Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
10. Pendapatan adalah arus masuk atau perangkat tambahan lain aset dari suatu entitas
atau penyelesaian kewajiban (atau kombinasi keduanya) dari pengiriman atau
produksi barang, jasa render, atau kegiatan lainnya yang merupakan operasi yang
sedang berlangsung oleh entitas besar atau pusat.
11. Keuntungan adalah kenaikan ekuitas (aktiva bersih) dari transaksi perifer atau
insidental dari suatu entitas dan dari semua transaksi lain dan peristiwa lain dan
keadaan yang mempengaruhi entitas kecuali yang dihasilkan dari pendapatan atau
investasi oleh pemilik.
12. Pendapatan baru dapat diakui kalau dipenuhi syarat-syarat berikut :
a. Keterukuran nilai asset (measurability of asset value)
b. Adanya suatu transaksi (existence of a transaction)
c. Proses perhimpunan secara substansial telah selesai
13. Dalam kerangka konseptualnya, FASB mendefinisikan aset sebagai manfaat
ekonomis masa depan memungkinkan diperoleh atau dikuasai/dikendalikan oleh suatu
entitas akibat transaksi atau kejadian masa lalu. Sementara itu AASB mendefinisikan
aset sebagai Potensial jasa atau manfaat ekonomis masa depan yang dikendalikan
dengan pelaporan entitas sebagai hasil dari transaksi atau kejadian masa lalu.
14. Pada dasarnya tujuan orang melakukan investasi adalah untuk menghasilkan sejumlah
uang. Ada beberapa alasan mengapa seseorang melakukan investasi, antara lain:
a. Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak di masa depan. Seseorang
yang bijaksana akan berpikir bagaimana meningkatkan taraf hidupnya dari
waktu ke waktu atau setidaknya berusaha bagaimana mempertahankan tingkat
pendapatannya yang ada sekarang agar tidak berkurang di masa yang akan
datang.
b. Mengurangi resiko inflasi. Dengan melakukan investasi dalam pemilikan
perusahaan atau obyek lain, seseorang dapat menghindarkan diri dari resiko
penurunan nilai kekayaan atau hak miliknya akibat adanya pengaruh inflasi.
c. Dorongan untuk menghemat pajak. Beberapa negara di dunia banyak
melakukan kebijakan yang bersifat mendorong tumbuhnya investasi di
masyarakat melalui pemberian fasilitas perpajakan kepada masyarakat yang
melakukan investasi pada bidang – bidang usaha tertentu.
15. Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya
mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintah. Dalam konteks
pemerintahan, kewajiban muncul antara lain karena penggunaan sumber
pembiayaan yang berasal dari pinjaman. Pinjaman tersebut dapat berasal dari
masyarakat, lembaga keuangan, pemerintah lain, atau lembaga internasional.
Kewajiban pemerintah juga terjadi karena perikatan dengan pegawai yang bekerja
pada pemerintah, kewajiban kepada masyarakat luas yaitu kewajiban tunjangan,
kompensasi, ganti rugi, alokasi/realokasi pendapatan ke entitas lainnya, atau
kewajiban dengan pemberi jasa lain. Kewajiban pemerintah dapat juga timbul dari
pengadaan barang dan jasa dari pihak ketiga yang belum dibayar pemerintah pada
akhir tahun anggaran.
16. Kewajiban jangka pendek merupakan kewajiban yang diharapkan dibayar dalam
waktu 12 (dua belas) bulan setelah tanggal pelaporan. Beberapa kewajiban jangka
pendek, seperti utang transfer pemerintah atau utang kepada pegawai merupakan
suatu bagian yang akan menyerap aset lancar dalam tahun pelaporan berikutnya.
Kewajiban jangka pendek lainnya. Misalnya bunga pinjaman, utang jangka pendek
dari pihak ketiga, utang Perhitungan Fihak Ketiga (PFK), dan bagian lancar utang
jangka panjang.
17. Kewajiban jangka panjang merupakan kewajiban yang jatuh tempo lebih dari 12
bulan. Jika pada akhir periode akuntansi, pemerintah mempunyai utang jangka
panjang, maka pemerintah harus melakukan reklasifikasi kewajiban tersebut ke
kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka panjang.
18. Teori akuntansi positif berupaya menjelaskan sebuah proses, yang menggunakan
kemampuan, pemahaman, dan pengetahuan akuntansi serta penggunaan kebijakan
akuntansi yang paling sesuai untuk menghadapi kondisi tertentu dimasa mendatang. Teori
akuntansi positif pada prinsipnya beranggapan bahwa tujuan dari teori akuntansi adalah
untuk menjelaskan dan memprediksi praktik-praktik akuntansi. Perkembangan teori positif
tidak dapat dilepaskan dari ketidakpuasan terhadap teori normatif (Watt &
Zimmerman,1986). Selanjutnya dinyatakan bahwa dasar pemikiran untuk menganalisa teori
akuntansi dalam pendekatan normatifterlalu sederhana dan tidak memberikan dasar teoritis
yang kuat.
19. Teori akuntansi normative disebut juga teori preskriptif, yang mencoba menjawab
pertanyaan “apa yang semestinya”. Disini akuntansi dianggap sebagai norma peraturan yang
harus diikuti tidak peduli apakah berlaku atau dipraktekkan sekarang atau tidak. Teori
normative berusaha untuk membenarkan tentang apa yang seharusnya dipraktekkan,
misalnya pernyataan yang menyebutkan bahwa laporan keuangan seharusnya didasarkan
pada metode pengukuran aktiva tertentu. Menurut Nelson (1973) dalam literature akuntansi
teori normative sering dinamakan teori apriori (artinya dari sebab ke akibat atau bersifat
deduktif). Alasannya teori normative bukan dihasilkandari penelitian empiris, tetapi
dihasilkan dari kegiatan “semi-research”. Teori normative hanya menyebutkan hipotesis
tentang bagaimana akuntansi seharusnya dipraktekkan tanpa menguji hipotesis tersebut.
Pada awal perkembangannya, teori akuntansi normative belum menggunakan pendekatan
investigasi, dan cenderung disusun untuk menghasilkan postulat akuntansi.