Anda di halaman 1dari 20

Pembahasan

1. Ordo Acorales

a. Acorus calamus

Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Acurales
Suku : Acoraceae
Marga : Acorus
Jenis : Acorus calamus
Batang pada tanaman Dlingo memiliki warna putih dengan bentuk rimpang atau
rhizome. Batang rimpang merupakan jenis batang modifikasi, dimana batang tumbuh
secaramenjalar pada permukaan tanah dan dapat menghasilkan akar maupun tunas dari
ruas-ruas batangnya. Batang pada tanaman Dlingo adalah bantang basah yang tidak keras
dan berair serta memiliki bentuk yang pendek.
Tanaman Dlingo memiliki bentuk lanset, atau berbentuk kerucut dengan dan
memanjang dengan ujungnya yang runcing dan tepi daun yang rata. Tanaman Dlingo
berdaun tunggal dengan tulang daun yang sejajar. Panjang daun pada tanaman Dlingo
sekitar 60 cm dengan lebar kurang lebih 5 cm.
Tanaman Dlingo memiliki jenis bunga majemuk atau dalam satu ibu tangkai terdapat
beberapa kuntum bunga. Bunga pada tanaaman Dlingo berbentuk bongkol dengan
ujungnya yang meruncing. Bunga pada tanaman Dlingo memiliki panjang antara 2
sampai 25 cm, dengan mahkota bunga berbentuk bulat panjang. Umumnya bunga pada
tanaman Dlingo bewarna putih.

2. Ordo Arismatales
a. Alisma sp
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Alismatales
Suku : Alismataceae
Marga : Alisma
Alisma sp adalah tanaman tidak berbulu yang tumbuh di air dangkal, terdiri dari akar
berserat, beberapa daun batang panjang basal panjang 15-30 cm, dan batang segitiga
hingga setinggi 1 m. Ini telah berkembang bercabang membawa banyak bunga kecil, 1
cm, dengan tiga kelopak bulat atau sedikit bergerigi, putih atau pucat ungu. Bunga-bunga
terbuka di sore hari. Ada 3 sepal hijau tumpul, dan 6 benang sari per bunga. Karpel sering
ada sebagai roda tunggal yang datar. Bunga dari Juni hingga Agustus.
Kata alisma dikatakan kata asal Celtic yang berarti "air", referensi ke habitat di mana
ia tumbuh. Daun berwarna hijau kelabu, elips, daun bergaris, bundar di pangkal,
panjangnya hingga 30 cm pada batang berdaging panjang. Bunga malai terbuka tinggi
dari bunga putih, kadang-kadang dengan semburat ungu atau merah muda pucat, hingga
15 mm. Kelopak dan sepal ada di bertiga; ada enam benang sari (bagian laki-laki) dan
banyak (variabel) stigma / karpel (bagian perempuan).buah terdiri dari sekelompok
achenes yang banyak (buah-buahan kering yang mengandung satu biji) dengan diameter
hingga 7 mm. Buahnya apung, memungkinkan dispersal yang terbawa air. Biji coklat
kemerahan dalam hingga merah muda terang atau kuning. Tetap hidup dalam air selama
bertahun-tahun. Batang-batang bunga muncul dari pusat pangkal daun, dan bunga-bunga
putih, merah muda, atau ungu yang halus terurai di sore hari hanya selama beberapa jam,
sebelum ditutup lagi saat senja. Selama waktu ini, bunga-bunga diserbuki oleh lalat, yang
tertarik oleh tetesan kecil nektar.
b. Echinodorus cordifolius
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Alismatales
Suku : Alismataceae
Marga : Echinodorus
Spesies : Echinodorus cordifolius
Berbunga bebas dalam kondisi hari yang panjang dan perbungaan dapat mencapai 50
inci (127 cm) dengan 5 hingga 12 lingkaran pada tanaman yang tumbuh kuat. Pada
awalnya ia tumbuh secara vertikal tetapi kemudian mulai membungkuk sampai menjadi
horizontal (ciri khas spesies ini), dan ketika berbaring di atas substrat, ia akan berakar
sepanjang, menghasilkan tanaman baru.
Ovalis tanaman adalah orbiculate kecil yang pertumbuhannya rendah dan lebar
membuatnya cocok untuk akuarium yang lebih kecil. Ini adalah varietas yang mudah
tumbuh. Ovalis cenderung mencapai ketinggian sekitar 14 inci (35 cm) dengan lebar
sekitar 12 inci (30 cm). Buahnya yang bulat, buahnya yang kasar. Tumbuhan air tumbuh
di kolam dangkal dan rawa di Amerika Utara dan Selatan. Mereka adalah tanaman
ramping yang jarang lebih dari 30 cm (12 inci). Mereka dapat hidup sepenuhnya
tenggelam di bawah air dan memiliki rimpang dan tunas adventif yang memfasilitasi
reproduksi aseksual. Daunnya berbentuk tombak atau berbentuk oval dan bisa menjadi
sesil (bilah daun yang menempel langsung ke batang) atau tumbuh pada tangkai daun
yang panjang pada dasarnya berkerumun (tangkai yang menghubungkan daun daun ke
tangkai). Bunga-bunga khas memiliki tiga kelopak putih atau merah muda dan tiga sepal
hijau dan sering disusun dalam lingkaran tiga sampai enam sepanjang batang. Buahnya
adalah agregat bulat achenes.
Echinodorus cordifolius memiliki batang merayap dan daun bulat telur besar, terjadi
di Amerika Utara bagian selatan. E. tenellus memiliki daun berbentuk tombak sekitar 5
cm (2 inci) panjang dan terjadi di seluruh Amerika Utara bagian timur dan barat daya,
Hindia Barat, dan Amerika Selatan. Sejumlah spesies dibudidayakan sebagai tanaman
akuarium dan biasanya dijual sebagai "tanaman pedang."
c. Hydrocleys nymphoides
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Alismatales
Suku : Alismataceae
Marga : Hydrocleys
Spesies :Hydrocleys nymphoide
Hydrocleys nymphoides spesies tanaman air abadi dari keluarga Alismataceae
(sebelumnya ditempatkan di Limnocharitaceae), terdiri dari lima spesies, semuanya asli
Amerika tropis. Tanaman herba ini memiliki daun mengambang, muncul, atau tenggelam
dan umumnya menggunakan stolon atau planlet (cabang kecil) untuk reproduksi aseksual.
Bunga-bunga simetris radial agak mencolok dan menghasilkan buah-buahan folikuler
(buah-buahan kering yang terbelah sepanjang satu sisi). Poppy air (Hydrocleys
nymphoides), dengan bunga kuning sekitar 5 cm (2 inci), adalah satu-satunya spesies
yang dibudidayakan dan sering ditanam di kolam dan akuarium.

d. Limnocharis flava
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Alismatales
Suku : Alismataceae
Marga : Limnocharis
Spesies : Limnocharis flava
Bagian batang dimana daun itu melekat disebut dengan buku-buku (nodus).Daun
biasanya tipis, melebar, kaya akan suatu zat warna hijau yang dinamakan klorofil, oleh
karena itu daun biasanya kebanyakan berwarna hijau, dan dari ciri umum itu memang
sudah selaras dengan fungsi daun bagi tumbuh-tumbuhan, yaitu sebagai pengambilan zat-
zat makanan (resorbsi) terutama yang berupa zat gas (CO2). Termasuk pada kategori
daun yang lengkap. Tumbuhan yang mempunyai daun lengkap tidak begitu banyak
jenisnya. Kekan tumbuhan mempunyai daun yang kehilangan salah satu diantara daun
lengkap itu, dan daun yang seperti itu dinamakan dengan daun tidak lengkap.

Limocharis flava merupakan tanaman yang mempunyai daun yang termasuk kategori
daun lengkap karena daun genjer mempunyai ketiga bagian-bagian daun itu. Jadi
berdasarkan kelengkapan daun, tanaman genjer ini termasuk pada daun lengkap. Pada
tanaman ini tidak ditemukan daun tambahan, dan jumlah helaian daun tanaman ini
termasuk pada kategori daun tunggal (folium simplex).

Berdasarkan susunan tulang daun, tanaman genjer memiliki tulang daun yang
melengkung yaitu daun yang susunan tulang daunnya melengkung. Bagian daun terlebar
pada genjer terletak pada bagian tengah helaian daun. Ujung distal helai daun (apex)
meruncing (acuminatus). Tunggal, roset akar, bertangkai persegi, lunak, panjang 15-25
cm, helai daun lonjong, ujung meruncing pangkal tumpul, tepj rata, panjang 5-50 cm,
lebar 4 25 cm, pertulangan sejajar, hijau.
Batang merupakan bagian tubuh tumbuhan yang sangat penting, dan mengingat
peranan atau kedudukan batang bagi tubuh tumbuhan dapat disamakan dengan subu
tubuh tumbuhan. Sebagai bagian tubuh tumbuhan, batang mempunyai tugas untuk
mendukung bagian-bagian tumbuhan yang ada diatas tanah. Dengan percabangannya
memperluas bidang asimilasi, dan menempatkan bagian-bagian tumbuhandi dalam ruang
sedemikian rupa, hingga dari segi kepentingan tumbuhan bagian-bagian tadi terdapat
dalam posisi yang paling menguntungkan jalan pengangkutan air dan zat-zat makanan
dari bawah ke atas dan jalan pengangkutan hasil-hasil asimilasi dari atas ke bawah
menjadi tempat penimbunan zat-zat makanan cadangan.

Berdasarkan ada tidaknya batang, tumbuhan genjer ini termasuk pada tumbuhan
berbatang jelas, karena batangnya terlihat dengan jelas. Berbeda dengan acaulis, selain
tidak terlihat batangnya biasanya acaulis letak daun-daunnya sangat merapat. Berdasarkan
sifat batang genjer termasuk pada batang basah (herba), karena batang ini biasanya
mengandung air, tidak berkayu dan berwarna hijau. Batang tanaman genjer berbentuk
bundar (globosus). Berdasarkan arah batang di atas tanah genjer memiiki batang yang
tegak (erectus) dengan berarah tegak lurus ke atas. Akar adalah bagian pokok yang nomor
tiga (disamping batang dan daun) bagi tumbuhan yang tubuhnya telah merupakan
kormus. Akar lembaga dari tanaman ini dalam perkembangan selanjutnya mati atau
kemudian disusul oleh sejumlah akar yang kurang lebih sama besar dan semuanya keluar
dari pangkal batang. Akar-akar ini karena bukan berasal dari calon akar yang asli yang
dinamakan akar liar, bentuknya seperti serabut, oleh karena itu dinamakan akar serabut
(radix adventicia).

Bunga merupakan alat untuk mempertahankan generasi dari suatu tumbuhan, dan
biasa disebut dengan alat perkembangbiakan (organum reproductivum). Genjer memiliki
bunga yang mempunyai sifat seperti daun. Berdasarkan kelengkapan bunga, genjer
memiliki bunga yang lengkap, karena di situ semua daun bunga seperti kelopak, mahkota,
benang sari dan putik terdapat pada bunga genjer. Pada suatu tumbuhan ada kalanya
hanya terdapat satu bunga saja, tetapi umumnya pada suatu tumbuhan dapat ditemukan
banyak bunga. Tumbuhan yang hanya menghasilkan satu bunga saja dinamakan
tumbuhan berbunga tunggal (plantauniflora) sedang lainnya tumbuhan berbunga banyak
(planta multiflora).
Berdasarkan pada letaknya, bunga pada tanaman genjer ini terdapat di ketiak daun
(flos lateralis atau flos axillaries). Majemuk, bentuk payung, di ketiak daun, terdiri dari 3-
15 kuntum, tangkai panjang 15-25 cm, hijau, kelopak lepas, bentuk kuku, hijau, benang
sari 3, tangkaj putik kuning, kepala putik bulat, mahkota lepas, ujung melengkung ke
dalam, kuning.

Pada tumbuhan genjer buah yang dimiliki tidak akan mengalami perkembangan
dengan berdaging, makanya buah dari tanaman genjer ini termasuk pada buah semu. Biji
berkembang dari bakal biji yang dibuahi. Biji merupakan alat perkembangbiakan yang
utama, karena pada biji mengandung calom tumbuhan baru (tembaga). Biji dari genjer
berbentuk bulat, kecil, dan berwarna hitam.

e. Sagittaria cunaeta

Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Alismatales
Suku : Alismataceae
Marga : Sagittaria
Spesies : Sagittaria cunaeta
Sagittaria cunaeta memiliki tiga jenis daun, tergantung pada kedalaman air. Phillodia
berbentuk tali ditemukan pada tanaman air dalam, bilah daun mengambang pada tanaman
air sedang sampai dalam, daun hanya tumbuh di pangkal tanama, dan daun daun sagittate
pada tangkai daun berulang pada tanaman emersed. beberapa daun melayang di
permukaan air da nada semua daun terendam di bawah air. Rimpang, daun muda, tunas
muda dan perbungaan muda semuanya dapat dimakan, tetapi umbi-umbian inilah yang
paling banyak digunakan untuk makanan.
Habitat dataran yang tergenang air (sungai atau aliran air), lacustrine (di danau atau
kolam), riverine (di sungai atau aliran), tepi sungai atau danau, margin lahan basah (tepi
lahan basah)

Panjang bilah daun 25–450 mm, ada tiga kelopak, sepal, atau tepal di bunga Warna
kelopak putih. Jenis daun spesifik, daun tidak dibagi, melainkan bilah terdiri dari satu
segme. Bentuk daun melayang, bilah daun berbentuk hati (berbentuk hati dengan lobus
bundar menghadap ke belakang), daun pisau linier (sangat sempit dengan sisi yang
kurang lebih sejajar), helai daun berbentuk bulat telur (terlebar di bawah bagian tengah
dan meruncing di kedua ujungnya), bilah daun sagittate (berbentuk panah dengan lobus
runcing menghadap ke belakang). Jenis buah (umum) buahnya kering tetapi tidak pecah
saat matang, panjang daun di bawah air hingga 450 mm.

f. Alocasia mocronhyza

Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Alismatales
Suku : Alismataceae
Marga : Alocasia
Spesies : Alocasia mocronhyza
Talas raksasa adalah tanaman besar herba
yang tumbuh setinggi 2 - 4 meter, dengan batang menebal yang tingginya bisa 3 meter
atau lebih dan berdiameter 20cm, dan berdaun hingga 1 meter. Tanaman sente (nama
daerah) merupakan tanaman yang termasuk dalam jenis keluarga tanaman dari suku talas-
talasan (Araceae). Tanaman sente ini tumbuhnya berdiri tegak dengan tinggi dari 1-3 m.
Batang tanaman sente ini tidak berkayu, berbentuk bulat dan berwarna putih kecoklatan.
Tanaman sente ini berdaun tunggal, bentuk daunnya seperti jantung dengan pertulangan
daun yang banyak. Pada bagian pangkal daun tanaman sente ini berlekuk, ujung daunnya
runcing dengan tepi daun yang rata. Daun tanaman sente ini memiliki ukuran 25-75 cm
dan berwarna hijau. Tanaman sente memiliki bunga bertongkol berbentuk silindris.
Bunga tanaman sente ini muncul pada bagian ketiak daun dengan panjang tangkai 20-30
cm berwarna putih kekuningan. Buah tanaman sente ini buni dengan diameter 5 cm
berwarna hijau. Sedangkan bijinya berbentuk bulat panjang, beralur membujur dan
berwarna hijau. Tanaman sente ini berkembang biak menggunakan biji dan juga umbinya.
Habitat tanaman sente ini berada pada dataran rendah dan tinggi dengan keadaan tanah
yang cukup lembah dan sinar matahari yang cukup.

g. Amorphophalus titanum
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Alismatales
Suku : Alismataceae
Marga : Amorphophalus
Spesies : Amorphophalus titanum
Walaupun ukuran bunga bangkai
(Amorphophallus titanum) lebih besar daripada
bunga Raflesia Rafflesia arnoldii, bunga bangkai
bukan bunga terbesar, karena sebenarnya bunga
bangkai terdiri dari ribuan bunga kecil yang
tumbuh pada batang yang sama. Bunga bangkai bukan bunga tunggal, tetapi masuk dalam
jenis bunga majemuk (inflorescence). Bagian yang menjulang (tongkol atau spadix) pada
bunga tersebut sebenarnya terdiri dari koloni bunga kecil. Walaupun sama-sama berbau
busuk, bunga bangkai berbeda dengan bunga Raflesia, baik dari klasifikasi biologis,
warna, cara hidup, dan siklus hidupnya.
Bunga bangkai mengalami 2 fase dalam hidupnya yang muncul secara bergantian dan
terus menerus, yaitu fase vegetatif (aseksual) dan generatif (seksual). Selama fase
vegetatif, di atas umbi akan muncul batang tunggal dan daun yang secara keseluruhan
dan sekilas mirip dengan pohon pepaya. Bunga bangkai dapat mencapai ketinggian
sekitar 2 meter dengan rentang mahkotanya mencapai 1-5 meter. Meskipun demikian,
Kebun Raya Cibodas Indonesia pernah mengumumkan bahwa bunga yang mekar di sana
mencapai ketinggian 3,17 m pada tanggal 11 Maret 2004.
Proses pertumbuhan dari biji sampai nenjadi bunga memakan waktu tiga tahun.
Apabila selama masa mekar bungai bangkai terjadi pembuahan, maka akan terbentuk
buah-buah berwarna merah dengan biji pada bagian bekas pangkal bunga. Biji-biji ini
bisa ditanam menjadi pohon pada fase vegetatif. Biji-biji inilah yang sekarang
dibudidayakan.

h. Anthurium sp
Klasifikasi
Kingdom: Plantae
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Liliopsida
Ordo: Arales
Famili: Araceae
Genus: Anthurium
Spesies: Anthurium sp

Anthurium termasuk tanaman dari keluarga Araceae. Tanaman berdaun indah ini
masih berkerabat dengan sejumlah tanaman hias populer semacam aglaonema,
philodendron,keladi hias, dan alokasia. Dalam keluarga araceae, anthurium adalah genus
dengan jumlah jenis terbanyak. Diperkirakan ada sekitar 1000 jenis anggota marga
anthurium.
Tanaman ini termasuk jenis tanaman evergreen atau tidak mengenal masa dormansi.
Dialam, biasanya tanaman ini hidup secara epifit dengan menempel di batang pohon.
Dapat juga hidup secara terestrial di dasar hutan.
Daya tarik utama dari anthurium adalah bentuk daunnya yang indah, unik, dan
bervariasi. Daun umumnya berwarna hijau tua dengan urat dan tulang daun besar dan
menonjol. Sehingga membuat sosok tanaman ini tampak kekar namun tetap
memancarkan keanggunan tatkala dewasa. Tidak heran bila tanaman ini memiliki kesan
mewah dan eksklusif. Dimasa lalu, anthurium banyak menjadi hiasan taman dan istana
kerajaan-kerajaan di Jawa. Konon, dipuja sebagai tanaman para raja.
Secara umum anthurium dibedakan menjadi dua yaitu jenis anthurium daun dan jenis
anthurium bunga. Anthurium daun memiliki daya pikat terutama dari bentuk-bentuk
daunya yang istimewa. Sedangkan anthurium bunga lebih menonjolkan keragaman bunga
baik hasil hibrid maupun spesies. Biasanya jenis anthurium bunga dijadikan untuk bunga
potong.

i. Caladium sp
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Arales
Family : Araceae
Genus : Caladium
Spesies : Caladium sp

Caladium, adalah kelompok tanaman dari keluarga Araceae. Di Indonesia


kelompok tanaman ini biasa disebut sebagai Keladi. Sedangkan di Eropa, tanaman ini
disebut sebagai "elephant ear" (kuping gajah). "angel wings" (sayap malaikat) dan "Heart
of Jesus" (hati Yesus). Caladium masih terkait erat dengan Alocasia, Colocasia dan
Xanthosoma.
Salah satu speciesnya yang paling populer adalah Caladium bicolor tanaman asli Amerika
Selatan, yang memiliki lebih dari 1000 kultivar.
Caladium tumbuh di daerah terbuka dari hutan dan di tepi sungai, pada musim
kemarau biasanya mengalami dorman. Pada tanaman liar tumbuh tinggi sekitar 40-90 cm
dan luas daun bisa mencapai 15-45 cm.
Sebagian dari genus Caladium bisa dimanfaatkan sebagai tanaman hias. Sejak
akhir abad 18 Caladium telah dibudidayakan, terutama yang memiliki penampilan
menarik dengan pola variasi warna putih, merah muda, dan merah.
Caladium membutuhkan penyiraman moderat (lembab, tidak terlalu basah),
sebagian besar lebih menyukai tempat teduh. Dalam beberapa tahun terakhir banyak
varietas baru tersedia melalui pemuliaan dan sebagian besar lebih tahan terhadap
penyakit.

j. Pistia stratiotes
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Arales
Famili : Araceae
Genus : Pistia
Spesies : Pistia stratiotes
Pistia stratiotes menjadi salah satu tanaman air yang multifungsi. Selain sebagai
penghias (tanaman hias air), apu-apu berfungsi juga sebagai pembersih dari pencemaran
air. Selain itu, tumbuhan air apu-apu, termasuk salah satu tanaman hias yang mudah
perawatannya dan bandel.
Dalam bahasa Inggris kerap dinamai water cabbage, water lettuce, Nile cabbage,
atau shellflower. Sedangkan di Indonesia sendiri pun memiliki beberapa sebutan mulai
dari apu-apu, kapu-kapu, kiapu, ki apung, kayu apu, atau kayu apung.
Apu-apu merupakan tumbuhan dari family Araceae (talas-talasan) dan satu-
satunya anggota genus Pistia. Daunnya berwarna hijau atau hijau kebiruan dan berubah
kekuningan saat tua dengan ujung membulat dan pangkal agak meruncing. Ukuran daun
memiliki panjang sekitar 2-10 cm dengan lebar antara 2-6 cm. Tepi daun berlekuk-lekuk
dan memiliki rambut tebal yang lembut pada permukaannya. Daun daun tebal, kenyal,
dan lembut, sepintas membentuk pahatan seperti mahkota bunga mawar. Pertulangan
daun sejajar. Daun-daun ini tersusun secara roset di dekat akar hingga membentuk bagian
seperti batang tanaman.

Tanaman air apu-apu memiliki akar panjang (hingga 80 cm) yang berwarna putih.
Akar menggantung di bawah roset dan memiliki stolon. Rambut-rambut akar membentuk
suatu struktur seperti keranjang yang dikelilingi gelembung udara, sehingga
meningkatkan daya apung tumbuhan itu.

Bunga apu-apu (Pistia stratiotes) bertipe bunga tongkol yang muncul di ketiak
daun. Bunga berwarna keputihan, berukuran sekitar 1 cm. Buahnya buni, berbentuk bulat,
berwarna merah, dengan ukuran 5-8 cm. Bijinya bulat, berwarna hitam, berukuran sekitar
2 mm.

Tanaman ini tumbuh di air yang tenang, seperti danau, kolam, rawa-rawa, hingga
sungai yang aliran airnya tidak deras. Tumbuh mengapung di permukaan air yang banyak
terkena sinar matahari. Berkembang biak secara generatif melalui biji dan vegetatif
melalui stolon. Pertumbuhan dan perkembangan tanaman air ini sangat cepat sehingga
menjadikannya sebagai salah satu tanaman hias yang paling mudah perawatannya.
Bahkan jika dibiarkan pertumbuhannya cenderung menjadi gulma.

Pemanfaatan tanaman apu-apu atau kayu apung (Pistia stratiotes) ini terutama
sebagai tanaman hias pada kolam. Selain itu, tumbuhan ini dapat juga berperan sebagai
pembersih air terutama untuk menyerap limbah akibat pencemaran bahan radioaktif dan
logam berat yang terdapat di dalam air. Tumbuhan ini juga mengandung alkaloid, tanin,
flavonoid, saponin, minyak, lemak dan glikosid sehingga dapat pula digunakan sebagai
bahan obat herbal dalam mengobati demam, batuk rejan, dan pelancar air seni.

Tanaman dengan beberapa sebutan yang nyaris mirip mulai dari apu-apu, ki apu,
kapu-kapu, ki apung, kayu apu, atau pun kayu apung ternyata bukan sekedar tanaman air
hias yang berfungsi sebagai penghias kolam belaka. Ternyata di balik kesederhanaannya,
ki apu memiliki keampuhan dalam menyerap pencemaran air, bahan radioaktif, dan
logam yang terdapat di dalam air. Sehingga selain menikmati keindahan daunnya, air pun
bisa menjadi lebih bersih. Namun mengingat pertumbuhannya yang cepat, dibutuhkan
perawatan agar tanaman ini tidak menjadi gulma yang justru merugikan.

k. Spathiphyllum wallisii
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Arales
Famili : Araceae
Genus : Spathiphyllum
Spesies : Spathiphyllum wallisii

Famili Araceae terdiri dari 110 marga, yang


meliputi 3.200 jenis diantaranya Spathiphyllum wallisii, tumbuhan ini memilikibentuk
daun yang berbentuk lonjong sampai agak lenset. Lembaran daunya tebal, kaku dan
mengkilap. Daun berwarna hijau tua dengan ukuran 40-90 cm, tinggi tumbuhan ini 0,5-
1,5m. Batang pendek dan terkubur dalam tanah. Tanglai daunnya seolah-olah tumbuh
langsung dari tanah. Berumbi kecil dari umbi keluar akar rimpang yang kemudian
tumbuh anakan. Bunga tongkol berwarna putih dengan selubung tongkol bunga juga
berwarna putih. Tongkol bunga berisi bunga-bunga kecil yang berkelamin ganda. Buah
berbiji sedikit. [ CITATION Mul14 \l 1057 ]

Ada hasil pengamatan, Spathiphyllum wallisii berhabitus herba, berakar serabut


dan pada batangnya berongga, percabangannya monopodial. Daun pada Spathiphyllum
wallisii ini berjenis tunggal, roset, bertulang cerapesdodrom dan berbentuk Olongus.
Perkarangan bunga pada tmbuhan ini majemuk, berkelamin unisexual. Spathiphyllum
wallisii tidak memiliki perhiasan ( calyx corolla) bunganya berjenis tongkol, berwarna
putih dan bertangkai. Stamen pada Spathiphyllum wallisii lepas-lepas, danketerkaitan
antar setamennya dua kelompok. Karpel pada Spathiphyllum wallisii Syncarpus dan letak
ovariumnya superior. Buahnya tunggal biji berkeping sati, plasentasi axilaris. Umur
tumbuhan ini kurang dari satu tahun, dan biasanyadi jadikan tanaman hias.

l. Monstera deliciosa
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Arales
Famili : Araceae
Genus : Monestera
Spesies : Monstera deliciosa

Monstera deliciosa berdaun berbentuk bulat telur atau lonjong dengan cagap-
cagap di sisi daunya, bertongkol bunga yang berisi bunga jantan dan betina. Buahnya
berukuran 1-2 cm, bentuk bulat telur yang duduk pada tongkol bua. Tumbuhan ini
tumbuh dengan membelit dan memanjat pada batang pohon-pohon besar. Tanaman ini
diperdagangkan sebagai tanaman hias. Bagian buah dari tanaman ini juga dapat di makan
rasanya seperti buah pisang, buah yang dapat di makan adalah buah yang sudah masak,
tetapi untuk beberapa kasus dapat menimbulkan efek alergi. [ CITATION Ase00 \l 1057 ]

Pada hasil pengamatan, sejalalan dengan teori bahwa Monstera deliciosa


habitusnya herba, berakar serabut, batang berongga, percabangan monopodial. Danun
pada tanamna ini berjenis tunggal, terletak roset, bertulang acinodrom dan berbentuk
crodatus. Perbungaan nya tunggal dan bisexual. Monstera deliciosa tidak memiliki
perhiasan bunga dan bunganya berbentuk tongkol. Setamen pada Monstera deliciosa satu
lingkaran dan keterkaitannya banyak dalam satu kelompok. Perlekatan karpel syncarpus
dan letak ovariumnya superior. Plasentari axilaris berbuah tunggal. Tumbuhan ini
memilikiumur tahunan dan biasanya di manfaatkan sebagai tanaman hias.

m. Lemna sp
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Araceae
Famili : Lemnaceae
Genus : Lemna
Spesies : Lemna sp
Lemna minor, atau dalam masyarakat menyebutnya 'mata lele', 'kayambang',
'kiambang', 'duckweed', adalah sejenis tanaman paku air dari famili Lemnaceae yang
memiliki kadar protein yang cukup untuk pakan alternatif unggas maupun ikan, seperti
ikan nila dan gurami. Tumbuhan ini sangat cocok untuk pakan alternatif ikan seukuran
kuku jari hingga seukuran bungkus rokok. Selain itu, tanaman ini sangat cocik untuk
pakan ikan hias untuk ditinggal lama. Tidak seperti pakan pabrik yang jika dikasih terlalu
banyak malah meracuni ikan, lemna semakin banyak dikasihkan ikan tidak akan
berdampak buruk, tapi malah menjernihkan air.

Lemna memiliki produkivitas yang tinggi, jadi pertumbuhannya sangat cepat,


terutama di tempat yang kurang sinar matahari. Suhu yang sesuai untuk pertumbuhan
Lemna adalah 18-33. Selain itu, lemna tidak boleh terpancar sinar matahari secara
berlabihan dan suhu udara di genangan air harus terjaga agar tidak terlalu panas. Untuk
daerah yang panas, pohon peneduh atau paranet dapat digunakan untuk menstabilkan
suhu air kolam lemna.
Jadi lemna memiliki fungsi yang sama seperti azolla sebagai pakan alternatif ikan,
perbedaannya terletak pada suhu. Jika azolla dapat tumbuh subur ditempat terik, maka
lemna akan tumbuh subur di tempat yang minim cahaya matahari.

n. Hydrilla verticillata
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Hydrocharitales
Famili : Hydrocharitaceae
Genus : Hydrilla
Spesies : Hydrilla verticillata

Hydrilla (bahasa Inggris: Esthwaite Waterweed, waterthyme, hydrilla) adalah


genus dari tumbuhan air, biasanya diperlakukan sebagai mengandung hanya satu spesies,
Hydrilla verticillata, meskipun beberapa ahli botani membaginya menjadi beberapa
spesies. Hydrilla adalah asli dari perairan dingin dan hangat dari Dunia Lama di Asia,
Eropa, Afrika dan Australia, dengan distribusi yang tersebar dan jarang; di Eropa,
Hydrilla dilaporkan ada di Irlandia, Britania Raya, Jerman, dan negara-negara Baltik, dan
di Australia di Wilayah Utara, Queensland, dan New South Wales.

Batang tumbuh hingga panjang 1–2 m. Daun diatur dalam whorl sejumlah 2-8 di
sekitar batang, setiap daun masing-masing panjangnya 5–20 mm dan lebarnya 0,7–2 mm,
dengan gerigi kecil di sepanjang tepi daun; pelepah daun seringkali kemerahan jika segar.
Hydrilla adalah berumah satu/monoecious (kadang-kadang berumah dua/dioecious),
dengan bunga jantan dan betina diproduksi secara terpisah pada tumbuhan tunggal;
bunga-bunganya kecil, dengan tiga kelopak dan tiga mahkota, mahkota panjangnya 3–5
mm, transparan dengan garis-garis merah. Hydrilla bereproduksi terutama secara
vegetatif dengan fragmentasi dan dengan rimpang dan turion (overwintering), dan bunga
jarang terlihat. Mereka memiliki ruang udara untuk menjaga mereka tetap tegak. Hydrilla
memiliki resistensi yang tinggi terhadap salinitas dibandingkan dengan banyak tumbuhan
air tawar terkait lainnya.

3. Ordo Dioscoreales
a. Dioscorea alata
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Liliales
Famili : Dioscoreaceae
Genus : Dioscorea
Spesies : Dioscorea alata
Uwi Ungu (Dioscorea alata) secara umum memiliki panjang batang 10-25 m,
bersayap pendek dan jumlahnya empat buah, berdiameter 1cm. Uwi (Dioscorea alata)
merupakan salah satu varietas umbi-umbian potensial sebagai sumber bahan pangan
karbohidrat non beras. Selain sebagai sumber pangan non beras, Diosorea alata
bermanfaat untuk kesehatan.
Varietas lokal yang berwarna ungu mengandung zat-zat yang bermanfaat untuk
kesehatan dan manfaat lain yang belum banyak diketahui oleh masyarakat. Dioscorea
alata mempunyai umbi yang berwarna putih kekuningan dan ada yang berwarna biru tua
Uwi ini biasa disebut uwi ireng (Jawa) kulit umbi bagian dalam berwarna ungu tua
dagingnya berwarna ungu muda, terkadang terdapat bercak-bercak ungu tak beraturan.
Terdapat juga uwi dorok (Jawa), uwi memerah/uwi abang (Jawa) yang masih termasuk ke
dalam kategori ini. Panjang uwi sekitar 80 cm. Daging bagian tengah berwarna merah
daging cerah serta kulit dalamnya berwarna merah atau coklat kekuningan. Kulitnya kasar
berserabut,bentuknya tidak beraturan berwarna ungu kecoklatan karena warna diikuti
warna coklat kayu. Tanaman ini tumbuh di tanah datar hingga ketinggian 800 m dpl,
tetapi dapat juga tumbuh pada ketinggian 2.700 m dpl. Pada musim kemarau umbinya
mengalami masa istirahat. Agar tidak busuk biasanya umbinya disimpan di tempat kering,
atau dibungkus abu. Menjelang musim hujan umbi ini akan bertunas. Umbi yang telah
bertunas digunakan sebagai bibit. Setelah masa tanam 9-12 bulan, umbinya dapat
dipanen.

b. Dioscorea hispida
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Liliales
Famili : Dioscoreaceae
Genus : Dioscorea
Spesies : Dioscorea hispida

Gadung (Dioscorea hispida Dennst., suku gadung-gadungan atau Dioscoreaceae)


adalah jenis tanaman berumbi yang umumnya dipakai sebagai tanaman pangan. Gadung
menghasilkan umbi yang dapat dimakan, namun mengandung racun yang dapat
mengakibatkan pusing dan muntah apabila kurang benar pengolahannya. Produk gadung
yang paling dikenal adalah dalam bentuk keripik meskipun rebusan gadung juga dapat
dimakan. Umbinya dapat pula dijadikan arak (difermentasi) sehingga di Malaysia dikenal
Umbi gadung dikenal sangat beracun. Umbi ini digunakan sebagai racun ikan atau mata
panah. Sepotong umbi sebesar apel cukup untuk membunuh seorang pria dalam waktu 6
jam. Efek pertama berupa rasa tidak nyaman di tenggorokan, yang berangsur menjadi rasa
terbakar, diikuti oleh pusing, muntah darah, rasa tercekik, mengantuk dan kelelahan.

Meski demikian di Indonesia dan Cina, parutan umbi gadung ini digunakan untuk
mengobati penyakit kusta tahap awal, kutil, kapalan dan mata ikan. Bersama dengan
gadung cina (Smilax china L.), umbi gadung dipakai untuk mengobati luka-luka akibat
sifilis. Di Thailand, irisan dari umbi gadung dioleskan untuk mengurangi kejang perut dan
kolik, dan untuk menghilangkan nanah dari luka-luka. Di Filipina dan Cina, umbi ini
digunakan untuk meringankan arthritis dan rematik, dan untuk membersihkan luka
binatang yang dipenuhi belatung.

Umbi Dioscorea (genus uwi-uwian) mengandung lendir kental terdiri atas


glikoprotein dan polisakarida yang larut pada air. Glikoprotein dan polisakarida
merupakan bahan bioaktif yang berfungsi sebagai serat pangan larut air dan bersifat
hidrokoloid yang bermanfaat untuk menurunkan kadar glukosa darah dan kadar total
kolesterol, terutama kolesterol LDL (Low Density Lipoprotein). Di luar itu, ia juga
mengandung diosgenin yang telah lama dipergunakan sebagai bahan baku pil pencegah
kehamilan.ula sebagai ubi arak, selain taring pelandok.

4. Ordo Pandanales
a. Pandanus tectorius
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo :Pandanales
Famili : Pandanaceae
Genus : Pandanus
Spesies : Pandanus tectorius
Pandanus tectorius atau disebut juga pandan tikar atau pandan duri, merupakan
salah satu koleksi tanaman perdu di Kebun Raya-LIPI yang termasuk dalam suku
Pandanaceae. Berasal dari kawasan Australia Timur dan Kepulauan Pasifik tumbuh
alamiah di sekitar pantai pasifik Polinesia , Mikronesia, Melanisia dan Australia pada
ketinggian hingga 600 mdpl.
Tinggi Rata-rata pohon pandan tikar bisa mencapai 10 meter, ketika ukurannya
mencapai empat meter, batangnya tumbuh tunggal, setelah itu tumbuh cabang-cabang.
Tanaman ini dapat tumbuh baik dengan intensitas cahaya matahari penuh di tanah
gambut, tanah berkapur dan tanah pesisir dengan kadar garam tinggi, serta tahan terhadap
hembusan angin kencang.
Pandan Tikar termasuk tumbuhan berumah dua. Bunga jantan berupa tongkol
berukuran antara 25 – 60 cm, menggantung terselubung dalam seludang berwarna putih-
kuning dan wangi, sedangkan bunga betinanya berbentuk bulat bergaris tengah sekitar 5
cm.
Daunnya berbentuk pita dengan ukuran panjang 80 - 180 cm dan lebar 4 - 8 cm
berwarna hijau kebiruan dan berlilin, bertulang daun sejajar, dengan duri yang menempel
pada tepi daun dan sisi bawah ibu tulang daun, berujung meruncing.
Buahnya berbentuk bulat telur dan berbentuk bola dengan ukuran garis tengah
antara 4 – 20 cm, kulit buah berwarna hijau, kuning cenderung jingga dan menjadi
merah bila masak; daging buah berserat berwarna putih kekuningan.
Di Hawaii, tanaman ini banyak dimanfaatkan sebagai tanaman obat, ujung akar
gantungnya di jus untuk mengatasi scrofula (infeksi tuberkulosis kulit leher yang
disebabkan oleh mikroba Mycobacterium tuberculosis), sedangkan jus akar yang
dicampur dengan bunga jantan yang sudah ditumbuk dan diberi minyak kelapa dapat
digunakan sebagai pencahar, tidak hanya itu, kulit buahnya yang telah masak dapat
digunakan juga untuk menyembuhkan masalah saluran kemih.
Di Fiji, teh yang terbuat dari daun pandan tikar diminum sebagai obat diare dan
saringan cairan pada akar gantung dapat diminum untuk menyembuhkan asma dan sakit
pinggang . Minuman dari cairan akar gantung yang tumbuh
di pangkal batang dicampur dengan kulit kayu bagian
dalam dapat menyembuhkan serangan jantung.

b. Pandamus amaryllifolius
Klasifikasi

Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Pandanales
Suku : Pandanaceae
Marga : Pandanus
Spesies :Pandanus amaryllifolius
Akar tanaman ini berserabut, akar tunjang yang menopang pada tanaman lainnya,
perakaran ini memiliki panjang mencapai 30-60 cm bahkan lebih, berwarna kecokalatan
dan juga dapat mencapai kedalaman tanah 30 cm. Batang tanaman daun pandan ini
menjalar, berbentuk bulat, lunak, bercabang dan juga dapat mencapai 2 meter bahkan
lebih. Batang daun pandan ini juga di kenal sebagai batang perdu atau tanaman perdu
yang dapat meneduhkan sekitar tanaman daun pandan tersebut. Daun pandan ini
memanjang, yang berbentuk hampir menyerupai daun palem atau rumput, yang memiliki
bagian tepi bergerigi, pangkal ujung merucing, dengan pertulangan yang menonjol
memanjang. Daun pandan ini juga tersusun dalam beberapa garis spiral yang mencapai 3-
4 garis, pada umumnya daun pandan ini berwarna kehijauan muda hingga tua.
Bunga daun pandan ini merupakan bunga yang majemuk, bebentuk dalam tandan atau
tongkol yang berwarna putih. Bunga ini terletak pada ketiak daun pelindung dan juga
terletak di sekitar ujung bagian batang. Bunga ini biasanya dapat menyerbuk dengan
alami maupun dengan bantuan hewan sekitar. Buah daun panda berbentuk bulat, dengan
permukaan bergerigi dan memiliki duri halus, pada umumnya buah ini memiliki ukuran
yang sangat bervariasi mulai 4 – 7 cm bahkan lebih. Buah ini berwarna kehijuan dengan
corak yang kemerahan sedikit yang memiliki biji dalam setiap buahnya. Biji dalam buah
ini dapat berkisar antara 10-20 bahkan lebih, dengan bentuk bulat, pipih, dan juga
berdaging halus serta berwarna abu – abu atau kecoklatan.

c. Freycinetia arborea

Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Pandanales
Suku : Pandanaceae
Marga : Freycinetia
Spesies : Freycinetia arborea

Habitat seringkali berlimpah di bawah naungan hutan mesic dan basah. Sangat baik
tumbuh di permukaan tanah atau menempel pada batang pohon. Juga dapat ditemukan di
lereng - lereng terbuka pada ketinggian yang lebih tinggi. Bahkan dapat ditemukan pada
ketinggian dari 350 - 1.500 meter. Freycinetia arborea dapat mencapai kanopi hutan,
dengan batang lateral yang dapat tumbuh dari 0,5 hingga 2 meter. Tanaman ini
menghasilkan akar udara ramping di sepanjang batang, yang menempel tanaman ke
pohon atau semak di mana ia tumbuh. Tanaman dipanen dari alam untuk penggunaan
lokal sebagai sumber serat.
Freycinetia arborea adalah semak yang luas, merambat, ukuran dewasa, tinggi
(dalam kaki) semak, tiggi, lebih besar dari 10 kaki kuran dewasa. Masa hidup lebih dari 5
tahun. Sampai saat ini, spesies spektakuler ini belum umum terlihat di lanskap perkotaan.
Diharapkan bahwa suatu hari nanti akan tersedia untuk lanskap.
Freycinetia arborea menghasilkan bunga berwarna mencolok oranye terang atau
berwarna merah muda. Bunga-bunga kecil di perbungaan (kelompok bunga) disertai
dengan daging berwarna pink ke salmon-oranye membuat tampilan bunga yang bagus.
Periode mekar sporadic. Setelah berbunga, tanaman betina menghasilkan spadice berbuah
(lonjakan bunga yang penuh sesak pada batang berdaging) dengan banyak buah merah.
Karakteristik daun pada Freycinetia arborea kasar, hijau tua.

Anda mungkin juga menyukai