Anda di halaman 1dari 26

Laporan Praktikum Kelarutan Sebagai Fungsi Suhu

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kelarutan atau solubilitas adalah kemampuan suatu zat kimia tertentu, zat
terlarut (solute), untuk larut dalam suatu pelarut (solvent) . Kelarutan juga di
gunakan secara kuantitatif untuk menyatakan komposisi dari larutan. Kelarutan
bergantung pada jenis zat terlarut, ada zat yang mudah larut tetapi banyak juga zat
yang sukar larut. Kelarutan dinyatakan dalam jumlah maksimum zat terlarut yang
larut dalam suatu pelarut pada kesetimbangan. Larutan hasil disebut larutan jenuh.
Zat-zat tertentu dapat larut dengan perbandingan apapun terhadap suatu pelarut.
Contohnya adalah etanol di dalam air. Sifat ini lebih dalam bahasa Inggris lebih
tepatnya disebut miscible. Pelarut umumnya merupakan suatu cairan yang dapat
berupa zat murni ataupun campuran. Zat yang terlarut, dapat berupa gas, cairan
lain, atau padat. Kelarutan bervariasi dari selalu larut seperti etanol dalam air,
hingga sulit terlarut, seperti perak klorida dalam air. Istilah "tak larut" (insoluble)
sering diterapkan pada senyawa yang sulit larut, walaupun sebenarnya hanya ada
sangat sedikit kasus yang benar-benar tidak ada bahan yang terlarut. Dalam
beberapa kondisi, titik kesetimbangan kelarutan dapat dilampaui untuk
menghasilkan suatu larutan yang disebutlewat jenuh (supersaturated) yang
metastabil.
Suhu adalah besaran yang menyatakan derajat panas dingin suatu benda.
Mudahnya, semakin tinggi suhu suatu benda, semakin panas benda tersebut.
Secara mikroskopis, suhu menunjukkan energi yang dimiliki oleh suatu benda.
Setiap atom dalam suatu benda masing-masing bergerak, baik itu dalam bentuk
perpindahan maupun gerakan di tempat berupa getaran. Makin tingginya energi
atom-atom penyusun benda, makin tinggi suhu benda tersebut.
Aplikasi kelarutan dalam dunia industri adalah pada pembuatan reaktor
kimia, pada proses pemisahan dengan cara pengkristalan integral, selain itu juga
dapat digunakan untuk dasar atau ilmu dalam proses pembuatan granul -granul
pada industri baja. Oleh karena itu praktikum kelarutan zat padat dalam cairan
perlu dilakukan.

Laboratorium Dasar Teknik Kimia


FTI - ITATS 1
Laporan Praktikum Kelarutan Sebagai Fungsi Suhu

1.2 Tujuan percobaan


1. Mengetahui kelarutan asam oksalat pada setiap suhu.
2. Mengetahui panas pelarutan.
3. Mengetahui hubungan antara temperatur larutan dengan kelarutan.

Laboratorium Dasar Teknik Kimia


FTI - ITATS 2
Laporan Praktikum Kelarutan Sebagai Fungsi Suhu

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kelarutan
Kelarutan merupakan banyaknya suatu zat yang dapat larut secara
maksimum dalam suatu pelarut pada konsidi tertentu. Kelarutan biasanya
dinyatakan dalam satuan mol/liter. Jadi bila batas kelarutan tercapai, maka zat
yang dilarutkan itu dalam batas kesetimbangan, artinya bila zat terlarut dikurangi,
maka akan terjadi larutan yang belum jenuh, bila zat terlarut ditambah, maka akan
terjadi larutan jenuh. Dan kesetimbangan tergantung pada suhu pelarutan
(Hoedijono, 1990).
Larutan mempunyai dua komponen yaitu solute dan solvent. Solute
merupakan zat terlarut, sedangkan solvent merupakan substansi yang melarutkan.
Contoh sebuah larutan NaCl. NaCl merupakan zat terlarutnya dan air merupakan
pelarutnya. Dalam kelarutan terdapat tiga materi yaitu gas, padat, dan cair. Dari
ketiga materi tersebut dimungkinkan memiliki sembilan tipe larutan yang
berbeda: padat dalam padat, padat dalam cairan, padat dalam gas, cairan dalam
cairan, cairan dalam padatan, cairan dalam gas, gas dalam gas, gas dalam cairan,
dan gas dalam padat. Namun dari berbagai macam tipe larutan yang harus kita
kenal adalah padatan dalam cairan, cairan dalam cairan, gas dalam cairan serta gas
dalam gas.
Kelarutan suatu zat akan bertambah seiring dengan meningkatnya suhu.
Kelarutan dipengaruhi oleh empat faktor, yaitu sifat alami dari solute dan solvent,
efek dari temperatur terhadap tekanan, efek tekanan pada temperatur, dan
kelarutan dari zat terlarut. Pada percobaan kali ini akan dipelajari tentang
kelarutan suatu zat terhadap suhu. Pada umumnya suatu zat mempunyai kelarutan
pada pelarut tertentu dan temperatur tertentu pula. Temperatur kelarutan dari
pelarut akan mempengaruhi kelarutan zat yang dilarutkan. Untuk kebanyakan
padatan yang bisa larut dalam liquid, maka kenaikan temperatur akan sangat
berdampak pada kenaikan kelarutan (Sukardjo, 1997).

Laboratorium Dasar Teknik Kimia


FTI - ITATS 3
Laporan Praktikum Kelarutan Sebagai Fungsi Suhu

2.2 Larutan Jenuh


Larutan jenuh didefinisikan sebagai larutan yang mengandung zat terlarut
dalam jumlah yang diperlukan untuk adanya kesetimbangan antara zat larut dan
zat tak larut. Pembentukan larutan jenuh dapat dipercepat dengan pengadukan
yang kuat dari zat terlarut yang berlebih. Banyaknya zat terlarut yang melarut
dalam pelarut yang banyaknya tertentu, untuk menghasilkan suatu larutan jenuh
disebut kelarutan zat terlarut. Lazimnya kelarutan dinyatakan dalam gram zat
terlarut per 100 cm3 atau 100 gram pelarut pada temperatur yang sudah ditentukan
(Keenan, 1991).
2.3 Kalor Pelarutan
Kalor pelarutan atau panas pelarutan adalah panas yang menyertai reaksi
kimia pada pelarutan mol zat solute dalam mol solvent pada tekanan dan
temperatur yang sama. Panas pelarutan didefinisikan sebagai perubahan entalpi
yang terjadi bila dua zat atau lebih zat murni dalam keadaan standar dicampur
pada tekanan dan temperatur tetap untuk membuat larutan. Hal ini disebabkan
adanya ikatan kimia dari atom-atom. Panas pelarutan dibagi menjadi dua yaitu
panas pelarutan integral dan panas pelarutan diferensial. Pada tekanan dan
temperatur tetap, panas pelarutan disebabkan karena pembentukan ikatan kimia
baru dari asam-asam pelarutan, perubahan gaya antara molekul tak sejenis dengan
molekul sejenis. Pada peristiwa pelarutan, kadang-kadang terjadi perubahan
energi, hal ini disebabkan adanya perbedaan gaya tarik-menarik antara molekul
sejenis. Gaya ini jauh lebih kecil daripada gaya tarik pada ikatan kimia, sehingga
panas pelarutan biasanya jauh lebih kecil daripada panas reaksi (Alberty, 1983).
Pengaruh temperatur tergantung dari panas pelarutan. Bila panas pelarutan
(∆H) negatif, daya larut turun dengan naiknya temperatur. Bila panas pelarutan
(∆H) positif, daya larut naik dengan naiknya temperatur. Tekanan tidak begitu
berpengaruh terhadap daya larut zat padat dan cair, tetapi berpengaruh pada daya
larut gas (Sukardjo, 1997).
Banyaknya kalor yang dilepaskan pada saat proses pencairan disebut kalor
pelarut. Suatu kalor pelarut biasa diberikan simbol pelarutannya. Definisi lain
mengatakan bahwa kalor pelarutan merupakan perbedaan antara energi setelah

Laboratorium Dasar Teknik Kimia


FTI - ITATS 4
Laporan Praktikum Kelarutan Sebagai Fungsi Suhu

berupa cairan dan energi komponen larutan sebelum dicampurkan, dapat


dituliskan sebagai berikut:
∆H pelarut = H pelarut – H komponen
(Brady, 1999)
2.4 Persamaan Van’t Hoff
Persamaan Van’t Hoff merupakan suatu bentuk persamaan umum yang
menyatakan tentang hubungan tetapan kesetimbangan suatu proses dengan suhu
pada tekanan tetap. Adapun persamaan tersebut dapat dituliskan sebagai berikut:
∆P = Po . Xterlarut . i
Dimana, i = 1 + (n-1) α
(Atkins, 1994)
2.5 Titrasi dan Indikator
Titrasi merupakan bagian dari analis kimia yang didasarkan pada metode
volumetri. Proses titrasi dilakukan dengan melakukan penambahan secara hati-
hati sejumlah zat tertentu kepada zat lain hingga terjadi titik ekuivalen dan titik
akhir titrasi. Dalam prakteknya, titik ekuivalen dan titik akhir titrasi terjadi secara
bersamaan (Day dan Underwood, 2002).
Proses titrasi akan selalu menggunakan larutan standar primer dan larutan
standar sekunder. Larutan standar primer merupakan larutan yang konsentrasinya
sudah diketahui saat penimbangan. Sedangkan larutan standar sekunder adalah
larutan yang konsentrasinya akan diketahui setelah dititrasi bersama larutan
standar perimer. Indikator merupakan suatu zat warna yang larut dengan
perubahan warnanya tampak jelas dalam rentang pH tertentu. (Brady, 1999)
Akuades merupakan pelarut tidak berwarna dengan konstanta dielektrik
yang tinggi. H2O berguna sebagai pelarut dalam beberbagai reaksi kimia. Akudes
memiliki titik didih pada suhu 100˚C dan titik lebur yang mencapai suhu 0,0˚C
(Kusuma, 1983).
2.6 Asam Oksalat (H2C2O4)
Asam oksalat merupakan padatan kristal dengan rumus umum H2C2O4 yang
sedikit larut dalam air. Asam oksalat menjadi anhidrat jika dipanaskan pada suhu

Laboratorium Dasar Teknik Kimia


FTI - ITATS 5
Laporan Praktikum Kelarutan Sebagai Fungsi Suhu

110˚C, termasuk asam yang sangat beracun. Asam oksalat memiliki berat molekul
(BM) sebesar 90,05 gr/mol (Daintith, 1994).
2.7 Indikator PP
Indikator PP merupakan suatu indikator yang umum digunakan dalam tittasi
asam-basa. Indikator PP sangat mudah larut dalam alkohol dan pelarut organik
lainnya. C2H14O4 tidak memberikan perubahan warna pada kondisi di bawah pH =
8 dan memberikan warna di atas pH = 9,6 (Daintith, 1994).
2.8 Natrium Hidroksida (NaOH)
Natrium hidroksida mudah larut dalam etanol maupun pelarut air. NaOH
berwarna putih, lembab dan dapat menyerap gas CO2 dari udara bebas. NaOH
50% pada temperatur tertentu dapat sebagai media oksida anodik yang tumbuh
pada baja (Daintith, 1994).

Laboratorium Dasar Teknik Kimia


FTI - ITATS 6
Laporan Praktikum Kelarutan Sebagai Fungsi Suhu

BAB III
METODE PERCOBAAN
3.1 Skema Percobaan
3.1.1 Skema Percobaan Kelarutan Sebagai Fungsi Suhu

Gambar 3.1 Skema Percobaan Kelarutan Sebagai Fungsi Suhu

Laboratorium Dasar Teknik Kimia


FTI - ITATS 7
Laporan Praktikum Kelarutan Sebagai Fungsi Suhu

Alat dan Bahan


3.2.1 Alat Percobaan
 Beaker glass 500 ml : 1 buah
 Termometer : 1 buah
 Tabung reaksi : 6 buah
 Buret : 1 buah
 Piknometer : 1 buah
 Pipet : 1 buah
 Ice bath : 1 buah
3.2.2 Bahan Percobaan
 Asam Oksalat : 250 ml
 NaOH : 250 ml
 Indikator PP : Secukupnya
 Aquadest : Secukupnya
 Es Batu : Secukupnya
 Garam Kasar : Secukupnya

Laboratorium Dasar Teknik Kimia


FTI - ITATS 8
Laporan Praktikum Kelarutan Sebagai Fungsi Suhu

3.3 Gambar Alat

Gambar 3.2 Beaker Glass Gambar 3.3 Termometer

Gambar 3.4 Tabung Reaksi Gambar 3.5 Buret

Gambar 3.6

Laboratorium Dasar Teknik Kimia


FTI - ITATS 9
Laporan Praktikum Kelarutan Sebagai Fungsi Suhu

Gambar 3.8 Piknometer

Laboratorium Dasar Teknik Kimia


FTI - ITATS 10
Laporan Praktikum Kelarutan Sebagai Fungsi Suhu

BAB IV
DATA HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Hasil Percobaan
Tabel 4.1.1 Data Hasil Percobaan Penentuan Densintas Larutan Asam
Oksalat
Massa Densitas
Suhu (℃ Massa Larutan +
Larutan Larutan
) Piknometer (gram)
(gram) (gram/ml)
25 20,23 10,74 1,074
20 20,21 10,72 1,072
15 20,18 10,69 1,069
10 20,17 10,68 1,068
5 20,16 10,67 1,067
0 20,10 10,61 1,061

Tabel 4.1.2 Data Hasil Percobaan Titrasi Larutan Asam Oksalat dengan
Larutan NaOH
Rata-
Suhu ( Titrasi 1 Titrasi Warna Warna
rata
℃) (ml) 2 (ml) Awal Akhir
(ml)
Putih
25 3,2 3,6 3,4 Ungu
bening
Putih
20 3,1 3,1 3,1 Ungu
bening
Putih
15 4 2,7 3,35 Ungu
bening
Putih
10 3,2 3,1 3,15 Ungu
bening
Putih
5 2 2,5 2,25 Ungu
bening
Putih
0 1,4 1,5 1,45 Ungu
bening

Laboratorium Dasar Teknik Kimia


FTI - ITATS 11
Laporan Praktikum Kelarutan Sebagai Fungsi Suhu

4.2 Data Hasil Perhitungan


Tabel 4.2.1 Data Hasil Perhitungan Kelarutan Asam Oksalat
Suhu (℃) Kelarutan (S) ln S 1/S
25 0,14 -1,96 7,14
20 0,1 -2,3 10
15 0,109 -2,21 9,17
10 0,102 -2,28 9,8
5 0,071 -2,64 14,08
0 0,044 -3,12 22,72

Tabel 4.2.2 Data Hasil Perhitungan Panas Pelarutan


Slope (m) Panas Pelarutan
42806 355,88KJ/gmol

4.3 Pembahasan dan Diskusi


Pada praktikum ini, kami melakukan percobaan kelarutan sebagai fungsi
suhu. Percobaan ini membutuhkan es batu sebagai media pendingin larutan yang
akan diukur suhunya. Selain itu bahan lain yang digunakan adalah larutan asam
oksalat jenuh. Larutan asam oksalat jenuh yaitu larutan asam oksalat yang
mengandung lebih banyak zat terlarut dari pada zat pelarut. Zat terlarut akan larut
secara maksimal pada zat pelarut. Namun, jika kelarutan tersebut sudah mencapai
batas maksimal maka ketika larutan tersebut ditambahkan zat terlarut lagi akan
berubah larutan jenuh. Asam oksalat sendiri merupakan asam kuat yang berbentuk
serbuk putih. Asam oksalat juga memiliki sifat yang mudah larut ketika
dilarutkan. Pada percobaan ini larutan asam oksalat dapat berubah menjadi larutan
jenuh padahal asam oksalat mudah larut. Hal tersebut disebabkan karena adanya
ketidaksetimbangan antara zat terlarut dan zat pelarut dalam larutan.
Kami membuat larutan asam oksalat jenuh dengan memasukkan 200 ml
aquadest dalam beaker glass. Selanjutnya, menambahkan beberapa gram asam
oksalat sedikit demi sedikit sambil diaduk. Larutan tersebut diaduk hingga tidak
dapat larut lagi dan membentuk endapan. Larutan tersebut didiamkan selama 5
menit untuk mendapatkan endapan yang sempurna dan menyatakan bahwa larutan
sudah dalam keadaan jenuh.

Laboratorium Dasar Teknik Kimia


FTI - ITATS 12
Laporan Praktikum Kelarutan Sebagai Fungsi Suhu

Setelah mendiamkan larutan tersebut selama 5 menit, kami memasukkan


larutan tersebut ke dalam tabung reaksi berukuran besar. Kemudian tabung reaksi
tersebut dimasukkan ke dalam ice bath yang sebelumnya sudah kita buat dari
wadah yang diberi es batu dan ditaburi garam kasar. Dalam praktikum ini, es batu
berperan sebagai media pendingin larutan, sedangkan garam kasar berfungsi
untuk membantu penurunan titik beku. Garam kasar juga berperan sebagai
penghambat pencairan es batu. Pada saat garam kasar ditaburkan di atas es batu,
partikel garam mengganggu kestabilan ikatan parike;-partikel air yang ada pada es
batu. Partikel garam masuk ke sela-sela ikatan partikel es sehingga memutuskan
ikatan partikel air tersebut. Partikel garam ini memicu leburnya es batu, namun
dalam peleburan tersebut memerlukan energi atau penyerapan kalor. Karena tidak
ada transfer kalor dari luar, maka es batu menyerap kalornya sendiri sehingga
suhu es batu semakin turun. Es batu yang semakin dingin ini akan menyerap kalor
dari larutan asam oksalat yang terdapat pada tabung reaksi, sehingga suhu larutan
tersebut menjadi turun.
Terdapat beberapa sampel suhu larutan yang akan dititrasi antara lain 25℃,
20℃, 15℃, 10℃, 5℃ dan 0℃. Jadi apabila suhu larutan sudah mencapai suhu
yang dtentukan maka larutan dalam ice bath tadi diambil dan dimasukkan ke
dalam piknometer 10 ml untuk ditimbang massanya. Sebelum memasukkan
larutan ke dalam piknometer, piknometertersebut harus sudah dikalibrasi. Ketika
mengambil larutan dari ice bath maka suhu larutan tersebut akan naik. Sehingga
larutan tersebut harus dimasukkan ke dalam ice bath lagi untuk mendapatkan suhu
yang ditentukan. Begitu pula apabila suhu larutan terlalu rendah maka harus
direndam aquadest agar suhu menjadi naik.
Kemudian larutan yang sudah ditimbang dalam piknometer akan dititrasi
menggunakan larutan NaOH 5 M. Titrasi dilakukan sebanyak 2x dengan
mengambil larutan sampel sebanyak 10 ml. Titrasi ini bertujuan untuk
menentukan kelarutan asam oksalat. Selain itu dalam titrasi ini membutuhkan
indikator PP. Indikator berperan penting dalam proses titrasi ini, karena untuk
menentukan titik ekuivalen ketika dua larutan telah mencapai netralisasi. Pada
titik akhir titrasi indikator akan menunjukkan perubahan warna yang artinya

Laboratorium Dasar Teknik Kimia


FTI - ITATS 13
Laporan Praktikum Kelarutan Sebagai Fungsi Suhu

larutan tersebut sudah mencapai pH tertentu. Hal ini terjadi ketika larutan asam
ditetesi indikator PP sebanyak 2-3 tetes kemudian larutan tersebut dititrasi
menggunakan larutan standar basa yang memiliki konsentrasi besar maka warna
larutan tersebut akan berubah menjadi merah muda. Kemudian indikator PP ini
akan menunjukkan perubahan warna menjadi merah muda ketika pH larutan yang
dititrasi sudah mencapai 8 atau lebih.
1.08

1.08

1.07
Densitas

1.07

1.06

1.06

1.05
0 5 10 15 20 25 30

Suhu

Gambar 4.1 Grafik antara Suhu dengan Densitas

Berdasarkan data pada gambar 4.1 grafik antara suhu dengan densitas dapat
diketahui bahwa, densitas larutan asam oksalat berbanding lurus dengan suhu
larutan. Semakin tinggi suhu suatu larutan maka semakin besar pula densitas
larutan tersebut. Hal ini terjadi karena ketika suhu larutan tinggi makajumlah berat
asam oksalat yang terlarut dalam larutan semakin besar.

Laboratorium Dasar Teknik Kimia


FTI - ITATS 14
Laporan Praktikum Kelarutan Sebagai Fungsi Suhu

0.16

0.14

0.12

0.1
Kelarutan (s)

0.08

0.06

0.04

0.02

0
0 5 10 15 20 25 30

Suhu

Gambar 4.2 Grafik antara Suhu dengan Kelarutan

Berdasarkan data pada gambar 4.2 grafik antara suhu dengan kelarutan
dapat diketahui bahwa kelarutan larutan asam oksalat berbanding lurus dengan
suhu larutan. Semakin tinggi suhu larutan, maka semakin besar pula kelarutan
larutan tersebut. Hal ini dapat terjadi karena jarak antar partikel asam oksalat
semakin merenggang, sehingga partakel-partikel asam oksalat mudah menyatu
dengan partikel-partikel air. Oleh karena itu hal ini menyebabkan asam oksalat
menjadi lebih mudah larut.

Laboratorium Dasar Teknik Kimia


FTI - ITATS 15
Laporan Praktikum Kelarutan Sebagai Fungsi Suhu

25

20
f(x) = 42806.31 x − 137.74
15
1/S

10

0
0 0 0 0 0 0 0 0 0

1/T

Gambar 4.3 Grafik antara l/S dengan 1/T (K)

Berdasarkan data pada gambar 4.3 grafik antara l/S dengan 1/T (K) di atas
dapat diketahui bahwa 1/S berbanding lurus dengan 1/T dalam satuan kelvin.
Semakin besar nilai 1/T larutan asam oksalat, maka semakin besar pula 1/S
larutan asam oksalat. Dari grafik tersebut diperoleh persamaan y = 42806x -
137.74. Persamaan ini digunakan untuk menghitung panas pelarutan. Persamaan
grafik ini digunakan untuk menghitung panas pelarutan yaitu entalpi dari suatu
larutan yang mengandung 1 mol zat terlarut, relatif terhadap zat terlarut atau
pelarutan murni pada suhu dan tekanan yang sama.. Berdasarkan perhitungan,
panas pelarutan yang dihasilkan adalah 355,88KJ/gmol.

Laboratorium Dasar Teknik Kimia


FTI - ITATS 16
Laporan Praktikum Kelarutan Sebagai Fungsi Suhu

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Dari percobaan yang kami lakukan didapatkan kelarutan asam oksalat
paling besar adalah 0,14 pada suhu 25℃ dan yang paling kecil adalah 0,044
pada suhu 0℃.
2. Panas pelarutan yang didapat adalah 355,88KJ/gmol.
3. Semakin tinggi suhu larutan, maka semakin besar kelarutan larutan tersebut.
5.2 Saran
1. Mengkalibrasi piknometer sebelum digunakan.
2. Memperhatikan suhu dengan seksama agar hasil yang didapat akurat.
3. Membuang es yang mencair pada ice bath karena dapat mengganggu
penurunan suhu.

Laboratorium Dasar Teknik Kimia


FTI - ITATS 17
Laporan Praktikum Kelarutan Sebagai Fungsi Suhu

DAFTAR PUSTAKA
Alberty, Robert. 1992. Kimia Fisika jilid 1 Edisi Kelima. Jakarta : Erlangga.
Atkins, P.W. 1994. Kimia Fisika Jilid 1. Jakarta : Erlangga.
Atkins, P.W. 1999. Kimia Fisika Jilid II. Jakarta : Erlangga.
Brady, J. E. 1992. Kimia Universitas Asas dan Srtuktur. Binarupa Aksara. Jakarta.
Daintith, J, 1994. Kamus Lengkap Kimia. Alih bahasa : Suminar Achmadi.
Erlangga. Jakarta
Ismarwanto, Hoedjiono. 1990. Diktat Kuliah Kimia Analisa Bag. 1. Surabaya:
FTI ITS
Keenan,W. Charles. 1992. Kimia Untuk Universitas Jilid 1. Erlangga. Jakarta.
Sukardjo. 1997. Kimia Fisika. Rineka Cipta. Yogyakarta.
Syukri, S. 1999. Kimia Dasar 1. Bandung : ITB Press.

Laboratorium Dasar Teknik Kimia


FTI - ITATS 18
Laporan Praktikum Kelarutan Sebagai Fungsi Suhu

APPENDIKS
 Penentuan Densitas Larutan Asam Oksalat
Diketahui :
Volume larutan = 10 ml
Massa piknometer kosong = 9,49 gram
 Densitas pada suhu 25℃
Massa larutan + piknometer = 20,23 gram
Massa larutan = (massa larutan + piknometer) – massa piknometer kosong
= 20,23 – 9,49
= 10,74 gram
Massalarutan 10,74
ρ=
Volume larutan
= 10
= 1,074 gram/ml

 Densitas pada suhu 20℃


Massa larutan + piknometer = 20,21 gram
Massa larutan = (massa larutan + piknometer) – massa piknometer kosong
= 20,21 – 9,49
= 10,72 gram
Massalarutan 10,72
ρ=
Volume larutan
= 10
= 1,072 gram/ml

 Densitas pada suhu 15℃


Massa larutan + piknometer = 20,18 gram
Massa larutan = (massa larutan + piknometer) – massa piknometer kosong
= 20,18– 9,49
= 10,69 gram
Massalarutan 10,69
ρ=
Volume larutan
= 10
= 1,069 gram/ml

 Densitas pada suhu 10℃


Massa larutan + piknometer = 20,17 gram
Massa larutan = (massa larutan + piknometer) – massa piknometer kosong
= 20,17 – 9,49
= 10,68 gram

Laboratorium Dasar Teknik Kimia


FTI - ITATS 19
Laporan Praktikum Kelarutan Sebagai Fungsi Suhu

Massalarutan 10,68
ρ=
Volume larutan
= 10
= 1,068 gram/ml

 Densitas pada suhu 5℃


Massa larutan + piknometer = 20,16 gram
Massa larutan = (massa larutan + piknometer) – massa piknometer kosong
= 20,16 – 9,49
= 10,67 gram
Massalarutan 10,67
ρ=
Volume larutan
= 10
= 1,067 gram/ml

 Densitas pada suhu 0℃


Massa larutan + piknometer = 20,10 gram
Massa larutan = (massa larutan + piknometer) – massa piknometer kosong
= 20,l0 – 9,49
= 10,61 gram
Massalarutan 10,61
ρ=
Volume larutan
= 10
= 1,061 gram/ml

 Penentuan Mol Asam Oksalat


Valensi [OH-] pada NaOH = 1
Valensi [H+] pada H2C2O4 = 2
M NaOH = 5 M
 Mol asam oksalat pada suhu 25℃
Volume NaOH = 3,4 ml
a × Va× Ma = b × Vb×Mb
2 × na = 1 × 3,4× 5
na = 8,5 mmol = 0,0085 mol
 Mol asam oksalat pada suhu 20℃
Volume NaOH = 3,1 ml
a × Va× Ma = b × Vb×Mb
2 × na = 1 × 3,1× 5
na = 7,75 mmol = 0,00775 mol
 Mol asam oksalat pada suhu 15℃

Laboratorium Dasar Teknik Kimia


FTI - ITATS 20
Laporan Praktikum Kelarutan Sebagai Fungsi Suhu

Volume NaOH = 3,35 ml


a × Va× Ma = b × Vb×Mb
2 × na = 1 × 3,35 × 5
na = 8,375 mmol = 0,008375 mol
 Mol asam oksalat pada suhu 10℃
Volume NaOH = 3,15 ml
a × Va× Ma = b × Vb×Mb
2 × na = 1 ×3,15× 5
na = 7,875 mmol = 0,007875 mol
 Mol asam oksalat pada suhu 5℃
Volume NaOH = 2,25 ml
a × Va× Ma = b × Vb×Mb
2 × na = 1 × 2,25 × 5
na = 5,625 mmol = 0,005625 mol
 Mol asam oksalat pada suhu 0℃
Volume NaOH = 1,45 ml
a × Va× Ma = b × Vb×Mb
2 × na = 1 × 1,45 × 5
na = 3,625 mmol = 0,003625 mol
 Penentuan Massa Zat Terlarut (Asam Oksalat)
Mr asam oksalat = 126 gr/mol
 Massa asam oksalat pada suhu 25℃
n = 0,0085 mol
Massa
n =
Mr
Massa
0,0085 =
126
Massa = 1,071 gram
 Massa asam oksalat pada suhu 20℃
n = 0,00775 mol
Massa
n =
Mr

Laboratorium Dasar Teknik Kimia


FTI - ITATS 21
Laporan Praktikum Kelarutan Sebagai Fungsi Suhu

Massa
0,00775 =
126
Massa = 0,9765 gram
 Massa asam oksalat pada suhu 15℃
n = 0,008375 mol
Massa
n =
Mr
Massa
0,008375 =
126
Massa = 1,05 gram
 Massa asam oksalat pada suhu 10℃
n = 0,007875mol
Massa
n =
Mr
Massa
0,007875=
126
Massa = 0,99 gram
 Massa asam oksalat pada suhu 5℃
n = 0,005625 mol
Massa
n =
Mr
Massa
0,005625 =
126
Massa = 0,71 gram
 Massa asam oksalat pada suhu 0℃
n = 0,003625 mol
Massa
n =
Mr
Massa
0,003625 =
126
Massa = 0,45 gram
 Penentuan Massa Zat Pelarut (Air)
 Massa air pada suhu 25℃

Laboratorium Dasar Teknik Kimia


FTI - ITATS 22
Laporan Praktikum Kelarutan Sebagai Fungsi Suhu

Massa larutan = 10,74 gram


Massa asam oksalat = 1,34 gram
Massa air = massa larutan – massa asam oksalat
= 10,54 – 1,071
= 9,47 gram
 Massa air pada suhu suhu 20℃
Massa larutan = 10,72 gram
Massa asam oksalat = 0,9765 gram
Massa air = massa larutan – massa asam oksalat
= 10,72 – 0,9765
= 9,74 gram
 Massa air pada suhu suhu 15℃
Massa larutan = 10,69 gram
Massa asam oksalat = 1,05 gram
Massa air = massa larutan – massa asam oksalat
= 10,69 – 1,05
= 9,64 gram
 Massa air pada suhu suhu 10℃
Massa larutan = 10,68 gram
Massa asam oksalat = 0,99 gram
Massa air = massa larutan – massa asam oksalat
= 10,68 –0,99
= 9,69 gram
 Massa air pada suhu suhu 5℃
Massa larutan = 10,67 gram
Massa asam oksalat = 0,71 gram
Massa air = massa larutan – massa asam oksalat
= 10,67 – 0,71
= 9,96 gram
 Massa air pada suhu suhu 0℃
Massa larutan = 10,61 gram

Laboratorium Dasar Teknik Kimia


FTI - ITATS 23
Laporan Praktikum Kelarutan Sebagai Fungsi Suhu

Massa asam oksalat = 0,45 gram


Massa air = massa larutan – massa asam oksalat
= 10,61 –0,45
= 10,16 gram
 Penentuan Kelarutan Asam Oksalat
 Kelarutan asam oksalat pada suhu 25℃
Massa zat terlarut (asam oksalat) = 1,34 gram
Massa zat pelarut (air) = 9,47 gram
Massa zat te rlarut 1,34
S= = = 0,14
Massa zat pelarut 9,47
ln S = ln 0,15 = –1,96
1 1
= = 7,14
S 0,14
 Kelarutan asam oksalat pada suhu 20℃
Massa zat terlarut = 0,9765gram
Massa zat pelarut = 9,74 gram
Massa zat terlarut 0,9765
S= = = 0,1
M assa zat pelarut 9,74
ln S = ln 0,1 = –2,3
1 1
= = 10
S 0,1
 Kelarutan asam oksalat pada suhu 15℃
Massa zat terlarut = 1,05gram
Massa zat pelarut = 9,64 gram
Massa zat terlarut 1,05
S= = = 0,109
Massa zat pe larut 9,64
ln S = ln 0,109 = –2,21
1 1
= = 9,17
S 0,109
 Kelarutan asam oksalat pada suhu 10℃
Massa zat terlarut = 0,99 gram
Massa zat pelarut = 9,69 gram

Laboratorium Dasar Teknik Kimia


FTI - ITATS 24
Laporan Praktikum Kelarutan Sebagai Fungsi Suhu

Massa zat terlarut 0,99


S= = = 0,102
Massa zat pelarut 9,69
ln S = ln 0,102 = –2,28
1 1
= = 9,8
S 0,102
 Kelarutan asam oksalat pada suhu 5℃
Massa zat terlarut = 0,71 gram
Massa zat pelarut = 9,96 gram
Massa zat terlarut 0,71
S= = = 0,071
Massa zat pelarut 9,96
ln S = ln 0,071 = –2.64
1 1
= = 14,08
S 0,071
 Kelarutan asam oksalat pada suhu 0℃
Massa zat terlarut = 0,45 gram
Massa zat pelarut = 10,16 gram
Massa zat terlarut 0,45
S= = = 0,044
Massa zat pelarut 10,16
ln S = ln 0,044 = –3,12
1 1
= = 22,72
S 0,044
 Penentuan Panas Pelarutan
Persamaan dari grafik, y = 42806x - 137.74.
Slope (m) = 42806
R = 8,314 J/gmol
ln S ∆ H
= R
1/T
ln S
∆H = ×R
1/T
= m ×R
= 42806×8,314
= 355889 J/gmol
= 355,88 KJ/gmol

Laboratorium Dasar Teknik Kimia


FTI - ITATS 25
Laporan Praktikum Kelarutan Sebagai Fungsi Suhu

Laboratorium Dasar Teknik Kimia


FTI - ITATS 26

Anda mungkin juga menyukai