Anda di halaman 1dari 8

Bakteri Clostridium sp

( Morfologi dan patogenitas bakteri anaerob penyebab infeksi pada manusia )

Nama Mahasiswa : Nurbaiti Sari

NIM : AK816056

Semester : IV

Kelas : B

Mata Kuliah : Bakteriologi III

Program Studi : DIII Analis Kesehatan

Dosen : Putri Kartika Sari, M.Si

YAYASAN BORNEO LESTARI

AKADEMI ANALIS KESEHATAN BORNEO LESTARI

BANJARBARU

2018
1. Klasifikasi
Domain : Bacteria
Filum : firmicutes
Kelas : clostridia
Ordo : clostridiales
Family : clostridiacea
Clostridium
Genus : prazmoski
1880

Gambar. Baktri Clostridium sp

2. Morfolog Clostridium
Clostridium adalah genus dari bakteri Gram-positif, yang meliputi beberapa
patogen manusia yang signifikan, terutama agen penyebab botulisme. Mereka
anaerob obligat yang mampu menghasilkan endospora. Sel-sel reproduksi
normal dari Clostridium, disebut bentuk vegetatif, berbentuk batang, yang
memberi mereka nama mereka, dari bahasa Yunani κλωστήρ atau spindle.
Endospora Clostridium memiliki bowling pin atau bentuk botol yang berbeda,
membedakan mereka dari endospora bakteri lainnya, yang biasanya berbentuk
bulat telur. Spesies Clostridium menghuni tanah dan saluran usus hewan,
termasuk manusia. Clostridium merupakan penghuni normal dari saluran
reproduksi lebih rendah perempuan sehat.
Clostridium sp. adalah bakteri Gram positif berbentuk batang anaerobik atau
mikroaerofilik yang menghasilkan endospora. Kebanyakan spesies menguraikan
protein dan meragi karbohidrat, banyak pula yang menghasilkan eksotoksin.
Beberapa spesies bersifat patogenik dan banyak yang terdapat sebagai saprofit di
dalam tanah dan saluran pencernaan manusia dan hewan. Contoh bakteri
Clostridium sp. yang bersifat patogen diantaranya adalah Clostridium
perfringens, Clostridium difficile, Clostridium botulinum, dan Clostridium
tetani. Clostridium botulinum dan Clostridium botulinum menghasilkan toksin
biologis yang kuat yang dikenal dapat menginfeksi manusia.
Spora clostridia biasanya lebih besar daripada diameter batang tempat spora
dibentuk.berbagai spesies, spora terletak sentral, subterminal atau terminal.
Kebanyakan spesies klostridia dapat bergerak dan mempunyai flagel peritrikus.
Clostridia hanya tumbuh pada keadaan anaerob yang dibuat dengan salah satu
cara berikut ini :
a. Lempeng agar atau tabung biakan diletakkan dalam botol kedap udara ;
udara dibuang dan diganti dengan nitrogen dan CO2 10 % atau oksigen
dapat dibuang dengan cara lain (gaspack)
b. Kultur cair diletakkan dalam tabung panjang yang mengandung jaringan
hewan segar ( misalnya cincangan daging rebus) atau agar agar 0,1 % dan
suatu zat pereduksi seperti tioglikolat. Tabung ini dapat digunakan sebagai
pembenihan aerob dan pertumbuhan akan terjadi dari dasar ke atas sampai
15 mm dari permukaan udara.
Beberapa organisme menghasilkan koloni yang besar dan meninggi dengan
pinggir utuh ( misalnya Clostridium perfringens ) ; lainnya menghasilkan koloni
yang lebih kecil yang meluas dalam jalinan filamen halus (misalnya C. Tetani).
Kebanyakan spesies menghasilkan daerah hemolisis pada agar darah. C
perfringens secara khas menghasilkan banyak daerah hemolisis di sekitarkoloni.
Sifat basil anaerob yang terkenal adalah ketidakmampuannya menggunakan
oksigen sebagai akseptor hidrogen akhir. Kuman ini tidak mempunyai sitokrom
dan sotokrom oksidase dan tidak dapat memecahkan hidrogen peroksidase.
Karena itu bila terdapat oksigen, H2O2 cenderung tertimbun sampai mencapai
konsentrasi toksik. Bakteri anaerob hanya dapat melangsungkan
metabolismenya pada potensial reduksi oksidasi negatif (Eh) yaitu lingkungan
yang sangat kuat mereduksi.
Clostridia dapat meragikan berbagai gula : banyak yang dapat mencernakan
protein. Susu diubah menjadi asam oleh beberapa clostridia, dicernakan oleh
lainnya dan mengalami stormy fermentation (yaitu bekuan yang dirusak oleh
gas) oleh golongan ketiga ( misalya C. Perfringens).Clostridia mempuyai
beberapa antigen yang sama tetapi masing masing juga mempunyai antigen
spesifik yang dapat larut, yang dapat memungkinkan penggolongan dengan cara
tes presipitin.
1.1. Clostridium perfringens
a. Morfologi
Batang gemuk garam positif, berbentuk lurus, sisinya sejajar, ujung-
ujungnya membulat/bercabang & berukuran 4 – 6 µ x 1 µ, sendiri-sendiri
/ tersusun bentuk rantai. Bersifat pleomorfik, sering tampak bentuk-
bentuk involusi dan & filament. Bersimpai dan tidak bergerak. Sporanya
sentral / subterminal.
b. Sifat-sifat biakan :
Anaerob tumbuh cepat pada 37 oC.
c. Reaksi biokimia :
Meragikan glukosa, maltose, laktosa, dan sukrosa dengan membentuk
asam dan gas. Pada susu lakmus, timbul asam dan gas.
d. Daya tahan
Sporanya dimatikan dengan mematikan memasak di dalam otoklaf pada
suhu 121 oC selama 18 menit. Tahan terhadap antiseptic & disinfektans
e. Struktur antigen
Clostridium perfringens dibagi menjadi 6 tipe (A, B, D, E,&F)
Toksinnya bersifat antigenic, membuat lebih dari 12 toksin yang
berbeda-beda, 4 jenis toksin utamanya adalah alfa, beta, epsilon & fota.
f. Patogenesis
Hanya tipe A dan F yang pathogen untuk manusia. Tipe A menyebabkan
gangrene gas & keracunan makanan.
1) Gangrene gas :
perfringens tipe A merupakan penyebab utama gangrene gas.
Kuman masuk ke dalam luka bersama benda asing bersama tanah,
debu.3 jenis infeksi luka yang anaerob : Pencernaan luka biasa tanpa
invasi ke dalam jaringan di bawahnya sehingga penyembuhan luka
terlambat,Selulitis anaerob, dan miositis anearob
2) Keracunan makanan
Kuman-kuman tipe A membuat tosin alfa & beta, sporanya tahan
terhadap pemanasan, tidak hemolitik. Masa inkubasi berlangsung 10
– 12 jam, timbul gejala rasa sakit pada perut, muntah.
3) Enteritis Necrotican
Enreritis yang hebat dan fatal akibat infeksi kuman tipe F
1.2. Clostridium titani
a. Morfologi
Kuman berbentuk panjang langsing agak membengkok, gram positif,
berukuran 4,8 x 0,5 µ, sendiri-sendiri/ tersusun bentuk rantai. Panjang
kuman bervariasi. Sporanya bulat terminal dan membengkak sehingga
memberi kesan seperti pemukul genderang, tidak berkapsul dan
bergerak aktif.
b. Sifat biakan
Anaerob obligat yang hanya tumbuh tanpa adanya oksigen. Tidak
mampu mempergunakan oksigen sebagai akseptor hydrogen terakhir.
c. Reaksi biokimia
Tidak meragikan gula apapun dan sedikit proteolotik. Membentuk indol.
Pencairan gelatin berlangsung lambat. Terjadinya pelunakan gumpalan
serum. Tidak mengumpulkan susu.
d. Daya tahan
Spora Clostridium tetani tahan dididihkan selama 15 – 90 menit. Dapat
dimatikan dengan iodium dalam beberapa menit saja
e. Struktur antigen
Antigen flagel dapat memisahkan clostridium tetani dalam sepulu tipe
tetapi toksinnya yang dibuat secara farmakologis & antigenic semuanya
identik.
Clostridium tetani mempunyai 3 jenis toksin :
1) Hemolisin (tetanolisin)
2) Neorotoksin (tetanospasmin)
3) Neorotoksin non spasmogenik & bekerja aktif pada saraf perifer.
f. Pathogenesis
Spora yang masuk ke dalam luka hanya akan berkembang biak jika
suasanya menunjang. Toksin yang dibuat diserap oleh ujung saraf
motorik. Lalu menjalar sepanjang sumbu panjang saraf tepi sampai ke
susunan saraf pusat.
Ada beberapa jenis tetanus :
1) Tetanus neonatorum
2) Tetanus pasca keguguran dan masa nifas
3) “splanchnic tetanus”
4) “cephalic tetanus”
1.3. Clostridium botulinum
a. Morfologi
Bersifat gram positif, berukuran 5 µ x 1 µ, tidak bersimpai, bergerak
dengan flagel peririkh, membuat spora lonjong subterminal dan
membengkak melebihi besar badan kuman. Bersifat pleomorfik &
terlihat sendiri-sendiri/ tersusun dalam bentuk rantai.
b. Sifat – sifat biakan
Anaerob obligat dan terdiri dari 6 jenis (A – F). penggolongan
berdasarkan perbedaan imunologi dalam pembuatan toksik.
c. Daya tahan
Spora kuman ini sangat tebal, dapat bertahan beberapa jam pada suhu
100 oC, pada suhu 120 oC tahan selama 20 menit.
d. Reaksi biokimia
Semua jenis kuman meragikan glukosa dan maltose sambil membentuk
asam dan gas. Ada dua jenis clostridium botulinum berdasarkan sifat-
sifat biokimiawi :
e. Struktus antigen
Ada 6 jenis berdasarkan pembentukan toksinnya. Setiap jenis toksinnya
berbeda. Kuman ini membuat eksotoksin kuat yang menimbulkan sifat
pathogenitas kuman.
f. Patogenisis
Bersifat non invasive & pategenitasnya berdasarkan pembuatan toksin
yang dibuat dalam makanan yang tercemar.
DAFTAR PUSTAKA

Anne Maczulak (2011), "Clostridium", Encyclopedia of Microbiology, Facts on File,


hlm. 168–173, ISBN 978-0-8160-7364-1
Hoffman, Barbara (2012). Williams gynecology, 2nd edition. New York: McGraw-Hill
Medical. hlm. 65. ISBN 0071716726.
Senok, Abiola C; Verstraelen, Hans; Temmerman, Marleen; Botta, Giuseppe A;
Senok, Abiola C (2009). "Probiotics for the treatment of bacterial vaginosis". Cochrane
Database Syst Rev: CD006289. doi:10.1002/14651858.CD006289.pub2.
PMID 19821358

Anda mungkin juga menyukai