A. Pengertian
bentuk septum dimana septum nasi tidak terletak lurus ditengah rongga
sisi kiri dan kanan hidung dengan ukuran yang sama. Septum deviasi
septum nasi yang normal adalah lurus dan berada di tengah rongga hidung
kecuali septum nasi orang dewasa yang tidak lurus sempurna (Nagel,
2012).
1. Faktor Presipitasi
Menurut Indah & Ayu (2013) penyebab yang pasti dari septum deviasi
belum diketahui
2. Faktor Predisposisi
yaitu:
a. Trauma
b. Ketidakseimbangan pertumbuhan
c. Kelainan bawaan
depan kebelakang disebut krista, dan bila sangat runcing dan pipih
disebut spina
d. Bila deviasi atau krista septum bertemu dan melekat dengan konka
3. Psiko patologi/patofisiologi
bagian bawah kartilago septum keluar dari Krista maksila dan masuk
septum, bila memanjang dari depan kebelakang disebut Krista dan bila
sangat runcing dan pipih disebut spisna. Bila deviasi atau Krista
4. Manifestasi Klinik
b. Kesulitan membau/hiposmia
c. Peningkatan suhu
d. Perdarahan
e. Nyeri tenggorokan
5. Pemeriksaan Diagnostik
adalah:
a. Rinoskopi Anterior
septum.
b. Nasoendoskopi
mukosa.
6. Komplikasi
b. Pendarahan
c. Infeksi lokal
d. Kolaps hidung
e. Aspirasi
g. Perporasi septum
a. Reseksi Mukosa
kedua sisi dilepaskan dari tulang rawan dan tulang septum. Bagian-
2010).
dapat dibuat satu atau lebih dan boleh dilakukan pada salah satu
lurus
invasif
Kriteria hasil :
c. TTV :
TD : 120/80-140/90mmHg
N : 70-80x/menit
Kriteria hasil :
diminimalkan
Kriteria hasil :
infeksi
4. Defisiensi pengetahuan
pengobatan
Kriteria hasil :
proses penyakit
pengobatan
BAB II
RESUME KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Nama Mahasiswa : Ayu Gilang Rahmawaty
Tempat Praktik : Ruang Anggrek 1 IRNA 1 RSUD Dr. Sardjito
Yogyakarta
Sumber Data : Pasien, Keluarga, Rekam Medik, Perawat/Tenaga
Kesehatan Lain
Metode Pengkajian : Observasi, Wawancara Studi Dokumentasi,
Pemeriksaan Fisik
Waktu Praktik : 9 Mei – 11 Mei 2019
1. Data Dasar
a. Identitas Pasien
Umur : 16 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Pelajar
b. Penanggung Jawab
Umur : 55 Tahun
Agama : Islam
Alamat : Sragen
c. Riwayat Kesehatan
1) Faktor Presipitasi
2) Faktor Presdisposisi
Pasien mengatakan pernah jatuh saat SD, jatuh dari sepeda dan
2. Data Fokus
rujukan dari RSU Sarila Husada Sragen pada hari Selasa, 7 Mei
bulan terakhir.
b. Keluhan Utama
Q: Disayat-sayat
S: 4 (0-10)
T: Hilang timbul
Pasien juga mengeluh lemas, tidak nafsu makan karena
c. Pemeriksaan Fisik
2) Tanda-tanda vital:
a) TD : 125/72 mmHg
b) N : 96 x/menit
c) RR : 22 x/menit
d) S : 37,3°C
3) Status gizi
: Setelah sakit : 42 Kg
BB(kg)
IMT :
TB(m)2
42
: = 14,5 kg/cm (underweight)
1,72
a. Kepala
(1) Muka
(2) Mata
Konjungtiva anemis
(3) Hidung
(4) Mulut
b. Dada :
(1) Paru-paru
P : sonor
(2) Jantung
P : redup
c. Abdomen :
I : tidak ada lesi, tidak ada massa
P : timpani
d. Ekstremitas
bentuk tulang.
Keterangan:
5) Pemeriksaan Penunjang
a. Hasil Radiologi atau MSCT SPN (Tanggal 5 April 2019)
Kesan:
- Rhinitis
Kesan:
3. Analisis Data
a) Pengelompokan Data
b) Analisis Data
2. Ds: -
Do:
- S: 37,3°C
- Terpasang infus pada lengan Prosedur Invasif Resiko Infeksi
kiri
- Terpasang tampon pada
kedua rongga hidung
3. Ds: -
Do:
- Pasien post operasi
septoplasty Trauma Resiko Perdarahan
- TD: 125/72 mmHg
- Pasien dalam program
pengobatan post operasi
4. Ds:
- Pasien mengatakan pernah
jatuh saat SD
Do:
- Pasien terbaring ditempat
Periode Pemulihan
tidur Resiko Jatuh
Pasca Operasi
- Pasien tampak lemah
- Aktivitas pasien dibantu
keluarga
- Skor humpty dumpty 13
(>12 resiko tinggi)
Do:
Do:
- Kulit pasien terasa lengket
- Pasien tampak lesu
- Aktivitas mandi pasien dibantu
keluarga
7. Ds:
- Keluarga pasien mengatakan
pasien ke kamar mandi dibantu
Do: Defisit Perawatan
Kelemahan
- Keluarga tampak membantu Diri: Eliminasi
pasien ke kamar mandi
- Pasien berjalan sempoyongan
- Pasien tampak lemas
B. Diagnosis Keperawatan
prioritas diagnosa :
Data subjektif:
Q: Disayat-sayat
S: 4 (0-10)
T: Hilang timbul
Data objektif:
d. N: 96 x/menit
dengan:
Data subjektif: -
Data objektif:
a. S: 37,3°C
Data subjektif: -
Data objektif:
ditandai dengan:
Data subjektif:
Data subjektif:
operasi
Data objektif:
operasi
ditandai dengan:
Data subjektif:
Data objektif:
ditandai dengan:
Data subjektif:
Data objektif:
Tabel 2.7 Intervensi, Implementasi, dan Evaluasi Diagnosa Keperawatan Nyeri Akut
Perencanaan
No Diagnosis Keperawatan Implementasi Evaluasi
Tujuan Intervensi Rasional
1. Nyeri akut berhubungan Setelah Manajemen Kamis, 9 Mei 2019 Kamis, 9 Mei 2019
dengan agens cedera fisik dilakukan Nyeri 07.45 WIB 07.50 WIB
(post operasi Septoplasty), tindakan 1. Lakukan 1. Mengetahui 1. Melakukan S:
ditandai dengan: keperawatan pengkajian lokasi, pengkajian - Pasien
Ds: selama 3x24 nyeri secara karakteristik, ulang nyeri mengatakan
a. Pasien mengatakan jam, diharapkan komprehensi durasi, secara nyeri
nyeri masalah f frekuensi, komprehensif P: Post operasi
P: Post operasi keperawatan kualitas nyeri septoplasty
septoplasty nyeri akut dapat 2. Mengurangi Q: Disayat-
Q: Disayat-sayat teratasi dengan 2. Beri posisi nyeri, Gilang sayat
R: Hidung merambat kriteria hasil: nyaman membuat R: Hidung
ke dahi Kontrol Nyeri rileks merambat ke
S: 4 (0-10) 1. Pasien 3. Mengurangi dahi
T: Hilang timbul mampu 3. Ajarkan nyeri saat S: 4 (0-10)
Do: mengenali teknik non nyeri datang T: Hilang
a. Pasien tampak kapan nyeri farmakologi timbul
meringis menahan terjadi relaksasi
nyeri 2. Skala nyeri napas 4. Ketorolac O:
b. Pasien tampak gelisah berkurang 4. Kelola adalah obat - Pasien tampah
c. Pasien tampak dari skala 4 pemberian analgetik meringis
menangis menjadi obat untuk menahan nyeri
d. N: 96 x/menit skala 1 Ketorolac 30 mengurangi - Pasien tampak
mg melalui nyeri gelisah
IV sesuai - N: 98x/menit
indikasi
dokter
Gilang
Diagnosis Perencanaan
No Implementasi Evaluasi
Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
3. Pasien 08.00 WIB 08.10 WIB
tenang 2. Mengajarkan S:
4. Nadi dalam teknik - Pasien
batas normal relaksasi mengatakan
(60- napas dalam mengerti
100x/menit) O:
5. Pasien - Pasien tampak
mampu Gilang kooperatif
mengontrol - Pasien tampak
nyeri dengan ikut melakukan
teknik non apa yang
farmakologi dicontohkan
Gilang
08.15 WIB 08.30
3. Memberikan S: -
obat O:
Ketorolac - Injeksi obat
melalui IV Ketorolac
30mg/12jam/IV
masuk
Gilang - Tidak ada tanda
alergi (gatal,
panas)
Gilang
Diagnosis Perencanaan
No Implementasi Evaluasi
Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
16.00 WIB
S:
- Pasien
mengatakan
masih nyeri
P: Post operasi
septoplasty
Q: Disayat-sayat
R: Hidung
merambat ke
dahi
S: 4 (0-10)
T: Hilang timbul
O:
- Pasien tampak
meringis
menahan nyeri
1. Pasien
tampak
menangis
A: Masalah
keperawatan nyeri
akut belum teratasi.
Dengan kriteria
yang belum teratasi:
Diagnosis Perencanaan Implementasi Evaluasi
No
Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
1. Pasien mampu
mengenali kapan
nyeri terjadi
2. Skala nyeri
berkurang dari
skala 4 menjadi
skala 1
3. Pasien tenang
4. Pasien mampu
mengontrol nyeri
dengan teknik
non farmakologi
Yang teratasi:
1. Nadi dalam batas
normal (60-
100x/menit)
P:
- Lanjutkan
intervensi:
1. Lakukan
pengkajian
nyeri secara
komprehensif
2. Beri posisi
nyaman
3. Ajarkan
teknik
relaksasi
napas
Diagnosis Perencanaan
No Implementasi Evaluasi
Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
4. Kelola
pemberian obat
Ketorolac 30 mg
melalui IV
sesuai indikasi
dokter
Gilang
Tabel 2.8 Catatan Perkembangan Diagnosa Nyeri Akut
SOAP IMPLEMENTASI EVALUASI
Jumat, 10 Mei 2019
07.45 WIB 07.50 WIB 07.55 WIB
S: 1. Mengkaji nyeri secara S:
- Pasien mengatakan nyeri masih komprehensif - Pasien mengatakan nyeri masih
terasa terasa
P: Post operasi septoplasty P: Post operasi septoplasty
Q: Disayat-sayat Gilang Q: Disayat-sayat
R: Hidung merambat ke dahi R: Hidung merambat ke dahi
S: 4 (0-10) S: 4 (0-10)
T: Hilang timbul T: Hilang timbul
O: O:
Gilang
Q: Disayat-sayat
S: 2 (0-10)
T: Hilang timbul
O:
- Pasien tampak rileks
- Nadi 86x/menit
A: Masalah nyeri akut teratasi
sebagian
Dengan kriteria hasil:
Yang teratasi:
1. Pasien mampu mengenali kapan
nyeri terjadi
2. Pasien tenang
3. Pasien mampu mengontrol nyeri
dengan teknik non farmakologi
Yang belum teratasi:
1. Skala nyeri berkurang dari skala
4 menjadi skala 1
2. Nadi dalam batas normal (60-
100x/menit)
SOAP IMPLEMENTASI EVALUASI
Jumat, 10 Mei 2019
P: Lanjutkan intervensi:
1. Lakukan pengkajian nyeri
secara komprehensif
2. Kelola pemberian obat
Ketorolac 30 mg melalui IV
sesuai indikasi dokter
Gilang
Tabel 2.9 Catatan Perkembangan Diagnosa Nyeri Akut
SOAP IMPLEMENTASI EVALUASI
Sabtu, 11 Mei 2019
07.45 WIB 07.50 WIB 07.55 WIB
S: 1. Mengkaji nyeri secara S:
- Pasien mengatakan nyeri masih komprehensif - Pasien mengatakan nyeri
terasa berkurang
P: Post operasi septoplasty P: Post operasi septoplasty
Q: Disayat-sayat Gilang Q: Disayat-sayat
R: Hidung merambat ke dahi R: Hidung merambat ke dahi
S: 1 (0-10) S: 1 (0-10)
T: Hilang timbul T: Hilang timbul
O: O:
O:
- Pasien tampak tenang
- Pasien mampu mengontrol dengan
teknik relaksasi napas dalam
- Nadi 84x/menit
A: Masalah nyeri akut teratasi
Dengan kriteria hasil yang teratasi:
1. Pasien mampu mengenali kapan
nyeri terjadi
2. Skala nyeri berkurang dari skala
4 menjadi skala 1
3. Pasien tenang
SOAP IMPLEMENTASI EVALUASI
Sabtu, 11 Mei 2019
4. Nadi dalam batas normal (60-
100x/menit)
5. Pasien mampu mengontrol nyeri
dengan teknik non farmakologi
P: Monitor nyeri berulang
Gilang
Tabel 2.10 Intervensi, Implementasi, dan Evaluasi Diagnosa Keperawatan Resiko Infeksi
Diagnosis Perencanaan
No Implementasi Evaluasi
Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
2. Resiko infeksi dengan Setelah dilakukan Perlindungan Kamis, 9 Mei 2019 Kamis, 9 Mei 2019
kondisi terkait tindakan keperawatan Infeksi 07.45 WIB 07.50 WIB
prosedur invasive, selama 3x24 jam, 1. Monitor 1. Mengetahui 1. Memonitor S: -
ditandai dengan: diharapkan masalah adanya tanda-tanda tanda-tanda O:
Ds: - keperawatan resiko tanda-tanda infeksi infeksi dan - Terdapat tampon
Do: infeksi tidak terjadi infeksi dan suhu tubuh pada kedua rongga
a. S: 37,3°C dengan kriteria hasil: suhu tubuh 2. Menjaga hidung
b. Terpasang infus Kontrol Infeksi 2. Bantu luka agar - Terdapat tusukan
pada lengan kiri 1. Tidak ada tanda- perawatan tetap bersih Gilang infus pada lengan kiri
c. Terpasang tanda infeksi luka - Tidak ada tanda-
tampon pada a. Kalor: Tidak 3. Agar tanda infeksi
kedua rongga ada 3. Ganti linen lingkungan - Suhu: 36,8°C
hidung kemerahan tetap bersih
b. Dolor: Tidak
ada rasa Gilang
nyeri Kontrol Infeksi 4. Cuci tangan
c. Rubor: Tidak 4. Edukasi dapat 07.50 WIB 08.00 WIB
ada pasien dan mencegah 2. Memberikan S:
kemerahan keluarga terjadinya edukasi pada - Pasien dan keluarga
d. Tumor: tentang infeksi pasien dan mengatakan masih
Tidak ada cara cuci keluarga bingung tentang cara
bengkak tangan tentang cara cuci tangan
e. Fungsiolaesa yang benar cuci tangan O:
: Tidak ada dan tanda- - Pasien dan keluarga
kelainan tanda tampak bingung
fungsi pada infeksi
area hidung Gilang
Diagnosis Perencanaan Implementasi Evaluasi
No
Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
dan tusukan infus 5. Kelola 5. Ceftriaxone - Pasien dan keluarga
(lengan kiri) pemberian adalah obat tampak mengikuti cara
2. Suhu tubuh dalam Ceftriaxone antibiotic cuci tangan
batas normal (36,5 1 gr melalui untuk
– 37,5̊C) IV sesuai mencegah
3. Pasien mengenali indikasi infeksi Gilang
tanda-tanda infeksi dokter
08.00 WIB 08.15 WIB
3. Memberikan S: -
obat O:
Ceftriaxone - Injeksi Ceftriaxone 1
melalui IV gr/12 jam/IV masuk
Gilang
Gilang
16.00 WIB
S: -
O:
- Tanda infeksi dolor
(rasa nyeri)
- Balutan tampak
bersih
- Suhu: 36,4̊C
A:
- Masalah
keperawatan resiko
infeksi belum teratasi :
Diagnosis Perencanaan Implementasi Evaluasi
No
Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
1. Tidak ada tanda-
tanda infeksi
- Kalor: Tidak
ada
kemerahan
- Dolor: Tidak
ada rasa nyeri
- Rubor: Tidak
ada
kemerahan
- Tumor: Tidak
ada bengkak
- Fungsiolaesa:
Tidak ada
kelainan
fungsi pada
area hidung
dan tusukan
infus (lengan
kiri)
2. Pasien
mengenali
tanda-tanda
infeksi
3. Pasien
mengenali
tanda-tanda
infeksi
Gilang
Gilang
16.00 WIB
S: -
O:
- Luka tampak bersih
- Ada tanda-tanda infeksi yaitu dolor
(rasa nyeri)
- Suhu tubuh : 36,4̊C
SOAP IMPLEMENTASI EVALUASI
Jumat, 10 Mei 2019
A: Masalah resiko infeksi teratasi
sebagian
Dengan kriteria hasil:
Yang belum tercapai:
1. Tidak ada tanda-tanda infeksi
- Kalor: Tidak ada kemerahan
- Dolor: Tidak ada rasa nyeri
- Rubor: Tidak ada kemerahan
- Tumor: Tidak ada bengkak
- Fungsiolaesa: Tidak ada
kelainan fungsi pada area
hidung dan tusukan infus
(lengan kiri)
Yang sudah tercapai:
1 Suhu tubuh dalam batas normal
(36,5 – 37,5̊C)
2 Pasien mengenali tanda-tanda
infeksi
P: Lanjutkan intervensi:
1. Monitor adanya tanda-tanda
infeksi dan suhu tubuh
2. Bantu perawatan luka
3. Kelola pemberian Ceftriaxone
1 gr melalui IV sesuai indikasi
dokter
Gilang
Gilang
Tabel 2.13 Intervensi, Implementasi, dan Evaluasi Diagnosa Keperawatan Resiko Perdarahan
Diagnosis Perencanaan
No Implementasi Evaluasi
Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
3. Resiko perdarahan Setelah Pencegahan Kamis, 9 Mei 2019 Kamis, 9 Mei 2019
dengan kondisi terkait dilakukan Perdarahan 07.45 WIB 07.50 WIB
trauma, ditandai dengan: tindakan 1. Monitor 1. Mengetahui 1. Memonitor S: -
Ds: - keperawatan resiko lebih awal bila resiko O:
Do: selama 3x24 terjadinya terjadi terjadinya - Tidak ada
a. Pasien post operasi jam, diharapkan perdarahan perdarahan perdarahan rembesan pada
septoplasty masalah dan tekanan dan tekanan balutan
b. TD: 125/72 mmHg keperawatan darah darah - TD: 120/80
c. Pasien dalam resiko 2. Batasi 2. Aktivitas yang mmHg
program pengobatan perdarahan aktivitas berlebih dapat
tidak terjadi pasien menimbulkan Gilang
dengan kriteria perdarahan Gilang
hasil:
Keparahan Perawatan 08.00 WIB 08.15 WIB
Cedera Fisik Daerah Area 2. Memberikan S: -
1. Tidak Sayatan obat Asam O:
terjadi 3. Edukasi 3. Meningkatkan Tranexamad - Injeksi obat Asam
perdarahan pasien dan kewaspadaan melalui IV Tranexamad 500
2. Tekanan keluarga cara dan mg/8 jam/IV masuk
darah meminimalisi menindaklanjut
dalam r tekanan pada i lebih awal bila Gilang
batas daerah insisi terjadi suatu
normal (luka post masalah Gilang
(120/80 – operasi)
140/90
mmHg)
Diagnosis Perencanaan
No Implementasi Evaluasi
Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
3. Tidak ada 4. Kelola 4. Asam 16.00 WIB 16.15 WIB
penurunan pemberian Tranexamad 3. Mengelola S: -
kesadaran obat Asam adalah obat untuk pemberian O:
Tranexamad mencegah obat Asam - Injeksi obat
500 mg perdarahan Tranexamad Asam
melalui IV 500 mg Tranexamad 500
sesuai mg/8 jam/IV
indikasi masuk
dokter Gilang
Gilang
16.20 WIB
S: -
O:
- Tidak ada
rembesan pada
balutan
- TD: 118/76
mmHg
A: Masalah
keperawatan
resiko
perdarahan
teratasi
sebagian.
Dengan kriteria
yang belum
tercapai:
Diagnosis Perencanaan
No Implementasi Evaluasi
Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
1. Tekanan darah
dalam batas
normal (120/80
– 140/90
mmHg)
Yang sudah tercapai
1 Tidak terjadi
perdarahan
2 Tidak ada
penurunan
kesadaran
P: Lanjutkan
intervensi:
1. Monitor resiko
terjadinya
perdarahan dan
tekanan darah
2. Batasi aktivitas
pasien
Edukasi
pasien dan
keluarga cara
meminimalisir
tekanan pada
daerah insisi
(luka post
operasi)
Diagnosis Perencanaan
No Implementasi Evaluasi
Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
3. Kelola
pemberian obat
Asam
Tranexamad
500 mg melalui
IV sesuai
indikasi dokter
Gilang
Gilang Gilang
SOAP IMPLEMENTASI EVALUASI
Jumat, 10 Mei 2019
13.00 WIB 13.10 WIB
4. Memberi edukasi pada pasien S:
dan keluarga tentang cara - Pasien dan keluarga mengatakan
meminimalisir tekanan pada mengerti dan akan mengikuti saran
daerah insisi yang diberikan
O:
- Pasien dan keluarga kooperatif
Gilang - Keluarga tampak antusias
Gilang
Gilang
16.20 WIB
S: -
O:
- Tidak ada rembesan pada balutan
- Tekanan darah : 110/70 mmHg
A: Masalah keperawatan resiko
perdarahan teratasi sebagian
Gilang
Gilang
SOAP IMPLEMENTASI EVALUASI
Sabtu, 11 Mei 2019
16.20 WIB
S: -
O:
- Tidak ada rembesan pada balutan
- Tidak ada penurunan kesadaran
- Tekanan darah 120/80 mmHg
A: Masalah keperawatan resiko
perdarahan teratasi
Dengan kriteria yang sudah tercapai:
1 Tidak terjadi perdarahan
2 Tekanan darah dalam batas
normal (120/80 – 140/90
mmHg)
3 Tidak ada penurunan kesadaran
P: Hentikan intervensi
Gilang
Tabel 2.16 Intervensi, Implementasi, dan Evaluasi Diagnosa Keperawatan Resiko Jatuh
Perencanaan Implementasi Evaluasi
No Diagnosis Keperawatan
Tujuan Intervensi Rasional
4. Resiko jatuh dengan Setelah Manajemen Kamis, 9 Mei 2019 Kamis, 9 Mei 2019
kondisi terkait trauma, dilakukan Lingkungan: 07.45 WIB 07.50 WIB
ditandai dengan: tindakan Keselamatan 1. Mengkaji S: -
Ds: keperawatan 1. Kaji adanya 1. Mengetahui adanya faktor- O:
a. Pasien mengatakan selama 3x24 faktor- tata laksana faktor resiko - Skala humpty
pernah jatuh saat SD jam, diharapkan faktor selanjutnya jatuh pada dumpty 13 (>12
Do: masalah resiko jatuh pasien resiko tinggi)
a. Pasien terbaring keperawatan pada pasien - Pasien tampak
ditempat tidur resiko jatuh 2. Pasang side 2. Agar pasien terbaring ditempat
b. Aktivitas pasien tidak terjadi rail pada aman Gilang tidur
dibantu oleh keluarga dengan kriteria tempat tidur 3. Sebagai
c. Pasien tampak lemas hasil: 3. Pasang penanda
d. Skor humpty dumpty Kontrol Resiko lambang resiko jatuh Gilang
13 (>12 resiko tinggi) 1. Pasien tidak resiko jatuh
jatuh dari 4. Edukasi 4. Keluarga 07.50 WIB 07.55 WIB
tempat tidur keluarga dapat 2. Memasang side S: -
selama tentang menerapkan rail pada tempat O:
perawatan upaya upaya tidur - Terpasang side
2. Pasien tidak pencegahan pencegahan rail pada tempat
jatuh saat cidera cidera tidur
berpindah Gilang
atau 5. Libatkan 5. Peran
mobilisasi keluarga keluarga Gilang
3. Pasien untuk sangat
mampu mengawasi penting
mobilisasi aktivitas dalam proses
pasien penyembuha
n
Diagnosis Perencanaan Implementasi Evaluasi
No
Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
tanpa 07.55 WIB 08.00 WIB
pengawasan 3. Memasang S: -
sticker resiko O:
jatuh - Terpasang sticker
resiko jatuh pada
gelang identitas
pasien
Gilang
16.00 WIB
S: -
O:
- Skala humpty
dumpty 13
- Terpasang side rail
- Pasien terbaring
ditempat tidur
A: Masalah
keperawatan resiko
jatuh teratasi
sebagian
Dengan kriteria
hasil yang belum
teratasi:
1. Pasien mampu
mobilisasi
Perencanaan
No Diagnosis Keperawatan Implementasi Evaluasi
Tujuan Intervensi Rasional
4. Libatkan
keluarga untuk
mengawasi
aktivitas pasien
Gilang
Gilang
SOAP IMPLEMENTASI EVALUASI
Jumat, 10 Mei 2019
4. Libatkan keluarga untuk 08.15 WIB 08.30 WIB
mengawasi aktivitas pasien 5. Melibatkan keluarga untuk S:
mengawasi aktivitas pasien - Keluarga mengatakan akan
mengawasi dan membantu segala
Gilang aktivitas pasien
Gilang O:
- Keluarga pasien tampak kooperatif
- Keluarga pasien tampak mengawasi
pasien
Gilang
16.00 WIB
S:
- Keluarga pasien mengatakan
mengawasi dan membantu segala
aktivitas pasien
O:
- Side rail terpasang
- Skor humpty dumpty 11
- Pasien tidak jatuh selama perawatan
- Pasien tidak jatuh saat mobilisasi
A: Masalah keperawatan resiko jatuh
teratasi
Dengan kriteria hasil yang tercapai:
1. Pasien tidak jatuh dari tempat
tidur selama perawatan
Gilang
Tabel 2.18 Intervensi, Implementasi, dan Evaluasi Diagnosa Keperawatan Gangguan Menelan
Perencanaan
No Diagnosis Keperawatan Implementasi Evaluasi
Tujuan Intervensi Rasional
5. Gangguan menelan Setelah Pencegahan Kamis, 9 Mei 2019 Kamis, 9 Mei 2019
berhubungan dengan dilakukan Aspirasi 07.45 WIB 07.50 WIB
trauma, ditandai dengan tindakan 1. Monitor 1. Mengetahui 1. Memonitor S:
Ds: keperawatan status kondisi status - Pasien
a. Pasien mengatakan selama 3x24 pernapasan umum pernapasan mengatakan
tenggorokan sakit saat jam, diharapkan pasien tenggorokan sakit
menelan dan berbicara masalah 2. Pantau cara 2. Cara makan saat menelan dan
Do: keperawatan makan atau yang benar Gilang berbicara
a. Pasien bicara pelan gangguan bantu jika dapat O:
b. Pasien tampak menelan dapat diperlukan menambah - Pasien tampak
kesakitan saat teratasi, dengan kenyamanan kesakitan saat
menelan kriteria hasil: saat menelan
Status Menelan menelan - Pasien bicara
1. Pasien 3. Edukasi 3. Posisi pelan
tidak kepada semifowler
tersedak keluarga mencegah
2. Usaha untuk terjadinya Gilang
menelan menjaga aspirasi saat
pasien posisi menelan 07.50 WIB 08.00 WIB
meningkat pasien 2. Memantau S:
3. Pasien setelah cara makan - Pasien
nyaman pemberian dan membantu mengatakan sudah
saat makan pasien makan makannya karena
menelan sakit
O:
Gilang
Diagnosis Perencanaan
No Implementasi Evaluasi
Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
4. Libatkan 4. Menambah - Pasien tampak
keluarga kenyamanan kesakitan saat
untuk dan makan
memberi menimbulkan - Pasien bicara
makanan keinginan pelan
dalam untuk
jumlah menelan
sedikit Gilang
16.00 WIB
S:
- Pasien
mengatakan masih
sakit untuk menelan
dan berbicara
O:
- Pasien tampak
bicara pelan
- RR: 22x/menit
A: Masalah
keperawatan
gangguan menelan
belum teratasi
Dengan kriteria
hasil:
Yang belum
teratasi:
1. Usaha
menelan
meningkat
Diagnosis Perencanaan
No Implementasi Evaluasi
Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
2. Pasien nyaman
saat menelan
Yang teratasi:
1. Pasien tidak
tersedak
P: Lanjutkan
intervensi:
1. Monitor status
pernapasan
2. Pantau cara
makan atau
bantu jika
diperlukan
3. Edukasi kepada
keluarga untuk
menjaga posisi
pasien setelah
pemberian
makan
4. Libatkan
keluarga untuk
memberi
makanan dalam
jumlah sedikit
Gilang
Gilang
16.00 WIB
S:
- Pasien mengatakan sakit saat
menelan sudah berkurang
O:
- Pasien tampak tenang
- Pasien terbaring ditempat tidur
- RR: 20x/menit
- Usaha menelan pasien meningkat
Gilang
P: Lanjutkan intervensi:
1. Monitor status pernapasan Gilang
2. Pantau cara makan atau bantu
jika diperlukan 16.00 WIB
S:
- Pasien mengatakan sudah enakan
Gilang dan nyaman saat menelan
O:
- Pasien tampak rileks
- Pasien tidak tersedak saat makan
SOAP IMPLEMENTASI EVALUASI
Sabtu, 11 Mei 2019
- Usaha menelan pasien meningkat
A: Masalah keperawatan gangguan
menelan teratasi
Dengan kriteria hasil yang teratasi:
1. Usaha menelan pasien
meningkat
2. Pasien nyaman saat menelan
3. Pasien tidak tersedak
P: Hentikan intervensi
Gilang
Tabel 2.21 Intervensi, Implementasi, dan Evaluasi Diagnosa Keperawatan Defisit Perawatan Diri: Mandi
N Perencanaan
Diagnosis Keperawatan Implementasi Evaluasi
o Tujuan Intervensi Rasional
6. Defisit perawatan diri: Setelah dilakukan Bantuan Perawatan Kamis, 9 Mei Kamis, 9 Mei
mandi berhubungan dengan tindakan Diri: 2019 2019
kelemahan, ditandai dengan: keperawatan Mandi/Kebersihan 1. Mengetahui 07.45 WIB 07.50 WIB
Ds: selama 3x24 jam, 1. Monitor warna tingkat 1. Memonitor S:
a. Keluarga pasien diharapkan masalah dan kebersihan kebersihan warna dan - Keluarga
mengatakan pasien keperawatan defisit kulit pasien kebersihan pasien
belum mandi perawatan diri: 2. Fasilitasi pasien 2. Meningkatkan kulit mengatakan
b. Pasien mengatakan mandi dapat dalam kebersihan pasien belum
tidak mau mandi karena teratasi, dengan memenuhi diri pasien mandi
dingin kriteria hasil: perawatan diri selama Gilang O:
Do: Perawatan Diri mandi perawatan - Pasien tampak
a. Kulit pasien terasa Mandi 3. Edukasi pasien 3. Pasien dan lesu
lengket 1. Mampu dan keluarga keluarga - Warna kulit
b. Pasien tampak lesu membersihkan tentang mengerti sawo matang
c. Aktivitas mandi pasien tubuh bagian perawatan diri tentang - Kebersihan
dibantu oleh keluarga atas (muka, mandi (cara pentingnya kulit kurang
lengan, dada, memandikan perawatan diri
perut) secara pasien) mandi dan
mandiri cara Gilang
2. Mampu 4. Libatkan memandikan
mengungkapk keluarga dalam yang benar 07.50 WIB 08.00 WIB
an kepuasan memenuhi 4. Keluarga 2. Memberi S:
tentang perawatan diri mampu edukasi pada - Keluarga
kebersihan mandi pasien membantu pasien dan mengatakan
tubuh pasien dalam keluarga mengerti tetapi
3. Pasien tampak perawatan diri tentang masih bingung
segar mandi
Diagnosis Perencanaan
No Implementasi Evaluasi
Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
perawatan diri O:
mandi pada - Keluarga pasien
pasien tampak kooperatif
Gilang Gilang
16.00 WIB
S:
- Pasien
mengatakan masih
belum mau mandi
O:
- Pasien tampak
lesu
- Kulit pasien terasa
lengket
A: Masalah
keperawatan defisit
perawatan diri
mandi belum
.teratasi
Dengan kriteria
hasil yang belum
tercapai:
1. Mampu
membersihkan
tubuh bagian
atas (muka,
lengan, dada,
Diagnosis Perencanaan Implementasi Evaluasi
No
Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
perut) secara
mandiri
2. Mampu
mengungkapkan
kepuasan
tentang
kebersihan
tubuh
3. Pasien tampak
segar
P: Lanjutkan
intervensi
1. Monitor warna
dan kebersihan
kulit
2. Fasilitasi
pasien dalam
memenuhi
perawatan diri
mandi
3. Edukasi pasien
dan keluarga
tentang
perawatan diri
mandi (cara
memandikan
pasien)
Perencanaan
No Diagnosis Keperawatan Implementasi Evaluasi
Tujuan Intervensi Rasional
4. Libatkan
keluarga
dalam
memenuhi
perawatan
diri mandi
pasien
Gilang
Gilang
Gilang
Gilang
16.00 WIB
S:
- Pasien mengatakan sudah mandi
- Keluarga pasien mengatakan
pasien dapat membersihkan bagian
muka, dada, dan lengan secara
mandiri
O:
- Pasien tampak segar
SOAP IMPLEMENTASI EVALUASI
Jumat, 10 Mei 2019
- Pasien mampu membersihkan tubuh
bagian atas secara mandiri
A: Masalah keperawatan defisit
perawatan diri: mandi teratasi
Dengan kriteria hasil:
1. Mampu membersihkan tubuh
bagian atas (muka, lengan,
dada, perut) secara mandiri
2. Mampu mengungkapkan
kepuasan tentang kebersihan
tubuh
3. Pasien tampak segar
P: Hentikan intervensi
Gilang
Tabel 2.23 Intervensi, Implementasi, dan Evaluasi Diagnosa Keperawatan Defisit Perawatan Diri: Eliminasi
Perencanaan
No Diagnosis Keperawatan Implementasi Evaluasi
Tujuan Intervensi Rasional
7. Defisit perawatan diri: eliminasi Setelah Terapi Latihan: Kamis, 9 Mei Kamis, 9 Mei
berhubungan dengan kelemahan, dilakukan Keseimbangan 2019 2019
ditandai dengan: tindakan 1. Monitor respon 1. Mengetahui 07.45 WIB 07.50
Ds: keperawatan pasien pada keseimbangan 1. Memonitor S:
a. Keluarga pasien mengatakan selama 3x24 latihan pasien respon - Pasien
pasien ke kamar mandi jam, keseimbangan pasien mengatakan
dibantu diharapkan Terapi Latihan pada masih lemas
Do: masalah Ambulasi latihan O:
a. Keluarga tampak membantu keperawatan 2. Bantu pasien 2. Belajar keseimban - Pasien tampak
pasien ke kamar mandi defisit untuk berdiri perlahan- gan lemas
b. Pasien berjalan perawatan dan ambulas i lahan untuk
sempoyongan diri: eliminasi dengan jarak mobilisasi
c. Pasien tampak lemas dapat teratasi, tertentu mandiri Gilang Gilang
dengan 3. Instruksikan 3. Pispot adalah
kriteria hasil: pasien alat bantu
Ambulasi menggunakan untuk BAK 08.15 WIB
1. Berjalan pispot jika 08.00 WIB S:
dengan tidak 2. Melibatkan - Keluarga
langkah memungkinkan keluarga mengatakan
yang untuk ke toilet 4. Peran untuk akan mengawasi
konsisten 4. Libatkan keluarga mengawasi semua aktivitas
keluarga untuk sangat ambulasi pasien
mengawasi penting dalam pasien O:
ambulasi proses - Keluarga
pasien penyembuhan tampak
pasien Gilang perhatian
Diagnosis Perencanaan Implementasi Evaluasi
No
Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
2. Berjalan dengan pasien
secara
mandiri
dengan jarak Gilang
yang dekat
(20 meter) 16.00 WIB
S:
- Keluarga pasien
mengatakan pasien
tadi siang BAK
dibantu oleh
keluarga
O:
- Keluarga tampak
mengawasi segala
aktivitas pasien
A: Masalah
keperawatan defisit
perawatan diri
eliminasi pasien
belum teratasi
Dengan kriteria
hasil yang berlum
tercapai:
1. Berjalan dengan
langkah yang
konsisten
Diagnosis Perencanaan
No Implementasi Evaluasi
Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
2. Berjalan mandiri
dengan jarak
dekat (20m)
P: Lanjutkan
intervensi:
1. Monitor respon
pasien pada
latihan
keseimbangan
2. Bantu pasien
untuk berdiri
dan ambulasi
dengan jarak
tertentu
3. Instruksikan
pasien
menggunakan
pispot jika
tidak
memungkinkan
untuk ke toilet
4. Libatkan
keluarga untuk
mengawasi
ambulasi
pasien
Gilang
Tabel 2.24 Catatan Perkembangan Diagnosa Defisit Perawatan Diri: Eliminasi
SOAP IMPLEMENTASI EVALUASI
Jumat, 10 Mei 2019
07.45 WIB 07.50 WIB 08.00 WIB
S: 1. Memonitor respon pasien pada S:
- Keluarga pasien sudah BAK dan latihan keseimbangan - Pasien mengatakan kuat untuk jalan
dibantu sendiri
O: O:
- Keluarga tampak mengawasi segala - Pasien tampak segar
aktivitas pasien Gilang
A: Masalah keperawatan defisit
perawatan diri eliminasi pasien belum Gilang
teratasi
Dengan kriteria hasil yang berlum 08.10 WIB
tercapai: 08.00 WIB S:
1. Berjalan dengan langkah yang 2. Membantu pasien untuk berdiri - Pasien mengatakan bisa berdiri
konsisten dan ambulasi dengan jarak sendiri dan berjalan sendiri
2. Berjalan mandiri dengan jarak tertentu O:
dekat (20m) - Pasien tampak ambulasi secara
P: Lanjutkan intervensi: mandiri
1. Monitor respon pasien pada Gilang
latihan keseimbangan Gilang
2. Bantu pasien untuk berdiri dan
ambulasi dengan jarak tertentu 08.10 WIB 08.20 WIB
3. Instruksikan pasien menggunakan 3. Menginstruksikan pasien S:
pispot jika tidak memungkinkan menggunakan pispot jika tidak - Pasien mengatakan tidak mau
untuk ke toilet memungkinkan untuk ke toilet menggunakan pispot dan ingin ke
toilet saja jika BAK
Gilang
SOAP IMPLEMENTASI EVALUASI
Jumat, 10 Mei 2019
4. Libatkan keluarga untuk O:
mengawasi ambulasi pasien - Pasien tampak tenang
Gilang
Gilang
08.20 WIB 08.30 WIB
5. Melibatkan keluarga untuk S:
mengawasi ambulasi pasien - Keluarga mengatakan akan
mengawasi segala aktivitas pasien
O:
Gilang - Keluarga tampak kooperatif
- Keluarga tampak mengerti
Gilang
16.00 WIB
S:
- Keluarga pasien mengatakan pasien
BAK secara mandiri, keluarga hanya
mengawasi
- Pasien mengatakan sudah BAK
secara mandiri
O:
- Pasien dapat berjalan secara
mandiri secara konsisten
SOAP IMPLEMENTASI EVALUASI
Jumat, 10 Mei 2019
- Pasien tadi siang tampak BAK
secara mandiri, keluarga hanya
menemani
A: Masalah keperawatan defisit
perawatan diri: eliminasi teratasi
Dengan kriteria hasil yang tercapai:
1. Berjalan dengan langkah yang
konsisten
2. Berjalan mandiri dengan jarak
dekat (20m)
P: Hentikan intervensi
Gilang
BAB III
PEMBAHASAN
keperawatan selama tiga hari, mulai tanggal 9 Mei 2019 sampai 11 Mei 2019
Pembahasan ini dilakukan dengan melihat adanya kesenjangan antara kasus yang
terjadi pada pasien berdasarkan alasan ilmiah. Pembahasan untuk tiap-tiap tahap
A. Proses Keperawatan
reaksi dan respons unik individu pada suatu kelompok atau perorangan
terhadap gangguan kesehatan yang dialami, baik actual maupun potensial
(Deswani, 2011).
1. Pengkajian
yang dibuat. Oleh karena itu, pengkajian harus dilakukan dengan teliti
dan cermat sehingga seluruh kebutuhan perawatan pada pasien dapat
memperoleh data dari pasien, keluarga pasien (ibu dan kakak), tim
2) Nyeri tenggorokan
menelan dan berbicara. Hal ini dapat terjadi karena trauma pasca
septoplasty.
3) Kesulitan membau/hiposmia
b. Data yang ada dalam teori dan tidak ada pada kasus
1) Peningkatan suhu
2) Perdarahan
3) Data yang tidak ada dalam teori tetapi muncul pada kasus
operasi hari ke-1, dengan kelemahan pada tubuh dan tidak dapat
melakukan aktivitas perawatan diri secara mandiri seperti makan,
2. Diagnosa Keperawatan
adalah:
dan jelas
a. Patofisiologi
b. Situasional
c. Medication/treatment
d. Maturasional
(mengancam kesehatan).
Septoplasty)
fisiologisnya.
kedua karena pasien post operasi dimana terdapat luka insisi dengan
balutan pada kedua rongga hidung yang beresiko tinggi infeksi dan
tiga karena pasien post operasi dimana terdapat luka insisi dengan
pasien. Pasien post operasi dimana keadaan umum lemah dan masih
pada pasien An. B termasuk dalam gangguan rasa aman dan nyaman
pada pasien An. B termasuk dalam gangguan rasa aman dan nyaman,
pada pasien An. B termasuk dalam gangguan rasa aman dan nyaman,
invasif
Septoplasty)
atau lambat dari intensitas ringan hingga berat dengan akhir yang
a) Data subjektif
Q: Disayat-sayat
S: 4 (0-10)
T: Hilang timbul
b) Data objektif
mobilisasi.
pasien post operasi hari pertama dengan luka insisi pada kedua
ditegakkan.
(Herdman, 2018).
yang menunjang diagnose ini yaitu pasien post operasi yang mana
operasi
tanggal 9 Mei 2018 pasien post operasi hari ke -1, pasien tampak
resiko tinggi.
resiko defisit perawatan diri mandi. Hal ini dibuktikan pada saat
resiko defisit perawatan diri eliminasi. Hal ini dibuktikan pada saat
keluarga.
Diagnosa ini diangkat penulis untuk membantu pemenuhan
diri.
3. Rencana Keperawatan
a. Me
dahulu.
b. Me
c. Me
Septoplasty)
Dalam diagnosa ini dilakukan perawatan selama 3x24 jam,
kriteria hasil:
8. Pasien tenang
kasus
Tidak ada.
mengurangi nyeri.
kriteria hasil:
(3) Edukasi pasien dan keluarga tentang cara cuci tangan yang
penatalaksanaannya.
b) Intervensi yang ada dalam teori dan tidak ada dalam kasus
Tidak ada.
nosokomial.
dalam.
b) Intervensi yang ada dalam teori dan tidak ada dalam kasus
Tidak ada.
terjadi.
d. Resiko jatuh dengan kondisi terkait periode pemulihan pasca
operasi
kriteria hasil:
b) Intervensi yang ada dalam teori dan tidak ada dalam kasus
kasus
tersedak.
jumlah sedikit
kasus
mandi pasien
Keluarga ikut berpartisipasi dalam perawatan diri pasien
diri mandi.
kelemahan
NOC: Ambulasi
b) Intervensi yang ada dalam teori dan tidak ada dalam kasus
tertentu
untuk BAK.
4. Implementasi Keperawatan
a. Independent
b. Interpendent
c. Dependent
Septoplasty)
Tidak ada
Tidak ada
intervensi
Tidak ada
intervensi
Tidak ada
intervensi
Tidak ada
intervensi
Tidak ada
operasi
intervensi
Tidak ada
intervensi
Tidak ada
sedikit
intervensi
Tidak ada
3) Implementasi yang dilakukan tidak sesuai dengan
intervensi
Tidak ada
mandi
pasien
intervensi
Tidak ada
intervensi
Tidak ada
g. Defisit perawatan diri: eliminasi berhubungan dengan
kelemahan
jarak tertentu
intervensi
Tidak ada
intervensi
Tidak ada
5. Evaluasi
Evaluasi adalah penilaian dengan cara membandingkan perubahan
keadaan pasien (hasil yang diamati) dengan tujuan dan kriteria hasil yang
Septoplasty)
kriteria hasil:
3) Pasien tenang
post operasi, balutan luka tampak bersih, infus sudah dilepas, pasien
tanggal 11 Mei 2019, tidak terjadi perdarahan pada luka post operasi
operasi
tanggal 11 Mei 2019, pasien tidak tersedak saat makan dan minum,
kelemahan
NOC: Ambulasi
perkembangan.
a. Pengkajian
tangan serta nama terang untuk tanggung jawab dan tanggung gugat
perawat.
b. Diagnosa Keperawatan
mungkin dan bekerja sama dengan tim kesehatan yang ada di Ruang
c. Perencanaan
d. Pelaksanaan/implementasi
pasien dan asuhan keperawatan yang disusun oleh penulis. Hal yang
e. Evaluasi
A. Kesimpulan
oleh rumah sakit. Hal ini terkait dengan kepuasan masyarakat terhadap hasil
dimulai sejak 9 Mei 2019 sampai 11 Mei 2019 di Ruang Anggrek 1 IRNA 1
dengan Septum Deviasi post operasi Septoplasty hari ke-1. Penulis menemukan
1. Pengkajian
bio, psiko, sosial dan spiritual. Pengkajian dilakukan pada hari pertama
Saat dilakukan pengkajian pada tanggal 9 Mei 2019 pada An. “B”
tidak ditemukan hambatan yang berarti, hal ini dikarenakan pasien sangat
kooperatif. Respon dari keluarga juga sangat baik dengan perawat. Pasien
juga tidak menutup diri pada saat dilakukan pengkajian, dan selalu
diperoleh dari pasien dan keluarga. Data yang diperoleh dari pasien dan
keluarga ini yang akan menjadi data untuk melakukan perencanaan dan
dokumentasi.
2. Diagnosa Keperawatan
perawat.
tentang kebutuhan dasar manusia, serta tidak hanya fokus pada prioritas
Septoplasty)
3. Perencanaan
kasus pasien sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat dalam teori.
4. Pelaksanaan
yang disusun dan telah sesuai teori yaitu Observasi, Nursing Tretment,
harus sesuai dengan prinsip dan prosedur rumah sakit. Sarana dan
dihadapi pasien.
5. Evaluasi
tujuan.
hasil dapat dicapai. Hal ini dikarenakan dalam menentukan kriteria hasil
selama perawatan.
6. Dokumentasi
ada. Pada kasus ini penulis menggunakan format SOAP yang berorientasi
B. Saran
pasien An. “B” dengan Septum Deviasi post operasi Septoplasty hari ke-1 di
Ruang Anggrek 1 IRNA 1 RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta pada tanggal 9 Mei-
11 Mei 2019, penulis menemukan beberapa hal yang dapat dijadikan masukan
kepada pasien.
3. Tim Kesehatan
komunikasi.
DAFTAR PUSTAKA
Broek Den Van P. 2009. Buku Saku Ilmu Kesehatan Tenggorokan, Hidung, Dan
Telinga. Jakarta: EGC
Indah Irma & Ayu Intan. 2013. Penyakit Gigi, Mulut, dan THT. Yogyakarta:
Nuha Medika
Maas Morhead Jhonson & Swanson. 2013. Nursing Out Comes (NOC). Edition 5.
United States Of America: Mosby Elseveir Acadamic Press
Nizar N.W & Mangunkusumo E. 2010. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga
Hidung Tenggorok Kepala dan Leher. Jakarta: Balai Penerbit FKUI
Stokowski G, et all. 2009. The use of ultrasound to improve practice and reduce
complication rates in peripherally inserted central catheter insertions:
final repot of investigation. Journal of infusion nursing