DEPARTEMEN SURGIKAL
DI RUANG MAWAR RSUD PARU BATU MALANG
“ DIABETES MELLITUS “
Oleh :
KELOMPOK 4
III. SASARAN
Keluarga pasien yang berada di ruang Mawari
IV. MATERI
1. Definisi
2. Penyebab
3. Tanda dan Gejala
4. Komplikasi
5. Penatalaksanaan
V. METODE
Ceramah
Diskusi / Tanya Jawab
VI. MEDIA
Banner
Flip Chart
VII. EVALUASI
1. Evaluasi struktur
Peserta hadir di tempat penyuluhan
Penyelenggaraan penyuluhan diruang Mawar RSUD. Paru Batu – Malang .
Pengorganisasian penyelenggaraan dilakukan setelah peserta penyuluhan diseleksi.
2. Evalusai proses
Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
Peserta mengikuti jalannya penyuluhan sampai selesai
Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar
3. Evaluasi Hasil
Keluarga mengetahui tentang Definisi Diabetes Mellitus
Keluarga mengetahui tentang penyebab Diabetes Mellitus
Keluarga dapat mengetahui tentang tanda dan gejala Diabetes Mellitus
Keluarga mengerti dan mengetahui komplikasi Diabetes Mellitus
Keluarga mengetahui penatalaksanaan Diabetes Mellitus
VIII . KEGIATAN PENYULUHAN
NO WAKTU KEGIATAN PENYULUHAN KEGIATAAN PESERTA
1 2 Pembukaan :
Menit Membuka/ memulai kegiatan dengan Menjawab salam
mengucapkan salam
Memperkenalkan diri Mendengarkan
Menjelaskan tujuan dari penyuluhan Mendengarkan
Menyebutkan materi penyuluhan Mendengarkan &
Memperhatikan
Bertanya kepada peserta apakah sudah Menjawab pertanyaan
mengerti tentang Diabetes Mellitus
2. 15 Pelaksanaan :
Menit Menjelaskan tentang pengertian Diabetes Mendengarkan
Mellitus
Menjelaskan tentang penyebab Mendengarkan
Menjelaskan tanda dan gejala, penanganan, Mendengarkan
penatalaksanaan, komplikasi
Memberikan kesempatan kepada peserta Mengajukan pertanyaan
untuk bertanya
3 10 Evaluasi :
Menit Menanyakan kepada peserta tentang materi Menjawab Pertanyaan
yang telah diberikan dan reinforcement
peserta kepada peserta yang dapat menjawab Menjawab pertanyaan
Menyakan kembali apakah ada peserta yang
kurang jelas mengenai isi penyuluhan
4 3 Terminasi :
Menit Mengucapkan terima kasih atas peran sertanya Mendengarkan
Mengucapkan salam penutup Menjawab salam
IX. Kriteria Evaluasi
- menyiapkan tempat
- menyiapkan pertanyaan
Evaluasi proses :
a. Sasaran memperhatikan
b. Aktif bertanya
Evaluasi hasil
- Pendkes dikatakan cukup berhasil apabila sasaran mampu menjawab 50 – 80% pertanyaan
yang diberikan.
- Pendkes dikatakan kurang berhasil apabila sasaran hanya mampu menjawab < 50%
pertanyaan yang diberikan.
LAMPIRAN
Diabetes Mellitus
A. Pengertian
Diabetes Mellitus klinis adalah suatu sindroma gangguan metabolisme dengan
hiperglikemia yang tidak semestinya sebagai akibat suatu defisiensi sekresi insulin atau
berkurangnya efektifitas biologis dari insulin atau keduanya (Francis dan John 2000).
Diabetes Mellitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang
disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat kekurangan
insulin baik absolut maupun relatif (Arjatmo, 2002).
Diabetes mellitus adalah suatu penyakit kronis yang menimbulkan gangguan multi
sistem dan mempunyai karakteristik hyperglikemia yang disebabkan defisiensi insulin atau
kerja insulin yang tidak adekuat. (Brunner dan Sudart 2001)
Diabetes mellitus adalah kumpulan gejala yang timbul pada seseorang akibat
peningkatan kadar glukosa darah yang disebabkan oleh kekurangan insulin baik absolut
maupun relatif (Suyono, 2002).
Diabetes Melitus adalah penyakit kelebihan kadar gula darah di dalam tubuh sehingga
terjadi peningkatan kadar gula darah akibat kekurangan insulin.
3) DM Malnutrisi
Fibro Calculous Pancreatic DM (FCPD)
Terjadi karena mengkonsumsi makanan rendah kalori dan rendah protein sehingga
klasifikasi pangkreas melalui proses mekanik (Fibrosis) atau toksik (Cyanide) yang
menyebabkan sel-sel beta menjadi rusak.
Protein Defisiensi Pancreatic Diabetes Melitus (PDPD)
Karena kekurangan protein yang kronik menyebabkan hipofungsi sel Beta pancreas
4) DM Tipe Lain
Penyakit pankreas seperti : pancreatitis, Ca Pancreas dll
Penyakit hormonal
Seperti : Acromegali yang meningkat GH (growth hormon) yang merangsang sel-sel
beta pankeras yang menyebabkan sel-sel ini hiperaktif dan rusak
Obat-obatan
Bersifat sitotoksin terhadap sel-sel seperti aloxan dan streptozerin
Yang mengurangi produksi insulin seperti derifat thiazide, phenothiazine dll.
Kriteria diagnostik WHO untuk diabetes mellitus pada sedikitnya 2 kali pemeriksaan :
Glukosa plasma sewaktu >200 mg/dl (11,1 mmol/L)
Glukosa plasma puasa >140 mg/dl (7,8 mmol/L)
Glukosa plasma dari sampel yang diambil 2 jam kemudian sesudah
mengkonsumsi 75 gr karbohidrat (2 jam post prandial (pp) > 200 mg/dl
E. Komplikasi
1) DM Tipe I
DKA (Diabetik Ketoasidosis) : gangguan metabolik yang berat, ditandai dengan
adanya hiperglikemia, hiperosmolaritas dan asidosis metabolik terjadi akibat lipolisis
yang hasil metabolisme akhirnya adalah badan keton.
2) DM Tipe II :
HHNK (Hiperglikemik Hiperosmolar Non Ketotik)
Terjadi jika asupan cairan kurang dan dehidrasi, memungkinkan resiko terjadinya
koma. Dehidrasi terjadi akibat hiperglikemia, sehingga cairan intrasel berpindah dan
ke ekstrasel. Juga karena diuresis osmotik (konsentrasi glukosa darah melebihi
ambang ginjal) dapat terjadi kehilangan cairan dan elektrolit dalam jumlah yang
besar.
Perubahan makrovaskuler
Penderita diabetes dapat mengakibatkan perubahan aterosklerosis pada arteri-
arteri besar. Penderita NIDDM mengalami perubahan makrovaskuler lebih
sering daripada penderita IDDM. Insulin memainkan peranan utama dalam
metabolisme lemak dan lipid. Selain itu, diabetes dianggap memberikan
peranan sebagai faktor dalam timbulnya hipertensi yang dapat mempercepat
aterosklerosis. Pengecilan lumen pembuluh darah besar membahayakan
pengiriman oksigen ke jaringan-jaringan dan dapat menyebabkan ischemia
jaringan, dengan akibatnya timbul berupa penyakit cerebro vascular, penyakit
arteri koroner, stenosis arteri renalis dan penyakit-penyakit vascular perifer.
Perubahan mikrovaskuler
Ditandai dengan penebalan dan kerusakan membran basal pembuluh kapiler,
sering terjadi pada penderita IDDM dan bertanggung jawab dalam terjadinya
neuropati, retinopati diabetik.
Nefropati
Salah satu akibat dari perubahan mikrovaskuler adalah perubahan struktur
dan fungsi ginjal. Empat jenis lesi yang sering timbul adalah pyelonefritis,
lesi-lesi glomerulus, arterisclerosis, lesi-lesi tubular yang ditandai dengan
adanya proteinuria yang meningkat secara bertahap sesuai dengan beratnya
penyakit.
Neuropati
Diabetes dapat mempengaruhi saraf-saraf perifer, sistem syaraf otonom,
medula spinalis atau sistim saraf pusat.Neuropati sensorik/neuropati
perifer.Lebih sering mengenai ekstremitas bawah dengan gejala parastesia
(rasa tertusuk-tusuk, kesemutan atau baal) dan rasa terbakar terutama pada
malam hari, penurunan fungsi proprioseptif (kesadaran terhadap postur
serta gerakan tubuh dan terhadap posisi serta berat benda yang
berhubungan dengan tubuh) dan penurunan sensibilitas terhadap sentuhan
ringan dapat menimbulkan gaya berjalan yang terhuyung-huyung,
penurunan sensibilitas nyeri dan suhu membuat penderita neuropati
beresiko untuk mengalami cedera dan infeksi pada kaki tanpa diketahui.
Retinopati diabetik
Disebabkan karena perubahan dalam pembuluh darah kecil pada retina
selain retinopati, penderita diabetes juga dapat mengalami pembentukan
katarak yang diakibatkan hiperglikemi yang berkepanjangan sehingga
menyebabkan pembengkakan lensa dan kerusakan lensa.
Tempat : R, MAWAR
Hari/Tanggal :
Waktu : Pukul 09:30 wib
NO NAMA ALAMAT TANDA TANGAN
1. 1.
2. 2.
3. 3.
4. 4.
5. 5.
6. 6.
7. 7.
8. 8.
9. 9.
10. 10.
11. 11.
12. 12.
13. 13.
14. 14.
15. 15.
Pembimbing Lahan
(………………………)
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddart, 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8 Volume 2 .EGC:
Jakarta.
Askandar Tjokroprawiro, 2000, Simposium Diabetes Mellitus, Fakultas Kedokteran UNAIR
RSUD Dr Sotomo, Surabaya
Irawan Susilo Imim, dkk, 2000, Waspadai Diabetes Mellitus, Cahaya Remadja Bandung.
Sarwono, W, DKK, 2001, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I, Balai Penerbit , FKUI,
Jakarta