Anda di halaman 1dari 10

BAB II

TINJAUAN UMUM

Tinjauan pustaka ini berisi teori-teori yang berkaitan dengan topic kajian ini yang
diperoleh dari refferensi refferensi yang digunakan untuk menganalisa dalam perencanaan untuk
menyelesaikan permasalhan yang ada. Teori yang menjadi landasan dasar dari kajian ini antara
lain Struktural jembatan, girder atau gelagar, girder baja, girder rangka, maupun girder beton,
mutu baja serta evaluasi berat baja secara ekonomis.

2.1 Struktural Jembatan


Jembatan merupakan suatu konstruksi yang befungsi untuk menghubungkan
antara dua jalan yang terputus akibat adanya rintangan seperti melewati lembah, sungai,
danau maupun saluran irigasi, serta jalan raya yang melintang tidak sebidang dan lain-
lain.

Berdasarkan bahan konstruksinya, jembatan di bedakan menjadi beberapa macam, yaitu :

1. Jembatan kayu (Log Bridge)


2. Jembatan beton (Concrete Bridge)
3. Jembatan beton prategang (Pre stressed concrete Bridge)
4. Jembatan Baja (Steel Bridge)
5. Jembatan Komposit (Composite Bridge)

Berdasarkan tipe struktur nya, jembatan di bedakan menjadi beberapa macam, antara
lain:

1. Jembatan gelagar (girder bridge)


2. Jembatan rangka (truss bridge)
3. Jembatan pelengkung (arch bridge)
4. Jembatan gantung (suspension bridge)
5. Jembatan kabel (cable stayed bridge)
6. Jembatan cantilever (cantilever bridge)

LAPORAN TUGAS AKHIR 2019 1


A. Struktural Atas Jembatan (Upper Structure)
Struktur atas pada jembatan merupakan bagian penerima beban secara langsung yang
meliputi berat sendiri, beban mati, beban mati tambahan, beban lalulintas dari
kendaraan, beban pejalan kaki, dan lainlain.
Bagian bagian dari struktur atas jembatan meliputi :
a. Gelagar (girder)
b. Diafragma balok
c. Plat slab jalan
d. Bearing ped
e. Trotoar

2.2 Perencanaan Jembatan


1. Survei dan Investigasi
Dalam perencanaan teknis jembatan perlu dilakukan survei dan investigasi, yang
meliputi :
1) Suvei tata guna lahan
2) Survei lalu-lintas
3) Survei topografi
4) Survey hidrologi
5) Penyelidikan tanah
6) Penyelidikan geologi
7) Survei bahan dan tenaga kerja setempat
Hasil survei dan investigasi tersebut dapat digunakan sebagai dasar untuk membuat
rancangan teknis yang menyangkut antara lain :
1) Kondisi tata guna lahan yang ada pada lokasi jembatan maupun pada jalan
pendukung.
2) Ketersediaan lahan yang ada.
3) Ketersediaan material, anggaran dan sumber daya manusia.

LAPORAN TUGAS AKHIR 2019 2


4) Tipe jembatan disesuaikan dengan tipe jalan dan volume lalu lintas.
5) Pemlihan jenis konstruksi jembatan yang disesuaikan dengan kondisi
topografi, geologi, hidrologi, struktur tanah, dan kondisi sungai serta
perilakunya.

2. Analisis Data
Sebelum membuat rancangan teknis jembatan perlu dilakukannya analisis data
hasil survei dan investigasi yang meliputi :
1) Analisis data lalu lintas
Analisis ini digunakan untuk menentukan tipe jembatan dengan
memperhatikan hubungannya dengan penentuan lebar jembatan serta beban
lalu lintas yang direncanakan.
2) Analisis data hidrologi
Analisis ini dilakukan untuk mengetahui besar kecilnya debit banjir
rancangan, kecepatan aliran air, serta gerusan (scouring) pada sungai pada
jembatan yang akan dibangun.
3) Analisis data tanah
Analisis ini digunakan untuk mengetahui parameter tanah dasar yang
berhubungan dengan pemilihan jenis konstruksi fondasi jembatan. Analisis ini
diambil dari data hasil pengujian tanah di laboratorium maupun data di
lapangan yang berupa pengujian sondir, boring, SPT, dll.
4) Analisis geometri
Analisis ini dimaksudkan untuk menentuka elevasi jembatan yang
berhubungan dengan alinyemen vertical dan panjang jalan pendekat (oprit).

3. Pemilihan Lokasi Jembatan


Dasar utama dalam pemilihan lokasi jembatan yang sedapat mungkin tegak lurus
dengan sumbu rintangan yang dilalui, juga sependek, sepraktis dan sebaik
mungkin guna penempatan jembatan yang dibangun diatas rintangan.
Berikut ini ketentuan dalam pemilian lokasi jembatan yang memperhatikan
kondisi setempat serta ketersediaan lahan yaitu :

LAPORAN TUGAS AKHIR 2019 3


1) Lokasi jembatan harus direncanakan dengan baik sehingga menghasilkan
kebutuhan lahan yang tidak besar.
2) Lahan yang dibutuhkan diusahakan mengikuti ruas jalan existing dan tidak
terlalu banyak mengenai rumah penduduk sekitar.
3) Pemilihan lokasi jembatan selain menyangkut kondisi tanah dan karakter juga
harus mempertimbangkan masalah ekonomis dan juga keamanan bagi
konstruksi dan pemakai jalan.

4. Bahan Kontruksi Jembatan


Dalam memilih jenis bahan konstruksi jembatan secara keseluruhan harus
mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :

1) Biaya konstruksi,
2) Biaya perawatan,
3) Ketersediaan material,
4) Flexibilitas (konstruksi dapat dikembangkan atau dilaksanakan secara
bertahap),
5) Kemudahan pelaksanaan konstruksi,
6) Kemudahan mobilisasi peralatan.
Tabel 1. Berikut ini merupakan rangkuman jenis konstruksi, bahan konstruksi dan
bentang maksimum jembatan standar Bina Marga yang ekonomis dengan keadaan normal
yang sering digunakan.

Tabel 1. Bentang maksimum jembatan standar untuk berbagai jenis bahan

BAHAN JENIS BENTANG MAX.(M)


Beton Culvert 4.00 – 6.00
Slab bridge 6.00 – 8.00
T-Girder, I-Girder 6.00 – 25.00
Beton PCI-Girder 15.00-35.00
Prategang Prestressed Box 40.00 – 50.00
Girder

LAPORAN TUGAS AKHIR 2019 4


Baja Truss bridge 60.00 – 100.00
Komposit Compossite bridge 10.0 – 40.00
Tabel 1. Bentang maksimum jembatan standard

2.3 Gelagar (Girder)

Gelagar atau girder adalah sebuah material berat baik berupa balok atau baja diantara dari
dua penyangga yaitu abutment ataupun pilar pada jembatan atau fly over. Namun biasaya girder
merupakan balok baja dengan profil I, selain itu girder juga berbentuk box (box girder) atau
dengan bentuk lainya.

Berdasarkan material penyusun girder bias berasal dari beton dan baja, Sedangkan
menurut system perancangnya, girder terdiri dari girder pre cast merupakan girder beton yang
dicedak atau dibuat dipabrik tempat produksi selanjutnya dibawa ketempat pembanguanan
jembatan atau fly over dan pada saat pemasangan dapat menggunakan crane. Selain mengunakan
cara pre cast girder, bias juga dapat menggunakan post cast girder,yaitu dengan girder dicor
dilokasi pelaksanaan pembangunan jembatan tersebut. Girder atau gelagar ini dirancang sesuai
dengan perancangan beton pada umumnya yaitu menggunakan dengan cara bekisting sebagai
cetakannya.

Sehingga disebut jembatan system girder merupakan sebuah struktur bangunan jembatan
yang salah satu komponen utamanya (balok) berbentuk girder. Girder ini dapat terbuat dari beton
bertulang, beton pra tegang, dan baja profil atau kayu. Setiap bentuk girder memiliki kelebihan
dan kekurangan masing-masing. Girder dengan profil balok I mempunyai kelebihan dalam
proses pengerjaannya yang mudah serta cepat dalam berbagai jenis kasus, namun jika jembatan
yang akan dibangun memiliki bentuk kurva, girder balok I menjadi lemah karena kurang kuat
terhadap kekuatan puntir/memutar, yang sering disebut sebagai torsi.

Web kedua pada balok I perlu ditambahkan dalam bentuk gelagar kotak untuk
meningkatkan kekuaatan stabilitas untuk menahan torsi, hal ini membuat gelagar kotak/box
girder merupakan pilihan yang tepat untuk jembatan dengan bentuk kurva.

LAPORAN TUGAS AKHIR 2019 5


Gambar 2.1 Gelagar Pada Jembatan Rangka baja

Gambar 2.2 Girder Rangka

LAPORAN TUGAS AKHIR 2019 6


Gambar 2.2 Gelagar Baja Profil I

Gambar 2.4 Jembata Beton

2.4 Mutu Baja

1. Sifat Mekanis Pada Baja

LAPORAN TUGAS AKHIR 2019 7


Sifat mekanis pada baja yang di pakai pada perencanaan harus memenuhi syarat- syarat yang

telah tertulis pada table di bawah.

2. Tegangan Leleh Baja

Teganngan leleh pada perencanaan (fy) tidak boleh di pakai melebihi nilai yang diberikan
table di bawah ini.
3. Tegangan Patah
Tegangan Putus atau patah (fu) tidak di anjurkan mengambil lebih dari persyaratan yang telah
di tentukan.
4. Sifat-sifat mekanis lainnya
Sifat-sifat mekanis lainnya baja structural untuk perencanaan di tetapkan sebagai berikut :

 Modulus Elastisitas € : 200.000 Mpa


 Modulus geser (G) : 80.000 Mpa
 Nisbah poisson µ : 0,3
 Koef. Pemuaian α : 12 x 10E-6 ℃

5. Syarat Penerimaan Baja


Uji material baja di pabrik yang disahkan oleh lembagayang berwenang dapat dianggap
sebagai bukti untuk memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam standar.

6. Baja yang tidak ter identifikasi


Baja yang tidak ter identifikasi masih boleh digunakan selama memenuhi ketentuan berikut
ini :
 Bebas dari permukaan
 Sifat fisik material dan kemudahannya untuk di las tidak mengurangi kekuatan dan
kemampuan layan strukturnya
 Di uji sesuai ketentuan yang berlaku. Tegangan leleh (fy) untuk perencanaan tidak
boleh di ambil lebih dari 170 Mpa, sedangkan tegangan patahnya (fu) tidak boleh di
ambil lebih dari 300 Mpa

LAPORAN TUGAS AKHIR 2019 8


Tabel 2. Sifat mekanis baja struktural

Jenis Tegangan putus minimum, fu Tegangan leleh minimum, fy Peregangan


Baja (MPa) (MPa) minimum (%)
BJ 34 340 210 22
BJ 37 370 240 20
BJ 41 410 250 18
BJ 50 500 290 16
BJ 55 550 410 13

Tabel 2. Sifat Mekanis Baja Struktural

2.5 Software SAP 2000

Salah satu software yang bisa di gunakan pada dunia teknik, terutama teknik sipil, SAP 2000
bisa membantu dalam pekerjaan dalam hal perencanaan struktur bangunan yang diantaranya
sebgai berikut :

 Menghitung momen mekanika teknik teknik pada structural bangunan


 Menghitung konstruksi baja (kolom, balok, dan plat lantai)
 Menghitung konstruksi baja.

Prinsip utama penggunaan pada program software ini adalah pemodelan struktur,eksekusi,
perencanaan struktur, pemeriksaan atau optimasi desain, yang semuanya di kerjakan dalam satu
langkah atau tampilan. Tampilan berupa model secara real time sehingga memudahkan
penggunaan pada saat melakukan pemodelan secara menyeluruh dalam waktu yang sangat
singkat namun mendapatkan hasil yang cukup akurat..

Beberapa kemampuan program ini antara lain :

 Analisis yang cepat dan akurat


 Pemodalan elemen shell yang lebih akurat
 Analisis dinamik dengan Ritz dan Eigenvalue
 Sistem koordinat ganda untuk bentuk geometri struktur yang kompleks,

LAPORAN TUGAS AKHIR 2019 9


 Model pembebanan yang lebih lengkap baik berupa beban statis maupun beban
dinamis

Software ini tidak membatasi kapasitas analisis sehingga dapat di aplikasikan untuk bentuk yang
rumit sekalipun. Di lengkapi dengan analisis struktur struktur jembatan dengan pembebanan
bergerak, dan pilihan analisis dengan kondisi daeraah tertentu. Efek gerakan tanah dasar juga
dapat mempengaruhi strukur yang di modelkan.

LAPORAN TUGAS AKHIR 2019 10

Anda mungkin juga menyukai