Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

MORFOLOGI BATANG

Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Morfologi Tumbuhan

yang dibina oleh Umi Nur Jannah, S.Pd., M.Si.

Oleh :

Kelompok 1

Ahmad Sainuri Safi’I 1903402081016

Alfiatur Rahma AR 1903402081054

Agung Saputra 1903402081011

Anggi Saputri 1903402081029

UNIVERSITAS ISLAM JEMBER

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

Tahun 2020-2021
Kata Pengantar

Alhamdulillahirabbil alaamiin, puji syukur kami panjatkan puji syukur kehadirat Tuhan
Yang Mah Esa yang telah memberi kami kesempatan untuk menyusun makalah Morfologi
Batang ini dalam rangka memenuhi tugas yang diberikan oleh Ibu Umi Nurjannah selaku dosen
pengampu mata kuliah Morfologi Tumbuhan. Sholawat dan salam kami limpahkan kepada
junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membimbing kita dari zaman
kebodohan menuju zaman yang penuh dengan iman dan islam. Tak lupa kami mengucapkan
banyak terimakasih kepada Ibu Umi Nurjannah M. Pd. Yang telah menyalurkan ilmunya kepada
kita semua sehingga kita dapat memperoleh tambahan ilmu pengetahuan. Kami menyadari
bahwasanya makalah yang kami susun ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kami
pribadi memohon kepada semuanya, khusunya pembaca untuk memberi kritik dan saran yang
membangun demi makalah kami selanjutnya yang lebih baik lagi. Dan kami berharap semoga
makalah ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan serta wawasan ilmu bagi kita semua.
Aamiin Ya Rabbal Alaamiin.

Jember, 1 Oktober 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar...................................................................................................................i

Daftar Isi.............................................................................................................................ii

Bab 1 PENDAHULUAN....................................................................................................1

A. Latar Belakang.........................................................................................................2
B. Rumusan Masalah....................................................................................................2
C. Tujuan......................................................................................................................2
D. Manfaat....................................................................................................................2

Bab 2 PEMBAHASAN......................................................................................................3

A. Pengertian Batang....................................................................................................3
B. Struktur dan Fungsi Batang.....................................................................................3
C. Jenis Batang, Bentuk Batang dan Sifat Permukaan Batang.....................................5
D. Perkembangan Batang...........................................................................................10
E. Arah Tumbuh Batang dan Percabangan Batang....................................................12
F. Modifikasi Batang..................................................................................................14

BAB 3 PENUTUP............................................................................................................19

A. Kesimpulan............................................................................................................19
B. Saran......................................................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................20

ii
BAB I PENDAHULUAN

A . Latar Belakang

Morfologi tumbuhan adalah adalah ilmu yang mempelajari bentuk dan susunan tubuh
tumbuhan. Morfologi tumbuhan juga menguraikan tentang fungsi masing masing bagian dari
bentuk dan susunan tumbuhan. Jika kita melihat batang berbagai jenis tumbuhan, akan terlihat
bahwa ada diantaranya yang jelas kelihatan batangnya, tetapi ada pula yang tampaknya tidak
berbatang karena semua daunnya seakan-akan keluar dari bagian atas akarnya dan tersusun rapat
satu sama lain yang disebut roset (rosula).

Pada umumnya batang berbentuk panjang bulat seperti silinder atau dapat pula
mempunyai bentuk lain. Batang terdiri dari ruas-ruas yang pada tiap perbatasan ruas inilah
terdapat daun. Arah tumbuh batang biasanya ke atas, menuju cahaya atau matahari (bersifat
fototrop atau heliotrop). Batang selalu bertambah panjang di ujungnya, mengadakan percabangan
dan umumnya tidak berwarna hijau, kecuali tumbuhan yang umurnya pendek.

Akibat banyaknya jenis tumbuhan dan banyaknya jenis batang, maka perlu mempelajari
bagaimana bentuk dan pembagiannya. Namun dalam penentuan jenis-jenis batang tumbuhan
tidaklah mudah, seringkali terjadi kekeliruan. Untuk itu selalu diperlukan penelitian atau
pemeriksaan secara langsung dan seksama untuk menghindari terjadinya kesalahan.Sekelompok
sel-sel yang serupa asalnya, strukturnya, dan fungsinya dalam satu kesatuan yang padu
dinamakan “jaringan” secara umum tubuh tanaman terdiri atas jaringan vegetative dan jaringan
reproduktif. Dalam tanaman tinggi, tubuhnya terdiri atas kompleks sel yang strukturnya rumit,
berbagai jenis sel dengan fungsi yang berbeda-beda berpadu menjadi satu.

1
B . Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan batang?


2. Bagaimana struktur dan fungsi batang?
3. Bagaimana jenis, bentuk dan sifat permukaan batang?
4. Bagaimana perkembangan batang?
5. Bagaimana arah tumbuh dan tipe percabangan batang?
6. Bagaimana modifikasi batang ?

C . Tujuan

1. Agar mahasiswa memahami pengertian batang


2. Agar mahasiswa memahami struktur dan fungsi batang
3. Agar mahasiswa mengetahui jenis, bentuk dan sifat permukaan batang
4. Agar mahasiswa mampu memahami perkembangan batang
5. Agar mahasiswa mampu memahami arah tumbuh dan tipe percabangan batang
6. Agar mahasiswa mampu memahami modifikasi batang

D . Mafaat

1. Mahasiswa dapat memahami pengertian batang


2. Mahasiswa dapat memahami struktur dan fungsi batang
3. Mahasiswa dapat mengetahui jenis, bentuk dan sifat permukaan batang
4. Mahasiswa dapat memhami perkembangan batang
5. Mahasiswa dapat memahami arah tumbuh dan tipe percabangan batang
6. Mahasiswa dapat memahami modifikasi batang

2
BAB II PEMBAHASAN

A . Pengertian Batang

Batang berasal dari bahasa latin yaitu caulis yang merupakan salah satu organ dasar
dalam tumbuhan berpembuluh. Batang merupakan bagian tubuh tumbuhan yang amat penting
dan mengingat sebagai tempat serta kedudukan batang bagi tubuh tumbuhan. Batang dapat
disamakan sebagai sumbu tumbuhan, tempat semua organ lain bertumpu dan tumbuh. Batang
adalah bagian utama dari suatu tumbuhan yang tumbuh di atas tanah, mendukung bagian-bagian
lain dari tumbuhan seperti daun, bunga, dan buah. Pada ruas batanf akan muncul bunga dan tunas
daun. Pada batang juga terdapat cabang-cabang yang fungsinya untuk menempatkan daun pada
posisi yang memungkinkan daun mendapat cahaya matahari guna proses fotosintesis tumbuhan.
Karena batang merupakan titik tumbuh maka tanpa batang tumbuhan yang berpembuluh tidak
bisa hidup.

B . Struktur dan Fungsi Batang

Jenis batang ada 2 yaitu batang dikotil dan batang monokotil. Dengan perbedaan sebagai
berikut :

Monokotil Dikotil
Batang tidak bercabang-cabang Batang bercabang
Pembuluh angkut tersebar Pembuluh angkut teratur dalam susunan
lingkaran atau berseling radial
Tidak mempunyai cambium vaskuler, sehingga Mempunyai cambium vaskuler, sehingga dapat
tidak dapat tumbuh membesar tumbuh membesar

3
Mempunyai meristem interkalar Tidak mempunyai meristem interkalar
Tidak memiliki jari-jari empulur Jari-jari empulur berupa deretan parenkima
diantara berkas pengangkut
Tidak dapat dibedakan antara korteks dan Dapat dibedakan antara daerah korteks dan
empulur empulur

- Struktur Batang

Berdasarkan anatomi batang struktur batang ada 4 jaringan, yaitu epidermis, korteks,
endodermis dan stele.

a. Epidermis

Epidermis merupakan batang yang tersusun dari sebuah sel rapat tanpa ruang antar sel
berkutikula. Jaringan epidermis atas berbeda dengan epidermis bawah. Permukaan atas daun
disebut permukaan adaksial dan permukaan bawah disebut abaksial. Batang dikelilingi
epidermis. Di antara sel epidermis ada yang berubah menjadi sel penutup, idioblas, dan
berbagai tipe trikoma. Fungsi epidermis sebagai pelindung dari bahaya kekeringan. Pada
tumbuhan dikotil memiliki lapisan epiermis berupa kulit kayu yang berbentuk dari jaringan
gabus.

b. Korteks

Korteks merupakan yang tersusun dari jaringan parenkin yang berkloroplas. Sel-selnya
berdinding tipis dan tersusun tidak beraturan dengan ruang antarsel yang lebar. Daerah di
luar korteks yang berbatasan dengan epidermis terdiri atas kolenkim atau serabut. Korteks
batang dapat juga berisi sklereida, sel sekretori, dan latisifer.

c. Endodermis

Batas antara korteks dan stela adalah endodermis. Endodermis batang berbeda dengan
endodermis akar. Sel endodermis terdiri atas sel hidup yang berbentuk silinder kosong.
Dinding endodermis mempunyai struktur yang khas dan khusus. Pada dinding menjari dan
melintang terdapat penebalan lignin (zat kayu) dan suberin (zat gabus). Dalam
perkembangannya sel endodermis mengalami perubahan, yaitu penambahan lapisan gabus di

4
seluruh permukaan dalam dinding sel. Selanjutnya diikuti penambahan lapisan sekunder dari
selulosa.Stele

d. Stele (Silinder pusat)

Stele tersusun atas beberapa jaringan yaitu bekas pengangkut, empulur dan perikambiun.
Jaringan stele di dalamnya memiliki berkas vaskuler yang akan menyebar ke seluruh bagian
empulur.

- Fungsi Batang

Ada sejumlah fungsi batang pada tumbuhan, yakni:

a. Pada batang terdapat daun yang berfungsi menghasilkan makanan melalui fotosintesis
dan mengeluarkan air melalui transpirasi.
b. Sebagai penompang tumbuhan sehingga dapat berdiri tegak.
c. Sarana lintasan air dan mineral ke daun.
d. Menyimpan air dan garam mineral dari akar ke daun kemudian menyalurkan zat makanan
dari daun ke seluruh tubuh.
e. Mengarahkan tumbuhan agar memperoleh cahaya matahari yang cukup

C . Jenis-jenis Batang, Bntuk Batang, dan Sifat Permukaan Batang

a. Jenis Batang

Tumbuhan memiliki batang yang berbeda-beda, hal itu dikarenakan fungsi dari batang
tersebut berbeda-beda pula. Berikut ini adalah pengelompokan tumbuhan dilihat dari jenis
batang pada tumbuhan tersebut :

1. Batang Kayu

Kebanyakan tumbuhan yang ada di bumi ini berbatang dengan kayu. Contoh dari
tumbuhan yang berbatang kayu adalah pohon mangga, pohon jambu, pohon jeruk, pohon
rambutan dan masih banyak lagi lainnya. Berikut ini adalah ciri dari batang kayu pada
tumbuhan yang ada di bumi ini:

 Kokoh ,

5
tumbuhan yang memiliki batang kayu merupakan tumbuhan dengan tubuh yang
kokoh. Hal itu dikarenakan batang kayu tersebut kuat untuk menopang tubuh tumbuhan
tersebut.

 Memiliki kambium

Ciri dari tumbuhan yang berbatang kayu adalah batang tersebut memiliki kambium,
secara sederhana kambium disebut dengan zat kayu. Namun dalam ilmu biologi kambium
disebut dengan lapisan bersifat meristematik pada tumbuhan. Sel-sel di dalam kambium
aktif dalam melakukan pembelahan dan juga bertanggungjawab terhadap pertumbuhan
tumbuhan. Fungsi dari kambium itu sendiri adalah sebagai pengendali masuknya air ke
dalam batang tumbuhan, mencegah dari serangan hama dan menghasilkan jaringan gabus
di dalam tubuh tumbuhan.

 Mudah dikembangbiakkan

Tumbuhan yang memiliki batang kayu akan lebih mudah dikembangbiakkan dengan
berbagai macam metode perkembangbiakan tumbuhan. Cara yang bisa digunakan untuk
mengembangbiakan tumbuhan yang berbatang kayu adalah cangkok, merunduk dan
masih banyak lagi lainnya.

2. Batang Rumput

Tumbuhan ada yang memiliki batang berupa rumput. Tumbuhan yang memiliki batang
rumput adalah tanaman jagung dan juga tanaman padi. Ciri dari tanaman yang memiliki batang
rumput adalah sebagai berikut ini:

 Tidak berkayu

Ciri dari tumbuhan yang memiliki batang rumput adalah kita tidak akan menemukan
kayu di batang etrsebut sebab memang keseluruhan dari batang tersebut meyerupai
rumput.

 Ruas

6
Jika kita melihat batang padi dan juga batang jagung, mereka akan memiliki ruas-ruas
yang nyata. Ruas pada batang tersebut dibatasi menggunakan buku-buku dimana setiap
bukunya akan muncul tunas baru yang akan membentuk cabang batang, daun dan juga
akar.

 Berongga

Tumbuhan jagung dan padi memiliki batang yang berongga. Jika kita teliti secara
seksama di tengah batang tersebut memiliki rongga meskipun dalam ukuran yang kecil.

 Batang tidak kokoh

Ciri tumbuhan berbatang rumput adalah tumbuhan tidak memiliki batang yang kokoh.
Hanya dengan menggunakan satu tangan saja, kita akan memudahkan batang padi,
sedangkan batang pada tumbuhan jagung bisa dipatahkan hanya dengan menggunakan
dua tangan saja.

3. Batang Basah

Tumbuhan juga memiliki batang yang basah. Batang basah akan ditemui pada tumbuhan
bayam, pohon pisang, kangkung, krokot dan juga tanaman pacar air. Ciri dari tumbuhan yang
memiliki batang basah adalah sebagai berikut ini:

 Batang berair

Seperti jenis batangnya, batang pada tumbuhan tersebut memiliki batang yang berair
sehingga batang tersebut jika disentuh terasa basah.

 Lunak

Batang dari tumbuhan tersebut teskturnya lunak dan tidak keras seperti batang kayu.

 Mudah dipotong

Bentuknya yang lunak bisa membuat batang dari tumbuhan tersebut bisa dengan
mudah dipatahkan hanya dengan menggunakan tangan saja.
7
 Batang pendek

Tumbuhan yang memiliki batang basah akan cenderung memiliki batang yang pendek
dikarenakan jika tubuhnya terlalu tinggi, batang tersebut tidak akan bisa menopang
tubuhnya sendiri sehingga tumbuhan dengan batang basah cenderung pendek.

4. Batang Menjalar

Jenis batang yang terakhir adalah batang menjalar. Tanaman dengan batang yang menjalar
adalah ubi jalar, rumput, semangka dan juga mentimun. Ciri dari tumbuhan dengan batang
menjalar adalah sebagai berikut ini:

 Lunak

Ciri dari batang yang menjalar adalah batang tersebut lunak dan mudah untuk
dipatahkan.

 Tumbuh di atas tanah

Tumbuhan tersebut akan tumbuh dan hidup menjalar di atas tanah.

 Berakar serabut

Kebanyakan dari tumbuhan dengan batang yang menjalar memiliki akar serabut
sehingga tumbuhan dengan batang yang menjalar memiliki tubuh yang tidak kokoh.

b. Bentuk Batang
1. Bulat (teres), misalnya bambu (Bambusa sp.), kelapa (Cocos nucifera L.).
2. Bersegi (angularis)

a. bangun segi tiga (triangularis), misalnya batang teki (Cyperus rotundus)


b. bangun segi empat (quadrangularis), misalnya batang markisah

3. Pipih dan biasanya melebar menyerupai daun dan mengambil alih fungsi daun.
o filokladia (phyllocladium), jika amat pipih dan mempunyai pertumbuhan yang
terbatas, misalnya jakang.

8
o Kladodia (clakodium), jika masih tumbuh terus dan mengadakan percabangan,
misalnya sebangsa kaktus.

c. Sifat Permukaan Batang

Sifat permukaan batang yang bermacam-macam, yaitu :

1. Licin (laevis), misalnya batang jagung (Zea mays)

2. Berusuk (costatus), jika pada permukaannya terdapat rigi-rigi yang membujur, misalnya iler
(Coleus scutellarioides)
3. Beralur (sulcatus), jika pada arah membujur batang terdapat alur-alur yang jelas, misalnya
pada Cereus peruvianus
4. Bersayap (alatus), biasanya pada batang yang bersegi, tetapi pada sudut-sudutnya terdapat
pelebaran yang tipis, misalnya pada gadung (Dioscorea alata)
5. Berambut (pilosus), seperti misalnya pada tembakau (Nicotiana tabacum)
6. Berduri (spinosus), misalnya pada mawar (Rosa sp)
7. Memperlihatkan bekas-bekas daun, misalnya pada papaya (Carica papaya) dan kelapa
(Cocos nucifera)
8. Memperlihatkan bekas-bekas daun penumpu, misalnya nangka  (Artocarpus integra),
kluwih (Artocarpus communis) dan
9. Memperlihatkan lentisel, misalnya pada sengon (Albizia stipulata)
10. Keadaan-keadaan lain, misalnya lepasnya kerak (bagian kulit yang mati) seperti terlihat
pada jambu biji (Psidium guajava).

D . Perkembangan Batang

Selama tumbuhan masih mampu untuk bertahan hidup, tumbuhan dapat tumbuh tidak
terbatas karena tumbuhan mempunyai jaringan embrionik yang selalu tersedia, yang disebut
meristem, pada daerah pertumbuhan. Sel-sel meristem membelah terus untuk menghasilkan sel-
sel baru. Pola pertumbuhan tumbuhan bergantung pada letak meristem. Meristem apikal berada
9
pada ujung akar dan pada puncuk tunas, menghasilkakn sel-sel bagi tumbuhan untuk tumbuh
memanjang. Pemanjangan ini yang disebut pertumbuhan primer, memungkinkan akar membuat
jalinan di dalam tanah dan tunas untuk meningkatkan pemaparanya terhadap cahaya matahari
dan CO2. Pada herba (bukan tumbuhan berkayu), yang terjadi hanya pertumbuhan primer.
Namun demikian, pada tumbuhan berkayu terdapat juga pertumbuhan sekunder, karena adanya
aktivitas penebalan secara progresif pada akar dan tunas yang terbentuk sebelumya oleh
pertumbuhan primer. Pertumbuhan sekunder adalah produk meristem lateral, silinder-silinder
yang terbentuk dari sel-sel yang membelah ke samping di sepanjang akar dan tunas. Meristem
lateral ini mengantikan sel dermis dangan jaringan dermis sekunder, seperti kulit yang lebih tebal
dan keras, dan meristem lateral juga menambah lapisan jaringan pembuluh. Kayu adalah xilem
sekunder yang terakumulasi selama bertahun-tahun.

1. Pertumbuhan Primer

Pertumbuhan primer adalah pertumbuhan yang terjadi akibat aktivitas jaringan meristem
primer atau disebut juga meristem apikal. Titik tumbuh primer terbentuk sejak tumbuhan masih
berupa embrio.

Meristem apikal dari suatu tunas adalah suatu massa sel yang berbentuk kubah yang membelah
pada ujung tunas terminal. Daun uncul sebagai bakal daun pada sisi yang mengapit meristem
apikal. Tunas aksiler akan berkembang dari kumpulan sel meristematik yang ditingalkan oleh
meristem apikal pada pangkal empelur bakal dari daun. Sebagian besar pemanjangan tunas
sesungguhnya terjadi melalui pertumbuhan ruas yang sedikit lebih tua di bawah ujung ruas
tersebut. Pertumbuhan ini disebabkan oleh pembelahan sel dan pemanjangan sel di dalam ruas
tersebut. Pada beberapapa tumbuhan, termasuk rumput-rumputan, ruas terus memanjang
sepanjang panjang tunas tersebut selama periode yang lama. Hal ini dimungkinkan karena
tumbuhan tersebut memiliki daerah meristematik, yang disebut meristem interkalari, pada
pamgkal masing-masing ruas.

2. Pertumbuhan Sekunder

Pertumbuhan Sekunder merupakan pertumbuhan akibat aktivitas kambium (jaringan yang


telah dewasa) bersifat meristematik kembali. Pertumbuhan sekunder mengakibatkan diameter
dan panjang tumbuhan bertambah.

10
Penambahan tinggi yang dicapai oleh pertumbuhan di meristem apeks sering disertai
penambahan tabal batang. Penebalan itu disebabkan oleh pertumbuhan sekunder akibat aktivitas
kambium pembuluh yang menambah jumlah jaringan pembuluh. Pertumbuhan sekunder
terutama terjadi pada suatu batang utama dan cabangnya serta kadang-kadang tampak pula pada
daun, tertutama pada tangkai daun dan ibu tulang daun. Beberapa tunbuhan dikotil basah dan
kebanyakan monokotil tidak memiliki pertumbuhan sekunder.

Sebaian besar tumbuhan pembuluh mengalami pertumbuhan sekunder, yang


meningkatkan diameter dan panjangnya. Tubuh sekunder tumbuhan terdiri dari jaringan yang
dihasilkan selama pertumbuhan sekunder diameter. Dua meriatem lateral yang berfungsi dari
pertumbuhan sekunder yaitu: kambium pembuluh yang menghasilkan xilem sekunder (kayu) dan
floem, serta kambium gabus, yang menghasilkan suatu penutup keras dan tebal yang
mengantikan epidermis pada batang dan akar. Pertumbuhan sekunder terjadi pada semua
gimnosperma. Pada angiosperma, pertumbuhan pada sekunder berlangsung pada sebagin besar
spesies dikotil tetapi jarang spesies monokotil.

Pertumbuhan primer dan pertumbuhan sekunder terjadi secara bersama pada bagian
batang yang berbeda-beda. Pada saat meristem apikal memanjangkan batang dengan cara
memnghasilakan jaringan primer, termasuk xilem dan floem primer dalam bentuk berkas
pembuluh, pertumbuhan sekunder mulai semakin jauh di bawah tunas. Pertambahan jaringan
pembuluh sekunder mengubah bentuk bagian yang lebih tua pada suatu batang.

E . Arah Tumbuh Batang dan Percabangan Batang

- Arah Tumbuh Batang

Walaupun seperti telah dikemukakan, batang umumnya tumbuh ke arah cahaya,


meninggalkan tanah dan air, tetapi mengenai arahnya dapat memperlihatkan variasi, dan
bertalian dengan sifat ini dibedakan batang yang tumbuhnya:

1. Tegak lurus (erectus). Jika batang lurus ke atas, misalnya papaya (Carica papaya).

11
2. Menggantung (dependens,pendulus). Untuk tanaman yang tumbuh di lereng-lereng atau
tepi jurang, misalnya Zebrina pendula Schnitzl atau tumbuhan epifit misalnya jenis
anggrek (Orchidaceae) tertentu.
3. Berbaring (humifusus). Jika batang terletak pada permukaan tanah, hanya ujungnya saja
yang sedikit membengkok ke atas, misalnya semangka (Citrullus vulgaris Schrad).
4. Menjalar atau merayap (repens). Batang berbaring tetapi dari buku-bukunya keluar akar-
akar, misalnya batang ubi jalar (Ipomoea batatas Poir).
5. Serong ke atas atau condong (ascendens). Pangkal batang seperti hendak berbaring, tetapi
bagian lainnya lalu membelok ke atas, misalnya pada tanah kacang (Arachis hypogaea)
6. Mengangguk (nutans). Batang tumbuh tegak lurus ke atas,tetapi ujungnya membengkok
kembali ke bawah,misalnya bunga matahari (Helianthus annuus)
7. Memanjat (scandens). jika batang tumbuh ke atas dengan menggunakan penunjang
berupa benda mati ataupun tumbuhan lain, dan pada waktu naik ke atas batang
menggunakan alat-alat khusus untuk “berpegangan” pada penunjang ini, misalnya
dengan:

 akar pelekat, misalnya sirih


 akar pembelit, misalnya panili
 daun pembelit/sulur, misalnya kembang sungsang
 tangkai pembelit, misalnya kapri
 duri, misalnya mawar, bugenvil
 duri daun, misalnya rotan
 kait, misalnya gambir.

8. Membelit (volubilis), jika batang naik ke atas dengan menggunakan penunjang seperti
batang yang memanjat, akan tetapi tidak menggunakan alat-alat yang khusus, melainkan
batangnya sendiri naik dengan melilit penunjangnya. Menurut arah melilitnya dibedakan
lagi batang yang :
a. Membelit ke kiri (Sinistrorsum volubilis), jika dilihat dari atas arah belitan
berlawanan dengan arah putaran jarum jam. Dapat pula dikatakan demikian: jika
kita mengikuti jalannya batang yang membelit itu, penunjang akan selalu di

12
sebelah kiri kita. Batang yang membelit ke kiri misalnya pada kembang telang
(Clitoria ternatea ),
b. Membelit ke kanan (Dextrorsum volubilis). Jika arah belitan sama dengan arah
gerakan jarum jam, atau jika kita mengikuti arah belitan, penunjang akan selalu di
sebelah kanan kita. Batang tumbuhan yang membelit ke kanan tidak banyak
ditemukan, contoh: gadung (Dioscorea hispida Dennst.).
- Percabangan Batang

Batang suatu tumbuhan ada yang bercabang ada yang tidak, yang tidak bercabang
kebanyakan dari golongan tumbuhan yang berbiji tunggal (Monocotyledoneae), misalnya jagung
(Zea mays L.). Cara percabangan ada bermacam-macam, biasanya dibedakan 3 macam cara
percabangan, yaitu:

1. Percabangan monopodial, yaitu jika batang pokok selalu tampak jelas, karena lebih besar
dan lebih panjang (Lebih cepat pertumbuhannya) daripada cabang-cabangnya misalnya
pohon cemara (Casuarina equisetifolia ).
2. Percabangan simpodial, batang pokok sukar ditentukan, karena dalam perkembangan
selanjutnya mungkin menghentikan pertumbuhannya atau kalah besar dan kalah cepat
pertumbuhan dibandingkan dengan cabangnya, misalnya pada sawo manila (Achras
zapota ).
3. Percabangan menggarpu atau dikotom, yaitu cara percabangan, yang setiap kali batang
menjadi dua cabang yang sama besarnya, misalnya paku andam (Gleichenia linearis ).
Cabang yang besar yang biasanya langsung keluar dari batang pokok lazimnya disebut
dahan (ramus), sedang cabang-cabang yang kecil dinamakan ranting(ramulus).
Berdasarkan sifatnya, cabang-cabang pada suatu tumbuhan dapat bermacam-macam, oleh
sebab itu cabang-cabang dapat dibedakan seperti di bawah ini:
 Cabang-cabang kecil panjang yang tumbuh merayap, dan dari buku-bukunya ke atas
keluar tunas baru dan ke bawah tumbuh akar-akar. Tunas pada buku-buku ini beserta
akar-akarnya masing-masing dapat terpisah merupakan suatu tumbuhan baru. Cabang
yang demikian ini dibedakan lagi dalam dua macam yaitu:

13
 Merayap di atas tanah, misalnya pada daun kaki kuda (Centella asiatica)
dan arbe (Fragraria vesca )
 Merayap di dalam tanah, misalnya teki (Cyperus rotundus ), kentang
(Solanum tuberosum ).

 Wiwilan atau tunas air (Virga singularis), yaitu cabang yang biasanya tumbuh cepat
dengan ruas-ruas yang panjang, dan seringkali berasal dari kuncup yang tidur atau
kuncup-kuncup liar. Seringkali terdapat pada kopi (Coffea sp.) dan pohon coklat
(Theobroma cacao).
 Sirung panjang (virga), yaitu cabang-cabang yang biasanya merupakan pendukung daun-
daun, dan mempunyai ruas-ruas yang cukup panjang. Pada cabang-cabang demikian tidak
pernah dihasilkan bunga, oleh sebab itu sering disebut pula cabang yang mandul (steril).
 Sirung pendek (virgula atau virgula sucrescens), yaitu cabang-cabang kecil dengan ruas-
ruas yang pendek yang selain daun biasanya merupakan pendukung bunga dan buah.
Cabang yang dapat menghasilkan alat perkembangbiakan bagi tumbuhan ini disebut pula
cabang yang subur (fertil).

F . Modifikasi Batang

Batang yang bentuknya berubah disebut batang yang telah mengalami modifikasi. Batang
dapat terspesialisasi serta termodifikasi bentuknya untuk keperluan tugas khusus seperti
menimbun cadangan makanan dan untuk fotosintesis. Pada batang, buku adalah tempat
melekantnya daun pada batang, dan batang diantara 2 daun berurutan disebut ruas. Kuncup yang
terletak pada ujung batang disebut kuncup terminal. Bersama kuncup aksilar, kuncup terminal
akan menentukan bentuk dari percabangan. Beberapa modifikasi batang antara lain :

a. Stolon / Gerago

14
Stolon adalag batang horizontal panjang yang menjalar di atas atau dalam tanah maupun
air. Pada buku-buku batangnya tumbuh tunas dan membentuk akar. Setelah beberapa waktu
tanaman ini tumbuh memanjang dan menjauhi indukanya lalu membengkok ke atas
membentuk individu baru. Cabang yangdemikian dibedakan menjadi:

 Cabang yang merayap di atas tanah, misalnya pada daun kaki kuda (Centella Asiatica)
dan arbei ( Fragrariavesca)
 Cabang yang merayap di bawah tanah, misalnya teki ( Cyperus Rotundus)
 Cabang yang merayap dibawah air, dapat dijumpai misalnya pada emceng gondok
(Eichomia Crassipes)
b. Rhizoma / Rimpang

Rimpang adalah batang di bawah tanah yang tumbuh horizontal dan biasanya bercabang,
berbuku, beruas, daun yang melekat pada buku berbentuk sisik yang tipis seperti selaput dan
warnanya tidak hijau. Rimpang digunakan sebagai tempat penimbunan Zat-Zat makanan
cadangan. Contohnya antara lain pada tanaman tasbih ( Canna Edulis Ker), kerut (Maranta
Arundina L) dan iris rimpang merupakan organ modifikasi batang bukan akar dengan ciri
antara lain :

15
 Berdaun, tetapu daun melekat apada buku dan telah menjelma menjadi sisik-sisik yang
tipis seperti selaput dan hijau.
 Mempunyai kuncup-kuncup
 Tumbuhnya tidak ke pusat bui atau air, kadang ke atas dan muncul ke tanah
c. Umbi Batang

Umbi batang merupakan salah satu bentuk modifikasi batang yangberguna untuk
menyimpan cadangan makanan. Umbi batang merupakan pembengkakan batang yang di
dalamnya terdapat jaringan yang digunakan untuk menyimpan zat cadangan makanan.
Contoh daro umbi batang adalah kentang (Solanum Tuberosum). Ciri dari umbi batang
antara lain :

 Berada di bawah permukaan tanah


 Terdapat tunas
 Batang menebal namun tidak tertutup daun sisik
 Buku pada kuncup tiap ketiak tetap tampapk
d. Umbi lapis

16
Umbi lapis terselubung oleh lapisan luar yang kering dan tipis seperti selaput. Penutup
yang dinamakan tunika, berperan sebagai pelindung terhadap kekeringan dan luka mekanik
pada umbi. Sisik berdaging tersusun sebagai lapisan continue dan konsentris sehingga
berstruktur padat. Umbi lapis jika ditinjau asalnya adalah penjelmaan batang beserta daunya.
Dinamakan umbi lapis karena memperlihatkan susunan yangberlapis-lapis yaitu yang terdiri
dari daun-daun yang telah menjadi tebal, lunak dan berdaging, merupakan bagian umbi yang
menyimpan zat cadangan makanan, sedang batangnya hanya bagian yang kecil pada bagian
bawah umbi lapis itu.

e. Kormus

kormus terdiri dari batang pendek dan gemuk yang berorientasu vertical dalam tanah dan
diselubungi sisik (daun) kering. Kormus dapat menghasilkananak kormus yang disebut
kormel yang merupakan tunas yang berkembang di ketiak daun pada kormus induk.
Seringkali kormel terdapat terdapat di ujung sumbu batang yang tergolong geragih. Pada
kormus dapat dibedakan ruas dan buku. Sebagian besar kormus terdiri ddari parenkim yang
berisi cadangan makanan. Pada kormus yang dewasa, dasar daun kering bertahan pada buku-
buku dan menyelubungi serta menutupi kormus. Tutup atau tunika ini melindungi kormus
terhadap luka dan kekeringan. Di setiap buku kormus terdapat kuncup (tunas) ketiak. Contoh
tanaman yang berkormus adalah Gladiolus Gandavensis.

f. Umbi sisik

Umbi ini tidak memiliki penutup kering. Sisik terpisah dan tidak sama tingginya serta
melekat pada papan basal. Pada umumnya umbi sisik inimudah rusak dan perlu dirawat agar
tetap lembab, sebab akan luka jika kekeringan. Pada waktu panen tampak bahwa pada umbi

17
terdapat priordium akar. Akar ini tidak akan mengalami pemnajangan sebelum ditanam pada
lingkungan yang sesuai. Contoh tumbuhan dengan umbi sisik adalah pada tanaman bunga
lili.

g. Umbi Semu

Umbi semua atau Pseudobulbud sering ditemukan pada tanaman anggrek epifit. Umbi
semu ini digunakan untuk menyimpan air.

h. Duri Dahan (spina coulogenum)

Merupakan penjelmaan dahan atau cabang, misalnya pada bunga bugenvil. Bagian
tengah terdiri dari kayu yang bersambungan dengan bagian kayu dalam batang.

18
BAB III PENUTUP

A . Kesimpulan

Batang merupakan bagian tubuh tumbuhan yang amat penting dan mengingat
sebagai tempat serta kedudukan batang bagi tubuh tumbuhan. Batang dapat disamakan
sebagai sumbu tumbuhan, tempat semua organ lain bertumpu dan tumbuh. Struktur
batang terdiri dari 4 jaringan yaitu epidermis, korteks, endodermis dan stele. Jenis batang
ada banyak macamnya dan setiap jenis memiliki bentuk, sifat permukaan, arah tumbuh
dan percabangan batang yang berbeda-beda sesuai dengan jenisnya. Perkembangan
batang ada dua yaitu perkembangan primer fan perkembangan sekunder. Ada juga bentuk
lain darii batang yaitu berupa modifikasi seperi rhizome, umbi lapis, umbi batang dan
lain sebagainya.

B . Saran

Saya sebagai penulis sangat bersyukur karena telah dapat menyelesaikan tugas
makalah “MORFOLOGI BATANG” ini dengan lancar. Dari sini kami memperoleh
tambahan ilmu pengetahuan serta pengalaman yang berhargaa dari pembuatan makalah
ini. Kami sebagai penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk kita
semua khusunya para pembaca. Selain itu kami juga menyarankan kepada semua
pembaca agar mempelajari dan mengamalkan ilmu yang didapat dari makalah ini.
Aamiin

19
DAFTAR PUSTAKA

Tjitrosoepomo. 2009. Morfologi Tumbungan. Yogyakarta : Gadjah Mada University.

Hidajat, Estiti B. 1995. Morfologi Tumbuhan Berbiji. Bandung: ITB

https://www.gurupendidikan.co.id/batang-pohon/

https://biologyeducationjimmi.wordpress.com/2014/03/11/morfologi-tumbuhan-batang/

https://www.kompas.com/skola/read/2020/09/04/180000869/struktur-dan-fungsi-batang?
page=all#page2

https://sel.co.id/mengenal-morfologi-dan-struktur-batang-caulis-secara-lengkap/

https://www.jatikom.com/mengenal-morfologi-batang-tumbuhan/

https://dosenbiologi.com/tumbuhan/pengelompokan-tumbuhan

20

Anda mungkin juga menyukai