Anda di halaman 1dari 11

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK

DENGAN AUTISME

DWI SULISTYO CAHYANINGSIH, M.Kep


KONSEP DASAR AUTISME
A. PENGERTIAN
Autisme berasal dari kata auto yang berarti sendiri.Penyandang autism seakan- akan
hidup di dunianya sendiri.Istilah autism baru diperkenalkan sejak tahun 1943 oleh Leo
Kanner,sekalipun kelainan ini sudah ada sejak berabad-abad lampau (Handojo,2003).
Kartono (2000) berpendapat bahwa autism adalah gejala menutup diri secara total,dan
tidak mau berhubungan lagi dengan Dunia luar keasyikan ekstrim dengan pikiran dan
fantasi sendiri.
Menurut Faisal Yatim (2003) penyandang autism akan berbuat semuanya sendiri baik
cara berpikir maupun berpeilaku. Autisme adalah gangguan yang parah pada komunikasi
yang berkepanjangan dan tampak pada usia tiga tahun pertama,ketidakmampuan
berkomunkasi ini diduga mengakibatkan anak penyandang autisme menyendiri dan tidak
respon dengan orang lain (Sarwindah,2002). Menurut Rutter mengemukakan austisme
merupakan gangguan yang melibatkan kegagalan untuk mengembangkan hubungan
antar pribadi (umur 30 bulan),hambatan dalam pembicaraan,perkembangan
bahasa,fenomena ritualistik dan konvulsiv.autisme masa kanak-kanak dini adalah
penarikan diri dan kehilangan kontak dengan realitas atau orang lain (Rutter, 1970 dalam
Sacharin,R,M.1996)
B. PENYEBAB
Menurut Dewo (2006) gangguan perkembangan pervasive autisme dapat disebabkan
karena beberapa hal antara lain:

1. Genetis ,abnormalitas genetic dapat menyebabkan abnormalitas pertumbuhan sel-sel


saraf dan sel otak
2. Keracunan logam seperti mercury yang banyak terdapat dalam vaksin imunisasi atau
pada makanan yang dikomsumsi yang sedang ibu hamil ,misalnya ikan dengan
kandungan logam berat yang tinggi.sehingga para peneliti membuktikan bahwa
didalam tubuh anak atisme terkandung timah hitam dan mercury dalam kadar yang
relative tinggi.
3. Terjadi kegagalan pertumbuhan otak karena nutrisi yang diperlukan dalam
pertumbuhan otak tidak diserap oleh tubuh, ini terjadi karena adanya jamur dalam
lambung dan juga nutrisi tidak terpenuhi karena factor ekonomi.
4. Terjadi autoimun pada tubuh penderita yang merugikan perkembangan tubuhnya
sendiri.imun adalah kekebalan tubuh terhadap virus/bakteri penyakit,sedangkan
autoimun adalah kekebalan yang dikembangkan oleh tubuh penderita itu sendiri yang
justru kebal terhadap zat-zat penting dalam tubuh dan menghancurkannya.
C. TANDA DAN GEJALA
Tanda dan gejala dapat dilihat berdasarkan DSM-IV dengan cara seksama mengamati
perilaku anak dalam berkomunikasi,bertingkalaku dan tingkat perkembanganya yakni
yang terdapat pada penderita autism dengan membedakan usia anak.Tanda dan gejala
dapat dilihat sejak bayi dan harus diwaspadai:
1. Usia 0-6 bulan:
a. Bayi tampak terlalu tenang (jarang menangis)
b. Terlalu sensitive,cepat terganggu/terusik
c. Tidak ditemukan senyum social diatas 10 minggu
d. Tidak ada kontak mata diatas umur 3 bulan
e. Perkembangan motorik kasar/halus sering tampak normal
2. Usia 6-12 bulan:
a. Bayi tampak terlalu tenang
b. Terlalu sensitive
c. Sulit di gendong
d. Tidak ditemukan senyum sosial
e. Menggigit tangan dan badan orang lain secara berlebihan
3. Usia 1-2 tahun:
a. Kaku bila di gendong
b. Tidak mau bermain permainan sederhana (ciluk ba,da...da)
c. Tidak mengeluarkan kata
d. Tidak tertarik pada boneka
e. Terdapat keterlambatan dalam perkembangan motorik kasar dan halus
4. Usia 2-3 tahun:
a. Tidak bias bicara
b. Tidak tertarik untuk bersosialisasi dengan orang lain (teman sebaya)
c. Hiperaktif
d. Kontak mata kurang
5. Usia 3-5 tahun:
a. Sering didapatkan ekolalia (membeo)
b. Mengeluarkan suara yang aneh(nada tinggi ataupun datar)
c. Marah bila rutinitasyang seharus berubah
d. Menyakiti diri sendiri (membentur kepala)
D. PATOFISIOLOGI
Sel saraf otak (neuron) terdiri dari badan sel dan serabut untuk mengalirkan implus listrik
(akson) serta serabut untuk menerima implus listrik (dendrite).Sel saraf terdapat pada
lapisan luar otak yang berwarna kelabu (korteks).akson di bungkus selaput bernama
myelin terletak di bagian otak berwarna putih.Sel saraf berhubungan satu sama lain lewat
sinaps.
Sel saraf terbentuk saat usia kandungan tiga sampai tujuh bulan.pada trimester
ketiga,pembentukan sel saraf berhenti dan di mulai pembentukan akson,dendrite dan
sinaps yang berlanjut sampai anak berusia sekitar dua tahun.
Setelah anak lahir,terjadi proses pertumbuhan otak berupa bertambah dan berkurangnya
struktur akson,dendrite dan sinaps.proses ini di pengaruhi secara genetic melalui sejumlah
zat kimia yang dikenal sebagai brai growth factor dan proses belajar anak.
Makin banyak sinaps terbentuk,anak makin cerdas,pembentukan akson,dendrite dan
sinaps sangat tergantung pada stimulasi dari lingkungan.Bagian otak yang digunakan
dalam belajarmenunjukan pertamabhan akson,dendrite dan sinaps,sedangkan bagian otak
yang tak digunakan menunjukan kematian sel,berkurangnya akson,dendrite dan
sinaps.Kelaina genetis,keracuna logam berat,dan nutrisi yang tidak adekuatdapat
menyebabkan gangguan proses-proses tersebut.Sehingga akan menyebabkan
abnormalitas pertumbuhan sel saraf.

E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Neutrologis
2. Test neupsikologis
3. Test pendengaran
4. MRI(Magnetic resonance imaging)
5. EEG(elektro encepalogram)
6. Pemeriksaan darah
7. Pemeriksaan urine.
F. PENATALAKSANAAN
1. Penatalaksanaan medis
Kimia otak yang kadarnya abnormal pada penyandang autis adalah serotonin 5-
Hydroxytryptamine(5HT) yaitu neurotransmitter atau penghantar singnal ke sel-sel
saraf.Sekitar 30-50% penyandang autis mempunyai kadar serotonin dalam darah.
Kadar norepinefrin,dopamin,dan serotonin 5-HT pada anak normal dalam keadaan
stabil dan saling berhubungan.Akan tetapi,tidak demikian pada penyandang
autis.Terapi psikofarmakologi tidak mengubah riwayat keadaan atau perjalanan autis
tetapi efektif mengurangi perilaku autistic seperti hiperaktivitas,penarikan
diri,stereotipik,menyakiti diri sendiri,agresifsifitas dan gangguan tidur. Risperidone
bias digunakan sebagai antagonis reseptor dopamine D2 dan seroton 5-HT untuk
mengurangi agresifitas,hiperaktivitas,dan tingkalaku yang menyakiti diri sendiri.
2. Penatalaksanaan keperawatan:
a. Terapi wicara: membantu anak melancarkan otot-otot mulut sehingga membantu
anak berbicara yang lebih baik.
b. Terapi okupasi: untuk melatih motorik halus anak
c. Terapi perilaku:anak autis sringkali merasa frustasi.teman-temannya sringkali
tidak memahami mereka.mereka merasa sulit mengekspresikan
kebutuhannya,mereka banyak yang hipersensitif terhadap suara,cahaya dan
sentuhan.Maka tak heran mereka sering mengamuk.Seorang terapis perilaku
terlatih untuk mencari latarbelakang dari perilaku negative tersebut dan mencari
solusinya dengan merekomendasikan perubahan lingkungan dan rutin anak
tersebut untuk memperbaiki perilakunya.
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian data focus pada anak dengan gangguan perkembangan pervasive menurut
Isaac, A (2005) dan Townsend, M.C (1998) antara lain:
1. Tidak suka dipegang
2. Rutinitas yang berulang
3. Tangan digerak-gerakkan dan kepala diangguk-anggukan
4. Terpaku pada benda mati
5. Sulit berbahasa dan berbicara
6. 50% diantaranya mengalami retardasi mental
7. Ketidakmampuan untuk memisahkan kebutuhan fisiologis dan emosi diri sendiri
dengan orang lain
8. Tingkat ansietas yang bertambah akibat dari kontak dengan dengan orang lain
Ketidakmampuan untuk membedakan batas-batas tubuh diri sendiri dengan orang
lain Mengulangi kata-kata yang dia dengar dari yang diucapkan orang lain atau
gerakkan- gerakkan mimik orang lain
9. Penolakan atau ketidakmampuan berbicara yang ditandai dengan ketidakmatangan
stuktur gramatis, ekolali, pembalikan pengucapan, ketidakmampun untuk menamai
benda-benda, ketidakmampuan untuk menggunakan batasan-batasan abstrak, tidak
adanya ekspresi nonverbal seperti kontak mata, sifat responsif pada wajah, gerak
isyarat.

B. Masalah keperawatan
1. Gangguan identitas diri b.d gangguan peran sosial
2. Gangguan interaksi sosial b.d perubahan konsep diri
3. Gangguan komunikasi verbal b.d hambatan individu
C. Rencana Tindakan
Diagnosa kep Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Gangguan identitas Setelah dilakukan tindakan Orientasi Realita
diri b.d gangguan keperawatan selama 3x24 jam
peran sosial Observasi
Identitas Diri Meningkat - Monitor perubahan
orientasi
dengan Kriteria Hasil: - Monitor
● Penilaian diri positif perubahan kognitif
meningkat dan perilaku
● Perasaan memiliki kelebihan
atau kemampuan positif Terapeutik
meningkat - Perkenalkan nama
● Minat mencoba hal baru saat memulai interaksi
meningkat - Orientasikan orang,
● Berjalan menampakan wajah tempat, dan waktu
meningkat - Hadirkan realita
● Perasaan malu menurun - Atur stimulus sensorik
● Perasaan bersalah menurun dan lingkungan
● Perasaan tidak mampu - Gunakan simbol
melakukan apapun menurun dalam
● Meremehkan kemampuan mengorientasikan
mengatasi masalah menurun lingkungan
- Libatkan dalam terapi
kelompok orientasi
- Berikan waktu
istirahat yg cukup
- Fasilitasi akses
informasi

Edukasi
- Anjurkan perawatan
diri secara mandiri
- Anjurkan penggunaan
alat bantu
- Ajarkan keluarga
dalam perawatan
orientasi realita
Gangguan interaksi Setelah dilakukan tindakan Modifikasi perilaku
sosial b.d perubahan keperawatan selama 3x24 jam keterampilan sosial
konsep diri
Interaksi sosial Meningkat dengan Observasi
kriteria Hasil : - Identifikasi penyebab
● Perasaan nyaman dengan kurangnya
situasi sosial meningkat keterampilan sosial
● Perasaan mudah menerima - Identifikasi fokus
atau mengkomunikasikan pelatihan
perasaan meningkat keterampilan sosjal
● Responsif pada orang lain
meningkat Terapeutik
● Perasaan tertarik pada orang - Motivasi untuk
lain berlatih keterampilan
● Minat melakukan kontak sosial
emosi meningkat - Beri umpan balik
positif
- Libatkan keluarga
selama latihan
keterampilan sosial

Edukasi
- Jelaskan tujuan
melatih keterampilan
sosial
- Jelaskan respon dan
konsekuensi
keterampilan sosial
- Anjurkan
mengungkapkan
perasaan akibat
masalah yg dialami
- Anjurkan
mengevakuasi
pencapaian setiap
interaksi
- Edukasi keluarga
untuk dukungan
keterampilan sosial
- Latih
keterampilan sosial
secara betahap
Gangguan komunikasi Setelah dilakukan tindakan Promosi komunikasi :
verbal b.d hambatan keperawatan selama 3x24 jam Defisit Bicara
individu
Komunikasi verbal meningkat Observasi
dengan kriteria hasil: - Monitor kecepatan,
● Kemampuan berbicara tekanan, kuantitas,
meningkat volume, dan diksi
● Kemampuan mendengar bicara
meningkat - Monitor proses
● Kesesuaian ekspresi kognitif, anatomis dan
meningkat fisiologis yg berkaitan
dengan bicara
- Monitor frustuasi,
marah, defresi atau
hal yg mengganggu
bicara
- Idenfifikasi perilaku
emosional dan fisik
sebagai benfuk
komunikasi

Terapeutik
- Gunakan metode
komunikasi alternatif
- Sesuai kan gaya
komunikasi demgan
kebutuhan
- Modifikasi
lingkungan untuk
meminimalkan
bantuan
- Ulangi apa yang
disampaikan
- Berikan dukungan
psikologis
- Gunakan jurus bicara

Edukasi
- Ajarkan berbicara
perlahan
- Ajarkan pasien dan
keluarga proses
kognitif, anatomis,
dan fisiologis yg
berhubungan dengan
kemampuan bicara

Kolaborasi
- Rujuk ke ahli patologi
bicara atau terapis

Anda mungkin juga menyukai