Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH PENGARUH CAHAYA

TERHADAP PERTUMBUHAN
TANAMAN

DISUSUN OLEH KELOMPOK 7 :


SARTIKA MARPAUNG (203020401082)
ADNIN MUAWIYAH (203020401063)
SUPIANUR (203010401028)

JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
2020

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan berkat dan
karunia, serta atas ijin nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang PENGARUH
CAHAYA TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN ini dengan baik meskipun banyak
kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterima kasih pada Bapak ir. Syahrudin. MP
selaku Dosen mata kuliah Agroekologi yang telah memberikan tugas ini kepada kami.

       Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan tanaman. Kami
juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari
kata sempurna. Oleh sebab itu, Kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada
sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

       Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di
masa depan.

Palangkaraya, 16 April 2021

ii
DAFTAR ISI

JUDUL.............................................................................................................. i
KATA PENGANTAR...................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................ 1
A.Latar belakang.............................................................................. 1
B.Rumusan Masalah......................................................................... 2
C Tujuan Masalah............................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................. 3
A.Pengertian cahaya dan peranannya............................................... 3
B. Proses tanaman mendapatkan energi........................................... 3
C. Pengaruh cahaya terhadap kehidupan tanaman........................... 5

BAB III PENUTUP........................................................................................ 11


A.Kesimpulan................................................................................... 11
B.Saran............................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 11

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang


 Cahaya matahari adalah sumber energi utama bagi kehidupan seluruh makhluk hidup
didunia. Bagi tumbuhan khususnya yang berklorofil, cahaya matahari sangat menentukan
proses fotosintesis. Fotosintesis adalah proses dasar pada tumbuhan untuk menghasilkan
makanan.  Makanan yang dihasilkan akan menentukan ketersediaan energi untuk
pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. cahaya merupakan faktor penting terhadap
berlangsungnya fotosintesis, sementara fotosintesis merupakan proses yang menjadi kunci
dapat berlangsungnya proses metabolisme yang lain di dalam tanaman.
Pengaruh cahaya juga berbeda pada setiap jenis tanaman. Tanaman C4, C3, dan CAM
memiliki reaksi fisiologi yang berbeda terhadap pengaruh intensitas, kualitas, dan lama
penyinaran oleh cahaya matahari (Onrizal, 2009). Selain itu, setiap jenis tanaman memiliki
sifat yang berbeda dalam hal fotoperiodisme, yaitu lamanya penyinaran dalam satu hari yang
diterima tanaman. Perbedaan respon tumbuhan terhadap lama penyinaran atau disebut juga
fotoperiodisme, menjadikan tanaman dikelompokkan menjadi tanaman hari netral, tanaman
hari panjang, dan tanaman hari pendek (http://thejeber.wordpress.com)
Kekurangan cahaya matahari akan mengganggu proses fotosintesis dan pertumbuhan,
meskipun kebutuhan cahaya tergantung pada jenis tumbuhan. Selain itu, kekurangan cahaya
saat perkembangan berlangsung akan menimbulkan gejala etiolasi, dimana batang kecambah
akan tumbuh lebih cepat namun lemah dan daunnya berukuran kecil, tipis dan berwarna pucat
( tidak hijau ). Gejala etiolasi tersebut disebabkan oleh kurangnya cahaya atau tanaman
berada di tempat yang gelap. Cahaya juga dapat bersifat sebagai penghambat (inhibitor) pada
proses pertumbuhan, hal ini terjadi karena dapat memacu difusi auksin ke bagian yang tidak
terkena cahaya (http://kampoengpintar.blogspot.com). Cahaya yang bersifat sebagai inhibitor
tersebut disebabkan oleh tidak adanya cahaya sehingga dapat memaksimalkan fungsi auksin
untuk penunjang sel – sel tumbuhan sebaliknya, tumbuhan yang tumbuh ditempat terang
menyebabkan tumbuhan – tumbuhan tumbuh lebih lambat dengan kondisi relative pendek,
lebih lebar, lebih hijau, tampak lebih segar dan batang kecambah lebih kokoh
(http://afriathinks.blogspot.com).
 Dikarenakan sinar matahari sangat penting dan memberikan pengaruh besar terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tanaman, maka pada tugas kelompok kali ini, akan dibahas
lebih lanjut dan mendalam mengenai peranan dan pengaruh sinar matahari terhadap
pertumbuhan tanaman dari sudut pandang proses fisiologi, pertumbuhan vegetatif, dan
pertumbuhan generatif tanaman.

1
1.2. Rumusan masalah
1. Bagaimana peranan cahaya matahari terhadap kehidupan?
2. Bagaimana proses tanaman mendapatkan energi?
3. Bagaimana pengaruh cahaya terhadap kehidupan tanaman?

1.3. Tujuan masalah


1. Untuk mengetahui peranan cahaya matahari terhadap kehidupan.
2. Untuk mengetahui proses tanaman mendapatkan energi.
3. Untuk mengetahui pengaruh cahaya terhadap kehidupan tanaman.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian cahaya dan peranannya


Matahari merupakan sumber energi terbesar di alam semesta. Energi matahari
diradiasikan kesegala arah dan hanya sebagian kecil saya yang diterima oleh bumi. Energi
matahari yang dipancarkan ke bumi berupa energi radiasi. Disebut radiasi dikarenakan aliran
energi matahari menuju ke bumi tidak membutuhkan medium untuk mentransmisikannya.
Energi matahari yang jatuh ke permukaan bumi berbentuk gelombang elektromagentik yang
menjalar dengan kecepatan cahaya. Panjang gelombang radiasi matahari sangat pendek dan
biasanya dinyatakan dalam mikron (Tjasjono, 1995:55).
  Bagi manusia dan hewan cahaya matahari berfungsi sebagai penerang. Sedangkan bagi
tumbuhan dan organisme berklorofil, cahaya matahari dapat dimanfaatkan sebagai bahan
baku dalam proses fotosintesis. Dalam proses ini energi cahaya diperlukan untuk
berlangsungnya penyatuan CO₂ dan air untuk membentuk karbohidrat.Lebih lanjut, adanya
sinar matahari merupakan sumber dari energi yang menyebabkan tanaman dapat membentuk
gula. Tanpa bantuan dari sinar matahari, tanaman tidak dapat memasak makanan yang
diserap oleh tanah, yang mengakibatkan tanaman menjadi lemah atau mati (AAK, 1983:18)

B. Proses tanaman mendapatkan energi


 Pengaruh unsur cahaya menjadi perhatian serius. Hal tersebut dikarenakan hampir semua
objek agronomi berupa tanaman hijau yang memiliki kegiatan fotosintesa. Penerapan energi
pelengkap dalam bentuk kerja manusia dan hewan, bahan bakar, mesin, alat-alat pertanian,
pupuk, dan, obat-obatan tidak lain adalah sebagai usaha untuk meningkatkan proses konversi
energi matahari ke dalam bentuk produk tanaman (Jumin, 2008:8).
 Tidak semua energi cahaya matahari dapat diabsorpsi oleh tanaman. Hanya cahaya
tampak saja yang dapat berpengaruh pada tanaman dalam kegiatan fotosintesisnya. Cahaya
itu disebut dengan PAR (Photosynthetic Activity Radiation) dan mempunyai panjang
gelombang 400 mili mikron sampai 750 mili mikron (Jumin, 2008:9). Tanaman juga
memberikan respon yang berbeda terhadap tingkatan pengaruh cahaya yang dibagi menjadi
tiga yaitu,  intensitas cahaya, kualitas cahaya, dan lamanya penyinaran (Jumin 2008:08).
3
         
   Oleh tumbuhan radiasi matahari berupa cahaya tampak ditangkap oleh klorofil pada
tanaman dalam proses yang disebut proses fotosintesis. Hasil fotosintesis menjadikan bahan
utama untuk proses pertumbuhan dan cadangan makanan tanaman.
           Proses fotosintesis pada tanaman dilakukan di siang hari dikala matahari menyinari
bumi. Dengan menggunakan cahaya matahari tumbuhan mengubah gas karbondioksida dan
unsur-unsur mineral dalam tanah serta air untuk menghasilkan gula (glukosa) dan oksigen.
Proses ini dilakukan oleh zat hijau daun bernama klorofil yang berada di daun dan dilindungi
oleh lapisan lilin untuk mencegah penguapan. Gula hasil fotosintesis disimpan tumbuhan
sebagai cadangan energi, dan oksigen sebagai hasil sampingannya (http://tanaman.org).
  Gula yang telah dibuat kemudian digunakan oleh tumbuhan untuk proses
metabolismenya. Pemanfaatan energi gula oleh tumbuhan memerlukan serangkaian proses
sehingga energi yang ada dalam bentuk gelombang elektromagnetik tersebut dapat diubah
menjadi energi kimia (ATP dan NADPH) yang  dikenal dengan reaksi terang.  Hasil reaksi
terang ini (ATP dan NADPH) selanjutnya dapat dimanfaatkan dalam reaksi metabolisme
khususnya reduksi CO (http://dc200.4shared.com/).
        Seperti telah kita ketahui, reaksi fotosintesis terdiri atas dua tahapan yaitu :
tahapan Reaksi Terang ( disebut juga Reaksi Hill ) dan Reaksi Gelap ( disebut juga Reaksi
Blackman atau siklus Calvin ). Masing-masing tahapan menunjukkan proses reaksi yang
berbeda. Namun keduanya merupakan satu rangkaian reaksi  yang tak terpisahkan dari reaksi
fotosintesis. Perbedaan antara reaksi terang dengan reaksi gelap, secara ringkas dijelaskan
dalam tabel seperti berikut ini (http://pelajaranbiologi-sma1.blogspot.com).

1. Perbedaan reaksi gelap dan reaksi terang

No Dilihat Dari Reaksi Terang Reaksi Gelap


1. Tempat berlangsung Bagian kloroplas bernama Bagian kloroplas
Grana bernama Stroma

2. Sumber energi Cahaya/Matahari ATP dan


NADPH2 dari reaksi
terang

3. Proses yang terjadi Fotolisis : pemecahan H2O Fiksasi : pengikatan


menggunakan energi cahaya CO2 , penyusunan /
menjadi ion Hidrogen dan pengkombinasian
molekul air hydrogen dg
karbondioksida
membentuk gula
4. Hasilnya O2, ATP dan NADPH2 Karbohidrat

4
2. Faktor Pembatas Fotosintesis
Terdapat beberapa faktor utama yang menentukan laju fotosintesis, yaitu :
1.  Intensitas cahaya Laju fotosintesis maksimum ketika banyak cahaya;
2.  Konsentrasi karbon dioksida
Semakin banyak karbon dioksida di udara, makin banyak jumlah bahan yang
dapat digunakan tumbuhan untuk melangsungkan fotosintesis
3. Suhu 
Enzim-enzim yang bekerja dalam proses fotosintesis hanya dapat bekerja pada suhu
optimalnya. Umumnya laju fotosintensis meningkat seiring dengan meningkatnya suhu
hingga batas toleransi enzim
1. Kadar air
  Kekurangan air atau kekeringan menyebabkan stomata menutup, menghambat
penyerapan karbon dioksida sehingga mengurangi laju fotosintesis;
2. Kadar fotosintat (hasil fotosintesis)
  Jika kadar fotosintat seperti karbohidrat berkurang, laju fotosintesis akan naik. Bila
kadar fotosintat bertambah atau bahkan sampai jenuh, laju
fotosintesis akan berkurang
6. Tahap pertumbuhan 
Penelitian menunjukkan bahwa laju fotosintesis jauh lebih tinggi padatumbuhan yang
sedang berkecambah ketimbang tumbuhan dewasa. Hal ini mungkin dikarenakan tumbuhan
berkecambah memerlukan lebih banyak energi dan makanan untuk tumbuh.

C. Pengaruh cahaya terhadap kehidupan tanaman

1. Pengaruh Radiasi Terhadap Pertumbuhan Tanaman

 Radiasi matahari yang ditangkap klorofil pada tanaman yang mempunyai hijau daun
merupakan energi dalam proses fotosintesis. Hasil fotosintesis ini menjadi bahan utama
dalam pertumbuhan dan produksi tanaman pangan. Selain meningkatkan laju fotosintesis,
peningkatan cahaya matahari biasanya mempercepat pembungaan dan pembuahan.
Sebaliknya, penurunan intensitas radiasi matahari akan memperpanjang masa pertumbuhan
tanaman. Jika air cukup maka pertumbuhan dan produksi padi hampir seluruhnya ditentukan
oleh suhu dan oleh radiasi matahari (Tjasjono 1995:190).

5
        Radisasi matahari merupakan faktor penting dalam metabolisme tanaman yang
mempunyai hijau daun, karena dapat dikatakan bahwa produksi tanaman dipengaruhi oleh
tersedianya sinar matahari. Akan tetapi pada umumnya terjadi fluktuasi hasil panen (hasil
fotosintesis) dari tahun ke tahun, hal tersebut dikarenakan faktor-faktor lain seperti curah
hujan, suhu udara, hama penyakit dan lainnya turut mempengaruhi hasil panen (hasil
fotosintesis) (Tjasjono, 1995:55).
           

Pengaruh unsur cahaya pada tanaman tertuju pada pertumbuhan vegetatif dan generatif.
Tanggapan tanaman terhadap cahaya ditentukan oleh sintesis hijau daun, kegiatan stomata
( respirasi, transpirasi), pembentukan anthosianin, suhu dari organ-organ permukaan, absorpsi
mineral hara, permeabilitas, laju pernafasan, dan aliran protoplasma (Jumin 2008:8). Secara
teoritis, semakin besar jumlah energi yang tersedia akan memperbesar jumlah hasil
fotosintesis.

2.Pengaruh kuantitas cahaya matahari terhadap tanaman


Sebagian besar tanaman dari daerah sedang adalah fotoperiodik. Namun demikian, di
daerah ekuator, panjang siang hari pada setiap bulan menunjukkan perbedaan yang kecil
sehingga pengaruh kuantitas atau lamanya penyinaran matahari dalam satu hari tidak
mempengaruhi pertumbuhandan perkembangan tanaman secara signifikan (Fitter dan Hay,
1991:52).
Respon fotoperiodik memungkinkan tanaman untuk mengatur waktu bagi pertumbuhan
vegetatif dan pertumbuhan untuk membentuk bunga agar tetap tegar menghadapi perubahan
musim di dalam lingkungannya. Bila satu tanaman dipindahkan ke daerah dengan garis
lintang berbeda, maka akan menghentikan fasenya dan tanaman tersebut dapat mati, misalnya
karena berusaha tumbuh secara vegetatif pada musim dingin atau musim semi (Fitter dan
Hay, 1991:53).

3. Pengaruh intensitas cahaya matahari terhadap tanaman


Intensitas cahaya matahari menunjukkan pengaruh primer pada fotosintesis, dan
pengaruh sekundernya pada morfogenetik. Pengaruh terhadap morofogenetik hanya terjadi
pada intensitas rendah  (Fitter dan Hay, 1991:54). Pengaruh tanaman dalam kaitannya dengan
intensitas cahaya salah satunya adalah penempatan daun dalam posisi di mana akan diterima

6
intersepsi cahaya maksimum. Daun yang menerima intensitas maksimal adalah daun yang
berada pada tajuk utama yang terkena sinar matahari (Fitter dan Hay, 1991:54).
Masing-masing tanaman memiliki reaksi yang berbeda terhadap intensitas cahaya.
Berdasarkan perbedaan reaksi tersebut, tanaman dibedakan menjadi tanaman C3, C4, CAM.
Tanaman C3 adalah tanaman yang hidup baik pada intensitas cahaya rendah, dan tanaman C4
adalah tanaman yang hidup baik pada intensitas cahaya tinggi, sedangkan tanaman CAM
adalah tanaman yang hidup didaerah kering.
Penelitian yang dilakukan oleh Grime dalam Fitter dan Hay (1991:55) membuktikan bahwa
tanaman yang terbiasa hidup tanpa naungan seperti Arenaria servillifolia memperlihatkan
kondisi yang tidak dapat berkembang dan tumbuh jika diberi naungan. Hal tersebut terbukti
oleh habisnya persediaan karbohidat.

4. Pengaruh kualitas cahaya terhadap tanaman


Radiasi energi yang diterima oleh bumi dari matahari berbentuk gelombang
elektromagnetik yang bervariasi panjangnya yaitu dari 5000-290 milimikron. Rangkaian
spektrum matahari ini dapat dikelompokan berdasarkan panjang gelombangnya. Cahaya
mempunyai sifat gelombang dan sifat partikel (http://satopepelakan.blogspot.com/).
Cahaya hanya merupakan bagian dari energi cahaya yang memiliki panjang gelombang
tampak bagi mata manusia sekitar 390-760 nanometer. Sipat partikel cahaya biasanya
diungkapkan dalam pernyataan bahwa cahaya itu datang dalam bentuk kuanta dan foton,
yaitu paket energi yang terpotong-potong dan masing-masing mempunyai panjang
gelombang tertentu (http://satopepelakan.blogspot.com/).

Cahaya memberikan energi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman/pohon secara


langsung melalui tumbuhan hijau atau melalui organisme lain, hal ini tergantung kepada zat-
zat organik yang disintesa oleh tumbuhan hijau. Kualitas cahaya berkaitan erat dengan
panjang gelombang, dimana panjang gelombang ungu dan biru mempunyai foton yang lebih
berenergi bila dibanding dengan panjang gelombang jingga dan merah. Kualitas cahaya
dibedakan berdasarkan panjang gelombang menjadi.
                  · Panjang gelombang 750-626 mu adalah warna merah.
                  · Panjang gelombang 626-595 mu adalah warna orange/jingga.
                  · Panjang gelombang 595-574 mu adalah warna kuninga.
                  · Panjang gelombang 574-490 mu adalah warana hijau.

7
                  · Panjang gelombang 490-435 mu adalah warna biru.
                  · Panjang gelombang 435-400 mu adalah warna ungu.
Semua warna-warni dari panjang gelombang ini mempengaruhi terhadap fotosintesis dan
juga mempengaruhi terhadap pertumbuhan dan perkembangan pohon baik secara generatif
maupun vegetatif, tetapi kuning dan hijau dimanfaatkan oleh tanaman sangat sedikit, panjang
gelombang yang paling banyak diabsorbsi beada di wilayah violet sampai biru dan orange
sampai merah (http://satopepelakan.blogspot.com/).
Variasi harian dan variasi musiman tidak hanya mempengaruhi masukan energi, tetapi juga
suatu masukan faktor periode yang penting. Panjang siang hari pada waktu yang berbeda
dalam satu tahun, untuk organisme yang non tropis dan merupakan indikator yang paling
dapat dipercaya dan sebagian besar tanaman bersifat fotoperiodik. Irradiasi langsung pada
dini hari dan senja hari mengandung banyak radiasi panjang gelombang yang disebabkan
oleh celah atmosfer yang lebih panjang dan berakibat penghamburan gelombang pendek.

1 Cahaya UV
Cahaya dengan kualitas yang berbeda-beda ditemukan dalam dua keadaan terestial
bumi ini : di bawah kanopi daun dan di daerah dengan altitut tinggi. Pada daerah yang
memiliki altitut tinggi, terjadi radiasi dengan penambahan jumlah sinar utra-violet (UV). Di
daerah yang altitutnya lebih rendah, UV disaring oleh atmosfir terutama oleh oksigen dan
ozon.
            Tetapi perbedaan UV di tempat tinggi dan rendah secara relatif hanya memiliki
pengaruh yang kecil pada vegetasi tempat yang tinggi. Caldwell (1968)dalam (Fitter dan Hay,
1991) menemukan peningkatan sebesar 26% radiasi matahari langsung pada pita 280-315 nm
pada ketinggian 4450 m bila dibandingkan dengan tempat pada ketinggian 1670 m, tetapi hal
ini sebagai besar diimbangi oleh suatu penurunan dalam radiasi UV difusi, sehingga sinar UV
tidak terlalu nampak berbahaya bagi tanaman (Fitter dan Hay, 1991).

2. Cahaya infra merah


Rangsangan cahaya pada perkecambahan merupakan satu peristiwa yang dapat
melibatkan fitokrom, yaitu komponen daun yang peka terhadap cahaya merah dan infra
merah. Biji dengan ciri peka terhadap rangsangan dapat berkecambah jika terkena cahaya
merah. Akan tetapi biji menjadi tidak akan berkecambah jika diberi cahaya inframerah.
            Hal tersebut diperkuat dengan beberapa peneliti yang memperlihatkan bahwa biji
yang peka terhadap cahaya tidak akan berkecambah dibawah kanopi daun (black, 1969 ;

8
stoutjesdijk, 1972 ; King, 1975 dalam Fitter dan Hay, 1991:50).  Menurut Gorski dalam Fitter
dan Hay (1991:50) peningkatan derajat Infra merah dapat menghambatan perkecambahan
tujuh spesies biji-biji yang tumbuh baik jika diberi rangsangan cahaya.

            Kasperbauer dan Peaslee dalam Fitter dan Hay (1991:50) berturut-turut menunjukkan
bahwa tanaman yang diberi perlakuan FR (dianalogikan untuk tanaman-tanaman di bagian
tengan barisan) daun-daunnya lebih panjang, lebih sempit dan lebih ringan dengan stomata
yang lebih sedikit dan klorophyl per unit luasan yang lebih sedikit. Asimilasi karbondioksida
sama atas dasar satuan luasan, tetapi lebih besar berdasarkan berat sehelai daun, yag
memperlihatkan bahwa tanaman-tanaman yang diberi perlakuakn FR telah mempertahankan
asimilasi fotosintetik pada kerapatan pengaliran yang lebih rendah dengan meningkatkan luas
daun (Fitter dan Hay, 1991:50)
Pengaruh variasi kualitas cahaya pada tanaman baru saja diamati akhir-akhir ini. Erez dan
Kadman-Zahavi dalam Fitter dan Hay (1991:50) menanam pohon peach (Prunus persica)
pada keadaan ternaungi akan menghalangi secara berturut-turut cahaya biru (tidak ada
transmisi di atas 550 nm), biru dengan FR (tembus cahaya di atas 660 nm), dan merah dengan
FR (tembus cahaya di atas 500 nm). Mereka nememukan bahwa luas daun terbesar terdapat
pada keadaan R + FR dan terkecil di bawah biru + FR dan penaungan terbuka (Stoutjesdijk
dalam Fitter dan Hay, 1991:51).

3. Pengaruh Intensitas  Cahaya terhadap Laju Fotosintesis


            Pola dari pucuk tanaman diarahkan untuk menuju efisiensi dalam fotosintesis struktur
dari mesosfil kurang dan organ stomata memungkinkan perubahan gas secara cepat, bahkan
adanya fakta bahwa fotosintesis memanfaatkan sebagian besar radiasi panjang gelombang
yang terlihat sangat nyata, karena panjang gelombang ini adalah wilayah spektrum dengan
nilai energi yang paling besar disamping adaptasi diatas, sebenarnya hanya sedikit energi
matahari yang dapat dimanfaatkan dalam proses fotosintesis (0,025%)
(http://satopepelakan.blogspot.com).
            Kebanyakan daun telah menjadi jenuh cahaya dan hanya 20% dari cahaya matahari
penuh yang dapat diserap. Dari jumlah ini hanya 20% yang disimpan dalam molekul gula
yang dihasilkan. Sejumlah cahaya yang dibutuhkan untuk fotosintesis, agar dapat seimbang
dengan menggunakan ikatan karbon yang digunakan untuk respirasi. Dalam hal ini

9
prosentase dari cahaya penuh, titik kopensasiuntuk permudaan tanaman biasanya berada
antara 2 dan 30% (http://satopepelakan.blogspot.com).
Cahaya dapat menembus daun dengan 4 cara
1. Irradiasi langsung yang tidak terhalang yang diberikan oleh noda-noda matahari.
Noda matahari ini mempunyai sifat berirradiasi langsung kecuali bila terjadi pengaruh
bayangan. (Anderson dan miller 1974). Cahaya matahari langsung nampak menjadi
berkurang nilainya pada sebagian besar di bawah kanopi.
2. Radiasi difusi yang tak terhalang merupakan cahaya langit difusi yang mengiringi
noda matahari.
3. Refleksi daun-daun tidak hanya meneruskan cahaya, tetapi sama dengan permukaan
biologis lainnya, memantulkan sebagian tertentu. Jumlah yang dipantulkan akan
tergantung pada beberapa parameter cahaya yang dipantulkan. Juga diubah
spektrumnya dengan cara yang sama seperti cahaya yang diteruskan.
4. Transmisi derajat penaungan lebih tergantung jumlah cahaya yang diabsorbsi dan
yang dipantulkan oleh daun.
            Dari keempat cara tersebut diatas sudah jelas akan mempengaruhi terhadap proses
fotosintesis karena kualitas, intensitas dan fotoperiode cahaya untuk proses fotosintesa
terjadinya pada daun (http://satopepelakan.blogspot.com/).

10
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPILAN
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa fotosistesis adalah proses utama pada tanaman.
Proses ini menyediakan skleleton karbon dan energy yang dibutuhkan untuk membangun biomassa
dan mensintesis bebagai produk yang digunakan oleh tanaman pada proses metabolismenya.
Fotosintesis sangat sensitive terhadap variasi ketersediaan cahaya matahari dan CO2 yang
merupakan bahan utama pada proses tersebut.
Oleh karena itu fotosintesis kemudian dipengaruhi oleh factor-faktor lingkungan lain, seperti
suhu dan nutrisi. Faktor lingkungan tersebut mempengaruhi pada skala waktu yang berbeda karena
perubahan alamiah dari faktor itu sendiri. Sebagai contoh suhu dan radiasi matahari yang diserap
oleh daun akan berfluktuasi harian, sedangkan kandungan air jaringan dan nutrisi berfluktuasi dalam
waktu yang lebih lama. Kapasitas fotosintesis tanaman berhubungan langsung dengan kemampuan
tanaman menggunakan cahaya, air dan nutrisi yang sekaligus proses fotosintesis itu sendiri sebagai
indikator dari kesuksesan tumbuh di suatu habitat.
Tanaman-tanaman budidaya pada umumnya sangat dipengaruhi oleh intensitas cahaya
matahari , terutama adanya intensitas cahaya rendah di dalam memproduksi bahan makanan atau
karbohidrat.. Respon tanaman terhadap cahaya rendah (naungan) pada masing-masing tanaman
tergantung pada waktu penaungan dan intensitas penaungan . Perbedaan respon setiap varietas
sangat bervariasi pada satu jenis tanaman. Perbedaan ini akan tampak lebih jelas pada perbedaan
jenis tanaman.
B. SARAN
Saran kami adalah marilah kita menjaga kelestarian tanaman karena kita menyadari bahwa
tanpa tanaman atau tumbuhan kita tidak akan ada di muka bumi ini. Dalam melakukan
makalah ini kita dapat mengetahui bahwa cahaya matahari yang optimal merupakan salah
satu syarat dalam membudidayakan tanaman ( terutama tanman hijau).

DAFTAR PUSTAKA
AAK, 1983. Dasar-dasar Bercocok Tanam. Penerbit Kanisiais, Yogyakarta
Fitter, A. dan Hay, R. 1991. Fisiologi Lingkungan Tanaman. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Jumin HB. 2008. Dasar-dasar Agronomi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Onrizal. 2009. Bahan Ajar Silvika. USU.
Tjasjono Bayong. 1995. Klomatologi Umum. Bandung: Penerbit ITB Bandung.

11

Anda mungkin juga menyukai