Ipt 2
Ipt 2
Klasifikasi
(Campbell, 2006)
1.2. Diagnosis
Diagnosis Laboratorium
Deteksi Antigen
Antigen campak dapat dideteksi langsung pada sel epitel dalam secret
respirasi dan urine. Antibodi terhadap nucleoprotein bermanfaat karena
merupakan protein virus yang paling banyakditemukanpadasel yang
terinfeksi.
Serologi
Pemastian infeksi campak secara serologis bergantung pada peningkatan
titer antibody empat kali lipat antara serum fase-akut dan fase konvalensi
atau terlihatnya antibody IgM spesifik campak di dalam specimen serum
tunggal yang diambilantara 1 dan 2 minggu setelah awitan ruam. ELISA,
uji HI, dan tes Nt semuanya dapat digunakan untuk mengukur antibody
campak, walaupun ELISA merupakanmetode yang paling praktis.
Bagian utama respons imun ditujukan untuk melawan nucleoprotein
virus. Pasien dengan panen sefalitis sklerosasubakute menunjukan respons
antibody yang berlebihan, dengan titer 10 hingga 100 kali lipat lebih tinggi
dari pada peningkatan titer yang terlihat didalam serum konvalensi yang
khas.
Ruam yang lebih ringan dan gambaran klinis campak termodifikasi oleh gamma
globulin, atau oleh imunitas parsial karena vaksin campak, atau pada bayi dengan
antibody ibu, mungkin sukar untuk dibedakan
PENCEGAHAN
Diet dengan gizi tinggi kalori dan tinggi protein bertujuan untuk
meningkatkan daya tahan tubuh penderita sehingga dapat
mengurangi terjadinya komplikasi campak yakni bronkhitis, otitis
media, pneumonia, ensefalomielitis, abortus, dan miokarditis yang
reversibel.
c)Komplikasi
Suplemen nutrisi.
Antibiotik diberikan apabila terjadi infeksi sekunder.
Anti konvulsan apabila terjadi kejang.
Pemberian vitamin A.Dengan Indikasi rawat inap, jika :
1. Campak disertai komplikasi berat
2. Campak dengan kemongkinan terjadinya komplikasi, yaitu bila
ditemukan:
· Bercak/eksantem merah kehitaman yang menimbulkan deskuamasi
dengan skuama yang lebar dan tebal.
· Suara parau, terutama disertai tanda penyumbatan seperti laryngitis
dan pneumonia.
· Dehidrasi berat.
· Hiperpireksia (suhu tubuh > 39oC)
· Asupan oral sulit
· Kejang dengan kesadaran menurun
· MEP yang berat
d) Campak dengan komplikasi :
-Ensefalopati/ensefalitis
Antibiotika bila diperlukan, antivirus dan lainya sesuai dengan
penderita ensefalitis.
Kortikosteroid, bila diperlukan sesuai dengan penderita ensefalitis.
Kebutuhan jumlah cairan disesuaikan dengan kebutuhan sertakoreksi
terhadap gangguan elektrolit dan gangguan gas darah.
-Bronkopneumonia :
Antibiotika sesuai dengan penderita pneumoniaAntibiotik ampisilin
100 mg/kgBB/hari dalam 4 dosis intravena dikombinasikan dengan
kloramfenikol 75 mg/kgBB/hari intravena dalam 4 dosis sampai gejala
sesak berkurang dan pasien dapat minum obat peroral.
Oksigen nasal atau dengan masker.
Koreksi gangguan keseimbangan asam-basa, gas darah dan elektrolit
Pada kasus campak dengan komplikasi bronkhopneumonia dan gizi
kurang perlu dipantau terhadap adanya infeksi spesifik. Pantau gejala
klinis serta lakukan uji Tuberkulin setelah 1-3 bulan penyembuhan.
-Enteritis
Koreksi dehidrasi sesuai derajat dehidrasi. Pemberian cairani ntravena
dapat dipertimbangkan apabila terdapat enteritis dengan dehidarsi.
-Otitis media
Diberikan antibiotik kortimoksazol-sulfametokzasol (TMP
4mg/kgBB/hari dibagi dalam 2 dosis)
Pantau keadaan gizi untuk gizi kurang atau buruk.
Prognosis baik pada anak dengan keadaan umum yang baik, tetapi
prognosis buruk
bilakeadaan umum buruk, anak yang sedang menderita penyakit kronis ata
u bila ada komplikasi.Angka kematian kasus di Amerika Serikat telah
menurun pada tahun-tahun ini sampai tingkatrendah pada semua kelompok
umur, terutama karena keadaan sosioekonomi membaik.Campak bila
dimasukkan pada populasi yang sangat rentan, akibatnya
bencana.Kejadian demikian di pulau Faroe pada tahun 1846
mengakibatkan kematiansekitar seperempat, hampir 2000 dari populasi
total tanpa memandang umur