Anda di halaman 1dari 15

PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO

DINAS PENDIDIKAN
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 3 SAMBIT
DESA WRINGINANOM. SAMBIT 0352 ( 311 042) PONOROGO, Email : smpn3_sambit@yahoo.co.id
Kode Pos 63474
SAMBIT

RENCANAPELAKSANAAN
LAYANAN(RPL) BIMBINGANKLASIKAL
SEMESTER
GENAPTAHUNPELAJARAN2020/2021

A Komponen Layanan Layanan Dasar


B Bidang Layanan Sosial
C TopikLayanan Bergaul Dengan Aman
D FungsiLayanan Pemahaman dan pengembangan
E Tujuan Umum Peserta didik/ konseli mampu menanggulangi (c6)
kekerasan seksual terhadap anak
F Tujuan Khusus 1. Peserta didik/konseli dapat menyimpulkan (c4)
pengertian kekerasan seksual
2. Peserta didik/konseli dapat mendeteksi (c4) sebab-
sebab dan dampak negatif kekerasan seksual
3. Peserta didik/konseli dapat mengatasi (P4) dan
melawan kekerasan seksual

G SasaranLayanan Kelas VIII


H MateriLayanan Bergaul Dengan Aman Anak
 Pengertian Bergaul aman
 Manfaat bergaul aman
 Faktor penyebab kekerasan seksual terhadap anak
 Dampak pergaulan bebas
 Penanggulangan kekerasan seksual terhadap anak

I Waktu 1 Kali Pertemuan (2x40 Menit = 40 menit) video dibuat


10-15 mennit

J Sumber 1. Slamet, dkk 2016, Materi Layanan Klasikal Bimbingan


dan Konseling untuk SMP-MTs kelas 8, Yogyakarta,
Paramitra Publishing
2. Triyono, Mastur, 2014, Materi Layanan Klasikal
Bimbingan dan Konseling bidang sosial, Yogyakarta,
Paramitra
3. Eliasa Imania Eva, Suwarjo.2011.Permainan (games)
dalam Bimbingan dan Konseling.Yogyakarta: Paramitra
5. Situmorang, Jurnal Pedagogi Jurnal Ilmu Pendidikan 17
(01) (2019)55-66
K Metode/Teknik Dinamika Kelompok dengan teknik Diskusi
L Media/Alat Media : Proyektor, Laptop, Power Point,
Alat : kertas dan lembar kerja siswa

M Pelaksanaan
Tahap Uraian Kegiatan
1.Tahap Awal/Pendahuluan (10 menit )
a.Pernyataan tujuan 1. Guru BK membuka kegiatan layanan bersama-sama
peserta didik saling memberi dan menjawab salam
serta menyampaikan kabar masing-masing
2. Guru BK melakukan presensi mengecek kehadiran
konseli/ peserta didik
3. Dilanjutkan kegiatan berdoa bersama/dipimpin peserta
didik yang datang paling awal (menghargai
kedisiplinan siswa)
4. Peserta Didik menyiapkan diri (4c)
5. Guru BK bersama peserta didik menyanyikan lagu
Indonesia Raya (menanamkan rasa Nasionalisme pada
peserta didik)
6. Guru BK menyampaikan tujuan layanan materi
bimbingan dan konseling tentang kekerasan seksual
7. Guru BK membina hubungan baik dengan Peserta
Didik sekaligus untuk membangkitkan semangat
Peserta Didik (ice breaking)

b.Penjelasan langkah- 1. Guru BK menjelaskan langkah-langkah kegiatan, tugas


langkah kegiatan dan tanggung jawab peserta didik.
2. Kontrak layanan (kesepakatan layanan), hari ini
kita akan melakukan kegiatan selama 2 jam
pelayanan, kita sepakat akan melakukan dengan
c.Mengarahkan kegiatan baik.
Guru BK mengajak Peserta Didik untuk berbagi
(konsolidasi) pengalaman terhadap topik yang akan dibicarakan
(kolaborasi)
d.Tahap peralihan (transisi) 1.Guru BK menjelaskan kegiatan yang akan ditempuh
Peserta Didik pada tahap selanjutnya
2.Guru BK menanyakan kesiapan Peserta Didik
memasuki ketahap inti.

2.Tahap Inti ( 50 a. Mengidentifikasikan topik dan mengatur tempat


menit ) duduk peserta didik
1. Guru BK bersama-sama Peserta Didik mencermati
materi lewat tayangan power point untuk menggali
pengetahuan.
2. Guru BK menetapkan topik diskusi
3. Peserta Didik dikelompokan menjadi 3 kelompok
dengan anggota 4 orang secara
heterogen
4. Menginstruksikan kepada Peserta didik untuk
bergabung dengan kelompoknya untuk
melaksanakan kegitan diskusi
5. Guru BK membantu memfasilitasi pengaturan
kelompok diskusi

b. Merencanakan tugas yang akan dipelajari


1. Peserta Didik dan Guru BK merencanakan bersama
mengenai prosedur kegiatan diskusi yang akan
dijalankan.
2. Guru BK memberikan topik yang akan dibuat mind
mapping oleh Peserta Didik secara kelompok
3. Anggota kelompok memulai kegiatan dengan
menyebutkan sebab-sebab yang ditimbulkan dari
dampak negative pergaulan bebas dan cara mencegah
serta cara melawan perilaku kekerasan seksual
4.Guru BK menjelaskan langkah- langkah membuat
mind mapping.
c.Melaksanakan Investigasi
1. Peserta didik mengumpulkan informasi;
2. Informasi diperoleh dari pengalaman belajar masing-
masing anggota kelompok
3. Informasi yang digali mencakup persiapan, proses,
hingga kegiatan pasca belajar kelompok
4. Masing- masing kelompok merancang mind mapping
dari informasi hasil pengalaman dari masing-masing
anggota kelompok
5. Kelompok membuat kesimpulan dengan melihat
hasil pengalaman dari masing-masing anggota
kelompoknya
6. Anggota kelompok saling bertukar ide, berdiskusi,
mengklarifikasi faktor faktor yang mempengaruhi
pergaulan yang aman.
d.Mempresentasikan laporan akhir
1. Semua Kelompok secara bergantian
mempresentasikan hasil mind mapping yang telah
dirumuskan ( mengkomunikasikan )
2. Kelompok yang lain menanggapi pemaparan
kelompok yang melakukan presentasi.
3.Tahap Penutup(10 menit) 1. Guru BK bersama-sama peserta didik membuat
kesimpulan yang terkait dengan materi layanan
“Bergaul Dengan Aman”
2. Guru BK bersama-sama peserta didik melakukan
kegiatan refleksi dengan menanyakan
kebermanfaatan/kebermaknaan kegiatan secara lisan:
 Apa yang telah kamu pelajari hari ini ?
 Apa yang paling kamu sukai dari kegiatan
layanan hari ini ?
 Apa yang belum kamu pahami pada lkegiatan
layanan hari ini ?

N Evaluasi ( 10 menit )
1. Evaluasi Proses Guru BK atau konselor melakukan evaluasi dengan
memperhatikan proses keaktifan peserta didik selama
mengikuti layanan klasikal

1. Mengamati sikap atau antusias peserta didik


dalam mengikuti kegiatan layanan bimbingan
klasikal dalam diskusi kelompok
2. Mengamati cara peserta didik dalam
menyampaikan pendapat atau bertanya saat
pemaparan hasil diskusi
3. Mengamati cara peserta didik memberikan
penjelasan dan pertanyaan saat berlangsungnya
2. Evaluasi Hasil 1. Peserta didik
diskusi melakukanhasil
dan pemaparan analisis kelebihan dan
kekurangan kegiatan layanan bimbingan klasikal
( Critical Thingking and Comunication (4C)
2. Guru BK Melaksanakan rencana tindak lanjut kegiatan
layanan bimbingan klasikal.

Lampiran Lampiran
o Materi
o Hand Out PPT
o Lembar Kerja Peserta Didik
o Instrumen evaluasi proses dan hasil

Ponorogo, 27 April 2021

Mengetahui: Guru
BK/Konselor, Kepala Sekolah,

MULIN, S.Pd. SITI ROMYATIN, S.Pd.


NIP. 19690320 199702 2 003 NIM.
1. URAIAN MATERI

BERGAUL DENGAN AMAN

Makna bergaul di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah hidup berteman
(bersahabat). Bergaul adalah interaksi antara satu individu dengan individu yang lain dalam
kehidupan bermasyarakat. Di antara hal yang memiliki andil besar dalammempengaruhi
seorang dalam bergaul adalah lingkungan yang mana seseorangsuka dan lama dalam menjalin
pergaulan dengan teman-teman di lingkungansekitar di mana seseorang itu tinggal. Jika
lingkungan yang ia singgahi itu baikdan mendukung imannya untuk berbuat baik dalam
bergaul, maka seseorangtersebut akan terbawa baik pula dalam bergaul. Akan tetapi
sebaliknya jika seseorang bergaul dengan teman-teman yang memiliki akhlak kurang baik,
maka akan terbawa pula kedalam prilaku yang tidak baik.
A. Latar Belakang
Bergaul merupakan salah satu cara seseorang untuk berinteraksi dengan lingkungan
sekitarnya, pergaulan merupakan fitrah manusia sebagai makhluksosial yang tidak mungkin
bisa hidup sendirian. Manusia juga memiliki sifattolong-menolong dan saling membutuhkan
satu sama lain, interaksi dengansesama manusia juga menciptakan kemaslahatan besar bagi
manusia itu sendiridan juga lingkungannya. Seperti halnya berorganisasi, bersekolah, dan
bekerja,merupakan contoh aktivitas bermanfaat besar yang melibatkan pergaulan
antarmanusia.
Pada Abad 21 inidiperlukan sumber daya manusia yang berkualitas harus dimulai
sejak dini. Tidak hanya dalam pertumbuhan fisik saja, namun dalam perkembangan
mental,Sosial dan emosional sehingga kelak menjadi manusia yang mempunyai kecerdasan
intelektual (IQ), kecerdasan emosional (EQ) kecerdasansosial (SQ) dan kecerdasan spiritual
yang tinggi. Untuk mendapatkan anakyangseperti diharapkan tentunyadiperlukanberbagai
upayabaikdari keluarga, masyarakat, maupun pemerintah (Wuryani,2008).
Kasus kekerasan seksual setiap tahun mengalami peningkatan, korbannya bukan
hanyadari kalangan dewasa namun sekarang sudah merambah ke remaja, anak-anak bahkan
balita. Fenomena kekerasan seksual terhadap anak semakin sering terjadi dan menjadi
globalhampir diberbagainegara. Kasuskekerasanseksual terhadap anakterus meningkatdari
waktu kewaktu. Peningkatan tersebut tidakhanyadari segi kuantitasatau jumlah kasus
yangterjadi,bahkanjugadari kualitas.Dan yanglebih tragis pelakunya adalah kebanyakan dari
lingkungan keluarga atau lingkungan sekitar anak itu berada, antara lain di dalam
rumahnya sendiri, sekolah,lembaga pendidikan,danlingkungan sosialanak(Noviana,2015).

B. Faktor-faktor penyebab kekerasan seksual terhadap anak


1. Faktor keluarga
Hasil penelitian menunjukkan bahwasemua informan yang
mengalamikekerasan seksualadalahanak darikorbanperceraian, atauberasal dari
keluargayangtidakutuh. Kondisi-kondisi emosi timbul akibat rasa sakit yang
timbul akibat perceraian. Rasa sakityangada pada diriindividulahyang kemudian
menjadipemicu ketidakstabilan emosi.
Adanyakemiskinanstruktural dan disharmoni keluargayangdapatmemicu
depresi danfrustasi.Kondisi semacamini dapatmenyebabkan orang tuahanyahadir
secarafisik,namun tidakhadirsecara emosional.Oleh karenaituanakmerasatidak
kerasan di rumah,sehinggadapat menyebabkan anakmencari oranguntuk
berlindung.

Anak akanmengembangkan kebencianpadakejadian,ataupun pihak-pihak


yang menimbulkan rasa sakit tersebut. Perceraian tidak hanya akan
menimbulkan kebencian pada kedua orang tua, tapi juga pada dirinya
sendiri. Sehingga,anakakan berusaha“menjauhi” orang tua dan
dirinyasendiri.Hal ini menunjukkan bahwa dengan adanya
perceraianmembentukpola tingkahlakuanak terhadaporang lain dalam
masyarakat yang meningkatkan resikoterjadinyakekerasan seksual pada anak.

2. Faktor Lingkungan

Menurut Retnowati (2007), faktorkondisi lingkungan sosial yang tidak


sehat atau rawan, dapat merupakan faktor yang kondusif bagi anak/remaja
untuk berperilakutidakwajar.Faktor kutub masyarakat inidapat dibagi dalam
2 bagian, yaitu pertama, faktorkerawanan masyarakat dan kedua, faktor
daerah rawan (gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat).

Kondisi lingkungan sosial yang buruk,pemukiman kumuh,tergusurnyatempat


bermain anak,sikap acuh takacuh terhadap tindakan eksploitasi,pandangan
terhadapnilai anak yang terlalu rendah, meningkatnya pahamekonomi
upah,lemahnyaperangkat hukum, tidak adanya mekanisme kontrol sosial
yangstabilmemicumeningkatnya kejadian kekerasan seksual pada anak.
Adanyakehamilan tidak diinginkanyang hampiradadisetiaplingkunganmasyarakat
informan,menggambarkan lingkungan sosial yangtidaksehat.

3. FaktorNilai

Pernikahan dini yang terjadidalam kehidupan masyarakat, telah


berlangsung sejaklama danmasihbertahansampai sekarang.Menurutpengakuan
sebagian masyarakat, pernikahan usia dini terjadi
tidakhanyakarenafaktorekonomi semata, tetapi lebih banyak disebabkanfaktor
pergaulan bebas yang berakibatterjadinya hamil di luar nikah. Faktor
penyebab remaja nikah dini adalah perilaku seksual dan kehamilan yang tidak
direncanakan, dorongan ingin menikah, ekonomi,dan rendahnya
pendidikanorangtua.

4. Faktor Individu

Menurut Suharto, kekerasan terhadap anak umumnya disebabkan oleh


faktor internal yang berasal dari anak sendiri maupunfaktoreksternalyangberasal
dari kondisi keluargadanmasyarakat.Faktor internalseperti
anakmengalamicacattubuh, retardasi mental,gangguan tingkahlaku, autisme,anak
terlalulugu,memiliki temperamenlemah,ketidaktahuan anakakan hak-haknya,anak
terlalubergantung pada orangdewasa.Halini terjadi padainforman duadan
tiga,ketikaanak tersebutmengalami cacat tubuh dan anakterlalubergantungpada
orangdewasa (Solihin,2004).

C. Penanggulangan kekerasan seksual terhadap anak


Anak sebagai korban tindak pidanakejahatan terhadap kesusilaan yang

dilakukan oleh orangterdekattentunyaakan menimbulkan trauma mendalam bagi


korban tindak pidana. Seperti apa yangdisampaikan oleh Fahmi Alaydroes,
KetuaBidang Kesejahteraan Rakyat (Kesra) bawasannya para korban kekerasan seksual
mengalamitiga dampak sekaligus yakni dampak psikologis,dampak
fisik,dandampaksosial.
Dampakpsikologis dan fisik yang terjadi kepada anakkorban tindak kekerasan
seksual yakni mereka akan merasa ketakutan karena melakukan
tindakanyangbelumpernahialihatataupuniadengar,dapat juga berupa merasa minder,
takut yang berlebihan, perkembagan jiwa terganggu, dan akhirnya berakibat pada
keeterbelakangan mental, kegelisahan, kehilangan rasa percaya diri, tidak lagi ceria,
sering menuntup diri atau menjauhi kehidupan ramai, tumbuh rasa benci terhadap
lawan jenis dan curiga berlebihan terhadap pihak- pihak lain yang bermaksud baik
kepadanya. Anak yang menjadi korban akan merasa tertekan apalagi jika kejadian
terhadap dirinya diketahui oleh banyak orang. Ia akan mengurung diri, tidak mau
makandan minum, serta takut pada orang lain. Tekanan psikologisyang dialamiakan
mempengaruhi perkembangan mentalnya, sedangkan dampak sosial yang dialami
korban tindak pidanaincestdapatberupa pengucilan dari masyarakat.
Untuk dapat meminimalisirterjadinya kasus kekerasan seksual terhadap anak
dalam lingkup keluarga maka aparat penegak hukum beserta lembaga sosial
danmasyarakat saling bersinergi dan lebihintensif dalam melakukan tindakan terhadap
kasus-kasus sepertiini.Tindakanyang dimaksud disiniadalah melakukan
upayapreventifatau upaya pencegahandanupaya represif.

Upaya preventif yakni dengan melakukan sosialisasi berkaitan dengan


pendidikan, pembinaan, dan penyadaran kepada masyarakat umum tentang berbagai
macam bentuk tindak kejahatan termasuk di antaranya kekerasan seksual terhadap anak
dalam lingkup keluarga.

Organisasi pelindungan anak dari Dewan Uni Eropa memiliki strategi yang bisa
diterapkan orangtua dalam membimbing anak terkait aturan berkomunikasi,
berinteraksi, dan bersentuhan dengan orang lain, di luar keluarga inti. Strategi ini
dikenal dengan istilah underwear rule, yaitu: Pertama, anak diajarkan bahwa tubuh
mer-eka adalah milik mereka sendiri dan tidak ada yang boleh menyentuhnya tanpa
terbuka dengan anak usia dini tentang seksualitas dan area pribadi. Kedua,
memberikan penjelasan kepada anak tentang bagian tubuh mana yang boleh
disentuh dan tidak boleh disentuh orang lain. Ketiga, kerahasiaan adalah taktik utama
pelaku kejahatan seksual. Oleh karena itu, orang- tua perlu memberikan penjelasan
tentang perbe- daan antara rahasia yang baik dan buruk. Setiap rahasia yang membuat
mereka cemas, tidak nyaman, takut, atau sedih harus diceritakan ke orang- tua.
Keempat, ketika menjadi korban pelecehan, anak-anak akan merasa malu, bersalah, dan
takut. Oleh karena itu orangtua harus mencegah hal itu terjadi dan memberi perhatian
kepada anak. Kelima, anak harus diberitahu tentang orang dewasa yang bisa mereka
percayai demi keselamatan mereka karena dalam banyak kasus, pelaku pelecehan
biasanya adalah orang yang mereka kenal. Di lingkungan sekolah, kualitas materi
pendidikan agama dan budi pekerti di satuan pendidikan perlu ditingkatkan. Selain itu,
persoalan tentang hak dan kewajiban anak, kes- ehatan reproduksi, dan pemberdayaan
anak perlu dimasukkan ke dalam kurikulum pendidikan. Pe- lindungan anak dari
kejahatan seksual dilakukan oleh tenaga pengajar maupun pihak lain yang ada di
lingkungan sekolah. Guru harus aktif mengikuti perkembangan anak didiknya.

Sedangkan upaya represif yaitu bentuk upaya yang dilakukan dalam rangka
menunjukkan bagaimana pemberantasan terhadap tindak kejahatan yang terjadi dengan
diwujudkan melalui hukum pidana atau upaya penal
Upaya penal atau hukum pidana merupakan upaya terakhir atau ultimum
remedium, hal ini berarti apabila sanksi lain dianggapbelummampuuntukdapat
meminimalisirterjadinya tindakpidana,makahukumpidana digunakansebagaiupaya
terakhirnya denganmenggunakan sanksi-sanksi berupa hukuman penjara dan
denda.Perbuatan kekerasan seksual terhadap anak yang dilakukan dalam lingkup
keluarga diatur dalam peraturan perundang-undanganyangberlakudi Indonesia
yaknidalamKitab Undang-undang Hukum Pidanapasal 294 joUndang-undang Republik
Indonesia Nomor35tahun2014tentangperubahanatas Undang-undang Republik
Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak(UUPA) pasal 76 D jo
pasal 81 dan Undang-undangRepublik IndonesiaNomor24 tahun 2004 tentang
PenghapusanKekerasanDalamRumahTangga(UUPKDRT)pasal8 huruf a jo pasal 46.

D. Akibat pergaulan bebas


Tindakan kekerasan seksual pada anakmembawadampak emosionaldan fisik
kepada korbannya.Secara emosional,anak sebagaikorban kekerasan seksualmengalami
stress,depresi,goncangan jiwa,adanya perasaanbersalahdanmenyalahkan diri
sendiri,rasatakutberhubungandengan orang lain,bayangankejadianketikaanakmenerima
kekerasan seksual,mimpiburuk,insomnia, ketakutan denganhalyangberhubungan dengan
penyalahgunaan termasukbenda,bau, tempat,kunjungan dokter,masalah hargadiri,
disfungsi seksual,sakitkronis, kecanduan, keinginanbunuh diri,keluhansomatik,dan
kehamilanyangtidakdiinginkan.Selain itu muncul gangguan-gangguan psikologis
seperti pasca-traumastressdisorder, kecemasan, penyakit jiwa lain termasuk
gangguan kepribadian dan gangguanidentitas disosiatif,kecenderungan
untukreviktimisasi di masadewasa,bulimianervosa,bahkan
adanyacederafisikkepadaanak(Levitanet al,2003).

Kekerasanseksualyangterjadi dapat mengakibatkan terjadinya kehamilan.


Dampakyangdapattimbul denganadanya kehamilan tersebutmenyebabkan resiko
gangguanpsikologisseperti stress,depresi, berhentimeneruskan pendidikannyadan
penganiayaan pada bayi (Mukhodim, Sri.2015).

2. Media : Power poin

3. LKPD

INSTRUKSI KEGIATAN (ACTIVITY) PESERTA DIDIK

Halaman judul (cover)

Nama siswa, kelas, jenis layanan, tanggal pelaksanaan layanan

RUMUSKAN MATERI SETELAH DIPELAJARI


TEMUKAN

a. Peserta didik dapat mengamati dan mencari informasi tentang contoh-contoh perilaku
dalam kehidupan, baik di sekolah atau di masyarakat.

b. Peserta didik diberi tugas untuk membuat poster atau slogan tentang kekerasan terhadap
seksual kemudian dishare di medsos

INSTRUMEN OBSERVASI
PROSES LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL

PEDOMAN OBSERVASI
Identitas :
Nama Peserta Didik : .....................................................
Kelas :......................................................

Petunjuk :
Beri tanda centang (√) pada kolom skor sesuai dengan hasil penilaian Anda.

SKOR
PERNYATAAN 1 2 3 4
No

1 Peserta didik terlibat aktif


2 Peserta didik antusias dalam mengikuti kegiatan
3 Peserta didik kreatif
4 Peserta didik saling menghargai
5 Peserta didik saling mengeluarkan pendapat
6 Peserta didik berargumentasi mempertahankan
pendapat masing-masing
7 Layanan terselenggara dengan menyenangkan
8 Layanan sesuai alokasi waktu
Total Skor :

Skor 4 : sangat baik


Skor 3 : baik
Skor 2 : cukup baik
Skor 1 : kurang baik
Keterangan :
1. Skor minimal yang dicapai adalah 1 x 8 = 8, dan skor tertinggi adalah 4 x 8 = 32
2. Kategori hasil :
a. Sangat baik = 28 – 32
b. Baik = 23 – 27
c. Cukup = 22 – 26
d. Kurang = ........21

Sambit, ...........................
Mengetahui
Koordinator BK Guru BK

Dra. Hj. ANI SUSIATI SITI ROMYATIN, S.Pd


NIP. 19650917 199003 2 007 NIM
ANGKET EVALUASI HASIL LAYANAN
BIMBINGAN KLASIKAL

No PERNYATAAN SKOR

1 2 3 4

1 Saya memahami dengan baik tujuan yang


diharapkan dari materi dari materi yang
disampaiakan

2 Saya memperoleh banyak pengetahuan dan


informasi dari materi yang disampaikan

3 Saya menyadari pentingnya bersikap sesuai


dengan materi yang disampaikan

4 Saya meyakini diri akan lebih baik, apabila


bersikap sesuai dengan materi yang disampaiakan

5 Saya dapat mengembangkan perilaku yang lebih


positif setelah mendapatkan materi yang
disampaikan

6 Saya dapat mengubah perilaku sehingga


kehidupan saya menjadi lebih teratur dan
bermakna

Total skor =..............

Keterangan :
1. Skor minimal yang dicapai adalah 1 x 6, dan skor tertinggi adalah 4 x 6 = 24
2. Kategori hasil :
 Sangat baik = 21 – 24
 Baik = 17 – 20
 Cukup = 13 – 16
 Kurang = < 12

Sambit, ...........................
Mengetahui
Guru BK Peserta didik/ konseli

SITI ROMYATIN ..............................................


NIM. ...............................
PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO
DINAS PENDIDIKAN
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 3 SAMBIT
DESA WRINGINANOM. SAMBIT 0352 ( 311 042) PONOROGO, Email :
smpn3_sambit@yahoo.co.id
Kode Pos 63474
SAMBIT
LAPORANBIMBINGANKLASIKAL
SEMESTER(GANJIL/GENAP)
TAHUNPELAJARAN 2020/ 2021

1 Komponen Layanan Layanan Dasar/ Responsif/ Peminatan/ Perencanaan


Individual

2 Bidang Layanan

3 Topik Layanan

4 Tujuan Layanan

5 Kelas/ Semester

6 Hari/ Tanggal

7 Durasi Pertemuan

8 Materi

9 Hasil dan Tindak Lanjut


Sambit, ...........................
Mengetahui
Kepala SMP Negeri 3 Sambit Guru BK

MULIN, S.Pd SITI ROMYATIN, S.Pd


NIP. 19690320 199702 2 003 NIP. 19760212 200903 2 004

Anda mungkin juga menyukai