Anda di halaman 1dari 10

TUGAS KELOMPOK 6

KESEHATAN LINGKUNGAN
SOSIOSFER
“Studi Kasus Sumber Air Minum di Kalimantan Selatan”

OLEH:

1. VIRGIANY RESTU CHATRINI (0810942015)


2. SUCI WULANDARI (1210941001)
3. DIAN PARAMITA (1210942005)
4. RIFEL SOLIHIN (1210942007)

DOSEN:

TIVANY EDWIN, M.Eng

JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG

2013
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Lata Belakang

Air bersih adalah salah satu jenis sumberdaya berbasis air yang bermutu baik dan
biasa dimanfaatkan oleh manusia untuk dikonsumsi atau dalam melakukan
aktivitas mereka sehari-hari termasuk diantaranya adalah sanitasi. Untuk
konsumsi air minum menurut departemen kesehatan, syarat-syarat air minum
adalah tidak berasa, tidak berbau, tidak berwarna, dan tidak mengandung logam
berat. Walaupun air dari sumber alam dapat diminum oleh manusia, terdapat
risiko bahwa air ini telah tercemar oleh bakteri (misalnya Escherichia coli) atau
zat-zat berbahaya. Walaupun bakteri dapat dibunuh dengan memasak air hingga
100 °C, banyak zat berbahaya, terutama logam, tidak dapat dihilangkan dengan
cara ini.

Air yang relatif bersih sangat didambakan manusia untuk keperluan sehari-hari
seperti air minum, air untuk masak, mandi dan cuci ataupun untuk irigasi
pertanian, keperluan industri, kebersihan sanitasi kota dan lain sebagainya.
Kelangkaan air bersih yang menjadi masalah yang utama di sebagian besar
perkotaan di Indonesia. Masalah kelangkaan air bersih ini akan menjadi lebih
besar pada saat musim kemarau, dimana cadangan air yang berasal dari air tanah
maupun di dalam sungai menjadi sangat berkurang. Masalah kelangkaan air ini
masih ditambah dengan adanya pencemaran sungai sebagai sumber utama air
bersih di perkotaan. Air sungai yang menjadi sumber utama air minum di
perkotaan sudah menjadi sangat tercemar oleh linabah-limbah baik yang berasal
dari industri ataupun dari pemukiman. Air ,sungai di bagian hulu yang pada
umumnya masih relatif bersih, akan menjadi sangat tercemar begitu melewati
daerah pemukiman dan industri.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa permasalahan air minum di Kalimantan Selatan?
2. Apa Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk?
3. Apa peran serta masyarakat?
4. Apa peran serta pemerintah?
5. Apa Sistem Penyediaan dan Distribusi Air Bersih?
6. Apa Perencanaan Penyediaan Air Bersih?
7. Apa hubungan sosiosfer dengan kesehatan lingkungan?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui permasalahan air minum di Kalimantan Selatan;


2. Untuk mengetahui apa Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk;
3. Untuk mengetahui apa peran serta masyarakat;
4. Untuk mengetahui peran serta pemerintah;
5. Untuk mengetahui Sistem Penyediaan dan Distribusi Air Bersih;
6. Untuk mengetahui Perencanaan Penyediaan Air Bersih;
7. Untuk mengetahui hubungan sosiosfer dengan kesehatan lingkungan.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Permasalahan air minum di Kalimantan Selatan

Kemarau yang terjadi di Kalimantan Selatan selain membawa dampak kabut asap
karena seringnya kebakaran lahan hutan, juga berpengaruh terhadap sulitnya
mendapatkan air bersih. Kesulitan air bersih sangat dirasakan warga yang jauh
dari layanan perusahaan air minum atau masyarakat pedesaan di Kabupaten Hulu
Sungai Tengah, Hulu Sungai Utara, Tanah Bumbu, Kotabaru,Tanah Laut, dan
Balangan.

Di desa Mahang Baru Kecamatan Labuan Amas Selatan Kabupaten HST


misalnya, mengaku kesulitan air bersih ini beberapa bulan terakhir, sering
terjadinya kemarau yang cukup panjang saat ini.Alternatif sumber air bersih hanya
melalui sumur bor bawah tanah. Namun biaya pembuatan satu unit sumur bor
bernilai jutaan, sehingga tidak semua warga memilikinya.

Kesulitan air bersih ini berbuntut lagi pada sulitnya memenuhi keperluan untuk
mandi, cuci, dan kakus (MCK) masyarakat setempat karena sungai semua yang
bisa dimanfaatkan kering tanpa air lagi. Keinginan memiliki MCK dengan sumber
air bersih ini disampaikan tokoh agama setempat. Tidak sedikit warga desa yang
terpaksa berpindah-pindah mencari sumber air bersih yang jaraknya cukup jauh
dari permukiman akibat berkurangnya persediaan sumber air di sumur-sumur di
sekitar rumah mereka.

2.2 Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk

2.2.1 Faktor alamiah


Dalam faktor alamiah ini, mancakup tentang:
 Angka kelahiran
 Angka kematian

2.2.2 Faktor non alamiah


Dalam faktor non alamia ini, mencakup tentang:
 Faktor perpindahan penduduk

 Faktor pertambahan penduduk

2.3 Peran serta masyarakat


Masyarakat mempunyai peranan penting dalam memelihara dan meningkatkan
kesehatan dari dan lingkungannya dan sumber air minum tersebut. Oleh karena,
kesehatan di samping merupakan hak juga menjadi kewajiban dan tanggung
jawab setiap orang.

1. Peran serta perorangan dan keluarga. Ini dilaksanakan oleh setiap anggota
keluarga dan anggota masyarakat dalam menolong dirinya sendiri dan keluarga
untuk dapat hidup sehat. Hal ini dicerminkan dengan kemampuan untuk
mengatasi masalah kesehatan, masalah air minum, dan masalah perilaku sesuai
dengan kemampuan perorangan.

2. Peran serta masyarakat umum. Ini meliputi kegiatan untuk menjalin hubungan
yang erat dan dinamis antara pemerintah dan masyarakat dengan cara
mengembangkan dan membina komunikasi timbal balik terutama dalam hal
memberikan masukan, memberikan umpan balik, dan menyebarluaskan
informasi tentang kesehatan.
3. Peran serta masyarakat penyelenggara upaya kesehatan. Yang dimaksud
dengan kelompok penyelenggara upaya kesehatan adalah seperti yayasan-
yayasan yang memberikan pelayanan kesehatan, praktek-praktek profesi, serta
lainnya. Kegiatannya meliputi kegiatan yang dilaksanakan baik secara
perorangan maupun secara kelompok, berupa :
o Penyelenggaraan pelayanan kesehatan, seperti balai pengobatan swasta,
rumah bersalin swasta, dokter praktek-praktek profesi, dan lainnya;
o Penyelenggaraan pengambilan air secara bergantian;
o Usaha gotong royong.

2.4 Peran serta pemerintah


Dalam keadaan tersebut, warga cukup lama kesulitan air bersih yang
menyebabkan sulitnya melakukan aktivitas MCK, termasuk mendapatkan air
untuk keperluan masyarakat di mesjid seperti berwudhu dan sebagainya.
Keinginan warga yang lain seperti perbaikan fasilitas jalan di sampaikan kepada
pemerintah.

Menanggapi hal itu, pemerintah berjanji akan mengupayakan adanya program


sanitasi lingkungan seperti bantuan pembuatan sumur bor dari Pemerintah Pusat
melalui Dinas Pertambangan seperti yang ada dilakukan di beberapa lokasi.
Pemerintah mengaku bisa merasakan kesulitan warga terhadap keperluan sarana
MCK karena sulitnya air bersih didapat. Sehingga perlu program sanitasi yang
bisa mengatasi masalah ini. Di Banjarmasin sebutnya, sudah ada program sanitasi
berbasis masyarakat (sanimas) berupa pembuatan tempat MCK yang dikelola
perusahaan daerah. Program inilah yang diharapkan bisa diterapkan di
Kabuapten/Kota.

Setelah ada permohonan lanjutnya, baru dilakukan survey lokasi untuk


mengetahui titik-titik mana yang bisa dilakukan pengeboran sehingga dapat
memperoleh sumber air yang cukup. Terkait permohonan lain seperti perbaikan
jalan, hal itu akan dilakukan pembicaraan dengan Pemerintah Kabupaten
setempat, karena menurut pemerintah, status jalan ada yang milik Pemkab, juga
milik Pemprov.
Pada saat ini, pemerintah telah memberikan bantuan Rp20 juta untuk
pembangunan Mesjid Nurul Huda. Selain warga di HST, di Banjarbaru, Tanbu,
Kotabaru dan beberapa daerah lainnya mengalami kesulitan serupa. Warga makin
sulit mendapatkan pasokan air bersih belakangan. Pemerintah diharapkan lebih
jeli untuk mengambil langkah strategis dalam mengantisipasi kekurangan air
bersih yang dikonsumsi oleh warga di musim kemarau saat ini.

2.5 Sistem Penyediaan dan Distribusi Air Bersih


Sistem penyediaan air bersih terdiri dari dua sistem penyediaan air bersih, yaitu
Sistem Penyediaan Air Bersih individual dan komunal. Dengan pertimbangan
jumlah penduduk, distribusi/sebaran penduduk, dan aktifitas dominan yang
dilakukan penduduk, dapat diketahui bahwa perbedaan antara kedua sistem
tersebut terletak pada; penerapan teknologi fisik, tingkat kapasitas pelayanan,
tingkat jenis sambungan pelayanan, dan tingkat institusi pengelolaan sistem.

1. Air Bersih Domestik


Kebutuhan domestik ditentukan oleh adanya konsumen domestik, yang berasal
dari data penduduk, pola kebiasaan dan tingkat hidup yang didukung adanya
perkembangan sosial ekonomi yang memberikan kecenderungan peningkatan
kebutuhan air bersih. Fasilitas penyediaan air bersih yang sering dikenal, yaitu;
- Fasilitas perpipaan, yaitu: sambungan rumah, sambungan halaman, sambungan
umum.
- Fasilitas non perpipaan, berupa; sumur, mobil air, mata air.
Kebutuhan air bersih suatu kawasan dipengaruhi oleh jumlah penduduk kawasan
tersebut. Jumlah penduduk suatu kawasan sangat mempengaruhi jumlah air
bersih yang dibutuhkan kawasan tersebut.

2. Air Bersih Non Domestik


Kebutuhan air non domestik ditentukan oleh adanya konsumen non domestik,
yang memanfaatkan fasilitas - fasilitas antara lain:
1. Perkantoran, tempat ibadah;
2. Prasarana pendidikan, prasarana kesehatan;
3. Komersial (pasar, pertokoan, penginapan, bioskop, rumah makan dll);
4. Industri.
2.6 Perencanaan Penyediaan Air Bersih
Perencanaan penyediaan air bersih meliputi aspek teknis, aspek finansial, aspek
kelembagaan dan aspek peran serta masyarakat.
1. Aspek Teknis antara lain terdiri dari kebutuhan air pada saat ini dan masa
datang, pengolahan air bersih, Standar teknis, prosedur O&M, kualitas air
2. Aspek finansial meliputi Kemampuan dan kemauan untuk membayar, serta
rencana anggaran biaya.
3. Aspek kelembagaan meliputi strategi ditingkat nasional dan kebijakan/landasan
hukum, para stakeholder dalam kegiatan ini, yaitu pengguna dan pemelihara
pelayanan air, sehingga hal ini akan menentukan keberhasilan kegiatan
tersebut.
4. Aspek peran serta masyarakat terdiri dari Kebutuhan untuk peningkatan
penyediaan air bersih, rasa tanggung jawab dan memiliki, kebudayaan,
kebiasaan, dan kepercayaan yang berhubungan dengan air bersih.

2.7 Hubungan sosiosfer dengan kesehatan lingkungan

Sosiosfer merupaka hubungan antara interaksi manusia dengan manusia. Jadi, di


dalam studi kasus ini, tentang sumber air minum. Air minum tersebut merupakan
hubungan interaksi antara manusia dengan manusia. Manusia sama-sama
membutuhkan air untuk kehidupan. Di dalam pengambilan air tersebut, manusia
saling berinteraksi.

Selain itu, banyak penyakit yang disebabkan oleh air, seperti:


1. Air yang tercemar oleh kotoran manusia dan hewan, bila terminum dapat
menyebabkan kolera, tipur, dan diare;
2. Kekurangan air atau sulitnya menjangkau sumber air untuk memelihara
kebersihan peroranagan, yang menyebabkan timbulnya diare, infeksi kulit,
penyakit mata yang menular, dan infeksi kutu yang dapat menjadi vector
demam;
3. Serangan vektor penyakit yang habitatnya di air.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Air bersih adalah salah satu jenis sumberdaya berbasis air yang bermutu baik dan
biasa dimanfaatkan oleh manusia untuk dikonsumsi atau dalam melakukan
aktivitas mereka sehari-hari termasuk diantaranya adalah sanitasi.Air yang relatif
bersih sangat didambakan manusia untuk keperluan sehari-hari seperti air minum,
air untuk masak, mandi dan cuci ataupun untuk irigasi pertanian, keperluan
industri, kebersihan sanitasi kota dan lain sebagainya.

3.2 Saran

Saran yang dapat diberikan agar masyarakat dapat menjaga sumber air bersih
adalah:
1. Membuat bak pemampung agar terhindar dari kekurangan sumber air minum;
2. Pemerintah harus lebih menanggapi keluhan dari masyarakat;
3. Menjaga kondisi lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA
Ditjen. Cipta Karya, (1998), Petunjuk Teknis Perencanaan, Pelaksanaan,
Pengawasan,Pembangunan dan Pengelolaan Sistem Penyediaan Air Bersih
Perdesaan, Departemen PU, Jakarta

Dwi Puspitorini1 dan Ali Masduqi. 2011. STRATEGI PENYEDIAAN AIR


BERSIH DI DESA.

Jolnir, 2009. Sulitnya air bersih di Kalimantan dalam


blogspot.com/2009/12/sulitnya-air-bersih-di-kalimantan.html. tanggal akses
29 November 2013

Irianti, Sri. 2001. Pengelolaan Sumber Daya Air Berwawasan Kesehatan. Jakarta:
Media Litbang Kesehatan

Anda mungkin juga menyukai