Molly
Muncul
mengatasi
Molly pergi berlibur masalah, Molly
masalah dengan
panik
baik
Molly berencana untuk pergi bersama kedua temannya sejak SD, Emma dan Sofia, ke
Singapura. Molly mengira ia tidak akan diperbolehkan untuk pergi karena usianya baru
menginjak 14 tahun. Tapi entah mengapa orangtua Molly mengizinkan anaknya untuk pergi.
Molly menjadi heran akan keputusan mereka, tapi ia sangat senang. Molly mengira itu karena
orangtua Emma dan Sofia sudah berteman dengan mereka sejak lama.
Molly dan kedua sahabatnya akan menginap di rumah tantenya Sofia, Tante Susan. Tante
Susan sudah memperbolehkan ketiga anak itu menginap di rumahnya. Molly sempat bertemu
Tante Susan beberapa kali. Menurut Molly, Tante Susan itu sabar dan pengertian terhadap anak
remaja seumuran Molly, tapi ia masih sangat tegas jika mereka berbuat kurang sopan atau
berbuat kesalahan.
Pada pagi hari keberangkatan, Molly diantar oleh kedua orangtuanya ke bandara. Begitu
pula dengan Emma dan Sofia. Mereka semua bertemu di pintu gerbang. Orangtua Molly, Emma
dan Sofia sempat berhaha-hihi sebentar sebelum mereka pulang ke rumah masing-masing.
Untungnya Molly dan teman-temannya sudah mandiri, mereka bisa membawa koper masing-
masing tanpa kesulitan. Mereka pun melewati berbagai pemeriksaan sampai akhirnya mereka
masuk ke ruang tunggu sebelum naik ke pesawat.
Menurut jadwal penerbangan, mereka hanya perlu menunggu kurang dari satu jam. Sofia
dan Molly tidur selama waktu mereka menunggu, sedangkan Emma sibuk membaca buku yang
ia siapkan dari rumah. Molly terbangun karena mendengar pengumuman melalui pengeras suara
bahwa penerbangannya akan tertunda. Molly dan Emma bingung akan apa yang harus mereka
lakukan sehingga mereka membangunkan Sofia.
Sofia bangun dengan semangat karena ia pikir ia akan menaiki pesawat. Ia pun dengan
cepat mengambil kopernya dan berlari ke pintu gerbang menuju pesawat. Sofia langsung
memberikan tiket pesawatnya untuk di-scan petugas, ternyata tidak bisa. Barulah ia sadar bahwa
ada sesuatu yang salah, maka ia kembali ke tempat duduknya di ruang tunggu. Ia juga melihat
bahwa Molly dan Emma tertawa terbahak-bahak, padahal Emma hampir tidak pernah tertawa
terbahak-bahak.
Sofia merasa kesal terhadap teman-temannya sehingga ia menghampiri mereka sambil
menghentakkan kakinya dengan keras. Dengan ketus ia bertanya kepada Molly dan Emma
mengapa mereka menertawainya. Sambil tertawa kecil Molly memberitahu Sofia bahwa
penerbangannya tertunda. Semakin tersulut emosi Sofia mendengar berita itu.
Emma tahu bahwa Sofia sangat mudah marah kalau sedang lapar. Emma langsung
merasa ada lampu yang menyala dalam otaknya. Kebetulan, ia melihat penjual burger dan
kebetulan burger adalah makanan favorit Sofia. Ia pun mengajak temannya itu untuk makan
burger yang ada di dekat mereka. Setelah mereka makan burger, Sofia merasa dunianya menjadi
lebih cerah.
Setelah menunggu selama dua jam, mereka akhirnya dipanggil untuk masuk ke pesawat.
Begitu pesawat lepas landas, Molly dan teman-temannya langsung sibuk melakukan aktivitasnya
masing-masing. Molly menonton film, Emma membaca buku, sedangkan Sofia melanjutkan
tidurnya.