Anda di halaman 1dari 12

MASALAH KESEHATAN FISIK PADA MASYARAKAT

Mata Kuliah : Keperawatan Komunitas II


Dosen Koordinator : Ns. Siti Mukarommah, S.Kep., M.Kep

KELOMPOK 3

Di Susun Oleh :
1. Irma Rahmawati (18.017.017.01)
2. Karlina Tri Utami (18.018.018.01)
3. Pina (18.032.032.01)
4. Putri Oktarinda (18.033.033.01)
5. Ria Nur Sila (18.038.038.01)
6. Rifka Yuliyana (18.039.039.01)
7. Winda Sari (18.048.048.01)
8. Zefanya Tegar Subagyo (18.051.051.01)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


INSTITUS TEKNOLOGI KESEHATAN DAN SAINS WIYATA HUSADA
SAMARINDA
2021
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Kuasa, atas
segala limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “MAKALAH MASALAH
KESEHATAN FISIK PADA MASYARAKAT”.
Penulis menyadari bahwa terselsaikan makalah ini adalah berkat bantuan
dan tuntunan-Nya dan tidak lepas pula dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu
dalam kesempatan ini penulis menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada ibu Ns. Siti Mukarommah, S.Kep., M.Kep. Sebagai
dosen koordinator penulis, serta semua pihak yang membantu dalam pembuatan
makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian,
penulis telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang penulis
miliki, sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Penulis dengan
rendah hati dan dengan tangan terbuka akan menerima kritik dan saran yang
bersifat membangun dari pembaca guna penyempurnaan makalah ini. Akhirnya
penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca.

Samarinda, 24 Februari 2021

Tim Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................................1
B. Tujuan..........................................................................................................2
C. Manfaat........................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Diabetes Mellitus.....................................................................3
B. Faktor Penyebab.........................................................................................3
C. Tanda dan Gejala........................................................................................4
D. Patofisiologi dan WOC...............................................................................4
E. Penatalaksanaan..........................................................................................7

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Diabetes menurut American Diabetes Association (ADA) suatu
kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia
(tingginya kadar gula darah) yang terjadi karena kelainan sekresi
(pengeluaran) insulin, kerja insulin atau keduanya (Chalid 2018). Diabetes
melitus merupakan salah satu masalah kesehatan utama pada masyarakat
yang mempunyai komplikasi jangka panjang dan pendek. Terdapat dua
jenis penyakit diabetes, yaitu DM tipe 1 dan DM tipe 2 (American
Diabetes Association, 2017). Diabetes Melitus tipe II merupakan ancaman
serius bagi dunia khusunya negara berkembang seperti Indonesia. Hampir
80% kejadian Diabetes Melitus tipe II terjadi pada negara-negara
berkembang yang berpenghasilan menengah kebawah. Bahkan WHO
menyebutkan, dari tahun 2010 hingga 2030 kerugian dari Gross Domestic
Bruto (GDP) di seluruh dunia diestimasikan sebesar 1,7 triliun dolar
(WHO, 2015).
Berdasarkan data dari Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun
2018 oleh Departemen Kesehatan, menunjukan bahwa prevalensi Diabetes
Mellitus di Indonesia mengalami peningkatan dari tahun 2013 sebesar
6,9% menjadi 8,5% pada tahun 2018. Prevalensi terkecil terdapat di
Propinsi NTT sebesar 0,8%, dan terbesar di Provinsi DKI Jakarta 3,4%,
(depkes, 2018). Riskesdas menyebutkan prevalensi Diabetes pada
perempuan (1,7%) lebih besar dibanding pada laki-laki (1,4%). Diabetes
terdiagnosis pada mayarakat perkotaan (2,0%) juga lebih besar dibanding
dipedesaan (1,0%), Selain itu Riskesdas juga mengatakan jumlah Diabetes
Melitus meningkat seiring meningkatnya umur, namun pada umur ≥65
tahun cenderung menurun (Balitbang Kemenkes RI, 2013). Laporan hasil
Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Lampung tahun 2018 menunjukan
bahwa prevalensi Diabetes Melitus adalah 1,4% berdasarkan diagnosis.

1
Menurut penelitian yang dilakukan Corina pada tahun 2018 komplikasi
kronis terbanyak pada pasien Diabetes Melitus tipe 2 pada bulan Juli –
September 2017 adalah komplikasi mikrovaskular (57%) komplikasi
terbanyak neuropati diabetik (45,6%), nefropati diabetik (33,7%) dan
retinopati diabetik (20,7), Sedangkan komplikasi makrovaskular 43%
dengan komplikasi terbanyak adalah diabetik kaki (29,9%), penyakit
jantung koroner(27,8%), dan serebrovaskular (19, (4%).

B. Tujuan
Tujuan Umum :
Mengetahui masalah kesehatan yang di alami masyarakat yang mengalami
penyakit diabetes mellitus
Tujuan Khusus :
1. Mengetahui definisi diabetes mellitus
2. Mengetahui faktor penyebab dari diabetes mellitus
3. Mengetahui tanda dan gejala dari diabetes mellitus
4. Mengetahui patofisiologi diabetes mellitus
5. Mengetahui mekanisme dari terjadinya diabetes mellitus.

C. Manfaat
Manfaat Penulis
1. Sebagai tugas untuk memenuhi nilai mata kuliah Keperawatan
Komunitas II di Institut Teknologi Kesehtan dan Sains Wiyata Husada
Samarinda.
2. Menambah pengetahuan mengenai penyakit diabetes mellitusm
Manfaat bagi masyarakat
Makalah ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan mengenai
penyakit Diabetes Mellitus sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup
masyarakat.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Diabetes Mellitus


Diabetes Mellitus adalah gangguan metabolisme yang secara
genetis dan klinis termasuk heterogen dengan manifestasi berupa
hilangnya toleransi karbohidrat. Diabetes Mellitus (DM) merupakan
kelainan metabolik dimana ditemukan ketidakmampuan untuk
mengoksidasi karbohidrat, akibat gangguan pada mekanisme insulin yang
normal, menimbulkan hiperglikemia, glikosuria, rasa haus, rasa lapar,
badan kurus, kelemahan, asidosis, sering menyebabkan dispnea, lipemia,
ketonuria dan akhirnya koma (Sya’diah H, dkk., 2020).
Diabetes Mellitus (DM) adalah gangguan kronik pada endokrin
pankreas ditandai dengan ketidaktepatan hiperglikemia yang disebabkan
oleh kekurangan insulin relatif atau absolut atau oleh resistensi seluler
terhadap kinerja insulin (Andriana, W., dan Panma, Y. 2019).
Diabetes Meliitus adalah gangguan metabolik ditandai oleh
hiperglikemia (kenaikan kadar glukosa serum) akibat kurangnya hormon
insulis, menurut efek insulin atau keduanya (Kowalak, J.P., Welsh, W.,
dan Mayer, B. 2017).
B. Faktor Penyebab
Diabetes Mellitus di bagi menjadi 2 yaitu DM tipe 1 dan DM tipe
2. DM tipe 1 atau Insulin Dependent Diabetes Mellitus pada tipe ini
insulin tidak di produksi. Hal ini disebabkan dengan timbulnya reaksi
autoimun oleh karena adanya peradangan pada sel beta insulitis.
Kecenderungan ini ditemukan pada individu yang memiliki antigen HLA
(Human Leucocyte Antigen). Sedangkan DM tipe 2 atau Non Insulin
Dependent Diabetes Mellitus mekanisme yang tepat menyebabkan
resistensi insulin dan sekresi insulin pad DM tipe 2 masih belum diketahui.
Faktor risiko yang berhubungan adalah obesitas, riwayat keluarga, usia

3
(resistensi insulin cenderung meningkat pada usia 65 tahun) (Andriana,
W., dan Panma, Y. 2019).
Selain itu juga bisa disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu : faktor
genetika, faktor lingkungan, obesitas, tidak ada aktivitas, ras/etnis, wanita
dengan DM gestasional, penyakit tidak menular dan sindrom metabolik
(Andriana, W., dan Panma, Y. 2019).
C. Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala DM adalah :
1. Poliuria (sering BAK)
2. Polidipsia (haus berlebihan)
3. Polifagia (lapar berlebihan)
4. Penurunan berat badan
5. Pandangan kabur berulang
6. Pruritus, infeksi kulit dan vaginitis
7. Ketonuria
8. Lemah, letih dan pusing
9. Sering asimtomatik
10. Sensasi kesemutan atau kebas di tangan atau kaki, kulit kering, lesi
kulit atau luka yang lambat sembuh atau infeksi berulang
11. Pada DM tipe 1 dapat disertai dengan penurunan berat badan
mendadak atau mual, muntah atau nyeri lambung
12. DM tipe 2 disebabkan oleh intoleransi glukosa yang progresif dan
berlangsung perlahan (bertahun-tahun) dan mengakibatkan komplikasi
jangka panjang apabila diabetes tidak terdeteksi selama bertahun-tahun
(Andriana, W., dan Panma, Y. 2019).
D. Patofisiologi dan WOC
Menurut Black & Hawks (2014), proses perjalanan penyakit DM
terbagi menjadi:
1. DM Tipe 1 DM tipe 1 tidak berkembang pada semua orang yang
mempunyai predisposisi genetik. Lingkungan telah lama dicurigai
sebagai pemicu DM tipe 1. Autoimun aktif langsung menyerang
sel beta pankreas dan produknya. Antibodi insulin secara progresif
menurunkan keefektifan kadar sirkulasi insulin. Hal ini secara

4
pelan-pelan terus menyerang sel beta dan molekul insulin endogen
sehingga menimbulkan onset mendadak DM. Hiperglikemia dapat
timbul akibat dari penyakit akut atau stress, dimana meningkatkan
kebutuhan insulin melebihi cadangan dari kerusakan massa sel
beta. Ketika penyakit akut atau stress terobati, klien dapat kembali
kepada status terkompensasi dengan durasi yang berbeda-beda
dimana pankreas kembali mengatur produksi sejumlah insulin
secara adekuat. Proses berakhir ketika massasel beta yang
berkurang tidak dapat memproduksi cukup insulin untuk
meneruskan kehidupan. Klien menjadi bergantung kepada
pemberian insulin eksogen (diproduksi di luar tubuh) untuk
bertahan hidup (Andriana, W., dan Panma, Y. 2019).
2. DM Tipe 2 DM tipe 2 adalah resistensi tehadap aktivitas insulin
biologis, baik di hati maupun jaringan perifer. Keadaan ini disebut
sebagai resistansi insulin. Orang dengan DM tipe 2 memiliki
penurunan sensitivitas insulin terhadap kadar glukosa, yang
mengakibatkan produksi glukosa hepatik berlanjut, bahkan sampai
dengan kadar glukosa tinggi. Hal ini bersamaan dengan
ketidakmampuan otot dan jaringan lemak untuk meningkatkan
amabilan glukosa. Mekanisme penyebab resistansi insulin tidak
jelas, namun ini tampak terjadi setelah insulin berikatan terhadap
reseptor pada permukaan sel (Andriana, W., dan Panma, Y. 2019).

5
WOC DIABETES MELLITUS

Infeksi virus,
Obesitas dan gaya hidup
genetik

Kerusakan Penurunan reseptor


pankreas insulin

Penurunan Insulin tidak bisa masuk


produksi insulin sel

Hiperglikemia
B pankreas meningkatkan
produksi insulin
Insulin melebihi
cadangan
Disfungsi B pankreas

Kerusakan massa
sel B

DM tipe 2
DM tipe 1

Gg metabolisme Gg metabolisme
protein lemak

Lipolisis

Peningkatan pemecahan
Peningkatan Peningkatan asam
asam amino
gliserol lemak bebas

glukomeogenesis
Ketogenesis Peningkatan VLDL
dan LDL (DM tipe 2)
( DM 1 )
Penurunan protein di
Peningkatan lemak
otot dan jarinagn adiposa Ketonemia darah

Asidosis
metabolik Perubahan dinding
BB menurun
epitel

6
E. Penatalaksanaan
Salah satu komponen yang cukup penting yaitu dengan olahraga
dalam penatalaksanaan diabetes melituskarena efeknya dapat menurunkan
kadar glukosa darah dengan meningkatkan pengambilan glukosa oleh otot
dan memperbaiki pemakaian insulin (Kosim, M.N., Damayanti, S., dan
Sucipto, A. 2017).
Olahraga sangat penting dalam penatalaksanaan diabetes melitus
karena efeknya dapat menurunkan kadar glukosa darah meningkatkan
pengambilan glukosa oleh otot memperbaiki pemakaian insulin dan
mengurangi resiko kardiovaskuler. Penatalaksanaan diabetes melitus salah
satunya dengan melakukan olahraga secara rutin memerlukan perilaku
kepatuhan pada pasien diabetes melitus. Penelitian yang dilakukan Serour
dkk tentang kepatuhan melakukan olahraga dan diet pada penderita
diabetes melitus, menunjukan hasil bahwa 64,4% kepatuhan melakukan
olahraga meliputi: 27,7% karena faktor cuaca panas, 39,9% karena
kesibukan, 35% adanya penyakit penyerta (Kosim, M.N., Damayanti, S.,
dan Sucipto, A. 2017).
Penatalaksaan medis bagi penderita DM terdiri dari 4 pilar yaitu :
1. Edukasi
2. Perencanaan makanan
3. Latihan jasmani
4. Intervensi farmakologis (Andriana, W., dan Panma, Y. 2019).

7
DAFTAR PUSTAKA
Andriana W., dan Panma Y. (2019). Asuhan Keperawatan Pada Tn. R Dengan
Diabetes Mellitus Tipe I di Ruang Aster RSUD Dr. Chasbullah
Abdulmadhid Kota Bekasi. Vol. 3 No. 2. Buletin Kesehatan Publikasi
Bidang Kesehatan.
Corina. (2018). Profil Komplikasi Kronis Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe II
Di Poli Endokrin RSUD Dr. Soetomo Periode juli-september 2017
(doctoral dissertation, Fakultas Kedokteran).
Kosim, M.N., Damayanti, S., dan Sucipto, A. (2017). Hubungan Dukungan Sosial
Keluarga Dengan Kepatuhan Olahraga Psien Diabetes Mellitus Tipe 2 Di
Kelompok Persadia RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Jurnal Ilmiah
Kesehatan
Kowalak, J.P., Welsh, W., dan Mayer, B. (2017). Buku Ajar Patofisiologi. Jakarta:
EGC.
Sya’diah H, dkk. (2020). Penyuluhan Kesehatan Diabetes Melitus
Penatalaksanaan dan Aplikasi Senam Kaki Pada Lansia Di Wilayah
Pesisir Surabaya. Vol. 3 No. 1. Jurnal Pengabdian Kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai