Anda di halaman 1dari 16

INC Partograf

Sitti Latifah Faradiba Suaidy 1710711003


Windu Syawalina 1710711008
Anisa Nurhazyima 1710711025
Zahro Mutingah 1710711088
Partograf

A. Pengertian Partograf

Partograf adalah catatan grafik mengenai kemajuan persalinan untuk memantau


keadaan ibu dan janin, untuk menentukan adanya persalinan abnormal yang menjadi
petunjuk untuk tindakan bedah kebidanan dan menemukan disproporsi kepada
panggul (CPD) jauh sebelum persalinan menjadi macet (Sumapraja, 1993). Patograf
WHO dengan jelas dapat membedakan persalinan normal dan abnormal dan
mengidentifikasi wanita yang membutuhkan intervensi. Patograf APN (Partograf
WHO yang dimodifikasi/disederhanakan) adalah alat bantu yang digunakan hanya
selama fase aktif persalinan.

Partograf adalah alat bantu untuk memantau kemajuan kala suatu persalinan dan
informasi untuk membuat keputusan klinik (Anonim, 2013). Partograph adalah alat
untuk memantau kemajuan persalinan dan membantu petugas kesehatan dalam
menentukan keputusan dalam penatalaksanaan (Bari, 2012). Partograph adalah alat
bantu yang digunakan selama fase aktif persalinan (DepKes RI 2004) dipakai untuk
memantau kemajuan persalinan dan membantu petugas kesehatan dalam mengambil
keputusan dalam penatalaksanaan serta sebagai catatan/rekam medik. Intervensi
dilaksanakan jika benar benar dibutuhkan. Partograph dimulai pada pembukaan 4cm
(fase aktif).

B. Tujuan Utama Dari Penggunaan Partograf


1. Mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan dengan menilai
pembukaan serviks melalui pemeriksaan dalam.
2. Mendeteksi apakah proses persalinan berjalan secara normal
3. Data pelengkap yang terkait dengan pemantauan kondisi ibu, kondisi bayi,
grafik kemajuan proses persalinan, bahan dan medikamentosa yang
diberikan, pemeriksaan laboratorium, membuat keputusan klinik, dan
asuhan/tindakan yang diberikan dimana semua itu dicatat secara rinci pada
status atau rekam medik ibu bersalin dan bayi baru lahir.

Penggunaan partograph secara rutin akan memastikan ibu dan janin telah
mendapatkan asuhan persalinan secara aman dan tepat waktu. Selain itu, dapat
mencegah terjadinya penyulit yang dapat mengancam keselamatan jiwa mereka.

C. Halaman Partograf
Halaman partograf terdiri dari 2 bagian, yaitu:
1. Halaman depan (bagian untuk mencatat informasi tentang identitas/kondisi ibu dan
janin serta kemajuan persalinan)
2. Halaman belakang/catatan persalinan (bagian untuk mencatat hal-hal yang terjadi
selama proses persalinan dan kelahiran bayi serta tindakan-tindakan yang dilakukan
sejak kala I hingga kala IV dan bayi baru lahir

D. Isi Halaman Partograf


1. Halaman Depan
Halaman depan partograf mencantumkan bahwa observasi yang dimulai pada fase
aktif persalinan dan menyediakan lajur dan kolom untuk mencatat hasil-hasil
pemeriksaan selama fase aktif persalinan, termasuk:
 Informasi tentang Ibu:
- Nama, Umur
- Gravida, Para, Abortus
- Nomor catatan medic/nomor puskesmas
- Tanggal dan waktu mulai dirawat (atau jika dirumah: tanggal dan waktu penolong
persalinan mulai merawat ibu)
 Waktu pecahnya selaput ketuban
 Kondisi Janin:
- DJJ (denyut jantung janin) : setiap 30 menit (Kisaran normal DJJ 100-180
x/menit).
- Warna dan adanya air ketuban : lambang untuk menggambarkan ketuban atau
airnya: U : selaput ketuban utuh (belum pecah)
J : selaput ketuban telah pecah dan air ketuban jernih
M : selaput ketuban telah pecah dan air ketuban bercampur mekonium
D : selaput ketuban telah pecah dan air ketuban bercampur darah
K : selaput ketuban telah pecah dan air ketuban kering (tidak mengalir
lagi)
- Penyusupan (molase) kepala janin : Lambang yang digunakan:
0: tulang –tulang kepala janin terpisah, sutura mudah dipalpasi
1: tulang-tulang kepa janin sudah saling bersentuhan
2: tulang-tulang kepala janin saling tumpang tindih tapi masih bisa dipisahkan
3: tulang-tulang kepala janin saling tumpang tindih dan tidak dapat dipisahkan
 Kemajuan persalinan:
- Pembukaan serviks : setiap 4 jam
- Penurunan bagian terbawah janin atau presentasi janin : setiap 4 jam
- Garis waspada dan garis bertindak
 Jam dan Waktu:
- Waktu mulainya fase aktif persalinan (pembukaan serviks dari 4 sampai 10 cm,
biasanya terjadi pembukaan serviks sedikitnya 1cm/jam)
- Waktu actual saat pemeriksaan atau penilaian
 Kontraksi uterus:
- Frekuensi dan lamanya : setiap 30 menit
 Obat-obatan dan cairan yang diberikan:
- Oksitosin : setiap 30 menit
- Obat-obatan lainnya dan cairan IV yang diberikan
 Kondisi Ibu:
- Nadi (setiap 30 menit), tekanan darah (setiap 4 jam), dan temperatur tubuh (setiap
2 jam)
- Urine (volume, aseton atau protein) : setiap 2 jam (setiap ibu berkemih)
 Asuhan, Pengamatan, dan Keputusan Klinik Lainnya (jumlah cairan per oral yang
diberikan, keluhan sakit kepala atau pandangan kabur, dll)

E. Cara Mengisi Partograf Halaman Depan

1)      INFORMASI TENTANG IBU


Lengkapi bagian awal ( atas ) partograf secara teliti

1. tulis sesuai identitas ibu (No register, no puskesmas, nama ibu tanggal, umur, jam,
alamat ) waktu kedatangan (tertulis sebagai : “jam” pada partograf)

2. catat waktu terjadinya pecah ketuban

3. catat waktu merasakan mules

2) KONDISI KESEHATAN DAN KENYAMANAN JANIN

Hitung Denyut Jantung Janin (DJJ)

1. Hitung dengan stetoskop

2. Nilai dan catat denyut jantung janin (DJJ) setiap 30 menit (lebih sering jika
terdapat tanda-tanda gawat janin).

3. Setiap kotak menunjukkan waktu 30 menit. Kisaran normal DJJ tertera diantara garis tebal
angka 160 dan 100.

4. harus waspada jika DJJ mengarah di bawah 120 per menit (bradicardi) atau diatas 160
permenit (tachikardi).

5. Beri tanda ‘•’ (tanda titik) pada kisaran angka 180 dan 100.

6. Hubungkan satu titik dengan titik yang lainnya.

3) WARNA DAN ADANYA CAIRAN KETUBAN


Nilai air ketuban setiap kali dilakukan pemeriksaan dalam (vagina ) dan Nilai warna bila
pecah ketubannya

U : Ketuban utuh (belum pecah)

J : Ketuban sudah pecah

M : Ketuban pecah bercampur mekonium

D : Ketuban pecah dan bercampur darah

K : Ketuban sudah pecah dan kering (tidak ada air ketuban)

4) MOLASE (PENYUSUPAN TULANG KEPALA JANIN)

Penyusupan adalah indikator penting tentang seberapa jauh kepala bayi dapat menyesuaikan
diri dengan bagian keras panggul ibu. Sutura/tulang kepala saling menyusup tumpang tindih
menandakan kemungkinan adanya Chepalo Pelvic Disporportion (CPD).

 Gunakan lambang lambang berikut :

0 : Tulang-tulang kepala janin terpisah, sutura dengan mudah dipalpasi

1 : Tulang-tulang hanya saling bersentuhan

2 : Tulang-tulang saling tumpang tindih, tapi masih dapat dipisahkan

3 : Tulang-tulang tumpang tindih dan tidak dapat dipisahkan

 Catat pada kolom penyusupan yang ada dibawah lajur air ketuban

5) KEMAJUAN PERSALINAN

Kolom kiri  besarnya dilatasi serviks (0-10)

Tiap kotak di bagian ini  30 menit

PEMBUKAAN SERVIKS :

1) Catat pembukaan serviks tiap 4 jam ( sering jika ada tanda penyulit)

2) Tanda X harus ditulis di garis waktu yang sesuai dengan lajur besarnya
pembukaan serviks.
3) Beri tanda untuk temuan – temuan dari pemeriksaan dalam yang di lakukan
pertama kali selama fase aktif persalinan di garis waspada.

4) Hubungkan tanda “X” dari setiap pemeriksaan dengan garis utuh (tidak
terputus).

PENURUNAN BAGIAN TERBAWAH / PRESENTASI JANIN

1. Pada persalinan normal, kemajuan pembukaan serviks umumnya di ikuti dengan


turunnya bagian terbawah/presentasi janin baru terjadi setelah pembukaan serviks
sebesar & cm.

2. catat turunnya bagian terbawah janin/ presentasi janin atau lebih jika ada tanda –
tanda penyulit setiap kali PD setiap 4 jam

3. Untuk menentukan penurunan kepala janin tercantum angka 1-5 yang sesuai dengan
metode perlimaan (5/5 sampai 0/5) Penurunan diukur secara palpasi bimanual dan
diukur seberapa jauh dari tepi simfisis pubis

4. Tuliskan turunnya kepala janin dengan garis tidak terputus dari 0-5 tertera disisi yang
sama dengan angka pembukaan serviks

5. Berikan tanda 0 pada garis waktu yang sesuai

6. Hubungkan tanda (0) dari setiap pemeriksaan dengan garis tidak terputus
GARIS WASPADA DAN GARIS BERTINDAK

(a) Garis waspada, dimulai pada pembukaan serviks 4 cm (jam ke 0), dan berakhir pada titik
di mana pembukaan lengkap (6 jam). Pencatatan dimulai pada garis waspada. Jika
pembukaan serviks mengarah ke sebelah kanan garis waspada, maka harus dipertimbangkan
adanya penyulit.

(b)  Garis bertindak, tertera sejajar dan disebelah kanan (berjarak 4 jam) pada garis
waspada. Jika pembukaan serviks telah melampaui dan berada di sebelah kanan garis
bertindak maka menunjukkan perlu dilakukan tindakan untuk menyelesaikan persalinan.

JAM DAN WAKTU

a)      Waktu mulainya fase aktif persalinan

Di bagian bawah partograf (pembukaan serviks dan penurunan) tertera kotak – kotak yang di
beri angka 1-16. Setiap kotak menyatakan waktu satu jam sejak dimulainnya fase aktif
persalinan.

b)      Waktu aktual saat pemeriksaan dilakukan

Setiap kotak menyebabkan satu jam penuh dan berkaitan dengan dua kotak waktu 30 menit
pada lajur kotak di atasnya atau lajur kontraksi di bawahnya. Saat ibu masuk dalam fase aktif
persalinan, catatkan waktu aktual pemeriksaan ini di kotak waktu yang sesuai. Cantumkan
tanda ‘x’ di garis waspada, saat ibu masuk dalam fase aktif persalinan.
KONTRAKSI UTERUS

 Setiap 30 menit, raba dan catat jumlah kontraksi dalam 10 menit dengan mengisi
angka pada kotak yang sesuai. Terdapat 5 kotak kontraksi per 10 menit. Nyatakan
lama kontraksi dengan:

(1) Beri titik-titik di kotak yang sesuai untuk menyatakan kontraksi yang lamanya < 20 detik.

(2) Beri garis-garis di kotak yang sesuai untuk menyatakan kontraksi yang lamanya 20-40
detik.

(3) Isi penuh kotak yang sesuai untuk menyatakan kontraksi yang lamanya > 40 detik.

OBAT OBATAN DAN CAIRAN YANG DIBERIKAN

(1) Oksitosin, dokumentasikan setiap 30 menit jumlah unit obat yang diberikan per
volume cairan dan dalam satuan tetes per menit.
(2) Obat lain dan cairan IV. catat semua pemberian obat – obatan tambahan dan atau
cairan IV dalam kotak yang sesuai dengan kolom waktunya.

KONDISI TANDA TANDA VITAL IBU


a. Nadi, dicatat setiap 30 menit. Beri tanda titik (•) pada kolom yang sesuai.

b. Tekanan darah, dicatat setiap 4 jam atau lebih sering jika diduga ada penyulit. Beri
tanda panah pada partograf pada kolom waktu yang sesuai.

c. Suhu tubuh, diukur dan dicatat setiap 2 jam atau lebih sering jika terjadi peningkatan
mendadak atau diduga ada infeksi. Catat suhu tubuh pada kotak yang sesuai.

VOLUME URINE, PROTEIN, ASETON

Ukur dan catat jumlah produksi urine setiap 2 jam (setiap ibu berkemih). Jika
memungkinkan, lakukan pemeriksaan aseton dan protein dalam urine.

ASUHAN PENGAMATAN DAN KEPUTUSAN KLINIK LAINNYA

a.       Jumlah cairan peroral yang di berikan.

b.      Keluhan sakit kepala atau penglihatan (pandangan) kabur

c.       Konsultasi dengan penolong persalinan lainnya (dokter obsgyn, bidan, dokter
umum).

d.      Persiapan sebelum melakukan rujukan.

e.       Upaya rujukan.


HALAMAN DEPAN PATOGRAF

KASUS 1
Ny. Ambar umur 27 tahun G2 P1 A0 datang ke PUSKESMAS dilayani perawat Tika tanggal
24 oktober 2009 jam 14.00 ditemani suami dengan keluhan telah merasakan kontraksi sejak
pukul 06.00 WIB

1. Bidan Tika melakukan anamneses dan pemeriksaan fisik dengan hasil :


a. HPL tanggal 26 oktober 2007, kontraksi 3 kali dalam 10 menit selama 20 detik, DJJ 130
kali/menit, hasil pemeriksaan dari luar kepala teraba 4/5 bagian. Pembukaan servik 4 cm,
preskep, tidak terjadi penyusupan dan KK (+). T : 110/60 mmHg, nadi : 82 x/menit, suhu :
36,7 derajat celcius. Ibu berkemih 150 ml tidak ada aceton, tidak ada protein.
b. Dilakukan pemantauan dengan hasil :
1) Jam 14.30 DJJ 140x/menit, His 3x/10 menit, Lama 25 detik, nadi : 80 x/menit
2) Jam 15.00 DJJ 142x/menit, His 3x/10 menit, Lama 30 detik, nadi : 84 x/menit
3) Jam 15.30 DJJ 138x/menit, His 3x/10 menit, Lama 30 detik, nadi : 88 x/menit
4) Jam 16.00 DJJ 134x/menit, His 4x/10 menit, Lama 40 detik, nadi : 92 x/menit, suhu : 37,5
0C, urin : 100 ml, aceton (-), protein (-).
5) Jam 16.30 DJJ 130x/menit, His 4x/10 menit, Lama 40 detik, nadi : 88 x/menit
6) Jam 17.00 DJJ 130x/menit, His 4x/10 menit, Lama 40 detik, nadi : 88 x/menit
7) Jam 17.30 DJJ 135x/menit, His 4x/10 menit, Lama 40 detik, nadi : 90 x/menit, urin : 80 ml
aceton(-), protein (-).
2. Kemudian dilakukan pemeriksaan ke 2 jam 18.00 dengan hasil :
a. Jam 18.00 kontraksi 4 kali dalam 10 menit lama 30 detik, DJJ 132 kali/menit, penurunan
kepala 3/5, pembukaan 5 cm tidak ada penyusupan KK (+). TD : 120/70 mmHg, nadi ; 84
x/menit, suhu : 37,2 derajat celcius
b. Perawat Tika mulai menilai DJJ, kontraksi dan nadi setiap 30 menit. Menilai suhu setiap 2
jam, dengan hasil :
1) Jam 18.30 DJJ 144x/menit, His 4x/10 menit, Lama 45 detik, nadi : 80 x/menit
2) Jam 19.00 DJJ 144x/menit, His 4x/10 menit, Lama 45 detik, nadi : 84 x/menit
3) Jam 19.30 DJJ 140x/menit, His 4x/10 menit, Lama 45 detik, nadi : 88 x/menit
4) Jam 20.00 DJJ 134x/menit, His 4x/10 menit, Lama 45 detik, nadi : 92 x/menit, suhu : 37,5
0C, urin : 100 ml, aceton (-), protein (-).
5) Jam 20.30 DJJ 130x/menit, His 4x/10 menit, Lama 45 detik, nadi : 88 x/menit
6) Jam 21.00 DJJ 128x/menit, His 5x/10 menit, Lama 50 detik, nadi : 88 x/menit
7) Jam 21.30 DJJ 128x/menit, His 5x/10 menit, Lama 50 detik, nadi : 90 x/menit, urin : 80 ml
aceton(-), protein (-).
8) Jam 21.50 KK pecah spontan jernih
9) Jam 22.00 DJJ 132x/menit, His 5x/10 menit, Lama 50 detik, nadi : 88 x/menit, suhu : 37
0C, penurunan kepala 1/5, pembukaan servik 10 cm, tidak ada penyusupan, KK (-) air
ketuban jernih, T : 120/70 mmHg,
10) Selama kala I, pasien tidak mendapatkan suntikan oksitosin, obat ataupun cairan infus
3. Jam 22.45 lahir bayi laki-laki, BB : 3200 gram, PB : 49 cm, menangis spontan dan tidak
ada penyulit
4. Plasenta lahir lengkap 5 menit kemudian, kala IV berjalan dengan normal, tidak ada
laserasi jalan lahir.

KASUS 2

Ny. Gina umur 20 tahun G1 P0 A0 datang ke PUSKESMAS Rani tanggal 21 April 2009 jam
08.00 dengan keluhan telah merasakan kontraksi sejak pukul 05.00 WIB, belum
mengeluarkan cairan dari jalan lahir. Perawat Rani melakukan anamnesis dan pemeriksaan
fisik dengan seksama.

1. Perawat Rani melakukan anamneses dan pemeriksaan fisik dengan hasil :


a. Kehamilan cukup bulan, presbelkep (vertek) dengan penurunan kepala janin 3/5 bagian,
kontraksi 3 kali dalam 10 menit selama 35 detik, DJJ 124 kali/menit.
b. Pembukaan servik 5 cm, tidak terjadi penyusupan dan, selaput ketuban utuh
c. T : 120/80 mmHg, nadi : 80 x/menit, suhu : 36,8 derajat celcius
d. Ibu berkemih 200 ml sebelum pemeriksaan dalam, tidak ditemukan aceton dan protein
dalam urin.

2. Berdasarkan data yang dikumpulkan pada pukul 08.00 WIB Perawat Rani membuat
diagnose bahwa Ny. Gina adalah primigravida dalam fase aktif persalinan. Perawat Rani
menganjurkan Ny. Gina untuk berjalan-jalan dan banyak minum . Perawat Rani meneruskan
pemantauan kemajuan persalinan.

a. Jam 08.30 DJJ 130x/menit, kontraksi 3 kali dalam 10 menit lama 30 detik, nadi : 80
x/menit.
b. Jam 09.00 DJJ 134x/menit, kontraksi 4x/10 menit, Lama 40 detik, nadi : 84 x/menit
c. Jam 09.30 DJJ 132x/menit, kontraksi 4x/10 menit, Lama 40 detik, nadi : 88 x/menit
d. Jam 10.00 DJJ 130x/menit, kontraksi 5x/10 menit, Lama 45 detik, nadi : 88 x/menit, S =
37 derajat celcius, urin 100 ml.
e. Jam 10.30 DJJ 140x/menit, kontraksi 5x/10 menit, Lama 45 detik, nadi : 82 x/menit

Pemeriksaan ke dua dilakukan pkl 11.00, Ny. Gina menyatakan ketuban pecah warna jernih,
kenceng-kenceng pada perut lebih sering dan lebih nyeri. Bidan Rani melakukan pemeriksaan
kemajuan persalinan ditemukan hasil : kontraksi 5x dalam 10 menit lama 50 detik , DJJ 140
x/menit, penurunan bagian terbawah janin 1/5 bagian, pembukaan servik 10 cm, tidak ada
penyusupan kepala janin, selaput ketuban negative, sisa AK jernih, tekanan darah 120/80
mmHg, nadi 88x/mnt. Pukul 11.30 lahir bayi laki-laki BB : 3000 gram, PB : 48 cm, bayi
menangis spontan, dilakukan manajemen aktif kala III, plasenta lahir spontan lengkap jam
11.37, berat 500 gram, PTP 50 cm. kala IV dalam batas normal

F. Cara Mengisi Halaman Belakang Partograf

Halaman belakang partograf merupakan bagian untuk mencatat hal-hal yang


terjadi selama proses persalinan dan kelahiran, serta tindakan-tindakan yang
dilakukan sejak persalinan kala I hingga kala IV (termasuk bayi baru lahir). Itulah
sebabnya bagian ini disebut sebagai Catatan Persalinan.

Nilai dan catatan asuhan yang diberikan pada ibu dalam masa nifas terutama
selama persalinan kala IV untuk memungkinkan penolong persalinan mencegah
terjadinya penyulit dan membuat keputusan klinik, terutama pada pemantauan kala IV
(mencegah terjadinya perdarahan pasca persalinan). Selain itu, catatan persalinan
(yang sudah diisi dengan lengkap dan tepat) dapat pula digunakan untuk
menilai/memantau sejauh mana telah dilakukan pelaksanaan asuhan persalinan yang
bersih dan aman.

Catatan persalinan adalah terdiri atas unsur-unsur berikut:


 Data Dasar (tanggal, nama bidan, tempat persalinan, catatan, alasan merujuk, dll)
 Kala I (pertanyaan-pertanyaan tentang partograf saat melewati garis waspada,
masalah yang dihadapi, penatalaksanaan, dll)
 Kala II (episiotomi persalinan, gawat janin, distosia bahu, masalah penyerta, dll)
 Kala III (lama kala III, pemberian oksitosin, penegangan tali pusat terkendali, dll)
 Bayi baru lahir (berat dan panjang badan, jenis kelamin, penilaian kondisi BBL,
dll)
 Kala IV (tekanan darah, nadi, suhu, tinggu fundus, kontraksi uterus, kandung
kemih, dan perdarahan)

Halaman Belakang Partograf

Halaman belakang partograf merupakan bagian untuk mencatat hal hal yang terjadi selama
proses persalinan dan kelahiran. Serta tindakan tindakan yang dilakukan sejak persalinan kala
I sampai IV termasuk bayi baru lahir. Itulah sebabnya bagian ini disebut catatan persalinan.

Unsur – unsur catatan persalinan :

1. Data dasar
2. Kala I
3. Kala II
4. Kala III
5. Bayi baru lahir
6. Kala IV

Cara pengisian lembar belakang patograf

Berbeda dengan halaman depan yang harus diisi pada akhir setiap pemeriksaan, lembar
belakang patograf ini diisi setelah proses persalinan selesai.

1. Data Dasar
Terdiri atas tanggal, nama bidan, tempat persalinan, alamat persalinan, catatan, alas an
merujuk, tempat rujukan, pendamping pada saat merujuk, dan masalah dalam
kehamilan.
2. Kala I
Kala I terdiri atas pertanyaan pertanyan tentang patograf saat melelwati garis
waspada, masalah masalah yang dihadapi, penatalaksanaan, dan hasil
penatalaksanaan.
3. Kala II
Kala II terdiri atas episiotomy persalinan, gawat janin, distosia bahu, masalah
penyerta, penatalaksanaan dan hasilnya. Beri tanda”√” pada kotak di samping
jawaban yang sesuai. Dan jika jawaban “ya” beri alas an indikasinya.
4. Kala III
Kala III terdiri atas berapa lama kala III, pemberian oksitosin, penanganan tali pusat
terkendali, pemijatan fundus, plasenta lahir lengkap, plasenta tidak lahir>30 menit,
laserasi, atonia uteri, jumlah pendarahan, masalah penyerta, penatalaksanaan dan
hasilnya.
5. Bayi baru lahir
Informasi bayi baru lahir terdiri atas berat dan panjang badan, jenis kelamin,
penilaian kondisi bayi baru lahir, pemberian ASI, masalah penyerta.
6. Kala IV
Kala IV berisi tentang tekanan darah, nadi,suhu, tinggi fundus, kontraksi uterus,
kandung kemih dan pendarahan. Pemaantauan pada kala ini sangat penting terutama
untuk menilai apakah terdapat risiko atau terjadi pendarahan pasca persalinan.
Pengisian pemantauan kala IV dilakukan setiap 15 menit pada satu jam pertama
setelah melahirkandan setiap 30 menit pada satu jam berikutnya.

Anda mungkin juga menyukai