Martha Dhila Vany - Laporan Resmi Resonansi Pararel
Martha Dhila Vany - Laporan Resmi Resonansi Pararel
SURABAYA
Jl. Raya ITS, Sukolilo Surabaya 60111, INDONESIA
Telp. +62 31-594 7280 Fax : +62-31-5946114
Email : pens@pens.ac.id URL : https://www.pens.ac.id 2021
DISUSUN OLEH :
DOSEN PEMBIMBING :
Hari/Tanggal :
EEPIS | mekatronika.pens.ac.id
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA
DEPARTEMEN MEKANIKA DAN ENERGI
TEKNIK MEKATRONIKA
Gambar Rangkaian 1
Gambar Rangkaian 2
Perhitungan
1
Fr=
2 πfr
1 2
( )
√ LC=¿ 2 πfr
1
√ LC ¿ (2 πfr )²
1
LC= C = 0,7 µF
(2 πfr)². C
Fr = 1 kHz
1 1
L= = =0,036 H=0,36 mH
3 2
( 2 π . 10 ) .O , 7.10 −6 27,634
Fr = 2 kHz
1 1
L= = =0,009 H =9 mH
3 2
( 2 π . 2. 10 ) . O ,7. 10 −6 110,539
Fr = 3 kHz
1 1
L= = =0,004 H=4 mH
3 2
( 2 π . 3. 10 ) . O ,7. 10 −6 248,714
Fr = 4 kHz
1 1
L= = =0,002 H=2 mH
3 2
( 2 π .4 . 10 ) .O , 7.10 −6 442,158
Fr = 5 kHz
1 1
L= = =0,0014 H =1,4 mH
3 2
( 2 π . 5.10 ) . 0 , 7.10 −6 690,872
1 1 1 1
Fr ( Teori )= = 2
= = =1007
2 π √L C 2 ×3,14 √ 4 ×10 ×0,633 ×10 −6
6,28 √ 2,532× 10
−8
9,9929 ×10−4
mH.
2. Dari percobaan (2) hitung Q secara teoritis, kemudian bandingkan dengan hasil
percobaan, jika ada perbedaan hitung prosentase kesalahan menggunakan rumus
sebagai berikut :
Qteori−Q praktek
error (%)= × 100%
Qteori
Jawab :
Fr = 1000 Hz
XL ¿ ωL=2 πfL=6,28 ×2 000 ×36 mH =227,4 Ω
1 1 1
XC= = = =227,4 Ω
ωC 2 πfC 6,28 ×1000 × 0,7 ×10−6
Karena XL = XC sehingga Z = R
¿ 1000 Ω
E 2
I¿ = =0,002 A = 2 mA
Z 1000
RpRc 10.000 10 k
IL = I C = ×1= × 0,002= × 0,002
RpRl + RpRc+ RlRc 10.000+10.000+10 20,1 k
¿ 0,000995 A = 0,995 mA
IL 0,995
Q= = =0,0004975 ( TEORI )
I 2
IL 84
Q ( praktek )= = =60,86 ( PRAKTEK )
I 1,38
Fr = 2.000 Hz
XL = ωL = 2πfL = 6,28×2000×9 mH = 113,7 Ω
1 1 1
XC= = = =113,7 Ω
ωC 2 πfC 6,28 × 2000 × 0,7× 10−6
Karena XL = XC sehingga Z = R
¿ 1000 Ω
E 2
I¿ = =0,002 A = 2 mA
Z 1000
RpRc 10.000 10 k
IL = I C = ×1= × 0,002= × 0,002
RpRl + RpRc+ RlRc 10.000+10.000+10 20,1 k
¿ 0,000995 A = 0,995 mA
IL 0,995
Q= = =0,0004975 ( TEORI )
I 2
IL 56,8
Q ( praktek )= = =12,45 ( PRAKTEK )
I 4,56
Fr = 4.000 Hz
XL ¿ ωL=2 πfL=6,28 × 4 000 ×36 mH =56,8 Ω
1 1 1
XC = = = =56,8 Ω
ωC 2 πfC 6,28 ×3 000 × 0,7 ×10−6
Karena XL = XC sehingga Z = R
¿ 1000 Ω
E 2
I¿ = =0,002 A = 2 mA
Z 1000
RpRc 10.000 10 k
IL = I C = ×1= × 0,002= × 0,002
RpRl + RpRc+ RlRc 10.000+10.000+10 20,1 k
¿ 0,000995 A = 0,995 mA
IL 0,995
Q= = =0,0004975 ( TEORI )
I 2
IL 31,2
Q ( praktek )= = =50,27 ( PRAKTEK )
I 1 5,92
Fr = 5.000 Hz
XL ¿ ωL=2 πfL=6,28 × 4 000 ×36 mH =45 , 4 Ω
1 1 1
XC= = = =45 , 4 Ω
ωC 2 πfC 6,28 × 4 000 × 0,7× 10−6
Karena XL = XC sehingga Z = R
¿ 1000 Ω
E 2
I¿ = =0,002 A = 2 mA
Z 1000
RpRc 10.000 10 k
IL = I C = ×1= × 0,002= × 0,002
RpRl + RpRc+ RlRc 10.000+10.000+10 20,1 k
¿ 0,000995 A = 0,995 mA
IL 0,995
Q= = =0,0004975 ( TEORI )
I 2
IL 84
Q ( praktek )= = =4,2 ( PRAKTEK )
I 1,38
3. Beri penjelasan secara ilmiah apa penyebab terjadinya kesalahan data dalam
pengukuran.
Jawab :
Kerusakan pada alat ukur yang disebabkan oleh alat ukur yang
berusia cukup lama dan sering digunakan pada saat pratikum
yang menyebabkan kualitas dan sensitifitas alat ukur menjadi
berkurang.
Tidak mengkalibrasikan alat ukur yang menyebabkan hasil
tidak akurat terhadap pembacaan suatu pratikum pengukuran
tersebut.
Kesalahan pada saat pembacaan hasil pengukuran yang
disebabkan oleh ketidak fokusan saat pratikum karena
kelelahan atau bercanda pada saat kegiatan pratikum
berlangsung.
Analisa
Rangkaian RLC Pararel adalah rangkaian yang terdiri dari komponen resistor (R),
induktor (L) dan kapasitor (C) yang tersusun secara pararel. Sedangkan keadaan
resonansi reaktansi induktif dan kapasitif sama besar dan saling meniadakan.
Pada percobaan pertama pengukuran arus menggunakan proteus, didapatkan
frekuensi resonansi pada saat arus (I) minimum, hal ini dikarenakan resonansi pada
rangkaian pararel terjadi ketika impedansi (Z) maksimum tak hingga sesuai dengan
teori berikut :
E
I=
Z
E
I=
∞
I =0
Dari percobaan diatas didapatkan frekuensi resonansi yang terdapat pada frekuensi 1
kHz.
Pada percobaan kedua, yaitu mengukur nilai faktor Q (kualitas). Faktor Q
dapat menentukan seberapa baik rangkaian RLC pararel tersebut. Jika semakin tinggi
nilai Q maka bandwith semakin sempit, dan sebaliknya. Rangkaian RLC Pararel jika
memiliki nilai Q yang tinggi dengan kata lain memiliki bandwith sempit. Telah
dilakukan percobaan dengan 5 buah rangkaian RLC Pararel dengan Fr = 1 kHz : L =
36 mH, C = 0,7 µF , Fr = 2 kHz : L = 9 mH, C = 0,7 µF , Fr 3 kHz : L = 4 mH, C =
0,7 µF, Fr = 4 kHz, L = 2 mH, C = 0,7 µF, Fr 5 kHz : L = 5 kHz, L = 1,4 mH, C = 0,7
µf.
Setelah itu, maka diperoleh nilai Q yang beragam dan didapatkan nilai faktor kualitas
yang baik terdapat pada Fr = 1 kHz : L = 36 mH, C = 0,7 µF.
Kesimpulan
Berdasarkan tujuan dan hasil pratikum dapat disimpulkan bahwa :
1. Frekuensi resonansi pararel diperoleh saat arus (I) mencapai keadaan
minimum dan saat impedansi (Z) mencapai nilai maksimum ( tak
hingga).
2. Frekuensi resonansi terbaik didapatkan pada Percobaan 1 dengan
frekuensi 1 kHz.
3. Rancangan rangkaian RLC pararel dengan Fr = 1 kHz, L = 36 mH, C =
0,7µF. Merupakan Rangkaian RLC yang baik karena memiliki nilai Q
yang tinggi.