Ayu Nila Sari
Ayu Nila Sari
A
KHUSUSNYA NY.E DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN
RASA AMAN NYAMAN DENGAN GANGGUAN SISTEM
PENGLIHATAN : KATARAK DI RT 14 RW 02 NO 456
KELURAHAN UTAN PANJANG KECAMATAN
KEMAYORAN JAKARTA PUSAT
Disusun Oleh :
AYU NILA SARI
2014750007
Assalamu’alaikumWr.Wb
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkat rahmat-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Asuhan
Keperawatan pada keluarga Tn. A khususnya Ny. E dengan pemenuhan
kebutuhan rasa aman nyaman dengan gangguan sistem penglihatan :
Katarak” di rt 14 rw 02 Kelurahan Utan Panjang Kecamatan Kemayoran Jakarta
Pusat. Dalam penulisan karya tulis ilmiah ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa
masih banyak terdapat kekurangan dan kelemahan, baik dari segi penulisan maupun
materi. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca yang
sifatnya membangun guna penyempurnaan dimasa yang akan datang. Dalam
penyeleasaian Karya Tulis Ilmiah ini, penulis banyak mendapat bantuan,
bimbingan, saran dan data-data baik secara penulisan maupun secara lisan, maka
pada kesempatan ini penulis juga ingin menyampaikan terima kasih kepada :
1. Kepada Allah SWT.
2. Ibu dan Ayah tercinta yang telah memberikan segala do’a dan dukungan baik
moril maupun materil sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah
ini.
3. Bapak Dr. Muhammad Hadi, SKM.,M.Kep selaku Dekan Fakultas Ilmu
Keperawatan UMJ.
4. Ibu Ns. Titin Sutini, M.Kep.,Sp.Kep.An. selaku Ka. Prodi D III Keperawatan
FIK UMJ.
5. Ibu Ns. Nurhayati, Sp.Kep.Kom. selaku pembimbing keperawatan keluarga
yang telah banyak memberibantuan, bimbingan, pengaharahan yang sangat
berguna dalam menyusun karya tulis ilmiah ini sekaligus sebagai penguji I
dalam proses karya tulis ini.
6. Bapak Drs. Dedi Muhdiana, M. Kes sebagai penguji II dalam proses sidang
karya tulis ini.
7. Bapak RW beserta jajarannya, Bapak RT beserta jajarannya, Para Kader
Kelurahan Utan Panjang Kecamatan Kemayoran Jakarta Pusat.
iii
8. Keluarga Tn.A yang telah banyak sekali memberi bantuan untuk terwujudnya
karya tulis ilmiah ini.
9. Sahabat special yang saya sayangi yaitu Arina Ratu yang selalu memberikan
dukungan, menyemangati, dan selalu ada dalam penyelesaian karya tulis ilmiah
ini.
10. Sahabat yang selalu menemani saya yaitu Aditya Iman dan Aliyah yang telah
memberi motivasi dan hiburan kepada penulis dalam pembuatan karya tulis
ilmiah ini.
11. Sahabat-sahabat saya menemani saya selama 3 tahun ini di Universitas
Muhammadiyah Jakarta yaitu Maiyanti Wahidatunnisa, Eka Widya, Wardah
Afipah, Euis Octaviani, Tri Amalia, dan Mitha Nur Artha.
12. Teman-teman yang mengambil KTI Keluarga yaitu Ranny Dwi, Nadiyah Intan,
Selly Melinda dan Aisyah.
13. Mahasiswa/mahasiswi Program DIII Keperawatan UMJ Angkatan 32 yang
telah banyak memberikan masukan kepada penulis.
Dalam penyusunan karya tulis ini, penulis menyadari karya tulis ini masih
belum sempurna. Oleh karena itu, segala tegur sapa dan kritik yang diberikan,
penulis akan sambut dengan kelapangan hati guna perbaikan pada masa yang akan
datang. Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya bagi
penulis sendiri.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
v
b. Jenis/Tipe Keluarga …………………………………….. 20
c. Struktur Keluarga ……………………………………….. 23
d. Ciri-ciri Struktur Keluarga ……………………………… 24
e. Peran Keluarga ………………………………………….. 25
f. Fungsi Keluarga ………………………………………… 25
g. Tahap dan Tugas Perkembangan Keluarga …………….. 26
h. Tugas Keluarga dalam bidang kesehatan ………………. 31
2. Konsep Proses Keperawatan Keluarga
a. Pengkajian Keperawatan ……………………………….. 32
b. Diagnosa Keperawatan …………………………………. 38
c. Perencanaan Keperawatan ……………………………… 46
d. Pelaksanaan Keperawatan ……………………………… 50
e. Evaluasi Keperawatan ………………………………….. 52
BAB IV PEMBAHASAN
A. Pengkajian Keperawatan ……………………………………….. 90
B. Diagnosa Keperawatan ………………………………………… 94
C. Perencanaan Keperawatan ……………………………………... 95
D. Pelaksanaan Keperawatan ……………………………………… 96
E. Evaluasi Keperawatan ………………………………………….. 97
BAB V PENUTUP
A. KESIMPULAN ………………………………………………… 98
B. SARAN ………………………………………………………… 99
vi
vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
dari angka nasional 4,8% dan 0,9%. Prevalensi penduduk usia 30 tahun ke
atas yang pernah di diagnosis katarak adalah 1,6% dan lebih rendah dari
angka nasional 1,8%. Sedangkan data Riskesdas (2013) hasil Prevalensi
kekeruhan kornea (Katarak) Nasional adalah 5,5% dengan Prevalensi
tertinggi ditemukan di Bali (11,0%), diikuti oleh D.I.Yogyakarta (10,2%)
dan Sulawesi Selatan (9,4%). Prevalensi kekeruhan kornea (Katarak)
terendah dilaporkan di Papua Barat (2,0%) di ikuti DKI Jakarta (3,1%).
Sedangkan Prevalensi katarak yang meningkat seiring bertambahnya usia
(19,5%) mungkin disebabkan karena kurangnya keahlian enumerator dalam
melakukan penilaian untuk kekeruhan kornea. Katarak yang terjadi pada
Laki-laki cenderung sedikit lebih tinggi (5,5%) dibandingkan Prevalensi
pada Perempuan (5,4%). Sebagian besar penduduk dengan katarak di
Indonesia belum menjalani operasi katarak karena faktor ketidaktahuan
penderita mengenai penyakit katarak yang di deritanya dan mereka tidak
tahu bahwa katarak bisa dioperasi/direhabilitasi. Alasan kedua terbanyak
penderita katarak belum dioperasi adalah karena tidak dapat membiayai
operasinya. Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa terjadinya
peningkatan Prevalensi.
Penyebab utama katarak adalah lansia, tetapi banyak hal lain yang
dapat terlibat seperti trauma, toksin, penyakit sistemik (seperti diabetes),
merokok, dan herediter (Vaughan & Asbury, 2007). Menurut WHO pada
tahun 2007 faktor resiko katarak yang berkaitan dengan usia termasuk
diabetes, terlalu lama terkena sinar matahari, mengonsumsi tembakau dan
minuman alkohol. Merokok dipercaya menyebabkan atau memperburuk
beberapa kondisi mata. Perokok memiliki tingkat 40% lebih tinggi dari
katarak, kekeruhan dari lensa mata yang menghalangi cahaya dab dapat
menyebabkan kebutaan. Penyebab asap rokok yang menyebabkan katarak
ada dua yaitu : dengan cara mengiritasi mata dan dengan melepaskan bahan
kimia ke dalam paru-paru yang kemudian perjalanan hingga aliran darah ke
mata.
Sedangkan menurut Riskesdas (2013) penyebab akibat katarak yang
cukup tinggi, kurangnya pengetahuan masyarakat, serta tingginya biaya
2
operasi, ketersediaan tenaga dan fasilitas pelayanan kesehatan mata yang
semakin terbatas. Faktor-faktor lain adalah paparan sinar ultraviolet yang
berlebihan terutama pada Negara tropis, paparan dengan radikal bebas,
merokok, defesiensi vitamin (A, C, E, niasin, tiamin, riboflavin, dan beta
karoten), dehidrasi, trauma, infeksi, dan penyakit sistemik seperti diabetes
mellitus, genetik, myopia (IIyas, 2009 ).
Tanda dan gejala katarak yaitu : pandangan mata kabur seperti
berkabut, merasa silau, pandangan penglihatan ganda, penglihatan tidak
tajam, dan penurunan penglihatan di malam hari. Akibat dari katarak
berlangsung perlahan-lahan menyebabkan kehilangan penglihatan dan
berpotensi membutakan jika katarak terlalu tebal. Kondisi ini biasanya
memengaruhi kedua mata, tetapi hampir selalu satu mata dipengaruhi lebih
awal dari yang lain.
Kebutuhan rasa aman dan nyaman pada katarak (Potter & Perry,
2006) mengungkapkan kenyamanan rasa nyaman adalah suatu keadaan
telah terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan kententraman
(suatu kepuasan yang meningkatkan penamapilan sehari-hari), kelegaan
(kebutuhan yang terpenuhi) dan transeeden (keadaan tentang sesuatu yang
melebihi masalah dan nyeri). Kenyaman dipandang secara holistik yang
mencakup aspek : Fisik berhubungan dengan sensasi tubuh, Sosial
berhubungan dengan hubungan internasional, Psikospiritual berhubungan
denagan keawaspadaan internal dalam diri sendiri meliputi (harga diri
sendiri, seksualaiatas, dan makna kehidupan), lingkungan berhubungan
dengan latar belakang pengalaman eksternal manusia seperti (cahaya,
tempratur, bunyi, dan unsur alamiah). Meningkatkan kebutuhan rasa
nyaman diartikan perawat telah memberikan kekuatan, harapan, dukungan,
dan bantuan. secara umum dalam aplikasinya pemenuhan kebutuhan rasa
nyaman adalah kebutuhan rasa nyaman bebas dari rasa nyeri,
hipo/hipertemia. Hal ini disebabkan karena mempengaruhi kondisi tidak
nyaman pasien dengan timbulnya gejala dan tanda pada pasien katarak.
Peran keluarga dalam pemenuhan kebutuhan rasa aman dan nyaman
dalam bidang kesehatan, seperti : mengenal masalah kesehatan katarak
3
setiap anggotanya, mengambil keputusan untuk melakukan tindakan
katarak yang tepat bagi keluarga, memberikan fasilitas pelayanan kesehatan
katarak. Diharapkan keluarga dapat melaksanakan tugas tersebut, sehingga
dapat mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga yang
produktifitas tinggi sesuai dengan fungsi keluarga yaitu fungsi
perawatan/pemeliharaan kesehatan (Friedman, 1998). Upaya untuk
mengatasi masalah katarak yaitu konsumsi makanan sehat dan lindungi
mata dari sinar ultraviolet (sinar matahari) dan hindari asap rokok.
Peran perawat keluarga juga diperlukan dalam menurunkan angka
kejadian dan dampak pada keluarga dan masyarakat. Adapun peran perawat
adalah sebagai berikut (Tatut susanto, 2012) : Pendidik yaitu perawat
memberikan pengetahuan dalam meningkatkan kesehatan katarak dan
memberikan konseling/bimbingan kepada klien, keluarga dan masyarakat
tentang masalah kesehatan sesuai prioritas. Koordinator yaitu perawat
mengkoordinir seluruh pelayanan keperawatan mengenai katarak, mengatur
tenaga kerja keperawatan, dan memberikan informasi tentang hal-hal yang
terkait dengan pelayanan keperwatan di sarana kesehatan. Pelaksana yaitu
perawat memberikan asuhan keperawatan secara professional yang meliputi
treatment keperawatan, observasi, pendidikan kesehatan, dan menjalankan
treatment medical. Melakukan pengkajian keperawatan, menegakkan
diagnosa keperawatan, merencanakan intervensi keperawatan,
melaksanakan tindakan keperawatan, dan melakukan evaluasi keperawatan
yang telah dilakukan. Pembaruan/perubah yaitu perwat mengadakan inovasi
agar klien/keluarga mempunyai cara berfikir yang benar dalam mengatasi
masalah, sehingga sikap dan tingkah laku menjadi efektif, serta
meningkatkan ketrampilan yang diperlukan untuk hidup lebih sehat.
Advokat yaiu perawat sebagai penghubung antara klien dengan tim
kesehatan lain, membela kepentingan klien dan membantu klien agar
memahami semua informasi dan upaya kesehatan yang diberikan oleh tim
kesehatan. Konsultan yaitu perawat sebagai medikator antara klien dengan
profesi kesehatan lainnya. Perawat sebagai tempat konsultasi terhadap
masalah atau tindakan keperawatan yang tepat untuk diberikan. Kolaborasi
4
yaitu perawat bekerja sama dengan anggota tim kesehatan lain dan keluarga
dalam menentukan rencana atau pelaksanaan asuhan keperawatan.
Pengelola yaitu perawat mengatur kegiatan dalam upaya mencapai tujuan
yang diharapkan, sehingga klien dan perawat mendapatkan kepuasan karena
asuhan keperawatan yang diberikan. Peneliti yaitu perawat diharapkan
mampu mengidentifikasi masalah penelitian, menerapkan prinsip dan
metode penelitian serta memanfaatkan hasil penelitian untuk
meningkatakan mutu asuhan, pelayanan, dan pendidian keperawatan.
Fungsi perawat membantu keluarga untuk menyelesaikan masalah
kesehatan dengan cara meningkatkan kesanggupan keluarga melakukan
fungsi dan tugas perawat kesehatan keluarga.
Berdasarkan uraian di atas maka penulis ingin mengetahui lebih jauh
tentang pemenuhan kebutuhan dasar Keluarga Tn. A khususnya Ny.E
dengan Pemenuhan Kebutuhan Dasar Rasa Aman dan Nyaman dalam
Gangguan Sistem Penglihatan : Katarak di Rt 14 RW 02 NO 456 kelurahan
utan panjang kecamatan kemayoran jakarta pusat.
B. Tujuan Penulis
1. Tujuan Umum :
5
2. Tujuan Khusus :
C. Lingkup Masalah :
6
D. Metode Penulisan
Dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini penulisan membatasi satu
kasus saja yaitu pada pasien katarak. Sedangkan cara mengumpulkan data
yang menulis data melalui :
a) Studi Literatur
b) Observasi
c) Wawancara
Tanya jawab dengan pasien, keluarga pasien, dan tim kesehatan lainnya.
d) Pemeriksaan Fisik
Yaitu dilakukan pada seluruh anggota keluarga, akan tetapi difokuskan
pada anggota keluarga yang mempunyai masalah kesehatan.
e) Dokumentasi
7
E. Sistem penulisan
Penulis karya tulis ilmiah ini disusun sistematika yang terdiri dari lima BAB
:
BAB I : PENDAHULUAN
Meliputi : Latar belakang, tujuan penulisan, ruang
lingkup, metode penulisan, dan sistem penulisan.
8
BAB IV : PEMBAHASAN
Membahas kesenjangan yang terjadi antara BAB II dan
III meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan,
perencanaan keperawatan, pelaksanaan keperawatan,
dan evaluasi keperawatan.
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan
Berisi uraian singkat mengenai asuhan keperawatan
keluarga Tn.A khususnya Ny.E dalam pemenuhan
kebutuhan rasa aman nyaman dengan gangguan
sistem penglihatan khususnya : katarak.
B. Saran
Berisi tentang usulan-usulan mengenai hal-hal yang
harus diperbaiki dalam melaksanakan asuhan
keperawatan keluarga pada Tn. A khususnya Ny. E
dalam pemenuhan kebutuhan rasa aman nyaman
dengan gangguan sistem penglihatan khususnya :
katarak guna meningkatkan mutu pelayanan
keperawatan.
9
BAB II
TINJAUAN TEORI
Katarak adalah kekeruhan lensa mata atau kapsul lensa yang mengubah
gambaran yang di proyeksikan pada retina. Katarak merupakan
penyebab umum kehilangan pandangan secara bertahap (Springhouse
Co). derajad distabilitas yang di timbulkan oleh katarak di pengaruhi
oleh lokasi dan densitas keburaman (Indriana N,2012).
10
2. Klasifikasi
a. Berdasarkan pada usia, katarak dapat di klasifikasikan menjadi:
1) Katarak Kongenital
katarak yang sudah terlihat pada usia kurang dari 1 tahun
(terjadi pada bayi baru lahir) akibat kesalahan metabolisme
sebelum di lahirkan atau akibat infeksi rubela maternal selama
trimester pertama kehamilan. Katarak tipe ini juga dapat terjadi
akibat anomalia kongenital atau akibat genetik.Penurunannya
biasanya dominan autosom namun, katarak resesif mungkin
terkait dengan kromosom seks.
2) Katarak Traumatik
katarak yang terjadi setelah benda asing mencederai lensa dengan
tenaga yang cukup untuk memungkinkan humor aqueous atau
vitreous memasuki kapsul lensa.
3) Katarak Senil
Katarak yang terjadi setelah usia 50 tahun pada lansia,
kemungkinan karena perubahan kimiawi pada protein lensa.
4) Katarak Toksik
Katarak yang terjadi akibat obat-obatan atau toksisitas bahan
kimiawi ergot atau fenotiazin.
5) Katarak rubela
Terdapat dua bentuk kekeruhan yaitu kekeruhan sentral
dengan perifer jernih seperti mutiara atau kekeruhan diluar
nuklear yaitu korteks anterior dan posterior total.
11
b. Berdasarkan penyebabnya, katarak dapat di bedakan menjadi :
1) Katarak Traumatika
Katarak terjadi akibat ruda paksa trauma baik karena trauma tumpul
maupun tajam. Rudra paksa ini dapat mengakibatkan katarak pada
satu mata ( Katarak Monokular).Penyebab katarak ini antara lain
karena raddiasi sinar-X, radioaktif dan beda asing.
2) Katarak Toksika
Merupakan katarak yang terjadi akibat adanya pajanan dengan
bahan kimia tertentu.Selain itu, katarak ini dapat juga terjadi karena
penggunaan obat seperti kortikosteroid dan chlorpromazine.
3) Katarak Komplikata
Katarak terjadi akibat gangguan sistemik seperti diabetesmilitus,
hipoparatiroidisme, atau akibat kelainan lokal seperti uveitis,
glaukoma, dan miopia (proses degenerasi) pada satu mata lainnya.
12
seimbang dengan cairan dalam mata sehingga ukuran lensa akan
normal kembali. Tajam penglihatan sudah menurun dan hanya
tinggal proyeksi sinar positif.
4) Katarak Hipermature
Pada stadium ini, terjadi proses degenerasi lanjut lensa dan korteks
lensa dapat mencair sehingga nukleus lensa tenggelam di dalam
korteks lensa. Pada stadium ini, dapat juga terjadi degenerasi kapsul
lensa sehingga bahan lensa maupun korteks lensa yang cair dapat
masuk kedalam bilik mata depan. Bahan lensa dapat menutup jalan
keluar cairan bilik mata depan sehigga timbul glaukoma fakolitik.
3. Etiologi
Katarak biasanya terjadi pada usia lanjut dan bisa diturunkan.
Pembentukan katarak dipercepat oleh faktor lingkungan, seperti
merokok, atau bahan beracun lainnya. Katarak bisa disebabkan oleh
cedera mata penyakit metabolik (misalnya diabetes) obat-obatan
tertentu (misalnya kortikosteroid).
13
Katarak
4. Pathofisiologi
Usia : Penuaan Penyakit sistemik : DM
6. Komplikasi
Komplikasi menurut (Kimberly A.J.Bilotta.,2014)
Kehilangan penglihatan total
Komplikasi pembedahan yang mungkin terjadi :
a. Penurunan cairan vitreus
b. Dehisens luka
c. Hifema
d. Glukoma yang menyumbat pupil
e. Ablasio retina
f. Infeksi
7. Penatalaksanaan
Meski telah banyak usaha yang dilakukan untuk memperlambat
progresivitas atau mencegah terjadinya katarak, tatalaksana masih tetap
dengan pembedahan (Vaughan DG & Arif, Mansjoer).
15
a. Penatalaksanaan Non-Bedah :
1) Terapi penyebab katarak
Pengontrolan diabetes melitus, menghentikan konsumsi obat-
obatan yang bersifat katarak togenik sepeti kortikosteroid,
fenotiasin, dan miotik kuat, menghindari iradiasi (inframerah
atau sinar-X) dapat memperlambat atau mencegah terjadinya
proses kataraktogenesis.
2) Memperlambat progresivitas.
Beberapa preparat yang mengandung kalsium dan kalium
digunakan pada katarak stadium dini untuk memperlambat
progresivitasnya, namun sampai sekarang mekanisme kerjanya
belum jelas. Selain itu juga disebutkan peran vitamin E dan
aspirin dalam memperlambat proses kataraktogenesis.
3) Penilaian terhadap perkembangan Visus pada katarak insipien
dan Imatur :
a) Refraksi yaitu dapat berubah sangat cepat,sehingga harus
sering dikoreki.
b) Pengaturan pencahayaan yaitu pasien dengan kekeruhan di
bagian perifer lensa (area pupil masih jernih) dapat
diinstruksikan menggunakan pencahayaan yang terang.
Berbeda dengan kekeruhan pada bagian sentral lensa, cahaya
remang yang ditempatkan disamping dan sedikit di belakang
kepala pasien akan memberikan hasil terbaik.
c) Penggunaan kacamata gelap yaitu pada pasien dengan
kekeruhan lensa di bagian sentral, hal ini akan memberikan
hasil yang baik dan nyaman apabila beraktivitas di luar
ruangan.
d) Midriatil yaitu pupil akan memberikan efek positif pada
lataral aksial dengan kekeruhan yang sedikit. Midriatil
seperti fenilefrin 5% atau tropikamid 1% dapat memberikan
penglihatan yang jelas.
16
b. Penatalaksanaan pembedahan katarak
Indikasi penatalaksanaan bedah pada kasus katarak mencakup:
1) Indikasi visus merupakan indikasi paling sering. Indikasi ini
berbeda pada tiap individu, tergantung dari gangguan yang
ditimbulkan oleh katarak terhadap aktivitas sehari-hari.
2) Indikasi medis merupakan pasien bisa saja tidak terganggu
dengan kekeruhan pada lensa matanya, namun beberapa indikasi
medis dilakukan operasi katarak seperti glaucoma imbas lensa
(lens-induced glaucoma), endoftalmitis fakoanafilaktik, dan
kelainan pada retina misalnya retiopati diabetik atau ablasio
retina. Penanggulangan katarak dengan jalan operasi atau
pembedahan, dimana lensa diangkat dari mata (ektraksi lensa)
dengan prosedur intrakapsular atau ekstrakapsular.
17
c. Penatalaksanaan keperawataan
1) Penderita katarak dianjurkan untuk memakai kaca mata hitam
ketika berada diluar ruangan pada siang hari, mengurangi jumlah
sinar ultraviolet yang masuk kedalam mata.
2) Mengontrol penyakit yang berhubungan dengan katarak dan
menghindari faktor-faktor yang mempercepat terbentuknya
katarak.
d. Pemeriksaan penunjang :
1) Kartu mata snellen/mesin telebinokuler : mungkin terganggu
dengan kerusakan kornea, lensa, akueus/vitreus humor, kesalahan
refraksi, penyakit sistem saraf, dan penglihatan ke retina.
2) Lapang penglihatan : penurunan mungkin karena massa tumor,
karotis, glukoma.
3) Pengukuran tonografi : TIO (12-25 mmHg).
4) Pengukuran gonioskopi membedakan sudut terbuka dari sudut
tertutup glukoma.
5) Tes provokatif : menentukan adanya/tipe glaucoma.
6) Oftalmoskopi : mengkaji struktur internal okuler, atrofi lempeng
optik, papiledema, dan perdarahan.
7) Darah lengkap, LED : menunjukkan anemia sistemik/infeksi.
8) EKG, kolesterol serum, lipid, tes toleransi glukoma : kontrol DM.
18
a. Fisik, berhubungan dengan sensasi tubuh
b. Sosial, berhubungan dengan hubungan internasional
c. Psikospiritual, berhubungan denagan keawaspadaan internal dalam diri
sendiri meliputi harga diri sendiri,seksualaiatas, makna kehidupan.
d. Lingkungan, berhubungan dengan latara belakang pengalaman eksternal
manusia seperti cahaya,tempratur,bunyi, unsur alamiah.
19
C. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
1. Konsep Keluarga
a. Pengertian
Keluarga adalah dua orang atau lebih yang bergabung karena hubungan
darah, perkawinan, atau adopsi, hidup dalam satu rumah tangga, saling
berinteraksi satu sama lainnya dalam perannya dan menciptakan dan
mempertahankan suatu budaya (Stanhope dan Lancester.,1996 di dalam
Buku Ajar Keperawatan Keluarga.,2012).
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang bergabung karena
hubungan darah, perkawinan, atau adopsi, hidup dalam satu rumah tangga,
saling berinteraksi satu sama lainnya dalam perannya, menciptakan dan
mempertahankan suatu budaya (Bailon dan Maglaya.,1997 di dalam Buku
Ajar Keperawatan Keluarga.,2012).
Keluarga adalah salah satu atau lebih individu yang tinggal bersama,
sehingga mempunyai ikatan emosional, dan mengembangkan dalam
interelasi social,peran dan tugas (Allender dan Spradley.,2001 di dalam
Buku Ajar Keperawatan Keluarga.,2012). Keluarga merupakan sekumpulan
orang yang dihubungkan oleh perkawinan, adopsi dan kelahiaran yang
bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum,
meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional dan social dari
individu yang ada di dalamnya terlihat dari pola interaksi yang saling
ketergantungan untuk mencapai tujuan bersama (Friedman, 1998, Di kutip
oleh Asuhan Keperawatan Keluarga: 2010).
b. Jenis/Tipe Keluarga
1) Tradisional :
a) The Nucle Family (Keluarga Inti)
20
Keluarga yang terdiri dari suami, istri dan anak.
b) The Extended Family (Keluarga Besar)
Keluarga yang terdiri dari tiga generasi yang hidup bersama dalam
satu rumah seperti “Nuclear Family” disertai paman, tante, orang tua
(kakek-nenek) dan keponakan.
21
j) The Single Adult Living Alone/Single-Adult Family
Keluarga yang terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri karena
pilihannya atau perpisahan (separasi) seperti: perceraian atau
ditinggal mati.
2) Non Tradisional
a) The Unmarried Teenage Mother
Keluarga yang terdiri dri orangtua (terrutama ibu) dengan anak dari
hubungan tanpa nikah.
22
rumah tangga bersama, pelayanan, dan bertanggung jawab
membearkan anaknya.
i) Foster Family
Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga/saudara
di dalam waktu sementara, pada saat orangtua anak tersebut perlu
mendapatkan bantuan untuk menyatukan kembali keluarga yang
aslinya.
j) Homeless Family
Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan yang
permanen karena krisis personal yang dihubunngkan dengan
keadaan ekonomi dan atau problem kesehatan mental.
k) Gang
Sebuah bentuk keluarga yang destruktif dari orang-orang muda yang
mencari ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian
tetapi berkembang dalam kekerasan dan kriminal dalam
kehidupannya.
c. Struktur Keluarga
a. Patrilinel
Keluarga yang berhubungan atau disusun melalui jalur garis ayah. Suku-
suku di Indonesia rata-rata menggunkan struktur keluarga.
b. Matrilineal
Keluarga yang dihubungkan atau disusun melalui jalur garis ibu. Suku
padang salah satu suku yang menggunakan struktur keluarga.
c. Patrilokal
23
d. Matrilokal
e. Patriakal
f. Matriakal
b. Keterbatasan
24
e. Peran keluarga
Peran adalah sesuatu yang diharapkan secara normatif dari seseorang dalam
situasi tertentu agar dapat memenuhi harapan-harapan. Peranan keluarga
menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat, kegiatan yang
berhubungan dengan individu dalam posisi dan sitasi tertentu.
Dalam UU kesehatan no.23 th 1992 pasal 5 menyebutkan “Setiap orang
berkewajiban untuk ikut serta dalam memelihara dan meningkatkan derajat
kesehatan seseorang”. Setiap anggota keluarga mempunyai peranan masing-
masing, antara lain :
a. Ayah
b. Ibu
Ibu yaitu sebagai pengurus rumah tangga, pengasuh dan pendidik anak-anak,
pelindung keluarga dan juga sebagai pencari nafkah tambahan keluarga dan
juga sebagai anggota masyarakat kelompok sosial.
c. Anak
f. Fungsi Keluarga
a. Fungsi Afektif
25
b. Fungsi Sosialisasi
c. Fungsi Reproduksi
d. Fungsi Ekonomi
Tahap dan tugas perkembangan keluarga di bagi sesuai dengan kurun waktu
tertentu yang dianggap stabil, misalnya keluarga dengan anak pertama berbeda
dengan keluarga dengan remaja. Menurut Rodgers (Friedman, 1998), meskipun
setiap keluarga melalui tahap perkembangannya secara unik, namun secara umum
seluruh keluarga mengikuti pola yang sama. Tiap tahap perkembangan
membutuhkan tugas atau fungsi keluarga agar dapat melalui tahap tersebut dengan
sukses. Tahap-tahap perkembangan keluarga yang paling banyak digunakan untuk
keluarga inti dengan dua orang tua adalah delapan tahap siklus kehidupan keluarga
dari Duvall (1977) :
26
a. Tahap I Pasangan Baru Menikah (Keluarga Baru)
Tahapan ini dimulai dari lahirnya anak pertama sampai dengan anak berusia
30 bulan atau 2,5 tahun. Kehadiran bayi pertama ini akan menimbulkan suatu
perubahan yang besar dalam kehidupan rumah tangga. Kelahiran anak pertama
merupakan pengalaman keluarga yang sangat penting dan sering merupakan
krisis keluarga. Masalah-masalah yang lazim ditemukan pada tahap ini adalah:
27
a) Suami merasa diabaikan
b) Terdapat peningkatan perselisihan dan argument antara suami dan istri
c) Interupsi dalam jadwal yang kontinu
d) Kehidupan seksual dan sosial terganggu dan menurun
Oleh karena itu, keluarga dituntut untuk mampu beradaptasi terhadap peran
baru yang dimilikinya dan harus mampu melaksanakan tugas dari peran baru
tersebut. Tugas perkembangan pada tahap child bearing adalah :
28
c) Mempertahankan hubungan yang sehat baik di dalam maupun diluar
keluarga (keluarga lain dan lingkungan sekitar).
d) Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak.
e) Pembagian tanggung jawab anggota keluarga
f) Kegiatan dan waktu stimulasi tumbuh dan kembang anak (Tantut, 2012)
Dimulai saat anak pertama berusia 6 tahun dan berakhir saat anak berusia 12
tahun. Keluarga perlu membantu meletakkan dasar penyesuaian diri anak dengan
teman sebaya. Tugas perkembangan pada tahap anak usia sekolah adalah :
29
b) Mempertahakan hubungan yang intim dalam keluarga, pada masa ini anak
telah lebih bertanggung jawab terhadap diri sendiri sehingga pasangan suami
istri akan lebih banyak waktu untuk dapat meniti karir atau menciptakan
kesenangan perkawinan.
c) Mempertahankan komunikasi terbuka
d) Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang keluarga,
meskipun peraturan dalam keluarga perlu diubah, etika dan standar moral
keluarga perlu dipertahankan oleh orng tua, sementara remaja mencari nilai
dan keyakinan mereka sendiri (Tantut, 2012).
30
h. Tahap VIII keluarga Lansia
Tahap ini merupakan tahap terakhir dimana, dimulai ketika salah satu atau kedua
pasangan pension, sampai salah satu pasangan meninggal dan berakhir ketika
kedua pasangan meninggal. Proses lanjut usia dan pensiun merupakan realitas
yang tidak dapat dihindari karena berbagai stressor dan kehilangan yang harus
dialami keluarga. Dengan memenuhi tugas perkembangan pada fase ini
diharapkan orang tua mampu beradaptasi menghadapi stressor tersebut. Tugas
perkembanga pada tahap lansia adalah :
a) Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan
b) Menyesuaikan diri dengan perubahan
c) Mempertahankan hubungan perkawinan
d) Mempertahankan ikatan keluarga antargenerasi
e) Melakukan life review
(Tantut, 2012)
31
2. Konsep Proses Keperawatan Keluarga
Proses keperawatan keluarga disesuaikan dengan focus perawatan. jika ia melihat
keluarga sebagai latar belakang atau konteks dari keluarga maka keluarga merupakan
fokus utama tetapi jika ia melihat didalam keluarga ada individu yang rawat, maka
anggota keluarga secara individu merupakan fokus utama (Setiadi, 2008).
a. Pengkajian keperawatan
1) Definisi Pengkajian
Pengkajian merupakan tahapan terpenting dalam proses perawatan,
mengingat pengkajian sebagai awal bagi keluarga untuk mengidentifikasi
data-data yang ada pada keluarga. Oleh karena itu perawat keluarga
diharapkan memahami betul lingkup, metode, alat bantu dan format
pengkajian yang digunakan (Santun Setawati, 2008).
2) Model Pengkajian
Pengkajian keluarga model (Friedman,1998 dalam Setiadi (2008))
Asumsi yang mendasari adalah keluarga sebagai system social, merupakan
kelompok kecil dari masyarakat. Friedman memberikan batasan 6 katagori
dalam memberikan pertanyaan-pertanyaan saat melakukan pengkajian:
a) Data pengenalan keluarga.
b) Riwayat dan tahapan perkembangan keluarga.
c) Data lingkungan.
d) Struktur keluarga.
e) Fungsi keluarga.
f) Koping keluarga.
32
Pengkajian asuhan keperawatan keluarga menurut teori/model Family Centre
Nursing Friedman, meliputi komponen pengkajian yaitu:
A. Penjajakan I
1. Identitas kepala keluarga
a. Nama kepala Keluarga (KK) :
b. Umur (KK) :
c. Pekerjaan kepala Keluarga (KK) :
d. Pendidikan kepala Keluarga (KK) :
e. Alamat dan nomor telfon :
3. Genogram :
Genogram harus menyangkut minimal 3 generasi, harus tertera nama,
umur, kondisi kesehatan tiap keterangan gambar, Terdapat
keterangan gambar dengan simbul berbeda (Friedman, 1998) seperti:
Laki-laki :
Perempuan :
Meinggal dunia :
33
Kawin :
Cerai :
Anak adopsi :
Anak kembar :
Aborsi/keguguran :
4. Tipe keluarga
5. Suku bangsa :
a. Asal suku bangsa keluarga
b. Bahasa yang dipakai keluarga
c. Kebiasaan keluarga yang dipengaruhi suku yang dapat
mempengaruhi kesehatan.
6. Agama :
a. Agama yang dianut keluarga
b. Kepercayaan yang mempengaruhi kesehatan
7. Status social ekonomi keluarga :
a. Rata-rata penghasilan seluruh anggota keluarga
b. Jenis pengeluaran keluarga tiap bulan
34
c. Tabungan khusus kesehatan
d. Barang (harta benda) yang dimiliki keluarga (perabot,
transportasi)
8. Aktifitas reaksi keluarga
C. Lingkungan
1. Karakteristik rumah:
a. Ukuran rumah (luas rumah)
b. Kondisi dalam dan luar rumah
c. Kebersihan rumah
d. Ventilasi rumah
e. Saluran pembuangan air limbah (SPAL)
f. Air bersih
g. Pengelolaan sampah
h. Kepemilikan rumah
i. Kamar mandi/wc
j. Denah rumah
35
2. Karakteristik tetangga dan komunitas tempat tinggal:
a. Apakah ingin tinggal dengan satu suku saja
b. Aturan dan kesempatan penduduk setempat
c. Budaya setempat yang mempengaruhi kesehatan
D. Struktur keluarga
1. Pola komunikasi keluarga:
a. Cara dan jenis komunikasi yang dilakukan keluarga
b. Cara keluarga memecahkan masalah
36
E. Fungsi keluarga
1. Fungsi afektif:
a. Bagaimana cara keluarga mengeksresikan perasaan kasih sayang
b. Perasaan saling memiliki
c. Dukungan terhadap anggota kelurga
d. Saling menghargai, kehangatan
2. Fungsi sosialisasi:
a. Bagaimana memperkenalkan anggota keluarga dengan dunia
luar
b. Interaksi dan hubungan dalam keluarga
37
G. Pemeriksaan fisik (head to toe)
1. Tanggal pemeriksaan fisik ddilakukan
2. Pemeriksaan kesehatan dilakukan pada seluruh anggota
keluarga
3. Aspek pemeriksaan fisik mulai vital sign, rambut, kepala, mata
mulut THT, leher, thorax, abdomen, ektermitas atas dan bawah,
system genitalia.
4. Kesimpulan dari hasil pemeriksaan fisik
H. Harapan keluarga
1. Terhadap masalh kesehatan keluarga
2. Terhadap petugas kesehatan yang ada
Analisa data
Setelah dilakukan pengkajian, selanjutnya data dianalisis untuk dapat
dilakukan perumusan diagnosis keperawatan.
I. Penjajakan II
Pengkajian yang tergolong dalam penjajakan 2 diantaranya
pengumpulan data-data yang berkaitan dengan ketidakmampuan
keluarga dalam menghadapi masalah kesehatan sehingga dapat
ditegakkan diagnosa keperawatan keluarga. Adapun ketidakmampuan
keluarga dalam menghadapi masalah diantaranya:
1. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan
2. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan
3. Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga
4. Ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan
5. Ketidakmampuan keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan.
b. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah keputusan tentang respon keluarga tentang
masalah kesehatan aktual atau potensial, sebagai dasar seleksi intervensi
38
keperawatan untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan keluarga sesuai
dengan kewenangan perawat. Tahap dalam diagnosa keperawatan keluarga
antara lain:
1) Analisa data
Setelah data terkumpul maka selanjutnya dilakukan analisa data, yaitu
mengkaitkan data dan menghubunkan dengan konsep teori dan prinsip
yang relevan untuk membuat kesimpulan dalam menentukan masalah
kesehatan dan keperawatan keluarga. Cara menganalisa data adalah:
a) Validasi data, yaitu meneliti kembali datayang terkumpul dalam
format pengkajian
b) Mengelompokan data berdasarkan kebutuhan bio-psiko-sosial dan
spiritual
c) Mengembangkan standart
d) Membuat kesimpulan tentang kesenjangan yang diketemukan
39
c) Karakteristik keluarga, yang meliputi:
Sifat-sifat keluarga
Dinamika dalam keluarga
Komunikasi dalam keluarga
Interaksi antar anggota keluarga
Kesanggupan keluarga dalam membawa perkembangan anggota
keluarga
Kebiasaan dan nilai-nilai yang berlaku dalam keluarga
2) Perumusan masalah
40
Pupil berwarna seperti putih susu
Penglihatan ganda saat melihat suatu benda dengan satu
mata
Penglihatan berkabut
Potensial/sejahtera
Status kesehatan berada pada kondisi sehat dan ingin
meningkatkan lebih optimal
Potensial peningkatan pemeliharaan kesehatan
Potensial peningkatan proses keluarga
Potensial peningkatan koping keluarga
Potensial peningkatan menjadi orang tua
Potensial penampilan peran
Potensial dalam penatalakasanaan pemeliharaan rumah
Sindrom
Diagnosa yang terdiri dari kelompok diagnosa actual dan resiko
tinggi yang diperkirakan akan muncul karena suatu
kejadian/situasi tertentu.
Menurut NANDA ada 2 diagnosa keperawatan sindrom, yaitu:
Syndrom trauma pemerkosaan (rape trauma syndrome)
Pada kelompok ini menunjukan adanya tanda dan gejala,
seperti cemas, takut, sedih, gangguan istirahat tidur dan
lain-lain.
Resiko syndrom penyalahgunaan (risk for disuse syndrom)
41
Misalnya resiko gangguan proses piker, resiko gangguan
gambaran diri dan lain-lain.
b) Penyebab (Etiologi)
Dikeperawatan keluarga etiologi ini mengacu kepada 5 tugas
keluarga, yaitu:
Mengenal masalah kesehatan setiap anggotanya
Mengambil keputasan untuk melakukan tindakan yang tepat
Memberikan keperawatan anggotanya yang sakit atau yang tidak
dapat membantu dirinya sendiri karena cacat atau usiannya yang
terlalu muda
Mempertahankan suasana dirumah yang menguntungkan
kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota keluarga
Mempertahankan hubungan timbale balik antara keluarga dan
lembaga kesehatan (pemanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada).
c) Tanda (Sign)
Tanda dan gejala adalah sekumpulan data subyektif dan objektif
yang diperoleh perawat dari keluarga yang mendukung masalah
dan penyebab. Tanda dan gejala dihubungkan dengan kata-kata “
yang dimanifestasikan dengan.”
3) Prioritas masalah
Untuk menentukan prioritas terhadap diagnosa keperawatan
keluarga yang ditemukan dihitung dengan menggunakan skala
prioritas (skala Baylon dan Maglaya) sebagi berikut :
a) Tentukan skor untuk tiap kriteria
b) Skor dibagi dengan angka tertinggi dan kaliakan dengan bobot
Skor x Bobot
Angka tertinggi
42
c) Jumlahkan skor untuk semua criteria
d) Skor tinggi adalah 5, dan sama untuk seluruh bobot :
NO. KRITERIA NILAI BOBOT
Sifat masalah
a. Tidak/ kurang sehat 3
1. 1
b. Ancaman kesehatan 2
c. Keadaan sejahtera 1
Kemungkinan masalah dapat
diubah
2. a. Mudah 2 2
b. Sebagian 1
c. Tidak dapat 0
Potensial masalah untuk
dicegah
3. a. Tinggi 3 1
b. Cukup 2
c. Rendah 1
Menonjolnya masalah
a. Masalah berat harus 2
segera ditangani
4. 1
b. Ada masalah tetapi tidak 1
perlu segera ditangani
c. Masalah tidak dirasakan 0
43
Penentuan prioritas sesuai dengan kriteria skala:
a. Ancaman kesehatan
Keadaan yang disebut dalam ancaman kesehatan anatara
lain:
1) Penyakit keturunan (asma, DM, dan sebagainya)
2) Anggota keluarga ada yang menderita penyakit menular
(TBC, gonore hepatitis, dan sebagainya)
3) Jumlah anggota keluarga terlalu bessar dan tidak sesuai
dengan kemampuan sumber daya keluarga
4) Resiko terjadi kecelakaan (lingkungan rumah tidak
aman)
5) Kekurangan atau kelebihan gizi dari masing-masing
anggota keluarga
6) Keadaan yang menimbulkan stress, antara lain:
a) Hubungan keluarga tidak harmonis
b) Hubungan orang tua dan anak yang tegang
c) Orang tua yang tidak dewasa
7) Sanitasi lingkungan yang buruk,diantaranya:
a) Ventilasi kurang baik
b) Sumber air minum tidak memenuhi syarat
c) Polusi udara
d) Tempat pembuangan sampah yang tidak sesuai
syarat
e) Tempat pembuangan tinja yang mencemari sumber
air minum
f) kebisingan
8) Kebiasaan yang merugikan kesehatan, seperti:
a) Merokok
44
b) Minum minuman keras
c) Makan obat tanpa resep
d) Makan daging mentah
e) Hygiene perseorangan jelek
9) Sifat kepribadian
10) Riwayat persalinan sulit
11) Peran yang tidak sesuai
a) Imunisasi anak yang tidak lengkap
b) Kurang/tidak sehat yaitu kegagalan dalam
memantapkan kesehatan, seperti keadaan sakit
(sesudah atau sebelum didiagnosa) dan gagal dalam
pertumbuhan dan perkembangan yang tidak sesuai
dengan pertumbuhan normal
12) Situasi krisis (keadaan sejahtera)
a) Perkawinan
b) Kehamilan
c) Persalinan
d) Masa nifas
e) Menjadi orang tua
f) Penambahan anggota keluarga (bayi)
g) Abortus
h) Anak masa sekolah
i) Anak remaja
j) Kehilangan pekerjaan
k) Kematian anggota keluarga
l) Pindah rumah
45
c. Sumber daya perawat dalam bentuk pengetahuan,
keterampilan,dan waktu
d. Sumber daya masyarakat dalam bentuk fasilitas, organisasi
dalam masyarakat dan songkongan masyarakat
c. Perencanaan Keperawatan
46
Menekankan pada perubahan perilaku dan mengarah kepada
kemampuan mandiri. Dan dengan waktu yang ditentukan,
contoh: setelah diberikan asuhan keperawatan selama 2 hari
seluruh keluarga Tn. A dapat merawat anggota keluarga yang
sakit dan dapat mencegah penularan penyakit.
b) Tujuan Jangka Pendek
Ditekankan pada keadaan yang bisa dicapai setiap harinya yang
dihubungkan dengan keadaan yang mengancam kehidupan.
Contoh: keluarga Tn.A dapat mengenal dampak permasalahan
penyakit Ny.E dengan menjelaskan akibat yang terjadi bila Ny.E
tidak segera diobati.
47
NO. KRITERIA STANDART
• Keluarga mampu menyatakan
pengertian ….
• Keluarga mampu menyebutkan
1. Pengetahuan
penyebab …
• Keluarga dapat menyebutkan
akibat …
• Keluarga mampu memutuskan
untuk membuat rencana control
2. Sikap
selama ….
• Keluarga mampu …
• Keluarga mengolah makanan …
• Keluarga menyajikan makanan
3. Psikomotor
…
• Keluarga mampu melakukan ….
48
3) Pembuatan rencana keperawatan
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan rencana tindakan
keperawatan adalah:
a) Sebelum menulis cek sumber informasi data
b) Buat rencana keperawatan yang mudah dimengerti
c) Tulisan harus jelas, spesifik, dapat diukur dan kriteria hasil sesuai
dengan identifikasi masalah
d) Memulai intruksi keperawatan harus menggunakan kata kerja
e) Gunakan pena tinta dalam menulis untuk mencegah penghapusan
tulisan atau tidak jelasnya tulisan
f) Menggunakan kata kerja
g) Menetapkan teknik dan prosedur keperawatan yang akan digunakan
h) Melibatkan keluarga dalam menyusun rencana tindakan
i) Mempertimbangkan latar belakang budaya dan agama, lingkungan,
sumber daya dan fasilitas yang tersedia
j) Memperhatikan kebijaksanaan dan peraturan yang berlaku
k) Rencana tindakan disesuaikan dengan sumber daya dan dana yang
dimiliki oleh keluarga dan mengarah kemandirian sehingga tingkat
ketergantungan dapat diminimalisasikan.
49
Mengidentifikasi sumber-sumber yang dimiliki keluarga
Mendiskusikan tentang konsekwensi tiap tindakan
d. Pelaksanaan Keperawatan
50
b) Mempersiapkan peralatan yang diperlukan
c) Mempersiapkan lingkungan yang kondusif
d) Mengidentifikasi aspek-aspek hokum dan etik
Kegiatan ini bertujuan agar keluarga dan perawat mempunyai kesiapan
fisik dan psikis pada saat implementasi
2) Tahap II : Intervensi
Tindakan keperawatan keluarga berdasarkan kewenangan dan tanggung
jawab perawat secara professional adalah :
a) Independent
Adalah suatu kegiatan yang dilaksankan oleh perawat sesuai dengan
kompetensi keperawatan tanpa petunjuk dan perintah dari tenaga
kesehatan lainnya. Lingkup tindakan independent ini adalah:
Mengkaji terhadap klien dan keluarga melalui riwayat keperawatan
dan pemeriksaan fisik
Merumuskan diagnosa keperawatan
Mengidentifikasi tindakan keperawatan
Melaksanakan rencana pengukuran
Merujuk kepada tenaga kesehatan lain
Mengevaluasi respon klien
Partisipasi dengan consumer atau tenaga kesehatan lainnya
51
Tindakan untuk merubah perilaku klien melalui promosi kesehatan
dan pendidikan kesehatan kepada klien.
Tindakan merujuk
Tindakan kerjasama dengan tim kesehatan lainya
b) Interdependent
Yaitu suatu kegiatan yang memerlukan suatu kerjasama dengan tenaga
kesehatan lainya.
c) Dependent
Yaitu pelaksanaan rencana tindakan medis, misalnya dokter menuliskan
“perawatan kolostomy”,kemudian perawat melakukan tindakan tersebut
sesuai dengan kebutuhan klien.
e. Evaluasi Keperawatan
Adalah perbandingan sistematis dan terencana tentang kesehatan keluarga denga
tujuan ynag telah ditetapkan, dilakukan dengan cara bersinambungan
denganmelibatkan klien dan tenaga kesehatan lainnya. Evaluasi disusun
mengunakan SOAP secara operasional dengan tahapan sumatif dan formatif.
1) Evaluasi berjalan (sumatif)
Eavaluasi jenis ini dikerjakan dalam bentuk pengisian format catatan
perkembangan dengan berorientasi kepada masalah yang dialami oleh
keluarga. Format yang dipakai adalah format SOAP.
2) Evaluasi akhir (formatif)
Evaluasi jenis ini dikerjakan dengan cara membandingkan antara tujuan yang
akan dicapai. Bila terdapat kesenjangan diantara keduanya, mungkin semua
tahap dalam proses keperawatanperlu ditinjau kembali, agar didapat data-data,
masalah atau rencana yang perlu dimodifikasi.
52
Metode yang dipakai dalam evaluasi antara lain adalah:
1) Observasi langsung
2) Wawancara
3) Memeriksa laporan
4) Latihan stimulasi
3) Psikomotor
Yaitu dengan cara melihat apa yang dilakukan keluarga sesuai dengan yang
diharapkan.
53
2) Keluarga masih dalam proses mencapai hasil yang telah ditentukan,
sehingga perlu penambahan waktu,resources, dan intervensi sebelum
tujuan berhasil
3) Keluarga tidak dapat mencapai hasil yang telah ditentukan, sehingga perlu:
a) Mengkaji ulang masalah atau respon yang lebih akurat
b) Membuat outcome yang baru
c) Intervensi keperawatan harus dievaluasi dalam hal ketepatan untuk
mencapai tujuan sebelumnya.
54
BAB III
TINJAUAN KASUS
Pada Bab ini disampaikan Asuhan Keperawatan pada keluarga Tn. A khususnya
Ny. E dengan pemenuhan kebutuhan rasa aman nyaman dengan gangguan sistem
penglihatan : katarak di rt 14 rw 02 Kelurahan Utan Panjang Kecamatan Kemayoran
Jakarta Pusat. Untuk melengkapi data penulis mengadakan pengumpulan data
dengan wawancara, observasi, dan pemeriksaan fisik. Asuhan keperawatan
keluarga penulis lakukan dalam kasus ini berlangsung 6 hari terhitung dari 06 April
– 13 April 2017 dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan keluarga
yang meliputi langkah-langkah sebagai berikut : pengumpulan data, analisa data,
perumusan masalah, prioritas masalah, perencanaan, pelaksanaa dan evaluasi.
55
3. Tn. F L Anak 24 Oktober SMA Guru less Lengkap
II 1986/
(31 th)
4. Tn. R L Anak 4 Mei SMA Belum Lengkap
III 1991/ Bekerja
(26 th)
5. Nn. U P Anak 23 SMK Karyawan Lengkap
IV September Swasta
1993/
(24 th)
6. An. B P Anak 12 Febuari SMK Belum Lengkap
V 2001/ bekerja
(16 th)
3. Genogram keluarga
Ny.A
Tn.M
62 th
TN . N Ny.S 65 th
Meninggal
85 th 71.th Meninggal
Karena
lifer karena TBC
56
Keterangan :
= Perempuan
= Perempuan =
= Tinggal
Tinggal
Serumah = Entry
= Klien
= Klien
4. Tipe keluarga :
Tipe keluarga Tn.A adalah keluarga The Single-Parent Family
dikarenakan Tn.A sudah meninggal dunia sekitar 5 tahun yang lalu. Dan
di dalam rumah terdiri dari Ny.E dan 3 orang anak yaitu Ny.P, Ny.U, dan
An.B sedangkan Tn.F dan Tn.R tinggal memisah (Kost) dikarenakan
terlalu jauh dari tempat berkerja.
5. Suku :
Suku yang dimiliki Tn.A adalah jawa tengah (magelang) sedangkan suku
yang dimiliki Ny.E adalah Sumatra barat (padang), pola makan yang
berhubungan dengan suku bangsa antara lain keluarga Tn.A khususnya
Ny.E suka mengkonsumsi makanan yang asin-asin dan pedas. keluarga
Ny.E tidak menganut kebudayaan-kebudayaan yang betentangan dengan
nilai norma serta tidak menganut nilai-nilai kepercayaan yang dilarang
oleh agama yang menurut kelurga bertentangan dengan kesehatan. Tn.A
tinggal disekitaran masyarakat yang bersuku jawa dan betawi. Saat
dilakukan pengkajian tidak ada faktor budaya yang mempengaruhi
kesehatan individu.
57
6. Agama :
Agama yang dianut oleh keluarga Ny.E adalah Islam dan semua anggota
keluarga Ny.E tidak pernah meninggalkan sholat wajib, mengaji
membaca Al-Qur’an, dan berpusa rutin pada bulan Ramadhan
pemahaman keluarga Ny.E tentang Agama cukup baik.
58
g) Mencari dan menemukan calon pasangan hidup
Anak pertama Tn.A dan Ny.E yaitu Nn.P belum menikah
dikarenakan terlalu sibuk bekerja.
h) Membina hubungan rumah tangga
Anak pertama Tn.A dan Ny.E yaitu Nn.P belum menikah
i) Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar
Tugas perkembangan ini belum terpenuhi di karenakan anak pertama
Ny.E belm menikah dan masih tinggal bersama Ny.E.
j) Mempertahankan keintiman pasangan
Tugas perkembanga pada tahap keintiman pasangan belum bisa
terpenuhi dikarenakan anak Tn.A dan Ny.E yaitu Nn.P tidak
memiliki hubungan sepecial dengan laki-laki mana pun.
k) Membantu orang tua suami/ istri yang sedang sakit dan
memasuki masa tua
Tugas perkembangan pada tahap ini belum terpenuhi di karenakan
Nn.P belum menikah dan juga belum mempunyai mertua.
l) Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga
Tugas perkembangan ini belum bisa terpenuhi dikarenakan anak
pertama Ny.E belum menikah dan masih tinggal bersama Ny.E.
59
Tugas perkembangan pada tahap keintiman pasangan belum bisa
terpenuhi dikarenakan anak Tn.A dan Ny.E yaitu Nn.P tidak
memiliki hubungan special dengan laki-laki mana pun.
e. Membantu orang tua suami/ istri yang sedang sakit dan
memasuki masa tua
Tugas perkembangan pada tahap ini belum terpenuhi di karenakan
Nn. P belum menikah dan juga belum mempunyai mertua.
f. Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga
Tugas perkembangan ini belum bisa terpenuhi dikarenakan anak
pertama Ny.E belum menikah dan masih tinggal bersama Ny.E.
60
C. Lingkungan
13. Karakteristik rumah (termasuk denah rumah)
a. Perumahan
Jenis bangunan rumah permanen dan status milik pribadi (warisan
dari keluarga). Luas bangunan 6 × 3 m rumah Ny.E tidak memiliki
perkarangan. Atap terbuat dari genteng, dengan memiliki ventilasi
≤10% luas lantai. Cahaya dapat masuk pada siang hari dengan
penerangan litrik disertai lantai rumah terbuat dari ubin. Kondisi
kebersihan keseluruhan rumah tidak rapi karena banyak barang-
barang yang berserakan dimana-mana tidak sesuai dengan
tempatnya.
61
c. Denah rumah
S
Dapur Kamar Mandi
T B
U
Kamar
R2 Bersama
6m
R1 Ruang
Tamu
Pintu
Utama
Pembuanga 3m
n Sampah
Keterangan :
: Jendela
: Pintu
: Ventilasi
: Tembok Pembatas
62
d. Pengelolaan sampah
Keluarga Ny.E mempunyai tempat pembungan sampah terbuka,
dengan kondisi pembuangan yang kurang memenuhi syarat.
Keluarga Ny.E biasa membuang sampah sendiri di pasar.
e. Sumber air
Keluarga mempunyai sumber air dengan jenis sanyo (Air tanah)
tetapi air tidak dipakai untuk kebutuhan minum karena keluarga
Ny.E memenuhi keperluan air minum dengan membeli air mineral
atau isi ulang untuk minum sehari-hari. Keadaan air tampak kurang
bersih ada pengendapan, sedikit berbau dan sedikit berwarna.
f. Jamban keluarga
Keluarga mempunyai kamar mandi (wc) sendiri. Jenis wc yang
digunakan adalah leher angsa. Jarak tempat penampungan dari
sumber air ≤ 10 m.
63
untuk menikah dengan Tn.A. Pada tahun 2002 Ny.E pindah untuk
tinggal bersama dengan Tn.A di Utan Panjang hingga sekarang.
A. Struktur keluarga
Cara pengambilan keputusan dalam keluarga Ny.E dengan cara
musyawarah dan melibatkan semua anggota keluarga untuk menemukan
jalan keluar. Yang mengambil keputusan dalam keluarga Ny.E adalah Ny.E
karena Ny.E merupakan Ibu dari Nn.P, Tn.F, Tn.R, Nn.U, dan An.B.
Hubungan keluarga antara anggota keluarga Ny.E sangat harmonis.
64
22. Struktur kekuatan keluarga
Dalam keluarga Ny.E dalam menghadapi masalah selalu dibicarakan
secara msyawarah dan dalam pengambilan keputusan keluarga Ny.E
diserahkan kepada Ny.E selaku istri dari Tn.A setelah Tn.A meninggal
dunia.
B. Fungsi keluarga
25. Fungsi afektif
Saat ini keluarga Ny.E merasa sedih dan khawatir tentang kesehatan
Ny.E terutama pada mata kirinya yang mengalami sakit katarak.
65
26. Fungsi sosialisasi
Anggota keluarga Ny.E tidak ada yang mengikuti organisasi
masyarakat. Meskipun begitu keluarga Ny.E tetap menjalani interaksi
dan hubungan yang baik dengan tetangga.
66
b. Kemampuan keluarga mengambil keputusan
Menurut keluarga jika ada anggota keluarga yang sakit terutama
penyakit katarak keluarga akan membawanya ke puskesmas atau
rumah sakit terdekat.
67
32. Strategi koping yang digunakan
Ny.E mengatakan bila mengalami suatu masalah maka Ny.E selalu
menceritakannya kepada orang terdekat terutama pada anak bungsunya.
68
3. Hidung -Bersih tidak -Bersih tidak -Bersih tidak -Bersih tidak
ada ada cairan ada cairan ada cairan
Cairan -Tidak ada -Tidak ada -Tidak ada
-Tidak ada benjolan benjolan benjolan
benjolan -Tidak ada -Tidak ada -Tidak ada
-Tidak ada pembesaran pembesaran pembesaran
pembesaran sinus sinus sinus
sinus
69
-Tidak ada -Tidak ada -Tidak ada -Tidak ada
keluhan keluhan keluhan keluhan
8. Tangan -Tidak ada -Tidak ada -Tidak ada -Tidak ada
pembengkakan pembengkakan pembengkakan pembengkakan
-Turgor kulit -Turgor kulit -Turgor kulit -Turgor kulit
elastis elastis elastis elastis
-Tidak ada luka -Tidak ada luka -Tidak ada luka -Tidak ada luka
-Tidak ada -Tidak ada -Tidak ada -Tidak ada
keluhan keluhan keluhan keluhan
9. TTV -N =80ˣ/mnt -N =80ˣ/mnt -N =84ˣ/mnt -N =80ˣ/mnt
-RR =20ˣ/mnt -RR =18ˣ/mnt -RR =20ˣ/mnt -RR =18ˣ/mnt
-sh = 36˚C -sh = 36˚C - sh = 36˚C -sh = 36˚C
-TD=150/90 -TD=120/80 -TD=120/80 -TD=110/80
mmHg mmHg mmHg mmHg
10. TB dan BB -TB = 150cm -TB = 150cm -TB =157cm -TB = 163cm
-BB = 60 kg -BB =54 kg -BB = 55kg -BB = 54kg
11. Kaki -Tidak ada -Tidak ada -Tidak ada -Tidak ada
pembengkakan pembengkakan pembengkakan pembengkakan
-Turgor kulit -Turgor kulit -Turgor kulit -Turgor kulit
elastis elastis elastis elastis
-Tidak ada -Tidak ada luka -Tidak ada luka -Tidak ada luka
keluhan -Tidak ada -Tidak ada -Tidak ada
keluhan keluhan keluhan
12. Kekuatan 5555 5555 55555 5555 5555 5555 5555 5555
Otot.
5555 5555 5555 5555 5555 5555 5555 5555
13. Kesadaran. Compos Mentis Compos Mentis Compos Mentis Compos Mentis
(cm) (cm) (cm) (cm)
70
Kesimpulan dari data diatas keluarga Tn.A yaitu kesadaran keseluruhan keluarga
adalah compos mentis, pemeriksaan fisik baik dan tidak ada keluhan mulai dari
kepala, mata, telinga, hidung, mulut, leher, dada, abdomen, kaki dan tangan.
Hanya pada saat pemeriksaan TTV tekanan darah Nn.P, Nn.U dan An.B normal.
Sedangkan Ny.E di lakukan pemeriksaan pada mata kiri tampak terdapat selaput
putih pada lensa mata dan tekanan darahnya tinggi yaitu TD : 150/90 mmHg.
Untuk nadi, pernafasan, dan suhu semuanya dalam batas normal.
71
FORMAT ANALISA DATA KESEHATAN KELUARGA
72
*Data Objektif (DO) :
-Ny.E tampak susah melihat
pada mata kirinya.
-Lapang pandang hanya bisa
melihat ± 2 meter pada mata
kiri.
-Ny.E tampak perlu bantuan
saat ingin ke kamar mandi
-Lingkungan rumah tampak
cukup belum dapat
dimodifikasi oleh keluarga.
73
FORMAT ANALISA DATA KESEHATAN KELUARGA
74
Skoring Masalah Keperawatan
75
4. Menonjolnya masalah : 1 2/2 x 1 = 1 Menonjolnya masalah yaitu
Cegah segera ditangani karena
Skala : akan dilakukan operasi
Segera ditangani =2 katarak pada tanggal 13
Masalah ada tapi tidak perlu = 1 Apil 2017 pada Ny.E
Masalah tidak dirasakan =0 sehingga masalah dapat
diatasi.
Total Skor = 4
76
Skoring Masalah Keperawatan
77
tindakan operasi. Ny.E
tampak sedikit rilex.
78
RENCANA TINDAKAN ASUHAN KEPERAWATAN
79
yang mengalami glukoma, dan e) Berikan pujian atas jawaban
katrak.” menkonsumsi rokok yang tepat
-Klien
mengatakan
“tidak tahu sama 3. Menyebutkan Respon verbal 3. Tanda dan gejala yaitu a) Diskusikan bersama keluarga
sekali tanda gejala seperti pandangan tentang tanda gejala dari katarak
penyakitnya.” akibat dari menjadi samar-samar dan dan cara mencegah katarak.
-Ny.E katarak dan cara kabur. b) Motivasi keluarga untuk
mengatakan mencegah Akibat dari katarak adalah menyebutkan kembali akibat
“Pengelihatan katarak. pandangan menjadi yang terjadi bila katarak tidak
kabur seperti samar- samar, kabur dan segera diatasi dan cara
berkabut.” sulit untuk melihat. Cara pencegahan katarak.
-Ny.E mecegah katarak adalah c) Beri re inforcemend positif
mengatakan hindari asap rokok, atas usaha yang dilakukan
“suka tersandung konsumsi makanan sehat keluarga.
ketika sedang yang bervitamin E dan
berjalan.” lindungi mata dari sinar
-Ny.E ultraviolet (sinar
mengatakan matahari).
“kurang lebih
80
sudah 6 bulan 4.Mendemonstra- Respon 4)Keluarga dapat a)Mendemonstrasikan cara
susah untuk sikan cara Psikomotor mendemostrasikan melakukan perawatan mata.
melihat, melakukan Cara perawatan mata : b) Memotivasi Ny.E untuk
bayangan terasa perawatan mata. sediakan air hangat redemonstrasi perawatan mata.
buram.” Dan memotivasi didalam kom, c) Pastikan keluarga akan
-Ny.E Ny.E untuk celupkan/basahi kapas melakukan tindakan yang telah
mengatakan “Jika redemonstrasi lembut kedalam air hangat diajarkan jika mata Ny.E
mengalami gatal, perawatan mata. dan peras, pejamkan mata tampak kotor.
mulai rabun dan yang akan di bersihkan, d) Beri re inforcemend positif
mata mulai berair usapkn kapas kemata dari atas usaha yang dilakukan
pada mata dalam ke luar sebanyak keluarga.
kirinya Ny.E 3×, bersihkan kelopak
hanya beristirahat mata dan sekitarnya, lalu
lebih banyak.” teteskan obat mata sesuai
anjuran dokter.
*Data
Objektif
(DO) :
-Ny.E tampak
susah melihat
81
pada mata 5.Mengklarifikasi Respon verbal 5)Keluarga mengatakan a) Mengklarifikasi pengetahuan
kirinya. pengetahun jika ada keluhan/sakit keluarga tentang manfaat
-Lapang pandang keluarga tentang pada mata kirinya, Ny.E fasilitas kesehatan dan
hanya bisa manfaat fasilitas akan segera datang ke mendiskusikan
melihat ± 2 meter kesehatan, Puskesmas/Rumah sakit dengan keluarga cara
pada mata kiri. mendiskusikan terdekat. menciptakan lingkungan rumah
-Ny.E tampak cara mencipta- yang bersih.
perlu bantuan kan lingkungan b) Motivasi keluarga untuk
saat ingin ke yang bersih memodifikasikan lingkungan
kamar mandi dan memotivsi rumah dalam perawatan mata
-Lingkungan keluarga untuk katarak.
rumah tampak memanfaat-kan
cukup belum fasilitas
dapat kesehatan pada
dimodifikasi oleh katarak.
keluarga.
82
Pelaksanaan Keperawatan dan Evaluasi Keperawatan
83
c) Tanyakan kembali kepada keluarga tentang
pengertian,penyebab,tanda dan gejala katarak.
Ds : Keluarga Ny.E mengatakan “pengertian
katarak adalah kekeruhan pada lensa mata yang
mengakibatkan penglihatan menjadi buram.
penyebab katarak adalah faktor usia lanjut.
Tanda dan gejala yaitu pandangan kabur dan sulit
melihat.”
Do : keluarga Ny.E tampak sudah paham.
84
Do : Ny.E tampak senang.
1.2 a) Diskusikan bersama keluarga tentang tanda S : Ny.E mengatakan “akibat dari katarak Ayu
Sabtu/ 08 April 2017/
gejala, akibat dari katarak dan cara mencegah adalah pandangan menjadi kabur dan sulit Nila
10.00 WIB
katarak. untuk melihat. Akibatnya adalah pandangan
Ds : Ny.E mengatakan “tanda gejala yaitu seperti kabur dan sulit untuk melihat. Cara mecegah
pandangan menjadi kabur, dan akibatnya adalah katarak adalah hindari asap rokok, konsumsi
pandangan kabur dan sulit untuk melihat.” makanan sehat dan lindungi mata dari sinar
Ny.E mengatakan “cara mencegah katarak adalah ultraviolet (sinar matahari).”
sering merawat mata dan mengkonsumsi makanan O : Ny.E tampak mendengarkan dengan serius.
yang bervitamin E.” A : Masalah teratasi
Do : Ny.E tampak sedikit memahami akibat dari P : Hentikan intervensi
tidak dilakukan operasi mata.
85
-Ny.E mengatakan “cara pencegahan katarak
adalah dengan merawat mata dengan baik dan
mengkonsumsi makanan yang sehat.”
Do : Ny.E tampak sedikit kesulitan menjawab.
86
Do : Ny.E tampak terlihat senang.
Selasa/ 11 April 1.4 a) Diskusikan dengan keluarga cara S : Ny.E mengatakan “lingkungan yang sehat Ayu
2017/ 10.00 WIB menciptakan lingkungan rumah yang bersih. yaitu lingkungan yang bersih dan tidak kotor.” Nila
Ds : Kelurga Ny.E mengatakan “cara menciptakan O : Ny.E tamapak mendengarkan penjelasan
lingkungan rmah yang bersih adalah menaruh yang telah diberikan.
A : Masalah teratasi
87
barang sesuai dengan tempatnya dan membung P : Hentikan intervensi
sampah pada tempatnya.”
Do : Keluarga Ny.E tampak mengerti.
1.5 a) Mengklarifikasi pengetahun keluarga S : Ny.E mengatakan “jika ada keluhan/sakit Ayu
Rabu/ 12 April 2017/ tentang manfaat fasilitas kesehatan. pada mata kirinya, Ny.E akan segera datang ke Nila
10.00 WIB Ds :-keluarga Ny.E mengatakan “dengan adanya Puskesmas/Rumah sakit (RS) terdekat.”
fasilitas kesehatan dapat mengetahui kondisi O : Ny.E tampak mendengarkan penjelasan
keadaan kesehatan mata kiri pada dirinya.” yang diberikan tentang manfaat pelayanan
Do : Keluarga Ny.E tampak mengerti. kesehatan.
A : Masalah teratasi
P : Hentikan intervensi
88
b) Memotivsi keluarga untuk memanfaatkan
fasilitas kesehatan pada katarak.
Ds : Ny.E mengatakan “dengan adanya fasilitas
kesehatan dapat mengetahui kondisi keadaan
kesehatan matanya.”
Do : Ny.E tampak mengerti.
89
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis akan membandingkan antara tinjauan teori dan kasus
tentang asuhan keperawatan pada keluarga Tn.A khususnya Ny.E dalam
pemenuhan kebutuhan rasa aman nyaman dengan gangguan sistem penglihatan :
katarak di rt 14 rw 02 Kelurahan Utan Panjang Kecamatan Kemayoran Jakarta
Pusat. Pembahasan ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan melalui proses
keperawatan yang meliputi proses pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi keperawatan.
A. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian merupakan tahap awal yang dilakukan oleh penulis, dalam
pengkajian penulis melakukan pengumpulan data. Data diperoleh dengan
menggunakan format pengkaijan dan teknik pengumpulan data dengan cara
wawancara dengan keluarga, observasi dan pemeriksaan fisik. Setelah penulis
melakukan pendekatan untuk menjalin hubungna saling percaya, keluarga Ny.E
dapat menerima kedatangan penulis. Dalam pengkajian tidak ditemukan
kesulitan dikarenakan keluarga Ny.E bersikap kooperatif dalam menjawab
semua pertanyaan yang diajukan oleh penulis sehingga mempermudah
mendapatkan informasi. Selain karena faktor keluarga yang kooperatif, penulis
terbantu dengan adanya format pengkajian sehingga dapat mengumpulkan data
secara lengkap sesuai yang dibutuhkan.
Pada tipe keluarga tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus dikarenakan
tipe keluarga Ny.E adalah keluarga The Single-Parent Family dikarenakan Tn.A
sudah meninggal dunia sekitar 5 tahun yang lalu. Dimana didalam teori menurut
Friedman, Bowden, & Jones tahun 2003 (dalam Buku Ajar Keperawatan
Keluarga, 2012) dijelaskan bahwa keluarga yang terdiri dari satu orangtua
(ayah atau ibu) dengan anak, hal ini terjadi biasanya melalui proses perceraian,
kematian atau karena ditinggalkan (menyalahi hukum pernikahan).
90
Tahap perkembangan keluarga saat ini berada pada tahap keluarga dengan
tahapan dewasa awal. Karena anak pertama Ny.E yaitu Nn.P berusia 33 tahun
belum menikah dikarenakan sibuk bekerja. Dalam tugas perkembangan
didapatkan kesenjangan dengan kasus. Dimana berdasarkan teori tugas
perkembangan keluarga pada tahap anak dewasa awal adalah mencari dan
menemukan calon pasangan hidup, memperluas keluarga inti menjadi keluarga
besar, membina hubungan rumah tangga, mempertahankan keintiman
pasangan, membantu orang tua suami/ istri yang sedang sakit dan memasuki
masa tua, penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga.
91
hubungan yang baik dengan tetangga. Fungsi perawatan juga tidak dapat
dijalankan, karenakan kesibukan bekerja pada anak Ny.E sehingga Ny.E
kadang menggunakan fasilitas kesehatan yang ada dekat sekitar rumah seperti
Puskesmas/rumah sakit (RS) terdekat di Utan Panjang. Jika ada anggota
keluarga yang sakit Ny.E membelikan obat yang dibeli di apotik atau berobat
ke Puskesmas tan Panjang.
92
mengenal masalah kesehatan setiap anggotanya, mengambil keputusan untuk
melakukan tindakan yang tepat bagi keluarga, memberikan keperawatan
anggotanya yang sakit, memodifikasi lingkungan, memanfaatkan fasilitas
pelayanan kesehatan. Keluarga Ny.E tidak mampu mengambil keputusan, Ny.E
tidak mengetahui akibat lanjut dari KATARAK jika tidak ditangani akan
mengalami kebutaan. Keluarga Ny.E tidak mampu memodifikasi lingkungan
dapat terlihat dari keadaan rumah yang gelap, ventilasi kurang, dan berdebu.
Keluarga Ny.E tidak mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan karena anak
Ny.E sibuk bekerja sehingga jarang membawa Ny.E berobat ke puskesmas.
93
Pada kasus telah dilakukan pemeriksaan penunjang mesin telebinokuler :
mungkin terganggu dengan kerusakan kornea, lensa, akueus/vitreus humor,
kesalahan refraksi, penyakit sistem saraf, dan penglihatan ke retina. Lapang
penglihatan : penurunan mungkin karena massa tumor, karotis, glukoma.
Pengukuran tonografi : TIO (12-25 mmHg). Sehingga dokter menganjurkan
untuk melakukan tindakan operasi katarak yang akan dilakukan pada tanggal
13 April 2017 kepada Ny.E.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Dalam penyusunan diagnosa keperawatan terdapat kesenjangan antara
kasus dan teori. Menurut teori diagnosa keperawatan keluarga berdasarkan
NANDA (1995) dalam Setiadi (2008) adalah: kelompok diagnosa pertama
adalah aktual yang terdiri dari gangguan persepsi sensorik penglihatan. Masalah
ini memberikan gambaran berupa tanda dan gejala yang jelas mendukung
bahwa benar-benar terjadi yaitu kehilangan penglihatan secara bertahap, pupil
berwarna seperti putih susu, penglihatan ganda saat melihat suatu benda dengan
satu mata dan penglihatan menjadi berkabut. Kemudian kelompok diagnosa
kedua adalah resiko (ancaman kesehatan) yang terdiri dari resiko terhadap
cidera b/d keterbatasan penglihatan, resiko jatuh, resiko terjadi infeksi pada
mata. Kelompok diagnosa yang terakhir adalah potensial peningkatan
pemeliharaan kesehatan, potensial peningkatan proses keluarga, potensial
peningkatan koping keluarga, potensial peningkatan menjadi orang tua,
potensial penampilan peran, dan potensial dalam penatalakasanaan
pemeliharaan rumah.
94
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga
yang sakit katarak. Penulis mengangkat diagnosa aktual karena Ny.E
mengalami masalah yang nyata sehingga tidak perlu mengangkat diagnosa
keperawatan resiko. Sementara diagnosa potensial tidak ditegakan karena saat
ini keluarga belum dapat memenuhi kebutuhhan kesehatan dan belum
mempunyai sumber penunjang kesehatan yang memungkinkan untuk
ditingkatkan.
C. PERENCANAAN KEPERAWATAN
Rencana tindakan keperawatan keluarga diarahkan untuk mengubah
pengetahuan, sikap dan tindakan keluarga, sehingga pada akhirnya keluarga
mampu memenuhi kebutuhan kesehatan anggota keluarganya dengan bantuan
minimal dari perawat. Perencanaan adalah bagian dari fase pengorganisasian
dalam proses keperawatan keluarga yang meliputi penentuan tujuan perawatan
(jangka panjang/ pendek), penempatan standart dan kriteria serta menentukan
perencanaan untuk mengatasi masalah keluarga (Setiadi, 2008). Pada tinjauan
kasus rencana keperawatan diprioritaskan pada masalah ketidakefektifan
95
bersihan jalan napas karena masalah ini merupakan masalah yang sedang terjadi
(nyata) dibandingkan dengan diagnosa kedua.
D. PELAKSANAAN KEPERAWATAN
96
E. EVALUASI KEPERAWATAN
Evaluasi adalah perbandingan sistematis dan terencana tentang kesehatan
keluarga dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan dengan cara
bersinambungan dengan melibatkan klien dan tenaga kesehatan lainnya.
Evaluasi disusun mengunakan SOAP secara operasional dengan tahapan
sumatif (hasil) dan formatif (proses) (Setiadi, 2008).
97
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Setelah penulis membahas asuhan keperawatan dengan perbandingan antara teori
dan kasus dilapangan, kemudian penulis dapat mengambil kesimpulan dan saran
sebagai berikut: Katarak merupakan kekeruhan yang terjadi pada lensa mata
sehingga penglihatan menjadi buram. Tanda dan gejala yaitu seperti pandangan
menjadi samar-samar dan kabur.
98
menyebutkan kembali pengertian sampai cara perawatan KATARAK. Ny.E
dan keluarga dapat melakukan dengan benar cara perawatan mata. Tindak lanjut
dari penulis menyarankan kepada keluarga Ny.E selalu menjaga kesehatan pada
seluruh anggota keluarga serta melakukan cara perawatan mata, memodifikasi
lingkungan dan memanfaatkan fasilitas kesehatan.
B. SARAN
Penulis memberikan saran kepada beberapa pihak terkait, diharapkan dapat
membantu dalam memberikan asuhan keperawatan pada keluarga Tn.A
khususnya Ny.E dengan penyakit KATARAK dan saran tersebut yaitu:
1. Puskesmas
Diharapkan dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan hendaknya
dapat membantu masyarakat untuk mendapatkan kartu kesehatan sehingga
masyarakat dapat memanfaatkan fasilitas kesehatan. Hal ini dapat didukung
dengan adanya kegiatan pendataan setiap KK yang sudah maupun belum
memiliki kartu kesehatan, dan melakukan kegiatan Dor to Dor untuk
memantau kondisi lingkungan rumah.
2. Profesi perawat
Diharapkan dalam melakukan asuhan keperawatan hendaknya perawat
setelah melakukan penyuluhan memberikan leaflet atau bacaan tertulis
sehingga bisa dibaca kembali oleh keluarga serta dapat bermanfaat untuk
keluarga yang tidak hadir saat dilakukan tindakan penyuluhan.
3. Institusi pendidikan
Diharapkan dapat melengkapi buku-buku sebagai referensi dengan terbitan
tahun terbaru yang berkaitan dengan maslah-masalah asuhan keperawatan
keluarga, sehingga dapat mempermudah mahasiswa dalam menyusun karya
tulis ilmiah yang berikutnya
4. Klien dan keluarga
Diharapkan dapat menjaga pola hidup sehat dan menjaga lingkungan tetap
bersih guna mencegah terjadinya KATARAK. Serta mampu memanfaatkan
fasilitas kesehatan yang terjangkau dan ekonomis seperti puskesmas atau
klinik.
99
DAFTAR PUSTAKA
Kozier, B dkk. (2010). Buku ajar fundamental keperawatan : konsep, proses, dan
praktik keperawatan. Edisi 7. Jakarta : EGC.
Potter, Patricia A. & Perry, Ane G. (2010). Fundamental Of Metal Edisi Tiga
Jilid Tujuh. Jakarta:EGC.
Susanto, Tantut. (2012). Buku ajar keperawatan keluarga : Aplikasi pada praktik
asuhan keperawatan keluarga .Edisi 1. Jakarta : Trans Info media.
Tamsuri, Anas. (2011). Klien gangguan mata & penglihatan. Jakarta : EGC.
100
SATUAN ACARA PENYULUHAN
KATARAK
Sub pokok bahasan : pengertian resiko tinggi terkena katarak tanda dan gejala cara
penanganan cara penularan cara pencegahan.
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti pendidikan kesehatan selama 1×60 menit diharapan keluarga
Tn.A dapat mengikuti tentang :
a. Pengertian katarak
b. Penyebab katarak
c. Tanda-tanda katarak
d. Resiko tinggi terkena katarak
e. Cara penanganan
f. Cara pencegahan
3. Strategi pelaksanaan
Metode : Ceramah dan diskusi
Media : Leaflet dan lembar balik
101
4. Proses Pelaksanaan.
102
2. Menjelaskan tentang
penyebab katarak
3. Menjelaskan tentang
tanda-tanda dan gejala
katarak
4. Menjelaskan tentang
resiko tinggi katarak
5. Menjelaskan tentang
cara penanganan
katarak
6. Menjelaskan tentang
cara pencegahan
katarak
b. Menyampaikan
kesimpulan materi
c. Mengakhiri pertemuan
dan menjawab salam
Media penyuluh
penyaji
Perserta
penyuluhan
F. KRITERIA EVALUASI
103
3. keluarga mampu memahami penyebab katarak
G. MATERI
2. Penyebab katarak
a. Katarak senil
Perubahan kimia di protein lensa pada pasien lansia
b. Katarak kongenital kesalahan metabolisme bawaan infeksi
rubella ibu trismester I
c. Katarak traumatik
Benda asing menyebabkan tumor akseus atau viterus masuk ke
kapsul lensa.
d. Katarak komplikasi :
1) Uvetis
2) Glaukoma
3) Pigmentosa retinitis
4) Ablasio retino
5) Diabetes
6) Hipoparatiroidisme
7) Dermatitis optic
104
1) Penglihatan tidak jelas seperti terdapan kabut yang
menghalangi mata.
2) Peka terhadap sinar atau cahaya
3) Dapat melihat dobel pada satu mata.
4) Memerlukan pencahayaan yang baik.
105
Gejala umum gangguan katarak
meliputi :
kehilangan pandangan secara Anomali kongenital Penyebab genetic. 4. Memerlukan pencahayaan yang
Katarak kongenital adalah jenis katarak yang Katarak mata komplikasi merupakan jenis kat
sudah ada sejak dalam kandungan atau juga rak yang diakibatkan dari infeksi mata atau
timbul setelah dilahirkan. Umumnya penyakit juga dari akibat penyakit mata lainnya.
mata katarak ini disebabkan oleh infeksi serta keseluruhan.
Katarak sekunder
kelainan pada metabolisme ketika pembe Cara mencegah katarak yang bisa di lakukan :
Jenis mata katarak sekunder ini dapat diseba
tukan 1. Hindari paparan asap rokok
kan oleh jenis obat-obatan tertentu seperti
prednisone dan kortikosteroid serta obat yang 2. Konsumsi makanan sehat
kali lebih besar dari pada oleh populasi secara 6. Konsumsi makanan tinggi vitamin C
7. Konsumsi makanan sumber beta karotin
8. Konsumsi makanan tinggi vitamin E
janin. Jenis katarak ini bisa ada karena 9.Turunkan berat badan jika obesitas
adanya infeksi pada saat ibu mengandung, 10. Batasi konsumsi garam
terutama pada proses kehamilan bulan ke tiga, 11. Biasakan cukup tidur
namun jenis katarak kongenital ini sangat j
rang terjadi.
Katarak traumatik