“ BETON “
DISUSUN OLEH :
FEBRI IRAWAN
05091002006
KELOMPOK 5
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
INDERALAYA
2010
I. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Beton bisa disebut sebagai mahakarya semen yang tiada duanya di dunia.
Nama asingnya, concrete - dicomot dari gabungan prefiks bahasa Latin com, yang
artinya bersama-sama, dan crescere (tumbuh). Maksudnya kira-kira, kekuatan
yang tumbuh karena adanya campuran zat tertentu. Dewasa ini, nyaris tak ada
gedung pencakar langit berdiri tanpa bantuan beton.
Beton adalah campuran antara agregat kasar, agregat halus, semen dan air
serta kadang–kadang ditambahkan zat–zat additive (admixture) sebagai bahan
tambahan. Beton merupakan bahan struktur bangunan yang sangat populer dalam
abad ini karena penggunannya yang sangat luas dalam bidang kontruksi bangunan
sipil.
Dipilihnya beton dalam struktur didorong oleh beberapa faktor di antaranya :
1. Dapat dibentuk sesuai dengan selera kita.
2. Bahan dasarnya banyak tersedia di permukaan bumi.
3. Awet dan tahan terhadap cuaca serta api.
4. Ekonomis.
Dari uraian di atas jelaslah bahwa perlu diadakan Praktikum Teknologi Beton
agar mahasiswa dapat mengetahui, memahami, dan merencanakan beton sesuai
dengan teori dan ketentuan-ketentuan yang telah diterapkan oleh dosen pengajar
mata kuliah yang bersangkutan.
2. Tujuan
Dari percobaan ini juga kita dapat mengetahui beberapa sifat beton dan
juga bahan penyusunnya.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Air
Air yang digunakan untuk campuran beton harus bersih, tidak boleh
mengandung minyak, asam, alkali, zat organis atau bahan lainnya yang dapat
merusak beton atau tulangan. Sebaiknya dipakai air tawar yang dapat diminum.
Air yang digunakan dalam pembuatan beton pra-tekan dan beton yang akan
ditanami logam almunium (termasuk air bebas yang terkandung dalam agregat)
tidak boleh mengandung ion klorida dalam jumlah yang membahayakan (ACI
318-89:2-2). Untuk perlindungan terhadap korosi, konsentrasi ion klorida
maksimum yang terdapat dalam beton yang telah mengeras pada umur 28 hari
yang dibasilkan dari bahan campuran termasuk air, agregat, bahan bersemen dan
bahan campuran tambahan tidak boleh melampaui nilai batas diberikan pada
Tabel 3.2.
Sumber: PB 1989:23
2.2 Semen
Semen merupakan bahan ikat yang penting dan banyak digunakan dalam
pembangunan fisik di sektor konstruksi sipil. Jika ditambah air, semen akan
menjadi pasta semen. Jika ditarnbah agregat halus, pasta semen akan menjadi
mortar yang jika digabungkan dengan agregat kasar akan menjadi campuran beton
segar yang setelah mengeras akan menjadi beton keras (concrete). Semen yang
digunakan untuk pekerjaan beton harus disesuaikan dengan rencana kekuatan dan
spesifikasi teknik yang diberikan.
Semen merupakan hasil industri yang sangat kompleks, dengan campuran dan
susunan yang berbeda-beda. Semen dapat dibedakan menjadi 2 kelompok, yaitu:
2.3 Agregat
Agregat yang digunakan dalam campuran beton dapat berupa agregat alam
atau agregat buatan (artificial aggregates). Secara umum, agregat dapat dibedakan
berdasarkan ukurannya, yaitu, agregat kasar dan agregat halus. Batasan antara
agregat halus dan agregat kasar berbeda antara disiplin ilmu yang satu dengan
yang lainnya. Meskipun demikian, dapat diberikan batasan ukuran antara agregat
halus dengan agregat kasar yaitu 4,80 mm, (British Standard) atau 4,75 mm
(Standar ASTM). Agregat kasar adalah batuan yang ukuran butirnya lebih besar
dari 4,80 mm (4,75 mm) dan agregat halus adalah batuan yang lebih kecil dari
4,80 mm (4,75 mm). Agregat dengan ukuran lebih besar dari 4,80 mm dibagi lagi
menjadi dua: yang berdiameter antara 4,80-40 mm, disebut kerikil beton dan yang
lebih dari 40 mm, disebut kerikil kasar.
bahan campuran beton yang memenuhi syarat, sehingga beton yang dihasilkan
nantinya sesuai dengan yang diharapkan. Agregat yang digunakan harus
memenuhi spesifikasi teknik yang telah ditetapkan di dalam kontrak kerja. Jika
dilihat dari volume agregat dalam campuran beton, agregat memberikan
kontribusi yang besar terhadap campuran.
Agregat normal harus memenuhi syarat mutu sesuai dengan SII.0052-80, "Mutu
dan Cara Uji Agregat Beton" dan jika tidak tercantum dalam syarat ini harus
memenuhi syarat ASTM C.33-82, "Standard Spesification for Concrete
Aggregates". Agregat ringan harus memenuhi syarat yang diberikan oleh ASTM
C.330-80, "Spesificatioii for Lightweight for Struclural Concrete".
Agregat normal yang dipakai dalam campuran beton sesuail dengan ASTM, berat
isinya tidak boleh kurang dari 1200 kg/m3.
1. Tidak boleh bersifat reaktif terhadap alkali jika dipakai untuk beton
yang berhubungan dengan basah dan lembab atau yang berhubungan
dengan bahan yang bersifat reaktif terhadap alkali semen, di mana
penggunaan semen yang mengandung natrium oksida tidak lebih dari
0,6%.
2. Sifat fisika yang mencakup kekerasan agregat diuji dengan bejana Los
Angeles. Batas ijin partikel yang berpengaruh buruk terhadap beton
dan sifat fisika yang diijinkan untuk agregat kasar. (Limits for Agregat
Deleterious Substances and Physical Requirement of Coarse
Aggregates for Concrete)
Keunggulan dan Kelemahan Bahan Beton
a. Memiliki kuat tarik yang rendah, dengan kata lain beton sangat rapuh.
b. Memiliki BJ yang besar, artinya beton sangat berat.
c. Memiliki sifat susut (creep).
Macam dan Pengaruh Bahan-Bahan Pengisi pada Beton
Bahan beton dibuat dari beberapa bahan yang dicampur menjadi satu. Oleh
karena itu, mutu beton akan sangat dipengaruhi oleh mutu bahan-bahan itu
sendiri. Bila mutu agregat, semen, dan airnya bagus, disertai perhitungan yang
tepat sesuai kebutuhan dan pelaksanaan mix design yang teliti dapat dilaksanakan
dengan baik, beton yang dihasilkan akan sangat berkualitas. Tetapi bila salah satu
komponen penyusun beton mempunyai mutu yang kurang baik, maka akan
mempengaruhi mutu beton itu sendiri dan bila dibuat suatu struktur, akan dapat
membahayakan.
Agregat adalah material granular, misalnya pasir, kerikil, batu pecah dan
kerak tungku besi yang dipakai bersama-sama dengan suatu media pengikat untuk
membentuk sebuah beton hidrolik atau adukan. Cara menilai agregat yang akan
digunakan untuk bahan campuran beton tergantung pada :
Hari : Selasa
a. Timbangan Bahan
3. Cara Kerja
1. Hasil
Tidak
Ringan 0,65 200 220 250 270
bertulang
= 3 x 10-4 Kg/cm3
b. Sedang :
Kandungan semen min, Kg/m3
300 Kg/m3 = 300 x 10-6 Kg/cm3
= 3 x 10-4 Kg/cm3
= 22 x 10-5 Kg/cm3
2. Pembahasan
Dalam konstruksi, beton adalah sebuah bahan bangunan komposit yang
terbuat dari kombinasi aggregat dan pengikat semen. Bentuk paling umum dari
beton adalah beton semen Portland, yang terdiri dari agregat mineral (biasanya
kerikil dan pasir), semen dan air.
Kemudian jika melihat kondisi ketiga dimana kondisi ketiga ini beton tak
bertulang ringan memiliki konsumsi semen dan air yang berbeda dari kondisi
pertama dan kedua. Dimana konsumsi semen jauh lebih sedikit dari kondisi
pertama dan kedua dan juga dengan penggunaan airnya, jauh lebih sedikit dari
keadaan kedua. Jika kita lihat kondisi ketiga maka dapat kita ramalkan bahwa
proses pengeringan jauh lebih cepat karena kita melihat konsumsi air dan semen
yang digunakan.
V. KESIMPULAN
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan yaitu;
Beton merupakan bahan struktur bangunan yang sangat populer
dalamabad ini karena penggunannya yang sangat luas dalam bidang
kontruksi bangunan sipil.
Beton pratekan pada konsumsi semen per kotak itu adalah sama yaitu
2.4 kg yang menjadi perbedaan di sini adalah kebutuhan air dalam
kondisi beton pratekan ringan dan pratekan sedang.
Kemudian jika melihat kondisi ketiga dimana kondisi ketiga ini beton
tak bertulang ringan memiliki konsumsi semen dan air yang berbeda
dari kondisi pertama dan kedua.
Kelebihan beton dibanding dengan bahan bangunan lain adalah harga
relatif murah karena menggunakan bahan-bahan dasar dari bahan lokal.
Beton termasuk bahan aus dan tahan terhadap kebakaran, sehingga
biaya perawatan termasuk rendah dll.
Kekurangan beton dibanding dengan bahan bangunan lain adalah beton
mempunyai kuat tarik yang rendah sehingga mudah retak, oleh karena
itu diperlukan baja tulangan untuk menahannya
DAFTAR PUSTAKA
chestofbooks.com/crafts/popular...5/Cement-Mortar.html ( diakses 26 November
2010 ).
LAMPIRAN GAMBAR
1. Alat dan bahan
2. Penimbangan bahan
3. Pembuatan mortar
4. Hasil pembuatan beton