Indonesia memiliki posisi geografis yang strategis yang mengharuskan Indonesia
concern terhadap Kewaspadaan Lingkungan Maritim (Maritime Domain Awareness), erat kaitannya dengan geopolitik, geo-ekonomik, dan manuver geostrategi. Letak strategis Indonesia yaitu berada di antara dua benua dan dua samudera. Indonesia juga memiliki empat choke point dunia yang merupakan jalur pelayaran internasional diantaranya Selat Malaka, Selat Makassar, Selat Sunda dan Selat Lombok. Selain itu, Indonesia juga merupakan negara dengan penduduk terbesar keempat di dunia. Jumlah penduduk di Indonesia mencapai 256 juta jiwa (BPS 2017). Indonesia juga memiliki tiga Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI). Kondisi strategis Indonesia juga penting bagi negara industri maju untuk dapat melakukan investasi di negara Indonesia. Hal tersebut membuat letak wilayah negara Indonesia menjadi sebuah ancaman tersendiri bagi negara Indonesia. Sehingga dalam hal ini, pemerintah membuat suatu kebijakan pertahanan negara yang mengacu pada Peraturan Menteri Pertahanan Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2015. Kebijakan umum pertahanan negara merupakan arah kebijakan politik dalam pengelolaan seluruh sumber daya dan sarana prasarana nasional untuk kepentingan pertahanan negara guna memastikan keamanan nasional, melindungi kepentingan nasional dan meningkatkan diplomasi pertahanan. Kebijakan pertahanan negara mencakup: a. Kebijakan pembangunan Kebijakan pembangunan meliputi postur pertahanan negara, sistem pertahanan negara dalam sinergitas anggaran pertahanan negara, kelembagaan, wilayah pertahanan, wilayah perbatasan dan pulau-pulau kecil terluar, teknologi dan sistem informasi pertahanan negara, kerjasama internasional, industri pertahanan, dan karakter bangsa. b. Kebijakan regulasi Kebijakan regulasi meliputi percepatan program legislasi nasional (prolegnas). c. Kebijakan pemberdayaan Kebijakan pemberdayaan meliputi militer/nirmiliter, potensi pertahanan (pothan), kerjasama internasional, industri pertahanan, kementerian/lembaga dan pemerintah daerah (pemda). d. Kebijakan anggaran Kebijakan anggaran meilputi peningkatan anggaran untuk pertahanan negara, dukungan negara pertahanan militer oleh kementerian/lembaga dan pemda untuk pertahanan negara. e. Kebijakan pengerahan Kebijakan pengerahan mencakup kebijakan dalam menghadapi ancaman, tugas perdamaian, dan mengarah pada suatu kondisi tertentu. f. Kebijakan pengawasan Kebijakan pengawasan meliputi eksternal dan internal.