9-Article Text-126-2-10-20200227
9-Article Text-126-2-10-20200227
41-59
Ananda Fortunisa
Program Studi Manajemen, Universitas Bakrie, Jakarta, 12960, Indonesia
E-mail: afortunisa@gmail.com
DOI: https://doi.org/10.36782/ijsr.v1i01.9
Abstrak
Pengembangan merek baru atau biasa disebut rebranding yaitu strategi pemasaran
dengan cara memperbaharui atau pun merubah total nama, tagline, simbol, desain yang
diciptakan untuk merek dengan tujuan pengembangan dan pembaharuan di benak
konsumen, investor dan pesaing. Rebranding adalah suatu upaya atau usaha yang
dilakukan oleh perusahaan atau lembaga untuk merubah total atau memperbaharui
sebuah merek yang telah ada agar menjadi lebih baik, dengan tidak mengabaikan tujuan
awal perusahaan yaitu berorientasi profit. Manfaat rebranding, Larslong (2004) dalam
Liminto (2010:37) adalah branding bukan hanya sekedar desain dari sebuah logo
perusahaan. Branding merupakan sebuah hubungan antara konsumen dan perusahaan,
antara konsumen dan produk atau antara konsumen dan jasa. Kegiatan ini mempunyai
maksud meningkatkan daya saing produk Indonesia melalui penguatan dan
pengembangan merek agar lebih marketable dan mampu meningkatkan citra serta
kepercayaan terhadap produk Indonesia di pasar Internasional. Tujuan kegiatan ini adalah
memberikan pemahaman kepada para pemangku kepentingan akan pentingnya
pengembangan merek sebagai bagian dari upaya peningkatan daya saing dan nilai jual
suatu produk, serta memfasilitasi pelaku usaha membangun mereknya dalam bentuk
penataan indentitas merek (logo), aplikasinya dalam bentuk materi promosi dan kemasan
produk. Lokasi kegiatan di enam kota, Bandar Lampung, Ambon, Jogyakarta, Pekalongan,
Sukabumi, dan Bandung dilakukan pada semester kedua tahun 2018.
Kata Kunci: rebranding, strategi pemasaran, pemasaran online, ekspor, produk lokal
Abstract
42
Indonesian Journal of Social Responsibility (IJSR) Vol. 1, No. 1, (2019), hal. 41-59
43
Indonesian Journal of Social Responsibility (IJSR) Vol. 1, No. 1, (2019), hal. 41-59
44
Indonesian Journal of Social Responsibility (IJSR) Vol. 1, No. 1, (2019), hal. 41-59
45
Indonesian Journal of Social Responsibility (IJSR) Vol. 1, No. 1, (2019), hal. 41-59
46
Indonesian Journal of Social Responsibility (IJSR) Vol. 1, No. 1, (2019), hal. 41-59
Susunan Organisasi dan Tata Kerja Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Kementerian Negara R.I., sebagaimana Perdagangan.
yang telah diubah beberapa kali, terakhir
dengan Peraturan Presiden Republik Gambaran Umum
Indonesia No. 24 tahun 2010; Penggolongan jenis kegiatan ekonomi
Peraturan Presiden No. 70 Tahun 2012 mengikuti konsep ISIC (International
tentang perubahan kedua atas Peraturan Standard Classification of All Economic
Presiden No. 54 Tahun 2010 tentang Activities) yang direvisi tahun 1968.
Pengadaan Barang dan Jasa; Klasifikasi sektor ini bertujuan untuk
Peraturan Menteri Perdagangan RI No. memudahkan perbandingan tingkat aktivitas
31/MDAG/PER/7/2010 tentang ekonomi antar berbagai macam kegiatan.
47
Indonesian Journal of Social Responsibility (IJSR) Vol. 1, No. 1, (2019), hal. 41-59
No Klasifikasi/Penggolongan Keterangan
tempat kedudukannya, baik digunakan sebagai tempat
tinggal maupun sarana lainnya
6 Perdagangan, Hotel dan Perdagangan adalah kegiatan penjualan kembali
Restoran (tanpa perubahan teknis) barang baru maupun bekas
Hotel adalah bagian dari lapangan usaha kategori
penyediaan akomodasi dan penyediaan makan
minum;
Restoran disebut kegiatan penyediaan makan minum
adalah usaha jasa pangan yang bertempat di
sebagian atau seluruh bangunan permanen yang
menjual dan menyajikan makan dan minuman untuk
umum ditempat usahanya
7 Pengangkutan dan Pengangkutan adalah kegiatan pemindahan
Komunikasi orang/penumpang dan/atau barang/ternak dari satu
tempat ke tempat lain melalui darat, air maupun
udara dengan menggunakan alat angkutan bermotor
maupun tidak bermotor;
Komunikasi yaitu usaha pelayanan komunikasi untuk
umum baik melalui pos, telepon, teleks atau
hubungan radio panggil (pager)
8 Keuangan, Persewaan Sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan
dan Jasa Perusahaan mencakup kegiatan perantara keuangan, asuransi, dana
pensiun, penunjang perantara keuangan, real estate,
usaha persewaan, dan jasa perusahaan
9 Jasa-jasa Jasa-jasa meliputi kegiatan pelayanan kepada
masyarakat yang ditujukan untuk melayani kepentingan
rumah tangga, badan usaha, pemerintah dan lembaga-
lembaga lain
(Sumber: www.kemendag.go.id, ditjen ekspor impor; 2017)
Jika ditinjau dari sektor ekonomi UMKM 2. Usaha Kecil (jumlah karyawan 30 orang);
yang memiliki proporsi unit usaha terbesar dan
sampai terkecil adalah sektor: 3. Usaha Menengah (jumlah karyawan
1. Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan hingga 300 orang).
Perikanan (48,85%); Dalam perspektif usaha, UMKM
2. Perdagangan, Hotel dan Restoran diklasifikasikan dalam empat kelompok,
(28,83%); yaitu:
3. Pengangkutan dan Komunikasi (6.88%); UMKM sektor informal, contohnya
4. Industri Pengolahan (6,41%); pedagang kaki lima
5. Jasa-jasa (4,52%); 6. Keuangan, UMKM Mikro adalah para UMKM dengan
Persewaan dan Jasa Perusahaan (2,37%); kemampuan sifat pengrajin namun
6. Bangunan (1,57%); kurang memiliki jiwa kewirausahaan
7. Pertambangan dan Penggalian (0,53%); untuk mengembangkan usahanya;
8. Listrik, Gas dan Air Bersih (0,03%). Usaha Kecil Dinamis adalah kelompok
Menurut Bank Dunia, UMKM dapat UMKM yang mampu berwirausaha
dikelompokkan dalam tiga jenis, yaitu: dengan menjalin kerjasama (menerima
1. Usaha Mikro (jumlah karyawan 10 orang); pekerjaan sub kontrak) dan ekspor;
48
Indonesian Journal of Social Responsibility (IJSR) Vol. 1, No. 1, (2019), hal. 41-59
Fast Moving Enterprise adalah UMKM cakap dan telah siap bertransformasi
yang mempunyai kewirausahaan yang menjadi usaha besar.
49
Indonesian Journal of Social Responsibility (IJSR) Vol. 1, No. 1, (2019), hal. 41-59
Ukuran Karakteristik
Usaha
Usaha Besar Usaha ekonomi produktif yang dilakukan oleh badan usaha dengan jumlah
kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan lebih besar dari Usaha
Menengah, yang meliputi usaha nasional milik negara atau swasta, usaha
patungan, dan usaha asing yang melakukan kegiatan ekonomi di Indonesia
(Sumber: www.kemendag.go.id, ditjen ekspor impor; 2017)
Tabel 3. Kriteria UMKM dan Usaha Besar Berdasarkan Aset dan Omset
Kriteria
Ukuran Usaha
Aset Omset
Usaha Mikro Maksimal Rp 50 juta Maksimal Rp 300 juta
Usaha Kecil > Rp50 juta – Rp500 juta >Rp300 juta –Rp2,5 miliar
Usaha Menengah >Rp500 juta – Rp10 miliar >Rp2,5 miliar– Rp50 miliar
Usaha Besar >Rp500 juta – Rp10 miliar >Rp50 miliar
(Sumber: www.kemendag.go.id, ditjen ekspor impor; 2017)
50
Indonesian Journal of Social Responsibility (IJSR) Vol. 1, No. 1, (2019), hal. 41-59
51
Indonesian Journal of Social Responsibility (IJSR) Vol. 1, No. 1, (2019), hal. 41-59
52
Indonesian Journal of Social Responsibility (IJSR) Vol. 1, No. 1, (2019), hal. 41-59
pelaku usaha membelinya dari wilayah Kegiatan hari 3: Workshop dan Coaching
Surabaya, sehingga ongkos pengiriman Desain Logo Baru untuk Pengembangan
lebih mahal, dan berdampak pada harga Merek
produk yang meningkat. Sehingga memiliki Pada tahap akhir untuk pelaku usaha
nilai kompetisi yang rendah. yang terpilih dalam hasil kurasi dan
Kemampuan mereka untuk melakukan kunjungan lapangan maka diberikan
bisnis ekspor, juga masih menjadi kendala. pembekalan materi manajemen usaha serta
Faktor utama kendala ini antara lain karena: coaching clinic mengenai merek dari
1. Belum memiliki paten merek narasumber dengan metode diskusi satu
2. Belum terdaftar BPOM per satu pelaku usaha sehingga setiap
3. Belum terdaftar Halal MUI pelaku usaha memiliki pengembangan
4. Tidak memiliki jaringan konsumen luar merek yang berbeda tergantung pada hasil
negeri diskusi dengan narasumber.
Pada pelaksaan pendampingan ini, di Tujuan dari coaching ini adalah untuk
hari kedua, selain materi tentang strategi memberikan umpan balik yang sangat
pemasaran, juga diberikan ulasan sedikit kostum sesuai dengan insight dari setiap
mengenai proses dan persayaratan untuk produk yang diunggulkan. Pada sesi
mendapatkan paten merek, halal MUI, coaching ini, setiap pelaku usaha
BPOM, dan membantu membukakan menjelaskan keunggulan setiap produknya
jaringan konsumen luar negeri. Selain itu, di melalui presentasi terlebih dahulu,
hari kedua juga diberikan sedikit paparan kemudian melanjutkan diskusi mendalam
tentang pegetahuan bagaimana melihat kepada narasumber mengenai kecocokkan
peluang pasar konsumen luar negeri melalui desain logo yang paling tepat dengan janji
berbagai exhibition atau pameran yang dan keunggulan produknya.
diselengggarakan oleh berbagai manajemen Saat presentasi produk dari setiap
event yang ada di wilayah tersebut. Hal ini pelaku usaha, ada beberapa yang sudah
dapat membantu mereka memperluas sangat paham akan keunggulan dan
jaringan bisnisnya. keunikan produknya, sehingga mudah bagi
Selain melaksanakan mengikuti seminar narasumber untuk membedah dan
dengan materi pengembangan merek juga memberikan masukan dalam desain
dilaksanakan proses seleksi terhadap pelaku perubahan logo ataupun kemasan
usaha yang berpotensi untuk melaksanakan produknya. Hambatan bagi narasumber
ekspor agar pelaku usaha tersebut dapat yaitu ketika pelaku usaha masih belum
diberikan pendampingan dalam hal menguasai keunggulan dan keunikan
pengembangan merek sesuai dengan produknya, atau bahkan tidak tahu sama
ketentuan dan citra pelaku usaha tersebut. sekali keunikannya. Proses redesign logo
Dari hasi seleksi tersebut terdapat dan kemasan menjadi lebih lama dan sulit
beberapa pelaku usaha yang berpotensi untuk diberikan dari narasumber kepada
untuk dikembangkan mereknya. Dari pelaku usaha. Hal tersebut menjadi evaluasi
beberapa pelaku usaha yang berpotensi bagi kegiatan pengabdian ini karena
untuk mengikuti program pengembangan keterbatasn waktu sehingga tidak dapat
merek terlihat pelaku usaha yang menggali lebih dalam tentang insight
berpotensi melakukan ekspor. Setelah produk dari pihak konsumen, hanya
dilakukan kurasi, dilanjutkan dengan mendapatkannya dari pihak pelaku usaha.
kunjungan ke lokasi usaha untuk Selanjutnya, dilakukan juga proses
pembuktian kesiapan serta kapasitas pengukuran kelayakan usaha melalui
produksi beserta teknologi yang metode bisnis yang dijalankannya.
dipergunakan dalam proses pembuatan Pengukuran ini dilakukan melalui metode
produk usahanya.
53
Indonesian Journal of Social Responsibility (IJSR) Vol. 1, No. 1, (2019), hal. 41-59
wawancara dan validasi laporan keuangan Dari uraian diatas, pada proses kurasi
perusahaan. yang dilakukan, maka berikut ini adalah
Aktivitas pengukuran kelayakan pelaku nama-nama UKM yang dinyatakan layak
usaha untuk direkomendasikan menjadi direkomendasikan untuk pengembangan
peserta program pengembangan merk merek hasil di keenam daerah tersebut dan
dilakukan dengan menggunakan 3 rekomendasi usulan pelaku usaha yang
instrumen ukur berupa kuesioner, yaitu: sebagai calon peserta tindak lanjut
1) Kualitas Kewirausahaan Pelaku Usaha, pengembangan merk, diuraikan seperti
2) Kemampuan Usaha dan Potensi Ekspor, pada tabel 5. Dari 14 UKM yang lolos kurasi,
dan Naca dan Natsepa dianggap layak untuk
3) Potensi Pengembangan Merk. diberikan binaan pengembangan merek dan
memiliki potensi yang tinggi untuk di
ekspor.
54
Indonesian Journal of Social Responsibility (IJSR) Vol. 1, No. 1, (2019), hal. 41-59
Rendah
Keraton,
Cukup Keraton Keraton
Organik
Jogyakarta Sekar Jawi, Sekar
Keraton Jawi,
Tinggi Sekar Jawi
Organik, Organik,
Pawon Pawon.
Rendah
Aruni Aruni
Cukup Aruni Batik
Batik Batik
Pekalonga Batik
Batik Bulan
n Bulan
PT Sari MS
Tinggi PT Sari MS
CV. Radaka
CV.
Aruni Batik
Radaka
(Sumber: Data diolah dari kegiatan PKM)
Dari deskripsi atas hasil pengukuran 1) Duo Mitra Raya; 2) Kahla; 3) Piro
untuk mendapatkan pelaku usaha yang layak Coffe; 4) Krispy Yammy Babeh; 5) PT.
dan diusulkan menjadi kandidat (calon) Sumatera Toba Wangi; dan 6) Hasmilk.
mengikuti program pengembangan merek 4) Kota Yogyakarta (Provinsi DI Yogyakarta),
(lanjutan) secara keseluruhan ada sebanyak sebanyak 4 pelaku usaha, yaitu : 1) The
31 orang pelaku usaha, tersebar masing- Keraton Care; 2) CV Organic Cosmetics
masing: Manufacture (Evolch); 3) Pawon Gendis;
1) Kota Ambon (Provinsi Maluku), sebanyak dan 4) Sekar Jawi.
2 pelaku usaha, yaitu Naca; dan Natsepa. 5) Kota Bandung (Provinsi Jawa Barat),
2) Kota Bandar Lampung (Provinsi sebanyak 10 pelaku usaha, yaitu : 1)
Lampung), sebanyak 5 pelaku usaha, Restu Mande; 2) CV. Healthy Nukita
yaitu, yaitu: UKM MIPI; PT. Indokom Food; 3) CV. Esprecielo; 4) CV. Gemilang
Samudera Persada; Rizki Kopi 49; Dr. Sukses Lestari; 5) PT. Cipta Hasil Makmur
Coffee; dan PT. Indomina Langgeng Pangan; 6) CV. Seribusatu; 7) PT. Karisma
Sejahtera. Bahari Nusantara; 8) Wanoja Coffe; 9) CV
3) Kabupaten Sukabumi (Provinsi Jawa One; dan 10) CV Trianom Agrikultur.
Barat) , sebanyak 6 pelaku usaha, yaitu:
55
Indonesian Journal of Social Responsibility (IJSR) Vol. 1, No. 1, (2019), hal. 41-59
6) Kota Pekalongan (Provinsi Jawa Tengah), Sebaran pelaku usaha yang layak untuk
sebanyak 4 pelaku usaha, yaitu : 1) Batik mengikuti program lanjutan program
Bulan; 2) PT. Sari Melati Sejahtera; 3) CV. pengembangan merk juga dapat dilihat
Batik Ridaka; dan 4) Aruni Batik. dalam Tabel 6.
56
Indonesian Journal of Social Responsibility (IJSR) Vol. 1, No. 1, (2019), hal. 41-59
Parameter
Kualitas Potensi Potensi Pelaku Usaha
Pelaku Usaha Berdasar
Kewirirausahaan Aktivitas Pengembangan Layak
Daerah
Pelaku Usaha Ekspor Merk Rekomendasi
DI Yogyakarta
1. The Keraton Care; C C T direkomendasi
2. CV Organic
Cosmetics T C T direkomendasi
anufacture (Evolch);
3. Pawon Gendis; T C T direkomendasi
4. Sekar Jawi. T T T direkomendasi
Pekalongan
1. Batik Bulan; T C T direkomendasi
2. PT. Sari Melati
C T T direkomendasi
Sejahtera
3. CV. Batik Ridaka; T T T direkomendasi
4. Aruni Batik. C C T direkomendasi
(Sumber: data diolah dari kegiatan PKM)
57
Indonesian Journal of Social Responsibility (IJSR) Vol. 1, No. 1, (2019), hal. 41-59
58
Indonesian Journal of Social Responsibility (IJSR) Vol. 1, No. 1, (2019), hal. 41-59
keterbatasan. Salah satu hal keterbatasan Kapfere, J.N. 2012. The New Strategic Brand
dari laporan ini yaitu desain logo, kemasan, Management: Advanced Insights and
tagline, atau atribut apapun yang melekat Strategic Thinking (New Strategic Brand
pada produk UKM yang menjadi objek Management: Creating & Sustaining
kegiatan ini tidak dapat ditampilkan dalam Brand Equity). London: Kogan Page.
artikel ini. Hal ini terjadi karena rahasia Keller,L.K. 2016. Strategic Brand
pelaku usaha yang tidak mengizinkan untuk Management. Canada: Pearson
dipublikasikan selama atribut baru tersebut International Ed.
belum di patentkan, untuk melindungi hak Kementerian Perdagangan Republik
cipta mereka. Indonesia. Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah (UMKM) dan Usaha Besar
Daftar Pustaka [internet]. [Diakses pada 29 Mei 2019].
Aker, D. A. 2016. Managing Brand Equity. Tersedia pada: www.kemendag.go.id
Canada: Pearson International Ed. Kotler, P. 2016. Marketing Management.
Badan Pusat Statistik. Tabel Perkembangan USA: Pearson Higher Ed.
UMKM pada Periode 1997 -2013 Kotler, P., Amstrong, G. 2017. Principle of
[internet]. [Diakses pada 29 Mei 2019].
Marketing. USA: Pearson Higher Ed.
Tersedia pada: www.bps.go.id
Dodson, I. 2016. The Art Digital Marketig: Mihardja, E. J., Widiastuti, T., Agustini, P. M.,
The Definitive Guide to Creating Adriati, F. 2018. The longest sunset of
Strategic, Targeted and Measurabel the South Sulawesi: coastal resource
Online Campaigns. New-York: Wiley utilization as city branding Pinrang. IOP
Publisher. Conf. Series: Earth and Environmental
Science 216(2018): 1-4.
59
Indonesian Journal of Social Responsibility (IJSR) Vol. 1, No. 1, (2019), hal. 41-59
60