Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
DINAS PENDIDIKAN
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 3 SAMBIT
DESA WRINGINANOM. SAMBIT 0352 ( 311 042) PONOROGO, Email : smpn3_sambit@yahoo.co.id
Kode Pos 63474
SAMBIT
RENCANAPELAKSANAAN
LAYANAN(RPL) BIMBINGANKLASIKAL
SEMESTER
GENAPTAHUNPELAJARAN2020/2021
M Pelaksanaan
Tahap Uraian Kegiatan
1.Tahap Awal/Pendahuluan (10 menit )
a.Pernyataan tujuan 1. Guru BK membuka kegiatan layanan bersama-sama
peserta didik saling memberi dan menjawab salam
serta menyampaikan kabar masing-masing
2. Guru BK melakukan presensi mengecek kehadiran
konseli/ peserta didik
3. Dilanjutkan kegiatan berdoa bersama/dipimpin peserta
didik yang datang paling awal (menghargai
kedisiplinan siswa)
4. Peserta Didik menyiapkan diri (4c)
5. Guru BK bersama peserta didik menyanyikan lagu
Indonesia Raya (menanamkan rasa Nasionalisme pada
peserta didik)
6. Guru BK menyampaikan tujuan layanan materi
bimbingan dan konseling tentang kekerasan seksual
7. Guru BK membina hubungan baik dengan Peserta
Didik sekaligus untuk membangkitkan semangat
Peserta Didik (ice breaking)
N Evaluasi ( 10 menit )
1. Evaluasi Proses Guru BK atau konselor melakukan evaluasi dengan
memperhatikan proses keaktifan peserta didik selama
mengikuti layanan klasikal
Lampiran Lampiran
o Materi
o Hand Out PPT
o Lembar Kerja Peserta Didik
o Instrumen evaluasi proses dan hasil
Mengetahui: Guru
BK/Konselor, Kepala Sekolah,
Makna bergaul di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah hidup berteman
(bersahabat). Bergaul adalah interaksi antara satu individu dengan individu yang lain dalam
kehidupan bermasyarakat. Di antara hal yang memiliki andil besar dalammempengaruhi
seorang dalam bergaul adalah lingkungan yang mana seseorangsuka dan lama dalam menjalin
pergaulan dengan teman-teman di lingkungansekitar di mana seseorang itu tinggal. Jika
lingkungan yang ia singgahi itu baikdan mendukung imannya untuk berbuat baik dalam
bergaul, maka seseorangtersebut akan terbawa baik pula dalam bergaul. Akan tetapi
sebaliknya jika seseorang bergaul dengan teman-teman yang memiliki akhlak kurang baik,
maka akan terbawa pula kedalam prilaku yang tidak baik.
A. Latar Belakang
Bergaul merupakan salah satu cara seseorang untuk berinteraksi dengan lingkungan
sekitarnya, pergaulan merupakan fitrah manusia sebagai makhluksosial yang tidak mungkin
bisa hidup sendirian. Manusia juga memiliki sifattolong-menolong dan saling membutuhkan
satu sama lain, interaksi dengansesama manusia juga menciptakan kemaslahatan besar bagi
manusia itu sendiridan juga lingkungannya. Seperti halnya berorganisasi, bersekolah, dan
bekerja,merupakan contoh aktivitas bermanfaat besar yang melibatkan pergaulan
antarmanusia.
Pada Abad 21 inidiperlukan sumber daya manusia yang berkualitas harus dimulai
sejak dini. Tidak hanya dalam pertumbuhan fisik saja, namun dalam perkembangan
mental,Sosial dan emosional sehingga kelak menjadi manusia yang mempunyai kecerdasan
intelektual (IQ), kecerdasan emosional (EQ) kecerdasansosial (SQ) dan kecerdasan spiritual
yang tinggi. Untuk mendapatkan anakyangseperti diharapkan tentunyadiperlukanberbagai
upayabaikdari keluarga, masyarakat, maupun pemerintah (Wuryani,2008).
Kasus kekerasan seksual setiap tahun mengalami peningkatan, korbannya bukan
hanyadari kalangan dewasa namun sekarang sudah merambah ke remaja, anak-anak bahkan
balita. Fenomena kekerasan seksual terhadap anak semakin sering terjadi dan menjadi
globalhampir diberbagainegara. Kasuskekerasanseksual terhadap anakterus meningkatdari
waktu kewaktu. Peningkatan tersebut tidakhanyadari segi kuantitasatau jumlah kasus
yangterjadi,bahkanjugadari kualitas.Dan yanglebih tragis pelakunya adalah kebanyakan dari
lingkungan keluarga atau lingkungan sekitar anak itu berada, antara lain di dalam
rumahnya sendiri, sekolah,lembaga pendidikan,danlingkungan sosialanak(Noviana,2015).
2. Faktor Lingkungan
3. FaktorNilai
4. Faktor Individu
Organisasi pelindungan anak dari Dewan Uni Eropa memiliki strategi yang bisa
diterapkan orangtua dalam membimbing anak terkait aturan berkomunikasi,
berinteraksi, dan bersentuhan dengan orang lain, di luar keluarga inti. Strategi ini
dikenal dengan istilah underwear rule, yaitu: Pertama, anak diajarkan bahwa tubuh
mer-eka adalah milik mereka sendiri dan tidak ada yang boleh menyentuhnya tanpa
terbuka dengan anak usia dini tentang seksualitas dan area pribadi. Kedua,
memberikan penjelasan kepada anak tentang bagian tubuh mana yang boleh
disentuh dan tidak boleh disentuh orang lain. Ketiga, kerahasiaan adalah taktik utama
pelaku kejahatan seksual. Oleh karena itu, orang- tua perlu memberikan penjelasan
tentang perbe- daan antara rahasia yang baik dan buruk. Setiap rahasia yang membuat
mereka cemas, tidak nyaman, takut, atau sedih harus diceritakan ke orang- tua.
Keempat, ketika menjadi korban pelecehan, anak-anak akan merasa malu, bersalah, dan
takut. Oleh karena itu orangtua harus mencegah hal itu terjadi dan memberi perhatian
kepada anak. Kelima, anak harus diberitahu tentang orang dewasa yang bisa mereka
percayai demi keselamatan mereka karena dalam banyak kasus, pelaku pelecehan
biasanya adalah orang yang mereka kenal. Di lingkungan sekolah, kualitas materi
pendidikan agama dan budi pekerti di satuan pendidikan perlu ditingkatkan. Selain itu,
persoalan tentang hak dan kewajiban anak, kes- ehatan reproduksi, dan pemberdayaan
anak perlu dimasukkan ke dalam kurikulum pendidikan. Pe- lindungan anak dari
kejahatan seksual dilakukan oleh tenaga pengajar maupun pihak lain yang ada di
lingkungan sekolah. Guru harus aktif mengikuti perkembangan anak didiknya.
Sedangkan upaya represif yaitu bentuk upaya yang dilakukan dalam rangka
menunjukkan bagaimana pemberantasan terhadap tindak kejahatan yang terjadi dengan
diwujudkan melalui hukum pidana atau upaya penal
Upaya penal atau hukum pidana merupakan upaya terakhir atau ultimum
remedium, hal ini berarti apabila sanksi lain dianggapbelummampuuntukdapat
meminimalisirterjadinya tindakpidana,makahukumpidana digunakansebagaiupaya
terakhirnya denganmenggunakan sanksi-sanksi berupa hukuman penjara dan
denda.Perbuatan kekerasan seksual terhadap anak yang dilakukan dalam lingkup
keluarga diatur dalam peraturan perundang-undanganyangberlakudi Indonesia
yaknidalamKitab Undang-undang Hukum Pidanapasal 294 joUndang-undang Republik
Indonesia Nomor35tahun2014tentangperubahanatas Undang-undang Republik
Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak(UUPA) pasal 76 D jo
pasal 81 dan Undang-undangRepublik IndonesiaNomor24 tahun 2004 tentang
PenghapusanKekerasanDalamRumahTangga(UUPKDRT)pasal8 huruf a jo pasal 46.
3. LKPD
a. Peserta didik dapat mengamati dan mencari informasi tentang contoh-contoh perilaku
dalam kehidupan, baik di sekolah atau di masyarakat.
b. Peserta didik diberi tugas untuk membuat poster atau slogan tentang kekerasan terhadap
seksual kemudian dishare di medsos
INSTRUMEN OBSERVASI
PROSES LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL
PEDOMAN OBSERVASI
Identitas :
Nama Peserta Didik : .....................................................
Kelas :......................................................
Petunjuk :
Beri tanda centang (√) pada kolom skor sesuai dengan hasil penilaian Anda.
SKOR
PERNYATAAN 1 2 3 4
No
Sambit, ...........................
Mengetahui
Koordinator BK Guru BK
No PERNYATAAN SKOR
1 2 3 4
Keterangan :
1. Skor minimal yang dicapai adalah 1 x 6, dan skor tertinggi adalah 4 x 6 = 24
2. Kategori hasil :
Sangat baik = 21 – 24
Baik = 17 – 20
Cukup = 13 – 16
Kurang = < 12
Sambit, ...........................
Mengetahui
Guru BK Peserta didik/ konseli
2 Bidang Layanan
3 Topik Layanan
4 Tujuan Layanan
5 Kelas/ Semester
6 Hari/ Tanggal
7 Durasi Pertemuan
8 Materi