Anda di halaman 1dari 3

Aspek Diplomasi dalam Perang Mempertahankan Kemerdekaan

1. Perjanjian Roem Royen


Perjanjian Roem Royen dilakukan karena terjadi Agresi Militer ke II yang
dilakukan oleh pihak Belanda, sehingga PBB pun membuat KTN. Kemudian KTN
pun berubah nama menjadi UNCI (United Nations Commission for Indonesia).
UNCI dikepalai oleh Merle Cochran dari Amerika Serikat bersama Critchley dari
Australia serta Harremans dari Belgia.
Perundingan Roem-Roijen juga dapat disebut dengan Perjanjian Roem-
Van Roijen merupakan sebuah perjanjian antara bangsa Indonesia dengan pihak
Belanda yang bermula pada tanggal 14 April 1949 dan diselenggarakan di Hotel
Des Indes Jakarta, yang kemudian pada akhirnya ditandatangani pada 7 Mei
1949. Pemberian nama Roem-Roijen sendiri merupakan penggabungan dari
kedua nama pemimpin delegasi, yakni Mohammad Roem dari Indonesia dan
Herman van Roijen dari pihak Belanda. Perundingan yang dilakukan para
delegasi dari kedua belah pihak menghasilkan sebuah kesepakatan sebagai
berikut1:
1. Seluruh angkatan militer Indonesia akan menghentikan semua aktivitas
gerilya
2. Pemerintah Republik Indonesia akan menghadiri KMB (Konfrensi Meja
Bundar)
3. Pemerintahan RI harus segara dikembalikan ke Yogyakarta
4. Seluruh militer bersenjata milik Belanda juga akan menghentikan seluruh
operasi militer dan membebaskan semua tahanan politik.
5. Kedaulatan RI akan diserahkan secara utuh tanpa adanya syarat sesuai
sejarah perjanjian Renville pada 1948
6. Akan didirikan sebuah persekutuan antara Belanda dan Indonesia (RIS)
dengan dasar sukarela dan persamaan Hak
7. Semua hak, kewajiban serta kekuasaan yangmenjadi milik Indonesia akan
diserahkan oleh pihak Hindia Belanda.

1
http://sejarahlengkap.com/indonesia/kemerdekaan/pasca-kemerdekaan/perundingan-roem-roijen
Melalui perjanjian Roem Royen, terlihat bahwa usaha-usaha pemerintah dalam
mempertahankan kemerdekaan dapat dilakukan melalui aspek diplomasi, salah
satunya melalui perjanjian Roem Royen. Yang mana adanya perjanjian tersebut
terjadi setelah serangan Agresi Militer II. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
apabila terjadi serangan dikemudian hari jangan langsung dibalas dengan
serangan, namun dicoba dirundingkan melalui jalur diplomasi untuk
mempertahankan kedaulatan.

2. Konferensi Meja Bundar


Konferensi Meja Bundar (KMB) merupakan sebuah pertemuan dan
perjanjian yang dilaksanakan antara pihak Indonesia dan Belanda. KMB
diadakan mulai tanggal 23 Agustus 1949 sampai 2 November 1949 di Den Haag,
Belanda. Tujuan Konferensi Meja Bundar ini adalah untuk mengakhiri
perselisihan antara Indonesia dan Belanda dengan jalan diplomasi. Ada tiga
pihak yang terlibat dalam konferensi Meja Bundar, yakni pihak Indonesia, pihak
Belanda yang diwakili BFO dan pihak UNCI (United Nations Comissioner for
Indonesia) selaku penengah.
Konferensi meja bundar dilakukan dengan tujuan untuk Untuk mengakhiri
perselisihan Indonesia - Belanda dengan jalan melaksanakan perjanjian-
perjanjian yang telah diadakan antara Republik Indonesia dengan Belanda,
terutama mengenai pembentukan Negara Serikat. Dengan tercapainya
kesepakatan Meja Bundar, maka kedudukan Indonesia telah diakui sebagai
Negara yang berdaulat penuh walaupun Irian Barat masih belum termasuk di
dalamnya.
Pengesahan dan penandatanganan isi Konferensi Meja Bundar dilakukan
pada tanggal 29 Oktober 1949. Hasil KMB ini kemudian disampaikan kepada
Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP). Selanjutnya KNIP melakukan sidang
pada tanggal 6-14 Desember 1949 untuk membahas hasil dari KMB. Pada
akhirnya KNIP menyetujui hasil KMB. Pada 15 Desember 1949, Soekarno
sebagai calon tunggal terpilih sebagai presiden Republik Indonesia Serikat.
Penyerahan kedaulatan Belanda terhadap Indonesia akhirnya disahkan pada
tanggal 27 Desember 1949. Dalam upacara penyerahan kedaulatan pihak
Belanda ditandatangani oleh Ratu Juliana, Perdana Menteri Dr. Willem Drees
dan Menteri Seberang Lautan Mr. AM . J.A Sassen. Sedangkan delegasi
Indonesia dipimpin oleh Drs. Moh. Hatta2.
Melalui perjanjian KMB ini, berakhir pula perjuangan bangsa Indonesia
dalam mempertahankan kemerdekaan pada masa itu. Penyerahan kedaulatan
menandai pengakuan Belanda atas berdirinya Republik Indonesia Serikat dan
wilayahnya mencakup semua bekas wilayah jajahan Hindia-Belanda secara
formal kecuali wilayah Irian Barat. Irian barat diserahkan oleh Belanda setahun
kemudian. Dengan demikian, sejak saat itu Indonesia berhasil mempertahankan
kemerdekaan dari usaha-usaha Belanda yang ingin menjajah kembali Indonesia.

2
https://www.zonareferensi.com/konferensi-meja-bundar/

Anda mungkin juga menyukai