KANKER PAYUDARA
KELAS A1 / 2016
OLEH KELOMPOK I
D. Deteksi Dini
Penemuan ini merupakan upaya penting dalam penanggulangan
karsinoma payudara. Sebagian besar tumor payudara ditemukan oleh
penderita sendiri. Hal ini dapat diartikan bahwa ukuran tumor lebih besar
bahkan sudah sampai tingkat inoperable.
Diberbagai rumah sakit di Indonesia, kira – kira 65 – 80 %
karsinoma payudara stadium inoperable. Untuk menemukan penyakit lebih
awal maka dikembangkan berbagai metode sebagai berikut :
1. Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI / SARARI)
Pemeriksaan payudara sendiri dilakukan setiap bulan secara teratur.
Pada wanita masa produksi, pemeriksaan dilakukan 5-7 hari setelah haid
berhenti dengan pola pemeriksaan pemeriksaan tertentu. Apabila teraba
nodul atau benjolan segera dikonsulkan pada dokter keluarga untuk
pemeriksaan sendiri secara teratur kesempatan menemukan tumor dalam
ukuran kecil lebih luas. (Taufan Nugroho dan Bobby Indra Utama 2014)
Pemeriksaan payudara dibagi dalam 2 tahap :
a. Memperlihatkan
Memperlihatkan payudra sendiri didepan cermin dengan lengan
menggantung kebawah, yang perlu diperhatikan adalah :
1.) Perbedaan dikedua payudara
2.) Benjolan – benjolan, kerutan – kerutan, lekukan – lekukan, atau
lipatan kecil dari kulit.
3.) Perubahan dari puting susu dan apakah ada keluar cairan (kadang
– kadang menjadi basah)
4.) Perbedaan dengan pemriksaan yang lalu
F. Tahapan
Tahapan klinik yang paling banyak digunakan untuk kanker payudara
adalah sistem klasifikasi TNM yang mengevaluasi ukuran tumor, nodus limfe
yang terkena dan bukti adanya metastasis yang jauh. Sistem TNM diadaptasi
oleh The America Joint Committee on Cancer Staging and Resuld
Reformating. Pertahapan ini didasarkan pada fisiologi memberikan prognosis
yang lebih akurat, tahap-tahapnya adalah sebagai berikut :
G. Penderajatan
1. Stadium I
Pada stadium ini, benjolan kankeer berukuran tidak lebih dari 2
cm dan tidak bisa dideteksi dari luar. Perawatan yang sangat sistematis
dibutuhkan dalam stadium ini agar sel kanker tidak menyebar dan tidak
berlanjut pada stadium selanjutnya kemungkinan, 70 % pasien bisa
sembuh total pada stadium ini.
2. Stadium II
Pada stadium ini, besarnya benjolan bisa mencapai 2 sampai 5 cm
dan tingkat penyebarannya sudah mencapai 5 cm bisa jadi belum
menyebar ke mana-mana. Kemungkinan, 30-40% pasien bisa sembuh.
Untuk mengangkat sel-sel kaanker yang ada pada seluruh bagian
penyebaran, biasanya dilakukan operasi, dan setelah operasi dilakukan
penyinaran untuk memastikan tidak ada lagi sel-sel kanker yang tersisa.
3. Stadium IIIA
Sebanyak 87%, kanker payudara ditemukan pada stadium ini.
Benjolan sudah berukuran lebih dari 5 cm dan telah menyebar hingga ke
kelenjar limfa.
4. Stadium IIIB
Pada stadium ini, penyebaran sel kanker meliputi seluruh bagian
payudara bahkan bisa mencapai kulit dinding dada, tulang rusuk, dan otot
dada serta telah menyerang kelenjar limfa ssecara menyeluruh. Apabila
sudah demikian, tidak ada cara lain selain dilakukan operasi
pengangkatan payudara.
5. Stadium IV
Pada stadium ini, sel-sel kanker sudah menyebar ke bagian tubuh
lainnya, seperti tulang, paru-paru, hati dan ota. Sel kanker tersebut juga
bisa menyerag kulit dan kelenjar limfa yang ada di dalam batang leher
sama seperti yang terjadi pada stadium III. Tindakan yang harus
dilakukan adalah dengan mengangkat payudara.
Dalam melakukan pengobatan kanker payudara, biasanya dokter
akan mempertimbangkan berbagai factor antara lain grade kanker, status
hormon reseptor, status HER2, dan kondisi spesifik pasien seperti usia
dan factor menopause.
a. Grade Kanker
Peningkatan grade kanker terdiri dari grade 1- 3. Grade yang
lebih rendah berarti pertumbuhan kankernya lambat. Sebaliknya
grade yang lebih tinggi berarti sel kanker lebih cepat berkembang.
b. Status Hormon Reseptor
Estrogen dan progesteron merupakan hormone yang sering
melekat pada reseptor di beberapa sel kanker payudara sebagai
bahan bakar pertumbuhan sel tersebut. Sampel biopsy bisa diuji
untuk melihat apakah sel- sel kanker memiliki reseptor estrogen dan
atau progesterone. Apabila tidak ada sering disebut sebagai ER
positif. Hal ini berarti sel kanker lebih cenderung memiliki prognosis
atau hasil yang lebih baik dan lebih mungkin merespon saat
dilakukan terapi hormone. Dua dari tiga kasus kanker payudara
setidaknya memiliki salah satu jenis resepor tersebut.
c. Status HER2
Sekitar satu dari lima kasus knaker payudara terlalu banyak
memiliki protein yang disebut HER2. El-sel kanker disertai
peningkatan HER2 disebut HER2-positif serta cenderung tumbuh
dan menyebar labih cepat daripada jenis kanker payudara lainnya.
Pengujian HER 2 harus dilakukan pada semua wanita yang baru
terdiagnosis kanker payudara.
H. Penatalaksanaan
Ada 2 macam yaitu kuratif (pembedahan) dan poliatif (non
pembedahan). Penanganan kuratif dengan pembedahan yang dilakukan secara
mastektomi parsial, mastektomi total, mastektomi radikal, tergantung dari
luas, besar dan penyebaran kanker. Penangan non pembedahan dengan
penyinaran, kemoterapi dan terapi hormonal.
1. Terapi kuratif :
a. Terapi utama adalah mastektomi radikal modifikasi, alternative
tomoorektomi
b. + diseksi aksila
c. Terapi ajuvan :
1) Radioterapi paksa bedah 4000-6000 rads
2) Kemoterapi untuk pra menopause dengan CMF
(Cyclophosphamide 100 mg/m2 dd po hari ke 1-14, methotrexate
40 mg/m2 IV hari ke -1 siklus diulangi tiap 4 minggu dan
flouroracil 600 mg/ m2 IV hari ke -1 atau CAP
(Cyclophosphamide 500 mg/m2 hari ke 1, Adriamycin 50 mg/m2
hari ke-1 dan flouroracil 500 mg/m2 IV hari ke-1 dan 8 untuk 6
siklus.
3) Hormon terapi untuk pasca menopause dengan tamoksifen untuk 1-
2 tahun
d. Terapi bantuan, roboransia,
e. Terapi sekunder bila perlu
f. Terapi komplikasi pasca bedah misalnya gangguan gerak lengan
(fisioterapi).
2. Terapi paliatif
Untuk kanker mamma stadium III B dan Iv :
a. Terapi utama
1) pramenopause, bilateral ovariedektomi
2) pasca menopause ; 1) hormone reseptor positif (takmosifen) dan
2) hormone reseptor negative (kemoterapi dengan CMF atau
CAF)
b. Terapi ajuvan
1) operable (mastektomi simple)
2) inoperable (radioterapi)
3) Kanker mamae inoperative :
a) Tumor melekat pada dinding thoraks
b) Odema lengan
c) Nodul satelit yang luas
d) Mastitis karsionamtosa
c. Terapi bantuan : roboransia
d. Terapi komplikasi, bila ada :
1) Patah, reposisi-fiksasi-imobilisasi dan radioterapi pada tempat
patah
2) Odema lengan : 1) deuretik, 2) pneumatic sleeve, 3) operasi
transposisi omentum atau kondoleon,
3) Effusion pleura, 1) aspirasi cairan atau drainase bullae, 2)
kortikosteroid, 3) mitramisin ¼ - ½ mg/kg BB IV
4) Nyeri, terapi nyeri sesuai WHO
5) Borok, perawatan borok
e. Terapi sekunder, bila ada
Kemoterapi dan Obat Penghambat Hormon Kemoterapi dan
obat penghambat hormone seringkali diberikan segera setelah
pembedahan dan dilanjutkan selama beberapa bulan atau tahun.
Pengobatan ini menunda kembalinya kanker dan
memperpanjang angka harapan hidup penderita. Pemberian beberapa
jenis kemoterapi lebih efektif dibandingkan dengan kemoterapi
tunggal. Tetapi tanpa pembedahan maupun penyinara, obat-obat
tersebut tidak dapat menyembuhkan kanker payudara.
Aminoglutetimid adalah obat penghambat hormone yang
banyak digunakan untuk mengatasi rasa nyeri akibat kanker di dalam
tulang. Hydrocortisone (suatu hormon steroid) biasanya diberikan
pada saat yang bersamaan, karena aminoglutetimid menekan
pembentukan hydrocortisone alami oleh tubuh.
Tamoxifen adalah obat penghambat hormon yang biasa
diberikan sebagai terapi lanjutan setelah pembedahan. Tamoxifen
secara kimia berhubungan dengan estrogen dan memiliki beberapa
efek yang sama dengan terapisulih hormone (misalnya mengurangi
resiko terjadinya kanker rahim). Tetapi tamoxifen tidak mengurangi
hot flashes ataupun merubah kekeringan vagina akibat menopause.
Rekonstrusi payudara Untuk rekontruksi payudara bisa
digunakan Implan silicon atau salin maupun jaringan yang diambil
dari bagian tubuh lainnya. Rekonstruksi bisa dilakukan bersamaan
dengan mastektomi atau bisa juga dilakukan di kemudian hari.
Mastektomi
1. Mastektomi simplek : seluruh jaringan payudara diangkat tetapi otot
dibawah payudara dibiarkan utuh dan disisakan kulit yang cukup
untuk menutup luka bekas operasi. Rekonstruksi payudara lebih
mudah dilakukan jika otot dada dan jaringan lain dibawah payudara
diberikan utuh. Prosedur ini biasanya digunakan untuk mengobati
kanker invasive yang telah menyebar luar ke dalam saluran air susu,
karena jika dilakukan pembedahan breast-conserving, kanker sering
kambuh.
2. Mastektomi simplek ditambah diseksi kelenjar getah bening atau
modifikasi mastektomi radikal : seluruh jaringan payudara diangkat
dengan menyisakan otot dan kulit, disertai pengangkatan kelenjar
getah bening ketiak.
3. Mastektomi radikal : seluruh payudara, otot dada dan jaringan lainnya
diangkat.
Pembedahan breast-conserving
1. Lumpektomi : pengangkatan tumor dan sejumlah kecil jaringan
normal di sekitarnya
2. Eksisi luas atau mastektomi parsial : pengangkatan tumor dan jaringan
normal di sekitarnya yang lebih banyak
Kuadrantektomi : pengangkatan serempat bagian payudara.
DAFTAR PUSTAKA
Nugroho, Taufan dan Bobby Indra Utama, 2014, Masalah Kesehatan Reproduksi
Wanita, Nuha Medika, Yogyakarta.
Wijaya, Andra Saferi dan Yessie Meriza Putri, 2013, KMB 2 Keperawatan
Medikal Bedah Keperawatan Dewasa Teori Dan Contoh Askep, Nuha
Medika, Yogyakarta.
Subagja, Hamid Prasetya, 2014, Waspada!!! Kanker – Kanker Ganas Pembunuh
Wanita, Flash Books, Jogjakarta.