Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PEMBUATAN IODOFROM
diajukan untuk memenuhi salah satu tugas praktikum mata kuliah kimia organik
Dosen Pembimbing: Joko Suryadi,S.Si.M.T
oleh:
Kelompok 7
Magnetik stirer
Corong pisah
Erlemeyer 250 ml
Spatula
2.2 Bahan yang digunakan :
Bahan Rumus molekul
Aseton
CH3COCH3
Iodofrom
CHI3
NaOH
NaOH
Alkohol
C2H5OH
IV. CARA KERJA
Setelah tercampur
Setelah itu, untuk sempurna, tambahkan
Biarkan
memurnikan tetes demi tetes larutan
terkristalisasi
rekristalisasi, NaOH 8N melalui corong
sempurna
tambahkan etanol pisah hingga terbentuk
kristal kuning
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐼2
Mol I2 = 𝑀𝑟 𝐼2
10,0121 𝑔𝑟𝑎𝑚
Mol I2 = 253,8 𝑔𝑟/𝑚𝑙
= 5,1708 gram
= 8,4972 gram
8,4972 𝑔𝑟𝑎𝑚
= x 100%
5,1708 𝑔𝑟𝑎𝑚
= 164,21 %
Mekanisme Reaksi :
Setelah dilarutkan dengan etanol kemudian dihangatkan diatas kompor listrik sambal
dikocok, pemanasan bertujuan untuk membantu proses pelarutan antara etanol dan iodoform.
Setelah terlihat iodoform melarut sempurna didalam etanol kemudian disaring. Hasil dari
penyaringan yang berada diatas kertas saring merupakan iodoform berwarna kuning yang
masih kotor (belum murni). Sedangkan larutan yang ditampung dibiarkan sampai dingin
dimana akan terbentuk kristal iodoform yang berwarna kuning. Setelah dingin, ditambahkan
air beberapa mL. Larutan Kembali diaduk untuk megendapkan iodoform dengan sempurna.
Endapan kemudian disaring dengan corong buchner dan iodoform dicuci dengan beberapa tetes
etanol dingin. Selanjutnya residu di keringkan untuk memperoleh senyawa iodoform dalam
bentuk serbuk.
Melting Point Apparatus adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur titik leleh dari
suatu senyawa. Sebelum menggunakannya, sampel disiapkan terlebih dahulu. Selanjutnya,
sampel dimasukkan kedalam pipa kapiler, lalu sampel dimasukan kedalam melting point dan
dilakukan pengamatan terhadap titik lelehnya. Lalu dicatat suhu awal dan suhu akhirnya. Suhu
awal dicatat saat suhu zat mulai menciut atau membentuk tetesan pada dinding pipa kapiler
dan suhu akhir dicatat saat hilangnya fase padat.
4.2 Fungsi Perlakuan
Pada penambahan NaOH, penetesan dilakukan sedikit demi sedikit karena dengan metode
ini NaOH bisa tercampur dengan sempurna.
Ketika kristal kuning sudah terbentuk, dilakukan penambahan etanol untuk memurnikan
rekristalisasi, etanol dipilih karena etanol dapat mempermudah rekristalisasi pada
pembentukan iodoform.
Rekristalisasi adalah pemurnian zat padat dimana jika dalam keadaan panas zat tersebut
akan larut dalam pelarut tertentu tetapi pada suhu kamar atau dingin maka akan terbentuk
kristal dalam reaks iodoform ini pelarut tersebut adalah etanol (1 bagian iodoform larut dalam
16 bagian etanol panas). Etanol disini dipanaskan dengan hot plate bukan dengan api bebas
dengan diberi corong yang tertutup kapas agar penguapan etanol dapat berkurang. Setelah itu,
etanol ditambahkan sedikit demi sedikit ke erlenmeyer yang sudah terisi kristal iodoform
sambil dipanaskan dan diaduk dengan bantuan magnetic stirrer., kemudian dinginkan dan
tambah air agar kristal dapat segera terbentuk. Penambahan etanol harus sampai tepat larut.
Apabila berlebih maka kristal iodoform akan sulit mengkristal kembali.
Jadi, dapat di simpulkan bahwa keefektifan dari larutan tersebut adalah dengan di
panaaskan terlebih dahulu, apabila tidak di panaskan kemungkinan efektifitas dari
pengkristalan akan lebih lama.
Dari persamaan reaksi di atas dapat dilihat bahwa hasil akhir (produk) dari reaksi
halogenasi ini adalah iodoform.
VII. KESIMPULAN
Setelah melakukan praktikum dapat disimpulkan bahwa
1. Persentase rendemen iodoform yang diperoleh sebesar 164,21 %. dengan berat filtrat
sebesar 8,4972 gram.
2. Secara spesifik iodoform digunakan sebagai
a. Natrium iodide (NaI) yang digunakan dalam garam dapur berfungsi untuk
mencegah
b. Penyakit gondok
c. Iodoform (CHI3) digunakan sebagai desinfektan (untuk mengobati penyakit
borok)
d. Digunakan dalam industri tapioca
e. Larutan iodine dalam alcohol digunakan sebagai obat luka
f. Radioisotope iodine digunakan dalam bidang kedokteran dan penelitian
g. Beberapa jenis senyawa iodine digunakan sebaga ioksidator
3. Adapun sifat fisika iodoform dapat dirinci sebagai berikut :
a. Bentuk berupa kristal kuning berkilauan
b. Bentuk bangun merupakan heksagonal dengan I sebagai pusatnya
c. Titik lebur 119-1230C
d. Berat jenis 4,00 gr/mil
e. Berat molekul 393,73
f. Komposisi C = 3,05 g ; H = 6,266 g ; I = 96,496 g
g. Mudah menguap (meyublim) pada suhu kamar
h. Terurai oleh pengaruh panas cahaya dan udara membentuk CO2, CO, I2, H2O
i. Memiliki bau yang khas
j. Sukar larut dalam air tapi mudah larut dalam akohol
k. Perlahan-lahan larut dalam pentaoida atom
4. Berdasarkan praktikum, sifat-sifat fisik iodoform yang diperoleh yakni
a. Wujudnya berupa kristal kuning berkilauan
b. Memiliki bau yang khas
c. Titik leburnya berada di sekitar 119-1230C
d. Mudah menguap (meyublim) pada suhu kamar
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2016. Penuntun Praktikum Kimia Sintetik. Makassar : UMI.
Anonim. Prinsip Kerja Melting Point. [dalam jaringan] dapat diakses pada laman :
https://dokumen.tips/documents/prinsip-kerja-melting-point-apparatus.html
Arora, A. 2006. Hydrocarbons, Alkanes, Alkens, and Alkynes. New Delhi : Discovery
Publishing House.
Carey, Francis A. 2006. Organic Chemistry Sixth Edition. New York, Mcgraw-hill.
Ebel, S. 1992. Obat Sintetik. Buku Ajar Dan Buku Pegangan. Gadjah Mada University Press:
Yogyakarta.
Fessenden & Fessenden. 1992. Kimia Organik. Edisi ketiga. Jakarta : Erlangga.
Anoni. Melting Point Apparatus. [dalam jaringan] dapat diakses pada laman :
https://pelitadwiasa.com/peralatan-laboratorium/melting-point-apparatus-dmp/
Mutschler, E. 2006. Dinamika Obat, Farmakologi dan Toksikologi. ITB, Bandung.
Sunardi. 2006. 116 UNSUR KIMIA, Deskripsi dan Pemanfaatannya. Bandung : Yrama
Widya.
Susanti, S., dkk. 2003. Analisa Kimia Farmasi Kuantitatif. Fakultas Farmasi UMI: Makassar.
Tan HT, Rahrdja, K. 2010. Obat-obat sederhana untuk gangguan sehari-hari. Jakarta : EMK.
Underwood A.L , JR. R.A. Day. 2002. Analisis Kimia Kuantitatif Edisi Keenam. Jakarta :
Erlangga
Vogel. 1990. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro. Jakarta: PT.
Kalman Media Pustaka.