Bagian 4
Bagian 4
Memulai suatu penelitian yaitu didahului oleh pencarian topik penelitian. Topik
penelitian bisa bermacam-macam dan tergantung kepada kearah mana ketertarikan si
peneliti. Topik penelitian bisa didapat dari fenomena alam sekitar, kehidupan sehari-hari
atau malah di sengaja untuk mencarinya, seperti di internet, jurnal-jurnal, buku, riset orang
lain dan lain sebagainya. Di jaman yang bisa dikatakan tanpa batas seperti sekarang ini,
untuk melengkapi informasi dari berbagai sumber tersebut tidaklah begitu sulit.
Semua kegiatan pre riset atau sebelum penelitian dengan mengumpulkan semua
informasi yang dibutuhkan itu adalah langkah awal dalam menyusun suatu rencana
penelitian. Rencana penelitian adalah suatu produk dalam berbagai macam dan bentuk
yang berisi tentang maksud untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Biasanya bentuk dari
rencana penelitian ini dituangkan dalam bentuk proposal. Di dalam prosposal inilah
direncanakan semua tentang peneitian yang akan dikerjakan. Mulai dari tujuan penelitian,
pertanyaan penelitian, metoda yang dipakai dan lain sebagainya. Proposal ini penting
karena akan menjadi panduan bagi peneliti dalam melakukan penelitiannya. Secara garis
besar peneliti tentu secara pasti telah mengetahui tujuan penelitiannya, namun dengan
pembuatan proposal, suatu saat di tengah penelitian peneliti bisa terbantu oleh hal-hal yang
tidak terpikirkan sebelumnya dalam mencapai tujuan yang dimaksud.
Manfaat Riset
Pertanyaan pertama yang muncul adalah apa manfaat riset selain untuk
memperoleh gelar? Pertanyan tersebut dapat dijawab dari dua sisi. Pertama secara
idealistik manfaat penelitian adalah memberikan suatu kesenangan dalam memecahkan
teka-teki, memiliki kepuasan dalam penemuan sesuatu yang baru dimana tidak ada orang
lain yang tahu, memberikan sumbangan yang besar/berharga bagi
kesejahteraa/pengetahuan manusia baik langsuang ataupun tidak langsung. Dan yang
kedua secara realistik antara lain:
Bagi peneliti pemula, penelitian memiliki manfaat sebagai keuntungan secara
praktis yang dapat dinikmati segera, seperti keinginan untuk mendapatkan uang.
Membantu kita untuk mengerti lebih baik tentang apa/sesuatu yang dipelajari. Dari
pemahaman yang dimiliki akan memberikan kesejahteraan rohani karena
terakumulasinya pengetahuan yang diperoleh dari penelitian.
Keahlian riset dan menulis yang dipelajari sekarang akan dapat membantu dalam
pekerjaan kelak (untuk mengumpulkan informasi, menyusunnya dalam bentuk
yang rapi). Kemampuan/keahlian ini sangat mutlak diperlukan dalam era informasi.
Kemampuan/keahlian riset dan menuliskannya tidak kalah penting karena dapat
digunakan oleh orang lain.
Dengan menuliskan dalam bentuk apapun (buku, paper, dll) akan membantu kita
untuk memahami apa yang dikatakan oleh para ahli dan dapat memahami tentang
apa yang kita baca.
Dengan melakukan riset memungkinkan kita melakukan pengalaman pertama
bagaimana pengetahuan itu dibentuk dari jawaban pertanyaan riset.
Pengetahuan baru bergantung dari pertanyaan riset dan apa yang tidak diketahui,
bagaimana pertanyaan itu tidak bergantung pada diri sendiri tetapi juga untuk
kepentingan orang banyak.
Penulisan riset menuntut banyak waktu dan konsentrasi. Menuntut perhatian yang
lebih dibandingkan terhadap perhatian lain yang muncul disaat bersamaan. Penulisan riset
tidak dapat diartikan seperti ‘kecanduan’, karena kecanduan berkonotasi negatif yang
mangakibatkan aktifitas yang lain terlantar. Penulisan disini bermakna hanya meminta
waktu dan konsentrasi lebih untuk menuangkan dalam bentuk tulisan.
1
mempunyai banyak gunung. Tapi kepercayaan orang-orang ini adalah hal yang wajar
karena beberapa ilmuwan telah membuktikannya melalui teropong bintang dan hasilnya
dapat dicetak ke dalam buku dimana pembaca dapat langsung percaya bahwa rupa planet
venus adalah demikian. Cntoh yang lain diantaranya adalah:
Perusahaan telepon melakukan riset bagaimana mengatur directory telepon.
Lembaga survey Indonesia melakukan riset untuk mengetahui kecenderungan
pedapat masyarakat pada pemilihan presiden.
Para pelajar melakukan riset untuk……………….
2
Kedua adalah untuk memahami, ketika kita menyusun dan menyusun kembali hasil
riset kita dalam cara baru, kita melihat hubungan baru dan perbedaan, kerumitan dan
komplikasinya dan akibatnya, jika tidak dilakukan penulisan, maka kita mungkin
kehilangan hal-hal tersebut. Bahkan seandainya pun kita dapat mengingat semua hal yang
kita temukan tetap saja kita membutuhkan bantuan untuk menggarisbawahi alasan-alasan
tentang perbedaan, memplot hubungan-hubungan yang rumit, mensortir ketidaksepakatan
diantara para ahli. Menulis tidak hanya menolong kita untuk memahami apa yang telah kita
pelajari, tetapi juga menolong kita untuk untuk melihat contoh yang lebih lebar artinya dan
lebih signifikan.
Ketiga adalah untuk mendapatkan perspektif, kita melepasan pikiran dari kepala
kita dan dipindahkan ke atas kertas, kita akan melihat hasil pikiran kita lebih terang,
sesuatu yang lebih jelas dan biasanya jauh dari kata-kata sanjungan. Kita memperbaiki
berpikir kita ketika kita mendorong menuliskannya dalam catatan, outlines, ringkasan,
komentar, dan betuk lain dari berpikir pada makalah/kertas. Perlunya kita menulis untuk
menjelaskan fenomena yang terjadi di balik data yang kita peroleh, karena dalam menulis
kita mengungkap ’kenapa’ data yang diperoleh tersebut mempunyai tren atau pola. Contoh:
gafik peningkatan konsentarsi CO2 di atmosfer di bawah ini.
Grafik di atas memperlihatkan bahwa konsentrasi CO2 di atmosfer dari tahun 1960
meningkat tajam hingga tahun 2010. Informasi yang kita peroleh hanya sebatas pola naik
itu saja jika kita tidak menuliskan hasil riset. Sebaliknya jika kita terbiasa menuliskan hasil
riset, maka kita tidak hanya dapat membaca kenaikan konsentrasi CO2 di atmosfer, tetapi
juga bisa menjelaskan kenapa fenomena ini bisa muncul. Kita bisa menjelaskan dari
berbagai sudut pandang, sehingga kita lebih dapat memahami proses terjadinya tren dari
grafik tersebut.
3
Ringkasnya, kita dapat berpikir lebih baik, lebih dapat mengingat, dan melihat lebih
jelas. Makin baik kita menulis makin kritis kita dalam membaca atau penulis yang baik
adalah pembaca yang kritis.
4
lengkap, sebab kita bekerja sama dengan pembaca dalam suatu usaha bersama untuk
menciptakan pengetahuan baru. Secara ringkas : berpikir dalam bentuk tulisan dapat lebih
hati-hati, lebih terjaga, lebih lengkap, lebih menyeluruh, lebih terbiasa dengan perbedaan
pandangan-lebih bertenggang rasa/bijaksana-dibandingkan dengan hampir seluruh cara
berpikir kita yang lain.
Sesuatu yang lebih penting kita kerjakan adalah kita lakukan bersama orang lain.
Dengan begitu kita akan mengetahui apa pendapat orang lain dalam kelompok belajar atau
diskusi dengan buah pikiran kita, kita dapat mendapatkan suatu pengetahuan yang
mungkin diketahui teman belajar/diskusi yang kita tidak tahu dan kita juga bisa
mendapatkan kritik yang diberikan oleh orang lain, ingat bahwa kritikan adalah sebuah
kerjasama yang dapat membangun diri kita menjadi lebih baik. Kita berhubungan dengan
orang lain setiap waktu kita membaca buku menggunakan peralatan penelitian, atau
mengandalkan rumus statistik. Setiap waktu kita berkonsultasi dengan narasumber, kita
bersama dan dengan kebersamaan, memelihara pembicaraan yang mungkin puluhan tahun
dan bahkan ratusan tahun lamanya. Ini mengartikan bahwa kita jangan serta merta menelan
langsung apa yang disampaikan oleh narasumber, bisa saja kita tidak setuju atau
menambahkan dalam penulisan buku tersebut. Lebih baik jika kita juga mengajak kawan
diskusi yang juga membaca buku atupun alat penelitian atau rumus statistic yang sama
sehingga dengan berdiskusi kita dapat lebih memperkaya pengetahuan yang mungkin tidak
kita ketahui.
Daftar Pustaka
Booth, W.C., G.G. Colomb., J.M. Williams., 1995. The Craft of Research. The University
of Chicago. London.
Miharja, Dadang K,. 2004. Metodologi Penelitian Sains Kebumian. Jurusan Oseanografi
FITB. ITB.
http://www.lintasberita.com/Entertainment/Sains/Mengapa_Ilmuwan_Harus_Menulis_Ilmi
ah_Popular