Chapter II
Chapter II
URAIAN TEORITIS
Otonomi daerah berasal dari kata “autonomy” dimana “auto” artinya sedia
dan “nomy”artinya aturan atau undang-undang, jadi autonomy artinya hak untuk
mengatur dan memerintah daerah sendiri atas inisiatif sendiri dan kemampuan
otonomi daerah adalah pemberian kewenangan yang luas, nyata dan bertanggung
keuangan pusat dan daerah sesuai dengan prinsip-prinsip demokrasi, peran serta
1. Pendidikan politik
2. Pelatihan kepemimpinan
Sementara bisa dilihat dari sisi kepentingan daerah otonomi daerah adalah
lokal.
Dan lebih jauh lagi, tujuan utama dari konsep desentralisasi dan otonomi
antara pemerintah pusat dan daerah, maka semuanya bermuara pada pengaturan
otonomi daerah bertujuan untuk membuka akses yang lebih besar kepada
otonomi darah diatas, keberhasilan akan sangat bervariasi serta relative dan
konseptual sifatnya pada tiap-tiap daerah. Seperti dari perspektif ekonomi politik,
salah satu faktor penting yang dapat mengganggu pencapaian tujuan desentralisasi
dan otonomi daerah. Kenyataan ini tidak dapat dipungkiri, karena potensi
sepenuhnya berimbang. Sehingga pemerintah daerah dalam hal ini harus tetap
berpegang pada koridor bahwa pembangunan daerah yang ada harus dilakukan
suatu sistem yang mengatur bagaimana caranya sejumlah dana dibagi antar
1989: 179). Menurut Davey (1989:14) ada empat criteria yang perlu diperhatikan
(PAD) harus menjadi sumber keuangan yang lebih besar, yang didukung oleh
dasar dan sistem hubungan pusat dan daerah yang dirangkum dalam 3(tiga) hal
pusat didaerah. Akibat prinsip ini dikenal daerah otonom dan wilayah
administratif.
Selanjutnya menurut Menurut Kuncoro (1997), berpijak pada tiga azas di atas
dibiayai oleh pemerintah pusat atas beban APBN atau pemerintah daerah
realitas yang tidak bisa dipungkiri, realitas tersebut ditandai dengan adanya
hubungan fiskal antara pusat dan daerah yang memberlakukan adanya control
pusat terhadap proses pembangunan daerah yang tinggi. Hubungan ini jelas
terlihat dari rendahnya proporsi PAD (Pendapatan Asli Daerah ) terhadap total
dengan otonomi daerah. Dengan kata lain, masih cukup banyak pemerintah
kabupaten yang tidak siap menghadapi otonomi, jika otonomi itu dimaknai
tinggi terjadi pada daerah dimana titik berat otonomi dilaksanakan sesuai dengan
daerah.
diberikan kewenangan untuk memungut pajak dan retribusi (tax assignment) serta
bantuan keuangan (grant transfer) atau dikenal dengan dana perimbangan. Undang
Pendapatan asli daerah yang disebut dengan PAD adalah pendapatan yang
peraturan perundang undangan (uu no. 33 tahun 2004 pasal 1 ayat 18). Sumber
a) pajak daerah
Pajak daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh daerah tanpa
daerah sendiri.
b) Retribusi daerah
daerah untuk kepentingan pribadi atau badan. Jenis – jenis dari retribusi daerah
adalah pajak jasa umum, pajak jasa usaha, retribusi perijinan tertentu.
2. Dalam beberapa hal retribusi biasanya harus didasarkan pada total cost
Negara.
Menurut undang – undang No 33 Tahun 2004 pasal 1 ayat 19, 20, 21, dan
23 dana perimbangan adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang
melihat dana perimbangan sebagai suatu kesatuan, yakni transfer pusat untuk
horizontal (antar-daerah).
1. Dana bagi hasil adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN
bumi.
2004:221-222 ).
Diera otonomi daerah, distribusi DAU adalah transfer bersifat umum yang
daerah. Oleh karena itu DAU dapat dilihat sebagai respon pemerintah terhadap
aspirasi daerah untuk mendapatkan bagian dan control yang lebih besar terhadap
keuangan Negara. Jumlah yang sangat signifikan itu menyebabkab DAU menjadi
Indonesia.
telah menetapkan suatu kebijakan untuk membeli barang dan jasa, pengeluaran
menjadi dua bagian yaitu teori makro dan teori mikro (Guritno, 2001).
1. Teori Mikro
factor:
produksi.
2. Teori Makro
pemerintah terhadap pendapatan nasional cukup besar. Hal ini dikarenakan pada
tahap ini pemerintah harus menyediakan berbagai sarana dan prasarana. Pada
guna memacu pertumbuhan dan mencapai tahap lepas landas. Bersamaan dengan
itu porsi investasi yang dilakukan swasta juga akan meningkat. Tetapi besarnya
peranan pemerintah adalah pada tahap ini tidak seimbang dengan adanya banyak
kegagalan pasar yang ditimbulkan oleh perkembangan pasar itu sendiri, yaitu
a. Hukum Wagner
dalam pandangannya tidak disebutkan dengan jelas apa yang dimaksud dengan
secara relative ataukah secara absolute. Apabila yang dimaksud oleh wagner
maka hukum wagner adalah sebagai berikut “ dalam suatu perekonomian, apabila
menigkat.
antara industri dengan industri, hubungan industri dan masyarakat dan sebagainya
akan semakin kompleks. Dalam hal ini wagner menerangkan mengapa peranan
pada suatu teori mengenai pemilihan barang-barang publik hokum wagner dapt di
PkPP
PPK
Kurve 1
Kurve 2
0 1 2 3 4
pajak yang lebih besar untuk membiayai pengeluaran pemerintah yang semakin
besar tersebut.
pungutan pajak akan semakin besar meskipun tariff pajaknya tetap (tidak
pemerintah pula. Jadi dalam keadaan normal, kenaikan pendapatan nasional akan
penerimaan pajak yang lebih besar. Pungutan pajak yang lebih besar
menyebabkan dan swasta ikut untuk investasi dan modal kerja menjadi berkurang.
Efek ini disebut efek pengalihan (Displacement effect), yaitu adanya gangguan
pemerintah.
Jika pada saat terjadi gangguan sosial dalam perekonomian timbul efek
penggantian,maka sesudah gangguan berakhir akan timbul efek lain yang disebut
kesadaran masyarakat akan adanya hal-hal yang perlu ditangani oleh pemerintah
1)
D
C B
2)
G
A
Tahun
t t-1
1) Pengeluaran pemerintah
2) Pengeluaran Swasta
23
Peacock and
wiseman
Hipotesis Peacock dan Wiseman ini dikritik oleh Bird. Bird mengatakan
bahwa selama ada gangguan sosial memang ada peralihan aktivitas pemerintah
GNP, akan tetap setelah terjadinya gangguan. Jadi menurut Bird efek pengalihan
merupakan hanya gejala jangka pendek. Tetapi tidak terjadi dalam jangka
panjang. Suatu hal yang perlu diperhatikan dalm teori Peacock dan Wiseman
perpajakan akan tetap mereka tidak mengatakan pada tingkat berapakah toleransi
perpajakan tersebut.
24
1. Pengeluaran rutin
macam subsidi (subsidi daerah dan subsidi harga), angsuran dan bunga utang
secara bertahap.
2. Pengeluaran Pembangunan
modal masyarakat dalam bentuk pembangunan baik prasarana fisik dan non
direncanakan.
dari :
membiayai kegiatan yang hasil, mamfaat dan dampaknya tidak secara langsung