A. Pengertian Partograf
Partograf adalah alat bantu untuk memantau kemajuan kala suatu persalinan dan
informasi untuk membuat keputusan klinik (Anonim, 2013). Partograph adalah alat
untuk memantau kemajuan persalinan dan membantu petugas kesehatan dalam
menentukan keputusan dalam penatalaksanaan (Bari, 2012). Partograph adalah alat
bantu yang digunakan selama fase aktif persalinan (DepKes RI 2004) dipakai untuk
memantau kemajuan persalinan dan membantu petugas kesehatan dalam mengambil
keputusan dalam penatalaksanaan serta sebagai catatan/rekam medik. Intervensi
dilaksanakan jika benar benar dibutuhkan. Partograph dimulai pada pembukaan 4cm
(fase aktif).
Penggunaan partograph secara rutin akan memastikan ibu dan janin telah
mendapatkan asuhan persalinan secara aman dan tepat waktu. Selain itu, dapat
mencegah terjadinya penyulit yang dapat mengancam keselamatan jiwa mereka.
C. Halaman Partograf
Halaman partograf terdiri dari 2 bagian, yaitu:
1. Halaman depan (bagian untuk mencatat informasi tentang identitas/kondisi ibu dan
janin serta kemajuan persalinan)
2. Halaman belakang/catatan persalinan (bagian untuk mencatat hal-hal yang terjadi
selama proses persalinan dan kelahiran bayi serta tindakan-tindakan yang dilakukan
sejak kala I hingga kala IV dan bayi baru lahir
1. tulis sesuai identitas ibu (No register, no puskesmas, nama ibu tanggal, umur, jam,
alamat ) waktu kedatangan (tertulis sebagai : “jam” pada partograf)
2. Nilai dan catat denyut jantung janin (DJJ) setiap 30 menit (lebih sering jika
terdapat tanda-tanda gawat janin).
3. Setiap kotak menunjukkan waktu 30 menit. Kisaran normal DJJ tertera diantara garis tebal
angka 160 dan 100.
4. harus waspada jika DJJ mengarah di bawah 120 per menit (bradicardi) atau diatas 160
permenit (tachikardi).
5. Beri tanda ‘•’ (tanda titik) pada kisaran angka 180 dan 100.
Penyusupan adalah indikator penting tentang seberapa jauh kepala bayi dapat menyesuaikan
diri dengan bagian keras panggul ibu. Sutura/tulang kepala saling menyusup tumpang tindih
menandakan kemungkinan adanya Chepalo Pelvic Disporportion (CPD).
Catat pada kolom penyusupan yang ada dibawah lajur air ketuban
5) KEMAJUAN PERSALINAN
PEMBUKAAN SERVIKS :
1) Catat pembukaan serviks tiap 4 jam ( sering jika ada tanda penyulit)
2) Tanda X harus ditulis di garis waktu yang sesuai dengan lajur besarnya
pembukaan serviks.
3) Beri tanda untuk temuan – temuan dari pemeriksaan dalam yang di lakukan
pertama kali selama fase aktif persalinan di garis waspada.
4) Hubungkan tanda “X” dari setiap pemeriksaan dengan garis utuh (tidak
terputus).
2. catat turunnya bagian terbawah janin/ presentasi janin atau lebih jika ada tanda –
tanda penyulit setiap kali PD setiap 4 jam
3. Untuk menentukan penurunan kepala janin tercantum angka 1-5 yang sesuai dengan
metode perlimaan (5/5 sampai 0/5) Penurunan diukur secara palpasi bimanual dan
diukur seberapa jauh dari tepi simfisis pubis
4. Tuliskan turunnya kepala janin dengan garis tidak terputus dari 0-5 tertera disisi yang
sama dengan angka pembukaan serviks
6. Hubungkan tanda (0) dari setiap pemeriksaan dengan garis tidak terputus
GARIS WASPADA DAN GARIS BERTINDAK
(a) Garis waspada, dimulai pada pembukaan serviks 4 cm (jam ke 0), dan berakhir pada titik
di mana pembukaan lengkap (6 jam). Pencatatan dimulai pada garis waspada. Jika
pembukaan serviks mengarah ke sebelah kanan garis waspada, maka harus dipertimbangkan
adanya penyulit.
(b) Garis bertindak, tertera sejajar dan disebelah kanan (berjarak 4 jam) pada garis
waspada. Jika pembukaan serviks telah melampaui dan berada di sebelah kanan garis
bertindak maka menunjukkan perlu dilakukan tindakan untuk menyelesaikan persalinan.
Di bagian bawah partograf (pembukaan serviks dan penurunan) tertera kotak – kotak yang di
beri angka 1-16. Setiap kotak menyatakan waktu satu jam sejak dimulainnya fase aktif
persalinan.
Setiap kotak menyebabkan satu jam penuh dan berkaitan dengan dua kotak waktu 30 menit
pada lajur kotak di atasnya atau lajur kontraksi di bawahnya. Saat ibu masuk dalam fase aktif
persalinan, catatkan waktu aktual pemeriksaan ini di kotak waktu yang sesuai. Cantumkan
tanda ‘x’ di garis waspada, saat ibu masuk dalam fase aktif persalinan.
KONTRAKSI UTERUS
Setiap 30 menit, raba dan catat jumlah kontraksi dalam 10 menit dengan mengisi
angka pada kotak yang sesuai. Terdapat 5 kotak kontraksi per 10 menit. Nyatakan
lama kontraksi dengan:
(1) Beri titik-titik di kotak yang sesuai untuk menyatakan kontraksi yang lamanya < 20 detik.
(2) Beri garis-garis di kotak yang sesuai untuk menyatakan kontraksi yang lamanya 20-40
detik.
(3) Isi penuh kotak yang sesuai untuk menyatakan kontraksi yang lamanya > 40 detik.
(1) Oksitosin, dokumentasikan setiap 30 menit jumlah unit obat yang diberikan per
volume cairan dan dalam satuan tetes per menit.
(2) Obat lain dan cairan IV. catat semua pemberian obat – obatan tambahan dan atau
cairan IV dalam kotak yang sesuai dengan kolom waktunya.
b. Tekanan darah, dicatat setiap 4 jam atau lebih sering jika diduga ada penyulit. Beri
tanda panah pada partograf pada kolom waktu yang sesuai.
c. Suhu tubuh, diukur dan dicatat setiap 2 jam atau lebih sering jika terjadi peningkatan
mendadak atau diduga ada infeksi. Catat suhu tubuh pada kotak yang sesuai.
Ukur dan catat jumlah produksi urine setiap 2 jam (setiap ibu berkemih). Jika
memungkinkan, lakukan pemeriksaan aseton dan protein dalam urine.
c. Konsultasi dengan penolong persalinan lainnya (dokter obsgyn, bidan, dokter
umum).
KASUS 1
Ny. Ambar umur 27 tahun G2 P1 A0 datang ke PUSKESMAS dilayani perawat Tika tanggal
24 oktober 2009 jam 14.00 ditemani suami dengan keluhan telah merasakan kontraksi sejak
pukul 06.00 WIB
KASUS 2
Ny. Gina umur 20 tahun G1 P0 A0 datang ke PUSKESMAS Rani tanggal 21 April 2009 jam
08.00 dengan keluhan telah merasakan kontraksi sejak pukul 05.00 WIB, belum
mengeluarkan cairan dari jalan lahir. Perawat Rani melakukan anamnesis dan pemeriksaan
fisik dengan seksama.
2. Berdasarkan data yang dikumpulkan pada pukul 08.00 WIB Perawat Rani membuat
diagnose bahwa Ny. Gina adalah primigravida dalam fase aktif persalinan. Perawat Rani
menganjurkan Ny. Gina untuk berjalan-jalan dan banyak minum . Perawat Rani meneruskan
pemantauan kemajuan persalinan.
a. Jam 08.30 DJJ 130x/menit, kontraksi 3 kali dalam 10 menit lama 30 detik, nadi : 80
x/menit.
b. Jam 09.00 DJJ 134x/menit, kontraksi 4x/10 menit, Lama 40 detik, nadi : 84 x/menit
c. Jam 09.30 DJJ 132x/menit, kontraksi 4x/10 menit, Lama 40 detik, nadi : 88 x/menit
d. Jam 10.00 DJJ 130x/menit, kontraksi 5x/10 menit, Lama 45 detik, nadi : 88 x/menit, S =
37 derajat celcius, urin 100 ml.
e. Jam 10.30 DJJ 140x/menit, kontraksi 5x/10 menit, Lama 45 detik, nadi : 82 x/menit
Pemeriksaan ke dua dilakukan pkl 11.00, Ny. Gina menyatakan ketuban pecah warna jernih,
kenceng-kenceng pada perut lebih sering dan lebih nyeri. Bidan Rani melakukan pemeriksaan
kemajuan persalinan ditemukan hasil : kontraksi 5x dalam 10 menit lama 50 detik , DJJ 140
x/menit, penurunan bagian terbawah janin 1/5 bagian, pembukaan servik 10 cm, tidak ada
penyusupan kepala janin, selaput ketuban negative, sisa AK jernih, tekanan darah 120/80
mmHg, nadi 88x/mnt. Pukul 11.30 lahir bayi laki-laki BB : 3000 gram, PB : 48 cm, bayi
menangis spontan, dilakukan manajemen aktif kala III, plasenta lahir spontan lengkap jam
11.37, berat 500 gram, PTP 50 cm. kala IV dalam batas normal
Nilai dan catatan asuhan yang diberikan pada ibu dalam masa nifas terutama
selama persalinan kala IV untuk memungkinkan penolong persalinan mencegah
terjadinya penyulit dan membuat keputusan klinik, terutama pada pemantauan kala IV
(mencegah terjadinya perdarahan pasca persalinan). Selain itu, catatan persalinan
(yang sudah diisi dengan lengkap dan tepat) dapat pula digunakan untuk
menilai/memantau sejauh mana telah dilakukan pelaksanaan asuhan persalinan yang
bersih dan aman.
Halaman belakang partograf merupakan bagian untuk mencatat hal hal yang terjadi selama
proses persalinan dan kelahiran. Serta tindakan tindakan yang dilakukan sejak persalinan kala
I sampai IV termasuk bayi baru lahir. Itulah sebabnya bagian ini disebut catatan persalinan.
1. Data dasar
2. Kala I
3. Kala II
4. Kala III
5. Bayi baru lahir
6. Kala IV
Berbeda dengan halaman depan yang harus diisi pada akhir setiap pemeriksaan, lembar
belakang patograf ini diisi setelah proses persalinan selesai.
1. Data Dasar
Terdiri atas tanggal, nama bidan, tempat persalinan, alamat persalinan, catatan, alas an
merujuk, tempat rujukan, pendamping pada saat merujuk, dan masalah dalam
kehamilan.
2. Kala I
Kala I terdiri atas pertanyaan pertanyan tentang patograf saat melelwati garis
waspada, masalah masalah yang dihadapi, penatalaksanaan, dan hasil
penatalaksanaan.
3. Kala II
Kala II terdiri atas episiotomy persalinan, gawat janin, distosia bahu, masalah
penyerta, penatalaksanaan dan hasilnya. Beri tanda”√” pada kotak di samping
jawaban yang sesuai. Dan jika jawaban “ya” beri alas an indikasinya.
4. Kala III
Kala III terdiri atas berapa lama kala III, pemberian oksitosin, penanganan tali pusat
terkendali, pemijatan fundus, plasenta lahir lengkap, plasenta tidak lahir>30 menit,
laserasi, atonia uteri, jumlah pendarahan, masalah penyerta, penatalaksanaan dan
hasilnya.
5. Bayi baru lahir
Informasi bayi baru lahir terdiri atas berat dan panjang badan, jenis kelamin,
penilaian kondisi bayi baru lahir, pemberian ASI, masalah penyerta.
6. Kala IV
Kala IV berisi tentang tekanan darah, nadi,suhu, tinggi fundus, kontraksi uterus,
kandung kemih dan pendarahan. Pemaantauan pada kala ini sangat penting terutama
untuk menilai apakah terdapat risiko atau terjadi pendarahan pasca persalinan.
Pengisian pemantauan kala IV dilakukan setiap 15 menit pada satu jam pertama
setelah melahirkandan setiap 30 menit pada satu jam berikutnya.