Anda di halaman 1dari 20

MENGGAMBARKAN KETERKAITAN

MATA PELAJARAN PKN DAN IPS DI SD


DENGAN MATA PELAJARAN LAINNYA
(MODUL III)

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 2 PADA MODUL III :
1. LISTIAN UTAMA : 855718586
2. UTVI EMILIA ARFINA : 855717348
3. DEVI SUSANTI : 855726956

PROGRAM STUDI S1 PGSD


SALUT PESAWARAN INDAH
UBPJJ UT BANDAR LAMPUNG
UNIVERSITAS TERBUKA
2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga makalah ini dapat
tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih terhadap bantuan dari
pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi pembaca umumnya dan mahasiswa Universitas Terbuka Prodi PGSD khususnya.. Bahkan kami
berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Penyusun

2
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ..................................................................... 1


BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... 4
A. Latar belakang masalah ..................................................................... 4
B. Rumusan masalah ..................................................................... 4
C. Tujuan penulisan ..................................................................... 4
D. Manfaat penulisan ..................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN .................................................................... 6


A. Latar belakang adanya Kewarganegaran ............................................. 6
B. Tujuan utama Pendidikan Kewarganegaraan ...................................... 6
C. Pengertian Kewarganegaraan dan Pendidikan Kewarganegaraan ...... 7
D. Gambaran Umum Dan Karakteristik PKn dengan IPS dan
Mata Pelajaran Lainnya ................................................................... 8
E. Keterkaitan Pendidikan Kewarganegaraan dengan IPS ..................... 8
F. Hubungan mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Dengan Mata
Pelajaran Lainnya .................................................................. 10

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN .............................................. 17


A. Kesimpulan .................................................................. 17
B. Saran .................................................................. 17

DAFTAR PUSTAKA .................................................................. 18

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan Kewarganegaraan dengan IPS dan mata pelajaran lain
memiliki keterkaitan. Dengan memahami hal tersebut,maka para guru SD dapat
lebih memperluas wawasan siswa SD tentang keterkaitan kedua mata pelajaran
tersebut atau bahkan hubungannya dengan mata pelajaran lainnya. Hal itu
dimungkinkan karena Pendidikan Kewarganegaraan dan IPS berasal dari satu
rumpun yaitu mengenai ilmu-ilmu sosial.
Agar memahami keterkaitan antara Pendidikan Kewarganegaraan dengan
matapelajaran lainnya maka perlu diketahui terlebih dahulu mengenai hakikat
dan karakteristik Pendidikan Ke warganegaraan begitu juga dengan kegiatan
pembelajaran terpadu yang dapat diterapkan pada Pendidikan
Kewarganegaraan. Kemudian, setelah mengetahui kedua hal tersebut, maka
diperlukan juga pengetahuan tentang model pembelajaran yang tepat agar guru
dapat menghubungkan antara bidang studi Pendidikan Kewarganegaraan
dengan Mata Pelajaran lainnya dengan tepat sehingga siswa mudah dalam
mempelajari konsep-konsep yang ada di berbagai mata pelajaran.

B. Rumusan Masalah
Beberapa masalah yang akan dibahas dalam makalah ini, yaitu sebagai berikut:
1. Apa yang menjadi latar belakang di adakannya Kewarganegaraan?
2. Apa tujuan utama Pendidikan Kewarganegaraan?
3. Bagaimana keterkaitan Pendidikan Kewarganegaraan dengan IPS dan mata pelajaran lainnya?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui latar belakang di adakannya Kewarganegaran
2. Untuk mengetahui tujuan utama Pendidikan Kewarganegaraan
3. Untuk mengetahui bagaimana keterkaitan Pendidikan Kewarganegaraan dengan IPS dan mata
pelajaran lainnya

D. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini yaitu sebagai salah satu
4
acuan dalam memahami dan menghubungkan antara bidang studi Pendidikan
Kewarganegaraan dengan bidang studi IPS dan lainnya dalam kegiatan
pembelajaran

5
BAB II
 PEMBAHASAN

A. Latar Belakang adanya Kewarganegaraan

Latar Belakang diadakannya kewarganegaraan adalah bahwa semangat perjuangan


bangsa yang merupakan kekuatan mental spiritual telah melahirkan kekuatan yang luar biasa
dalam masa perjuangan fisik, sedangkan dalam menghadapi globalisasi untuk mengisi
kemerdekaan kita memerlukan perjuangan nono fisik sesuai dengan bidang profesi masing2.
Perjuangan ini dilandasi oleh nilai2 perjuangan bangsa sehingga kita tetap memiliki wawasan
dan kesadaran bernegara, sikap dan prilaku yang cinta tanah air dan mengutamakan persatuan
serta kesatuan bangsa dalam rangka bela negara demi tetap utuh dan tegaknya NKRI.
Kompetensi/kemampuan yang diharapkan dari Pendidikan Kewarganegaraan adalah :
Bahwa dengan pendidikan kewarganegaraan dimaksudkan agar kita memiliki wawasan
kesadaran bernegarauntuk bela negara dan memiliki pola pikir, pola sikap dan prilaku sebagai
pola tindak yg cinta tanah air berdasarkan Pancasila, semua itu diperlukan demi tetap utuh &
tegaknya NKRI.

B. Tujuan Utama Pendidikan Kewarganegaraan

Untuk menumbuhkan wawasan dan kesadaran bernegara, sikap serta perilaku cinta tanah
air dan bersendikan kebudayaan, wawasan nusantara serta ketahanan nasional dalam diri para
mahasiswa sebagai calon sarjana yang sedang mengkaji dan akan menguasai IPTEK dan Seni.

1) Bangsa adalah Orang-orang yang memiliki kesamaan asal keturunan, adat istiadat,
bahasa dan sejarah serta berpemerintahan sendiri.
2) Bangsa adalah Kumpulan manusia yang terikat karena kesatuan bahasa & wilayah
tertentu di muka bumi. Bangsa Indonesia adalah sekelompok manusia yg mempunyai
kepentingan yg sama & menyatakan dirinya sebagai satu bangsa serta berproses dalam
satu wilayah yg disebut nusantara Indonesia.
3) Negara adalah Suatu organisasi dari sekelompok manusia yang bersama-sama mendiami
satu wilayah tertentu dan mengakui adanya satu pemerintahan yang mengurus tata tertib
serta keselamatan sekelompok atau beberapa kelompok manusia tersebut.
4) Negara adalah Satu perserikatan yang melaksanakan satu pemerintahan melalui hukum
yang mengikat masyarakat dengan kekuasaan untuk memaksa untuk ketertiban sosial.
5) Proses bangsa yang bernegara adalah memberikan gambaran tentang terbentuknya
bangsa dimana kelompok manusia didalamnya bagian dari bangsa, negara merupakan

6
organisasi yg mewadahi bangsa trsbut berdasarkan pentingnya keberadaan negara sehingga
tumbuhlah kesadaran utk mempertahankan keutuhan negara melalui upaya bela negara.
upaya ini dapat terlaksana dngan baik apabila tercipta pola pikir,pola sikap & tindak
perilaku bangsa yg berbudaya yang memotivasi keinginan untuk membela negara.

C. Pengertian Kewarganegaraan dan Pendidikan Kewarganegaraan


1. Pengertian
 Kewarganegaraan Istilah kewarganegaraan memiliki arti keanggotaan yang
menunjukkan hubungan atau ikatan antara negara dan warga negara.
Kewarganegaraan diartikan segala jenis hubungan dengan suatu negara yang
mengakibatkan adanya kewajiban negara itu untuk melindungi orang yang
bersangkutan.
Adapun menurut Undang-Undang Kewarganegaraan Republik
Indonesia, kewarganegaraan adalah segala ikhwal yang berhubungan dengan
Negara. Pengertian kewarganegaraan dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai
berikut :
a. Kewarganegaraan dalam arti yuridis dan sosiologis
Kewarganegaraan dalam arti yuridis ditandai dengan adanya ikatan hukum
anatara orang-orang dengan negara. Kewarganegaraan dalam arti sosiologis, tidak
ditandai dengan ikatan hukum, tetapi ikatan emosionak, seperti ikartan perasaan,
ikatan keturunan, ikatan nasib, ikatan sejarah, dan ikatan tanah air.
b. Kewarganegaraan dalam arti formil dan materil.
 Kewarganegaraan dalam arti formil menunjukkan pada tempat kewarganegaraan. Dalam
sistematika hukum, masalah kewarganegaraan berada pada hukum publik.
Kewarganegaraan dalam arti materil menunjukkan pada akibat hukum dari status
kewarganegaraan, yaitu adanya hak dan kewajiban warga negara.
 Pendidikan Kewarganegaraan Hakikat pendidikan kewarganegaraan adalah upaya sadar
dan terencana untuk mencerdaskan kehidupan bangsa bagi warga negara dengan
menumbuhkan jati diri dan moral bangsa sebagai landasan pelaksanaan hak dan
kewajiban dalam bela negara, demi kelangsungan kehidupan dan kejayaan bangsa dan
negara. Tujuan pendidikan kewarganegaraan adalah mewujudkan warga negara sadar bela
negara berlandaskan pemahaman politik kebangsaan, dan kepekaan mengembangkan jati
diri dan moral bangsa. Standar isi pendidikan kewarganegaraan adalah pengembangan :
1) Nilai-nilai cinta tanah air;
2) Kesadaran berbangsa dan bernegara;
7
3) Keyakinan terhadap Pancasila sebagai ideologi negara;
4) Nilai-nilai demokrasi, hak asasi manusia dan lingkungan hidup;
5) Kerelaan berkorban untuk masyarakat, bangsa, dan negara, serta
6) Kemampuan awal bela negara.

Pengembangan standar isi pendidikan kewarganegaraan sebagaimana dimaksud pada


ayat (1) dijabarkan dalam rambu-rambu materi pendidikan kewarganegaraan. Rambu-rambu
materi pendidikan kewarganegaraan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) meliputi materi dan
kegiatan bersifat fisik dan nonfisik. Pengembangan rambu-rambu materi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur dengan Peraturan Menteri sesuai lingkup
penyelenggara pendidikan kewarganegaraan.

D. Gambaran Umum Dan Karakteristik PKn dengan IPS dan Mata Pelajaran
Lainnya
Pendidikan kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang
memfokuskan pada pembentukan diri yang beragam dari segi agama, sosio-
kultural, bahasa, usia, dan suku bangsa untuk menjadi warga negara indonesia
yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang dilandasi oleh pancasila dan UUD
1945. Tujuan pendidikan kewarganegaraan secara umum adalah :
1. Memberikan pengertian, pengetahuan, dan pemahaman tentang pancasila.
2. Membentuk pola fikir yang sesuai dengan pancasila.
3. Menanamkan nilai-nilai moral pancasila ke peserta didik.
4. Menggugah kesadaran anak didik sebagai warga negara dan warga
masyarakat Indonesia untuk selalu mempertahankan dan melestarikan nilai-
nilai moral pancasila untuk menghadapi arus globalisasi.
5. Memberi motivasi agar berperilaku sesuai dengan nilai, moral, dan norma
pancasila.
E. Keterkaitan Pendidikan Kewarganegaraan dengan IPS
Keterkaitan PKn dengan IPS sangat kuat. Hal ini dikarenakan sebelum
menjadi Bidang Studi Pendidikan Kewarganegaraan yang menurut Kurikulum
tahun 1994 diberi nama Bidang Studi Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan (sebagai upaya mewujudkan pesan UU sistem Pendidikan
Nasional No. 2 Tahun 1989 khususnya Pasal 39 Ayat (2) dan (3)), Bidang studi
Pendidikan Kewarganegaraan adalah bagian dari bidang studi IPS. Bidang studi
IPS mencakup aspek Geografi, Ekonomi, dan Sejarah, Pancasila serta UUD
1945 yang menyangkut warga negara serta pemerintahan. Kemudian terjadi
8
pemisahan menjadi bidang studi IPS yang mencakup aspek Geografi, Ekonomi,
dan Sejarah.
v  Pembelajaran Terpadu
            Pembelajaran terpadu dikembangkan selain untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan, diharapkan siswa juga dapat: (1)
Meningkatkan pemahaman konsep yang dipelajarinya secara lebih
bermakna; (2) Mengembangkan keterampilan menemukan, mengolah, dan
memanfaatkan informasi; (3) Menumbuhkembangkan sikap positif,
kebiasaan baik, dan nilai-nilai luhur yang diperlukan dalam kehidupan; (4)
Menumbuhkembangkan keterampilan sosial seperti kerja sama, toleransi,
komunikasi, serta menghargai pendapat orang lain; (5) Meningkatkan minat
dalam belajar; dan (6) Memilih kegiatan yang sesuai dengan minat dan
kebutuhannya.
v  Karakteristik Pembelajaran Terpadu
            Menurut Depdikbud (1996:3), pembelajaran terpadu sebagai suatu
proses mempunyai beberapa karakteristik atau ciri-ciri yaitu: holistik,
bermakna, otentik, dan aktif.
1) Holistik
Suatu gejala atau fenomena yang menjadi pusat perhatian dalam
pembelajaran terpadu diamati dan dikaji dari beberapa bidang kajian
sekaligus, tidak dari sudut pandang yang terkotak-kotak. Pembelajaran
terpadu memungkinkann siswa untuk memahami suatu fenomena dari
segala sisi. Pada gilirannya nanti, hal ini akan membuat siswa lebih arif dan
bijak di dalam menyikapi atau mengahdapi kejadian yang ada di depan
mereka.
2) Bermakna
Pengkajian suatu fenomena dari berbagai aspek seperti yang dijelaskan
di atas, memungkinkan terbentuknya semacam jalinan antar konsep-konsep
yang berhubungan yang disebut skemata. Hal ini akan berdampak pada
kebermaknaan dari materi yang dipelajari. Rujukan yang nyata dari semua
konsep yang diperoleh dan keterkaitannya dengan konsep-konsep lainnya
akan menambah kebermaknaan konsep yang dipelajari. Selanjutnya, hal ini
akan mengakibatkan pembelajaran yang fungsional. Siswa mampu
menerapkan perolehan belajarnya untuk memecahkan masalah-masalah
yang muncul dalam kehidupannya.
9
3) Otentik
Pembelajaran terpadu memungkinkan  siswa memahami secara langsung
prinsip dan konsep yang ingin dipelajarinya melalui kegiatan belajar secara
langsung. Mereka memahami dari hasil belajarnya sendiri, bukan sekedar
pemberitahuan guru. Informasi dan pengetahuan yang diperoleh sifatya
lebih otentik. Misalnya, hukum pemantulan cahaya diperoleh siswa melalui
eksperimen. Guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator, sedangkan
siswa bertindak sebagai aktor pencari informasi dan pemberitahuan.
4) Aktif
Pembelajaran terpadu menekankan keaktifan siswa dalam pembelajaran,
baik secara fisik, mental, intelektual, maupun emosional guna tercapainya
hasil belajar yang optimal dengan mempertimbangkan hasrat, minat dan
kemampuan siswa sehingga mereka termotivasi untuk terus-menerus
belajar. Dengan demikaian, pembelajaran terpadu bukan hanya sekedar
merancang aktivitas-aktivitas dari masing-masing mata pelajaran yang
saling terkait. Pembelajaran terpadu bisa saja dikembangkan dari suatu tema
yang disepakati bersama dengan melirik aspek-aspek kurikulum yang bisa
dipelajari secara bersama melalui pengembangan tema tersebut.

F. Hubungan mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Dengan Mata


Pelajaran Lainnya.
Pendidikan kewarganegaraan (PKN) merupakan program pendidikan
yang memiliki misi untuk mengembangkan  nilai luhur dan moral yang berakar
pada budaya dan keyakinan bangsa indonesia yang memungkinkan dapat
diwujudkan dalam perilaku dalam kehidupan sehari-hari.
Mata pelajaran PKn merupakan mata pelajaran yang bersifat
interdisipliner terutama disiplin ilmu hukum, politik, dan filsafat moral. Sifat
interdisipliner ini menjadikan PKn jelas batang keilmuannya (body of
knowledge).
Dalam paradigma PKn sekarang dikenal tiga komponen yang saling
berkaitan. Menurut Udin Saripuddin Winataputra, ada tiga komponen tersebut
adalah sebagaimana uraian berikut ini.
1. Komponen pengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge) berupa materi
pelajaran PKn yang harus dicapai peserta didik.

10
2. Komponen keterampilan kewarganegaraan (civic skills) berupa kemampuan
bersifat partisipatoris dan kemampuan intelektual.
3. Komponen watak/karakter kewarganegaraan (civic dispositions) seperti
bertanggung jawab secara moral; disiplin; rasa hormat terhadap nilai dan
martabat kemanusiaan; rasa hormat terhadap peraturan (hukum); mau
mendengarkan, bernegosiasi dan berkompromi untuk mencapai kebaikan
publik; dan menjunjung tinggi kebenaran dan keadilan.
v  Hubungan Pendidikan Kewarganegaraan terhadap ilmu sosial lainnya
1. Hubungan PKn dengan ilmu politik
Pendidikan kewarganegaraan merupakan praktik dari ilmu
kewarganegaraan, sedangkan ilmu kewarganegaraan adalah bagian dari
ilmu politik. Seperti yang dikemukakan oleh checter van yakni bagian
dari ilmu poltik akan membahas tentang hak dan kewajiban warga
negara terdapat di civics/ilmu kewarganegaraan. Jadi dapat disimpulkan
bahwa pendidikan kewarganegaraan mengandung praktik-praktik yang
diturunkan ilmu politik. Sesuai dengan tujuan PKn yaitu menjadikan
warganegara yang baik. Maka kita harus memahami teori tentang
demokrasi politik yang meliputi konstitusi, parpol pemilu dan semuan
hal itu merupakan adopsi dari ilmu politik. Dengan memahami teori ilmu
politik maka warga negara mempunyai pengetahuan tentang kenegaraan
melalui praktis dari pendidikan kewarganegaraan maka warga negara
dapat melaksanakan kewajibannya dan mengetahui hak yang harus
diterimanya sebagai warga negaa yang baik.
2. Pendidikan kewarganegaraan dengan sosiologi
Sosiologi merupakan ilmu tentang masyarakat. Yang mana yang
dibahas tidak hanya keteraturan dalam msyarakat tetapi juga
penyimpangan sosial. Salah satu penyebab terjadi penyimpangan sosial
yaitu kekurangpahaman masyarakat terhadap hak dan kewajibannya
sebagai warga negara. Contoh kasus keterkaitan sosiologi dengan
pendidikan kewarganegaraan, dalam sebuah desa mempunyai kendala
dalam aksesbilitas. Seperti kurang memadainya jalan raya untuk
masyarakat desa untuk keluar dari desa dalam rangka memenuhi
kebutuhan, seperti berjualan, melanjutkan pendidikan, dan membeli
kebutuhan rumah tangga yang tidak disediakan desa. Namun hal tersebut
terkendala sehingga menimbulkan ketergangguan pola kehidupan
11
masyarakat, terjadinya konflik antar masyarakat dan meresahkan kondisi
desa. Bagi masyarakat yang paham dengan haknya sebagai warganegara
maka mereka akan menuntutnya sesuai prosedur tanpa harus meresahkan
kampungnya sendiri. Kemudan jika mereka memahami tentang
kewajiban sebagai warga negara maka mereka akan berusaha memenuhi
kewajibannya seperti pajak supaya pemerintah dapat membangun sarana
umum seperti yang diinginkan dan mengelola sumberdaya ala dengan
baik. Jadi pendidikan kewarganegaraan dapat menjad solusi
permasalahan di masyarakat. Sama-sama mengkaji masyarakat / warga
negara.
3. Pendidikan kewarganegaraan dengan ilmu sejarah
Dalam mempelajari sejarah terdapat latar belakang mempelajari
pendidikan kewarganegaraan, proses dan alasannya pendidikan
kewarganegaraan dipelajari. Kemudian dengan pada ilmu sejarah dapat
diketahui mengapa perlunya pendidikan yang bertujuan menjadikan
warga negara yang baik. Semua itu didasari oleh sejarah/peristiwa yang
terjadi diwaktu yang lalu. Dengan mempelajari sejarah kita dapat
mengetahui kekurangan apa yang akan terdapat pada era dulu dan
diperbaiki pada masa sekarang sehingga terdapat perbaikan-perbaikan
dari waktu ke waktu.  Dengan mempelajari sejarah dapat ditemukan hal
positif yang dapat dipertahankan untuk tercapanya tujuan PKn saat ini
atau kedepannya
v  Hubungan Pendidikan Kewarganegaraan terhadap Agama Islam
Mengacu pada Undang-Undang Dasar 1945 pasal 29 ayat 2 yang
menyebutkan bahwa “Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk
untuk memeluk agamanya masing- masing dan beribadat menurut
agamanya dan kepercayaannya itu”. Menunjukkan bahwa penduduk
Indonesia menganut agamanya masing-masing, dalam arti penduduk
Indonesia beragama dan ber-Ketuhanan Yang Maha Esa. Secara umum
Pendidikan Agama Islam ajaran-ajaran dasar yang terdapat dalam Agama
Islam. Ajaran-ajaran tersebut terdapat dalam Al-Quran dan Al-Hadis yang
tertuang dalam tiga kerangka dasar ajaran Islam, yaitu akidah, syariah dan
akhlak. Akidah merupakan penjabaran dari konsep iman; syariah
merupakan penjabaran dari konsep Islam dan akhlak merupakan
penjabaran dari konsep ihsan. Dari ketiga prinsip dasar itulah
12
berkembang berbagai kajian ke-Islaman, termasuk kajian yang terkait
dengan ilmu teknologi. Pendidikan Agama Islam tidak hanya mengantarkan
peserta didik untuk menguasai berbagai ajaran Islam, tetapi yang
terpenting adalah bagaimana peserta didik dapat mengamalkan ajaran-
ajaran itu dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan Agama Islam juga
menekankan keutuhan dan keterpaduan antara ranah kognitif, psikomotor
dan a fektifnya.Tujuan diberikannya Pendidikan Agama Islam adalah
untuk membentuk peserta didik yang beriman dan bertaqwa kepada Allah
SWT, memiliki pengetahuan yang luas tentang Islam dan berakhalkul
karimah. Oleh karena itu semua bidang hendaknya seiring dan sejalan
dengan tujuan yang ingin dicapai oleh Pendidikan Agama Islam.
Mengenai tujuan akhir dari Pendidikan Agama Islam. Tujuan inilah yang
sebenarnya merupakan misi utama diutusnya Nabi Muhammad SAW.
Dengan demikian, pendidikan akhlak adalah jiwa dari Pendidikan Agama
Islam. Sejalan dengan ini maka semua bidang pendidikan yang diajarkan
haruslah mengandung muatan pendidikan akhlak dan setiap guru
haruslah memperhatikan akhlak atau tingkah laku peserta didiknya baik
terhadap Allah, yang diwujudkan dalam bentuk ibadah maupun terhadap
alam seisi-NYA termasuk manusia sebagai interaksi sosial yang
diwujudkan dalam bentuk muamalah.
Lebih jauh, akhlak bukan saja berfungsi sebagai pengendali diri
secara pribadi, tetapi juga sebagai standar untuk tinggi rendahnya suatu
peradaban manusia. Salah seorang penyair arab Syaqqy Bey mengemukakan
: “Kelestarian suatu bangsa tergantung pada akhlaknya, jika akhlaknya
runtuh, runtuh pula bangsa itu ” (M.K. Chisbullah:24). Sejalan dengan itu,
pendidikan yang mengarah pada budi pekerti atau akhlak di Indonesia
adalah Pendidikan Kewarganegaraan sebagai pendidikan yang mempunyai
peranan penting dalam membentuk warga negara yang baik sesuai dengan
falsafah bangsa dan konstitusi negara Republik Indonesia. Secara garis
besar Kewarganegaraan terdiri dari dimensi pengetahuan kewarganegaraan
(civics knowledge) yang mencakup bidang politik, hukum dan moral,
dimensi ketrampilan kewarganegaraan (civics skills) meliputi ketrampilan,
partisipasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, dimensi nilai-nilai
kewarganegaraan (civics values) mencakup antara lain percaya diri,
komitmen, penguasaan atas nilai religius , norma dan moral luhur, nilai
13
keadilan, demokratis, toleransi, kebebasan individual, kebebasan berbicara,
kebebasan pers, kebebasan berserikat dan berkumpul dan perlindungan
terhadap minoritas. Mata pelajaran Kewarganegaraan merupakan bidang
kajian interdisipliner, artinya materi keilmuan kewarganegaraan dijabarkan
dari beberapa disiplin ilmu antara lain ilmu politik, ilmu negara, ilmu tata
negara, hukum sejarah, ekonomi, moral dan filsafat (Depdiknas, 2003:2).
Pendidikan agama dan pendidikan moral mendapatkan tempat yang
wajar dan leluasa dalam sistem pendidikan nasional Indonesia. Undang-
undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab IX
pasal 39 butir 2 misalnya mengatakan bahwa isi kurikulum setiap jenis, jalur
dan jenjang pendidikan wajib memuat pendidikan Pancasila, pendidikan
agama dan pendidikan kewarganegaraan. Pendidikan agama biasanya
diartikan pendidikan yang materi bahasanya berkaitan dengan keimanan,
ketakwaan, akhlak dan ibadah kepada Tuhan. Dengan demikian pendidikan
agama berkaitan dengan pembinaan mental-spiritual yang selanjutnya dapat
mendasari tingkah laku manusia dalam berbagai bidang kehidupan.
Pendidikan agama tidak terlepas dari upaya menanamkan nilai-nilai serta
unsur agama pada jiwa seseorang. Unsur-unsur agama tersebut secara
umum ada empat. Keyakinan atau kepercayaan terhadap adanya Tuhan atau
kekuatan gaib tempat berlindung dan memohon pertolongan; Melakukan
hubungan yang sebiknya-baiknya dengan tuhan guna mencapain
kesejahteraan hidup didunia dan akherat; Mecintai dan melaksanakan
perintah Tuhan, serta menjauhi larangan-Nya, dengan jalan beribadah yang
setulus-tulusnya,dan meninggalkan segala yang diizinkan-Nya; Meyakini
adanya hal-hal yang dianggap suci dan sakral, seperti kitab suci, tempat
ibadah dan sebagainya. Adapun moral ialah kelakuan yang sesuai dengan
ukuran-ukuran (nilai-nilai) masyarakat, yang disertai pula oleh rasa
tanggung jawab atas kelakuan (tindakan) tersebut. Tindakan itu haruslah
mendahulukan kepentingan umum daripada kepentingan atau keinginan
pribadi.
Dengan memperhatikan visi dan misi Pendidikan Kewarganegaraan
yaitu membentuk warga negara yang baik, maka selain mencakup dimensi
pengetahuan, karakteristik pendidikan Kewarganegaraan ditandai dengan
memberi penekanan pada dimensi sikap dan ketrampilan civics.

14
Jadi pertama-tama seorang warga negara perlu memahami dan
menguasai pengetahuan yang lengkap tentang konsep dan prinsip-
prinsip politik, hukum dan moral civics. Setelahmenguasai pengetahuan,
selanjutnya seorang warga Negara diharapkan memiliki sikap dan karakter
sebagai warga negara yang baik dan memiliki ketrampilan kewarganegaraan
dalam bentuk ketrampilan berpartisipasi dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara, ketrampilan menentukan posisi diri, serta kecakapan hidup (life
skills). Pendidikan Kewarganegaraann bertujuan antara lain yaitu : “
Menanamkan nilai-nilai pancasila dan pola berpikir yang sesuai dengan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, sehingga tumbuh keyakinan
motivasi dan kehendak untuk senantiasa sesuai dengan nilai-nilai atau
norma Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 ” (Bambang Daroeso,
1989:52).
Orientasi kedua pendidikan tersebut adalah membentuk warga
Negara yang baik dan memiliki akhlak mulia. Hal ini dapat dilihat dari
dimensi nilai-nilai kewarganegaraan (civics value) yang mencakup
penguasaan atas nilai religius,norma dan moral luhur dan mengamalkan
ajaran-ajaran tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Jadi intinya adalah bahwa hubungan pendidikan kewarganegaraan
dengan pendidikan agama islam adalah bahwa pendidikan kewarnegaraan
yang disebut pendidikan yang interdisipliner dimana didalam pendidikan
kewarganegaraan terdapat unsure-unsur yang yang terkandung dalam
pendidikan agama. Begitu sebaliknya dengan pendidikan agama islam juga
ada nilai-nilai dan unsure-unsur yang terkandung dalam pendidikan
kewarganegaraan. Jadi hubungannya sangat erat.
Jadi pertama-tama seorang warga negara perlu memahami dan
menguasai pengetahuan yang lengkap tentang konsep dan prinsip-
prinsip politik, hukum dan moral civics. Setelahmenguasai pengetahuan,
selanjutnya seorang warga Negara diharapkan memiliki sikap dan karakter
sebagai warga negara yang baik dan memiliki ketrampilan kewarganegaraan
dalam bentuk ketrampilan berpartisipasi dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara, ketrampilan menentukan posisi diri, serta kecakapan hidup (life
skills). Pendidikan Kewarganegaraann bertujuan antara lain yaitu : “
Menanamkan nilai-nilai pancasila dan pola berpikir yang sesuai dengan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, sehingga tumbuh keyakinan
15
motivasi dan kehendak untuk senantiasa sesuai dengan nilai-nilai atau
norma Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 ” (Bambang Daroeso,
1989:52).
Orientasi keduai pendidikan tersebut adalah membentuk warga
Negara yang baik dan memiliki akhlak mulia. Hal ini dapat dilihat dari
dimensi nilai-nilai kewarganegaraan (civics value) yang mencakup
penguasaan atas nilai religius,norma dan moral luhur dan mengamalkan
ajaran-ajaran tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

16
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan materi diatas, Penulis menyimpulkan sebagai berikut :
Mata pelajaran PKn merupakan mata pelajaran yang bersifat interdisipliner
terutama disiplin ilmu hukum, politik, dan filsafat moral. Sifat interdisipliner ini
menjadikan PKn jelas batang keilmuannya (body of knowledge).
Dalam paradigma PKn sekarang dikenal tiga komponen yang saling berkaitan.
Menurut Udin Saripuddin Winataputra, ada tiga komponen tersebut adalah sebagaimana
uraian berikut ini.
4. Komponen pengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge) berupa
materi pelajaran PKn yang harus dicapai peserta didik.
5. Komponen keterampilan kewarganegaraan (civic skills) berupa
kemampuan bersifat partisipatoris dan kemampuan intelektual.
6. Komponen watak/karakter kewarganegaraan (civic dispositions) seperti
bertanggung jawab secara moral; disiplin; rasa hormat terhadap nilai dan
martabat kemanusiaan; rasa hormat terhadap peraturan (hukum); mau
mendengarkan, bernegosiasi dan berkompromi untuk mencapai
kebaikan publik; dan menjunjung tinggi kebenaran dan keadilan.
B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini banyak sekali kekurangan, Untuk itu
penulis sangat berharap dan menerima kritik dan saran dari para pembaca untuk
menyempurnakan penulisan makalah yang akan datang. Selanjutnya penulis berharap
makalah ini dapat bermanfaat sebagai bahan referensi mahasiswa untuk menunjang
pembelajaran PKn di SD.

17
DAFTAR PUSTAKA

Sulfemi, Wahyu Bagja & Desmiati, Z. (2018). Model Pembelajaran Missouri


Mathematics Project Berbantu Media Relief Experience dalam
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Pendas Mahakam: Jurnal Pendidikan
Dasar, 3(3), 232- 245
Sulfemi, Wahyu Bagja. (2018). Pengaruh Disiplin Ibadah Sholat, Lingkungan
Sekolah, dan Intelegensi Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Mata
Pelajaran Pendidikan Agama Islam. Edukasi: Jurnal Penelitian Pendidikan
Agama dan Keagamaan. 16 (2), 166-178.

Sulfemi, Wahyu Bagja, & Nurhasanah. (2018). Penggunaan Metode Demontrasi


Dan Media Audio Visual Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Peserta
Didik Mata Pelajaran IPS. Pendas Mahakam: Jurnal Pendidikan Dasar,
3(2), 151-158.
Sulfemi, Wahyu Bagja dan Setianingsih. (2018), Penggunaan Tames Games
Tournament (TGT) Dengan Media Kartu Dalam Meningkatkan Hasil
Belajar. Journal of Komodo Science Education (JKSE), 1 (1), 1-14

Sulfemi, Wahyu Bagja., & Yuliana, D. (2019). Penerapan Model Pembelajaran


Discovery Learning Meningkatkan Motivasi Dan Hasil Belajar Pendidikan
Kewarganegaraan. Jurnal Rontal Keilmuan Pancasila dan
Kewarganegaraan, 5(1), 17-30.

Sulfemi, Wahyu Bagja, dan Mayasari, Nova. (2019). Peranan Model Pembelajaran
Value Clarification Technique Berbantuan Media Audio Visual Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar IPS. Jurnal Pendidikan 20 (1), 53-68
Sulfemi, Wahyu Bagja.(2019). Bergaul Tanpa Harus Menyakiti. Bogor : Visi
Nusantara Maju.

Sulfemi, Wahyu Bagja. (2019). Menanggulangi Prilaku Bullying Di Sekolah. Bogor :


Visi Nusantara Maju.

Sulfemi, Wahyu Bagja dan Yuliani, Nunung. (2019). Model Pembelajaran


Contextual Teaching And Learning (CTL) Berbantu Media Miniatur
Lingkungan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS. Edunomic : Jurnal

18
Ilmiah Pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan. 7 (
2) . 73-84.

PERTANYAAN

A. Pilihan Ganda
1. Keanggotaan yang menunjukkan hubungan atau ikatan antara negara dan
warga negara adalah arti dari ..........
a. Warga negara c. Kewargaan negara
b. Kewarganegaraan d. Berwarga negara
2. Mewujudkan warga negara sadar bela negara berlandaskan pemahaman
politik kebangsaan, dan kepekaan mengembangkan jati diri dan moral
bangsa, adalah isi dari ..........
a. Fungsi Pendidikan d. Tujuan pendidikan
kewarganegaraan
b. Fungsi Warga Negara e. Hakikat kewarganegaraan
3. Tujuan pendidikan kewarganegaraan secara umum, Kecuali............
a. Memberikan pengertian, pengetahuan, dan pemahaman tentang pancasila.
b. Membentuk pola fikir yang sesuai dengan pancasila.
c. Menanamkan nilai-nilai moral pancasila ke peserta didik.
d. Membeda – bedakan antar suatu golongan dengan golongan lainnya
4. Kelakuan yang sesuai dengan ukuran-ukuran (nilai-nilai) masyarakat, yang
disertai pula oleh rasa tanggung jawab atas kelakuan (tindakan)
disebut............
a. Adab c. Moral
b. Kebiasaan d. Budaya
5. pembelajaran terpadu sebagai suatu proses mempunyai beberapa karakteristik
atau ciri-ciri yaitu......
a. Holistik, bermakna, otentik, dan aktif
b. Karakteristik, aktif, Kreatif, dan Profesional
c. Pasif, berkarakter, inovatif, dan energik
d. Perspektif, Kreatif, Aktif, dan Inovatif

B. Esay

19
1. Menurut Udin Saripuddin Winataputra, ada tiga komponen dalam
paradigma PKn yang saling berkaitan. Sebutkan dan jelaskan 3 Komponen
tersebut ..........
 Komponen pengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge) berupa materi
pelajaran PKn yang harus dicapai peserta didik.
 Komponen keterampilan kewarganegaraan (civic skills) berupa kemampuan
bersifat partisipatoris dan kemampuan intelektual.
 Komponen watak/karakter kewarganegaraan (civic dispositions) seperti
bertanggung jawab secara moral; disiplin; rasa hormat terhadap nilai dan
martabat kemanusiaan; rasa hormat terhadap peraturan (hukum); mau
mendengarkan, bernegosiasi dan berkompromi untuk mencapai kebaikan publik;
dan menjunjung tinggi kebenaran dan keadilan.

2. Jelaskan Kewarganegaraan dalam arti formil dan materil..........


 Kewarganegaraan dalam arti formil menunjukkan pada tempat kewarganegaraan. Dalam
sistematika hukum, masalah kewarganegaraan berada pada hukum publik.
 Kewarganegaraan dalam arti materil menunjukkan pada akibat hukum dari status
kewarganegaraan, yaitu adanya hak dan kewajiban warga negara. Pendidikan
Kewarganegaraan Hakikat pendidikan kewarganegaraan adalah upaya sadar dan
terencana untuk mencerdaskan kehidupan bangsa bagi warga negara dengan
menumbuhkan jati diri dan moral bangsa sebagai landasan pelaksanaan hak dan
kewajiban dalam bela negara, demi kelangsungan kehidupan dan kejayaan bangsa dan
negara. Tujuan pendidikan kewarganegaraan adalah mewujudkan warga negara sadar bela
negara berlandaskan pemahaman politik kebangsaan, dan kepekaan mengembangkan jati
diri dan moral bangsa. Standar isi pendidikan kewarganegaraan adalah pengembangan :

20

Anda mungkin juga menyukai