasanya terjadi dibawah
kondisi air tempat terendapnya unsur sulfur. Proses tersebut biasanya dikenal sebagai alterasi mineral
dengan sifat pembentukan yang terkait dengan hidrotermal (air panas).
Mineral kelas sulfida ini juga termasuk mineral-mineral pembentuk bijih (ores). Dan oleh karena itu,
mineral-mineral sulfida memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi. Khususnya karena unsur utamanya
umumnya adalah logam. Pada industri logam, mineral-mineral sulfides tersebut akan diproses untuk
memisahkan unsur logam dari sulfurnya.

Beberapa penciri kelas mineral ini adalah memiliki kilap logam karena unsur utamanya umumnya
logam, berat jenis yang tinggi dan memiliki tingkat atau nilai kekerasan yang rendah. Hal tersebut
berkaitan dengan unsur pembentuknya yang bersifat logam.
Beberapa contoh mineral sulfides yang terkenal adalah pirit (FeS2), Kalkosit (Cu2S), Galena (PbS),
sphalerite (ZnS), dan Kalkopirit (CuFeS2) .Dan termasuk juga didalamnya selenides, tellurides, arsenides,
antimonides, bismuthinides dan juga sulfosalt.

3. KELOMPOK OKSIDA DAN HIDROKSIDA


Mineral oksida dan hidroksida ini merupakan mineral yang terbentuk dari kombinasi unsur tertentu
dengan gugus anion oksida (O2-) dan gugus hidroksil hidroksida (OH-).

a.OKSIDA
Mineral oksida terbentuk sebagai akibat persenyawaan langsung antara oksigen dan unsur tertentu.
Susunannya lebih sederhana dibanding silikat. Mineral oksida umumnya lebih keras dibanding mineral
lainnya kecuali silikat. Mereka juga lebih berat kecuali sulfida. Unsur yang paling utama dalam oksida
adalah besi, chrome, mangan, timah dan aluminium. Beberapa mineral oksida yang paling umum adalah,
korondum (Al2O3), hematit (Fe2O3) dan kassiterit (SnO2).

b.HIDROKSIDA
Seperti mineral oksida, mineral hidroksida terbentuk akibat pencampuran atau persenyawaan unsur-
unsur tertentu dengan hidroksida (OH-). Reaksi pembentukannya dapat juga terkait dengan pengikatan
dengan air. Sama seperti oksida, pada mineral hidroksida, unsur utamanya pada umumnya adalah unsur-
unsur logam. Beberapa contoh mineral hidroksida adalah Manganite MnO(OH), Bauksit [FeO(OH)] dan
limonite (Fe2O3.H2O).

4. KELOMPOK HALIDA
Kelompok ini dicirikan oleh adanya dominasi dari ion halogenelektronegatif, seperti: F-, Cl-, Br-, I-.
Pada umumnya memiliki BJ yang rendah (< 5).Contoh mineralnya adalah: Halit (NaCl), Fluorit (CaF2),
Silvit (KCl), dan Kriolit (Na3AlF6).

5. KELOMPOK KARBONAT
Merupakan persenyawaan dengan ion (CO3)2-, dan disebut “karbonat”, umpamanya persenyawaan
dengan Ca dinamakan “kalsium karbonat”, CaCO3 dikenal sebagai mineral “kalsit”. Mineral ini
merupakan susunan utama yang membentuk batuan sedimen.

Carbonat terbentuk pada lingkungan laut oleh endapan bangkai plankton. Carbonat juga terbentuk
pada daerah evaporitic dan pada daerah karst yang membentuk gua (caves), stalaktit, dan stalagmite.
Dalam kelas carbonat ini juga termasuk nitrat (NO3) dan juga Borat (BO3).
Beberapa contoh mineral yang termasuk kedalam kelas carbonat ini adalah dolomite (CaMg(CO3)2,
calcite (CaCO3), dan magnesite (MgCO3). Dan contoh mineral nitrat dan borat adalah niter (NaNO3) dan
borak (Na2B4O5(OH)4.8H2O).

6. KELOMPOK SULFAT
Sulfat terdiri dari anion sulfat (SO42-). Mineral sulfat adalah kombinasi logam dengan anion sufat
tersebut. Pembentukan mineral sulfat biasanya terjadi pada daerah evaporitik (penguapan) yang tinggi
kadar airnya, kemudian perlahan-lahan menguap sehingga formasi sulfat dan halida berinteraksi.

Pada kelas sulfat termasuk juga mineral-mineral molibdat, kromat, dan tungstat. Dan sama seperti
sulfat, mineral-mineral tersebut juga terbentuk dari kombinasi logam dengan anion-anionnya masing-
masing.

Contoh-contoh mineral yang termasuk kedalam kelas ini adalah barite (barium sulfate), celestite
(strontium sulfate), anhydrite (calcium sulfate), angelsit dan gypsum (hydrated calcium sulfate). Juga
termasuk didalamnya mineral chromate, molybdate, selenate, sulfite, tellurate serta mineral tungstate.

7. KELOMPOK PHOSPHAT
Kelompok ini dicirikan oleh adanya gugus PO43-, dan pada umumnya memiliki kilap kaca atau
lemak, contoh mineral yaitu:Apatit (Ca,Sr, Pb,Na,K)5 (PO4)3(F,Cl,OH),Vanadine Pb5Cl(PO4)3,dan
Turquoise CuAl6(PO4)4(OH)8 . 5H2O.

8.KELOMPOK SILIKAT
Silicat merupakan 25% dari mineral yang dikenal dan 40% dari mineral yang dikenali. Hampir 90 %
mineral pembentuk batuan adalah dari kelompok ini, yang merupakan persenyawaan antara silikon dan
oksigen dengan beberapa unsur metal. Karena jumlahnya yang besar, maka hampir 90 % dari berat kerak-
Bumi terdiri dari mineral silikat, dan hampir 100 % dari mantel Bumi (sampai kedalaman 2900 Km dari
kerak Bumi). Silikat merupakan bagian utama yang membentuk batuan baik itu sedimen, batuan beku
maupun batuan malihan (metamorf). Silikat pembentuk batuan yang umum adalah dibagi menjadi dua
kelompok, yaitu kelompok ferromagnesium dan non-ferromagnesium.

1.Quartz (SiO2)
2.Feldspar Alkali (KAlSi3O8)
3.Feldspar Plagioklas ((Ca,Na)AlSi3O8)
4.Mica Muscovit (K2Al4(Si6Al2O20)(OH,F)2)
5.Mica Biotit (K2(Mg,Fe)6Si3O10(OH)2)
6.Amphibol Horblende ((Na,Ca)2(Mg,Fe,Al)3(Si,Al)8O22(OH))
7.Piroksin ((Mg,Fe,Ca,Na)(Mg,Fe,Al)Si2O6)
8.Olivin ((Mg,Fe)2SiO4

1. Asbes
Asbes adalah istilah pasar untuk bermacam-macam mineral yang dapat dipisah-
pisahkanhingga menjadi serabut yang fleksibel. Berdasarkan komposisi mineralnya, asbes dapatdigolongk
an menjadi dua bagian. Golongan serpentin; yaitu mineral krisotil yang merupakanhidroksida magnesium
silikat dengan komposisi Mg6(OH)6(Si4O11) H2O, Golongan amfibol;yaitu mineral krosidolit, antofilit,
amosit, aktinolit dan tremolit.
Walaupun sudah jelas mineralasbes terdiri dari silikat-silikat kompleks, tetapi dalam menulis
komposisi mineral asbes terdapat perbedaan. Semula dianggap bahwa silikatnya terdiri dari molekul
Si11O12.
Akan tetapi berdasarkan hasil penyelidikan sinar-X, sebenarnya silikat-silikat itu terdiri
darimolekul-molekul Si4O11. Yang banyak digunakan dalam industri adalah asbes jenis krisotil.
Perbedaan dalam serat asbes selain karena panjang seratnya berlainan, juga karena
sifatnyayang berbeda. Satu jenis serat asbes pada umumnya dapat dimanfaatkan untuk beberapa pengguna
an yaitu dari serat yang berukuran panjang hingga yang halus.Pembagian atas dasar dapat atau tidaknya
serat asbes dipintal ialah :

1)Serat asbes yang dipintal, digunakan untuk :

a)Kopling, tirai dan layar, gasket, sarung tangan, kantong-kantong asbes, pelapis ketel uap,
pelapisdinding, pakaian pemadam kebakaran, pelapis rem, ban mobil, bahan tekstil asbes, dan lain-lain. 
b)Alat pemadam api, benang asbes, pita, tali, alat penyam-bung pipa uap, alat listrik, alat kimia,gasket
keperluan laboratorium, dan pelilit kawat listrik.

2)Serabut yang tidak dapat dipintal terdiri atas:

a)Semen asbes untuk pelapis tanur dan ketel serta pipanya, dinding, lantai, alat-alat kimia dan listrik; 
b)Asbes untuk atap;
c)Kertas asbes untuk lantai dan atap, penutup pipa isolator-isolator panas dan listrik;
d)Dinding-dinding asbes untuk rumah dan pabrik, macam-macam isolasi, gasket, ketel, dan tanur;
e)Macam-macam bahan campuran lain yang menggunakan asbes sangat halus dan kebanyakan
asbessebagai bubur.
Asbes amfibol yang biasa digunakan sebagai bahan serat tekstil adalah dari jenis varitaskrosidolit.
Hal ini berhubungan dengan daya pintalnya yang sesuai dengan kebutuhan industritekstil.
 Krisotil dan antagonit termasuk ke dalam golongan asbes serpentin. Krisotil jugamerupakan jenis
asbes yang sangat penting dalam industri pertekstilan.
2. Barite
BaritePada umumnya, barit (BaSO4) mengandung campuran unsur Cr, Ca, Pb, dan Ra,
yangsenyawanya mempunyai bentuk kristal yang sama. Unsur pengotor barit adalah besi oksida,lempung,
dan unsur organik, yang semuanya dapat memberikan beragam warna pada warnakristal barit murni
adalah putih atau abu-abu. Sebagai unsur Barium (Ba), barit juga dijumpaisangat terbatas mengandung
feldspar (3% BaO), plagioklas (7,3% BaO), muskovit (9,9% BaO),dan biotit (6-8% BaO). Kerak bumi
rata-rata mengandung unsur barium sekitar 0,05%. Barit jugadijumpai sebagai mineral ikutan (gangue
mineral) terutama pada cebakan logam sulfida, seperti timah.
Sebagian besar produksi barit dunia digunakan dalam industri perminyakan. Pemakaian
inimencapai sekitar 85-90% dari produksi barit secara keseluruhan. Sisanya digunakan
sebagai bahan baku dalam industri kimia barium, sebagai bahan pengisi dan pengembang (filler danexten
der), dan agregat semen.

3. Bauksit
Bauksit merupakan bahan yang heterogen, yang mempunyai mineral dengan susunanterutama dari
oksida aluminium, yaitu berupa mineral buhmit (Al2O3H2O) dan mineral gibsit(Al2O3 .3H2O).
Secara umum bauksit mengandung Al2O3 sebanyak 45 – 65%, SiO2 1 – 12%, Fe2O3 2 – 25%, TiO2
>3%, dan H2O 14 – 36%.
Bijih bauksit terjadi di daerah tropika dan subtropika dengan memungkinkan pelapukansangat kuat.
Bauksit terbentuk dari batuan sedimen yang mempunyai kadar Al nisbi tinggi, kadar Fe rendah dan kadar
kuarsa (SiO2) bebasnya sedikit atau bahkan tidak mengandung sama sekali.Batuan tersebut (misalnya
sienit dan nefelin yang berasal dari batuan beku, batu lempung,lempung dan serpih.
Batuan-batuan tersebut akan mengalami proses lateritisasi, yang kemudian oleh prosesdehidrasi akan
mengeras menjadi bauksit. Bauksit dapat ditemukan dalam lapisan mendatar tetapi kedudukannya di
kedalaman tertentu. Potensi dan cadangan endapan bauksit terdapat diPulau Bintan, Kepulauan Riau,
Pulau Bangka, dan Pulau Kalimantan.

4. Belerang
Belerang atau sulfur adalah mineral yang dihasilkan oleh proses vulkanisme, sifat-sifat
fisik  belerang adalah : Kristal belerang berwarna kuning, kuning kegelapan, dan kehitam-hitaman,karena
pengaruh unsur pengotornya. Berat jenis : 2,05 - 2,09, kekerasan : 1,5 - 2,5 (skala
Mohs),Ketahanan : getas/mudah hancur (brittle), pecahan :berbentuk konkoidal dan tidak rata. Kilap
:damar Gores : berwarna putih. Sifat belerang lainnya adalah : tidak larut dalam air, atau H2SO4.Titik
lebur 129oC dan titik didihnya 446oC.
Mudah larut dalam CS2, CC14, minyak bumi, minyak tanah, dan anilin, penghantar
panasdan listrik yang buruk. Apabila dibakar apinya berwarna biru dan menghasilkan gas-
gasSO2yangberbaubusuk. Rp50.000.
Kegunaan :
Belerang banyak digunakan di industri pupuk, kertas, cat, plastik, bahan sintetis, pengolahan minyak
bumi, industri karet dan ban, industri gula pasir, accu, industri kimia, bahan peledak, pertenunan, film dan
fotografi, industri logam dan besi baja.
Lokasi :
potensi dan penyebaran endapan belerang Indonesia saat ini baru di ketahui dienam propinsi, dengan total
cadangan sekitar 5,4 juta. Untuk tipe sublimasi, karena proses terjadinya di dasarkan kepada aktifitas
gunung berapi, maka selama gunung berapi aktif, belerang ini dapat di produksi. Dengan demikian
sumber daya belerang sublimasi dapat di anggap tidak terbatas.

5. Emas
Emas merupakan logam yang bersifat lunak dan mudah ditempa, kekerasannya berkisar antara 2.5 – 3
(skala Mohs), serta berat jenisnya tergantung pada jenis dan kandungan logam lainnya berpadu
denagannya. Mineral pembawah emas biasanya berasosiasi dengan mineral ikutan (gangue minerals).
Mineral ikutan tersebut umumnya kuarsa, karbonat, turmalin, flourpar, dan sejumlahnya kecil mineral
non logam. Mineral pembawah emas terdiri dari emas native, electrum, emastelurida, sejumlah paduan
dan senyawa emas dengan unsur-unsur belerang, antimony, dan selenium. Electrum sebenarnya jenis lain
dari emas nativ, hanya kandungan perak di dalamnya >20%.
Emas terbentuk dari proses magmatisme atau pengkonsentrasian di permukaan. Beberapa endapan
terbentuk karena proses metasomatisme kontak dan larutan hidroterma, sedangkan pengkonsentrasian
secara mekanis menghasilkan endapan letakan (placer). Ganesa emas di kategorikan menjadi dua yaitu
endapan primer dan edapan plaser emas banyak digunakan sebagai barang perhiasan, cadangan devisa dll.
Potensi endapan emas terdapat di hampir setiap daerah di Indonesia, seperti di Pulau Sumatera,
Kepulauan Riau, Pulau Kalimantan, Pulau Jawa, Pulau Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua.

6. Fire Clay
Fire clay adalah mineral yang terdiri dari mineral kaolinit yang bentuk kristalnya tidak sempurna,
dengan mengandung sedikit mika atau ilit, kuarsa, dan mineral lempung yang bersifatlunak dan tidak
mempunyai perlapisan. Lempung tersebut mempunyai nilai PCE >19, sehinggatahan terhadap suhu tinggi
(>15000 C) tanpa adanya pembentukan masa gelas. Fire Clayterbentuk karena soil yang tertimbun oleh
sedimen lain di daratan atau cekungan lakustrinataupun delta yang umumnya mengandung batubara.
Penggunaan fire clay terutama untuk refraktori, isolator, dll. Potensi fireclay terdapat di Sumatera Selatan,
Jawa Barat, KalimantanSelatan, Kalimantan Timur, dan Sulawesi Selatan.

7. Gipsum
Gipsum (CaSO4.2H2O) mempunyai kelompok yang terdiri dari gypsum batuan, gipsitalabaster, satin
spar, dan selenit. Gipsum umumnya berwarna putih, namun terdapat variasiwarna lain, seperti warna
kuning, abu-abu, merah jingga, dan hitam, hal ini tergantung mineral pengotor yang berasosiasi dengan
gypsum. Gipsum umumnya mempunyai sifat lunak, pejal,kekerasan 1,5 – 2 (skala mohs), berat jenis 2,31
– 2,35, kelarutan dalam air 1,8 gr/l pada 00Cyang meningkat menjadi 2,1 gr/l pada 400C, tapi menurun
lagi ketika suhu semakin tinggi.
Gipsum terbentuk dalam kondisi berbagai kemurnian dan ketebalan yang bervariasi.Gipsum
merupakan garam yang pertama kali mengendap akibat proses evaporasi air laut diikutioleh anhidrit dan
halit, ketika salinitas makin bertambah. Sebagai mineral evaporit, endapangypsum berbentuk lapisan di
antara batuan-batuan sedimen batugamping, serpih merah, batupasir, lempung, dan garam batu, serta
sering pula berbentuk endapan lensa-lensa dalamsatuan-satuan batuan sedimen. Gipsum dapat
diklasifikasikan berdasarkan tempat terjadinya(Berry, 1959), yaitu: endapan danau garam, berasosiasi
dengan belerang, terbentuk sekitar fumarol volkanik, efflorescence pada tanah atau goa-goa kapur, tudung
kubah garam, penudungoksida besi (gossan) pada endapan pirit di daerah batugamping.

8. Kalsit
Kalsit merupakan mineral utama pembentuk batugamping, dengan unsur kimia pembentuknya terdiri
dari kalsium (Ca) dan karbonat (CO3), mempunyai sistem kristalHeksagonal dan belahan rhombohedral,
tidak berwarna dan transparan.Unsur kalsium dalam kalsit dapat tersubtitusi oleh unsur logam sebagai
pengotor yang dalam prosentasi berat tertentu membentuk mineral lain. Dengan adanya substitusi ini ada
perubahandalam penulisan rumus kimia yaitu CaFe (CO3)2 dan MgCO3 (subtitusi Ca oleh Fe),
CaMgCO3,Ca2MgFe (CO3)4 (subtitusi oleh Mg dan Fe) dan CaMnCO3 (substitusi oleh Mn). Sifat
fisikadari kalsit adalah bobot isi 2,71; kekerasan 3 (skala Mohs); bentuk prismatik; tabular; pejal; berbutir
halus sampai kasar; dapat terbentuk sebagai stalaktit, modul tubleros, koraloidal, oolitik atau pisolitik.
Warna kalsit yang tidak murni adalah kuning, coklat, pink, biru, lavender, hijau pucat, abu-abu, dan
hitam. Penggunaan kalsit saat ini telah mencakup berbagai sektor yangdidasarkan pada sifat fisik dan
kimianya. Penggunaan tersebut, meliputi sektor pertanian, industrikimia, makanan, logam dan lainnya.
Dilihat dari kejadiannya, kalsit secara umum berkaitan erat dengan batu-gamping danaktifitas magma,
namun berdasarkan data hasil penelitian baru diketahui di sepanjang pantai barat Sumatera, Jawa bagian
selatan dan utara (sebagian kecil). Bentuk endapan dapat datar, bukit atau berupa lensa. Cadangan yang
diketahui merupakan klasifikasi cadangan tereka didaerah Indarung (10,1 juta ton), Sumatera Barat (10
juta ton) dan Begelan di KabupatenPurwokerto (0,1 Juta ton).

9. Kromit
Kromit merupakan satu-satunya mineral yang menjadi sumber logam kromium. Mineral
inimempunyai komposisi kimia FeCr2O3. Kromit mempunyai sifat antara lain berwarna hitam, bentuk
kristal massif hingga granular, sistim kristal oktahedral, goresan berwarna coklat,kekerasan 5,5 (skala
mohs), dan berat jenis 4,5 – 4,8. Komposisi kimia kromit sangat bervariasikarena terdapat usur-unsur lain
yang mempengaruhinya, karena itu berdasarkan nisbah Cr:Fe,kromit dapat dibagi menjadi tiga jenis,
yaitu: kromit kaya krom, kaya aluminium, dan kaya besi.Kromit dapat terjadi sebagai endapan primer,
yaitu: tipe cebakan stratiform dan podiform, atausebagai endapan sekunder berupa pasir hitam dan tanah
laterit.
Potensi kromit di Indonesia cukup besar, hal ini dikarenakan kromit terbentuk pada batuan induknya
yaitu ofiolit, sedangkan penyebaran ofiolit di Indonesia diperkirakan lebih dari80 ribu km2. Penyebaran
kromit tersebut terdapat di Sumatera Barat, Sumatera Utara,Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan,
Sulawesi Selatan, Maluku Utara, dan Papua.

10.Perak
Perak merupakan logam yang terbentuk dan selalu bersama-sama dengan logam emas,
yangmempunyai warna putih. Mineral-mineral yang terpenting yang mengandung perak adalah Perak
alam (Ag), Argentite(Ag2S), Cerrargyrite (AgCl), Polybasite (Ag16 Sb2 S11), Proustite (Ag2 As S3) dan
Pyrargyrite(Ag3 Sb S3). Kebanyakan perak di dunia berasal dari cebakan hydrothermal yang
mengisirongga-rongga. Kegunaannya adalah untuk perhiasan, cindera mata, logam campuran,
dll.Potensinya selalu berasosiasi dengan logam lainnya seperti emas dan tembaga

11.Talk
Talk adalah mineral yang sangat lunak dengan komposisi kimia 3Mg.4SiO4H2O, dan biasanya terjadi
sebagai mineral sekunder hasil hidrasi batuan pembawa magnesium (magnesium bearing rock), seperti
peridotit, gabro, dan dolomit. Endapan talk umumnya hampir sama disetiap daerah, sebagian besar batuan
induk untuk formasi talk merupakan batuan dolomit(kemurnian talk tinggi) dan ultramafik (kemurnian
talk rendah). Talk mempunyai sifat halus,licin, penghisap minyak dan lemak, konduktivitas listrik rendah,
penghantar panas tinggi, danelectric strength tinggi. Potensi endapan talk yang telah diketahui terdapat di
Kebumen (JawaTengah), dan Halmahera Tengah (Maluku).
12.Garam Abu
Garam abu(kalium karbonat): [Yang] pada umumnya klorid kalium. yang digunakan sebagaiSuatu
pupuk, di (dalam) obat/kedokteran, di (dalam) bahan kimia industri, dan digunakan untuk menghasilkan
warna menghias mempengaruhi pada [atas] kuningan, perunggu, dan nikel. Dapat juga (adalah) kalium
sulfate, potassium-magnesium sulfate, dan nitrat kalium. Adalah suatumineral penting untuk kehidupan
hewan dan sayuran.

13.Kaolin
Tanah liat untuk porselin: Juga mengenal sebagai " Cina/ keramik tanah liat" adalah suatu putih,
aluminosilicate [yang] secara luas yang digunakan di (dalam) cat, keras kepala, plastik, barang
bersih/sehat, kacaserat, lem, keramik, dan produk karet

14.Batu Bara
Batubara adalah suatu sumber daya energi yang sangat berbeda dan kompleks yang dapat bertukar-
tukar sangat, bahkan di dalam deposito yang sama. Secara umum, ada empat variasidasar batubara, yang
merupakan hasil dari kekuatan mengenai lapisan material tanah yangdiubah dalam jalan berbeda. Variasi
ini turun dari langkah yang pertama di (dalam) pembentukan batubara, ciptaan tanah gemuk bahan bakar
atau material.
Antrasit/Batubara keras gilap: Kadang-Kadang juga disebut “ antrasit,” antrasit/batubarakeras gilap
membentuk dari batubara bituminus ketika tekanan agung dikembangkan di (dalam) batu karang strata
dilipat sepanjang ciptaan rangkaian pegunungan. Ini terjadi hanya i (dalam)membatasi area mengenai
ilmu bumi yang terutama semata daerah Pennsylvania Appalachian.Antrasit/Batubara keras gilap
mempunyai isi energi yang paling tinggi dari semua batubara dandigunakan untuk memanaskan ruang
dan membangitkan listrik
TUGAS 1
MINERALOGI DAN PERTALOGI
Dosen: Hendro Purnomo

Gleidis Sofiana Lambehe


7100190204
Teknik Pertambangan
Kelas D/04

Fakultas Teknik Pertambangan


Institut Teknologi Nasional Yogyakarta
Tahun 2019/2020
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB 1 : PENDAHULUAN

 Kalrifikasi Mineral Berdasrkan Komposisi Kimia


 Nama-Nama Minireal
 Sifat Fisik
 Komposisi Kimia
 Sistem Kristal pada setiap mineral

DAFTRA PUSTAKA
Kata Pengantar
Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas anugrahNya
penulisan paper ini dapat terselesaikan dengan baik. Tidak lupa kami ucapkan terima kasih  kepada
semua pihak yang telah membantu terlaksananya penulisan paper ini hingga bisa tersusun dengan baik.

        Paper ini kami susun berdasarkan pengetahuan  yang kami peroleh dari beberapa buku dan media
elektronik dengan harapan orang yang membaca dapat memahami tentang pengertian tata surya,
susunan tata surya dan  benda – benda yang termasuk dalam tata surya.

Akhirnya, kami  menyadari bahwa penulisan paper ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi  perbaikan penerbitan paper ini di
masa mendatang.

yogyakarta, Maret 2020

Penyusun
DAFTAR PUSTAKA
https://www.google.com/search?
q=klasifikasi+mineral+berdasarkan+komposisi+kimia&rlz=1C1CHBF_enID837ID837&oq=klarifikasi+miner
al+berdasarkan+komposisi&aqs=chrome.1.69i57j0l2.22168j0j7&sourceid=chrome&ie=UTF-8

https://www.google.com/search?
rlz=1C1CHBF_enID837ID837&ei=NvB5XsC8H8WS9QOB1aGQCQ&q=NAMA+NAMA+MINIREL&oq=NAMA
+NAMA+MINIREL&gs_l=psy-ab.3..0i13l10.47657.64402..65009...7.2..3.131.5291.62j5......0....1..gws-
wiz.....6..0i71j0j0i362i308i154i357j0i131j0i67i70i251j0i67j0i131i67j0i10j0i22i30j0i22i10i30j33i160.Xmrg
nwuNKVU&ved=0ahUKEwjAr--MgrPoAhVFSX0KHYFqCJIQ4dUDCAo&uact=5

Anda mungkin juga menyukai